Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label keisya avicenna. Show all posts
Showing posts with label keisya avicenna. Show all posts

Tuesday, December 01, 2020

TAKDIR TERBAIK DARI-NYA: ANTARA CITA-CITA DAN REALITA

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments

 



Seringkali apa yang kita harapkan, tidak selalu jadi kenyataan, bukan? Apa yang jadi cita-cita terkadang tidak sesuai realita. Lantas, apa yang harus kita lakukan?

 

Yups, salah satunya dengan tetap bersikap optimis! Apa yang dimaksud dengan optimisme atau bersikap optimis? Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.

Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan seorang yang optimis? Seorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu, sejauh keadaan memungkinkan, ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.

Bertolak belakang dengan optimisme, pandangan pesimistis akan menganggap kegagalan dari sisi yang buruk. Umumnya seorang pesimis sering kali menyalahkan diri sendiri atas kesengsaraannya. Ia menganggap bahwa kemalangan bersifat permanen dan hal itu terjadi karena sudah nasib, kebodohan, ketidakmampuan, atau kejelekannya. Akibatnya, ia pasrah dan tidak mau berupaya.

Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stres. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif.

Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif:

  1. Insya Allah, lebih panjang umur.
  2. Lebih jarang mengalami depresi.
  3. Tingkat stres yang lebih kecil.
  4. Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit.
  5. Lebih baik secara fisik dan mental.
  6. Mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

 

Fren, ada beberapa tips dan prinsip agar kita selalu menjadi optimis:

a.     Kunci menjadi optimis adalah memaksimalkan kesuksesan kita dan mengurangi kegagalan kita.

b.    Tidak ada salahnya mengakui kekurangan kita, tapi fokus pada kelebihan kita akan jauh lebih baik.

c.      Ketika kita mengalami sebuah kegagalan, ingat bahwa ada pelajaran yang bisa kita petik, dan itu membuat kita selangkah lebih maju mendekati kesuksesan kita.

d.    Ucapkan kata-kata motivasi dalam kehidupan kita setiap hari. Ini membantu memotivasi kita.

e.     Jangan fokus pada sisi negatif, tapi fokuslah pada sisi positifnya. Dan tidak perlu mengira-ngira bahwa hal negatif yang akan datang. Kalau mau dirasakan, menjadi pesimis itu sebenarnya lebih berat daripada menjadi optimis. Kalau tidak percaya, silakan bandingkan sendiri.

f.       Ingat selalu kalau kita punya kesempatan yang tak terbatas untuk meraih sukses di masa depan.

[*]

Saya pernah punya impian menjadi seorang PNS alias abdi negara. Setelah 2 tahun mencoba, namun tak jua berhasil. Alhamdulillah, kembaran saya yang lebih dulu lolos menjadi seorang PNS. Saya sangat bersyukur. Hingga kini kami tetap berkolaborasi bersama untuk memproduksi karya juga dalam hal bisnis. Insya Allah, saya tetap bisa jadi PNS di ranah yang lain: Penulis Nan Sensasional hehe, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping hidup Nan Salihah, uhuy banget, kan?

[*]

Hidup adalah sebuah perjalanan misteri yang telah, sedang, dan akan kita hadapi dalam dunia ini. Realistis dalam hidup berarti kita melihat hidup dengan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga dengan sikap realistis itulah kita bisa menentukan langkah dan arah yang harus kita lakukan. Dari salah satu novel Tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, akan didapatkan dua hal tentang realistis dalam menjalani hidup yaitu pesimis dan optimis.

Ketika si Ikal menemukan sebuah kerealistisan hidup tentang bagaimana ia dan teman-temannya, saat daya fikir realistis itu datang dia menejemahkannya pada sebuah pesimistis. Mereka yang hanya anak-anak orang miskin meski bekerja sekuat tenaga untuk biaya sekolah dan meringankan beban orang tua ketika tamat sekolah nanti mungkin hanya akan menjadi tukang cuci di warung, menjadi kuli, atau pekerja kasar lainnya. Dari lingkar kepesimisan Ikal itu maka muncullah dampak negatif yang menjadikan semangat jiwanya menjadi mundur, dan tak tanggung-tanggung sikap pesimisnya yang terepresentasi dari realistis itu menyumbangkan kemerosotan yang sangat dalam di kehidupannya. Hingga pada akhirnya Arai memberi pencerahan untuk tidak mendahului nasib.

Mungkin setelah lulus nanti mereka hanya akan menjadi kuli, nelayan, atau pekerja-pekerja lainnya, tapi selama mereka masih disini menduduki bangku pendidikan, siapalah yang dapat menduga masa depan nanti. Bukannya berpatah semangat atas realita yang sebenarnya belum jelas akhirnya, namun tetaplah berjuang sekuat tenaga demi mencapai mimpi dan cita-cita yang telah digantungkan setinggi langit. Itulah sebenarnya realistis dengan berpandangan penuh optimis.

Fren, dengan kemampuan yang ada saat ini, jangan sampai kita berhenti akan tetapi dengan kemampuan inilah seharusnya kita berusaha berbuat yang terbaik semaksimal mungkin. Faktor lingkungan, kurang percaya diri dan trauma kegagalan di masa lalu merupakan penyebab yang sering timbul yang menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika kita hidup di lingkungan yang serba pesimis maka akan menggerus sikap kita yang optimis. Terkadang kita mematikan "hero" di dalam diri kita sebelum kita maju bertanding.

         

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak, bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitu pula dengan kita, optimisme dimulai dengan membangun harapan, bukan dengan rasa takut dan kesedihan!

 


 

 

 

 

Saturday, November 28, 2020

SAAT DIRI BELAJAR MEMBUKA MATA HATI

Saturday, November 28, 2020 0 Comments

 



Kejadian ini bermula saat saya merasa ada sesuatu yang tak biasa pada sahabat saya. Seseorang yang saya kenal sejak kelas 1 SMP. Saat akhir cawu di kelas 1 itu kami memutuskan untuk duduk sebangku dan berjanji jika naik kelas 2 dan kami menjadi satu kelas, kami akan menjadi teman sebangku lagi.

Alhamdulillah, kami menjadi teman sebangku sampai lulus SMP. Kami pun diterima di SMA yang sama, SMA favorit di kota kelahiran saya.

Pagi itu, ia tampak murung. Meskipun senyum dan tawa selalu menghiasi wajahnya, mencoba menutupi sesuatu yang membuat kalut hati dan pikirannya. Namun, saya tetap bisa menangkap kalau ada sesuatu yang tidak beres. Kami sudah bersahabat lebih dari 3 tahun.

Saya menunggu waktu yang tepat untuk bertanya secara personal. Sampai akhirnya, ia pun berani mengungkapkan dan menceritakan semuanya. Hai Dears, you’re not alone! Saya tenangkan dia. Saya peluk. Lalu, saya ajak dia jajan nasi kare yang lezat di kantin dekat sekolah.

[*]

Sahabat SUPERTWIN, peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memerhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.

Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Ketika ia melihat suatu keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan suatu kondisi masyarakat maka dirinya akan tergerak melakukan sesuatu. Apa yang dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya.

Sahabat SUPERTWIN, sikap peduli adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang dihadapi orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan orang lain.

Sikap peduli adalah sikap untuk proaktif dalam mengatasi masalah-masalah di masyarakat dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat. Sikap peduli adalah sikap kesediaan untuk memberi solusi terhadap persoalan masyarakat. Agar masyarakat dapat mau berdonasi, agar masyarakat mau menyumbang, agar masyarakat memilih kerelawanan sehingga mau membantu kesulitan saudara-saudara kita. Peduli adalah sikap untuk memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, selalu tergerak membantu kesulitan manusia lainnya. Sikap peduli adalah sikap untuk berusaha membangkitkan kemandirian yang ada di masyarakat.

Sahabat SUPERTWIN, orang-orang yang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam saat melihat kelemahan, anti bersikap berpangku tangan dan membiarkan keadaan-keadaan yang buruk terus terjadi di masyarakat.

Percayakah kita kalau sikap peduli adalah salah satu sumber dari kebahagiaan dan juga sangat erat hubungannya dengan ilmu fisika dan hukum sebab akibat? Hoho. Sedikit belajar ilmu Fisika juga nih! Dalam ilmu Fisika kita mengenal Hukum Newton III yaitu “Gaya aksi reaksi”. Hukum ini menyatakan bahwa jika kita memberi aksi kepada suatu benda, maka kita akan menerima reaksi yang sama seperti aksi yang kita berikan. Hal ini juga berlaku pada kehidupan sehari-hari, bila kita peduli dan membantu orang lain, sering menolong, dan membantu orang lain maka kita juga akan menerima reaksi yang sama seperti aksi peduli yang kita berikan.

Contoh paling simpel dari sikap peduli adalah senyum dan sapa, bila kita berjalan dan bertemu seseorang cobalah untuk menyapa atau tersenyum, maka secara spontan orang tersebut akan bereaksi untuk membalas sapaan atau senyuman kita. Dan secara tidak langsung kita juga telah berbagi kebahagiaan, sebab senyum adalah wajah dari kebahagiaan dan merupakan perwakilan dari niat baik kita.

Kepedulian juga merupakan salah satu bentuk dari Hukum Kekekalan Energi. Sebagaimana kita ketahui bahwa energi yang kita berikan tidak akan hilang, ia hanya berubah bentuk. Karena itu, kepedulian yang kita berikan pada orang lain tidak akan hilang dan akan kembali lagi kepada pemberinya. Saat kita peduli dan membantu sesama maka hati kita akan terisi sesuatu yang tak terbeli oleh uang yaitu kepuasan dalam hati yang tak terperikan yang membentuk kebahagiaan.

Sikap peduli juga erat kaitannya dengan hukum sebab akibat yang bermakna bahwa apa yang kita dapat sekarang adalah hasil dari apa yang kita perbuat sebelumnya, atau apa yang kita dapat sebagai akibat dari yang kita perbuat. Jika kita bisa bahagia sekarang itu karena dulu kita peduli dan karena pedulilah kita bisa bahagia.

Sahabat SUPERTWIN, sikap peduli memberikan pelajaran bahwa ketika kita peduli terhadap sesama dan memberi kebahagiaan pada orang-orang yang membutuhkan, justru saat itulah kebahagiaan akan menyelimuti hati kita.

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah [5]: 2)






 

 

Sunday, October 18, 2020

HAI SALIHAH, LAKUKAN TIPS INI AGAR PEKERJAAN DAN BISNISMU MAKIN SEHAT JUGA PENUH BERKAH

Sunday, October 18, 2020 0 Comments

 



Barang siapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri maka di waktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya.(HR. Thabrani dan Baihaqi).

Mari sejenak kita tengok sosok mulia yang sangat menginspirasi: Khadijah binti Khuwalid, Ummul Mukminin. Siti Khadijah merupakan sosok wanita pengusaha sukses yang bisa menjalankan prinsip-prinsip bisnisnya dengan baik: bagaimana memanfaatkan modal, memilih mitra kerja, merekrut karyawan, dan—tak kalah penting—memikirkan strategi pemasaran untuk usahanya.

Kesuksesan Siti Khadijah sebagai entrepreneur inilah yang sudah semestinya di jadikan contoh oleh para muslimah di dunia Islam. Prinsip yang mendasar dari seseorang yang ingin mengawali dirinya untuk menjadi seorang entrepreneur adalah adanya keyakinan dan keinginan untuk menjadi pengusaha, yang kedua memiliki skill dan bidang usaha apa yang akan ditekuni, lalu memiliki permodalan untuk membangun usaha, yang terakhir adalah pangsa pasar.

Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena  itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

Setelah bercerai dengan suami yang pertama, banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan Khadijah untuk dijadikan istri. Tetapi, Khadijah lebih memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian menjadi hasil usaha yang dikelolanya. Khadijah menjadi seorang yang kaya. Karena kepandaian dan kejeliannya, ia kemudian menawarkan Muhammad yang pada saat itu belumlah diangkat menjadi nabi, untuk menjual dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang dimiliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin bertambah banyak.

Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasannya, dan ia juga adalah wanita yang kaya raya. Maka tidaklah mengherankan dengan kondisi yang demikian itu semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri. Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang tepercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlak yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah menakdirkan mereka untuk menikah, walaupun pada waktu itu, umur Khadijah yang telah sampai di usia 40 tahun, kecantikannya tetap memesona Muhammad yang berumur 25 tahun.

Keutamaan Khadijah diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (Khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia memercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain."

Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah Swt. amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah.

[*]

Muslimah selalu identik dengan urusan dapur dan merawat anak. Tapi, ada jutaan muslimah memiliki talenta kuat dalam dunia usaha yang bisa meraup pundi-pundi finansial melebihi kemampuan laki-laki. Di antara mereka, tetap ada yang ingin mengurus rumah tangga (bagi yang sudah menikah), mendidik anak dan tanpa harus menjadi wanita karir yang harus masuk kantor dari pagi hingga malam.

Sayang, di antara mereka masih kebingungan menentukan keputusan. Di bawah ini ada beberapa tips dan hal-hal yang tak boleh diabaikan.


a.   Niatkan membantu keluarga

Menentukan niat adalah awal yang akan sangat menentukan perjalanan selanjutnya. Selain karena Allah Swt memberi nilai segala perbuatan berdasarkan pada niatnya, lebih dari itu niat inilah yang semenjak awal membentuk pola pikir kita sehingga nantinya mengarahkan pilihan dalam menentukan berbagai kebijakan. Berarti dia pulalah yang akan menyetir arah berkembangnya karir dan usaha seseorang.

Muslimah yang sejak awal berniat mengembangkan usaha demi ambisi kesuksesaan pribadi atau mengumpulkan kekayaan, bisa jadi akan mengorbankan banyak kepentingan keluarganya jika dirasa akan menghalangi langkahnya dalam mencapai niat awal ini. Jelas, ini tak diperbolehkan dalam Islam. Bagi yang sudah menikah, selama masih ada suami sebagai penopang nafkah keluarga, niat terbaik bagi istri untuk membuka usaha adalah dalam rangka membantu suami mencari nafkah. Dalam batas ini, maka kepentingan karir suami tetap dinomorsatukan.


b.   Pekerjaan yang aman

Kriteria ‘aman’ bagi seorang muslimah adalah manakala kondisi pekerjaan tersebut bisa disesuaikan dengan karakter fisik dan psikisnya yang khas. Mempertahankan karakter keibuan yang feminin misalnya, tetap harus dilakukan dengan cara memilih jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan tidak terlalu maskulin agar tidak mengikis karakter keibuannya.

Pekerjaan yang tidak harus menguras keletihan fisik akan jauh lebih baik, karena keluarga masih menunggu sumbangan tenaga dan pikiran kita di luar urusan kantor. Dan ini tak akan sukses dilakukan jika secara fisik kita sudah kelelahan.


c.    Selesaikan urusan rumah

Bereskan urusan keluarga sebelum menangani yang lain, itu prinsip yang tak boleh dilepas. Sepagi apapun meeting dijadwalkan di tempat tugas, pastikan bahwa urusan di rumah sudah tak ada masalah. Jika berencana pulang kerja agak terlambat, atau bahkan harus meninggalkan rumah lebih dari sehari, persiapkan segala sesuatu di rumah seberes mungkin. Semua itu perlu dilakukan agar keluarga tidak terlantar.


d. Dukungan anggota keluarga

Bekerja dan menuntaskan segala sesuatunya seorang diri, mustahil. Perlu dukungan dan pengertian dari orang-orang di sekitar kita. Bagi muslimah yang sudah berkeluarga ridha suami adalah di atas keutamaan yang lain. Pengertiannya terhadap masalah yang dihadapi istri bekerja menjadi teramat penting. Apalagi manakala terjadi hal-hal mendesak, seperti tugas-tugas yang luar biasa padat, yang membutuhkan waktu di luar jam kerja biasanya, atau di saat-saat keluarga membutuhkan lebih banyak perhatian seperti saat anak sakit.


***

Nah, ketika kita memilih untuk berbisnis, lalu kita memutuskan ingin memiliki online shop atau mungkin bisnis di bidang jasa, agar tetap bisa beraktualiasai dari rumah, sambil momong anak. Maka, saya punya satu tips ampuh agar keuangan pribadi/keuangan rumah tangga, dan keuangan bisnis selalu sehat. Tips itu adalah PISAHKAN ANTARA UANG PRIBADI DENGAN UANG BISNIS. Kalau suatu saat terpaksa memakai uang bisnis, maka catatlah pemakaian uang itu sebagai HUTANG. Saat ini pun saya masih terhitung belajar menerapkan tips ini.

Satu tips ini silakan dicoba dan buktikan, juga teladani sosok inspiratif seorang muslimah yang sukses berbisnis yaitu Bunda Khadijah. Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup Khadijah adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, ia lakukan sampai ajal menjemputnya.

Dengan demikian, bekerja termasuk dalam ibadah yang juga bernilai pahala di sisi Allah Swt. Islam tidak menghalangi kaum perempuan untuk produktif dalam mencari karunia Allah Swt di dunia ini dengan bekerja. Bahkan, Islam menganjurkan agar kaum perempuan tidak kalah produktifnya dengan kaum laki-laki.  

Allah Swt memberikan pilihan bagi kaum perempuan, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, perempuan karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga. Semua itu sama baiknya. Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang telah Allah Swt tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala.

Kisah Siti Khadijah, Allah Swt telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita. Khadijah adalah perempuan yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah.  Dan tidaklah mungkin Allah Swt jadikan Khadijah sebagai teladan jika tidak mungkin untuk diteladani. Karena pada dasarnya, kaum perempuan adalah kaum yang mampu melakukan semua itu. Wallahu'alam.

 

 

FOKUS PADA HAL PENTING DAN BERGUNA AGAR WAKTU TERISI DENGAN PENUH MAKNA

Sunday, October 18, 2020 0 Comments

 


Bulan Oktober ini menjadi bulan yang cukup sibuk buat saya. Masa pandemi ini saya berusaha untuk tetap produktif meski waktu jadi lebih banyak #dirumahsaja. Ada beberapa kelas online yang sedang saya ikuti di bulan Oktober ini, seperti kelas menulis, kelas optimasi media sosial, kelas seni/desain, dan kelas parenting. Saya juga menjadi mentor untuk kelas penulis cilik “Rekreasi Literasi” bersama DNA Writing Club. Ada 15 anak yang ikut kelas.

 Saat ini pun saya masih terlibat dalam pengerjaan menulis naskah buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Kisah saya menerima tantangan menulis buku pengayaan, bisa klik dan baca di sini.

Bulan Oktober ini saya masih punya tanggungan 3 judul, sedangkan bulan November ada dateline juga 3 judul. Bismillah, semangaaat!

Dengan banyaknya aktivitas ini, apalagi juga masih punya amanah di keluarga seperti mengurus rumah dengan segala pernak-perniknya, amanah sebagai istri, juga amanah sebagai Umma-nya Dzaky. Jadi, yang menjadi tugas setiap hari adalah bagaimana saya bisa mengatur waktu dengan sebaik mungkin.

Terkadang saya merasa “kemrungsung”, membuat pikiran saya kalut dan tidak fokus, apalagi jika ada tugas yang belum saya selesaikan karena ada kejadian-kejadian unpredictable. Ketika hal itu terjadi, biasanya saya akan mengambil “jeda” sejenak. Lalu, mencoba mengevaluasi lanjut menyusun strategi. Yups, kunci utama yang saya temukan untuk mengejar ketinggalan itu adalah fokus pada hal yang penting alias menyusun SKALA PRIORITAS. Hal ini bisa membuat strees berkurang, hati saya jauh lebih plong dan pikiran menjadi lebih jernih.

Karena stress itu bisa dikelola, kata Dokter Amir Zuhdi, saat saya mengikuti sekolah neuroparenting. Orang yang sukses itu rata-rata bisa mengelola stress dengan baoik. Dengan kata lain, dia malah mampu berteman dengan stress.

Nah, dalam menetapkan prioritas, satu hal terpenting yang tidak bisa lepas dari hidup kita adalah WAKTU. Oh ya, kita memiliki jatah waktu 24 jam yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

a.   Waktu lalu atau masa lampau.

Masa lalu merupakan bagian kehidupan yang pernah kita jalani. Bagian itu, merupakan mata rantai masa kini dan masa mendatang. Kehidupan masa lalu sebaiknya menjadi cermin dalam menentukan gerak langkah di masa depan. Sebab, kebaikan melangkah di masa depan tidak terlepas dari pijakan masa lalu. Waktu ibarat busur panah yang dibentangkan ke satu titik sasaran, dimana mustahil busur panah berbalik arah atau kembali lagi ke si pemanah. Artinya, dalam kehidupan ini setiap manusia mengalami fase-fase perkembangan fisik mulai sejak usia bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan masa tua yang semua fase tersebut tidak dimungkinkan kembali ke masa awal kelahiran kembali.

Firman Allah Swt. dalam Al Qur’an menjelaskan, “Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.“ (QS. Al-Hadid [57]: 16). Seiring dengan itu, Allah Swt. telah mengingatkan kita agar tidak terjebak dalam putaran waktu sehingga kita termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-‘Ashr [103]: 1-3).

 

b.   Kedua, waktu kini.

Kita sering merindukan masa depan yang sukses dan berhasil. Kerinduan ini sebenarnya hanya fatamorgana jika hari ini kita tidak berbuat banyak dalam menyongsong masa depan yang dirindukan itu. Al Qur’an mengemukakan, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang di kerjakannya.“ (QS. Al-Baqarah [2]: 286). Ayat ini menggambarkan, betapa masa depan kita sangat di tentukan oleh apa yang tengah diusahakan. Maka, jangan berharap banyak tentang masa depan jika kita tidak sungguh-sungguh menghadapinya.

 

c.    Ketiga, waktu mendatang.

Sebagaimana disebutkan di atas, waktu adalah modal, dan mata rantai dari masa kini dan masa mendatang. Ini melahirkan makna, bahwa waktu merupakan siklus yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Kondisi itu juga memberi gambaran, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, sebagaimana firman-Nya: ”…Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan di usahakannya besok.” (QS. Luqman [31]: 34)

Dengan demikian, memanfaatkan waktu setiap kebaikan dalam tataran waktu merupakan bagian penting dalam menjalani proses hidup ini. Tiga tataran waktu yang kita miliki, waktu lalu, kini, dan mendatang harus menjadi pelengkap kebaikan. Bukan sebaliknya.

Ada beberapa prinsip yang sebaiknya kita pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga kita bisa bekerja efektif:

1.  Menyusun rencana

Sebelum membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

  1. Niat yang kuat.

·         Niat sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat, kita tidak akan pernah berhasil dalam beramal.

  1. Memiliki tujuan yang jelas.

·         Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin besar. Dan tujuan kita melakukan amal ibadah dalam mengisi waktu-waktu kita adalah berharap ridha Allah Swt.

  1.  Buat rencana cadangan.

·         Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan tak terduga. Kita merencanakan, tapi Allah Swt yang menentukan. Karena itu, buat rencana B dan C sebagai rencana cadangan jika rencana utama mengalami kegagalan. Insya Allah, kita tidak akan kehilangan waktu untuk panik.

  1. Rencana atau program harus realistis, terukur, dan adil.

·         Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis, dan terlalu sulit dicapai. Program kita pun harus adil dan seimbang. Sebab kita harus menunaikan banyak hak, di mana setiap hak menuntut pemenuhan. Ada hak Allah, hak keluarga, dan hak akal, hak tetangga, hak badan, hak diri.

  1. Disiplin dalam rencana.

·         Sehebat apapun program dan rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disiplin melaksanakannya. Karena itu, jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, atau apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana yang telah disusun.

  1.  Sempurnakan setiap kali beramal.

·         Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang 'terbaik', jika melakukan yang terbaik pula.

 

Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini, kita akan berjalan di hari-hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini. 

 

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian kita tetapi juga membuat kita kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila kita harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

 

 

Manajemen diri bagi seorang muslim tentu saja harus berlandaskan pada aturan-aturan yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Hal ini sekaligus untuk membuktikan bahwa aturan-autran dalam Islam itu bersifat kaffah (sempurna) sehingga setiap aktivitas kaum muslimin tidak lepas dari aturannya.

Sebagaimana Allah Swt. telah mewanti-wanti kita di dalam surah Al-Ashr, bahwa pada hakekatnya kita berada pada kerugian, yakni bagi orang-orang yang tidak mampu mengatur waktu dan melewatkan waktu tanpa digunakan untuk beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah SAW pernah menyebutkan tiga hal yang tidak bisa ditarik kembali yakni: anak panah yang telah melesat dari panahnya, perkataan yang telah diucapkan, dan waktu yang telah dilewati.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslimah kita wajib mengatur waktu sedemikian rupa agar setiap detik yang kita lewati berbuah pahala amal kebaikan bagi diri kita. Aamiin...




Friday, October 16, 2020

INVESTASI LEHER KE ATAS SELAMA PANDEMI

Friday, October 16, 2020 0 Comments



Tanpa terasa Oktober ini menginjak bulan ke-7 keluarnya anjuran untuk #dirumahsaja. Terhitung sejak Maret 2020, kasus pandemi Corona muncul di Indonesia. Lantas muncul pula kebijakan-kebijakan seperti work from home, school from home, social distancing, dan banyak lagi. Semuanya banyak yang berubah, semua  harus siap untuk beradaptasi.

Saya sendiri benar-benar off tidak ada kegiatan belajar-mengajar di DNA Writing Club, meliburkan kegiatan ekstrakurikuler penulis cilik di SDIT Bina Insani Semarang, off kegiatan kopdar-kopdar blogger atau workshop kepenulisan, dan banyak lagi yang kemudian semuanya hijrah ke pembelajaran yang serba online.

Kini tak asing lagi kita memanfaatkan aplikasi Zoom meeting, Google Classroom, Google Meeting, Telegram, Whatsapp group, dll untuk fasilitas dan media belajar.

Lantas, ada beberapa ilmu baru yang saya pelajari selama pandemi dan sungguh ini menjadi “investasi leher ke atas” yang sangat berharga, diantaranya:

Mengikuti Kelas Menulis Buku Nonfiksi dan Kelas Editing bersama Pak Bambang Trim

Untuk mengikuti kelas ini saya harus merogoh kocek sebesar 300.000/kelas. Mahal dan murah itu relatif. Tapi, ilmu yang saya dapatkan saat mengikuti dua kelas Pak Bambang Trim ini ndaging semua, juga aplikatif. Insya Allah, bisa menjadi bekal saya untuk menulis naskah sekaligus nanti saya ramu kembali untuk kemudian saya transfer ilmunya ke anak-anak DNA Writing Club. Insya Allah, ke depan saya ingin ikut kelas beliau yang menulis naskah buku biografi. Bismillah, nabung dulu.

Mengikuti Kelas Menulis di Sekolah Menulis Wadas Kelir (SMWK)

SMWK merupakan sekolah menulis online milik Pak Heru Kurniawan. Beliau adalah seorang pegiat literasi yang berasal dari Purwokerto. Saya sudah pernah bertemu dan ngobrol dengan beliau saat kami sama-sama mendapat penghargaan Lomba Menulis Praktik Baik Literasi Masyarakat di Makassar, 2019 silam. Luar biasa sekali sepak terjang Pak Heru yang juga dosen di IAIN Purwokerto ini di dunia literasi. Buku karya-karya beliau sudah puluhan bahkan banyak yang BEST SELLER. Saya punya beberapa buku karya beliau di Perpustakaan DNA.

Di SMWK, saya masuk beberapa kelas, yaitu

  1. Kelas menulis kisah inspiratif
  2. Kelas menulis dongeng anak usia dini
  3. Kelas menulis puisi
  4. Kelas menulis dongeng anak usia dini
  5. Kelas menulis buku aktivitas
  6. Kelas menulis cerita anak

Alhamdulillah, saya jadi belajar banyak hal keren mengenai beberapa teknik penulisan beragam genre sekaligus. Selain materi, Pak Heru juga memberikan latihan untuk dipraktikin setiap peserta. Setelah selesai, kami menyusun buku antologi bersama. Tujuannya, untuk mengikat ilmu dan publishing karya, juga bisa jadi sarana belajar dari karya orang lain. 


Masya Allah, setelah mengikuti sekolah ini, pengetahuan dan pemahaman saya mengenai beberapa teknik menulis cerita pun bertambah. Hal ini membuat saya semakin bersemangat untuk lebih produktif lagi dalam berkarya. Bismillah. Semoga semakin dipermudah dan penuh barokah. Aamiin.

Belajar Foodpreparation di Kelas PAWON

Terhitung sejak Maret itu pula saya benar-benar jarang keluar rumah. Belanja sayur order lewat tukang sayur via WA, nanti tinggal diambil dan dibayar. Setelah saya gabung di kelas Pawon, banyak ilmu baru yang saya pelajari, seperti foodpreparation. Saya mulai belanja dengan metode pekanan. Setelah sebelumnya menyusun menu dan rencana masak selama sepekan.

Di kelas Pawon, saya juga belajar bagaimana teknik menyimpan bahan masakan, seperti tahu, tempe, sayur mayur, cabai, ikan-ikanan, daging-dagingan, bumbu-bumbu, dan banyak lagi. Semua ternyata punya metode sendiri-sendiri. Tidak asal disimpan di kulkas saja, tapi ada treatmen khusus masing-masing. Masya Allah, saya merasakan jadi lebih hemat waktu, hemat tenaga, juga hemat biaya ketika menjalankan food preparation ini. Semoga bisa terus istiqomah. Aamiin.

Belajar Optimasi Blog

Selanjutnya, saya juga belajar di kelas blogging bersama ISB (Indonesia Social Blogger) bersama Teh Ani Berta, Mas Ardan (optimasi SEO), dan Mbak Ifa (kelas Canva). Masya Allah, banyak ilmu keren yang saya dapatkan. Insya Allah, membuat saya semakin semangat untuk ngeblog lagi dan mempelajari lebih detail perangkat-perangkat Blogspot. Kelas ini GRATIS! Barokallahu fiik, Teh Ani Berta, dkk.

Saya jadi ikutan ODOP juga. Ada beberapa challenge tema yang harus diposting pada tanggal-tanggal tertentu di blog. Benar-benar banyak dapat banyak pencerahan dan semakin semangat untuk menulis konten yang lebih baik dan berkualitas lagi.

Belajar Optimasi Instagram

Saya juga mendaftarkan diri di Kelas Perempuan Online (KePOin) yang Optimasi Instagram. Kelas ini berbayar.  Jujur, selama ini saya belum benar-benar mengenal fitur-fitur di Instagram. Selama ini saya hanya memanfaatkan IG untuk posting-posting foto saja sekadar mendokumentasikan foto. Tapi, setelah ikut kelas ini, saya jadi tahu banyak tentang IG, rahasia-rahasia keren untuk menjadikan IG sebagai ladang bisnis, dan banyak lagi.

Belajar Melukis dan Handlettering

Untuk kelas melukis ini berbayar. Saya belajar teknik-teknik melukis dengan watercolour bersama Kak Fitkam dan Kak Sifa. Seru sekali rasanya ketika belajar mencampur warna. Pokoknya kelas ini bisa jadi sarana refreshing dan me-time.

Kalau handlettering saya belajar secara otodidak dengan membeli buku journaling, meminjam bukunya Azfa yang handlettering, juga beli alat tulis seperti brushpen, bolpen warna-warni. Kuncinya harus banyak berlatih agar menghasilkan goresan yang semakin indah.

 

Beberapa kegiatan yang saya pelajari selama pandemi di atas, membuat saya merasa hidup saya semakin kaya akan warna. Karena belajar itu tidak mengenal usia, karena belajar itu tidak hanya terbatas di ruang kelas. Belajar itu bisa di mana saja, kapan saja, dengan cara apapun, yang terpenting niatkan semuanya hanya untuk mencari ridho Allah. Sehingga belajar memiliki nilai yang sama dengan berjihad. Karena berjihad itu balasannya adalah surga.