Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, August 05, 2010

[R]asa [I]ni [N]yata [D]alam [U]ntaian [K]ata [U]ntuk-Mu…

Thursday, August 05, 2010 0 Comments



Dalam malam beratapkan langit terpulas kelabu
Terlihat sang rembulan mengintip malu-malu
Terdengar kidung alam yang menyayat kalbu
Mengalun sendu bersama kesepian yang s’makin menderu

Kidung itu mengalun begitu lembut
Sayup-sayup terbawa angin
Belaian sederhana dalam nuansa dingin penuh pesona
Pada malam-malam miteri
Di antara kegelapan yang menyelimuti

Kurasakan cinta malam itu
Menyejukkan, damai kurasa di hatiku
Kurindukan belaian cahaya
Lepas dari cengkeraman gelap
yang menyayat dan sembunyikan kasih

Belaian angkasa bisikkan hati semesta
Cahaya itu akan datang padaku
Gelap ini akan sampai pada akhirnya
Segera setelah cinta itu kembali lengkap, sempurna…

CAHAYA CINTA….
dari Sang Pencipta!!!

*Tetes hujan masih saja belum berhenti, kepasrahan total di atas sajadah panjangku…Masih banyak doa-doa yang belum terlantun dari lafazku….

***
Nasehat yang masih berusaha ku terjemahkan apa artinya….
“Nasehat pertama untuk memberikan kesetiaan agar satu tidak boleh dipilih menjadi dua, yang kedua tidak menjadi ketiga dan yang keempat tidak bisa menjadi lima. Namun perkalian antara satu dan dua bisa menghasilkan satu yang utuh dan menjadi kesempurnaan. Tidak ada satu yang menjadi dua dan sebaliknya. Sebentar lagi dua akan menjadi tiga dalam batin kita, KUN FAYAKUN!! Terciptalah !!!”

[Keisya Avicenna…saat gulita kembali menyapa, “DERAP DALAM GELAP”…karna ku yakin esok kan ku temui kembali “cahaya” itu…25 Juli 2010@Istana KYDEN]

***
Hidup memang bukan semata penungguan. Tapi, ia adalah sebuah rentang yang harus diberi makna. Seorang yang berjalan sambil ‘memetik mawar’, tentu berbeda dengan seseorang yang berjalan ‘tanpa mengambil apapun’. Maka, tunggulah saja apa yang seharusnya kau tunggu, tapi jangan berdiam diri tanpa arti…

Kajian Jumat Pagi 30 Juli 2010 : “BULAN RAMADHAN SEBAGAI SYAHRUL QUR’AN”

Thursday, August 05, 2010 0 Comments
Afwan jiddan reportase KJP baru bisa saya hadirkan, semoga keterlambatan ini tidak menyurutkan semangat-semangat kita untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dimanapun kita berada…

KJP tanggal 30 Juli kemarin diisi oleh Ust. Abdul Hakim. Simak hasil reportase yang berhasil Keisya Avicenna dokumentasikan dalam bentuk catatan. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya..Yukkz…
Pada kesempatan itu, Ustadz pengelola Pesantren Mahasiswa Ar Royyan [kangen dirosah di sana euy…^^v] ini menyampaikan tentang ADAB-ADAB TILAWATIL QUR’AN. Hm, apa aja ya??
1. Al Ikhlas
2. Bersiwak [menggosok gigi].
Bersiwak sangat bermanfaat, diantaranya :
• Membersihkan mulut
• Mencari keridhoan Allah SWT
• Mencerdaskan otak
• Membersihkan segala macam penyakit
• Ittiba’ Rasulullah
Kapan kita harus menggosok gigi ?? Ada 5 keadaan yang dianjurkan, yaitu :
• Pada saat mau wudhu
• Pada saat mau shalat
• Pada saat mau baca Al Qur’an
• Bangun dari tidur
• Ketika ada ‘perubahan’ pada mulut.
3. Berwudhu
4. Mencari tempat-tempat yang suci dan bersih, tidak boleh membaca Al Qur’an di tempat-tempat terlarang (WC, ada najis, dll)
5. Berada dalam posisi yang terbaik.
6. Menghadap kiblat
7. Membaca ta’awud
8. Membaca basmalah di awal surat kecuali Surat At Taubah
9. Tartil (sesuai dengan tajwid dan mahraj), membaca perlahan-lahan dan tidak terburu-buru
10. Tadabbur
11. Menangis


Semoga kita mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi sang tamu agung akan segera bersemi…^^.Sungguh merindukanmu, teramat sangat…”RAMADHAN”!!

[Zona Inspirasi Supertwin, 2 Agustus 2010]

Wednesday, August 04, 2010

Semoga Masih Menjadi Rezeki

Wednesday, August 04, 2010 0 Comments
Surya kembali memancarkan cahayanya yang cerah. Pukul 07.00 seperti biasa Aisya melangkah ke Jalan Otista Raya untuk menunggu armada yang akan mengantarkannya ke tempatnya merangkai karya. Subhanallah, jam segini Jalan Otista Raya sudah sangat padat. Macet...
Dengan sedikit berlari Aisya menyeberang jalan sambil menerobos kendaraan yang sedang menunggu lampu merah berganti hijau. Alhamdulillah, bisa sampai seberang dengan selamat. Saat tengah asyik menunggu, Aisya sempat melihat Nita, sahabatnya di kantor yang tengah mengendarai Mio putihnya. Beberapa saat kemudian disusul Mbak Sulis yang juga rekan kerjanya dibonceng sang ayah. Aisya merenung, sebenarnya ia pengin juga sih naik motor ke kantor. Tapi ia teringat larangan orang tuanya. Sejak kecelakaan yang menimpa saudari kembarnya dulu, sejak itu pula supertwin dilarang naik motor. Yaaa... ga papa lah. Toh banyak hikmah yang bisa diambil. Terlebih di Jakarta ini, kalau dipikir-pikir ngeri juga kalau bawa motor. Rawan! Mending naik angkot, bisa duduk sambil baca buku atau merapal hafalan. Pokoknya, nurut aja deh sama nasihat orang tua!
Alhamdulillah, akhirnya ada Kopaja 502 yang bisa dinaiki. Sudah penuh. Aisya pun turut serta dalam deretan penumpang yang mengikhlaskan kakinya sebagai penopang. Berdiri plus berdesak-desakan! Wah, tidak bisa baca buku nih! Hmm, moment ini dimanfaatkan untuk berkontemplasi dan mencari inpirasi! Tak lupa Aisya tetap waspada dengan mendekap tas merah hatinya erat-erat.
Selang berapa saat Kopaja 502 berhenti di kawasan Gramedia Matraman. Terjadi kemacetan yang luar biasa. Brakk... sepertinya ada sepeda motor yang menyenggol Kopaja 502 itu dari sisi kanan. Tiba-tiba pak sopir yang berkaos hijau itu mengeluarkan tangan kanannya. Sejurus kemudian ia memukul kepala berbalut helm milik seorang bapak yang tengah mengendarai sepeda motor (Mukul helm apa ga sakit ya Pak???). Merasa diperlakukan seenaknya, bapak itu pun berusaha memukul balas. Apa daya tangan tak sampai, akhirnya hanya angin yang terkena bogem mentahnya. Tak berhenti sampai di situ, sumpah serapah dan semua isi kebun binatang beradu suara dari kedua bapak itu. Istri sang pengendara yang duduk di boncengan, berusaha menenangkan sang suami dengan menutup kaca helm merahnya dan mengguncang-guncang bahu sang suami agar tenang. Tapi upayanya tidak membuahkan hasil. Sang suami kembali menaikkan kaca helmnya dan mengeluarkan sumpah serapahnya. Kasihan tuh kaca helm, naik-turun terus (lucu juga...sang istri menurunkan kaca, sang suami menaikkannya... berulang kali). Akhirnya arus kembali stabil. Kopaja 502 melaju kencang meninggalkan sang pengendara yang pastinya masih dongkol luar biasa. Kejadian yang bikin miris. Astaghfirullah...
Sampai di Patung Tugu Tani, posisi Aisya masih terjepit di tengah penumpang lainnya. Ia bersiap turun, akhirnya ia merangsek melangkah maju. Ia merasa ada yang memegang tasnya saat ia berada di dekat pintu. Sampai jualah di depan kantor Kementerian Perdagangan. Aisya berhasil turun. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang memanggil... "Mbak... mbak...". Aisya menoleh. Seseorang menjulurkan tangannya lewat pintu dan menyodorkan sebuah charger.
Lantas, ia berjinjit mengambilnya. Ia tak sempat melihat si pemilik tangan itu. Aisya masih kaget yang baru saja terjadi. Saat sampai di trotoar, jantung Aisya berdegup kencang karena tas merah hatinya terbuka. Gantungan bergambar bendera Palestina berbentuk hati itu sudah berpindah ke tengah. Retlesting tas telah bergeser. Aisya menggeledah tasnya. Alhamdulillah, HPnya masih ada. Dompet merah bermotif mawar juga masih ada. Nah, hanya saja ada satu dompet yang tidak ada. Dompet itu berisi 5 flash disk. Flash disk pertama berkapasitas 8 GB yang berisi foto-foto dan file pindahan dari laptop supertwin-nya (flash disk ini milik Izzah, teman kostnya). Flash disk kedua berkapasitas 2 GB yang berisi peraturan bea cukai dan foto-foto waktu dinas ke surabaya (untungnya sudah di back-up filenya). Flash disk ketiga berkapasitas 2 GB juga berisi file-file kantor (alhamdulillah juga sudah di back up). Flash disk keempat berkapasitas 1 GB berisi tulisan-tulisan Aisya (alhamdulillah, sebagian sudah di back up di T-ONE -Aisya's red notebook-, tapi 3 tulisannya pagi ini yang ia tulis dari jam 3 sampai jam 6 pagi belum sempat dipindah ke T-ONE, tadi pagi langsung disimpan di flash disk. Hiks... semangat nulis lagi lah!!! Rencana hari ini upload 3 tulisan terpaksa dipending dulu). Flash disk kelima bukan sembarang flash disk, karena ini flash disk yang bisa dipakai internetan. Modem!!! Hiks, padahal masih banyak pulsa internetnya. Udahlah... nabung! Trus beli lagi... ^^v. Seingatnya, selain berisi 5 flash disk tadi, dompet coklat itu juga berisi Handy Clean mungil, minyak angin kecil, dan selembar kartu namanya.
Aisya berharap dompet coklat itu bukan diambil pencopet, tapi tertinggal di kostnya. Karena seingatnya, dompet itu sempat ia keluarkan dari tasnya pagi ini sebelum berangkat ke kantor karena ada 1 flash disk yang belum ia masukkan. Semoga saja dompet coklat itu tertinggal. Tapi, kalaupun dompet itu yang diambil pencopet, ia sudah berusaha mengikhlaskannya. Coba kalau yang hilang HP-nya atau dompet merahnya yang berisi 3 ATM (dua ATM Share Muamalat : yang satu berisi donasi untuk acara Ramadhan Berbagi LBQ Al Utsmani dan yang satu berisi tabungan masa depannya ^^v, serta satunya ATM BRI sebagai pintu masuk gaji bulanannya), KTP, serta sejumlah uang yang rencananya hari ini akan ditransfer ke rekening Muamalat... hmm...harus banyak-banyak bersyukur!!!
***
*Rasa kehilangan, hanya akan ada.. Jika kau pernah merasa memilikinya...(Letto)*
Semua adalah milik Allah, dan semua akan kembali pada-Nya...
***
Kalau memang dompet beserta isinya itu masih menjadi rezekiku, ia pasti 'kembali' atau Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Aamiin...
Jakarta, 4 Agustus 2010
Aisya Avicenna

Monday, August 02, 2010

Mawar untuk Ibu

Monday, August 02, 2010 0 Comments

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang Ibu yang tinggal 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu pun menjawab, “Saya ingin membeli setangkai mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.” Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau.”
Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya. Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantarkan gadis itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, “Ya, tentu saja. Maukah kakak mengantar saya ke tempat ibu?”
Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya di sana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati si pria menjadi trenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri mobilnya sejauh 250 km menuju ke rumah ibunya.

***
Untuk bundaku yang selalu memahat kata “LUPH YOU” di setiap akhir SMS-nya…
Ananda semakin mencintaimu, bunda….

Jakarta, 2 Agustus 2010_16:22
Aisya Avicenna

Nahkoda

Monday, August 02, 2010 0 Comments

“Hey nahkoda! Mengapa perahumu tak kunjung kau tambatkan? Ombak semakin kencang dan kau masih terayun-ayun di tengah samudera nan luas ini,” hardiknya membuyarkan lamunanku. “Sebentar kawan, jangan tergesa! Aku ingin menambatkannya di pulau itu. Sepertinya ada seseorang yang sudah lama ingin berlayar menuju pulau impiannya, akan kuantarkan dia ke tempat yang paling diimpikannya itu!” jawabku tegas.

[AA]