Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, January 15, 2011

Engkau Penulis yang Mana?

Saturday, January 15, 2011 0 Comments
Engkau Penulis yang Mana?
by Bambang Trim on Saturday, January 15, 2011 at 6:22am

Ada penulis pena terlena

: setiap saat asyik berkarya

Selalu lupa pada pembaca

Merasa karya enak dibaca



Ada penulis pena perdana

: suatu saat menghasilkan karya

Setelah itu tak terdengar nama

Karya pertama dan satu-satunya



Ada penulis pena terpana

: setiap saat asyik bertanya

Mengumpulkan karya sejumlah penulis ternama

Tapi hanya terbuai angan belaka



Ada penulis pena merana

: setiap saat mengeluh menderita

Beridealisme tanpa rencana

Menulis tak dihargai semestinya



Ada penulis pena durjana

: setiap saat mencari celah

Plagiat karya berpuluh jumlah

Naskah orang dibubuhi namanya



Ada penulis pena berdana

: takdir kadang tertolak naskahnya

Terpikat penerbitan swakelola

Menerbitkan sendiri siapa sangka



Ada penulis pena kelana

: setiap saat entah pergi kemana

Backpacker sebutan mengena

Menulis di mana saja dan apa saja



Ada penulis pena bahana

: setiap saat menajamkan karya

Tidak berkompromi dengan kualitas rendah

Menulis naskah mengejutkan dunia



Ada penulis pena bermakna

: setiap saat merenungi cinta

Mengikat makna amat sempurna

Karyanya mulia bertenaga



Engkau penulis yang mana?

Aku penulis pena bukan apa-apa, Na.





untuk para "pendekar penulis" dan Na

:: Bambang Trim

Colomadu, 16 Januari 2011

Friday, January 14, 2011

Buku Kehidupan

Friday, January 14, 2011 0 Comments

buku ini bukanlah buku tes CPNS atau buku latihan UAS yg pd halaman belakangnya ada kunci jwbn berikut pnjelasannya yg bs lgsg dlht. buku ini mmg mengurai bnyk hal.. dan hanya Sang Penulis buku ini yg tw hakikat jwbn atas tanya dr para 'pembaca'. sang pmbaca hrus jeli dlm mngambil arti dr stiap tulisan dlm bukuNya..

~buku kehidupan~

Thursday, January 13, 2011

Penting!

Thursday, January 13, 2011 0 Comments

Setiap orang punya beragam kepentingan… ada yang memang benar-benar penting, tak sedikit juga yang sebenarnya tidak penting! Hanya saja, jangan sampai kepentingan2 itu membuat kita sok penting yang akhirnya merugikan kepentingan orang lain…

~menjadi penting itu baik, tapi menjadi baik itu yang lebih penting!~
Aisya Avicenna

Wednesday, January 12, 2011

Untukmu, Abdi Negara!

Wednesday, January 12, 2011 2 Comments

Kemarin (11-1-11), saat tengah asyik berkutat dengan pekerjaan kantor yang lagi banyak-banyaknya, ada rekan yang chatting dengan saya via email. Beliau memberitahu saya link dari kaskus yang cukup bagus... Silakan dibaca ya, agan/aganwati..
***

Korupsi dan Penindasan Terjadi di Depan Mata Ane (Pengalaman Seorang PNS)

Ane adalah pegawai di bagian humas salah satu kementerian (maaph, ane nggak bisa sebutin). Ane baru 2 tahun di sini. Tapi, ane sudah cukup tahu banyak hal soal perilaku pejabat2 di ruangan ane. Korup semua, Gan. Modusnya siy biasanya sederhana, malsuin dokumen-dokumen buat ngedapetin uang haram. Misalnya, beli barang fiktif. Dokumennya lengkap, tapi barangnya nggak ada. Duitnya masuk kantong pejabat dan perusahaan yang mau diajak kong kalikong.

Jumlah duitnya nggak sedikit, Gan. Untuk anggaran belanja peralatan kantor aja (alat tulis, kertas, tinta printer, dsb) jumlahnya bisa puluhan juta setahun. Belum lagi anggaran-anggaran lainnya. Kadang juga korupsi dari pekerjaan yang harusnya makai tenaga ahli. Jadi, pekerjaan (misalnya bikin buku/modul) yang harusnya digarap tenaga ahli, dikerjakan sendiri. Nah, si tenaga ahli cuma disuruh tanda tangan surat2 aja. Istilahnya, pinjem nama. Dan, si tenaga ahli paling banter dibayar 3 juta-an aja. Nah, sekarang, kalo anggaran buat bikin tuh buku/modul 50 juta, itung sendiri deh berapa duit haram yang diembat sama pejabat. ITU BARU PEJABAT TINGKAT TERENDAH AJA, GAN. PEJABAT ESELON IV (SETINGKAT KASUBBAG/KASI) YANG LANGSUNG DI ATAS STAF. Buat pejabat yang lebih tinggi, mereka juga dapat setoran dari bawahan2nya. Jadi, pejabat yang ada di atas juga diem aja ngelihat tingkah laku pejabat di bawahnya, karena MEREKA JUGA DAPAT SETORAN.

Yang bikin ane lebih miris, mereka juga nggak jarang nyolong hak-nya staf/bawahan. Misalnya, tiap minggu kan ada uang selain gaji (uang makan, transport, dsb). Nah, uang2 ini ngasihnya nggak pernah teratur alias diacak. Misalnya, uang makan bulan Januari dikasihnya di bulan Februari minggu ke-2 dan uang makan bulan Februari dikasihnya di bulan Maret minggu ke-4. Tujuannya ya biar kita2 NGGAK BISA NELITI UANG APA YANG UDAH DIKASIH DAN MANA YANG BELUM!!! Jadi, ada uang jatah bawahan yang bisa mereka korupsi. Bayangin aja, Gan, berapa banyak yang mereka rampok. Misalnya, uang transport aja 300rb per orang per bulan. Nah, kalo mereka ngorupsi jatah uang transport sebulan, tinggal dikali aja sama jumlah pegawai humas yang 100 orang lebih.

Mereka juga nggak segan2 ngambil hak-nya pegawai honorer/tidak tetap/belum jadi PNS. Temen ane yang pegawai honorer cerita, gaji dya sebulan cuma dikasih 1 juta. Padahal, kata staf keuangan, gaji mereka sebenarnya tuh 1,3 juta. Yang 300 rb ke mana? Ya diembat sama koruptor2 itu : 300 RB X JUMLAH PEGAWAI HONORER X 12 BULAN..!!!

Trus, tiap akhir tahun, para pejabat itu ngadain rapat, biasanya di luar kota biar nggak ketahuan. NGAPAIN AJA? MBAGI2 DUIT SISA ANGGARAN…!!! Teman ane yang supir cerita, pejabat2 itu kalo mbayar parkir aja suka itung. PARKIR MOBIL 2RB AJA MEREKA CUMA MAU BAYAR SERIBU..!!! Sering, temen ane yang supir itu yang nombokin. Benar2 keterlaluan. Pernah temen ane itu disuruh nyupirin sampe ke Bogor, PP dalam sehari, cuma dikasih uang lelah gocap. Padahal kan dya tanggung jawabnya besar, Gan. Bawa nyawa. Ya paling nggak cepek lah. Toh tugas ke luar daerah kan emang ada uangnya.
Ane sebelum masuk PNS emang udah denger2 kalo di birokrasi itu rawan korupsi, TAPI ANE NGGAK MENDUGA AKAN SETEGA DAN SEBURUK INI. Memang siy, ada korupsi yang jumlahnya lebih gedhe, misalnya si Gayus.

Tapi tetap, karena yang ane ceritain di atas terjadi di depan ane, ane merasa prihatin dan marah, Gan. Kita sebagai staf menderita dengan penghasilan nggak seberapa di kota Jakarta yang serba mahal ini, SEDANGKAN MEREKA SENENG2 PAKE DUIT KORUPSI. Udah gitu, kementerian ane kayaknya males2an ngajuin remunerasi, karena kalau ada remu, maka penghasilan para pejabat akan berkurang karena tunjangan2 dan uang perjalanan dinas akan ada yang dipotong. Mereka sama sekali nggak mau merhatiin nasib staf, nasib orang kecil.
Kalau ane sih, Gan, nggak berani korup dan nggak akan nggunakan kesempatan. Pernah ane diajak teman malsu kuitansi penginapan pas kita dines ke daerah. Kita nginepnya gratis sebenarnya, tapi dya pengen malsuin kuitansi dan minta ganti uang penginapan ke kantor. Tiap kali ane ditanya ma dya, ane jawab kalo urusan ane dah beres. Padahal ya duitnya ane balikin ke kantor. Ane nggak mau kayak pejabat di sini.

Ane nggak habis pikir, mereka itu sholat, bahkan ada yang berjilbab, tapi kelakuan kayak setan. Mungkin nggak ada lagi setan di dalam tubuh mereka coz mereka sendiri udah ‘lebih setan’ daripada si setan itu sendiri. Makanya, ane nggak mau lagi sholat di musholla kantor (ane muslim, Gan) kalo di-imami mereka. Pejabat tapi tingkah laku koq bejat.

Berikut ini beberapa komentar dari Agan/Aganwati :
Quote:
Originally Posted by TempeLaut
ane salut gan sama ente kalo ente ngga ikut ikutan kaya yang lain
selalu perkuat iman agan, jaga terus kehormatan diri agan, jangan sampe mau dibeli dengan uang
Jawab :
Ane bukannya sok suci atau apa, Gan. Cuma ane nggak berani dan nggak tega makan duit haram. Ane ini emang miskin, ortu ane aja sekarang masih ngontrak , tapi mereka selalu bilang ma ane 'kita ini memang miskin harta, tapi jangan sampe miskin hatinya. Kita harus jujur karena itulah yang akan ningkatin derajat kita di depan Allah'
Quote:
Originally Posted by Methal_DhankDhut
Setuju gan... Ada keluarga ane yang mau resign dari salah satu kementrian setelah kontrak dinas selesai. Gak tahan ama atmosfir korup dan kongkalikong.. mau jadi apa negara ini..
Jawab :
Kalo ane lum ada niat resign, Gan. Coz keluarga ane pengen ane jadi PNS (tentu bukan untuk korupsi tapi). Ane pengen pindah ke Jogja, tempat kelahiran ane. Kadang ane mikir, apa nggak usah jadi pejabat sampe pensiun nanti. Daripada jadi pejabat tapi mau nggak mau harus korupsi (paling nggak buat nyetor ke atasan).
Quote:
Originally Posted by rhendrawan
rahasia umum gan... mudah"an ente tidak ikut terjerumus gan... salut buat ente yang masih idealis.
klo semua pejabat di negara ini kayak ente... negara ini pasti makmur
Jawab :
Agan terlalu memuji, Gan Ane cuma berusaha jadi orang jujur. Ane yakin harta dari hasil perbuatan nggak akan mendatangkan berkah.
Quote:
Originally Posted by mblink89
keren ente gan salut ane...
semoga banyak pns yang kayak ente biar Indonesia bersih dari korupsi
btw, ane masih cpns dan ingin mencontoh perilaku agan yang ga mau korupsi
amiin.:ilov eindonesia

Jawab :
Betul, Gan. Usahakan dan biasakan nggak korupsi dari awal. Korupsi tuh kayak narkoba. Kalau udah kena, agak susah lepasnya. Kita niatkan untuk cari duit halal dan mengabdi pada bangsa.
Quote:
Originally Posted by nanashi
Klo udah terlanjur jadi PNS susah gan, mau ikutan pasti ga tenang karena makan uang haram, mau ngga ikutan pasti akan di kucilkan malahan bisa dimutasikan ke daerah, ya serba salah gan salah satu alasan kenapa ane ga mau PNS ya karena hal tersebut

Jawab :
Iya, Gan. Memang kadang kita sebagai staf dipaksa. Tapi lebih untuk nglengkapin dokumen fiktif. Misalnya, kita disuruh absen/tandatangan buat kegiatan fiktif. Jadi, nggak nerima duitnya. Emang siy, Gan, itu artinya kita sedikit banyak terlibat juga. Tapi, itu kita dipaksa. Dan, di dokumennya kan tertulis jelas, penanggung jawabnya siapa. Pinter2nya aja kita njaga diri. Jangan sampe ikut2an busuk, tapi juga nggak mungkin kan kita teriak 'maling' di sarang maling. Kita mulai perbaikan dari kita sendiri lah...

Ni salah satu pengalaman agan/aganwati :
Quote:
Originally Posted by ochiet
semoga kuat ya gan menjalani perkerjaannya,........saya kenal pegawai negeri yang jujur,..35 tahun kerja masih belum punya rumah sendiri sampai pensiun dan kendaraan hanya sepeda motor tahun 80,...itu karena kerjanya jujur, gak mau ikutan temen2nya yang suka makan uang gak halal,....

ada yang levelnya di bawah dia sebelum pensiun baru 3 tahun udah lebih kaya,....
Jawab :
Yang penting duit kita berkah, Gan. Selamet di dunia, selamet di akherat. Sedikit cerita, sebaiknya kalo PNS emang punya kerja sampingan (asal halal dan tidak melanggar peraturan).

Agan/aganwati yang ngasih saran bagus :
Quote:
Originally Posted by ibot75
Saran ane sih emang lebih baik jangan mendekati kemaksiatan (korupsi), habis ngeri, ga kuat iman, nyawa taruhannya serta siksaan seumur dunia dan akhirat. mending dagang gan, terlihat dengan jelas mana halal dan haramnya, lha kalo kerja jadi PNS kan susah, kalo gaji emang jelas itu halal, lha kalo ujug2 ada uang ini, uang itu, lha itukan ga jelas halal-haramnya. emang PNS itu ngeri, ama temen sekantor aja tega ngambil hak-haknya, apalagi ama kita2 ini rakyat kecil yang dibawah, waduh mumet mas mikirinya, ngejar harga ga seberapa lama, ngejar neraka terasa begitu dekat.

Cukup menjadi bahan perenungan untuk kita semua...
***
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah merupakan figur yang seharusnya menjadi pengayom dan pelayan bagi masyarakat, mestilah bersifat jujur, disiplin, dan profesional dalam menjalankan amanah bangsa dan negara.
Berbagai anggapan, baik positif maupun negatif dari masyarakat terhadap eksistensi PNS. Sisi Positifnya, PNS disuguhkan bermacam jaminan kemudahan dan fasilitas mulai dari tunjangan keluarga, jaminan kesehatan sampai jaminan hari tua (pensiun). Sedangkan sisi negatifnya, anggapan bahwa PNS sering diindentikkan dengan aparat pemerintah yang seringkali tidak disiplin, sulit bersikap jujur, dan anggapan negatif lainnya (tidak lain dikembalikan kepada pribadi masing-masing).

Bagi PNS yang memahami makna permasalahan di atas selayaknya menjadikan anggapan-anggapan masyarakat tersebut sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta menjadikannya bahan introspeksi diri agar tidak larut dan lupa diri bahwa kita adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Istiqomah di jalan kebenaran menjadi solusi bagi PNS agar tetap berada pada rel kehidupan sebagai abdi negara dan hamba Allah.
Mempertahankan pendirian untuk selalu benar memang tidaklah mudah dan perlu perjuangan. Yang perlu dipahami adalah firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah : 6). Kemudahan demi kemudahan akan kita rasakan manakala kita berpegang teguh kepada tali agama Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Dan yang perlu kita yakini bahwa firman Allah : “… Sekiranya Allah mengendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. …” (QS. Al-Maaidah : 48). Dalam hidup ini kita dihadapkan sebuah pilihan, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.” (QS. Asy-Syams : 8), namun pilihan tersebut akan dapat dihadapi dengan kepekaan jiwa kita dalam mensikapi segala ujian yang telah diberikan Allah kepada kita.
Marilah kita azzamkan dalam diri bahwa kita harus menjadi PNS yang amanah dalam menjalankan tugas. Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang mulia di sisi Allah Ta’ala sehingga janji Allah berupa kenikmatan surgawi ([P]enghuni [N]eng [S]urga) akan kita dapatkan sebagai balasan atas segala amal ibadah kita dalam naungan kasih dan sayang-Nya yang tiada tergantikan selamanya.
Amiin.
Wallahu a’lam bish Shawwab.

Masih di Jakarta, 120111
Aisya Avicenna

Tuesday, January 11, 2011

Inginku Kau Tahu

Tuesday, January 11, 2011 1 Comments

melodi perjalanan

Inginku kau tahu
Kau tak datang begitu saja
Kau hadir atas kehendak dari-Nya
Jauh sebelum aku menyapa dunia
Sudah ada namamu di buku catatan-Nya

Dugamu aku tak melihat harta?
Inginku kau tahu, aku pun menilainya
Bukan pada banyaknya, tetapi pada jalan apa engkau mengusahakannya
Pada sebijak apa engkau membelanjakannya,
Pada sebaik apa engkau laksanakan tanggung jawab dalam meraihnya

Sangkamu aku tak memandang kedudukan?
Inginku kau tahu, aku tentu melihatnya
Bukan pada ketinggiannya, tetapi pada kemaslahatanmu bagi umat
Pada bagaimana kau menjadi contoh kebaikan
Pada bagaimana perilakumu mengilhamkan ukhuwwah dan kedamaian…

Pikirmu aku tak melihat silsilah keluarga?
Inginku kau tahu, aku pun akan melihatnya
Bukan pada kedudukan keluargamu yang terhormat
Tapi pada rasa hormatmu akan kedudukan mereka
Mereka yang telah membuatmu seperti kini adanya

Sangkamu aku tak pandang indah rupa?
Inginku kau tahu, tentu aku juga menimbangnya
Bukan pada indah perwujudannya, tetapi pada kilau cahaya wudhu yang terpancar darinya
Pada secerah apa ia ketika bertabur tindakan mulia
Pada semuram apa ia ketika tiada sadar terjejak lalai jiwa raga…

Dan jika kurangkum semua
Dari segala yang kutatap lewat senyap
Inginku kau tahu, ku hanya ingin mencari penggambaran akhlakmu
Untuk kemudian kurangkum doa pengharapan dalam diam
Atas seorang imam
Bagi dunia dan akhiratku…

Rabbi habli zaujan shalehan...
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin...

Referensi : sebuah tulisan berjudul “Untuk Kau Tahu” dari dakwatuna.com
Dalam rintik hujan yang menyapa pagi ibukota,
REDZone, 11012011_05:22
Aisya Avicenna