Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, October 06, 2010

Menanti Sang Mujahid

Wednesday, October 06, 2010 2 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Mujahidku, selamat pagi! Apa kabarmu di sana?
Semoga jutaan nikmat yang kau terima pagi ini, kau balas dengan syukurmu yang tak terkira. Begitupun aku yang ada di sini.
Semoga Allah senantiasa memberikan barokah-Nya dalam setiap keadaan kita ya!

Mujahidku...
Di tengah pagi yang masih sepi ini,aku hanya ingin berbagi rasa.
Rasa? Ya, rasa rindu. Aku tengah merindukan takdir kita.
Aku tengah merindukan sebuah pertemuan denganmu.
Entah kapan, hanya Dia yang Maha Tahu.
Aku hanya berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu, menjaga kita.
Melindungi kita agar tetap berada di jalan-Nya dalam menjemput ridho-Nya
Aku selalu yakin akan skenario-Nya
Bahwa Dia akan memberiku yang terbaik, salah satunya dirimu!

Mujahidku...
Aku berdoa semoga Allah senantiasa meneguhkanmu dalam keistiqomahan
Menyelamatkanmu dari fitnah dunia
Memudahkan setiap aktivitas dakwahmu
Meskipun aku tak tahu engkau sekarang berada di mana
Sungguh, aku hanya meminta Allah meridhoi apa yang kita lakukan..

Mujahidku..
Sungguh aku tak ingin berspekulasi tentangmu!
Aku memang punya kriteria
Sholeh, bertanggung jawab, dan visioner
Satu lagi... penulis!
Hmm, moga tidak terlalu berlebihan
Toh, itu bukan kriteria mutlak!
Aku memang menginginkanmu seperti itu
Tapi, Allah Maha Tahu yang aku butuhkan

Mujahidku...
Tepat sebelum membuat tulisan ini
Aku pernah membuat surat untuk calon anak kita
Mmm, dibaca saja ya!
Surat itu sedikit memberi gambaran tentang impianku kelak
Bersamamu!
Bersama anak-anak kita!

Mujahidku...
Entah kau di mana
Jujur ingin aku katakan
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang
Aku mengagumimu sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik lainnya merusak ketulusanku atas siapapun kau!
Aku ingin menjaga cinta ini dengan begitu sederhana!

Mujahidku...
Dalam sujud-sujud panjangku, aku meminta kepada Pemilik kita
Aku kucurkan doa agar aku layak menjadi pendampingmu
Siapapun kau, dimanapun kau berada...

Mujahidku...
Sungguh aku hanya ingin menjaga diriku
Aku ingin terus memperbaiki diri ini
Membangun komunikasi yang baik dengan orang tuaku
Agar restu mereka juga terlimpah pada kita
Hingga suatu saat nanti...
Jika Allah berkehendak mempertemukan kita
Aku telah siap mendampingimu
Kita akan berjuang bersama menapaki jalan-Nya

Mujahidku..
Engkau adalah pangeran kunci surgaku
Jika Allah berkenan menjadikanku pendampingmu
Bimbinglah aku untuk terus mendekat pada-Nya
Karena kau adalah imamku

Mujahidku...
Biarkan saat ini kesabaran yang menjadi temanku
Mengisi hari-hari ini sebelum akhirnya kita bertemu
Semoga Allah meridhoi penantian kita
Selamat berjuang, mujahidku!
Doaku selalu menyertaimu...

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 6 Oktober 2010_05:48
Untuk seseorang yang telah dijanjikan-Nya untukku...
Aisya Avicenna

Backsound : Dans – Penantian ^^v

Penantian adalah suatu ujian
Tetapkanlah ku selalu dalam harapan
Karena keimanan tak hanya diucapkan
Adalah ketabahan menghadapi cobaan….
Sabarkanlahku menanti pasangan hati
Tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
Di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
Tibalah izin-Mu atas harapan ini….
Rabbi teguhkanlah ku di penantian ini
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi doa dan upaya hamba-Mu ini
Hanyalah bersandar semata kepada-Mu

Ananda, Cinta Bunda Tak Bertepi

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi Ananda tersayang.
Selamat berjumpa lagi dengan hari yang baru.
Selamat merangkai karya dengan senantiasa meluruskan niat untuk Allah semata.

Semoga Ananda senantiasa menjadi pribadi yang pandai bersyukur agar kenikmatan dan karunia-Nya senantiasa berlimpah. Semoga Ananda menjadi umat tersayang dari Baginda Rasulullah Saw yang syafa'atnya turut pula dihadiahkan kepada kita sebagai umatnya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Ananda tersayang, ini surat Bunda yang pertama untuk Ananda. Maafkan Bunda ya, bukan berarti Bunda tak mau menyempatkan waktu barang sejenak untuk menuliskannya, tapi memang terasa sulit untuk mengungkapkan isi hati Bunda lewat kata-kata. Rangkaian kata ini belum cukup mewakili cinta Bunda pada Ananda. Rangkaian kata ini belum mampu menggambarkan apa yang membuncah di hati Bunda.

Ananda tercinta, kehadiran Ananda menjadikan hidup Bunda semakin diliputi perasaan bahagia. Menjadi ibu adalah karunia dari-Nya yang begitu luar biasa. Membuat hidup Bunda terasa lengkap karena kehadiran Ananda di tengah keluarga kita. Ya, keluarga kita yang insya Allah penuh dengan kebahagiaan. Sakinah, mawadah, warahmah. Bunda bangga karena mempunyai gelar baru sebagai seorang ibu. Alhamdulillah, senangnya hati Bunda. Panggil ibumu ini dengan sebutan “Bunda” ya.

Ananda belum mengenal Bunda ya? Izinkan Bunda memperkenalkan diri dulu ya. Biar Ananda makin sayang dengan Bunda. Etika Suryandari, itulah nama Bunda yang diberikan oleh ayah Bunda, kakek Ananda tercinta. Bunda diberi nama "Etika" karena Bunda diharapkan dapat menjadi orang yang berakhlak baik (beretika), "Surya" berarti matahari. Bunda diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang layaknya matahari yang banyak menebarkan manfaat pada semua makhluk. Dan "ndari" berasal dari bahasa Jawa "ndadari" yang berarti bersinar terang. Bunda diharapkan menjadi cahaya bagi sekitar, mampu memberi inspirasi pada orang lain. Nama ini adalah tanggung jawab, Anandaku sayang. Semoga Bunda dapat menjadi seperti apa yang diharapkan ibu dan ayah Bunda. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Oh ya, Bunda sekarang beraktivitas sebagai calon Statistisi di Kementerian Perdagangan Jakarta. Statistisi? Pasti Ananda belum tahu ya maksudnya. Statistisi adalah orang yang pekerjaannya berhubungan dengan data. Banyak berhubungan dengan Matematika juga. Ya, karena Bunda sarjana Matematika, Sayang. Bunda berharap kelak Ananda juga menyukai pelajaran Matematika karena kebanyakan anak-anak tidak menyukai pelajaran ini. Bunda akan membimbing dan mengajari Ananda dengan sepenuh hati! Kita akan belajar bersama ya Sayang. Meski Bunda bekerja di kantor, Bunda berjanji tetap akan memprioritaskan urusan keluarga karena Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik pada keluarga.
Selain beraktivitas di kantor, kini Bunda juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Di komunitas inilah Bunda belajar banyak untuk menjadi seorang penulis. Hmm, Bunda memang memiliki impian untuk menjadi penulis, Ananda sayang. Bahkan Bunda memiliki impian untuk menjadikan keluarga kita adalah keluarga penulis. Suatu saat nanti, Bunda ingin bisa melahirkan karya kita bersama. Sebuah buku karya Bunda, Ayah, dan juga Ananda. Subhanallah, alangkah bahagianya jika mimpi itu benar-benar terealisasi. Semoga saja Allah memberi kemudahan ya Sayang... aamiin..
Saat Bunda menulis surat ini, Ananda memang belum lahir. Bunda bahkan belum bertemu Ayah. Bunda akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Ananda dengan memilih Ayah yang sholeh, yang bisa menjadi imam kita kelak. Sudah tertanam dalam diri Bunda bahwa pernikahan Bunda dengan Ayah nanti bervisi untuk mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekedar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya. Ya, kita akan berjuang bersama menuju surga-Nya. Al-Firdaus, surga tertinggi dambaan setiap muslim sejati. Ananda adalah kunci surga bagi Bunda. Maka, Bunda akan terus menjaga kunci itu sebaik-baiknya.

Sebuah konsep keluarga SMART akan Bunda bangun bersama Ayah Ananda kelak. Semoga kami bisa membimbing Ananda menjadi mujahid-mujahidah tangguh kebanggaan dien ini, Islam yang mulia. Ananda ingin tau apa itu keluarga SMART? Inilah keluarga impian Bunda yang kelak akan Bunda wujudkan bersama Ananda dan bersama Ayah tentunya.
S : Sakinah, mawadah, warahmah
M : Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Swt yang dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Saw
A : Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman utama
R : Rumah tangga yang menjadi surga dunia serta sebagai markas dakwah dan tarbiyah.
T : Tanggung jawab dalam menjaga keluarga (buka Q.S. At-Tahrim : 6 ya!)
Ananda tersayang, mari kita wujudkan bersama impian besar ini ya...

Menjadi seorang ibu memang tak mudah. Tapi Bunda akan terus melakukan yang terbaik untuk Ananda. Karena Ananda adalah amanah dari-Nya. Amanah yang luar biasa. Bunda akan membimbing Ananda menjadi generasi Qur’ani, generasi yang cinta Al-Qur’an. Mari membaca Al Qur'an dengan tartil, memahami artinya, menghafalnya, dan saling mengingatkan dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga di suatu masa nanti saat Bunda menghadap-Nya, Bunda akan memakai mahkota berkilauan. Ya, itu hadiah dari Ananda pada Bunda sebagai seorang anak yang cinta Al-Qur’an.

Ananda tercinta, jadilah cahaya bagi Bunda. Pilihlah kata terbaik, pilihlah sikap terpuji saat berinteraksi dengan Bunda dan yang lainnya. Karena dengan begitu, Bunda akan semakin bahagia dan bangga pada Ananda. Karena Bunda inginkan anak-anak Bunda adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Surga berada di telapak kaki Ibu. Semoga Allah Swt juga berkenan meletakkan surga-Nya pada diri Bunda. Bunda ingin menjadi ibu terbaik untuk Ananda kelak.

Ananda terkasih, Bunda menyadari bahwa Ananda hanyalah titipan. Ananda bukan milik Bunda. Ananda juga bukan milik Ayah. Tapi, Ananda milik Allah Swt. Bunda tidak akan menuntut balas budi Ananda atas pengorbanan Bunda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat Ananda. Bunda hanya ingin Ananda berbakti sepenuhnya pada Allah Swt. Menjadi hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh.

Tak terasa, bagaskara kian meninggi. Sudah saatnya Bunda mempersiapkan diri untuk merangkai karya. Bunda akan mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mencukupi kebutuhan Ananda kelak. Doakan Bunda ya, semoga setiap rezeki yang Bunda terima adalah rezeki yang halal dan penuh kebarokahan dari Allah Swt karena Bunda selalu inginkan yang terbaik untuk Ananda.. Sudah dulu ya, sekian surat dari Bunda.

Ananda, cinta Bunda tak bertepi.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 30 September 2010_06:13
Bunda yang sangat mencintaimu,
Aisya Avicenna


*)Aisya Avicenna adalah nama pena dari Etika Suryandari, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini ia berprofesi sebagai statistisi di Kementerian Perdagangan RI. Senang membaca, menulis, mengisi training, mengoleksi buku, berpetualang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi. Tulisannya pernah dimuat di www.penulislepas.com. Ia tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Penulis yang berdomisili di Jalan Kebon Nanas Selatan No. 16 RT 006/RW 008, Cipinang, Cempedak Jatinegara, Jakarta Timur 13340 ini bisa dihubungi di emailnya : akhwat_visioner@yahoo.com, webblog : http://thickozone.blogspot.com, HP : 085647122037


NB : tulisan ini diikutkan dalam lomba “Surat untukmu Nak, dari Calon Ibumu”, dari sumber : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat

Saturday, October 02, 2010

ENONG cs ENUNG : MENJAGA NYALA API MIMPI

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



Sepenggal cerita dari mahakarya luar biasa Kang Andrea Hirata : Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas

Gulungan kertas itu dibuka Ikal dengan berdebar. Penulisnya adalah detektif swasta M. Nur yang eksentrik. Isinya, menyatakan keprihatinan atas patah hati yang dialami Ikal. M. Nur mengaku memiliki informasi soal pria perebut kekasih Ikal. Yang menarik hati Ikal, sang detektif menyisipkan nama Jose Rizal. Siapa dia? Ternyata nama merpati yang mengantar gulungan surat. Nama yang lebih bagus ketimbang orang Melayu mana pun. Ahihihihi…

Inilah bagian dari petualangan baru Ikal dalam novel terbaru Andrea Hirata. Berbeda dengan tetralogi yang diluncurkan satu demi satu, kali ini Andrea mengemasnya dalam dwilogi yang menjadi satu buku sekaligus: Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas.

Sedikit banyak, dwilogi ini masih berhubungan dengan empat novel sebelumnya: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Empat karya yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan sejumlah bahasa Eropa lain seperti Jerman dan Belanda. Juga dalam bahasa Asia seperti Cina, Jepang, dan Vietnam. Kesuksesan yang menempatkan Andrea sebagai novelis yang go international.

Novel pertama, Padang Bulan, misalnya, menceritakan lanjutan kisah cinta Ikal dengan A Ling. Gadis Tionghoa ini menjadi cinta sejati Ikal sejak kecil seperti diceritakan dalam Laskar Pelangi, sampai ayah Ikal menolak merestui hubungan keduanya dalam tetralogi terakhir. Maka diceritakan Ikal minggat dari rumah. Belakangan, Ikal menerima informasi soal perjodohan A Ling dengan Zinar, pria Tionghoa yang diceritakan mirip bintang film Hongkong.

Jadilah Ikal yang dikuasai cemburu berusaha merebut A Ling. Lucunya, upaya perebutan ini bukan dengan melakukan hal-hal yang biasa. Tapi justru melalui berbagai lomba di kampung yaitu catur, voli, tenis meja, dan sepak bola. Bahkan Ikal sampai membeli peralatan peninggi badan supaya A Ling mau kembali.

Perjuangan yang luar biasa. Kadang tak masuk akal dan berlebihan. Tapi inilah kehebatan seorang Andrea: meramu cerita biasa menjadi tak biasa-biasa saja. Lupakanlah logika sejenak karena novel ini memang fiksi. Dengan membaca santai, kita bisa semakin merasakan betapa romantisnya ternyata seorang Ikal. Perjuangan cinta yang sangat layak dinikmati. Bahkan sangat mungkin kita menjadi bagian dari cerita itu sendiri.

Selain itu, pada novel pertama juga berkisah tentang Enong yang memiliki 3 orang adik dan ayah seorang pendulang timah. Suatu ketika ayahnya terkena musibah ketika sedang mendulang timah dan meninggal dunia. Ayahnya yang merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga telah meninggalkan keluarga Enong untuk selama-lamanya. Sebagai anak yang paling tua, Enong telah dibebani oleh tanggung jawab yang besar. Tak rela melihat ibunya berjuang sendiri, Enong memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dan menjadi pendulang timah, pekerjaan yang paling kasar dan hanya dilakukan oleh laki-laki pada saat itu. Enong yang memiliki minat yang begitu besar pada Bahasa Inggris, berusaha dengan keras mendulang timah hingga mengalami kejadian-kejadian pahit yang tidak terlupakan selama hidupnya.

Sedangkan pada novel kedua “CINTA DI DALAM GELAS”, inti ceritanya adalah keinginan Enong yang tak lain adalah Maryamah Karpov untuk mengikuti pertandingan catur dalam menyambut 17 Agustus-an. Sebelumnya, hanya laki-laki saja yang boleh mengikuti pertandingan ini. Apa alasan Enong yang tidak bisa main catur ini bersikeras untuk mengikuti pertandingan catur? Di novel ini pula diceritakan mengapa Maryamah binti Zamzami mendapat julukan Maryamah Karpov. Dalam novel ini pula, segala kenangan pahit yang pernah dialami Enong yang belum tuntas diceritakan di novel pertamanya diulas hingga tuntas.

Jika diperhatikan lebih lanjut, di dalam novel yang kedua ini ada beberapa pesan moral yang bisa diambil: kesabaran, kerja keras, persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Bagaimana seorang Enong yang pada mulanya tidak bisa bermain catur sama sekali berniat dan bekerja keras agar bisa bermain catur untuk mengalahkan mantan suaminya yang dulu pernah menghianatinya. Selain itu, perjuangannya pun akhirnya tidak hanya membuahkan hasil untuk dirinya sendiri, namun juga untuk masyarakatnya dimana kaum perempuan tidak dilarang lagi untuk bertanding catur pada acara 17 Agustus-an. Sungguh inspiratif!!!. Inti dari pesan moral ini mungkin bisa dirangkai dalam 3 kata: SACRIFICE, HONESTY, FREEDOM. Ketiga kata inilah yang merefleksikan hidup Enong yang penuh pengorbanan dan ketulusan untuk mencapai kebebasan yang diidam-idamkannya.

***

Hm, kalau Enong punya 3 kata itu, Enung juga punya…IPK. [I]nspiratif. [P]restatif, dan [K]ontributif!!! Enong cs Enung…(hehe, cs-an lho!! Semangat Enong patut Enung tiru!!!). Kata-kata Enong yang paling Enung suka :
“BERIKAN PADAKU SESUATU YANG PALING SULIT, AKU AKAN BELAJAR!!!”

Semangat Ikal juga terinternalisasi dalam diri Enung :
“Aku menengadah dan kepada langit ku katakan : ‘Inilah aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan! Beri aku MIMPI-MIMPI yang tak mungkin, karena AKU BELUM MENYERAH!! TAK KAN PERNAH MENYERAH!! Takkan pernah!!!”
[Ikal, Padang Bulan : 254]


***

Catatan : Enung merupakan panggilan ‘aneh’ dari seorang ‘korti Biologi 2006 yang sangat aneh’. Di saat sahabat lain manggil Nungma, dia sendiri yang manggil ‘Enung’. Ahihihihi…Dasar Backom!!!!


“Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan!!”

{sepucuk surat atas nama “CAHAYA CINTA” untukku dengan perantara Jose Rizal pagi ini…hoho.. fiktif!!! –menyemangati diri sendiri-}

[Terima kasih Jose Rizal, kau telah mengobati kerinduanku dan menyemangati untuk tetap MENJAGA NYALA API MIMPI!!!…Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, 1 Oktober 2010]

DREAM. FIGHT. IKHLAS [Keisya Avicenna dan Mimpi ke-137]

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



“Mimpiku memang belum padam. Di gerbang batunya, di sebelah arca Ganesha, aku mendongak ke langit. Duhai Tuhan, apakah mimpiku masih bisa jadi kenyataan??” [Alif Fikri, Novel Negeri 5 Menara hal. 222]

Senin, 27 September 2010
Pagi yang cerah di Kota Wonogiri. Target hari ini menyelesaikan segala urusan ‘pencarian’ dan ‘melengkapi’ surat-surat bersama Babe tercinta. Alhamdulillah, semuanya bisa selesai jam 11.00. sempat bertemu dengan adik bungsunya Babe (Om Wid) yang membawa berita gembira. Ehm, tinggal nunggu tanggal nih…^^v sip, bakalan punya tante baru dan mungkin sebentar lagi ‘berharap’ segera punya kakak ipar… (ayo, Mas Dhody atau Mbak Thicko, Dik Nung tunggu lho…ahihihihi…)

Bersegera balik ke Solo karena ada agenda cukup padat di Solo dan siang ini ada momentum ‘merealisasikan mimpi’. 1,5 jam perjalanan…sampai juga di Zona Nostalgia Romantic di Kost Pink. Sholat Dhuhur, rehat bentar, dapat kabar kalau dik Mira (Miratul) yang semula mau ikut ‘n nemenin aksi penyusupanku di fakultasnya, mendadak ada kuliah. Yaaahh…masak ntar Nungma kayak orang ilang di FISIP. Hehe…tapi karena tekad dah bulat, berangkatlah aku….^^v

Hm, sampai gerbang Jalan Surya dapat SMS yang membuat saya sedikit ‘syok’. Waduh, kenapa di saat ‘impian itu sudah di depan mata’ ada hal lain yang lebih urgent yang harus diselesaikan dan dikerjakan. Ya sudahlah…akhirnya Nungma balik kanan graaak…kembali jalan menyusuri jalan Surya n sampai di Salwa Net, ada beberapa hal yang harus dikirim termasuk karya tulis yang mau dimuat di Tabloid Suara Badar Jawa Timur. Tetep positif thinking, semoga suatu saat nanti bisa ketemu dan diskusi dengan Kang Ahmad Fuadi. Baru 10’ asyik berjibaku dengan si kokom cs, dik Mira SMS…”Mbak, aku gak jadi kuliah. Dosenku ternyata nanti juga jadi pembicara. Mbak sekarang dimana? Jadi ikutan bedah novel gak?”. Singkat cerita, Miratul njemput Nungma di Salwa Net. Subhanallah, di saat apa yang harus dikirim via email selesai, kabar gembira itu datang.

Sampai juga di FISIP. Siang ini akan ada acara bedah Novel Negeri 5 Menara bersama Kang Ahmad Fuadi (penulis novelnya), Bandung Mawardi (sastrawan), dan Sri Herwindya (dosennya Mira tadi). Wow, duduk di barisan bangku ke-3 dari depan. Posisi yang cukup strategis!!!

Langsung saja…pembicara pertama Kang Ahmad Fuadi, hoho…(gak nyangka, mimpi ke-137 ku terwujud!!!). Nungma langsung mengeluarkan buku catatan. Salah satunya Buku DNA Nungma : Mei-Agustus 2010, di dalam buku catatan harian Nungma ini ada tulisan-tulisan yang Nungma ambil dari novel Negeri 5 Menara. Kang Ahmad Fuadi menceritakan tentang isi novel itu, latar belakang pembuatannya (suatu malam yang sangat dingin….), sampai sekilas gambaran novel N5M yang akan difilmkan itu…(belum ada casting pemain lho!!! Ada yang berminat???).

THE SPIRIT of MAN JADDA WAJADA!!! “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan SUKSES!!!”

WOW, dahsyat deh!!! Kang Ahmad juga sempat memperlihatkan foto-fotonya saat berkeliling dunia…(Insya Allah, semoga suatu saat nanti Nungma juga bisaaa!!! AMIN)

Nih, sedikit Nungma tuliskan SINOPSIS dari Novel Negeri 5 Menara (jadi inget, dulu pernah Lomba SINOPSIS waktu SD di Semarang…*pertama kalinya ke Semarang euy…dan sejak saat itu Semarang menjadi INSPIRING TOWN bagi seorang Nungma, karena jejak prestasinya dimulai dari sana!! Dah gak penasaran lagi kan dengan ‘keistimewaan Semarang bagi Nungma’???hehe..kok malah jadi Nostalgia Romantic gini). Hm, simak baik-baik, tapi alangkah lebih baik, beli dan baca novelnya sendiri!!! Dijamin gak bakal rugi!!!

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
***
Hm, baca saja ya novelnya (bagi yang belum!!!). yups, N5M adalah buku pertama dari sebuah trilogy. Nungma kasih bocoran sedikit, valid nih. Coz Kang Ahmad sendiri yang cerita waktu ada acara INSPIRASI UNTUK INDONESIA di TV One. Novelnya yang kedua sekarang masih di tangan istrinya sendiri, selaku editor. (wah, kompak nian, bisa saling melengkapi…). Judulnya RANAH TIGA WARNA dengan mantera sakti MAN SHABARA ZHAFIRA!!! “Siapa yang bersabar, akan beruntung!!!”. Duh, rasa-rasanya dah gak sabar pengin segera beli dan baca!!!

Pada acara bedah novel itu (hihi, siang ini jadi ‘SANG PENYUSUP’, meski di awal sempat merasa asing, karena aura di FISIP beda banget dengan aura di MIPA. Tapi ya tetep enjoy saja…^^v). Setelah Kang Ahmad selesai, dilanjutkan dengan Bandung Mawardi, seorang sastrawan. Gayanya benar2 mencerminkan seorang ‘seniman sastra’. Dia menyampaikan bahwa ideology yang mengerikan adalah cara berpikir yang negatif, dst… pokoknya kalimat yang Nung suka dari apa yang beliau sampaikan : “Nalar keseharian merupakan modal untuk berubah, yang tidak menutup kemungkinan ada keajaiban, milikilah cerita kolektifitas dalam keseharian kita, tapi harus tetap ada kemerdekaan diri…” [IMAJINASI KESEHARIAN]

Sedangkan dosennya Mira, menyampaikan tentang nilai pendidikan dari N5M itu…(hehe, kayak ngajar kuliah aja cara menyampaikannya). Jam di HP sudah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Nung sempat mau pamitan ma Mira, coz harus segera ngajar di GO jam 15.30 WIB. Mira tak kasih 2 opsi, nganterin ke Sekarpace apa nunggu sampai acara selesai dan tak mintai tolong buat minta tanda tangan, kalimat motivasi, n menyampaikan salam buat Kang Ahmad nanti kalo acaranya usai. Mira pilih opsi yang kedua. Masuk sesi diskusi dan tanya jawab. Tapi, akhirnya, karena sudah masuk sesi tanya jawab sebelum Nungma beranjak bangkit dan meninggalkan ruangan, akhirnya Nungma memberanikan diri untuk mengacungkan tangan dan jadilah Nungma penanya ketiga. Hoho…

Nung tanya selama menyusun novel N5M, tingkat kesulitannya apa??? Sama, minta motivasi biar terus bersemangat “menghargai hidup dengan mendokumentasikannya”. Hm, dah hampir jam 15.00 nih (bener2 ngrasa berpacu dengan sang waktu…). Alhamdulillah, dapat pin NEGERI 5 MENARA!!! Kembali ke tempat duduk, tapi masak mau colut aja…yadah, nunggu sampai Kang Ahmad selesai njawab….Jam 15.10…jawaban Kang Ahmad sangat seru dan memuaskan!!! (Semoga beliau tidak bingung, coz waktu inagurasi FLP Jakarta angkatan 14 beberapa waktu lalu, beliau sempat bertemu juga dengan mysupertwin, Etika Aisya Avicenna dan jadi penanya juga!!! Ahihihihi…)

Akhirnya, jam 15.20 Nungma keluar ruangan dengan senyum puas dan bahagia!!! Berangkat ke GO dengan spirit MAN JADDA WAJADA!!! (Daripada telat, n Nungma adalah orang yang cukup memperhitungkan waktu, akhirnya naxi deh…^^v. untung deket, meski sempat telat 5’…n dah ditunggu anak2…tapi ngajar hari ini terasa ‘beda’. Terima kasih ya Allah….)

• Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. [Ust. Salman, hal. 106]

• Jangan pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. [Ust. Salman, hal. 107]


• Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.

***
Dan akhirnya Miratul bisa mendapatkan tandatangan Kang Ahmad Fuadi sekaligus 3 kata motivasi dari beliau : DREAM. FIGHT. IKHLAS!!!
Tengkyu Miratul…^^v

***

[Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, awal hari yang baru di pembuka Bulan OKTOBER. Spirit OKTOBER : [O]ptimalkan [K]ompetensi diri dan [T]otalitas dalam [BER]amanah…!!!! OKTOBER akan menjadi bulan yang penuh PETUALANGAN UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN!!! Semangat ‘mbolaaaaaaaang…^^v]