Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, May 30, 2011

ROMANTISME SENJA

Monday, May 30, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Thursday, May 26, 2011 at 5:26pm
Kembali aku dpertemukan dengan paduan warna nan rupawan.
Dominan jingga kemerahan tersapu langit yg membiru.
Sungguh menawan...
Kala lingkaran keemasan itu hendak kembali ke peraduan.
Ia masih sisakan semburat sinaran yg sarat makna cinta dlm kehidupan.
Karna itulah aku mengaguminya!

Meski hanya sekilas, namun sangat membekas.
Meski hadirmu sekejap, tapi buncahkan rindu yg tak mudah menguap.

Di batas senja, di penghujung cakrawala.
Masih ada isyarat yg tak terbaca...
Dari keheningan yg bercengkerama.
Masih ada rahasia yg tak terpecahkan...
Dari sejuta hampa yg dihamparkan!
Sendu...dan syahdu.

~saat menanti adzan menggema,agungkan asma-Nya!~

"Selamat berbuka puasa!", kata senja kepadaku sambil melambaikan tangannya. Tersenyum...

[Keisya Avicenna, dlm detik2 terbaik!]

Saturday, May 28, 2011

Impian Menawan jadi Kenyataan

Saturday, May 28, 2011 0 Comments
Duduk bersanding dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet... Hihi... ^^v

Masih ingat tema saya di bulan MEI? Bagi yang lupa, saya ingatkan lagi ya. Pada bulan ini saya mengangkat tema : [M]elangkah pasti, optimalkan [E]nergi, tuk raih [I]mpian yang menawan. Alhamdulillah, dua impian yang menawan bisa terwujud dalam sebuah event di bulan Mei ini sesuai dengan tema tersebut. Bagaimana bisa? Begini ceritanya.
Kamis, 26 Mei 2011 akan digelar acara launching buku terakhir karya almarhumah Nurul F. Huda di Ruang HB Jassin, Taman Ismail Marzuki. Saya mengetahui informasi acara itu setelah diundang oleh salah seorang teman di FLP Jakarta yang bernama Ikal di FB. Saat mengetahui kalau acara akan diselenggarakan jam 15.30, langsung agak kecewa. Pasalnya, masih jam kerja. Kemungkinan untuk datang semakin kecil. Mengingat pekerjaan di kantor juga lagi banyak-banyaknya, semakin mengurangi prosentase kesempatan itu. Terlebih saat ini saya menjadi "single fighter" karena tiga partner kerja saya pada cuti. Jadi, saya juga menghandle tugas mereka. Jadinya, dalam pekan ini sampai dua pekan mendatang, saya akan bekerja secara nomaden di tiga komputer yang berbeda. Tapi, ada semangat membara untuk bisa menghadirinya terlebih saat tahu lokasi (TIM) dekat dengan kantor saya.HARUS BISA DATANG! HARUS BISA DATANG! Akhirnya menyusun strategi terutama tentang bagaimana caranya agar pekerjaan hari itu bisa selesai dengan cepat.
Hari Kamis pun tiba. Menjelang siang, kerjaan masih banyak. Tapi alhamdulillah, meski baru bisa keluar kantor sekitar jam 16.00, akhirnya dengan naik KOpaja 502, sampai juga di TIM meski terlambat. Saat masuk ruangan, langsung disambut dengan gegap gempita oleh Mbak Dina Sedunia dan Mbak Ria Syakrey sehingga membuat beberapa orang menoleh dan menatap saya. Wah, dikira ada artis datang! Hihihi...
Setelah duduk, baru sadar kalau ternyata tadi yang menoleh adalah Mbak Izzatul Jannah, Mbak Helvy Tiana Rosa, dan Bunda Pipiet Senja. Saya duduk di belakang mereka dan sempat menyapa serta cipika-cipiki dengan Mbak Izzatul Jannah. Subhanallah walhamdulillah, impian saya untuk bertemu dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet Senja akhirnya terwujud juga! Tak menyangka! Hmm, semakin bersyukur... Inilah salah satu hikmah atas hijrah saya ke kota Jakarta ini.
Mbak Rahmadiyanti (Mbak Dee) sedang memandu acara. Sesaat kemudian Mbak Dee meminta Bunda Pipiet untuk maju ke depan. Bunda Pipiet tak mampu membendung air matanya saat beliau bercerita tentang almarhumah Nurul F. Huda. Bunda Pipiet bertutur tentang bagaimana kisah kebersamaannya dengan Mbak Nurul. Setelah Bunda Pipiet, Mas Yanuar juga diminta maju ke depan dan membaca puisi tentang kematian.
Satu persatu penulis yang hadir digiring maju untuk berkisah. Termasuk sang Ketua FLP Jakarta (Kang Tep) yang saat itu datang berbarengan dengan Bang Boim Lebon dan Mas Fahri Aziza. Ahh, mereka pun tak mampu menyembunyikan kesedihan. Meski acara menjadi bernuansa haru, tapi akhirnya kembali ceria penuh canda saat Bang Boim Lebon mengambil alih acara dengan lelang buku. Buku pertama yang dilelang adalah buku terakhir Mbak Nurul yang berjudul "Hingga Jantungku Berhenti Berdetak". Lelang cukup seru. Dari harga awal Rp 40.000,- akhirnya buku terjual Rp 1.000.000,-! Subhanallah... Ada bukunya Bang Boim juga yang dilelang judulnya "Kekonyolan dalam Rumah Tangga". Paling lucu waktu Bang Boim melelang buku "The Last Empress" yang ia pelesetkan menjadi "The Last Pampers". Gubrakz!!! Puluhan buku habis terlelang sebelum adzan Maghrib tiba. Oh ya, Mbak Helvy juga melelang kalung ungu kesayangannya. Tapi, beliau sendiri yang berhasil memenangkan lelang atas kalungnya.
Adzan Maghrib pun berkumandang. Sebelum menuju masjid TIM, saya dan beberapa teman FLP (Ikal, Mbak Elen, dan Mbak Ria) sempat menyapa dan foto bersama Mbak Helvy, Bunda Pipiet serta Mbak Dee. Oh ya, Mbak Dina Sedunia sudah balik lagi ke kampusnya untuk mengajar jam 18.00 tadi. Setelah itu kami menuju masjid Amir Hamzah. Hmm, banyak kenangan bersama teman-teman FLP Jakarta di masjid ini. Subhanallah, masjid ini sudah banyak berubah. Lebih keren!
Setelah sholat Maghrib, saya bersama Mbak Ria dan Mbak Elen kembali ke tempat acara. Sampai di ruangan, Mbak Helvy tengah membaca puisi yang kata beliau merupakan salah satu puisi yang sangat disukai Mbak Nurul. Setelah itu, satu persatu turut sumbang suara untuk membaca puisi. Mas Nahar Rasjidi, Mas Fahri, dan Bang Boim pun beraksi. Mas Nahar dan Mas Fahri begitu semangat dalam membaca puisi. Paling gokil ya Bang Boim, malah berpuisi atas puisi "Perahu Kertas" yang seharusnya dibaca.
Di penghujung acara, Mbak Dee mengumumkan hasil lelang yang akhirnya digenapkan Mbak Helvy menjadi Rp 5.000.000,-. Alhamdulillah...Secara simbolis (simbolnya berupa selembar kertas tulisannya Mbak Dee yang berisi daftar hasil lelang ^^), hasil lelang diserahkan Mbak Dee kepada Bunda Pipiet Senja. Insya Allah, semua hasil lelang didedikasikan untuk anak-anak almarhumah juga untuk membantu pelunasan biaya rumah sakit beliau.
Acara diakhiri dengan doa bersama dipimpin Mas Yanuar. Kemudian dilanjutkan foto -foto. Subhanallah, hari yang indah... Semoga full barokah... Semangat kebersamaan dan semangat berbagi inilah yang menjadikan FLP begitu luar biasa
. Semangat itu pulalah yang juga dimiliki Mbak Nurul F. Huda. Semoga karya-karya beliau menjadi amal jariyah pemberat timbangan kebaikannya di akherat kelak. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran yang luar biasa. Dan semoga kami yang masih harus melanjutkan hidup di dunia, senantiasa diberi kemudahan untuk meneruskan perjuangan beliau. Semangat merangkai karya!

Jakarta, 28 Mei 2011_19:24
Aisya Avicenna

Thursday, May 26, 2011

Cobalah Perjuangkan Nikmati Syukuri by Keisya Avicenna

Thursday, May 26, 2011 0 Comments
Sesejuk angin di bulan Oktober 2010…

Dee Sayang, kembali kubiarkan aksaraku bermetamorfosis di lembaran putihmu. Mengabadikan setiap jengkal peristiwa dengan susunannya yang semoga penuh makna. Menjadi dokumentasi rekam jejak perjalanan hidupku.

Dee…Oktober menjadi bulan yang supersibuk, bulan yang penuh dengan Audisi Abdi Negara. Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Nah, dalam audisi ini pun aku ingin ikut berpartisipasi dalam rangka mewujudkan salah satu impianku, salah satu impian bapak dan ibu juga. Meskipun CPNS bukan menjadi orientasi utama. Tetapi, aku tetap berusaha semaksimal mungkin dalam memperjuangkannya. Aku tetap berpegang teguh bahwasanya “Sebaik-baik rencana kita, jauh lebih baik rencana Allah Swt. untuk kita.” So, KEEP FIGHT!!!

Bismillah, dengan berbekal kata motivasi dari rangkaian huruf CPNS (Cobalah, Perjuangkan, Nikmati, dan Syukuri), akhirnya aku pun mulai disibukkan dengan persiapan macam-macam. Mulai dari registrasi online, memilih formasi yang sesuai dengan jurusan dan kompetensiku, persiapan berkas-berkas persyaratan, dan lain-lain.

Sebagai seorang fresh graduate, aku mendaftar apa pun lowongan CPNS yang ada formasi S1 MIPA Biologi. Seperti LIPI, BATAN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan POM. Dari semua lowongan yang kudaftar itu, hanya LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup yang tidak lolos seleksi administrasi. Bismillah, saatnya berjuang totalitas untuk mengikuti audisi abdi negara! Doakan aku juga ya, Dee…

Jejak yang Terpetakan di Ibu Kota

Tanggal 24 Oktober 2010. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa menghirup udara pagi kota Jakarta, Dee! Dan perjuangan pun dimulai. Agendaku tanggal 25 Oktober 2010 adalah pengesahan kartu Kementerian Kelautan dan Perikanan serta kartu BATAN. Di Jakarta, aku menginap di kost saudari kembarku, Mbak Etika. Dia sudah bekerja menjadi seorang PNS di Kementerian Perdagangan. Selama di Jakarta, ke mana-mana aku berpetualang sendiri. Dari saudari kembarku itu, aku dibekali sebuah peta kota Jakarta. Hehe. Jadi si bolang deh! Ah, aku nikmati saja petualangan ini. Mulai dari naik bus way, angkot, sampai jalan kaki berpanas-panas ria. Benar-benar merasakan romantika perjuangan ibu kota! Heroik pisan euy…

Tanggal 26 Oktober aku mengikuti test tertulis BATAN di GOR Simprug Pertamina. Berangkat dari kost jam 06.00, karena naik bus way, otomatis muter-muter, lama banget! Akhirnya, sampai di lokasi test jam 07.55. Hampir saja terlambat, Dee! Kalau sampai terlambat, gak bakal boleh ikut test. Dan aku sangat bersyukur bisa sampai lokasi sebelum jam 08.00! Fyyuhh…Lega banget Dee rasanya…

Tanggal 27 Oktober aku mengikuti test tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berlokasi di GOR Senayan. Berangkatnya dah pagi banget, tapi tetap saja dapat bus kota yang empet-empetan, sesak banget euy…Tapi aku tetap menikmatinya. Kejadian serunya aku malah bisa ketemu seorang sahabat dari Universitas Sumatera Utara, yang dulu pernah ketemu waktu ada Seminar Nasional di Universitas Brawijaya. Jadi moment kangen-kangenan deh! Seru banget, Dee…

Tanggal 28 Oktober berpetualang ke Gedung Wanabhakti. Bisa melihat lebih dekat kompleks Gedung MPR-DPR. Jadi inget, salah satu impianku untuk bisa aksi di pelataran gedung itu pas zaman mahasiswa dulu belum bisa terealisasi. Hehehe…pulangnya naik bus way. Muter-muter lagi. Saking asyiknya menikmati perjalanan, aku malah nyasar sampai Terminal Pulogadung. Seharusnya aku tadi turun di Halte Senen, Dee. Hihi. Ya sudahlah…Kalau nyasar, cari halte bus way terdekat.

Tanggal 30 Oktober 2010 aku mengikuti test tertulis Kementerian Kehutanan. Lokasinya juga di GOR Pertamina Simprug, sama seperti saat test BATAN kemarin. Tapi, aku sudah punya jalur alternatif. Serunya, aku sudah sampai di lokasi sekitar jam 06.30. Masih sepi juga, hm…padahal test baru dimulai pukul 08.00. Rajin banget euy!

Test terakhir yang aku ikuti yaitu test Badan POM pada tanggal 1 November 2010 yang berlokasi di Balairung UI Depok. Alhamdulillah, aku dapat tebengan di rumah salah seorang kakak tingkatku dulu waktu kuliah. Akhirnya, terwujud juga impianku untuk menginjakkan kaki dan mengukir kisah di kampus kuning itu, Dee…

Tak terasa Dee, 8 hari aku berjuang mewujudkan impian untuk menjadi seorang PNS. Tidak aku pungkiri menjadi PNS merupakan impian banyak orang. Siapa sih yang gak ingin dapat penghasilan tetap tiap bulan, tunjangan pensiun, atau bonus-bonus yang lain, punya bargaining position yang kuat di tengah-tengah masyarakat? Ya, sekali lagi pekerjaan menjadi PNS masih menjadi incaran bahkan obsesi banyak orang. Tak heran, jika antrean panjang di loket-loket pendaftaran tidak akan pernah sepi saat audisi abdi negara itu dimulai. Tapi, PNS bukanlah suatu pekerjaan main-main. Menjadi PNS harus mampu melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Maka, hal pertama yang harus diperhatikan ketika hati kita tergerak untuk mengikuti audisi itu adalah niat. Niat hanya untuk mencari ridha-Nya. Dan ketika niat kita sudah menjadi kebulatan tekad, selanjutnya miliki keberanian untuk mencoba, bersungguh-sungguh dalam berjuang mengikuti audisi itu, menikmati setiap suka duka prosesnya, sampai akhirnya mensyukuri apa pun hasilnya. Karena dalam setiap kompetisi atau audisi pastilah ada yang MENANG dan ada yang BELUM BERHASIL. Karena sekali lagi, manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa maksimal. Dan, pada akhirnya nanti ada yang lebih berhak menentukan segala yang terjadi dalam hidup kita. Dialah Allah Swt.

Satu per satu hasil tes administrasi diumumkan. Bagi yang lolos seleksi test tertulis akan mengikuti tes selanjutnya, psikotes dan wawancara. Harap-harap cemas. Pada akhirnya, aku harus ikhlas menerima kenyataan, Dee. Dari sekian banyak test yang aku ikuti tidak ada satu pun yang lolos tahap selanjutnya. Sedih? Memang. Karena aku belum bisa mewujudkan impian bapak dan ibu. Tapi, aku harus tetap optimis. Mungkin aku belum bisa mewujudkan impianku menjadi seorang abdi negara, PNS (Pegawai Negeri Sipil). Tapi, aku akan berusaha mewujudkan impian-impian PNS-ku yang lain. Pengajar Nan Sabar (jadi guru); Penulis Nan Sensasional (jadi penulis); Pengusaha Nan Sukses (jadi entrepreneur); Pendamping Nan Setia (jadi istri yang shalihah. Amin Ya Rabb…); Pendakwah Nan Sholihah; serta PNS-PNS lain yang pada akhirnya nanti bisa mewujudkan impian paripurnaku untuk menjadi Penghuni Neng Surga. Bismillah…Allahu akbar!!!

“Yakinlah bahwa Allah Swt. selalu tersenyum dengan cara-Nya kepadamu. Mempersiapkan segala yang kamu butuhkan dengan misterius, menurut jalan-Nya. Jadi sekali-sekali wahai hati berhentilah bertanya, terimalah dengan lapang dada. Bersiaplah untuk rencana baru yang dipersiapkan oleh-Nya. Yakinlah bahwa Dia tidak akan mempersiapkan hal yang buruk untuk makhluk-Nya, semuanya pasti ‘kan indah pada akhirnya. TEPAT dan TERBAIK!!!”

*

Bio Penulis

Keisya Avicenna adalah nama pena dari Norma Ambarwati, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini berprofesi sebagai pengajar di Ganesha Operation Solo. Menguatkan azzam untuk menjadi seorang penulis dengan bergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Solo Raya angkatan ke-7 (FLP Pelangi). DNA (Dream ’N Action) menjadi salah satu motto hidupnya. Senang membaca, menulis, menggambar, membuat puisi, mengisi training, koleksi buku, berpetualang, melihat bintang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi.
Share

Kini, Tak Ada yang Sama!

Thursday, May 26, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, May 25, 2011 at 6:25pm
Saat malam kembali menggelar jubah kelamnya.
Khusyuk ia tertunduk panjatkan doa...
Berteman hening, hadirkan sunyi yg sempurna.
Sepi sendiri mengeja hikmah, setiap hri b'ganti.

Jika hatimu b'tanya, Dia yg sudah sediakan jawabnya!
Jika hatimu meragu, Dia lbh tahu yg TERBAIK bagimu!
Jika hatimu tak kuasa menolak, mungkin itu pilihan yg TEPAT untkmu, kini dan kelak!

Biarkan jiwamu melanglang mencari kunang-kunang.
Yang tlah lama tak qt temukan.
Yang hadirnya slalu qt rindukan.

Kini b'damailah dgn hatimu.
Jiwamu yakinkan nuranimu.
"Semuanya akan baik2 saja", kataku...
Tersenyum dan berbahagialah, akhir kisah ini pasti 'kan indah!

Krn Dia Yang Maha Cinta sedang menyiapkan hadirnya, saat jiwa dan ragamu tlah siap pula...

*untuk sebuah amanah besar dunia dan akhirat!

"Yakin, Allah Swt pasti akan menjawab dgn lebih indah pd saat yg TEPAT dan TERBAIK"

~dedicated 4: seorang sahabat yg dariny ak smkn belajar utk memaknai indahny persahabatan dan manisny ukhuwah~

[Keisya Avicenna, dlm perjalanan Solo-Wonogiri]

Celoteh Aksara [44]: “Pelangi Mengeja Ayat-ayat Semesta_Tour d’PACITAN”

Thursday, May 26, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, May 23, 2011 at 4:56pm



[BACA SEMUANYA dan KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA! Komen terbaik dapat hadiah: Kaset rekaman… ;p]



Sabtu, 21 Mei 2011

Hari ini terasa berbeda, itu yang kurasakan! Yup, sudah ada agenda besar yang tertulis di catatan harian. Rihlah FLP Pelangi. Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba juga…tapi, fisik ini agak kurang fit. Ya, sejak semalam mendadak radang tenggorokan, gejala flu, ‘n badan agak panas. Hadeuh… Buat ngomong aja agak susah. Allahumma ‘afinifii badanii.



Sekitar jam 04.00 Mas Dwi SMS, nyemangati anak-anak Pelangi buat segera bangun ‘n persiapan piknik. Selang beberapa saat kemudian muncul nama Casofa Fachmy di inboxku: “Guys, sori ea cah agus belum bisa ikut. Kata pak dokter akuh belum boleh. Masih butuh istirahat n mimik obat. Jagain alib ea. Walaupun ia agak ugal-ugalan. Tapi dia memang sangat sosis dan rudal.” Hadeuh kosakata remphong lagi nih. Gimana sih ni kepala suku, doi yang paling antusias n ambisius mpe dibela-belain diare buat ngadain piknik pas hari-H malah KO. Ckikikik…nyesel lu bro! Ops, tapi moga lekas sembuh dah…tak critani gayenge ae yho!



Akhirnya, dengan sedikit maksain diri (jujur, pengin rasanya hari itu izin gak jadi ikut karena kepalaku benar-benar pusing dan badan panas) akhirnya aku bersiap. Ternyata semalem tuh Mas Dwi, Ayu’, ‘n Diah Cmut juga merasakan hal yang hampir sama. Bismillah, Ya Rabb…berikanlah hamba kekuatan. Semoga pertemuan hari ini menjadi PERTEMUAN YANG MENYEMBUHKAN!!! Amin. SEMANGAT SEHAT, Nung!



Dengan dianter adik kost, kita sarapan bubur ayam dulu di dekat gerbang Hukum UNS. Selesai sarapan, sekitar jam 06.30, meluncur ke Depo Pertamina Ngemplak. Huaaaaaa….kok masih sepi? Katanya kumpul jam 06.00??? Remphong deh bhoook! Hm, menangkap sosok seorang muslimah yang nangkring di atas sepeda motor. Weladalah, Mbak Umi Kultum! Hihi. kebetulan Mbak Umi mang gak bisa ikutan, karena ada “tugas lain”. Rencananya beliau hanya pengin melepas kepergian kita. Lha kok dia yang nyampe duluan. Hihi. Nung akhirnya ikutan nangkring di dekat motor beliau.



Syok, benar-benar syok, ketika membaca beberapa sms yang masuk hampir bersamaan yang mengabarkan kalau Ustadzah Yoyoh Yusroh meninggal dunia karena kecelakaan. Di FB pun hampir semua status isinya berita duka terkait beliau. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aku pun merasakan langit semesta hari ini terlihat mendung, tidak secerah biasanya. Selamat jalan, bunda! Nung menjadi salah satu saksi, Bunda adalah orang yang baik, sangat baik. Insya Allah, khusnul khotimah (dapat kabar kalau jenazah beliau tersenyum. Subhanallah…). Mengingatkan kita untuk senantiasa DZIKRUL MAUT!



***

Anggota TK Pelangi yang datang berikutnya Mas Aris El Durra. Hihi. padahal tu orang kemarin dah ijin telat ke aku karena Sabtu ada piket di rumah sakit. Selanjutnya, Mas Alib Isa datang bawa satu kardus air minum pluz bagi-bagi pin Pelangi. Bagus banget, Mas! Selanjutnya, Ayu’ n Diah Cmut datang. Tapi kok Ayu’ yang di depan yha, pake MIO-nya Cemut? Lucu banget euy….hehe… gek kostume pake kaos ijo. Haha. Gakpapa…cuma mitos kan Yu’! Selanjutnya, si gondrong Wildan. Ayu’ n Cemut kemudian bagi-bagi permen sunduk. Alhasil, setiap anak TK Pelangi yang datang langsung bergaya ngemut permen kaki itu. Kecuali Nungma tentunya. Haha. Nung lebih milih Antangin-mu, Yu’! ckikikik… Selanjutnya, Mas Dwi datang boncengan bareng Mas Sururi. Ni orang pake tas gunung GD banget, ternyata bawa tikar. Hihi. koyo meh perang ae, Mas!



Ayu’ ngobrol sama Mbak Umi, Nung ngobrol sama Mas Alib ‘n sesekali nimbrung sama Ayu’, Mas Aris sibuk ngobrol sama Diah Cmut, Mas Ruri, Wildan, ‘n Mas Dwi. Semua punya dunia sendiri-sendiri dalam fase penantian itu. Erny datang bersamaan dengan yang kita nanti-nanti. Bis pariwisata “Putri Biru” yang akan membawa kita rihlah ke Pacitan hari ini akhirnya masuk ke dalam Depo Pertamina. Mas Tyo juga ada. Tinggal nunggu Mbak Nury dan Mbak Amrih deh. Gak perlu nunggu terlalu lama, akhirnya dua mbak itu datang juga. Pamitan sama Mbak Umi, boking tempat duduk di bis, checking akhir semua bawaan, dan setelah pembukaan pluz doa bersama yang dipimpin Mas Tyo, Sang “Putri Biru” pun bergerak perlahan namun pasti meninggalkan Kota Solo. Bismillah…



Sepanjang Perjalanan…

Nung mau crita posisi tempat duduk nih. Pada awalnya, dari depan teteup pak sopir dan seorang kondektur. Pluz sang asisten, Mas Tyo. Haha. Kemudian Mas Dwi, belakange ada Mas Ruri. Sampinge Mas Ruri ada Wildan. Belakang Wildan ada Mbak Amrih. Sampinge Mbak Amrih ada Erny, Belakang Erny ada Nungma. Sampingnya Nungma ada Ayu’. Belakang Nungma ada Diah Cmut, sampinge Cmut ada Mbak Nury, belakange Mbak Nury ada Mas Aris, deret belakang ada Mas Alib, mojok. Hihi…intinya satu orang berhak menguasai dua kursi. Uhuyyy… berhubung banyak yang gak bisa anteng, akhire pindah-pindah tempat duduk. Sampai daerah Kajen, Wonogiri, penumpang kita tambah satu orang, Mbak Eka. Sip, dan perjalanan pun dilanjutkan. Banyak makanan euy.



Hm, mau baca buku Ranah 3 Warna tapi gak jadi. Ntar aja deh…lebih baik menikmati perjalanan sambil bersenandung ria. (duet sama Ayu’. hihi…”Desir pasir di padang tandus, segersang pemikiran hati…”). Gek tembang Ayat-Ayat Cinta ini yang paling sering diputer. Hadeuh^^v. padahal dari nasyid yang diputer-puter itu, Nung paling seneng tembang “Surga Hati”-nya Ungu. Serunya sepanjang perjalanan: ngemil, cerita, foto-foto, bagi yang “SLEEPINGHOLIC” pasti kena jepret! Haha. Alhamdulillah, Nung dah lebih mendingan dari kondisi tadi pagi.



Memasuki kota Wonogiri, selanjutnya Ngadirojo, Baturetno…dan sampailah di gapura “Selamat Datang di Kota 1001 Goa”. Pacitan, we are comiiiiiiiiiiiiiiing!!! Akhirnya, sampai juga di Pacitan. Perjalanan ternyata masih cukup panjang. Berhentilah si “Putri Biru” di sebuah pom bensin daerah Punung. Pada ngabur ke toilet. Nung, Mbak Amrih, n Ayu’ mampir ke warung depan pom bensin buat beli teh anget ‘n gorengan. Kata ibu pemilik warung kalau mau ke Pantai Klayar kira-kira masih setengan jam-an lagi. Beliau juga berpesan supaya berhati-hati. Karena sudah ada 4 korban yang tertelan ombak. Hm…bismillah, Allah Swt adalah sebaik-baik pelindung!



Setelah rehat sejenaknya usai, kita pun putar balik ke arah yang ada tulisannya “GOA GONG”. Setelah melewati jalan yang berliku, berkelok-kelok, masuk-keluar hutan (halah), akhirnya sampai juga di kawasan parkir Goa Gong. Pak kondektur ‘n Mas Tyo turun dari bis. Ternyata si “Putri Biru” nggak bisa kalau harus dipaksa sampai ke Klayar. Karena jalannya “medeni”. Kita harus naik mobil pick-up untuk sampai lokasi. Alhasil, harus “nyarter”. Wah, ongkos maning duong. Gek per-gundul dikenai biaya 10.000. Sebenarnya seru sih, ntar kan bisa bergaya “chaiya-chaiya” pas naik pick up. Hihi. tapi akhirnya kita menerapkan pengamalan Pancasila sila ke-4, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan”. Akhirnya, kita rembugan dulu di bis, dan akhirnya tercapailah kata mufakat. Lokasi piknik pindah ke Pantai Teleng Ria. Selanjutnya, si “Putri Biru” putar haluan dan Mbak Eka sebagai pemandu pindah duduk di belakang sopir. Hihi…dan Nung akhirnya juga pindah tempat duduk di samping Ayu’. Mendadak kepala Nung pusiiing bangeet! Ayu’ yang baik hati, tidak sombong, suka menabung tapi banyak ngemil akhirnya menawarkan diri untuk merawat Nung. Hihi. enak euy…dipijeti! Sampai pules. Teriring tembang “Ayat-Ayat Cinta” yang masih mendayu-dayu. Nung terbangun saat proses pembagian snack. Hihi…Ah, ternyata belum sampai Teleng juga yha?



Selang beberapa saat, terciumlah aroma pantai. Uhuy…sontak anak-anak TK Pelangi langsung hebring sendiri. Wah, Subhanallah, melihat deburan ombak dari atas. Keren euy! Si “Putri Biru” sempat putar balik karena ngrasa kebablasen, e…tapi ternyata malah harus lurus dikit baru kemudian belok kanan. Sempat terjadi “ketegangan kecil”, tapi it’s OK! Huaaaaaaaaaaaaa…akhirnya kita sampai di Pantai Teleng Ria sodara-sodaraaaaaa…!

Sesi selanjutnya makan siang bersama di bawah rerimbun pepohonan. So romantic moment! Merasakan desau angin yang meniupkan kedamaian. Seger banget dah! Sayang ya, Pelangi gak lengkap. Kang Sofa sakit, Mbak Santi ada acara keluarga, Mbak Fitri juga, Mbak Fu’ah menjaga calon dedek bayi, Kang Nass juga gak jadi ikut, Mbak Anik gak dapat izin, Bunda Eny juga gak bisa, Mbak Umi ada tugas negara. Hm, kapan-kapan kalau ada piknik lagi semoga kita lengkap yha! Dah bawa keluarga masing-masing. Hihi…Amin. (Lho?)



Menu siang ini ayam bakar, nasi putih, sambel ‘n lalapan. Bagi yang merasa kurang kenyang, boleh nambah lagi kok! Sesi selanjutnya, kita sholat berjamaah di masjid dekat pasar. So romantic deh! Saatnya Pelangi mengeja ayat-ayat cinta-Mu yang terlukis menawan, pancarkan pesona semesta karya cipta-Mu yang Maha Agung.



Usai sholat, dan semuanya beres, Nung, Ayu’, Diah Cmut bersiap melancarkan aksi. Mas Aris ‘n mas Dwi juga. Pantaiiiiiiiiiiiiiii……(koyo wis pirang-pirang taun gak ketemu pantai). Nung pasang MP3 yang muter “QS. Ar Rahman”. Sambil muroja’ah…”Dan nikmat Tuhan-mu yang manakah yang akan kau dustakan?”



Kita foto-foto dulu. ‘n akhirnya semuanya lepas kendali. Terutama Mas Aris ‘n Mas Dwi. Pada nyebur air ‘n teriak-teriak gak jelas. Lari-lari ke sana kemari. Hihi. sebenarnya Nung gak niat basah-basahan, berhubung lagi flu juga. Tapi kayaknya seru… akhirnya bareng Erny, Mbak Nury, ‘n Mbak Amrih kita main air deh. Ayu’ n Cemut juga sudah lepas kendali. Moment paling konyol ya pas main lempar-lemparan pasir ‘n ciprat-cipratan air sama Mas Aris. Uber-uberan ra cetho. Tu orang melancarkan serangan kepada Cemut, Nung, ‘n Ayu. Wildan ‘n Mas Tyo juga nyebur. Mas Ruri hanya di tepi. Mas Alib juga cuma liat dari jauh ‘n sesekali jadi juru foto.



Unforgetable moment deh! Seru-seruan di pantai…Mas Tyo yang bikin lubang ***, Mbak Nury cs yang bikin *** raksasa buat Kang Fahmy, Mas Dwi yang bikin istana pasir buat oleh-oleh Mbak Anik, Nung yang berfoto dengan pose ‘penantian’ (haha, asli marai ngikikgulingguling. Mbak Nury juga ikutan berpose), Wildan yang berenang gaya kecebong, Mas Aris yang “ndekem” kemudian tidur telentang di pinggir pantai, Ayu’ n Diah Cmut yang dah kayak anak kecil oyak-oyakan, Erny, Mbak Amrih, n Mbak Eka yang sibuk cari gaya buat foto-foto. Mas Ruri yang berdiri termenung di pinggir pantai. Sedangkan Mas Alib, mungkin ketawa-ketiwi ngliat tingkah polah kita yang dah kayak kutu loncat. Hihi. Tanpa Kang Sofa, Mas Alib mungkin berasa sayur tanpa garam. Haha. Iyo to, Mas? Kurang asin? Krik krik krik…(air pantainya kan asin, Mas?) ^^v



Sambil bermain-main dengan deburan ombak, akhirnya Trio Permen Sunduk (Nung, Ayu’, Diah Cmut) pun gak mau kalah dengan Trio Kwek-Kwek. Kita konser di pinggir pantai, dan ini salah satu tembang yang kita nyanyikan berulang-ulang…(berharap ada produser rekaman yang lewat :P)



Pantai Maha Karya

Album : K'SEH

Munsyid : Shaff-Fix



Luasnya hamparan samudera biru tak berujung

Membuat rasa kagum dalam hati sanubari

Berarak awan putih

dibatas cakrawala

Pendarkan cahaya mentari

Camar yang beterbangan, ditemani sang angin

Meniupkan kesejukan

di sela pepohonan



Suara ombak laut yang memecah di pantai

Berdebur gemuruh menyanyikan lagu damai



Melambai nyiur hijau di sepanjang tepian

Menjadi saksi setia

Keagungan Ilahi kebesaran tercipta

Dijaga disyukuri selama-lamanya





Di pantai

terasa damai, bebas, lepas, tak terbatas

Memandang mahakarya, yang tak akan ternilai harganya

Terbetik di jiwa, Allah yang mencipta segalanya

Sangat luar biasa

Puji syukur pada-Nya



Tyuz...

“Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang…”

“Birunya langit…oh, putihnya awan…menjadikanku tertegun tertawan…”

“Kemesraan ini janganlah cepat berlalu…”



Hahaha…pokokmen racetho kabeh deh. Luapan hati betapa bersyukurnya kita hari ini, banyak cinta terbalut dalam indahnya ukhuwah. Meski latar belakang warna kita berbeda tapi ketika kita disatukan terbentuklah spektrum cinta yang sangat indah, PELANGI!



Uhuy…tak terasa sudah jam 14.30. Saatnya kembali ke daratan. Nung, Ayu’, Cemut, Mas Tyo, ‘n Mas Aris jalan berlima buat nyari tempat bersih-bersih. Semua tempat padet, banyak antrian. Mpe kita harus jalan kayak bocah ilang. dan akhirnya, kita gabung bareng Mbak Eka ‘n Mbak Amrih. Antri juga di situ. Yadah, ndegan dulu deh! Nung sambil berusaha ngidupin hape yang tadi sempat kemasukan air. Huaaa…gak bisa nyala dengan sukses. Keypad error! Kamera yang dipinjam Wildan juga. Mati gak hidup-hidup. Semoga mati suri deh Wild! ^^v. Sambil nunggu antrian, kita arisan deh…



Setelah semua rapi ‘n dah wangi, kita pun bersiap pulang kembali. Nung ‘n Ayu’ tadi sempat beli pop mie buat menghangatkan badan. Karena kelamaan ngantri kita gak sempat beli oleh-oleh deh. Hehe. Sebelum naik ke bis, kita pun foto-foto dulu. Wah, seru banget hari ini!!!



***

Bismillah, saatnya menikmati perjalanan pulang. Sambil menikmati popmie… Roman-roman lelah terpancar dari setiap wajah tapi yang terpenting hati-hati kita dipenuhi dengan bunga-bunga yang merekah indah. Bahagia yang takkan mampu terlukiskan lewat kata-kata dan bahasa sastra tertinggi negara manapun. Haha… Never forget deh!!!



Selesai makan, sambil menikmati rona jingga sang bagas yang perlahan menuju peraduannya, Nung mencoba untuk tidur. Melirik Ayu’ yang duduk di samping Nung juga sudah sibuk berkonser tunggal dengan mp3-nya dan dia pun mulai kriyap-kriyip. Erny dah sukses mendoyongkan tubuhnya, Mbak Amrih sudah menutup wajahnya dengan jaket, Mbak Eka duduk di depan, Mas Aris sibuk ngemil, Mas Dwi ‘n Mas Ruri gak tahu lagi ngapain, Wildan sibuk ngutak-atik kameranya. Mas Alib malah dah ngimpi dengan sukses. Mas Tyo kemudian pindah ke belakang, duduk di samping Mas Alib ‘n Cemut. Mas Aris juga ke belakang. Baru mau merem, terdengar suara-suara sumbang dari belakang…hadeuh, pengin rasanya nglempar sandal! Haha. Ternyata Mas Tyo ‘n Mas Aris konser! Remphong deh bhoook… berhubung mereka semakin menggila, apalagi Mas Tyo pake nari-nari full ekspresi segala, akhirnya Nung putuskan untuk gak jadi tidur. Tapi menikmati pertunjukan. Pada akhirnya, Nung pindah duduk di tempat duduke Mas Aris ‘n Mas Aris pindah dekete Mas Tyo. Haha. Dan kegilaan yang semakin gila pun dimulai…

Konser!!!



For The Rest of My Life-nya Maher Zain, Damba Cinta-Mu, Nantikanku Di Batas Waktu, Meraih Mimpi, Season in The Sun, Muhasabah Cinta, dll…’n Ayu’ pun akhirnya gabung. Dan konser kembali digelar…soundtrack kartun ‘n film genti. Doraemon, Sailormoon, Wiro Sableng, Si Doel Anak Betawi, Si Unyil, Go Go Power Rangers, dll. Jiaaan…sakit semua!!! (terutama Mas Aris ‘n Mas Tyo. Nek Mas Aris kie kita-kita benar-benar jadi menyangsikan ni orang blas gak cocok jadi perawat RSJD, tapi jauh lebih cocok kalau dia jadi pasiennya! Haha. Nek Mas Tyo mah udah dari dulu jadi pasiene Mas Aris. Hihihi). Pokokmen seru bangeeeeeeeeeet!!!



Sampai juga di daerah Ngadirojo, Wonogiri. Kita sholat Maghrib dulu. Sebelum masuk bis lagi, Nung ‘n Ayu asyik lihat bintang. So romantic beud! Langit malam ini cerah, bertabur bintang. Yaaach, sebentar lagi Nung dah harus turun dari bis. Kebersamaan hari ini takkan pernah Nung lupakan dech… Sampai jumpa di episode yang lebih REMPHONG lagi ya bhook…^^v. Akhirnya, Nung turun di pom bensin Pertamina mawar. Babe dah setia nunggu di pinggir jalan. CU next, Pelangiku. Kapan-kapan mampir Istana KYDEN yha…’n tunggu undangan dari Nungma. Insya Allah, segera, dalam masa yang TEPAT dan TERBAIK tentunya! Haha…jadi inget, doa Mas Aries Adenata waktu Nung ajak piknik beberapa waktu lalu, beliau malah ngedoain gini: “Berez. Tak sangoni dongo. Moga-moga bar muleh piknik enek sing nikah!”. Hehe, ternyata kita pun dapat kabar baik tadi. Insya Allah, Mbak Ivon mau nikah di Bengkulu. Yes, PELANGI mantu. Kita tunggu kejutan selanjutnya. Siapa yha yang mau nyusul Mbak Ivon???



Hari ini indah, sangat indah…



Terima kasih Ya Rabb!



[Keisya Avicenna, sangat bersyukur menjadi bagian dari kalian. Ijinkan aku untuk selalu menjadi “HIJAU” di spektrum cinta kita, PELANGI!]