Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label gandjel rel. Show all posts
Showing posts with label gandjel rel. Show all posts

Wednesday, May 20, 2020

MENCINTAI KEHILANGAN

Wednesday, May 20, 2020 0 Comments


Hidup di dunia tidaklah kekal. Apa yang kita miliki tidak selamanya akan terus menjadi milik kita. Demikian halnya setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, ada kelahiran selalu diiringi dengan kematian. Dari sana kita belajar tentang "mendapatkan" atau sebaliknya, "kehilangan". Hmm... begitulah hakikat hidup. Terkadang kita sebagai manusia terlalu mengikuti ego dan hawa nafsu untuk memiliki sesuatu, atau menambah jumlah suatu kepemilikan. Hingga mungkin kita pernah melakukan hal yang tidak sepatutnya untuk mencapai apa yang kita inginkan, pun ketika kita mencintai sesuatu, kita akan merasa sangat sedih saat kita kehilangannya. Setiap manusia pasti pernah merasakan kehilangan. Kita bisa saja kehilangan materi, jabatan, kesehatan, dan cinta, bahkan keberhasilan yang dicapai seseorang.

Kehilangan memang menyedihkan, tapi kita tidak bisa menghindari itu. Jangan pernah disesali dan ditangisi kehilangan itu. Tapi mari kita renungkan, buatlah perbandingan dengan kondisi sebelumnya. Hitunglah dan ukurlah porsinya, seberapa besar kita kehilangan dan seberapa besar yang telah kita dapatkan.

Jangan pernah terlena dengan sebuah kehilangan, apalagi yang hilang itu sifatnya materi atau kebendaan. Jangan pernah menangis atau menjerit histeris bila yang hilang itu adalah sesuatu yang memang akan hilang pada saatnya. Sabar dan ikhlas itu ada pada "pukulan atau hendakan" pertama. Lakukan yang seharusnya kita lakukan, berbesar hatilah dan persiapkan diri kita untuk kehilangan itu. Dalam hidup, suatu hal akan muncul dan akan pergi pada waktunya nanti. Tak ada yang abadi di dunia ini. Kehilangan terkadang membuat diri kita begitu rapuh, namun di sisi lain kehilangan bisa membuat kita menjadi pribadi yang tegar dan tangguh.

Sikap yang perlu kita lakukan saat kita menjalani episode kehilangan adalah introspeksi diri (muhasabah. Apakah kita pernah mengambil hak orang lain, sehingga Allah mengambil hak kita secara paksa? Apakah kita kurang menghargai kepemilikan yang telah Allah amanahkan? Sadari, apakah kehilangan itu membawa manfaat. Contoh, ketika seseorang kehilangan pekerjaan, ternyata setelah proses kehilangan itu ia justru menjadi pengusaha sukses karena ia berusaha untuk tidak meratapi episode kehilangannya, ia menjadi sosok yang tahan banting, pantang menyerah, terus berusaha untuk optimis dan bangkit dari keterpurukan. Walaupun dalam keadaan kehilangan, akan lebih menyejukkan hati jika kita berusaha mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

Kehilangan adalah sebuah proses yang harus dilalui dalam perguliran kehidupan. Memang, sesungguhnya apapun yang ada pada diri kita selama hidup di dunia ini tiada yang abadi. Karenanya, kita harus selalu dalam kondisi siap. Siap untuk "mendapatkan" terlebih siap untuk "kehilangan". Segala sesuatu adalah milik-Nya dan kelak semuanya akan kembali pada-Nya. 


Sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan semata karena jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang. Maka, marilah terus belajar mencintai kehilangan, karena itu sunatullah, karena ia adalah bagian alamiah dari hidup kita. 

Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru agar kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri. Kata pepatah bijak, "manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup"/ Bila kita menyadari bahwa kita tak pernah seutuhnya memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan. Kemenangan hidup bukan ketika berhasil mendapat banyak, namun ada pada kemampuan menikmati dan mensyukuri apa yang telah didapat tanpa menguasai. 

Dalam setiap kehilangan, ada pembelajaran istimewa yang akan membuat jiwa kita semakin kaya dan dewasa atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri.

[Rangkuman materi yang penulis dapatkan dari penyampaian Bapak Erwin Arianto dan Theory of Happiness dari para pakar psikologi]
***
Ayah (Seventeen)


Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku t'lah jauh darimu


Lirik lagu Ayah yang dinyanyikan Seventeen mengalun begitu syahdu. Melemparku pada banyak kenangan indah di masa silam, bersamamu yang kini fisikmu takkan bisa kupeluk lagi, tanganmu takkan bisa kujabat erat lagi, nasihat-nasihat bijakmu takkan bisa kudengar lagi. Be, Cenung kangen… Kehilanganmu adalah salah satu kehilangan terbesar dalam hidup kami. Semoga kelak bisa berkumpul kembali di Surga ya, Be… Kita bisa seru-seruan bareng lagi.

Inilah kami, putra-putrimu yang akan terus saling bepelukan dan menguatkan.
Al Fatihah untukmu... 

Tak terasa 8 bulan engkau meninggalkan kami untuk menjemput kehidupan abadi. Segala hal tentangmu sungguh indah. Terima kasih telah menjadi sosok Bapak yang hebat untuk kami, sosok kakung humoris untuk Dzaky.
Kepergianmu menyisakan kesedihan yang sungguh menyesakkan dada.
Jumat, 20 Agustus 2019. Ibuk mengirim WA di grup keluarga: “Semuanya yang ikhlas ya, Ahha sudah dijemput ke surga.” Be, engkau berpulang di hari yang sangat baik dalam kondisi terbaik. Engkau tak merasakan sakit lagi. Kami semua ikhlas melepas kepergianmu.
***
Salah satu hal yang saya lakukan untuk self healing adalah menulis puisi untuk Babe yang kami cetakkan dalam buku Yasin.

[B]abe... 65 tahun engkau mencipta jejak penuh makna di dunia
[A]langkah banyak daftar kebaikan dan kisah indah yang tercipta penuh cinta
[B]abe... sosok suami romantis, ayah demokratis, juga kakung super humoris
[E]ngkaulah pribadi panutan, teladan keluarga yang kami banggakan

[K]ala bintang-gemintang tumpah ruah di langit semesta
[A]las tikar digelar, sekeluarga duduk bersila bermandikan sinaran purnama
[K]au berbagi cerita, mengisi tangki cinta, sesekali diiringi gelak tawa
[U]ntaian nasihat menjadi pengobar semangat, bahwa hanya jalan surga yang harus kita tuju bersama
[N]amun, pagi itu takdir langit punya rencana lebih indah
[G]enggaman tangan dan ragamu kian melemah

[A]jal pun menjemput, akhir untuk sebuah perjalanan abadi, perjumpaan dengan Ilahi Rabbi
[H]ari Jumat, 20 September 2019, tugasmu di dunia purna sudah
[H]ari nan indah penuh berkah, semoga engkau husnul khatimah
[A]yat suci Alquran terlantun syahdu, teriring doa-doa yang melesat tinggi ke singgasana Arsy-Nya

[W]aktu kanvas langit terlukis senja menawan usai prosesi pemakaman
[O]bati sendu yang menggelayut qalbu, menjadi senyuman yang melukis berjuta harapan
[K]elak semoga di surga Firdaus-Nya, kami sekeluarga kembali bersama

Dari kami semua yang mencintaimu tanpa batas waktu,
Yati, Dhody, Widowati, Febri, Etika, Siswadi, Norma, Dzaky



***
Saya jadi ingat review Misi Asik ke-6 dari Ndan Hessa saat kelas Batalyon Pejuang Literasi berlangsung. Waktu itu, kami mendapatkan tugas untuk menuliskan secara ekspresif satu kisah yang membuat kami merasa sedih atau terluka di masa lalu. Saya menulis kisah saat saya “diomongin” tetangga karena belum punya keturunan. Saya tuliskan emosi dan perasaan saya waktu itu di selembar kertas. Ternyata, selain belajar memaafkan masa lalu, menulis ekspresif juga mampu membantu melepaskan “beban negatif” dari masa lalu. Ini review dari Ndan Hessa…

“This is the journey of surviving through poetry.”
  –Rupi Kaur.

Kalimat tersebut tertulis pada sampul belakang buku antologi puisi “Milk and Honey” karya Rupi Kaur. Sebuah buku yang menceritakan perjalanan seseorang melewati kekerasan seksual, menemukan cinta, patah hati dan pemulihan diri. Kalimat tersebut mengisyaratkan buku tersebut merupakan perjalanan penulisnya untuk menyembuhkan diri dari penderitaan yang ia alami, sebagai strategi untuk coping.

Apa itu Coping?
Manusia memiliki kemampuan untuk berusaha keluar dari masalah yang ia alami. Strategi coping merupakan serangkaian usaha yang dilakukan seseorang untuk mengendalikan, menoleransi, atau mengurangi situasi yang memicu stres. Terdapat dua jenis strategi coping. Pertama, coping secara aktif dengan cara menyelesaikan masalah yang muncul. 
Kedua, coping yang terfokus pada pengurangan dampak emosional yang muncul akibat situasi pemicu stres tersebut.
Jika melihat pada jenisnya, strategi coping yang dilakukan oleh Rupi Kaur lewat bukunya termasuk pada pengurangan dampak emosional yang dialami.

Menulis ekspresif dapat membantu seseorang untuk mengarahkan perhatian ke tempat yang seharusnya. Pemikiran yang terpecah dan tidak teratur saat mengalami stres dapat terorganisir secara lebih baik ketika menulis ekspresif. Individu juga akan terbantu untuk dapat fokus dalam memahami penyebab stres dan meregulasi emosi dengan lebih baik.

***
Bagi saya, menulis juga dapat menyembuhkan luka. Sejak SMA hingga kuliah saya sangat aktif menulis catatan harian di sebuah buku diary (kreasi sendiri) dan itu sangat membantu saya menyikapi setiap permasalahan yang menghampiri dan sebagai sarana belajar mengikat makna sekaligus “mendewasakan diri”.

Saat ini pun saya masih mencoba menuliskan segala hal yang indah dan seru bersama Babe, ya ini bagian dari cara saya mengurai kesedihan, mengikat kenangan, sekaligus mencoba mengambil hikmah dalam upaya “mencintai kehilangan”.

Ahha Wok dan cucu kesayangannya. Mereka selalu kompak dan menggemaskan. ^_^

***
Sepenggal nasihat untuk diri sendiri…
“Nung, kesedihan itu indah, manakala kita mampu menyikapi lapis demi lapis hikmah yang tersembunyi didalamnya. Meski demikian kita harus berjuang untuk mendapatkan keindahan di balik setiap kesedihan. Meski kita harus berjuang untuk mengalahkan fikiran negatif dan sempitnya akal dan nafsu kita yang sering kali membujuk kita untuk lunglai, lalu terpuruk dalam kesedihan.”

Kesedihan itu indah, karena Allah Swt Maha dalam setiap kehendak-Nya...

NOTE: “Ahha Wok” panggilan kesayangan Dzaky untuk “kakung terkocak sedunia”-nya itu.


Sunday, May 10, 2020

JADIKAN RAMADAN DAN LEBARANMU TETAP ISTIMEWA MESKI DI RUMAH AJA

Sunday, May 10, 2020 0 Comments


Kita semua tahu, suasana Ramadan tahun ini sungguh-sungguh berbeda karena efek pandemi Corona. Tak ada tarawih di masjid, tak ada kegiatan TPQ, tak ada acara buka bersama di luar, tak ada majelis taklim tatap muka, yang paling terasa adalah tak ada mudik ke kampung halaman. Sediiiiiih banget rasanya… Tapi, kita tak bisa menolak kenyataan atas segala takdir yang telah Allah gariskan. Jalani saja semuanya dengan lapang dada, dengan kesabaran teristimewa, serta tak henti langitkan doa, semoga Allah mampukan kita semua.

Ramadan sudah separuh perjalanan, bagaimana kabar iman? Bagaimana kabar tilawah kita? Kabar ibadah-ibadah harian kita? Semoga tak ada hari berlalu kecuali segalanya bertambah dan menjadi lebih baik, baik kualitas maupun kuantitasnya. Aamiin.

Ramadan sudah separuh perjalanan. Biasanya jelang 10 hari terakhir, banyak persiapan yang saya lakukan, salah duanya: kegiatan “Mukhoyyam Qur’an (MQ)” dan “Mudik Lebaran”. Biasanya, setelah MQ, saya akan diantar mudik ke Wonogiri dulu oleh suami. Lalu suami akan kembali ke Semarang untuk i’tikaf dan baru akan mudik sekitar H-2 atau bahkan H-1 Lebaran karena masih jadi panitia pembagian zakat. Biasanya (lagi), saya sudah mulai persiapan packing keperluan saya, suami, dan Dzaky untuk mudik. Mulai dari pakaian, buku, mainannya Dzaky, oleh-oleh, dll. Tapi kini, koper masih tertata rapi di atas lemari. Rencana mudik yang harus ditunda dulu, sampai pandemi Corona berlalu…

Persiapan lebaran kali ini, tak ada persiapan khusus sebenarnya, kegiatan MQ akan tetap berjalan meski nanti via virtual. Padahal tahun kemarin bisa mabit (menginap) di masjid bersama sahabat-sahabat salihahku. 1 hari bisa tilawah minimal 10 juz. Bisa setor hafalan baru minimal setengah juz. Bisa berlama-lama dengan Al Qur’an tanpa kepikiran nanti masak buat menu buka atau sahur apa (karena sudah disediakan panitia). Tentu saja, Ramadan kali ini berasa ada yang kurang. Setelah MQ, bisa lanjut mudik, menghabiskan 10 hari terakhir Ramadan di rumah Wonogiri. Bisa menikmati santap sahur dan buka bersama keluarga tercinta. Sudah kangen banget sama kuliner Wonogiri dan Klaten. Hiks…

Rencananya lebaran nanti, kami sekeluarga akan nge-ZOOM bareng-bareng baik keluarga Wonogiri maupun Klaten, juga sahabat-sahabat dan sanak keluarga.

Lebaran 2019 di Wonogiri

Jadi #autonyanyi lagunya keluarga DNA Adhitya…

Bulan mulia kini tlah tiba
Terasa berbeda karena Corona
Bulan mulia kini tlah tiba
Terasa berbeda karena di rumah aja

Ramadanku kini di rumah aja
Tarawih di rumah
Bersama keluarga
Indah penuh berkah
Meski di rumah aja

Banyak tilawah
Banyak sedekah
Perbanyak ibadah
Mohon ampunan-Nya

Bersama-sama kita berdoa
Hilanglah Corona
Bangkitlah Indonesia!

Ramadanku kini di rumah aja
Tarawih di rumah
Bersama keluarga
Indah penuh berkah
Meski di rumah aja

#CENUNGMERENUNG
Metamorfosis Cinta Di Ramadan Mulia
Fase 1: TELUR
“Inilah faseku bermula. Bersiap hadapi sekian proses yang akan aku jalani. Awal untuk sebuah akhir yang indah, itu harapku!”

Fase 2: LARVA
“Aku terlihat begitu menjijikkan. Bahkan aku pun tak mengenali bayanganku sendiri di cermin. Tapi, syukur adalah sebuah keterterimaannya aku pada diriku sendiri. Karena itu artinya, aku menghargai sebuah karya cipta Maha Agung. Dan inilah fase hidupku untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Bersiap menghadapi fase penuh penempaan selanjutnya.”

Fase 3: KEPOMPONG
“Inilah fase terberat yang memperkaya jiwaku akan arti kesungguhan, kesabaran, keikhlasan, perjuangan, dan kebeningan hati. Fase muhasabah dan penemuan hakikat diri. Inilah fase paling menentukan. Karena ujian terus datang membadai. Inilah faseku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang berharap layak menyandang gelar insan bertaqwa. Aku ingin meraih gelar itu agar kepakan sayapku sempurna…”

Fase 4: KUPU-KUPU
“Atas kesabaran yang berhasil aku kumpulkan, tibalah masa di mana aku membuka kulit kepompongku. Belajar membuka sayapku yang masih terasa rapuh. Hangat sang mentari pun membakar semangatku. Jiwa-jiwa terlahir menjadi pribadi yang baru. Ya, aku yakin! Aku pasti mampu merentangkan sayapku kuat-kuat. Terbang menghiasi taman melati surga, senantiasa menjadi penyejuk bagi siapapun yang melihatku dalam tatapan cintanya. Menebarkan pesona teristimewa sebagai tanda kesyukuranku pada Sang Pencipta…”


Selamat bermetamorfosis di bulan Ramadan dengan semangat “Mengetuk Pintu Ar Rayyan”! Yuk, optimalkan hari-hari terakhir Ramadan dengan amalan-amalan istimewamu! Selepas Syawal, semoga kita semua layak menyandang predikat insan bertaqwa. Aamiin Ya Rabbal’alamiin…




Thursday, April 30, 2020

BERDAMAI DENGAN PERUNDUNGAN

Thursday, April 30, 2020 0 Comments




Perundungan atau biasa kita kenal dengan istilah bullying merupakan suatu fenomena sosial yang akhir-akhir ini muncul kembali di lingkungan masyarakat, terutama di kehidupan anak-anak sekolah. Perundungan bisa dilakukan oleh pelaku baik secara sadar atupun tidak sadar. Selama ini banyak masyarakat yang menganggap perundungan hanya sebagai bentuk bercandaan saja (nge-prank). Mereka tidak menyadari bahwasanya mereka sedang menjadi pelaku perundungan.

Seseorang yang menjadi korban perundungan akan menyimpan rasa dendam dan akan mencari target yang lebih lemah. Akibatnya, perilaku ini akan terus berputar dari satu korban ke korban yang lain, membentuk sebuah siklus berantai yang menjadi lebih memprihatinkan apabila tidak segera diselesaikan.

Penyelesaian kasus-kasus perundungan harus melibatkan banyak pihak. Baik dari guru, murid, orang tua dan teman-teman di lingkungan sekitar. Masalah terkait kasus-kasus perundungan membutuhkan fokus penanganan yang tinggi karena dapat terjadi baik secara online atau offline. Dampak dari perundungan sangat beragam, mulai dari munculnya perasaan minder hingga munculnya kasus-kasus bunuh diri di kalangan pelajar.

Dewasa ini, semakin meningkatnya kemajuan teknologi membuat arus informasi menjadi semakin tak terbendung. Dunia seolah melebur menjadi satu tanpa batas. Hal ini juga berdampak pada budaya pergaulan yang semakin cair. Masyarakat menjadi lebih leluasa untuk mengomentari kehidupan orang lain di dunia maya. Dampaknya, banyak remaja yang semakin hari bertambah stress karena kehidupan di dunia maya yang semakin tak terkontrol.
           
Pengertian Perundungan
Menurut KBBI, perundungan berarti proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku. Perundungan dikenal juga sebagai arti dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu bully.

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyerunduk ke sana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminology definisi bullying menurut Ken Rigby adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.

Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa dilakukan oleh seseorang, bisa juga sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam oleh bully.



Jenis-jenis Perundungan
Perundungan secara Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis perundungan yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya. Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.

Perundungan secara Verbal
Verbal bullying  (kekerasan verbal) adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal dapat terjadi di mana saja.

Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, serta gosip.

Bullying Relasional
Bullying Relasional merupakan jenis perundungan yang paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Menghindar atau menyingkir merupakan alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya.

Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.


Cyber Bullying
Cyber bullying merupakan jenis perundungan yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Inti dari cyber bullying adalah korban terus-menerus mendapatkan pesan negatif baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.

Tindakan cyber bullying dapat berupa :

  • Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar.
  • Meninggalkan pesan voicemail yang kejam.
  • Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent calls).
  • Membuat website yang memalukan bagi si korban.
  • Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya.
  • “Happy slapping”, yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau di-bully lalu disebarluaskan.


Peran Keluarga dalam Mengatasi Perundungan
Sebuah keluarga yang kokoh dan sejahtera memiliki nilai-nilai luhur yang kuat. Nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan adalah cinta dan kasih saying, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan keluarga, dan komunikasi yang lancer antar anggota keluarga. Suatu keluarga yang kokoh pasti memiliki nilai-nilai luhur tersebut.

Setiap orangtua baik ayah maupun ibu, memiliki tanggung jawab untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Penanaman nilai-nilai luhur harus di-install ke dalam diri anak sejak ia dilahirkan. Salah satu peran orang tua adalah dengan memberikan kasih sayang dan perhatian sebesar-besarnya. Pada masa inilah seorang ibu berperan sangat besar. Hal ini akan berdampak pada ikatan emosional antara anak dan ibu (mother-childhood bonding) yang menentukan tingkat kecerdasan emosi seorang anak.

Untuk mengetahui penyebab bullying yang terjadi di usia remaja, kita dapat melihat bagaimana pola asuh orangtua yang dberikan ketika anak berusia 3-6 tahun. Anak yang berusia 3 tahun tidak dapat diberikan disiplin yang keras, orang tua dapat memberikan himbauan dan peringatan untuk menegur anak. Orang tua harus menghindari memberikan kata-kata kasar kepada anak, hal ini dikarenakan anak yang sering kali diberi kata-kata kasar tidak akan mempan jika dinasihati dengan kata-kata manis.

Hal terpenting yang perlu diupayakan bagi orang tua adalah bagaimana orang tua dapat memperbaiki perangainya terlebih dahulu. Orang tua berusaha untuk menjadi lebih sabar dan lebih banyak membaca buku tentang pendidikan anak. Kesabaran dapat ditingkatkan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Sebelum kita sebagai orang tua mampu menginternalisasikan nilai-nilai luhur ke dalam diri seorang anak, maka kita perlu menginternalisasikan ke dalam diri kita sendiri. Keluarga yang sehat bukanlah keluarga yang hidup tanpa adanya permasalahan. Masalah adalah wahana yang baik untuk menanamkan nilai-nilai luhur, misalnya mencari solusi Bersama, membangun komunikasi yang terbuka, meminta maaf bagi yang salah, mengapresiasi yang benar, dan sarana berlatih untuk memaafkan anggota keluarga yang salah.

Di tengah-tengah derasnya laju informasi saat ini, orang tua dan guru seharusnya hadir di garda terdepan untuk membantu anak-anaknya menemukan jati diri mereka. Menanamkan konsep diri dan karakter positif agar mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat baik secara jasmani maupun rohani. Setiap orang tua dan para pendidik seharusnya juga mampu memahami aspek perkembangan sosioemosional anak-anak mereka. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan. Jiwa-jiwa yang sehat akan menumbuhkan pribadi-pribadi yang mudah untuk berempati dan saling menghargai sehingga dapat memutus rantai perundungan yang sudah banyak terjadi.


Tuesday, March 12, 2019

BER-“FLOWER-FLOWER” DI 4 TAHUN GANDJEL REL

Tuesday, March 12, 2019 2 Comments



BER-“FLOWER-FLOWER” DI 4 TAHUN GANDJEL REL

Foto bareng ^_^


Ber-“FLOWER-FLOWER” #1 : SEBUAH PUISI SEDERHANA
GRes, izinkan saya berpuisi barang sejenak… simak yes *krukupanpancinahanmalu… cek cek…

(G)empita syukur membahana di seantero semesta
(A)tas bertambahnya usia sebuah komunitas rasa keluarga
(N)ge-Blog ben rak ngganjel adalah jargonnya
(D)eretan aksara mereka akrabi setiap harinya
(J)ejak-jejak karya dan ukiran aneka prestasi pun tercipta
(E)nergi positif selalu terpancar setiap kali kopdar terlaksana
(L)ima founder kece : Mak Rahmi, Mak Uniek, Mak Dedew, Mb Taro, n Mak Wuri tak pernah lelah berjuang bersama

(R)atusan anggota kini tergabung di dalamnya
(E)mpat tahun sekarang usianya
(L)ove u full, Gandjel Rel tercinta!

Gimana GRes puisinya? Semoga berkenan yaaa… ^_^ *sinipeluksatusatu

Ber-“FLOWER-FLOWER” #2 : SEBUAH NOSTALGIA ROMANTIS
Alhamdulillah, 4 tahun sudah… Barokallahu fii umrik, Gandjel Rel! Tak terasa ya, sudah tahun ke-4. Meski baru pertama kalinya saya menghadiri seremonial hari lahirnya Gandjel Rel. Bersyukur sekali rasanya, akhirnya bisa datang. Cihuuuy! Apalagi setelah kelahiran Dzaky, rasanya saya absen lama untuk ikutan kopdar-kopdar. Lagi seneng-senengnya menikmati peran baru setelah penantian sekian purnama soalnya. Blog juga sudah banyak sarang laba-labanya padahal sudah dipercantik sama Cikgu Marita. Tekad saya, semoga pertemuan kali ini menjadi pertemuan yang mampu melecut semangat saya untuk kembali semangat ngeblog lagi. Uhuuuy, lha kok malah curcol.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, ingatan saya kembali terkenang dengan beberapa hal istimewa bersama Gandjel Rel. Awalnya, setelah pindah ke Kota Semarang di 2013, saya gabung di komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) yang waktu itu diketuai Mbak Dewi Rieka. Rumah Mbak Uniek menjadi saksi sejarah pertemuan pertama saya dengan Mbak Dewi Rieka, Mbak Taro, Mbak Wuri, dan mbak-mbak lain. Waktu itu, ada Mbak Dian Kristiani yang sharing tentang dunia kepenulisan bacaan anak. Kopdar-kopdar pun berlanjut, seperti acara bedah buku, undangan seminar, workshop, dll. Sampai akhirnya, atas inisiasi Mbak Rahmi, Mbak Dewi Rieka, Mbak Uniek, Mbak Taro, dan Mbak Wuri tergagaslah sebuah komunitas blogger perempuan di Kota Semarang tanggal 22 Februari 2015. Gandjel Rel namanya. Unik, kan? Seperti nama salah satu foundernya! Saya saja baru tahu kalau Gandjel Rel itu nama kue tradisional khas Kota Semarang waktu ikut arisan PKK. Waktu itu, ada penjelasan dan pembagian resep kue Gandjel Rel. Hohoho.

Saking penasaran sama rasanya (karena males bebikinan *plak), saya pun menyempatkan diri mampir ke sebuah toko kue khusus membeli Gandjel Rel. Hmm, bentuknya saja sudah menggoda selera dengan warna coklat dengan taburan wijen di atasnya. Setelah saya icip-icip, ternyata memang manis (karena ada campuran gula arennya), empuk (meski teksturnya cenderung bantat), legit, dan maregi (bikin kenyang). Mungkin para founder mengambil nama Gandjel Rel –selain menunjukkan kearifan lokal khas Semarang- karena punya cita-cita mulia agar komunitas ini berkembang menjadi komunitas yang ‘legit’ dengan anggota yang manis-manis (cihuuuy), juga karya-karya anggotanya bisa maregi (=bermanfaat buat banyak orang). Aamiin. Waktu itu, anggota IIDN sebagian besar juga menjadi anggota Gandjel Rel. Terlalu banyak kenangan manis yang lain sepert saat event Blogger Nusantara di tlatah Ngayogyakarta, jalan-jalan ke Solo, jalan-jalan ke Jogja, dan aneka kopdar yang sayang untuk dilewatkan. Oh ya, ultah yang ke-4 ini juga dimeriahkan dengan blog challenge dengan tema yang berbeda-beda selama 4 pekan dan ada juga video challenge yang serentak tayang pada hari H ultah #g4andjelrel, 22 Februari 2019 lalu.

Ber-“FLOWER-FLOWER” #3 : MENJARING INSPIRASI BERSAMA KANG AGUS MULYADI
Oh ya, dresscode perayaan ultah Gandjel Rel tanggal 23 Februari 2019 kemarin bernuansa bunga-bunga lhooh! Acara dibuka oleh MC kondang nan kocak asli bikin ngakak, yakni Mbak Hartari. Terus kerennya founder Gandjel Rel bisa menghadirkan sosok guest star yang sungguh istimewa. Siapa sih yang nggak kenal dengan sosok yang cukup viral di jagad virtual ini? Saya saja sudah rajin membaca tulisannya sejak 2011. Gaya nulis beliau yang cukup unik, kepribadian yang langka dan juga gaya bahasa yang tak biasa menjadikan saya selalu tertarik untuk menikmati setiap celoteh aksaranya. GRes bisa baca tulisan pemimpin redaksi media online mojok.co itu lebih lengkapnya di sini. http://www.agusmulyadi.web.id/ dan di sini http://www.agusmulyadi.com/
Gus Mul mengawali sharingnya dengan sedikit bernostalgia tentang sejarah hidupnya di masa lalu yang bagi dirinya cukup ngenes namun bergelimang berkah. Berawal dari penjaga warnet merangkap tukang edit foto yang sempat berjaya di masanya karena pernah menerima order ratusan editan per hari dengan tarif sekali edit 50K. Karena profesi jasa edit foto ini pun cukup mampu melambungkan namanya. Namun, akhirnya Gus Mul sadar dan insaf. Baginya menulis itu menyenangkan. Menjadi penulis itu prestasi dan edit foto itu skandal.  Menulis Kreatif di Media Online ala Gus Mul :

1.   Ide Tulisan
“Menulis Sekitarmu Sebisamu,” kata Gus Mul.
Gus Mul mengasah keterampilan menulisnya dengan membuat catatan personal atau pelit atau personal literatur. Karena Gus Mul merasa tidak kreatif (*asli bikin ngakak pas bilang gini), ide kreatif itu ada di lingkungan sekitar kita, lho! Semuanya juga murni soal kebiasaan. Semakin terasah, semakin terampil menjaring ide. Dari apa yang kita jumpai sehari-hari pun bisa jadi ide. Gus Mul mencontohkan hasil jepretan fotonya kemudian dia jadikan tulisan. Ide dari tulisan-tulisan di bokong truk, ide dari kucing-kucing peliharaannya, dll. Tulisan-tulisan yang bermula dari pengalaman dan kegelisahan. Bapak Gus Mul sempat tidak setuju karena bagi beliau menulis itu hobi bukan pekerjaan. Bagi Bapak Gus Mul, bekerja = ada kantornya, ada seragam, dan ada jam kerjanya. Gus Mul sempat kerja di mall Artoz Magelang sebagai tukang karcis parkiran basement di 2012. Hingga akhirnya ada yang menawari Gus Mul untuk nulis di mojok.co dengan honor 250K per artikel. Karier kepenulisannya pun berkembang pesat, dapat kolom reguler di kompas.com, jawapos.com, dll. Gus Mul juga sudah menulis dan menerbitkan buku, diantaranya Jomblo tapi Hafal Pancasila dan Lambe Akrobat.
2.   Pemilihan diksi
Diksi = pilihan kata. Semakin mendayu-dayu, semakin unik, semakin aneh.
Contoh : penulis biasa akan menulis kata “lupa”, tapi penulis yang kreatif menulis “lupa” dengan kalimat “saat ingatanku berkhianat”.
Wajahmu tua = wajahmu telah melesat jauh mengkhianati umurmu.
Memaksamu = menggedor-gedor pintu keyakinanmu
3.   Ciri khas
Kalau Gus Mul salah satu ciri khas tulisannya adalah mempertahankan istilah kosakata bahasa Jawa, punya ciri kelokalan tersendiri. Misal : “Ooo… mbahmu kiper!” (untuk menyanggah suatu pernyataan) kan aneh tu ketika diganti : “Ooo… eyangmu penjaga gawang!” (hahaha… akan hilang lucunya, maknanya, bahkan semangatnya).
4.   Sudut pandang
Kita harus belajar menggunakan sudut pandang yang “out of the box” agar berbeda dari sudut pandang orang kebanyakan atau klise.
5.   Kutipan
Orang cenderung mudah mengingat kutipan daripada konten tulisan.
Wah, GRes… keren kan ilmu kanuragan yang Gus Mul sampaikan? Nggak sia-sia banget deh saya bisa datang di perayaan ultah 4 tahunnya GR kali ini. Ilmunya ndaging semua!
Usai penyampaian materi dan sesi tanya jawab selanjutnya potong tumpeng dan potong kue juga ada kuis plus pembagian doorprize. Alhamdulillah, semua peserta juga mendapatkan pouch cantik persembahan sayang dari Bunda Dirga. Saya juga dapat doorprize yang isinya sedotan stainless stell. Wah, kebetulan sekali saya belum punya dan ada rencana untuk beli sebagai upaya mewujudkan rumah minim sampah dan kampanye #zerowaste. 


Undian doorprize dan pouch istimewa dari Bunda Dirga

Ber-“FLOWER-FLOWER” #4 : RESTO PRONGSEWU YANG MEMANJAKAN LIDAHMU
Ini baru pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Resto Pringsewu yang berlokasi di kawasan Kota Lama. Dulunya resto ini merupakan gedung peninggalan sang raja gula dari Semarang yang bernama Oei Tiong Ham. Sesampainya saya di lokasi, saya disambut beranda yang instagramable banget, juga kelihatan asyik untuk nongki sore-sore sambil ngemil ‘n ngeteh hangat. Namanya Teraz Oei Tiong Ham yang ternyata buka mulai sore hingga malam hari. Masuk ruangan resto akan kita jumpai beberapa sudut interior yang terkesan vintage sekali plus layak jadi sasaran narsis. Para pelayannya juga ramah, saya ditunjukkan tempat berlangsungnya acara ultah Gandjel Rel. Hmm, tumpeng istimewa untuk Gandjel Rel juga persembahan dari Pringsewu, lho! Snack dan menu makan siangnya juga menggoyang lidah. Endeeez semua! Rasanya pas sesuai selera. Terus ada sebuah ruangan yang mendisplay aneka oleh-oleh dan makanan khas Semarang. Yuk GRes, yang berencana berwisata ke Kota Lama jangan lupa mampir ke resto Pring Sewu!
Teraz Oie Tiong Ham



Akhirnya, saya merasa sangat bersyukur dan bahagia, Allah mengizinkan saya untuk bisa menyambung kembali silaturahim dengan emak-embak tercinta Gandjel Rel.

Jalan-jalan ke Kota Lama
Tak lupa mampir resto Pringsewu
Terima kasih sahabat GRes semua
Smoga bisa kembali bertemu

Salam sayang dan cinta,
Norma Keisya Avicenna