Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, September 07, 2011

Inspirasi Dahsyat dari Pak Hatta Rajasa dan Pak Amien Rais

Wednesday, September 07, 2011 1 Comments

Berikut ini sedikit resume yang sempat saya dokumentasikan saat mengikuti Inspirasi Ramadhan di Masjid Salman ITB pada 7 Ramadhan 1432 H.
Beberapa point yang disampaikan Pak Hatta Rajasa antara lain :
1.Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Oleh karena itu, kita harus bisa menjadi bangsa yang unggul dan harus bisa memberikan warna bagi kehidupan dunia.
-Jadilah manusia unggul. Jangan asal-asalan. Jadilah manusia yang selalu memberi yang terbaik. Jadilah manusia yang terbaik.
-Good is not good enough, must be the best!

-Semua bisa dilakukan dengan idealisme, spirit menjadi manusia berkarakter, berintegritas, berakhlak mulia, dan bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.
-Kalau ingin sukses, miliki idealisme
-Pragmatisme penting untuk menjalankan idealisme (energi positif)
-Kalau tidak, kita hanya akan mengejar yang kita inginkan, bisa terjebak pada sikap oportunis.
2.Siap selalu berkompetisi dalam kebaikan
-Bangsa yang bisa survive adalah bangsa yang bisa berkompetisi
-Pada tahun 2025, kita setting bangsa ini menjadi bangsa yang maju
3.Selalu mendekatkan diri pada Allah
-Selain itu juga dengan melatih kepekaan sosial

Di sela-sela sharing ini, ada yel-yelnya yang membuat kami makin semangat.
-MC : “SIAPA KITA?”
-Audience : “INDONESIA!”
-MC : "INDONESIA!!!”
-Audience : “SIAP-SIAP... KITA PASTI BISA!”

Beberapa point yang disampaikan Pak Amien Rais antara lain :
Al-Qur’an memberi banyak pemisalan yang menggambarkan keadaan bangsa kita. Saat ini bangsa kita masih menjadi bangsa yang terkungkung, terpasung, terbudakkan. Kita belum merdeka secara ekonomi, diplomasi, kedaulatan yang utuh. Tangan-tangan asing tengah menjajah bangsa kita.
Pesan :
-Jadilah manusia yang mandiri
-Pegang teguh Al-Qur’an, jadikan sumber inspirasi, kompas dan hidayah
Pak Amien Rais hanya menyampaikan beberapa patah kata saja, sebentar sekali! Kemudian beliau melanjutkan dengan memimpin doa bersama.

Pada malam hari ini, Bp Hatta Rajasa berkesempatan memberikan kultum sebelum shalat tarawih di Masjid Salman ITB. Beberapa point yang beliau sampaikan antara lain :
-Senantiasalah mengeluarkan energi positif, berpikir positif, berprasangka baik pada apapun
-Rasulullah Saw adalah sosok reformis sejati, pembawa perubahan pada peradaban
-Seharusnya kita melakukan instrospeksi, membuat karya besar, membuat perbaikan-perbaikan.
-Syahru Jihad = menyelesaikan permasalahan keumatan, permasalahan masyarakat, bangsa dan negara
-Saat ini kita ingin melakukan akselerasi dan inovasi untuk memajukan Indonesia hingga negeri ini memiliki kemampuan yang tinggi dan SDM-nya bisa berdiri di rumah sendiri.
-Oleh karena itu, butuh konsen, strategi atau master plan
-Modalnya??
1.Jumlah penduduk yang besar
2.SDM yang luar biasa
3.Letak geografis
4.Negara demokrasi
5.Modal yang cukup untuk menjadi G20
-Kendala : IPTEK dan inovasi kita masih rendah
-Solusi :
1.Butuh anak-anak muda yang tangguh!
2.Ubahlah mindset kita. Ingat, good is not good enough!
3.Pilar IPTEK dan SDM dimasukkan yakni dengan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru dalam 6 (enam) koridor Indonesia
4.Membangun kawasan-kawasan khusus (kluster-kluster ekonomi)
5.Semua kekayaan alam harus diolah dulu di dalam negeri
6.Membangun konektivitas dengan berbagai pihak (Locally connected, locally integrated)
7.Jadilah teknokrat yang profesional
8.Jadilah insan-insan yang berpikir positif dalam membangun bangsa

Aisya Avicenna

Tuesday, September 06, 2011

Nikah : Lebay vs Abai

Tuesday, September 06, 2011 0 Comments

Nikah, benar-benar kata yang sensitif. Terutama bagi para lajang, tidak hanya yang sudah cukup ‘matang’ untuk menembus jenjang ini, tetapi juga bagi para bujang dan dara yang baru saja menginjak usia remaja. Suatu hal yang sangat bisa dimaklumi. Bagi yang memahami bahwa pacaran itu bukan sesuatu yang diajarkan dalam Islam, nikah adalah—dan memang semestinya—jalan satu-satunya yang dihalalkan untuk mengekspresikan fitrah yang dihembuskan ke jiwa manusia. Cinta. Kemesraan. Kepada lawan jenis, tentunya.

Maka, segala sesuatu yang menjurus pada kata nikah, mulai dari seminar, kajian, buku, kaset nasyid, hingga puisi-puisi, selalu laris-manis. Sebagai salah seorang ‘pelaku bisnis’ buku, saya tentu sangat memahami hal ini. Banyak para penulis menyodorkan manuskrip naskah pernikahan ke Indiva, dengan satu endorsement, pasti laku. Bagian marketing pun dengan separuh berseloroh memberikan penguatan, “Pokoknnya, apa-apa yang temanya nikah, insya Allah laku.” Tetapi, saya punya sikap sendiri. Nikah, bagi saya adalah sesuatu yang ‘biasa saja’. Kalaupun ada beberapa buku Indiva yang bertajuk demikian, sebagai sebuah khasanah buku-buku Islam, itu adalah kebutuhan ummat. Jadi, tak perlulah berlebihan memandangnya, apalagi sekadar menjadi pelumas mesin marketing untuk mengejar cash-in.

Lho, kok sinis? Ah, biarin!

Dua Aliran Besar

Kembali ke topik permasalahan, yuk! Sebagaimana berbagai hal besar lainnya, pemahaman tentang nikah juga terbagi dalam dua aliran besar. Satu aliran yang sangat lebay (tafrit) dan satu aliran sangat abai (ifrat). Bagi yang lebay, nikah seperti menjadi visi hidup, akhir dari perjuangan, atau pelabuhan dari sebuah pelayaran yang panjang. Maka, jadilah ia seorang ‘petualang cinta’ yang berkelindan dari satu episode ke episode lain. Organisasi, aktivitas lapangan, facebook, friendster, YM, SMS, bahkan halaqoh, ditujukan untuk satu kegiatan ‘suci’: mencari pasangan. Jala ditebar, pesona disebar, jerat dijajar. Tak peduli bahwa sebenarnya ia sebenarnya belum siap untuk menuju jenjang yang lebih serius. Ma’isyah yang compang-camping, pekerjaan yang belum jelas dan sebagainya. Tetapi jika disoal masalah ini, dengan cekatan mereka menghindar.

Penganut aliran ini tampaknya cukup banyak. Buktinya, daurah-daurah, seminar-seminar, buku-buku, chatroom-chatroom, nasyid-nasyid, jejaring komunitas, milis, group dll yang berbicara tentang cinta dan pernikahan, selalu diramaikan dengan pengunjung.

Di satu sisi, yang merasa abai, seperti mencoba melakukan antitesa, kegiatan yang berkebalikan. Ia seperti mengatakan “tidak!” untuk pernikahan. Ketika diajak ke seminar pernikahan, “malas!” begitu jawabnya. Ketika mendengar nasyid pernikahan, “kampungan!” rutuknya. Ketika disodori buku-buku pernikahan, “norak!” sungutnya. Dan entah untuk menyembunyikan gejolak atau memang sudah menjadi hasrat, biasanya ia memiliki semacam pelampiasan. Kerja yang sangat ekstra, lembur siang-malam. Belajar yang overdosis, aktivitas yang kelewatan, dan sebagainya.

Maka, meskipun sebenarnya ia sudah saatnya dan sudah mampu menikah, selalu saja ada alasan untuk menghindar. “Gajiku belum cukup!” atau, “Pengin beli rumah dulu”, “Pengin merasakan asyiknya jadi lajang” dll. Wah!

Moderat Yuuk!

Sebagai sebuah ibadah, nikah semestinya disandarkan pada dua sayap yang saling berimbang, sayap khauf (ketakutan) dan sayap raja’ (pengharapan), juga tiang mahabbah (cinta). Ketiga elemen inilah yang diharapkan ada secara imbang pada seorang hamba Allah dalam mengimplementasikan pengabdiannya kepada Allah azza wa jalla.

Menikah, adalah sebuah ajaran yang teramat mulia. Allah berfirman, “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki serta hamba-hamba sahayamu yang wanita. Jika mereka miskin, Allah akan membuat mereka kaya dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. 13 : 38).

Kemudian Rasul juga bersabda, “Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka segeralah menikah. Karena sesungguhnya menikah itu lebih menjaga kemaluan dan memelihara pandangan mata. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa menjadi benteng (dari gejolak birahi).” (HR. Bukhari).

Akan tetapi, sebagai sebuah sendi pokok di dalam membangun masyarakat Islam, nikah membutuhkan persyaratan-persyaratan. Syarat yang paling utama tentu saja kedewasaan. Jangankan menikah yang memiliki seabrek konsekuensi, shalat dan puasa saja bagi yang belum haid dan ikhtilam, juga tidak wajib. Namun, kedewasaan itu tak hanya sekadar soal biologis. Islam menggambarkan jenis kedewasaan yang lain, misalnya secara sosial, adalah dengan menafkahi.

Allah berfirman,

“Kaum laki-laki itu adalah qowwam bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. An-Nisa: 34).

Qowwam artinya pembimbing. Lelaki menjadi qowwam bagi perempuan (baca: istri) karena keunggulan fisik, dan karena nafkah yang diberikan. Dan sebagai konsekuensi, istri harus taat kepada qowwamnya. Nafkah tak hanya sesuatu yang bersifat fisik, nafkah batin seperti perasaan kasih sayang, juga tak kalah penting.

Kemudian, ada syarat lain yang tersirat, terdapat dalam firman Allah, “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya…” (QS An-Nisa: 6).

“Pintar memelihara harta” yang menjadi salah satu komponen “cukup umur untuk kawin” bermakna dalam. Ini bisa berarti bahwa dia sudah pintar memenej keuangan. Mengapa yang diangkat adalah soal keuangan? Karena dalam faktor ini, kedetailan alias akuntabilitasnya sangat diutamakan. Artinya, jika seseorang telah mampu mendeteksi setiap sen yang masuk atau keluar, berarti dia bisa memenej hal-hal lain yang lebih sederhana.

Ini menyiratkan sesuatu yang bersifat psikologis, karakter, akhlak.

So, jika kita simak ayat per ayat, hadits per hadits, yang sangat banyak dan tak cukup dibahas di sini, sesungguhnya nikah membutuhkan syarat penting: DEWASA secara BIOLOGIS, SOSIOLOGIS dan PSIKOLOGIS.

Jika kita memang sudah mendapatkannya, mengapa tak segera nikah? Jika belum, bersabarlah! Toh Allah Maha adil. Jika Anda tak mampu menahan gejolak, toh Allah memberi alternatif lain, berpuasa. Berpuasa akan menetralisiri hormonal Anda, sehingga gejolak itu akan reda.


Rahasia Jodoh

Makhluk yang pertama kali Dicipta Allah adalah al-qalam. Dengan al-qalam, Allah menuliskan takdir manusia dalam Lauhil Mahfuzh, induk segala kitab. Salah satu yang tertulis di sana, adalah jodoh. Jadi, jodoh adalah sebuah ketetapan dari Allah Azza wa Jalla. Ia akan datang, meskipun saat ini barangkali kita belum siap, atau tak juga datang meskipun kita merasa sangat siap. Seorang guru saya pernah mengatakan, pernikahan itu ibarat kematian, kita tak bisa memprediksi, hanya bisa mempersiapkan.



Jadi, sikap terbaik menghadapi hal yang satu ini adalah TAWAKAL. Tetapi, jangan abaikan ikhtiar. Ikhtiar sangat perlu, hanya saja, Allah memiliki sifat Qudrat dan Iradat yang perlu kita hadapi dengan kepasrahan.



Ada beberapa pandangan saya mengenai pernikahan, semoga bisa menjadi bahan diskusi.

1. Pernikahan adalah bentuk ibadah, jadi jangan pernah ada kata ITSAR dalam pernikahan. Jika ada seorang meminang, dan secara dien dia baik, kemudian kita merasa mantap, mengapa kita menolaknya?

2. Sebuah ibadah, bisa diterima atau tidak, tergantung NIAT dan cara pelaksanaannya. Maka, nikah bukanlah akhir dari perjalanan hidup seseorang. Ia bahkan awal dari sebuah perjalanan yang melelahkan. Niat bisa berubah di tengah-tengah proses, bahkan menjelang akhir proses, kematian. Maka, mari kita selalu meng-up-grade niat, dan memperbaiki cara kita berinteraksi dengan pasangan kita, meski usia pernikahan sudah tak terbilang muda. Lima tahun, sepuluh tahun, tiga puluh tahun?

3. Nikah adalah separuh dien. Jika baik, ia adalah separuh jalan menuju surga. Tetapi jika buruk, maka… ia adalah separuh jalan menuju neraka. Na’udzubillahi min dzaalik.

4. Nikah bukanlah sebuah pesta pora. Bukanlah prestasi. Bukanlah sebuah kemenangan. Bukanlah sesuatu yang harus dipamerkan. Jadi, jagalah sikap kita. Seringkali para pasangan muda terlalu over memamerkan kemesraannya di hadapan orang-orang yang masih lajang.

5. Ketika kita menikah, amanah kita bertambah. Ketika punya anak, semakin bertambah lagi. Maka, hisab kita di akhirat kelak, akan semakin panjang. “Bagaimana kau bersikap terhadap pasanganmu, anak-anakmu, mertuamu, adik-kakak iparmu, dst…” Jadi, wahai para lajang, yang telah ingin menikah namun karena takdir Allah, pasangan belum datang, sesungguhnya beban antum wa antunna kelak di akhirat, jauuuuuh lebih ringan daripada para ibu, para bapak, yang kerepotan dengan anak-anak mereka. Bukankah Surga itu jauh lebih indah daripada apapun? Bukankah surga, dan ridha-Nya, adalah tujuan utama setiap manusia? Sedangkan menikah, berkeluarga, hanyalah sarana. Ketika Allah menakdirkan kita untuk tetap lajang, sesungguhnya jika kita ridho, maka kita Allah telah memberikan beban yang lebih ringan untuk menuju surga.

6. Akan tetapi, menikah tetaplah harus diusahakan. Ikhtiar harus dioptimalkan. Maka para ikhwan, mari berusaha lebih kuat dalam mencari ma’isyah. Ayo bekerja lebih keras lagi dalam meng-up grade diri. Jangan bermalas-malasan. Lihatlah deretan para akhwat yang tengah menanti… kasihan sekali mereka karena antum seringkali terlalu banyak pertimbangan. Ayo bina para lelaki yang lain, agar mereka bisa seshaleh antum, karena bagaimanapun juga, populasi lelaki shaleh saat ini begitu sedikit dibanding perempuan shalihah. Dan para perempuan shalihah, ayo perkuat diri kita. Bersiaplah menjadi Ummu Sulaim-Ummu Sulaim baru, yang mampu menghijrahkan Abu Thalhah dan menjadikan keislaman Abu Thalhah sebagai mahar pernikahan mereka. Dan wahai para murabbi dan murabbiyyah… marilah kita berpikir lebih keras… lebih keras dan lebih keras lagi… agar kita mampu mengikhtiarkan perjodohan saudara-saudari kita, dengan proses yang indah dan bersih.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Al Faqir ilallah

AFIFAH AFRA

Thursday, September 01, 2011

SEPTEMBER

Thursday, September 01, 2011 1 Comments

[SE]mangat [P]erbaiki diri dengan [TE]rus berkarya tuk jadi [M]uslimah yang [BER]daya, berprestasi, dan bermanfaat, Insya Allah!

Semangat SEPTEMBER!

~semoga Allah senantiasa meridhoi dan melimpahkan kemudahan serta keberkahan.. aamiin...

Salam SMART & VISIONER!
Aisya Avicenna

Monday, August 29, 2011

INIKAH RAMADHAN TERAKHIRKU???

Monday, August 29, 2011 0 Comments

Saudaraku, jika Allah SWT masih menakdirkan kita bersama melewati hari-hari berharga di Bulan Ramadhan, terimalah sekelumit pesan ini, sebagai persembahan tanda cinta dan bukti pemenuhan kewajiban kepada saudaranya.
Saat sahur pertama pada Bulan Ramadhan ini, siapa yang ada di sekeliling kita, saudara, ayah, ibu, kakek, nenek, mungkin bersama keluarga besar atau sahabat-sahabat terkasih. Tapi Ramadhan tahun depan, masihkah semua berkumpul utuh seperti tahun ini?? Siapa yang pergi dan siapa yang tinggal?? “Sungguh setiap jiwa itu akan merasakan kematian.” [Q.S. Ali Imran [3] : 185]. “Dan tidak satu jiwa pun yang mengetahui di bumi mana ia akan mati.” [Q.S. Luqman [31] : 34]. Jika tidak ada apapun yang menjamin kita akan tetap hidup hingga esok hari, masihkah ada pilihan untuk menyia-nyiakan kesempatan emas ini?
Jika Ramadhan ini adalah jatah terakhir di usia kita, semoga kesungguhan dalam beramal, kekhusyukan dalam ibadah dan keikhlasan yang menyertai semua aktivitas, serta jalan meraih taqwa, menggapai ridho Rabbul Izzati.
Dan akhir dari hari-hari yang penuh kemuliaan, teriring ucapan selamat. Sambut kegembiraan dan kesyukuran pada hari raya yang agung. Hari kemenangan untuk orang-orang yang menang, yang memang layak untuk bergembira.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.” [Q.S. Ali Imran [3]: 185].
Kepada Allah SWT semata kita berharap dan hanya kepada-Nya pula semua kembali. Salam serta shalawat kepada uswatun hasanah kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti jalannya.

***
Semoga tahun ini bukan pertemuan kita yang terakhir ya. Aku masih ingin bersamamu di masa-masa mendatang. Alhamdulillah, terima kasih padaNya yang telah membuat kebersamaan kita di tahun ini begituuuu indah. Ada banyak impian yang kemudian terwujud di masa-masa kebersamaan kita. Meski sangat sadar bahwa aku belum bisa membersamaimu dengan sebaik-baiknya. Tapi setelah kau pergi, inginku kau tetap menjejak abadi, semangat kebersamaan denganmu terus menemani hari-hariku selanjutnya. #Ramadhan!
***

Selaksa cahaya terpancar dari Nur Ilahi Rabbi, terhampar luas sejuk surga, serta semerbak kasturi. Teruntai beribu maaf dalam lubuk sanubari, mengiringi Ramadhan yang beranjak pergi. Sambut hari nan fitri, berbalut hati yang suci. Taqaballahu minna wa minkum...Minal aidin wal faidzin. Selamat Hari Raya Idul Fitri… Mohon maaf lahir batin yaa

Wonogiri, 29 Ramadhan 1432 H
Aisya Avicenna

Optimalisasi Akhir Ramadhan

Monday, August 29, 2011 0 Comments

Kita hanya bisa berupaya dengan senantiasa menjaga niat yang lurus, doa terbagus, ikhtiar yang serius, dan tawakal yang tak pernah putus! Sehingga Allah meridhoi setiap detik waktu dalam hidup kita. Karena hanya dengan ridhoNya kita bisa merasakan kebahagiaan hakiki, cinta sejati juga syurga yang dijanji! #terus optimalisasi detik-detik terakhir Ramadhan! Moga happy ending full barokah! Raih THR : Takwa Hasil Ramadhan!

7 Golongan Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Monday, August 29, 2011 0 Comments

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Penjelasan:
Ketujuh orang yang tersebut dalam hadits di atas, walaupun lahiriah amalan mereka berbeda-beda bentuknya, akan tetapi semua amalan mereka itu mempunyai satu sifat yang sama yang membuat mereka semua mendapat naungan Allah Ta’ala. Sifat itu adalah mereka sanggup menyelisihi dan melawan hawa nafsu mereka guna mengharapkan keridhaan Allah dan ketaatan kepada-Nya.
1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala pada hari kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai pada puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di masa muda. Tapi tatkala seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua syahwat yang Allah Ta’ala haramkan karena mengharap ridha Allah, maka dia sangat pantas mendapatkan keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang mahsyar.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
Sungguh Allah Ta’ala telah memuji semua orang yang memakmurkan masjid secara umum di dalam firman-Nya:
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)
Terkaitnya hati dengan masjid hanya akan didapatkan oleh siapa saja yang menuntun jiwanya menuju ketaatan kepada Allah. Hal itu karena jiwa pada dasarnya cenderung memerintahkan sesuatu yang jelek. Sehingga jika dia meninggalkan semua ajakan dan seruan jiwa yang jelek itu dan lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah, maka pantaslah dia mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
Kedua orang ini telah berjihad dalam melawan hawa nafsu mereka. Hal itu karena hawa nafsu itu menyeru untuk saling mencintai karena selain Allah karena adanya tujuan-tujuan duniawiah. Makna ‘mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah’ adalah keduanya bersatu dan bermuamalah karena keduanya mencintai Allah. Karenanya kapan salah seorang di antara mereka berubah dari sifat ini (mencintai Allah), maka temannya itu akan meninggalkannya dan menjauh darinya karena dia telah meninggalkan sifat yang menjadi sebab awalnya mereka saling menyayangi. Sehingga jadilah ada dan tidak adanya cinta dan sayang di antara keduanya berputar dan ditentukan oleh ketaatan kepada Allah dan berpegang teguh kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Yakni: Dia diminta oleh wanita yang mengumpulkan status social yang tinggi, harta yang melimpah, dan kecantikan yang luar biasa untuk berzina dengannya. Akan tetapi dia menolak permintaan dan ajakan tersebut karena takut kepada Allah. Maka ini tanda yang sangat nyata menunjukkan dia lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah daripada kecintaan kepada hawa nafsu. Dan orang yang sanggup melakukan ini akan termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” (QS. An-Naziat: 40)
Dan pemimpin setiap lelaki dalam masalah ini adalah Nabi Yusuf alaihissalam.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Yakni dia berusaha semaksimal mungkin agar sedekah dan dermanya tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah, sampai-sampai diibaratkan dengan kalimat ‘hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya’.
Karenanya disunnahkan dalam setiap zakat, infak, dan sedekah agar orang yang mempunyai harta menyerahkannya secara langsung kepada yang berhak menerimanya dan tidak melalui wakil dan perantara. Karena hal itu akan lebih menyembunyikan sedekahnya. Juga disunnahkan dia memberikannya kepada kerabatnya sendiri sebelum kepada orang lain, agar sedekahnya juga bisa dia sembunyikan.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada Allah ketika dia sendiri maupun ketika dia bersama orang lain. Dan tangisan yang lahir dari kedua sifat ini merupakan tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain yang Allah lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang. Dari Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.” (HR. Muslim no. 5328)
-berbagai sumber-
Wonogiri, 29 Ramadhan 1432 H
Seseorang yang ingin menjadi salah 1 orang yang dijamin masuk surganya Allah,
Aisya Avicenna

Menanti Sepenuh Hati

Monday, August 29, 2011 0 Comments
Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarakatuh...
Hai, Cinta...
Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kau baik-baik saja? Aku tak tahu saat ini kau sudah sampai di mana, namun yang aku tahu kau sedang melangkah menuju istana hatiku.

Tahu tidak...
Saat melihat teman-temanku satu per satu menyambut cintanya, aku pun bertanya di mana kamu? Kapan kau tiba? Apakah tidak ingin gegas berjumpa denganku? Terkadang aku bertanya mengapa kau tak kunjung datang, apakah kau sengaja memperlambat langkahmu? Astaghfirullah, jangan sampai pikiran buruk itu terus menggelayut di benakku.. Mungkin saja memang jarak yang harus kau tempuh masih terlalu jauh... Sabar ya! Semangat berjuang ya, cinta!

Aku mencoba untuk terus menunggumu, terima kasih ya karena kau telah kirimkan sahabat-sahabatmu yakni ikhlas, sabar, qona'ah dan tawadhu yang membuatku tetap yakin untuk menunggumu di sini.

Allah memang Maha Tahu kondisi hamba-Nya dan mungkin Dia melihatku belum siap untuk menerima kedatanganmu, cinta. Dia ingin aku benar-benar siap saat menerima kedatanganmu, karena kau memang sangat istimewa buatku. Biarlah...mungkin ini yang terbaik bagi kita.

Oya cinta...
Sambil menunggumu aku belajar banyak hal dan aku yakin kau pasti akan menyukainya. Aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu karena ku tak ingin kau kecewa saat kita berjumpa nanti. Ku ingin saat itu menjadi saat yang tak terlupakan, di mana akhirnya kita bertemu setelah lelah kau berjalan dan setelah sekian lama aku menunggu.

Cinta...
Jika kau lelah dalam perjalananmu, istirahatlah sejenak. Jangan lupa untuk selalu minta petunjuk-Nya di setiap langkahmu, yakinlah Dia pasti akan menunjukkan arah yang benar menuju istana hatiku. Jangan takut, aku akan tetap menunggumu di sini... menunggu dengan sepenuh hati.

Seindah purnama melingkar
Sebening bintang berkilauan
Mengajak aku mengingatMu
Sujud penuh rindu
Aku pun mengharap padaMu
Engkaupun mendengar pintaku
Untuk bahagia terbaik di dalam hidupku
Doa cinta mengalun merdu
Kurasakan agungnya di jiwa
Engkau tak pernah tinggalkan diriku
Dalam segala musim dan keadaan
Doa cinta hembuskan tasbih
Iringi langkah ke mana kupergi
Engkau berikan bahagia selalu
Agar ku tiada pernah sendiri
Doa cinta kulantunkan
Doa cinta kuhembuskan
Doa cintaku padaMu...

Renungan dalam Perjalanan Bandung-Solo
Kursi 12 C, gerbong 1, kereta Lodaya Pagi
210811_14:52
Aisya Avicenna

Thursday, August 11, 2011

MELATI #1 Ramadhan 1432 H

Thursday, August 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, August 1, 2011 at 3:09pm



Alhamdulillah, 1 Ramadhan…







Di bulan suci ini ada satu program yang Nungma luncurkan untuk diri sendiri, yaitu MELATI. Melati, karena Nungma sangat mencintainya karena bunga yang berwarna putih itu begitu harum mewangi, putih berarti suci dan harapannya “kesucian” itu mampu terinternalisasikan di dalam hati dan diri ini. Bunga melati juga merupakan bunga kesayangan Ibu. Ibu, wanita terhebat dalam hidup Nungma.







Eits, tapi di bulan ini Nungma gak bakalan jadi penjual bunga. Melati itu adalah sebuah akronim. MELATI = [ME]nulis [LA]pangkan ha[TI].







Nah, setiap hari ada targetan menulis.







Pertama, menulis di buku DIARY RAMADHAN.



Kedua, menulis di catatan harian [D’NA]



Ketiga, menulis naskah-naskah “impian” dan merampungkan naskah CPNS (tinggal nunggu dari mysupertwin nih! Mohon doanya biar segera dikumpulkan. Hehe); Insya Allah, pengin menulis proposal beasiswa juga (planning of study ^^v), menulis hal-hal sederhana yang kusuka…(khusus topik ini minimal 1 jam/hari, tapi mungkin gak bisa diupload tiap hari. Biasanya disimpan dulu aja di doralepito)







MELATI = [ME]nulis [LA]pangkan ha[TI] hari ini…



1. Kita tidak berhenti, karena cinta ternyata di sekeliling kita



` Kita tidak boleh ‘kalah’, jiwa kita harus menolak untuk patah, karena cinta ternyata ada di sekeliling kita. KYDEN, my dreams…my inspiration. PELANGI, my lovely family!







2. Kita tidak berhenti, karena kita memilih tegak meski tertatih-tatih



Langkah ke-1000, dimulai dari langkah pertama. Ciptakanlah jejak-jejak terbaik dalam kehidupan…







3. Kita tidak berhenti, karena kita harus menjadi ‘pelita kehidupan’



Boleh jadi, pilihan untuk tidak berhenti, didesak pula oleh lingkungan di sekitar kita. Namun, tidak semua orang menyambut desakan ini, hanya orang yang mengerti ‘hakikat berjuang’ lah yang kan mampu kuat bertahan, layaknya karang yang tak gentar meski dihantam amukan badai bertubi-tubi. Kita bisa jadi ‘lentera’ bagi orang-orang di sekitar kita, meski terkadang ‘nyalanya harus redup’, tapi yakinlah, kita mampu mengobarkan ‘bara semangat’ dalam jiwa-jiwa mereka, menjadi ‘pelita dalam kegelapan’, mampu menjadi ‘penerang bagi kehidupan’…







4. Kita tidak berhenti, karena kita punya mimpi



Mimpi dan cita-cita, yang di dalamnya terdapat tekad, semangat dan kerja keras, seringkali membuat orang tidak mau berhenti. Bahkan, seekor semut pun, menghayati semangat ini. Apalagi, kita, manusia…







DNA = Dream ‘N Action!!!! (nungmaholic)







5. Kita tidak berhenti, karena batin kita kaya (semoga…)



Satu kuncinya : SYUKUR. Kita serasa melihat potret kekayaan batin, jika kita senantiasa mensyukuri setiap kenikmatan yang telah Allah swt berikan untuk kita…. Ini adalah kekayaan hakiki, yang membuat manusia tidak patah, tidak kalah. Sampai kapan pun. Maka, BERSYUKURLAH!!!







“Aku sangat mencintai melati dan aku pun menyayangi sang mawar.”







[Keisya Avicenna, untuk diriku dan jiwaku yang terus belajar. Menikmati hari pertama jadi "KEPOMPONG"]

[NO]stalgia [R]o[MA]ntic JULI #7: ”SKS_Syukur Kala Sakit”

Thursday, August 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, July 20, 2011 at 6:36pm







Siapa sih yang ingin sakit? Hm, setiap orang pasti ingin selalu sehat dalam kesehariannya. Iya kan? Tapi sakit juga bisa menjadi sarana ”muhasabah cinta” kita kepada-Nya.



”Sakit yang kurasa (semoga) menjadi penawar dosaku...”



Ya, Nung anggap episode kali ini sebagai sebuah penempaan serta tarbiyah yang luar biasa dari-Nya menjelang Ramadhan. Sebuah pengingatan untuk senantiasa menjaga kesehatan jasadiyah. Sehat, sebuah karunia luar biasa dari-Nya!







Curhat dikit ya, sejak Selasa pagi mulai terjadi ketidaknormalan dalam diri Nungma. Hehe. Berdasarkan diagnosa, terjadi infeksi saluran pencernaan yang cukup akut. Ya Rabb, kuatkanlah! Padahal Selasa jam 09.30 bakal ada ujian presentasi pengajar di Ganesha Operation. Nung sempat SMS Ibu minta doa restu. Lima menit sebelum Nung dipanggil untuk masuk kelas Newton, Ibu mbls: ”Ya Allah berikan dik Nung kekuatan. Pasti bisa!”. yupz, Alhamdulillah, presentasi mapel ”Bahasa Inggris” berlangsung sangat lancar dan bisa dibilang lebih sukses daripada presentasiku mapel ”IPA” semester kemarin. Para penguji pun memberikan apresiasi yang luar biasa. Dan herannya, seolah rasa sakit di perut itu hilang (meski untuk sementara saja). Terima kasih, mylovelymom!







Pasca dari GO, janjian sama ponakan Ayu’ terchayang, kita mo ada meeting dengan ”someone”. Alhamdulillah, pertemuan berlangsung lancar dan kita dapat banyak inspirasi juga. Ada proyek besar menanti. Proyek kemanusiaan, Insya Allah. Diah Cmut gak jadi membersamai kita karena dia juga lagi sakit perut. Siang yang bahagia bersama ponakan, meski kondisi fisikku agak ngedrop. Ada adegan di mana tu ponakan Nung tinggal saat makan siang. Gak nyangkanya, tu ponakan nyusul tantenya ke kostan. Heuheu, pon...gue terharu sama aksi loe! Makasih banyak, yua! Pasang status deh: ”Setiap orang boleh datang dan pergi dalam hidup kita. Tapi, sahabat sejati akan selalu ada di hati...” Setidaknya itu yang Nung rasain. Di Pelangi, Nung bersyukur (salah satunya) diperkenankan oleh Allah Swt untuk mengikat erat simpul persahabatan dengan Ayu’ and Diah Cmut (karena kita kan sebaya...^^v, yang lain dah pakdhe-pakdhe and emak-emak sih!).







Ngajar di GO agak letoy karena badan lemes banget. Pulang ngajar sempet nyoto Betawi dulu di Kobar. Sendirian. Andai ada dua onggok makhluk itu, pasti makanku abiz! SMSan ma Diah Cmut. ”Kuat...Kuat...Kuat! Syafakillah, say!” setidaknya energi poistif mengalir deras ’n kembali menguatkan langkahku. Terima kasih, cin!



***



Hm, berangkat...tidak...berangkat...tidak... (ngetung kancing baju!). Bismillah, dengan sedikit menguat-nguatkan diri akhirnya Nung memutuskan untuk berangkat mabit malam ini di masjid perjuangan NH. Agenda dahsyat yang sayang untuk dilewatkan. Akhirnya, menemukan tempat yang sungguh menenangkan dan berharap malam ini menjadi sebuah pertemuan yang menyembuhkan...Semoga!







Malam yang sungguh indah...



Sempat Nung bangun tengah malam karena merasakan perih yang luar biasa, hampir aja pingsan di tempat wudhu. Mata sudah berkunang-kunang. Tapi, Subhanallah... Alhamdulillah, setelah duduk sejenak, Nung bisa bangkit lagi. Nung jadi inget, dulu pernah pas sakit nekat ikut mabit, malamnya Nung menggigil. Serius! Untungnya gak ada yang tahu, meski pas para akhwat MIPA itu terbangun, jaket-jaket mereka berpindah tempat (tak pake selimut). Hehe...



***







Dan pagi pun menyapa... Rabu euy!







Belakang UNS dah rame orang jual sarapan. Nung bertemu salah seorang adik tingkat yang juga mau beli nasi gudeg. Nung tanya ke penjualnya, ”ada bubur gak, Bu?”. ibu penjualnya itu njawab, ”Ada mbak. Bubur lemu!”. Akhirnya, Nung request tu bubur. Padahal pengin banget bubur sumsum. Tapi tak apalah, selera makan nasi lenyap! Beli bubur doang, krupuk udang, ’n teh anget. Yah, tu ibuk belum punya uang kembalian. Alhasil, sarapan pagi ini statusnya ”UTANG”. Hehe...







Sarapan bubur, ngeteh, minum obat, rehat. Lemezzzzz bangeeet! Alhamdulillah nya, kemarin ada pengajar yang ngajak tukar jadwal. Jadi hari ini Nung libur gak ngajar. Bisa ”bed rest” deh. Baca buku sambil tiduran, FB-an sambil glimpungan, nonton film dari doralepito sambil glundang glundung... Sederet perencanaan aktivitas or action hari ini kacau semua. Ya, gara-gara kondisi fisik tidak bisa diajak kompromi. Tapi tak apalah, tetap disyukuri...



Update status:



pasti akan muncul kekuatan dahsyat "tak terduga" meski saat qt berada dlm titik terlemah sekalipun.







#Laa yukalifullahu nafsan illa wus'aha. Aku mengamininy! (sambil bersandar menopang raga! Allahumma 'afinifii badani...







Gak disangka-sangka, ba’da Dhuhur (kost Nung sepi, cuma Nung doang. 2 adik kost sedang magang, yang lain liburan), pintu kost di lantai 1 diketuk. Huuaaaa... apa yang terjadi sodara-sodara? Siapakah ”tamu misterius” itu? Huah, sipon Ayu’ and Mbak Umi Kultum. Wkwkwk. Remphong deh bhook... gak nyangka banget deh gue... dengan tampang pluz aksi ugal-ugalan mereka, dua manusia itu Nung persilahkan naik ke lantai 2 dan masuk ke zona inspirasi-nya Nung! Waktu itu, Nung lagi nylesein nonton film Kungfu Panda. Ckikik... dan akhirnya, kita bertiga malah asyik bercerita, ngikik2, ’n nonton film yang lain lagi (DMC ’n UD). Wah, kehadiran mereka benar-benar menghibur kesepianku! Tapi oleh-olehnya gak nguati banget. Seolah-olah itu buah favoritku. Hyaaaaaaaa...







Terima kasih ya, aYu’!



Terima kasih ya, Mbak Ummi...!



Terima kasih ya, Diah Cmut!



Terima kasih ya Mas El, Mas Tyo, Kang Fachmy, Mbak Santi, Mbak Nury, Mas Alib... SMS-SMS dari kalian sangat menghiburku. Benar-benar mencerminkan ketidakwarasan kalian. Hehe...



Di Pelangi, aku tidak hanya menemukan sosok-sosok manusia luar biasa (meski aneh-aneh), tapi aku menemukan lebih dari itu... KELUARGA, yang selalu ada dalam suka dan duka!



***







RUANG RENUNG:



Dalam sehari, 17 kali kita berjanji, hanya akan menyembah dan mohon pertolongan/ perlindungan kepada Allah. Iyyaka na’budu wa iyaka nasta’in. Ketika diri juga tengah mengalami ujian kesabaran. Benar-benar mencoba memaknai...

Manusia, lebih senang yang kontan meski yang tertunda itu menjanjikan lebih nikmat. Ketika ia sakit, dan mohon perlindungan Allah, boleh jadi sakit itu tidak segera terobati. Tetapi manusia sering tak menyadari, bahwa sebelum fisiknya yang sehat, jiwanya harus sehat terlebih dahulu. Maka sesungguhnya, ketika kita berdoa kepada Allah minta perlindungan dari sakit ketika kita sakit; dan saat itu belum memperoleh kesembuhan, sesungguhnya Allah akan menyembuhkan jiwanya dengan KESABARAN!







[Keisya Avicenna, perenungan dua hari ini...ditulis sebelum keluar kost untuk beli makan malam. Masih nyidam bubur sumsum euy...]







-sebuah pengingatan menjelang Ramadhan-

Catatan 456 + 1 [NO]stalgia [R]o[MA]ntic: “IYA DAN MANTAB”

Thursday, August 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Sunday, July 31, 2011 at 4:37pm



Banyak yang kemudian bertanya kepada Nungma, “Kok dah lama banget ya Nung, kamu gak pernah upload note di FB?”. Hehe. Nung cuman bisa nyengir garing. Tapi selama ini Nung tetap rutin nulis di doralepito kok. Insya Allah nulis setiap hari. Selain di doralepito juga di catatan harian, buku DNA [NO]stalgia [R]o[MA]ntic. Tapi memang gak Nung upload. Hihi. Bukan apa-apa, alasannya karena Nung masih ingin mempertahankan angka 456, jumlah note Nung saat ini (dari tahun 2009 silam). Kata ketua Pelangi pas ketemu kemarin, “wah, alesane ra’mboiz”. Hahaha… unmutu tenan ogh! :p







Bytheway, tak terasa yha hari ini kita telah sampai pada penghujung bulan Juli yang bertepatan dengan penghujung bulan Sya’ban. Itu artinya, besok kita akan kedatangan bulan mulia nan luar biasa, Ramadhan! Detik-detik yang terasa sangat istimewa. Sekali lagi mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, sudahkah kita semua menyiapkan diri dalam kondisi terbaik untuk mengerahkan segenap potensi jasadiyah, fikriyah, dan ruhiyah kita? Semoga kita telah melakukan banyak persiapan dengan sebaik-baik persiapan. Layaknya “seekor ulat” yang makan daun sebanyak-banyaknya sebagai perbekalan saat menjalani “fase kepompong”.







Marhaban Yaa Ramadhan…







Nung berharap kita berada dalam kondisi yang “IYA dan MANTAB”. Dua kata ini lahir tanpa sengaja lantaran suatu kondisi yang akhir-akhir ini menghadirkan kejutan-kejutan tak terduga dalam pilihan perjalanan hidup menjelang bulan suci Ramadhan. Hm, “IYA dan MANTAB”. Jika kita bertanya pada diri kita, seperti:



1. “Sudahkah aku mempersiapkan Ramadhan tahun ini dengan sebaik-baik persiapan?” Jawabku: “IYA!” J







2. “Sudahkah aku mempunyai targetan-targetan yang aku penuhi dan aku akan berusaha merealisasikannya di bulan Ramadhan kali ini?” Jawabku: “IYA!” J







3. “Jika aku mampu menjadi kepompong yang siap ditempa untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik, aku akan merasa sangat bersyukur dan bahagia karena aku bisa menjadi hamba-Nya yang BERMETAMORFOSA menjadi lebih baik (Insya Allah, semoga…). Maka, jawabku: “MANTAB! J







4. “Jika aku mampu melaksanakan dan siap menerima segala konsekuensi serta bertanggung jawab atas pilihanku, aku akan menjadi pribadi yang dewasa, memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak. Siap menjalani semua keputusanku itu dengan senang hati, bahagia, dan penuh rasa syukur. Karena aku melibatkan Rabb-ku.” Jawabku: “MANTAB!” J







Hehe.



Tapi yang jelas, “IYA dan MANTAB” tetep ada sisi humornya.



“IYA kan, Yu’?” (manggil ponakan!)



“MANTAB kan, Mut?” (manggil cucu semata wayang!)



Ya, setidaknya keceriaan-keceriaan harus senantiasa kita munculkan dan kita ciptakan dalam keseharian kita. Enjoy your life, guys!







Alhamdulillah, di penghujung Sya’ban ini Nung kembali ingin mengingatkan diri ini bahwasanya Ramadhan adalah bulan yang menawarkan bonus-bonus pahala. Marilah kita ber-fastabiqul khairat! Ayo, raih pahala sebanyak-banyaknya! ^^v







Karena Ramadhan adalah…



a. SYAHRU DAKWAH



b. SYAHRU QUR’AN



c. SYAHRU JIHAD



- Semangat seorang mujahid : siap, imannya kuat, tidak pernah lalai, menghiasi jam-jamnya dengan ibadah



d. SYAHRU TARBIYAH



- Bulan pembinaan, dengan kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Keimanan)



e. SYAHRU MAGHFIROH



- Bulan pengampunan



- Ikhlas dan iman menjadi landasan pokok berpuasa di bulan Ramadhan, karena bulan ini penuh kesempatan besar untuk mendelete dosa-dosa besar kita



f. SYAHRU DO’A



- Renungi kembali kisah Perang Badar, Rasulullah berdoa ketika menjelang Perang Badar dengan doa yang sangat luar biasa!







Serangkaian ibadah di bulan Ramadhan akan membentuk jiwa kebajikan pada diri seorang mukmin. Hal ini akan menjadi bekal baginya dalam menjalani kehidupan di dalam dan pasca Ramadhan. Rasulullah saw. mengukuhkan keyakinan mukmin akan keutamaan jiwa yang diliputi kebajikan ini dengan sabdanya, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukannya.” (HR Imam Bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Daud)







Benar-benar “IYA dan MANTAB” kan??? J



Wallahu’alam bishowab!







Afwan jiddan atas segala kesalahan dan kekhilafan…







***



Ramadhan yang Indah [Seventeen]











Bertekuk lututku disini



Dan memanjatkan doa



Bersembah sujudku ini



Hanya untuk-Mu Allah







Ku hanya mahluk ciptaan-Mu



Yang berlumur dosa



Ampuni segala kesalahan



Tunjukkan jalan surga-Mu







Ramadhan ini bulan yang sangat indah



Bulan yang suci ‘tuk melebur dosa







Ramadhan ini bulan yang sangat indah



Panjatkan doa atas Allah semata



***



[Keisya Avicenna, Ramadhan “Sarana Tarbiyah Jiwa agar Lebih Bercahaya”! @Penghujung Sya’ban, 31 Juli 2011 menjelang Dhuhur di Istana KYDEN Wonogiri]