Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, October 14, 2013

JEJAK KEMBARA BERSUA BELAHAN JIWA

Monday, October 14, 2013 2 Comments
JEJAK KEMBARA BERSUA BELAHAN JIWA

Hati yang Menjaga untuk Hati yang Terjaga
20 Maret 2012, hari yang sangat berbahagia dalam hidup saya. Bagaimana tidak? Saya akhirnya memiliki kakak ipar yang cerdas, tampan dan sholeh. Alhamdulillah, saudari kembar saya menikah. Dan kebahagiaan saudari kembar saya menjadi kebahagiaan yang berlipat ganda untuk saya.
Terdengar syahdu denting air mata langit. Kau tahu, hati ini mengamini: semesta luruh dalam haru. Diam-diam aku terpesona pada kemurahan langit. Saat hujan mengeja malam, sepuluh ribu malaikat terus berjaga di tiap kedip mata. Sebelum pagi menyempurnakan harumnya. Pada setiap jejak yang tercipta di penghujung suatu masa, ‘tuk membuka episode baru yang penuh selaksa makna… 
Ya Allah, jadikanlah barokah atas apa yang telah Engkau takdirkan…Dan aku sangat mencintai hujan. Hujan dan ketulusan itu. Ia menyejukkan  bumi, rela menjatuhkan diri dalam wujud batang-batang air untuk menjalankan titah Tuhan-nya, dengan TULUS! Sebuah momentum refleksi untuk memutihkan hati.

Hari itu do’a-do’a pun bergulir untuk kedua mempelai dan saya pun juga kebanjiran do’a semoga segera menyusul kembarannya. Saya ‘aamiin’ kan do’a mereka dengan sepenuh hati dan terus memantapkan keyakinan diri untuk terus berpegang teguh pada sebuah prinsip. “Yakin, Allah Swt pasti akan menjawab semuanya dengan sangat indah pada saat yang TEPAT dan TERBAIK!” Inilah salah satu puncak keyakinan saya.
Dan waktu pun terus berjalan teriring asa yang terus membumbung tinggi ke singgasana Arsy-Nya…

26 September 2012
Namun adakah yang layak untuk ditangisi kalau semua dijalani dengan semangat tinggi dan niat yang bersih? Tidak ada kesusahan bagi orang yang menempuh perjalanan dengan keikhlasan. Karena Allah tidak pernah ingkar dengan janji-Nya. It can be a MIRACLE if you believe. TEPAT dan TERBAIK!

Semakin mantap hati ini setelah berhari-hari shalat istikharah, meminta pertimbangan Babe dan Ibuk serta kakak-kakak, akhirnya seusai dirosah saya beranikan diri menghadap ustadzah bagian kemahasiswaan. Saya bilang ke beliau untuk mengambil cuti dari ma’had selama satu semester dengan beberapa alasan yang saya utarakan. Ustadzah pun mengiyakan dan menyerahkan selembar kertas permohonan cuti untuk saya. Bismillah, saya ikuti kata hati. Saya merasa akan banyak hal luar biasa yang akan saya alami setelah mengambil salah satu keputusan besar ini. Pulang dari ma’had saya sempatkan untuk bermuhasabah sejenak di masjid kampus. Merenung hingga tanpa terasa mata saya pun berembun…
“Ya Allah, Engkaulah yang Maha Kuasa. Jika Engkau menghendaki sesuatu, tiada sesuatu pun di bumi dan di langit yang menghalangi-Mu. Apapun yang Engkau kehendaki akan terjadi. Jika Engkau menghendaki untuk memudahkan suatu urusan, tidak ada seorang pun yang mampu menyulitkan-Mu. Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”

27 September 2012
Setelah menjalankan amanah sebagai seorang pengajar di Ganesha Operation Wonogiri serta owner Istana Belajar SUPER yang saya peruntukkan untuk adik-adik yang ingin les privat bersama saya, kembali malam itu saya sibuk menyapa dan silaturahim dengan beberapa rekan di dunia maya.
Sampai akhirnya, ada chat dari seorang kakak tingkat saya (beliau sudah menikah dan dikaruniai seorang anak) :
“Nung, dah proses belum?"“Belum, Mas. Ada apa nih?”
“Mau nggak Nung saya kenalin dengan sahabat saya?”
“Gimana Mas kriterianya?”dst...
[ ]

Singkat cerita, setelah proses editan panjang biodata saya yang 11 halaman itu saya pun mengirimkan biodata saya kepada ‘perantara’ yang tak lain adalah kakak tingkat saya itu. Bismillah, ikhtiar ibadah dan perjuangan menggenapkan setengah Dien.
Biodata dari sang ikhwan pun saya dapatkan tanggal 2 Oktober 2012. Keesokan harinya (tanggal 3 Oktober 2012) saya langsung konsultasikan kepada MR (Murobbiyah). MR saya pun setuju dan sangat merestui.
Eits, tapi ada cerita menarik pada tanggal 2 Oktober itu. Penasaran?
Sesaat setelah saya membuka kiriman biodata di email saya, kemudian saya buka, dan kursor di Doralepito (nama laptop saya), langsung saya tarik ke halaman paling akhir. Syok! 20 halaman euy! Sedangkan biodata saya hanya 11 halaman. Masya Allah, keren! Itu ungkapan pertama saya. Eh, tapi ketakjuban saya (akan skenario Allah) tidak berhenti sampai di situ. Saya belum berani baca nama serta data dirinya. Saya baca dulu visi dan misi pernikahan sosok ikhwan di biodata itu, cita-cita beliau pasca menikah, dsb. Wow! Dan ada 3 huruf yang membuat saya benar-benar langsung lemas (tapi tidak sampai pingsan) saat ada tulisan IPK di 20 halaman itu. Sedangkan di biodata “For The AMANAH of My Life” saya pun saya menuliskan motto hidup saya IPK: [I]nspiratif [P]restatif [K]ontributif. Sedangkan ikhwan itu mempunyai impian ingin mendirikan sebuah Istana IPK, istana yang [I]novatif [P]roduktif [K[ontributif. Benar-benar speechless saya. Hm, apakah ini salah satu petunjuk dari-Mu ya Rabb? Dan petunjuk itu bernama IPK…
Saya sama sekali belum kenal apalagi bertemu dengan sosok ikhwan itu, justru saya kenal dengan sosok-sosok luar biasa yang beliau tuliskan di biodata 20 halaman itu. Ada satu hal lagi yang terasa sangat istimewa bergemuruh di hati saya, sosok itu lahir di bulan yang sama dengan bulan kelahiran saya, bulan ke-2 (Februari) tertanggal 7. Wow!

[ ]

Hingga terjadilah kesepakatan, kita akan ta’aruf tanggal 7 Oktober 2012. Hmm, lagi-lagi angka 7 euy…
Restu dari keluarga pun sudah saya kantongi (saya tunjukkan biodata sang ikhwan kepada semua anggota keluarga)
Saat bunga-bunga iman bermekaran di taman pengabdian. Saat kenangan yang tlah terukir menjadi notulensi hidup, menjadi notulensi perenungan dalam bahasa qalbu tanpa mengizinkan cahaya hati menjadi redup. Warna-warna optimis nan romantis akan selalu terlukis bersama do’a-do’a kebahagiaan yang takkan pernah habis. 
Insya Allah, sebentar lagi mengukir kenangan baru. Menikmati hari-hari yang terasa begitu istimewa, dimana jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Ya Rabbi, iringi setiap langkah yang terukir, setiap nafas yang berhembus dalam waktu yang terus bergulir dengan keridhoan-Mu.

7 Oktober 2012
Pertemuan yang terasa sangat singkat. Pertemuan 1 jam antara saya dengan calon suami saya. Saling bercerita tentang pribadi masing-masing dan mimpi-mimpi di masa depan. Ta’aruf visioner. Ta’aruf yang cukup singkat namun produktif dan meninggal kesan yang sangat mendalam.

13 Oktober 2012
Sepekan kemudian, calon suami saya datang ke rumah bersama keluarga kakak laki-lakinya. Entah saya harus melukiskan warna hati saya seperti apa? Ya Allah, diakah jodoh saya? Diakah buah manis dari kesabaran dan munajat panjang saya selama ini? Hanya Engkau Yang Maha Tahu.
“Ada kisah baru yang akan dimulai, ada kisah lain yang menunggu untuk segera diakhiri. Ini bukan cinta yang terbungkam oleh diam tapi cinta yang terlanjur malu untuk menngungkapkan. Bukan karena apa atau siapa, menjawab kapan atau mengapa, bertanya bagaimana atau mencari tahu ada di mana? Bukan, bukan tentang itu semua! Semestinya pikirmu tahu dan hatimu semakin mengamini, bahwa dirimu adalah milik-Nya dan dirinya juga milik-Nya. Jadi, biarkan saja Sang Pemilik Jiwa berkehendak sesuka atas apa yang menjadi milik-Nya. Semuanya tak akan tertukar, maka tetap tersenyumlah biar segalanya semakin indah, mudah, dan full barokah…”
Pasca kepulangannya mengutarakan niat suci kepada Babe untuk mempersunting saya, kami sama sekali tidak pernah berkomunikasi apapun kecuali waktu beliau bertanya saya minta mahar apa. Selebihnya komunikasi lewat perantara saudari kembar saya, Mbak Thicko.
Saya pun menyampaikan impian saya sejak dulu (lewat SMS ke Mbak Thicko agar disampaikan lewat BBM), saya ingin menikah tanggal 10-11-12. Tanggal yang cantik dan penuh makna buat saya. Di sisi lain karena bertepatan dengan Hari Pahlawan juga angka-angka yang terangkai adalah angka-angka yang sarat akan makna.

10=1+0=1. Segala sesuatu itu muaranya 1, hanya Allah Swt.
11=1+1=2. Satu jiwa bertemu satu jiwa yang lain, bersinergi melipatgandakan potensi.
12=1+2=3. Fase hidup manusia ada 3: LAHIR-HIDUP-MATI

Alhamdulillah, keluarga besar beliau di Klaten dan Semarang pun sepakat. Masih bersisa waktu kurang lebih 1 bulan untuk mempersiapkan semuanya.


28 Oktober 2012
 Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda akan ada khitbah resmi dari pihak keluarga besar dari calon suami saya.
Dengan kebesaran hati dan jiwa, kita akan menemukan rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani, hingga kelak akan kita rasakan tak ada lagi riak kegelisahan saat sendiri. Karena Allah Swt tidak pernah membiarkan kita sendiri. Hmm, bersabar bukan hanya sekadar kerelaan menunggu atas tertundanya suatu keinginan, tapi wujud keyakinan yang muncul dari lubuk hati akan segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah Swt kepada hamba-Nya yang senantiasa memupuk keyakinan bahwa skenario-Nya pasti TEPAT dan TERBAIK!Bersabarlah dalam kebaikan agar Dia melimpahkan kebahagiaan yang telah Dia janjikan.
Ya Rabb, selalu kupinta tunjukkan padaku jalan terindah menuju keridhoan-Mu…

10 November 2012, impian 10-11-12 itupun menjejak nyata.
"Walimatul urs dengan baju aqad warna putih bertabur hiasan melati dan baju resepsi warna hijau tua dengan konsep Islamic Wedding: LOVELY JASMINE ON THE GREEN PARADISE"
Inilah salah satu impian saya yang menjejak nyata.

Sosok pangeran kunci surga itupun memberikan kado terindah buat saya, HAFALAN QS. Ar-Rahman! Semua tamu yang hadir menyaksikan prosesi aqad nikah kami di Masjid Agung Taqwa Wonogiri pun terhanyut dalam suasana yang khusyuk dan syahdu.

Flash back kembali…
"Hmm...dapat tawaran tanggal 27 September, tukeranbiodata tanggal 2 Oktober, tanggal 7 langsung ta'aruf, tanggal 13 khitbah part 1. Gak nyangkanya sosok itu lahir tanggal 7 bulan 2. Nama terdiri dari 7 huruf, dan Nungsuka banget sama PELANGI yang terdiri dari 7 warna 7 huruf, suka kata SAHABAT yang juga 7 huruf. sa'i 7x, thawaf 7x, ada 7 lapis langit, 7 surga dan neraka, 7 keajaiban rezeki, BAHAGIA juga 7 huruf, MENIKAH juga 7 huruf. Kakak laki-laki lahir tanggal 7 dan punya usaha namanya SEVEN CELL. Proses dapat tawaran (27 September) sampai [H-1] akad nikah total 44 hari dan MENIKAH itu impian sayano.44. NIM saya punM0406044. NORMA itu 5 huruf (TEPAT) dan SISWADI itu 7 huruf (TERBAIK). TEPAT dan TERBAIK. Allahu Akbar!"           
Ya Allah,
Sempurnakanlah kebahagiaan kami
Dengan menjadikan pernikahan kami sebagai ibadah kepada-Mu
Dan bukti ketaatan kami kepada sunnah Rasul-Mu.
Aamiin Allahumma Aamiin…

Biduk yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku
Sampai akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja 
Kubingkai binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang
Berpendar di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya 
Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…
(penggalan sebuah puisi yang menjadi kado pernikahan saya untuk suami : TEPAT dan TERBAIK)


[Keisya Avicenna, jelang setahun mengarungi bahtera rumah tangga bersamamu.]

Spesial untuk Mbak Uniek dan suami, semoga puisi di bawah ini bisa jadi momentum refleksi juga  bisa jadi kado terindah dari saya dan suami.

“And theres a couple words I want to say… “
Rerentet aksara ini menari…
Dalam goresan pena dari gerakan jemari
Kertas putih pun pasrah terbentang
Mencoba lukiskan cinta dalam untaian kata
Curahkan kerinduan yang menghentak di dada
Untuk belahan jiwa tercinta

Dunia pun tersenyum menyambut…
Perasaan tulus yang tengah tercipta
Teruntuk sosok istimewa
Kekasih hati pilihan-Nya

Cinta, telah berbilang waktu
Hariku berlalu bersamamu
Dan diri ini tak pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…

Sayang, aku ingat nasihat emas Rasulullah Saw. :
 “Maka perhatikanlah wahai istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu? Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad]
Sayang, aku berharap surga!
Ya, aku sangat berharap surga!
Dan engkaulah salah satu kunci surgaku, Sayang…
Maka, bimbinglah aku!
Buatlah aku mampu melakukan apapun yang membuatmu ridho padaku…
Dengan begitu, Allah pun akan meridhoiku

Cinta, aku berharap agar kita selalu melangkah bersama
‘tuk menggapai ridho-Nya
Seandainya ada tinta emas dalam pena perjalanan kita…
Mari kita tulis bersama
Episode cinta kita yang penuh makna!
Karna hanya mendamba surga dan keridhoan-Nya semata
Bersyukurlah kepada-Nya, Cinta…
Sebelum engkau ucapkan kata terima kasihmu padaku

Sayang, asa hadirmu adalah selaksa makna
Selaksa makna yang dapat kutulis di antara kelopak edelweiss
Bermekaran indah nan abadi di taman hati ini

Sayang, jika cinta itu hanya sebuah mimpi…
Mungkin Hawa-pun akan tetap tinggal di surga
dan aku tak akan pernah terlahir ke dunia ini

Sayang, cinta telah membuat dunia ini menjadi hidup
Cinta adalah bagian kehidupan dari manusia
Dimana keindahan tumbuh di saat memberi atau menerima
Di saat berbagi tangis juga tawa
Dan engkaulah cintaku, Cinta…
Bersama kita ‘kan membangun rumah terindah di dunia, jua di surga
Tempat di mana jiwa kita berlabuh…

Tempat di mana rindu kita berteduh…

 Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine




Monday, October 07, 2013

[Re-Post] : Aku Ibu Rumah Tangga, Khatam Menghafal Al Qur’an 20 Hari 20 Malam

Monday, October 07, 2013 0 Comments
ALLAHU AKBAR!! Aku khatam menghafal  Al Qur’an  selama 20 hari 20 malam, walau disibukkan dengan mengurus suami dan anak-anak.

Ya Allah, curahkanlah salawat dan salam kepada Muhammad, keluarga dan para sahabat seluruhnya.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya berbagai kebaikan menjadi sempurna. Alhamdulillah wa Subhanallah. Aku memujiNya seberat timbangan Arsy-Nya. Maha Suci Allah sesuai dengan keridhaanNya. Maha suci Allah sebanyak bilangan makhlukNya . Dan Maha Suci Allah sebanyak tintayang menulis kalimatNya.

Wahai Rabb, sesungguhnya aku sangat berharap kiranya engkau berkenan memberikan kebaikan kepadaku.
Saudara-saudaraku tercinta….Berikut ini adalah kisah tentang pengalamanku dalam menghafal Kitabullah Ta’ala semoga dengannya Allah menerangi jalan Anda, atau meningkatkan kesungguhan anda. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar dia menjadikan kita ikhlas dan benar dalam beramal.,aamiin.
Alhamdulillah Rabbku telah memudahkanku untuk mengikuti daurah (penataran/kursus) untuk meningkatkan kecerdasan otak.  Bagiku daurah itu merupakan sebab meningkatnya kesungguhan ku dan bertambah cepatnya hafalanku.

Pada hari pertama  mengikuti daurah, aku mampu menghafal 6 halaman perhari. Dan pada hari kedua , hafalanku bertambah menjadi 12 halaman perhari.

Kemampuan menghafalku semakin bertambah cepat setiap harinya.  Hingga pada hari akhir penataran, aku  mampu menghafal 50 halaman perhari. Dan Alhamdulillah aku mampu menghafal 72 halaman pada malam terakhir.

Perlu diketahui , sesungguhnya  aku memiliki tanggung jawab yang besar di rumah, seperti mengurus anak-anak danrumah. Tak seorangpun membantuku selain Allah ta’ala sedang suamiku sangat sibuk.  Karena berbagai tanggung jawab itulah , aku tak bisa beritikaf menghafal Al qur’an dalam sehari kecuali 8-10 jam.
Aku mengatur jam-jam ini dan memanfaatkannya dengan sangat baik,agar aku dapat mengkonsentrasikan pikiran untuk menghafal. Sehingga aku tidak tidur di malam hari kecuali hanya 2 jam, dan beristirahat selama ½ jam di siang hari. Bagi orang yang dimudahkan Allah Ta’ala dan tidur dengan niat berisitrahat-bukan bermalas-malasan, hal ini sangat mudah dilakukan. Karena pada siang hari anak-anakku mengurangi konsentrasiku dalam menghafal Al Qur’an, maka ketenangan malam dan setelah waktu fajar adalah waktu emasku untuk menghafal.  Segala puji dan karunia hanya milik Allah.

Saudara-saudaraku, apabila hawa nafsumu atau setan dapat mengalahkanmu, maka berlindunglah pada Alah! Memohonlah pertolongan dan kemenangan padaNya dan hinakanlah dirimu dihadapanNya! Sungguh , dia tidak akah menyia-nyiakan mu.  Bagaimanana mungkin Dia mengabaikanmu padahal Dia telah berjanji bahwa siapa saja yang mau berdoa padanya  maka doanya akan dikabulkanNya . Dia juga telah berjanji untuk memudahkan kita belajar Al qur’an.

Demi Allah ketahuilah wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya Al qur’an itu mudah dibaca, dihafal, difahami dan direnungi.  Maka apabila ada orang yang berusaha melemahkan semangatmu dari menghafal Al qur/an jadilah engkau sepert i orang tuli! Dan katakanlah, “ kepada Allah sajalah aku memohon pertolongan atas apa yang kalian siafatkan. Kemudian bersujud syukurlah kepada Allah setiap kali  engkau berhasil menghafal ayat.berapapun sedikitnya karena Allah telah berfirman , “ Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan yang lebih baik untukmu (QS Al-Anfal:( 70)

Maka dari itu agar engkau dapat melewati berbagai rintangan , bertawakkallah kepada Allah dan tingkatkanlah kesungguhanmu! Ketahuilah bahwa jalan menuju surga itu dikelilingi dengan berbagai hal yang tidak menyenangkan! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mencintaimu, karena  Dia memberikan ni.mat yang besar yang tidak diberikan kepada seluruh makhluk, yakni ni;mat akal! Di dalamnya terdapat tanda-tanda dan pelajaran yang dapat menghadirkan rasa kagum dan menunjukkan keagungan Penciptanya.
Sesungguhnya milik Allah lah tanda-tanda yang terdapat pada akal. BagiMu segala puji wahai Rabb ku, sampai Enkau ridha. Kami memohon kepadaMu agar Engkau tidak menjadikan kami lalali terhadap ayat-ayatMu. Ya allah , ajarkanlah apa yang berguna bagi kami dan jadikanlah kami sebagai orang yang berguna dengan apa yang Engkau ajarkan kepada kami.

Sebagaimana aku katakan kepada kalian, Barangsiapa diberi kenikmatan berupa waktu luang oleh Allah  , hendaknya ia tidak rela menghabiskannya kecuali dengan menghafal al qur’an secara ‘sempurna,” Apabila  waktu yang dihabiskan untuk menghafal lebih dari 3 hari, maka hendaknya ia ber’itikaf. Karena apa yang dilakukan oleh para saudari ku )para penghafal Qur’an) adalah sebaik-baik bukti.  Sungguh aku telah memperkirakan kemampuanku. Seandainya bukan karena tanggung jawabku – yang aku tidak ingin bertemu Allah dalam keadaan menyia-nyiakannya, maka aku ingin beritikaf.

Oleh karenanya bersegeralah engkau wahai saudara-saudariku untuk menghafal Al qur’an dalam waktu singkat! Kuatkan tekadmu, tingkatkan kesungguhanmu, lipat gandakanlah konsentrasi mu, serta usirlah setan dan nafsu yang selalu menggodamu! Karena surga  adalah dunia dan akhiratmu, maka janganlah engkau bakhil terhadap dirimu sendiri! Demi Allah dengan begitu maka engkau akan meraih manis nya dan dan ketenangan yang tidak akan engkau dapatkan pada selainnya.
Maha suci engkau Ya allah. Dengan memuji Mu kami bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Engkau . Kami memohon ampunan Mu dan bertaubat kepadaMu
-Ummu Ashim-
(Ir. Amjad Qasim,  Menghafal Al Qur’an dalam sebulan , Qiblat Press)

sumber : www.eramuslim.com

TA'ARUF

Monday, October 07, 2013 0 Comments
Secara bahasa ta'aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata ta’aarafa. Seperti ini sudah ada dalam Al-Qur’an. Simak saja firman Allah (yang artinya),
“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu) ...” (QS. Al Hujurat: 13).
Kata li ta’aarafuu dalam ayat ini mengandug makna bahwa, aslinya tujuan dari semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua saling mengenalyang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, ta’aruf bisa berarti saling mengenal. Dengan bahasa yang jelas ta’aruf adalah upaya sebagian orang untuk mengenal sebagian yang lain.
Jadi, kata ta’aruf itu mirip dengan makna ‘berkenalan’ dalam bahasa kita. Setiap kali kita berkenalan dengan seseorang, entah itu tetangga kita, orang baru atau sesama penumpang dalam sebuah kendaraan umum misalnya, dapat disebut sebagai ta’aruf. Ta’aruf jenis ini dianjurkan dengan siapa saja, terutama sekali dengan sesama muslimuntuk mengikat hubungan persaudaraan. Tentu saja ada batasan yang harus diperhatikan kalau perkenalan itu terjadi antara dua orang berlawanan jenis, yaitu pria dengan wanita. Untuk itu umat islam sudah menganjurkan memberlakukan hijab bagi wanita muslimah, yang bukan hanya berarti selembar jilbab dan baju kurung yang menutupi tubuhnya dari pandangan pria yang bukan mahram, tapi juga melindungi pergaulannya dengan lawan jenis yang tidak diizinkan syari’at. Contoh dari pergaulan yang tidak diizinkan syari’at ini ialah berduaan atau bercampur-baur antara beberapa orang yang berlainan jenis dalam satu tempat secara berbauran, pergi bersama pria yang bukan mahram, dan berbagai hal lain yang dilarang syari’at. Semua itu tidak otomatis menjadi halal bila diatasnamakan ta’aruf.

Ta’aruf atau perkenalan yang dianjurkan dalam islam adalah dalam batas-batas yang tidak melanggar aturan islam itu sendiri. Kalau dalam soalan makan, minum dan berpakaian saja islam memiliki aturan yang harus dijaga, misalnya tidak sembarang makan dan minum itu halal, dan tidak sembarang pakaian boleh dipakai, maka untuk hal-hal lain yang lebih kompleks islam tentu juga memiliki aturannya. Adab pergaulan, adab berkenelan, adab mengenal sesama muslim, juga memiliki aturan yang harus diperhatikan. Jadi jangan sekali-kali mencampuradukkan antara anjuran berkenalan atau mengenal sesama muslim dengan larangan-larangan agama seputar proses berkenalan tersebut. Bila dilakukan, maka hal itu sama saja dengan mencampuradukkan antara makanan halal dengan haram, dengan dalil karena manusiahidup harus makan, dan bahwa makan minum itu boleh dilakukan diluar puasa.

Kemudian dalam makna khusus proses pengenalan sesorang terhadap pria atau wanita yang akan dipilih sebagai pasangan hidup sering juga disebut sebagai ta’aruf. Sebagai istilah ta’aruf tentu saja bebas nilai, sampai ada hal-hal yang memuat aplikasi dari hal-hal yang dianjurkan atau diwajibkan, atau sebaliknya, justru hal-hal yang tidak baik atau dilarang. Sejauh yang kami tahu, ungkapan ta’aruf ini tidak pernah disebutkan sebagai istilah khusus sengan arti perkenalan antar dua orang berlainan jenis yang ingin menjajaki kecocokan sebelum menikah. Karena tak ada penggunaan istilah yang sama untuk makna tersebut, maka sekali lagi kata ta’aruf ini masih bebas dinilai. Dan karna bebas nilai inilah, maka aplikasi ta’aruf ini pun bisa ditarik ulur menjadi nilai-nilai yang dianjurkan atau bahkan diwajibkan, atau sebaliknya, justru menjadi nilai-nilai yang dilarang dan diharamkan.
---
Disadur dari buku Ustadz Abu ‘Umar Basyir “Ta’aruf Dulu Baru Menikah”.

10 Kesalahan Istri terhadap Suami

Monday, October 07, 2013 0 Comments
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
1. Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
2. Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
3. Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
4. Lalai dalam melayani suami
5. Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
6. Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
7. Keluar rumah tanpa izin suami
8. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.

Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”

6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi , apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya,  maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat,  satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan,  masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu,  bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri,  jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.

10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.

Sumber : www.eramuslim.com

Friday, October 04, 2013

Syarat Kesuksesan Penulis (by : SINTA YUDISIA)

Friday, October 04, 2013 1 Comments

Gagal menulis? Ditolak berkali-kali? Buku jeblok di pasaran? Bosan jadi penulis?
Mungkin nasehat sedikit ini dapat membantu. Awalnya, hanya mendengar penjelasan QS 8 : 45-47. Tapi sungguh, Quran itu memang obat yang mak jleb di hati. Sungguh langsung mengena pada diri seorang penulis seperti saya yang kadang dihantui rasa lelah. InsyaAllah, tidak ingin meninggalkan dunia kepenulisan (karena saya cinta dan merasa menulis adalah katarsis). Tapi, salah satu kekalahan kita adalah semakin malas dan jauh dari target-target menulis.

Apa sih sebetulnya isi QS 8 : 45 -47?
Sebetulnya surat al Anfal banyak berisi penjelasan peperangan di zaman Rasulullah. Kalau begitu , apa relevansinya dengan zaman sekarang? Kita sudah tidak punya musuh Belanda, Portugis, Jepang lagi. Coba deh, baca lagi dan akan semakin faham bahwa “musuh” itu bisa bertransformasi menjadi makhluk yang banyak sekali ragamnya. Ingat Sadako Yamamura, si setan perempuan zaman modern ini kan?


Syarat Keberhasilan Penulis (QS 8 : 45-47)
1. TSABAT / TEGUH
2. DZIKIR
3. TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL
4.  TIDAK BERBANTAH (BERPECAH BELAH)
5. SABAR
6. TIDAK SOMBONG DAN RIYA

Tsabat/teguh
Dalam QS 8 : 45, maksud ayat ini adalah tidak lari ke belakang ketika bertemu musuh, juga istiqomah. Dengan kata lain adalah tetap di tempat meski bertemu musuh. Ya, mungkin saya pernah mengalaminya.
“Sinta, kamu itu bagus lho di fiksi sejarah,” saran beberapa teman dan editor.
Tengok sana, tengok sini. Lho kok , penulis motivasi royaltinya gede ya? Lho kok, yang sekarang diminati adalah tulisan travelling ya? Lho…
Akhirnya, kita pun ikut terbawa-bawa menulis hal-hal yang mungkin tidak sesuai kapasitas kita. Memang, saran mas Ali Muakhir, penulis butuh Wisata Karya. Bahwa ia akan bosan terus menerus menulis tema fiksi sejarah. Tapi hendaknya menulis bukan karena sekedar ingin loncat sana dan sini, tanpa punya prinsip apapun. Seharusnya seorang penulis punya spesialisasi sehingga ia akan memiliki brand image khusus, dalam istilah ekonomi pasar celah. Mungkin tidak berlimpah royalty, tapi bila kita memilih spesialisasi, akan dicari penggemar fanatic. Dan, tsabat / teguh ini biasanya dibutuhkan saat bertemu musuh. Silakan ke toko buku. Buuaanyakkk sekali musuh di sana. Penerbit A, B, C, P, Q, R. Penulis h,i,j,k,l,m,n. Belum lagi penulis dari luar macam Stephanie Meyer, JK Rowling, dll. Ada penulis senior yang terus menerus menerbitkan buku. Ada penulis yunior yang bagus-bagus pula karyanya. Ada penulis anak-anak. Dan…covernya cantik-cantik! Belum lagi penulis yang lebih professional, packaging nya bagus banget, ada tim manajernya, diundang kesana kemari bedah buku.
Alamak…daku gak kuat menghadapi musuh sebanyak itu!
Itulah makna tsabat/teguh.
Bahwa kaki kita harus tetap di tempat meski rasa gentar menyerang.
Memang, kenapa sih kita menulis? Karena ingin berbagi satu hikmah kepada orang lain. Selalu terngiang ucapan pak Maman S. Mahayana. Penulis itu orang yang luarbiasa bijak; sebab ia telah melampaui prosesi membaca. Ia menelaah, mengkaji, merenungkan, mentafsirkan ulang dengan kebijaksanaannya sendiri dan dengan pengalaman hidup yang telah dijalani, ia menuliskan dengan kekuatannya sendiri.
Dengan kekuatan dahsyat seperti itu, seharusnya penulis memang harus memancangkan kaki tetap di tempat pertempuran.
Ada 100 judul buku baru terbit setiap bulan. Ada puluhan penerbit baru yang muncul. Ada penulis-penulis muda yang harus diperhitungkan. Tapi kita tak akan mundur sebagai penulis, sebab tsabat atau teguh baru langkah awal  menuju medan peperangan yang besar.

Dzikir
Sabar dan dzikir memiliki korelasi. Semakin banyak dan khusyuk dzikir, insyaAllah semakin kuat menanggung beban. Sabar itu bukan nerimo looooooh, diapa-apain juga mau. Ditipu, sabar. Diinjak, sabar. Ditinggal, sabar. Kalah, sabar. Sabar adalah terus maju dengan menanggung beban yang semakin besar sesuai dengan kapasitas dan tahapan langkah yang dijalani.
Dzikir adalah salah satu penguat sabar.
Apalagi manfaat dzikir?
Tahukah kita, bahwa semua materi di alam semesta ini memiliki energy? Punya gelombang elektromagnetik? Bunga-bunga punya energy. Batu punya energy. Matahari punya energy. Badan kita punya energy. Atom punya energy. Dan…
Kertas punya energy. Tinta punya energy.
Itu sebabnya, Ibnu Sina berwudhu dulu sebelum menulis dan jika bingung, maka beliau sholat. Maka, tulisan para ulama punya energy luarbiasa untuk bisa sampai kepada kita. Tiap kali Sir Muhammad Iqbal berkata padaku di dalam puisinya,
“…sudah berapa lama kau tidur di ranjang sutra?”
Maka rasanya ia memarahiku karena tidur terlalu banyak. Boleh jadi, kekuatan tulisan Iqbal terletak pada kebiasaannya membaca Quran usai shubuh.
Dzikir bukan hanya membuat pelakunya sabar untuk terus maju, menanggung beban yang semakin besar; tetapi juga merasuk menjadi energy ke tulisan-tulisan yang kita buat. Ucapkan Basmallah, sholawat, asmaul husna saat menulis. Buka dengan Dhuha atau Tahajjud. Perindah dengan baca Quran.
Memangnya kalau sudah jadi penulis tidak butuh tsabat dan sabar lagi?
“Sinta, kenapa sih tokohmu kok Gary Stu banget?”
“Sinta, novelmu sangat bagus di awal. Tapi di tengah-tengah…ya ampun, melempem begini! Kamu seperti habis energy dan terburu-buru!”
Setelah gelar dan profesi penulis melekat, apakah kaki kita tidak harus tetap terpancang? Apakah dunia menjadi lebih lunak dan berjalan tanpa gelombang sama sekali? Tetap saja ada.
Lalu kita menjadi penulis andal. Tapi nggak bisa ngomong di depan orang, setengah mati keringetan! Saat diminta bedah buku, hanya aah…eehh…oooh…gitu…
Sabar adalah menanggung beban yang semakin besar seiiring tahapan langkah yang ditapaki berikut. Saat jadi penulis pemula harus tsabat dan sabar untuk mengejar deadline, menghasilkan karya-karya terbaik. Saat menjadi penulis produktif harus siap berbicara dan mampu memotivasi orang lain. Saat menjadi penulis berkibar harus siap dikritik habis-habisan.
Begitulah sabar dan dzikir saling berkelindan.

Taat kepada Allah dan RasulNya
Saya sukses menulis karena saya memang pintar kok! Saya terkenal karena memang tulisan saya digemari!
Benarkah? Sejak zaman dahulu kala, baik orang Jawa, China, Barat dan orang manapun dari belahan dunia mengenal prinsip “ Untung. Hoki. Lucky.” Ada banyak orang kaya, cerdas di dunia ini. Jadi kaya dengan bekerja, Jadi cerdas dengan belajar. Jadi untung dengan…? Hoki atau keberuntungan seseorang itu sesuatu yang ghaib. Sesuatu yang mirip tulisan saya yang sebelumnya “ Rezeki 600 juta dan 62 M”. Kadang tidak bisa ditafsirkan. Lho, penulis itu karyanya biasa-biasanya saja, baru juga 5 buku keluar, kok sudah difilmkan? Kok sudah bisa beli mobil dan rumah? Sementara karya saya sudah 30 lebih masih begini-begini saja. Tak ada yang bisa diutak atik manusia jika terkait hoki. Tetapi, setidaknya kita bisa berusaha mendekat ke arah keberuntungan dengan mencoba taat pada Allah dan Rasulnya. Taat pada yang wajib, itu terutama dan pasti. Sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, menjauhi yang dilarang, dan seterusnya. Menambah dengan amalan-amalan sunnah seperti Dhuna, tahajjud. Ada banyak kisah pengusaha yang sukses dengan amalan rutin Dhuha, salah satunya Sandiago Uno. Ada seorang pemimpin yang sukses setelah mencanangkan gerakan dhuha dan sholat malam bagi diri dan anak buahnya.
Kita, tak tahu dimana kunci hoki itu berada. Tapi saya ingat sekali dengan perkataan Aa Gym. “Kalau kita minta sesuatu sama Allah, dan tidak dikasih, emang itu karena Allah miskin? Allah itu Maha Kaya. Kalau “tangan”Nya masih tertahan di langit, coba cari terus apa yang kira-kira menahan rizqi.”
Terus coba taat pada Allah dan RasulNya, dan kita tidak tahu di tanggal berapa bulan apa tahun keberapa hoki itu menjadi milik kita.

Tak Berbantah/Berpecah Belah
Saya sudah pernah mengalami kegagalan ini.
Ketika berdiskusi dengan teman-teman editor dan saya meminta program promosi. Saya ngotot buat bulletin-buletin mini, stiker-stiker untuk cover buku. Meski sebagian besar pakai kas sendiri, saya merasa yakin…ah, promosi ini pasti berjalan. Masa sih nggak bisa mendongkrak penjualan? Padahal bagian promosi sudah menasehati, “ mbak, sekarang promosi dengan memasang iklan yang mahal di koran atau majalah, gak efektif lagi. Yang efektif dan murah adalah lewat medsos dan komunitas-komunitas.”
Apa yang dikatakan teman editor, teman bagian promosi, benar adanya. Ternyata, keberhasilan sebagai penulis jangan dianggap bahwa kita pun mampu meng handle semua. Ada orang-orang yang punya pengalaman lebih dan harus didengarkan, bukan dibantah sesuai kehendak kita sendiri.

Sabar
Tsabat adalah kekokohan saat pertama kali bertemu musuh. Sabar adalah kekokohan saat berperang melawan musuh. Menjadi penulis yang tsabat dan teguh berarti harus sabar membaca untuk meningkatkan kapasitas diri, sabar menulis dengan tema-tema dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, sabar untuk menelaah karya sendiri dan merenungkan kritik orang atas tulisan-tulisan kita. Allah sungguh beserta orang yang sabar. Sebagai seorang penulis, kita semua mungkin sudah pernah mencicipi apa makna sabar.
Sabar membuat outline. Sabar membuat sub-bab. Sabar mencari referensi. Sabar menulis kata demi kata, kalimat demi kalimat. Sabar meng edit. Sabar mencari endorser. Sabar mencari penerbit. Sabar dengan editor. Sabar dengan bagian pemasaran. Sabar menunggu waiting list. Sabar ketika ditolak. Sabar ketika karya terbit dan tak sesuai harapan. Sabar ketika royalty kecil. Sabar ketika buku write off. Sabar ketika kita memutuskan kembali untuk menulis buku baru.
Meski,saya merasa sungguh hikmah dan karuniaNya.
Andai seorang penulis dengan 1 buku kayaraya bisa beli 10 mobil, 10 rumah, 10 apartemen, royalty 10 turunan tak habis. Secara teori hierarki Maslow ia sudah tak butuh apa-apa lagi. Tak butuh peningkatan kapasitas diri. Tak butuh belajar. Tak butuh menulis lagi. Lalu tak ada penulis yang mau menulis buku ke 9, 10 sebab ia sudah sangat kaya hanay dengan 1 buku! Miskinlah ilmu pengetahuan sejak saat itu. Justru, kesabaran sebagai penulis dengan buku-buku write off memacu kita untuk menulis, belajar, menulis, belajar, menulis, belajar….dan seterusnya. Lalu, ummat ini pun dihiasi oleh pemikiran-pemikiran beragam yang keluar pada produk-produk tulisan mulai tulisan ulama, pemimpin, negarawan, sastrawan, pendidik, terapis dlsb

Tidak riya’ dan sombong
Kembali pada hoki dan keberuntungan.
Bukan hanya karena kita semata, sebuah buku sukses. Mari kita runut.
Jika  memiliki otak idiot, debil, imbisil dengan point IQ 30 -50, maka kita tidak akan bisa berpikir abstrak dan menemukan kata-kata. Alhamdulillah, Allah berikan pada penulis IQ setidaknya 100 point. Jika kita CP atau cerebral palsy, autis, atau sekian banyak disorder dan tak bisa focus, tak mampu konsentrasi, tak bisa menggerakkan jemari; maka tak akan bisa mengetik atau menulis. Alhamdulillah, Allah berikan kesehatan pada 100 milyar sel saraf berikut normalnya neuro transmitter sehingga otak kita tidak salah mengartikan sensasi dan persepsi. Kita mampu membuat kalimat-kalimat yang dimengerti orang lain, mampu membuat kisah yang dapat dibaca orang dan memberikan makna. Bayangkan dengan orang schizofren yang dihantui halusinasi dan delusi, ia dapat merasakan musuh-musuh dalam ceritanya berlompatan keluar. Kita, mampu menyelesaikan sebuah cerita utuh sebanyak 200 halaman sejak daftar isi hingga daftar pustaka.
Tidak ada alasan untuk menjadi riya dan sombong.
Semua kita niatkan untukNya. Meski, sebagai manusia normal selentingan rasa itu tentulah ada. Ah, aku sudah jadi penulis yang lumayan nih, barusan menang lomba dan dipuji-puji dewan juri. Merasa tersanjung boleh, tapi jangan lupakan nama Allah di saat kita menerima kenikmatan. Riya dan sombong, seperti semut hitam di atas batu hitam, dalam kegelapan malam. Nyaris tak tampak. Maka dzikir semoga bisa menjadi pembersih bagi kotoran hati.

Nah, siap ya jadi penulis yang sukses, insyaAllah di dunia dan akhirat!