Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, May 11, 2011

Celoteh Aksara [38]: “SAAT AKSARAKU MENSKETSA PELANGI” (remphong_mode:ON)

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments




by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, May 10, 2011 at 10:42am

Sabtu, 7 Mei 2011

Cerita di Universitas Mata Pena

Agenda seru pagi ini mengikuti pelatihan penulisan artikel di universitas MATA PENA. Dosen yang ngajar hari ini Cek gu Erni Ratna, C. S.Pd. Calon Sarjana Pendidikan hihi…sebagai seorang mahasiswi baru, pagi itu Nung sudah melakukan sedikit kesalahan dengan melanggar nama yang melekat pada dirinya sendiri. Kelas dimulai jam 08.00. Nung terlambat 15an menit lah. Haha…lha mendadak dapat amanah harus kirim email ke salah satu penerbit di Solo. Yasudah, sebelum jalan ke “kampus pena”, Nung nangkring dulu di warnet. Hah, untung pak rektor-nya gak datang. Xixixi…pizz, pak! ^^v. Nung kan biasanya ontime jikalau tiada badai menerjang dan aral melintang.



Mata kuliah unlimited SKS hari ini adalah “nge-gank sama ARTIKEL”. Bu dosen menerangkan dengan sangat runtut bagaimana proses pembuatan artikel di media massa. Mulai dari preparation, checking, dan evaluating. Kalau mau minta yang lengkap, silahkan kontak bu dosen langsung aja yha. Ni tak bagi tips-tips nongol di media dari mbak Niken Setyawati, salah satu redaktur di SOLOPOS (bu dosen juga sempat menyampaikan dan mengulas secara singkat):

1. Aktual

2. Kompetensi

3. Spesifik

4. Berdaging

5. Orisinil

6. Perhatikan Segmen Media

7. Jumlah Karakter

8. Kirim secara Eksklusif

9. Kenalah dengan Editor

10. Bandel



***

“Menculik” Guru Besar, Mas Sakti Wibowo

Nah, perkuliahan usai jam 10.00. Bu dosen harus segera berangkat ke Tegal. Ada pertemuan dinas. Hihi. Jadi delegatorwati FLP Solo Raya ke Upgrading FLP se-Jateng. Selanjutnya, kelas ricuh. Hehe. FLP Pelangi ada 3 orang yang datang. Mas Cowie, Diah Cmut, and Nungma. Dipimpin Wildan, kita membahas mekanisme jarkom MATA PENA. Nung asyik main-main di luar kelas. Ada 2 malaikat kecil, Fatih dan Raffi. Main-main deh sama mereka. Hyaaa, Mas Aris El Durra datang. Bener-bener deh, telatnya parah! Haha. Ada kabar kalau Mas Sakti Wibowo sedang di Solo. Singkat cerita, terpilihlah Wildan yang akan berperan “Menculik Mas Sakti”…^^v



Mas Sakti datang sekitar jam 12.30. Membersamai MATA PENA sampai jam 13.30 lah. Satu jam untuk belajar mengenal, mengeksplorasi, dan menciptakan “KARAKTER”. Dua tips yang beliau berikan diantaranya:

1. Memotret kondisi sekitar

2. Memperdalam teori psikologi manusia



***



Remphong-nya Rapat di Balekambang

Jam 14.00, setelah menempuh perjalanan yang berliku bersama Diah Cmut sampailah kita di Taman Balekambang. Berbekal snack kiloan yang kan menemani kita rapat sesorean. Hihi. Di lokasi sudah ada Mas Aris, Wahab, Wildan, Faqih, dan Hamham. Mas Tyo menyusul kemudian. Banyak kejadian lucu terutama pas ada seekor kijang yang tersepona dengan makanan yang kita bawa. Remphong deh bhook…*)asli, virus alay-nya kepala suku Pelangi dengan cepat mewabah. Hadeh…



Rapat kali ini memutuskan (langsung hasile wae yho, nek tak critakne alurnya secara detail isine gur ngikik thok…) Insya Allah tanggal 4-5 Juni 2011 mau ada upgrading FLP Solo Raya. Nginep pluz outbond di Tawangmangu. Cihuy…bisa naik kuda deh! Lho???



***

Indahnya Kebersamaan Penuh Cinta di Ganesha

Rapat usai jam 15.15. Berpisah deh…Nung dianter Diah Cmut ke GO Mawar. Ada agenda doa bersama adik-adik kelas 6 SD. Seru banget! Endingnya salam-salaman semua tyuz beberapa siswa ngajakin foto bareng. Hikshikshiks… Bu NM pasti merindukan kalian semua!!!



***

Banyak Kejutan Manis di Sabtu Romantis

Alhamdulillah, dapat surprise dari Allah SWT sore itu. Seorang sahabat SMA, Novita, butuh bantuan buat pinjem kartu ATM-ku karna punya dia ketinggalan. Singkat cerita, dengan mobilnya dia menjemput Nungma di GO Mawar dan kita pun ke ATM BNI Slamet Riyadhi buat ambil transferan uang dari keluarganya di Wonogiri. Selanjutnya nganterin adiknya priksa ke dokter kulit di daerah Gemblegan. Setelah selesai priksanya, kita pun menikmati makan malam di kawasan Solo Baru. Angkringan teh pocinya “PAK ITEM”. Maknyuzzz dah, apalagi Nung ditraktir. Hihi…



Banyak dapat SMS yang membahagiakan malam itu. Alhamdulillah, Mbak Thicko juga sudah sampai rumah. Hm, obrolan yang seru dengan sahabat lama. Banyak kabar-kabar mengejutkan dari beberapa teman SMA. Termasuk 2 orang teman yang sempat jadi korban penculikan NII di Jogja. Masya Allah…beberapa kabar ada yang membuat Nungma syok. Benar-benar gak percaya! Ya Rabb, jagalah sahabat-sahabatku itu… Makan malam yang sangat menyenangkan. Nung pulang ke rumah juga diantar Novita. Kebetulan kita juga searah. Sepanjang jalan pun ngobrol terus…^^v



***

KYDEN, Istana 5 Cinta

Alhamdulilah, sekitar jam 20.00 Nung sampai di Istana KYDEN. Malam ini KYDEN lengkap! Ah, banyak cinta malam ini. Sekotak tissue takkan cukup untuk menghapus jejak air mata yang terurai…air mata bahagia!



*-*-*-*-*

Ahad, 8 Mei 2011

MEINIKAH: Menjadi Saksi Bersatunya Dua Hati

Agenda pagi ini SUPERTWIN mau menghadiri walimahan salah seorang sahabat mereka, Ukh. Saras Mat’05. Kostum hari ini kembaran. Cihuy…jam 09.30 kita sudah tiba di lokasi. Bertemu dengan rekan-rekan Mat’05 yang lain. Dengan seragam yang sama tapi berbagai model jahitan. Cakep dah! Ijab qabul berlangsung sangat khidmat. Alhamdulillah, kita bisa menyaksikan prosesi sakral itu dengan sangat dekat. SAH! Barakallahulaka wabaroka’alaika wajama’a bainakuma fiikhoiir…Ekspresi sepasang pengantin baru itu lucu banget. Masih malu-malu gitu. Hihi…semoga menjadi “kebahagiaan yang menular”. Amin.



Pada kesempatan itu, ada satu surprise lagi. Pemberi taushiyah siang itu seorang ustadz yang Nung kenalnya di FB. Alhamdulillah, bisa dipertemukan dengan beliau hari ini. Ust. Asih Sunjoto Putro. Banyak dapat ilmu baru dari beliau dan nasihat2 tentang pernikahan.

The Power of “MANTEN” (ni mah Nung yang ngasih judul. Hihi)

[M]atsinamatan

[A]ntebing rasa/ati

[N]embung

[T]ukon

[E]wuh

[N]ikah…(bagian ini Nung lupita, lha diajak ngobrol tamu yang duduk di sebelah Nung. Ustadz, mohon dikoreksi dong! Hehe…)

Jadi MANTEN itu memang pantas untuk diacungi JEMPOL. Ada singkatannya juga nih:

[J]ejeg

[E]man

[M]udeng

[P]rigel

[O]mber/ sabar

[L]uwes lan loma



Hm, itu beberapa inspirasi yang Nung dapatkan. Terima kasih, ustadz! Alhamdulillah, sangat menginspirasi dan memotivasi.



***



FLP Pelangi #16: Hari ter-REMPHONG Sedunia!

Agenda SUPERTWIN selanjutnya menuju markas FLP Pelangi yang berlokasi di SMP 7 Muhammadiyah. Sampai markas sudah ada Ayu, Mas Cowie, dan kepala suku kang Fachmy lagi berbasket ria. Materi hari ini tentang “KATA TRANSISI ANTAR PARAGRAF”; “DEPERSONALISASI”; dan “ELEMEN KEPENULISAN DI MEDIA MASSA”. Seperti biasa, kita didikte! Dan seperti biasa pula banyak kekonyolan terjadi. Apalagi beberapa hari terakhir ini, sang kepala suku itu kumat akut! Alaynya bikin remphong!!!



Ohya, sepanjang perjalanan ke markas tadi Nung banyak cerita ke Mbak Thicko tentang kebiasaan2 para makhluk di TK Pelangi (kalian tak rasani tjah…xixixi). Dan mbak Thicko ternyata berhasil membuktikannya. Haha. Remphong deh kalian semuaaa…Kelas sore itu dihadiri oleh Bunda Eny, Mbak Eka, Mbak Nury, Ayu’, Diah Cmut, Wien, Mbak Santi, Mbak Amrih, Mas Aris El Durra, Nungma, Mbak Thicko, dan Pethunya. Mas Tyo izin ada ujian, Mbak Ummi Kultum juga izin, Mbak Fu’ah juga. Yang lain kurang tahu…



Pending sholat Ashar, SUPERTWIN main basket. Tyuz foto-foto deh! Hehe. Ayu’ yang jadi korban kenarsisan kita. Jarang-jarang lho Yu’. Hwkwkwk…abubububu! Melayani para fans yang minta foto juga! (Baca: Mbak Santi). Haha…Kelas dilanjutkan lagi dan SUPERTWIN pun kabur dari kelas sekitar jam 15.45 karena harus berangkat ke Stasiun Balapan jam 17.00. Kita berdua balik ke kost tyuz bersiap.



***

Setelah 22 Jam Bersamamu…

Berangkat dari kost jam 16. 50 dan sesampai di Balapan langsung menuju jalur 6 tempat sang ular besi “SENJA UTAMA” parkir sementara. Huaaa, Nung jadi kangen mbolang naik kereta bhoook…Menemani mysupertwin sampai jam 17.40 di dalam kereta. Ni Nung sempat bikin puisi. hehe…



"22 JAM BERSAMAMU"

by Norma Keisya Avicenna on Sunday, May 8, 2011 at 5:27pm



Guratan jingga rona senja menjadi saksi perpisahan raga qt berdua...

Bersama senandung cinta yg kan slalu aku dendangkan untukmu, untuk cita kita..

Untuk impian2 kita



Kuizinkan ular besi ini kembali membawamu

Merengkuh segala indah yg ingin kau raih.

Kurelakan malam mjd penghias bunga2 harapan yg kan terus bersemi dlm hati smp pagi menjelang kembali...



Perpisahan ini hanya sementara, sejatinya kurasakan jiwaku melekat pada jiwamu.

Hatiku tlah berpadu dlm hatimu...

Selamanya kita dekat

Sampai nanti pun kita kan slalu berpeluk erat!



Sematkan slalu semangat dlm lubuk hatimu yg terdalam.

Hingga nanti impianmu kan jadi nyata...

Kan kulihat kau slalu tersenyum bahagia

Bersama cerita2 kita yg tak kan pernah usai mengisahkan cinta yg sederhana!



Doaku slalu ada untukmu.

Harapku slalu dalam hatimu.

Mimpiku tlah bersemayam dlm jiwamu!

Aku titip perjuangan dan impian2ku dlm setiap detak nadi, hela nafas, dan deguban jantung dlm dirimu...



Cintaku, sampai jumpa lg dlm pertemuan jiwa kita yg lebih baik!



~Di dalam kereta senja utama yg kan membawa belahan jiwaku yg lain...17.30 WIB! Jiwaku kini tengah menikmati episode baru yg kan "membuatku lebih"~



***

Aksi Mbolang ke Rumah Sang Ketua FLP Solo Raya, Mbak Asri Istiqomah

Keluar dari Stasiun Balapan, dalam hati Nung pengin banget ikut temen-temen yang pasca writing camp tadi bezuk Mbak Asri di rumahnya. Akhirnya, Nung memutuskan untuk nyusul ke rumah beliau di daerah Kampung Sewu. Ada dua petunjuk yang Nung dapatkan agar bisa sampai di rumah beliau. Dari Akh. Doni dan Akh. Choirul –suami mbak Asri-. Dengan “blue bird”-nya Solo, Nung akhirnya sampai di daerah Kelurahan Kampung Sewu. Cari petunjuk. Ternyata, pos ronda tempat di mana Nung turun tadi itu Rt 04 Rw 06, bukan Rt 03 Rw 06. Nyasar dah…Nung sempat tanya dengan dua bapak-bapak yang ada di daerah itu. Dari beliau Nung disuruh masuk ke gang itu menthog kemudian belok kiri. Nanti tanya-tanya lagi di daerah itu. Haha. Asli, seru banget!



Nung pun jalan mengikuti petunjuk dan hari mulai gelap. Hihi. pas sampai belokan, ada seorang bapak yang tengah duduk di kursi santai depan garasi rumahnya. Nung pun nanya ke beliau, memastikan. Yuhuy, Nung lanjutkan jalan dan akhirnya ketemu sebuah pos ronda. Menurut petunjuk sih, rumah Mbak Asri tu di sebelah utaranya pos ronda. Nung dah celingak-celinguk di situ. Tapi kok gak ada petunjuk yang benar-benar bisa menguatkan kalau rumah yang di utara pos ronda itu rumah Mbak Asri yha? Coz Nung gak liat sepedanya Mas Aris, Mas Dwi, maupun Wien. Akhirnya, Nung jalan melewati rumah itu (sempat menangkap sosok muslimah tengah duduk di kursi, tapi Nung belum yakin kalo itu mbak Asri!).



Nung sempat tanya kepada seorang bapak penjual tahu kupat yang lagi mangkal di dekat perempatan. Nung tanya apakah benar daerah di situ dah masuk kawasan Rt 03 Rw 06. Ternyata benar! Dan akupun tanya ke bapak itu apakah tahu rumah Pak Choirul. Beliau balik nanya, Pak Choirul yang biasa ngelesi itu ya mbak? Aku jawab aja, iya! Ternyata sebuah rumah yang kuduga sebelumnya tadi benar-benar rumah Mbak Asri. Dan seorang muslimah yang sedang duduk di kursi tadi itu yha Mbak Asri. Akhirnya, sampai juga deh… Mbak Asri surprise gitu! Secaraaa gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba Nung “mak pethungul” di rumahnya. Sendirian pula! Beliau kan juga tahu kalau Nung tuh masih trauma naik motor. Hahaha…aksi mbolang, Mbak! Ternyata Mas Aris, Mas Cowie, dan Wien tadi lagi sholat di masjid. Dan tentu saja mereka bertiga pun surprise jiddan setelah mengetahui kehadiranku. Hm, cepat sembuh ya Mbak! Dari rumah Mbak Asri, Nung berhasil merampok sebuah buku (pinjem ding!). Novel karya Mbak Riannawati: “ARVAYUNA”. Tentang poligami gitu. Sip…saatnya belajar dari karya orang-orang terdekat! Terima kasih yha, Mbak!



Pulang dari rumah Mbak Asri, Nung nebeng dik Wien. Sepanjang perjalanan kita menikmati bulan sabit dengan lengkungan senyumannya yang cantik ditemani kerlipan bintang. So romantic beud, dah…

Dua hari penuh cinta!!!

Sampai jumpa di episode selanjutnya yang lebih remphong yhaaa…



[Keisya Avicenna, 9 Mei 2011…”mengabadikan jejak pelangi kehidupan”]

Celoteh Aksara [37]: “Surat Untuk Istriku: Sirami Bunga Kita Dengan Cinta” [Mas Bayu Gawtama]

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, May 9, 2011 at 12:12pm

“Surat Untuk Istriku: Sirami Bunga Kita Dengan Cinta”



Awal bulan depan, genap satu tahun pernikahan kita. Sementara bunga kecil di perutmu sudah mulai mendesak-desak ingin keluar, hmm, tak terasa sebentar lagi bunga itu akan keluar dan menghiasi harum rumah kecil ini. Dik, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menciuminya sepuasku hingga tak satupun orang lain kuberikan kesempatan mencium dan memeluknya sebelum aku, ayahnya, bosan menciumnya.



Satu tahun empat bulan yang lalu, aku masih ingat saat datang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu. Takkan pernah hilang dalam ingatanku, betapa kedatanganku yang ditemani beberapa sahabat untuk berkenalan malah berubah menjadi sebuah prosesi yang aku sendiri tidak siap melakukannya, yah, aku melamarmu dik.



Padahal, baru satu minggu sebelum itulah kita berkenalan di rumah salah seorang sahabatmu. Waktu itu, aku tak berani menatap wajahmu meski ingin sekali aku beranikan diri untuk mengangkat wajahku dan segera menatapmu. Tapi, entah magnet apa yang membuatku terus tertunduk. Kenakalanku selama ini ternyata tidak berarti apa-apa dihadapanmu, kurasakan sebuah gunung besar bertengger tepat di atas kepalaku dan membuatku terus tertunduk.



Dik, aku juga masih ingat dua hari setelah pernikahan kita, kamu masih tidak mau membuka jilbab didepanku meski aku sudah sah sebagai suamimu. Tidurpun, kita masih berpisah, kamu diatas kasur empuk yang aku belikan beberapa hari sebelum pernikahan, sementara aku harus kedinginan tidur dilantai beralaskan selimut.



Hmm, aku masih sering tersenyum sendirian kala mengingat kata-kataku untuk merayumu agar mau membuka jilbab. "Abang cuma ingin tahu, istri abang nih ada telinganya nggak sih". Kata-kata lembutku pada malam ketiga itu langsung disambar dengan pelototan mata indahmu. "Teruslah dik, mata melotot adik takkan pernah membuat abang takut atau menyerah, malaaah, adik makin terlihat cantik, makin jelas indahnya mata adik".



Setelah kata-kata itu meluncur dari mulut jahilku, bertubi-tubi pukulan sayang mendarat di tubuh dan kepalaku karena adik menganggap aku meledekmu. Tapi waktu itu, aku justru merasakan kehangatan pada setiap sentuhan tanganmu yang mengalir bak air di pegunungan. Karena aku yakin, dibalik pukulan-pukulan kecil itu, deras kurasakan cintamu seiring hujan yang turun sejak selepas maghrib.



Indah bunga seroja di taman mungkin takkan pernah bisa mengungkapkan eloknya cinta kita, cinta yang didasari atas kecintaan kepada Allah. Allah-lah yang menciptakan hati, jiwa dan ragamu begitu rupa sehingga aku mencintaimu. Aku pun berharap, atas dasar cinta Allah pulalah adik mencintaiku. Karena hanya dengan cinta karena Allah, cinta ini akan terus berbunga dan mewangi selamanya.



Cinta hakiki adalah cinta kepada zat yang menciptakan cinta itu sendiri, begitu seorang bijak berkata. Cinta tidak dirasa tanpa pengorbanan, kasih sayang bukan sekedar untaian kata-kata indah, dan kerinduan yang terus takkan pernah terwujud jika hanya sebatas pemanis bibir, tambah sang bijak.



Langit akan selamanya cerah, bila kita suburkan cinta ini. Mentari takkan pernah bosan bersinar selama kasih antara kita tetap terpatri dan rembulan pun tetap tersenyum, selama kita isi hari-hari dengan segala keceriaan yang jujur.



Tak terasa, malam semakin larut dik. Baru saja kudengar dentang jam berbunyi duabelas kali. Sementara tangan ini masih asik dengan pena dan secarik kertas putih. Kan kutulis semua rasa bathinku malam ini, semua keindahan, kehangatan, dan hidup dibawah naungan cinta bersamamu karena Allah. Tapi, maafkan aku dik, karena aku juga akan mengkhabarimu hal yang tidak pernah kuceritakan kepadamu sebelumnya.



Kau sandarkan kepalamu di dadaku, lelap sudah malam menghantarmu tidur. Tapi, ah, bunga kecil kita ternyata belum tidur dik, sesekali kurasakan sentuhan kakinya dari dalam perutmu. Rupanya bunga kecil itu sudah mengenaliku sebagai ayahnya, kurasakan berkali-kali diberbagai kesempatan berdampingan denganmu, tangan-tangan kecilnya berupaya menggapai dan menyentuhku seakan memintaku untuk segera menggendongnya.



Malam ini, ada tangis dihatiku yang tidak mungkin aku curahkan padamu. Karena aku tahu, kaupun sudah cukup sering menahan tangismu agar tidak terlihat olehku. Jadi, mana mungkin aku menambahinya dengan air mataku yang mulai menggenang di bibir kelopak mataku ini.



Sebagai suami, aku merasa belum mampu membahagiakanmu dik. Nafkah yang kuberikan kepadamu setiap bulan, tidak pernah cukup bahkan untuk dua minggu pun. Sehingga untuk keperluan dua minggu berikutnya, aku harus meminjamnya dari teman-temanku tanpa sepengetahuanmu dan aku hanya membisikimu, "rizqumminallaah".



Setahun kita menikah, tak sehelaipun pakaian kubelikan untukmu. Bahkan aku sering menangis, saat mengajakmu pergi, adik harus bingung mencari-cari sandal yang layak dipakai. Tak pernah aku mengajakmu untuk berjalan-jalan, karena aku selalu disibukkan dengan segala urusanku, tak peduli hari libur. Aku selalu berharap adik tampil cantik dan segar sepanjang hari, tapi tak pernah kubelikan adik alat-alat kecantikan. Dan yang terakhir, aku tak kuasa mengingatnya dik, meski berat kita harus melalui saat-saat kita makan dengan makanan seadanya, bahkan tidak jarang kita berpuasa. Waktu itu adik bilang, "Biarlah bang, adik lebih rela makan sedikit dan seadanya daripada kita harus berhutang, karena hidup tidak akan tenteram dan selalu merasa dikejar-kejar".



Sebentar lagi, bunga kecil itu akan hadir dik. Akankah aku, ayahnya, membiarkannya tumbuh dengan apa adanya seperti yang aku lakukan terhadapmu dik. Bersyukurlah ia karena mempunyai ibu yang sholehah dan selalu menjaga kedekatannya dengan Allah. Karena, walau gizi yang diberikannya kelak tidak sebanyak kebanyakan anak-anak lainnya, tetapi ibunya akan mengalirkan gizi takwa dihatinya, mengenalkan Allah sebagai Rabb-nya, Muhammad sebagai tauladannya dan mengajarkan Al Qur'an sebagai petunjuk jalannya kelak. Ibunya akan mengajarkan kebenaran kepadanya sehingga mampu membedakan mana hak dan mana bathil,



Dik, jika ia lahir nanti, sirami hatinya dengan dzikir, suburkan jiwanya dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an, hangatkan tubuhnya dengan keteguhan menjalankan dinnya, baguskan pula hatinya dengan mengajarkannya bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya, ajarkan juga ia berbuat baik kepada orangtua dan orang lain, bimbinglah ia dengan ilmu yang kau punya, sehingga dengan ilmu itu ia tidak menjadi orang yang tertindas. Jadikan jujur sebagai pengharum mulutnya serta kata-kata yang benar, baik, lembut dan mulia sebagai penghias bibirnya. Sematkan kesabaran dalam setiap langkahnya, taburi pula benih-benih cinta di dadanya agar ia mampu mengukir cinta dan kasih sayang dalam setiap perilakunya, dan yang terakhir kenakan takwa sebagai pakaiannya setiap hari.



Jika demikian, insya Allah harapan dan do'a kita untuk tetap bersama sampai di surga kelak akan lebih mudah kita gapai. Aku berharap, engkau membaca surat yang kuselipkan di bawah bantalmu malam ini. Dan jika kau telah membacanya esok pagi, jangan katakan apapun kecuali ciuman hangat di tanganku. Karena dengan begitu, aku tahu kau telah membacanya.

(Bayu Gawtama, 22 November 2001)

***

Hidup pada dasarnya seperti menata perjalanan

Selangkah demi selangkah

Merangkak…berjalan…kemudian berlari…

Tak jarang suatu saat harus dihadapkan pada rasa lelah…letih…

Harus dihadapkan dengan keras dan beratnya jalan yang dilalui



Hidup adalah sebuah perjalanan

Yang akan terus mengembara tanpa henti

Pengembaraan untuk selalu mencari kemenangan

Pengembaraan untuk selalu menjadi pemenang!!!

Pengembaraan itu akan terus berlanjut…



Sampai Sang Penguasa waktu memutuskan untuk menghentikan langkah demi langkah kehidupan



Maka…bagi siapa yang tiada sanggup…

Untuk mengawali lalu mengakhiri perjalanan ini

Mereka akan hancur lenyap

Bagai besi rapuh karena tetesan air…

Seperti kayu yang menjadi abu karena bara…



(by: ASKA, a long time ago…)



***

[Keisya Avicenna, Renungan 6 Mei 2011. Dua pekan lalu aku berhasil merampungkan membaca buku beliau yang “11 AMANAH LELAKI”. Kereeen dah…Dan ba’da Maghrib tadi dengan latar air mata langit yang makin menderas di luar sana, saat membaca tulisan ini pun membuat gerimis di hatiku juga semakin menderas. Hikshikshiks…Terima kasih, Mas Bayu Gawtama. Tulisan-tulisan Mas sarat dengan makna kehidupan…^^v. Benar-benar belajar bersungguh-sungguh dan bersungguh-sungguh belajar dari tulisan ini. Semangat merangkai karya dan membangun istana harapan dalam untaian kisah penuh makna, ya Nung…*TEPAT dan TERBAIK!]

Celoteh Aksara [36]: "22 JAM BERSAMAMU"

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Sunday, May 8, 2011 at 5:27pm
Guratan jingga rona senja menjadi saksi perpisahan raga qt berdua...
Bersama senandung cinta yg kan slalu aku dendangkan untukmu, untuk cita kita..
Untuk impian2 kita

Kuizinkan ular besi ini kembali membawamu
Merengkuh segala indah yg ingin kau raih.
Kurelakan malam mjd penghias bunga2 harapan yg kan terus bersemi dlm hati smp pagi menjelang kembali...

Perpisahan ini hanya sementara, sejatinya kurasakan jiwaku melekat pada jiwamu.
Hatiku tlah berpadu dlm hatimu...
Selamanya kita dekat
Sampai nanti pun kita kan slalu berpeluk erat!

Sematkan slalu semangat dlm lubuk hatimu yg terdalam.
Hingga nanti impianmu kan jadi nyata...
Kan kulihat kau slalu tersenyum bahagia
Bersama cerita2 kita yg tak kan pernah usai mengisahkan cinta yg sederhana!

Doaku slalu ada untukmu.
Harapku slalu dalam hatimu.
Mimpiku tlah bersemayam dlm jiwamu!
Aku titip perjuangan dan impian2ku dlm setiap detak nadi, hela nafas, dan deguban jantung dlm dirimu...

Cintaku, sampai jumpa lg dlm pertemuan jiwa kita yg lebih baik!

~Di dalam kereta senja utama yg kan membawa belahan jiwaku yg lain...17.30 WIB! Jiwaku kini tengah menikmati episode baru yg kan "membuatku lebih"~

KADO CINTA HARI INI: “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

Wednesday, May 11, 2011 1 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Friday, May 6, 2011 at 12:02pm





Pengumuman Lolos Audisi Penulis “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

05 Mei 2011.

oleh: Ady Azzumar



Ahamduillah, dengan menimbang, mengamati dan mencerna serta menganalisa “naskah-naskah” yang dikirimkan, akhirnya dari 50 lebih peserta yang turut berpartisipasi, kami hanya bisa mengambil beberapa naskah saja untuk diberi kesempatan dalam “ruang yang akan di bukukan”.



Dengan alasan dan tehnisi dibawah ini maka naskahnya beum bisa kami beri ruang, karena:

1. Naskah yang dikrimkan seperti alur cerita pendek saja, cerita mulai dari Tk, SD sampai keperguruan Tinggi. Aduh maaf naskah yang seperti ini terlalu banyak “pemubaziran kata”
2. Tidak turut menyertakan Tips dan alasan kenapa aku memilih guru / 15 alasan tersebut tidak diuraikan dan dijabarkan satu persatu.
3. “aku bangga menjadi guru” adalah kata utama dalam memulai kalimat dan dilanjutkan dengan kalimat yang berhubungan dengan kata tersebut, tapi ada beberapa naskah yang tidak mengikuti peraturan kaedah ini. Yang ada kata: “aku bangga menjadi guru” hanya dijadikan bait kata saja.
4. kebanyakan naskah yang ditulis tidak dari hati, artinya menulis seperti dikejar deadline. Jadi naskah-naskah yang diharapkan bisa menginspirasi buat para pembaca, sebagian belum bisa kita dapatkan.

Buat nama-nama yang terpilih di bawah ini, semuanya segera mengirimkan ulang:

1. HEBATNYA MENJADI GURU oleh…..? Guru Bidang studi agama islam
2. Diary Ibu Guru + Guru Bahasa Inggris = Oleh: Intan Daswan
3. GURU PELITA BANGSA + GURU BAHASA INGGRIS Oleh : MATA PENA
4. Guru, Obsesiku! Oleh + Guru Privat: Isti Subandini
5. Mengajar Dengan Ikhlas; Kunci Sukses Menjadi Guru Teladan + Guru Matematik dan Ngaji oleh: Pujiati Sari
6. KETIKA AKU MENJADI GURU + guru bahasa inggris Oleh: Lilih Muflihah
7. Teacher is the best for me + guru privat oleh: Meta sumarlina
8. Menginfakkan Raga+Guru Les Aritmatika oleh: Sandza
9. KETIKA GURU BUKAN HANYA SEKEDAR PROFESI+ Guru Fisika oleh: Sri Maya Hadi Kesuma
10. GURU ANAK USIA DINI+ Guru Taman Kanak-Kanak oleh: WAHYUTI
11. Guru, Menyemikan Harapan Bangsa yang Tumbang + Guru matematika oleh: Intan Kamelia Mohtar
12. Senyum Ketulusan + Guru TK oleh: Bintang Arini
13. Aku Bangga Menjadi Guru (judul harap direvisi) + Guru Ngaji oleh: Mildaini
14. Pembelajar oleh+ Guru Sosiologi: Bambang Kariyawan Ys
15. Sebuah Profesi Impian + Guru Kertakes = Lailiah, S.Pd
16. Karena Cinta, Aku Menjadi Guru + Guru Mengaji = Huriyah Riza
17. Jadi Guru Itu Asyik + Guru Kelas = Erma Fitriyani, S.IP
18. Belajar dari Sebuah Pilihan+ Guru Les = Efriany Susanty
19. Pahlawan Tanpa Harga Pantas + Guru Agama = Dari:Ely Zamieatul Laelly
20. KEBULATAN HATI, BAHASA INGGRIS = Dari: Sulis Wati
21. PANGGILAN HATI MENUNTUNKU MENJADI GURU + GURU BAHASA = Sapta Rini Hinona
22. GURU KIMIA ADALAH PILIHANKU + Guru Bidang KIMIA = Een Kurniati
23. GURU LENTERA YANG MEMBEBASKAN + Guru Bimbingan Belajar = Keisya Avicenna
24. menjadi guru adalah keniscayaan + guru ngaji = Ratih Muthia Nurul ‘Ain Adam
25. Saya Ingin Menjadi Guru + Guru Kimia = Ira Sari Sevi Widya H
26. AKU BANGGA MENJADI GURU SD + Guru Mata Pelajaran Umum = Fafa Fathurrohma
27. Panggilan Hati + Guru Bahasa Ingris. = Iwan Kurniawan
28. Inilah Pilhan ku + Guru Bahasa Indonesia = Aminah Jihan Bamualim
29. Tersesat di Jalan Yang Benar (harap judul direvisi)+ Guru Sekolah Dasar. = Dian Sukma Kuswardhani
30. Bukan Sekedar Profesi + Guru PAUD = Nisa Nuraeni
31. Rekreasi Jiwa+Guru Bahasa Indonesia = Oleh Aika Zahra
32. Guru sebagai Pendidik Anak Bangsa oleh : Hesti Daisy
33. Siapa yang ingin menjadi guru les, walau bergaji kecil? + Guru Komputer dan Menulis = Amanda ratih Pratiwi
34. Memanen Pahala dari Pedalaman+Guru Matematika = Yurmawita Adismal
35. Guru, Profesiku Ibadahku oleh: -Lisfatul Fatinah Munir-
36. INDONESIA, AKU INGIN MENGAJAR oleh: Rusdi Saleh
37. SUSiLAWATI, S.AG Guru Bahasa Arab
38. Ady Azzumar Guru SD Islam Terpadu.

selamat buat nama nama di atas, yang terpilih.

Celoteh Aksara [35]: “Indahnya Kebersamaan Penuh Cinta di GANESHA”

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Saturday, May 7, 2011 at 8:02am

Masih di bagian malam yang terlalu dini untuk kusebut pagi.



Melihat kalender, sudah hari ke-7 di bulan Mei. Ah, betapa perguliran sang waktu begitu cepat. Sangat cepat…Tak terasa tiga hari lagi UASBN untuk murid-murid kelas 6 SD. Tak terasa pula sudah hampir 10 bulan aku membersamai mereka belajar. Akhir-akhir ini interaksi kita pun semakin dekat dan akrab. Banyak moment yang menjadikanku lebih bijak dan dewasa. Dari mereka aku belajar apa itu sabar, apa itu kasih sayang, bagaimana menjadi seorang guru yang tidak hanya sekedar “digugu lan ditiru”, bagaimana berinteraksi dengan berbagai karakter yang melekat pada kepribadian mereka, bagaimana mentransfer ilmu dan menciptakan suasana belajar yang tetap “having fun”, dan banyak pengalaman spiritual lain yang berhasil Nung dapatkan. Intinya, banyak yang bisa Nung pelajari dari salah satu profesi yang Nung tekuni saat ini. Nung benar-benar sangat bersyukur.



Dan salah satu cara untuk mensyukurinya adalah “konsisten” pada amanah sebagai pendidik. Tujuan kita mendidik adalah agar anak-anak tumbuh menjadi manusia yang cerdas, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia. Ukuran keberhasilan mendidik adalah terjadinya perubahan perilaku anak dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, dan tidak terbiasa menjadi terbiasa, sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama. Artinya, tugas pengajar/guru dianggap “selesai” setelah terjadi perubahan perilaku pada anak kearah yang lebih baik. Lalu, apakah dengan menyusun skets mengajar, mengisi buku penghubung, mengisi daftar hadir dan menuntaskan materi dapat menjadi ukuran bahwa pengajar yang bersangkutan telah menjalankan tugas? Jawabannya belum! Jika ukuran keterlaksanaan tugas sebagai pengajar hanya diukur dari aspek administrasi semata, berarti baru sebagian tugas yang selesai, yaitu tugas administratif, sedangkan tugas sebagai edukator, belum. Ingat, jika terjadi kesalahan dalam administrasi, kita dapat menghapus dan mengganti dengan yang baru, namun jika terjadi kesalahan dalam mendidik, kita tidak mampu menghapusnya, itu artinya kita bermimpi mengembalikan umur ke kondisi semula. (salah satu alinea yang Nung tuliskan dalam naskah “Guru, Lentera yang Membebaskan”. Alhamdulillah, tulisan itu lolos seleksi. Bismillah, pengajar sekaligus penulis…^^)



Ya Rabb, izinkan Nungma memaknai lebih dalam lagi…



***

Banyak kejadian unik sebelum Nung memutuskan untuk menjadi pengajar di Ganesha Operation Solo. Panjang kisahnya! Tapi, pilihan untuk mengajar SD yang masih membuat Nung paling terkesan sampai sekarang. Mungkin akan Nungma ceritakan di bagian tersendiri. Hehe…sedikit bocoran aja, dulu setelah istikharah untuk memantabkan pilihan mengambil SD ataukah SMP/ SMA, ngrasa aja Allah SWT menggaungkan kata-kata “SEMANGAT DAHSYAT” dalam hati dan pikiran Nung. Dua kata itu yang selalu muncul seiring dengan deguban jantung, helaan nafas, dan detak sang nadi. Hm, SD! Semangat Dahsyat! ^^v.



Hihi…ah, ketawa sendiri kalau flash back hal-hal seru bersama murid-murid. Awal-awal masuk dalam 1-2 pekan banyak yang kemudian bertanya dengan polosnya (kapan, siapa yang tanya pernah Nung tulis di catatan harian. Xixi…), “Bu NM, keturunan Arab ya? Apa India?”; “Ibu masih saudaranya Bu FB, ya?”; “Rumah Bu NM di Pasar Kliwon ya?”; “Wajah Bu NM kok mirip istrinya Aa’ Gym?”….hyaaaaa…..bikin menungnung dah! (apalagi pertanyaan terakhir). Mirip orang Arab? Gubraaak. Gak ya dik. Ibu tu Jawa asli. Pas cerita kejadian ini ke orang-orang rumah, endingnya cuma ngikik semua. Nung jadi ingat salah satu pengalaman waktu SMA dulu. Tepatnya waktu ikut PELATIHAN JURNALISTIK bersama BASSIC. BASSIC itu majalah sekolah. Nah, salah satu tantangannya kita praktek wawancara. Waktu itu, Nung dapat tugas interview bareng Gestin ke sebuah toko yang menjual produk-produk muslim. Pas lagi asyik wawancara sama yang jaga toko, ada seorang pembeli (bapak-bapak) yang kemudian menanyai aktivitas kami dan sempat bilang: “Wajah Mbak kok mirip orang Arab ya???” hagzhagzhagz…Kalau inget kejadian itu bikin Nung n Gestin ngikik terus…



Hm, ternyata Mas Dhody dan Mbak Thicko pun pernah mengalami hal yang sama. Kalau Mas Dhody dulu pas didatangi customernya, dia tanya, “Mas pasti rumahnya Pasar Kliwon, ya?” hahaha… ah, Nung jadi inget, waktu pulang ngajar malam dari GO Veteran. Waktu itu dijemput Mas Dhody, dia mau nraktir Nung sate kambing di daerah sebelum Beteng lah. Nah, pas lewat daerah Pasar Kliwon dia bilang, “Daerah perumahan kita nih!”. Asli, sepanjang jalan sampai rumah makan, kita berdua ngikik terus…wkwkwk…



Ohya, banyak panggilan yang Nung dapatkan dari murid-murid tersayang. “Bu NaMa”. Kebetulan singkatan nama Nungma: NM. Kalau di GO ciri khasnya memang seperti itu. Setiap pengajar punya kode. “Bu Doraemon” terutama dari adik-adik 6 SDR 31 n beberapa murid yang lain. Karena mereka banyak yang tahu kalau Nung cinta banget ma robot kucing dari abad 21 itu. Mereka bisa lihat dari gantungan HP, map plastik yang selalu Nung bawa saat mengajar, tempat pensil, bros, dll. Hehe…tyuz “Bu Twin”. Panggilan ini biasanya dari adik-adik 6 UNR 22. Karena mereka tahu kalau gurunya itu kembar. Hehe. Ada lagi nih, panggilan dari adik-adik 6 SDR 1 dan 6 SDR 3: “Bu Arab Jawa dan Bu Tung Srung”. Aneh-aneh aja. Tung Srung karena pas awal mengajar dulu Nung pernah menyampaikan break “tung…tung…srung”. Break yang pernah Nung dapatkan juga waktu ikut pelatihan “training for trainer” pas zaman mahasiswa dulu. Ada juga yang manggil “Bu Kiepop” Hadeh..., gara-garanya pas Nung ditanya “tahu Super Junior, Bu?” Nung njawabnya tahu ‘n paling suka lagunya yang Miracle. Hihi. Ini tuh gara-gara dulu ada adik kost yang tiap hari pasti nyetel lagu-lagunya Su-Ju karena dia terobsesi masuk jurusan Sastra Korea UI. Hihi… Ada lagi yang dari awal sampai sekarang manggilnya tu “Bu Kurma” (anak-anak genk Bratan nih!). Kata mereka sih, “kurma kan manis, bu!”. Huahaha…gubrak! ^^v



Ah, betapa serunya. Gak terasa sebentar lagi harus berpisah dengan mereka. Ada kenangan di WATT, EINSTEIN, FARADAY, PASTEUR, ALVA, GALILEO, DALTON, NEWTON, DARWIN, MENDEL, PASCAL, OHM, UNY, UPI, UNAND,…



Terakhir mengajar di kelas DALTON yang malam, kelas yang terkenal dengan murid-muridnya yang kompak punya hobi sama: nyanyi. Break 20an menit, karena malam itu kita hanya membahas tryout SUKSES, jadi lebih cepat selesai. Mereka request, waktu yang tersisa digunakan untuk latihan buat acara hari Sabtu (nanti sore). Mereka mau mengisi hiburan waktu acara doa bersama. Seru banget deh! Dengan gaya dan aksi mereka, lagu Senyum dan Semangat-nya SM*SH jadi terasa berbeda. Hadeh dik, gara-gara aksi kalian Bu NM jadi hafal tu lagu nih…^^v. Pokoknya SUKSES buat performa nanti sore yha! (hihi…geng Nurlela) : )



“….Senyumanku tak akan pernah luntur lagi, singing all day long

Semangatku tak akan pernah patah lagi, dancing all night long…”



***

Hm, ngomong-ngomong soal PERPISAHAN lagi nih…



Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia. Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas jalinan PERSAHABATAN yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.



Tak ada kata yang pantas terucap hanya derai bening yang selalu bertaburan. Mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan perjuanganmu ke arah yang lain, di tempat yang baru, yang akan menjadi jarak pertemuan kita.



Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga. Namun percayalah hati kita akan selalu terikat. Jalinan persahabatan dan kekeluargaannya akan semakin erat. Semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.



Tidak usah terlalu bersedih, berbahagialah! Karena kau akan menemukan suasana yang baru, bukan di sini lagi, tapi di sana. Di suatu tempat yang akan menjadi medan juangmu dalam mewujudkan impian di masa depan.



Cukuplah setiap kenangan yang telah kita tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur. Menyemaikan benih-benih cita, cinta, dan cerita diantara kita. Karena kita tak harus di sini, kita tak harus selalu bersama, kita harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap untuk kita tapaki.



Perkuat langkahmu, adik-adikku! Yakinkan diri dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih. Pandang senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.



Segala rindu yang akan muncul, segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada sukses. Di sana ada keberkahan, dan di sana pasti ada cinta…



Biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata juga lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…Karena dia memang hadir untuk ini, menjadi saksi INDAHNYA PERTEMUAN KITA!!! Indahnya kebersamaan penuh cinta di Ganesha…



Adik-adikku, anak-anakku, murid-muridku…selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah…menyongsong masa depan yang cerah!!!



SEMANGAT DAHSYAT, semuanya…!!!



[Keisya Avicenna, 7 Mei 2011…teruntuk mutiara-mutiara hatiku, yang darinya aku belajar menjadi “guru”! 02:02 WIB]