Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, April 08, 2020

MENULIS DAN MEMBACA, BUKTI CINTAMU PADA SEMESTA

Wednesday, April 08, 2020 17 Comments



Hobi membaca sejak belia
Sejak balita, saya dan kembaran saya memiliki ritual dibacakan buku atau mendengarkan cerita sebelum kami tidur. Momen ini sangat membekas bagi saya hingga sekarang. Tak heran, karena melihat kebiasaan orang tua yang mencintai aktivitas membaca, waktu itu Babe dan Ibuk berlangganan majalah dan tabloid (Babe majalah berbahasa Jawa “Panjebar Semangat” dan Ibuk “Tabloid Nova”) dan juga sering membeli koran, kami pun jadi maniak membaca. Tak hanya sekadar jadi “kutu buku”, namun juga “predator buku”. Bagi saya, membaca adalah hobi yang  menyenangkan.

Meskipun penghasilan sebagai PNS dan karyawan swasta tidak seberapa, tapi orang tua saya tidak pernah perhitungan kalau sudah urusan bacaan dan ada unsur belajarnya. Jadi, saat saya memasuki usia SD, Ibuk mulai berlangganan Majalah BOBO lalu ditambah dengan Majalah Donal Bebek untuk kami. Saat SD ini pula saya sering jadi delegasi sekolah untuk mengikuti lomba yang ada unsur “sastra”-nya, seperti lomba baca puisi, lomba mengarang, lomba sinopsis, juga lomba mata pelajaran Bahasa Indonesia. Waktu itu, saya dinilai oleh guru-guru SD saya sebagai murid dengan tulisan yang sangat rapi, rajin dan hobi membaca. Nah, salah satu prestasi yang paling berkesan adalah saat saya mewakili Kabupaten Wonogiri untuk mengikuti Lomba Sinopsis dan Menceritakan Kembali Buku Fiksi dan Nonfiksi tingkat Provinsi Jawa Tengah. Waktu itu, saya dikarantina selama 3 hari 2 malam di asrama GOR Jatidiri bersama teman-teman se-Jawa Tengah. Saya termasuk peserta “termungil”, baru kelas 5 SD waktu itu, sedangkan delegasi yang lain kebanyakan sudah kelas 6 SD. Setelah kegiatan itu, saya jadi punya sahabat pena. Ada yang dari Tegal, Temanggung, Sragen, Rembang, Cilacap, dan banyak lagi. Kami saling berkirim surat via Pos. Ada beberapa sahabat yang masih terjaga komunikasinya sampai sekarang. Unforgetable moment buanget, deh!

Saat SMP, setiap liburan sekolah, saya selalu pergi ke perpustakaan yang terletak dekat gereja di daerah alun-alun Kabupaten Wonogiri. Saat si kembar memasuki dunia remaja inilah, Ibuk lalu berlangganan majalah remaja “Kawanku” dan “Aneka Yess!” untuk kami. Sempat waktu itu (saat saya SMP), kami gandrung sekali dengan boyband asal Irlandia, hayooooo yang generasi 90-an pasti tahu siapa.

I have a dream… a song to sing… #autonyanyi. 

Yups, WESTLIFE! Saya waktu itu ngefans banget sama Mark. Sampai-sampai alat tulis dan pernak-pernik saya beri label “Normark Feehily” wkwkwk (maksa banget yes!). Saya ingat sekali, waktu itu ada konser Westlife tengah malam di TV, Ibuk sampai ikut menonton bersama kami. Alhamdulillah, saya bersyukur punya orang tua yang bisa menjadi sahabat di kala kami memasuki masa remaja. Babe dan Ibuk benar-benar bisa menjadi sahabat terbaik bagi saya dan Mbak Thicko –kembaran saya-. Terus, waktu itu, jika ada majalah, tabloid, koran dan media cetak yang memuat segala hal tentang Westlife, Babe dan Ibuk pasti membelikan untuk kami kliping atau kami koleksi. Asyik sekali kalau ingat.

Hikmah suka Westlife, saya jadi semangat banget belajar Bahasa Inggris. Hehe.

Masa putih abu-abu yang sangat seru
Saat SMA, setelah kami ‘hijrah’, Ibuk berlangganan Majalah Annida, majalah Islami dengan genre remaja. Majalah yang banyak memberikan banyak pencerahan bagi kami. Saya pun makin semangat mengoleksi buku-buku keislaman dan novel/kumpulan cerpen remaja Islami. Waktu itu bacaan kami adalah karya-karya penulis dari Forum Lingkar Pena (FLP), seperti Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Izzatul Jannah, Gola Gong, Afifah Afra, dan banyak penulis lainnya. Masih terekam jelas dalam memori saya, waktu itu beli buku di Gramedia Solo bersama Ibuk. Ibuk membelikan kami beberapa buku.

Saat SMA ini pula, ada satu peristiwa di mana saya harus mengalami trauma MOS waktu naik kelas 2 SMA dan akhirnya cuti sekolah selama satu tahun. Pada masa-masa itu saya melakukan “self healing” dengan menulis, mungkin sekarang istilahnya “writing therapy”. Saya memiliki buku harian. Setiap hari buku harian itu menemani saya menjaga sebuah warung kecil yang orang tua saya siapkan agar saya punya kegiatan di rumah selama mereka tinggal bekerja. Setiap hari pula, saya menulis di buku harian itu apa yang saya rasakan, harapan-harapan saya, perenungan/kontemplasi diri, emosi saya, juga saya suka menulis puisi. Alhamdulillah, semua terlewati dengan sangat indah.

Saya kembali masuk sekolah, Alhamdulillah saya sembuh, meski harus mengulang belajar di kelas 2. Mbak Thicko jadi kakak tingkat saya dan yang dulunya adik tingkat saat itu jadi teman seangkatan. Saya berusaha beradaptasi dengan sebaik-baiknya. Alhamdulillah, di SMA favorit Kota Wonogiri itu, saya masih masuk peringkat 3 besar di kelas, gabung di OSIS sebagai Tim Kreatif, aktif di ROHIS sebagai Tim Mading Sekolah, juga terdaftar sebagai reporter di Majalah Sekolah “BASSIC”. Saya sangat menikmati masa putih abu-abu yang penuh warna. Saya pun bisa menyalurkan hobi saya menulis saat mengemban amanah-amanah itu.

Bersama sahabat-sahabat OSIS saat mereka main ke rumah. Ada yang jadi Polisi, Dokter, PNS, Dosen, Pengusaha, Penulis, Pegawai Bank,... Sukses selalu sahabat-sahabatku!


Masa-masa kuliah yang penuh berkah dan bertabur hikmah
Sejak SD-SMA, saya sering ditunjuk sebagai sekretaris kelas dengan alasan tulisan yang rapi dan bagus. Bahkan dulu teman-teman saya, ketika ada LKS baru yang datang, langsung menumpuknya di meja saya, meminta saya menuliskan nama mereka. Satu hal ini yang cukup membekas di ingatan mereka tentang saya ketika ada celotehan saat reuni atau obrolan di grup WA sekolah. Hal ini pun berlanjut saat kuliah. Karena saya tipe belajar visual-auditori, maka saya selalu memilih tempat duduk yang strategis saat di kelas. Saya suka mencatat penjelasan dosen, tentu saja dengan hiasan yang menarik dan full colour. Hehe. Kalau sekarang ngetren dengan handslettering dan catatan yang unik, beraneka rupa. Alhasil, tiap kali mau ujian, catatan kuliah saya selalu ramai dipinjam dan di-copy teman-teman. Hal senasib juga dialami oleh kembaran saya. Bahkan momen ini kami “bisniskan”, jadi kami edarkan kertas, siapa yang ingin menitip fotocopy catatan harus menuliskan namanya. Nanti kami mengambil untung sekian rupiah sebagai imbalan/jasa. Hehe. “Bisnis fotocopy catatan kuliah” namanya. Punya tulisan bagus dan hobil menulis jadi berkah tersendiri. Alhamdulillah.

Saya selalu menghias catatan kuliah saya seperti ini. Ada foto-foto di bagian depan juga kata-kata motivasi.


Meniti Tangga-tangga Impian Literasi
Lulus kuliah (2010) dan bekerja sebagai tentor di salah satu bimbingan belajar ternama di Kota Solo, saya pun mulai aktif di sebuah organisasi kepenulisan (Forum Lingkar Pena Solo Raya). Luar biasa rasanya saat bisa belajar dan bertemu dengan sosok-sosok penulis yang dulu karya-karya mereka saya baca. Saya sempat menjadi penulis freelance di 2011, waktu itu ada proyek menulis buku nonfiksi untuk anak-anak. Gaji menulis saya untuk pertama kali sebesar 2 juta. Waktu itu langsung saya serahkan ke ibuk dan ibuk sangat terharu, demikian juga dengan Babe. Saya pun menyampaikan ke mereka, kalau menulis itu bisa menghasilkan uang, tidak harus bekerja kantoran atau jadi PNS. Dan mereka sangat mendukung apapun pilihan karier saya. Saya sangat bersyukur sekali. Soalnya Babe pernah mengatakan keinginannya, bahwa beliau ingin salah satu anaknya ada yang meneruskan profesinya sebagai abdi negara (PNS), alhamdulillah sudah terwujud melalui Mbak Thicko. Desember 2009, saat Babe pensiun dari Departemen Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri, Mbak Thicko diangkat sebagai PNS di Kementerian Perdagangan (Pusat). Saya pun lebih slow dan tidak ngoyo untuk jadi PNS juga. Hehe. Karena saya lebih suka bekerja model freelance, apalagi di “industri kreatif”.

Seiring berjalannya waktu, koleksi buku saya semakin bertambah banyak. Babe bahkan membuatkan saya rak buku dan rak itu masih saya gunakan sampai sekarang (miss you, Be!). Saya sering mengikuti seminar, talkshow, workshop, bedah buku, dan acara-acara yang berhubungan dengan dunia membaca dan menulis. Waktu itu, saya sering melakukan afirmasi positif ketika saya menghadiri acara penulis terkenal atau yang karyanya best seller.

“… Hari ini saya hadir sebagai peserta, membeli buku karya penulis X dan ia melakukan booksigning pada karyanya. Suatu hari nanti saya yang berdiri di depan sana sebagai pengisi acara, menceritakan buku karya saya, dan booksigning buku-buku karya saya itu. Suatu hari nanti, saya pasti punya buku best seller. Bismillah…”

Saya sangat terkesan ketika mengikuti workshop menulis bersama Ustaz Salim A. Fillah, beliau menyampaikan untuk selalu meluruskan niat saat menulis dan jadikan menulis sebagai jalan dakwah: dakwah bil qolam (dakwah dengan “pena”). Dakwah artinya menyeru/mengajak pada jalan kebaikan. Selanjutnya beliau juga menyampaikan kalau sebagai penulis harus semangat mengikhtiarkan BEST SELLER pada setiap karyanya. Kenapa harus BEST SELLER? Jika buku kita dibeli banyak orang dan bisa mendatangkan kebermanfaatan, bahkan orang yang membaca buku itu dan ia menjadi lebih baik hanya dari satu kalimat saja misalnya, Masya Allah, tabungan jariyah kita pun berlipat. Selain itu, jika dari menulis kita dapat royalti, semakin best seller semakin banyak royalti yang kita dapatkan, otomatis kesempatan bersedekah juga semakin besar, peluang kebaikan semakin banyak. Mak nyeeezzz sekali motivasi yang beliau sampaikan kala itu dan membakar bara semangat dalam diri ini untuk berkomitmen menghasilkan karya-karya yang BEST SELLER. Bismillah…

Oh ya, ada satu peristiwa jelang Ramadan 1433H. Waktu itu, saya menulis dan saya susun sendiri Diary Ramadan ala saya, saat saya posting di FB, banyak sekali yang berminat. Akhirnya, Diary Ramadan 1433H itu saya gandakan. Bahkan dalam pembuatan cover saya izin langsung dengan Mas Danang Kawantoro (ilustratornya Kawanimut). Harga jualnya waktu itu 33.000. Saya jadi sangat sibuk. Pesanan sangat banyak. Mungkin ada sekitar 300-an eksemplar hanya dalam waktu beberapa hari karena Ramadan semakin dekat. Tiap hari saya dibantu teman kost melakukan packaging dan pengiriman lewat Kantor Pos UNS. Sampai petugas Posnya hafal dan jadi pembeli Diary Ramadan juga. Pokoknya saat Lebaran, saya mengantongi omset jutaan dari penjualan Diary Ramadan fotokopian itu. Terlintas sebuah impian dalam benak saya kala itu, semoga kelak punya Diary Ramadan dalam bentuk buku cetak yang bagus, eksklusif dan BEST SELLER!

Impian-impian itu Allah Izinkan Menjejak Nyata
Alhamdulillah, saya menikah di 2012. Saya masih bekerja di bimbel Ganesha Operation (GO). Dari Solo mutasi ke Wonogiri. Setelah menikah, mutasi ke GO Bogor. Hijrah ke Semarang, mutasi lagi ke GO Semarang. Kala itu GO sedang “famous”, muridnya sangat banyak, tiap hari parkiran penuh, dan GO sangat profesional. Kurang lebih 3 tahun bekerja di GO (sebagai pengajar SD) saya mendapatkan banyak pengalaman keren yang luar biasa. Sampai akhirnya, Februari 2013 saya memutuskan resign lalu 6 bulan kemudian merintis bimbel sendiri di rumah. Awalnya saya beri nama DNA College karena fokusnya untuk les mata pelajaran. Murid-murid pertama saya adalah anak-anak tetangga rumah kontrakan di Damar. Lalu, saya mendapat limpahan 3 murid menulisnya Mbak Aan Wulandari: Khansa, Tasya, dan Putri di November 2013. DNA pun berkembang tidak hanya les mata pelajaran tapi juga les menulis cerita yang kemudian saya beri nama DNA WRITING CLUB. Prestasi pertama murid DNA di 2013 adalah bisa lolos KPCI (Konferensi Penulis Cilik Indonesia) 2013 dan terbit 1 buku kumpulan cerpen di KKPK Mizan. Masya Allah, senang sekali rasanya melihat prestasi anak-anak. Banyak peluang dan kerja-kerja besar menanti DNA! (Batin saya berkata dengan sangat optimis kala itu).

Special Title di Gramedia. Masya Allah sederet sama buku BEST SELLER-nya Ustaz Felix

Beauty Jannaty

Oh ya, pada September 2013, buku solo nonfiksi saya pun terbit di Tiga Serangkai (Beauty Jannaty).  Saya pun mendadak cukup sibuk, sering mendapatkan undangan untuk mengisi seminar, bedah buku, talkshow di beberapa kampus dan sekolah, seperti UNDIP, UNNES, UNNISULA, POLINES, UDINUS, UNS, UMS, UII, UGM, UNY, STIKES Muhammadiyah Kudus, IAIN Pekalongan, Universitas Jember, BSI Bekasi, dan lainnya. Saya dan Mbak Thicko (kami mendapat julukan dari Ibuk: SUPERTWIN) juga pernah launching buku “The Secret of Shalihah” sekaligus diundang sebagai pengisi acara seminar nasional kemuslimahan di Universitas Andalas, Padang. Itu pertama kalinya saya naik pesawat PP Gratis. Uhuuuy!

Usai mengisi seminar di Universitas Andalas, Padang


2014, akhirnya terwujud impian saya mencetak buku Diary Ramadan “Menyemai Cinta, Merajut Harmoni”. Suami yang membantu mengurusi percetakannya di Jogja. Yups, sistemnya indie publishing. Ada teman yang membantu jadi investor. Alhamdulillah, cetak 1500 eksemplar dan laris manis. 2015, kami buat lebih eksklusif dan full colour dengan judul “Mengetuk Pintu Ar-Royyan”. Antusiasme pembaca buku karya SUPERTWIN sangat luar biasa. Cetak ulang 2x hingga lebih dari 2500 eksemplar dan bisa nangkring dengan sangat elegan di rak buku Gramedia dengan laporan penjualan yang lumayan. Bahagia sekali rasanya. Apalagi dapat feedback dari pembaca yang sangat dahsyat mengenai isi buku itu. Kami bisa mendapatkan omset yang cukup fantastis.

Diary Ramadhan "Mengetuk Pintu Ar-Rayyan".
Alhamdulillah, buku ini pernah nangkring cantik di Gramedia dengan penjualan cukup fantastis.

The Secret of Shalihah dan Diary Ramadhan "Menyemai Cinta Merajut Harmoni"

Demikian juga dengan Beauty Jannaty (cetak ulang ke-2) yang membuat saya sangat sibuk sampai 2016. Berkat Beauty Jannaty, saya juga mendapat penghargaan Penulis Buku Best Seller kategori Nonfiksi dari FLP Solo Raya di 2015. Kalau dihitung-hitung, berdasarkan laporan dari penerbit, lebih dari 15 juta royalti dari buku itu terhitung sejak royalti pertama 2014. Bahkan 2019 kemarin saya masih menerima royati dari buku itu sekitar 400an ribu. Masya Allah, semua ini karena izin Allah. Rezeki dari profesi menulis yang ditekuni dan berusaha untuk selalu profesional memang bisa menjadi pundi-pundi yang membuat gemuk rekening kita. Rekening saya pernah dapat transferan langsung dengan nominal di atas 20 juta karena klien sangat puas dengan kinerja saya dan tim. Haru sekali rasanya. 


Atas izin Allah pula, saya menuliskan pengalaman dan perjuangan saya membersamai DNA WRITING CLUB sejak 2013, lalu saya ikutkan tulisan itu dalam Lomba Menulis Praktik Baik Literasi Masyarakat Tingkat Nasional 2019 kemarin. Alhamdulillah, saya mendapatkan Juara Harapan I. Saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta Festival Literasi Indonesia sekaligus peringatan Hari Aksara Internasional di Makassar selam 3 hari 2 malam, bertemu para pegiat dan pejuang literasi dari berbagai daerah, naik pesawat PP gratis, piknik plus kulineran di Makassar, dan mengantongi hadiah sebesar 5 juta rupiah. Allah benar-benar Maha Baik. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Yups, proses dan perjuangan takkan pernah menghianati hasil. Yakini itu!

D-N-A

Acara yang keren banget!

Alhamdulillah, dapat penghargaan.

Alhamdulillah, menulis dan membaca adalah hobi yang menyenangkan bagi saya. Perlahan menjadi passion dan mendarah daging, bahkan menjadi hobi yang menghasilkan. Saya tekuni hobi sekaligus potensi saya tersebut sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Maha Pembuat Skenario Terbaik. Dan inilah “strong why” saya untuk terus bersemangat sebagai pejuang literasi. Mengapa saya harus terus menulis, melahirkan generasi penulis, dan berkomitmen untuk sukses di dunia literasi yang menjadi jalan juang hidup saya? Karena ketika jatah hidup saya di dunia ini habis, saya tidak ingin hanya dikenang orang dari 3 kalimat saja : NAMA, TANGGAL LAHIR, dan TANGGAL WAFAT. Karena itu, harus ada “warisan karya” yang semoga penuh makna yang bisa saya tinggalkan, bisa menjadi tabungan jariyah sebagai pemberat timbangan amal di Yaumul Mizan kelak. Aamiin Ya Rabb. Awal menikah, suami pun pernah bertanya, “Dik, kelak kamu ingin dikenang sebagai apa?” Pertanyaan ini selalu saya re-call ketika semangat dalam diri melemah dan butuh di-charge kembali. Yups, semoga Allah senantiasa memudahkan dan meridhoi jalan juang ini. Hingga detik ini saya masih punya banyak impian dan saya masih harus terus berjuang mewujudkan impian-impian itu…
Indah, jika semua karena Allah.
DNA, Dream ‘N Action!

Impian Literasi






Monday, March 30, 2020

MARI NGEBLOG DENGAN SUKA CITA

Monday, March 30, 2020 0 Comments



“Mbak, kenalin nama saya Ima (bukan nama sebenarnya), saya juga dari Semarang, kemarin saya baca tulisan di blog Mbak tentang perjalanan program hamil, yang judulnya “Metamorfosis Penantian…”. Saat ini, saya dan suami juga sedang program hamil, Mbak. (bla…bla…bla, intinya beliau curhat panjang x lebar). Setelah baca tulisan Mbak, saya jadi tambah optimis. Mohon doanya ya, Mbak…”

“Selamat siang. Benar dengan Kak Norma? Kak, saya mau daftarkan anak saya untuk bergabung di DNA Writing Club. Saya dapat info setelah browsing di internet dan baca blognya Kak Norma.” (Ada pesan masuk ke WA siang itu).

Cuplikan ‘adegan’ di atas bermula dari kebiasaan orang jaman now untuk bertanya di dunia virtual lewat browsing di internet alias nanya mbah Google dengan keyword tertentu. Yups, ketika keyword yang diharapkan itu mengarah ke tulisan kita di blog… wow, manfaatnya sungguh luar biasa! Sebenarnya, saya sudah mulai nulis di blog sejak zaman masih kuliah, isinya curhatan atau catatan keseharian, puisi, dll. Lalu sempat aktif banget, semangat nulis one day one postingan setelah dapat tantangan dari Kang Nassirun Poerwokartun, seorang kartunis dan novelis (salah satu karyanya tetralogi Penangsang). Terus mulai naik-turun konsistensi menulis di blog dengan beragam alasan karena bagi saya ngeblog masih sebatas mengasah keterampilan menulis di zona hijau (masih untuk diri sendiri).

Tahun 2015 mulai bergabung di komunitas blogger perempuan di Semarang: Blogger Gandjel Rel dengan tagline-nya “Ngeblog ben rak ngganjel”. Dengan bergabung di komunitas ini, saya pun mulai konsisten ngeblog lagi, sering ikut kopdar/gathering sesama blogger, beberapa kali dapat job (tentunya dapat transferan fee dong, yak), bahkan pernah beberapa kali menang lomba blog juga. Senang sekali rasanya. 2017-2019 aktivitas ngeblog saya mengalami penurunan yang sangat tajam, super ndlosor sampai tiarap semangat ngeblognya. Hihihi (*plak!). Padahal domain tiap tahun udah dibayarin saudari kembar saya. Meski begitu, saya tetap menulis di ranah yang lain, kok. Bismillah, salah satu goal saya di 2020 adalah konsisten ngeblog lagi. Bahkan salah satu impian saya bisa posting 100 tulisan di blog. Ya Allah, paringono istiqomah! Aamiin. Terus tampilan blog saya sudah dipercantik sama Mbak Marita (makasih ya, Mbak!). So, nggak ada alasan untuk nggak rajin nulis di blog lagi. Apalagi masih bergabung di Blogger Gandjel Rel dengan para anggota yang semakin cetar dalam dunia per-bloggingan. Harus banyak belajar lagi dari mereka. Harus semangaaat!!!

Nah, banyak sekali manfaat ngeblog yang saya rasakan:
Mengasah keterampilan menulis
Dengan mengelola sebuah blog membuat kita memiliki lingkungan menulis yang baik. Mau tidak mau, ngeblog benar-benar “memaksa” kita untuk terus menulis. Akibatnya, ketrampilan menulis kita akan menjadi semakin baik karena setiap hari terus mengasah kemampuan menulis. Kita bisa belajar dari para blogger yang sukses menerbitkan buku. Mereka menjadi penulis profesional, penulis hebat yang membuat bukunya menjadi best seller. Salah satu contohnya: Raditya Dika.

Punya dokumentasi catatan secara virtual
Bermula dari kebiasaan menulis pengalaman, menulis reportase kegiatan, bahkan menulis hal receh dari peristiwa keseharian, bisa jadi kelak tulisan kita ini menjadi hal yang berguna di masa depan. Apalagi jika tulisan itu mendatangkan inspirasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk mereka, itu bisa jadi poin plus yang sangat istimewa.

Menambah jejaring dan pertemanan dengan beragam latar belakang
Alhamdulillah, dengan ngeblog, teman saya bertambah banyak. Salah satu dengan dengan blog walking (BW), merupakan kegiatan mengunjungi blog milik orang lain dengan meninggalkan komentar yang biasanya akan saling berbalas komen (dengan catatan nggak nyepam). Bermula dari BW inilah kita sudah menjalin pertemanan dengan orang lain. Selain BW, di setiap wilayah sekarang bisa kita jumpai beragam komunitas salah satunya komunitas blogger. Dengan bergabung di komunitas, kita akan mendapatkan banyak informasi dan bisa sharing banyak hal.

Membangun personal branding
Salah satu media sosial yang bisa digunakan untuk membangun personal branding adalah blog. Dengan menulis artikel-artikel tertentu (atau mungkin jenis tulisan lain) secara konsisten, kita akan belajar menjadi pribadi yang ‘khas dan spesialis’. Hal ini yang masih terus saya pelajari dan latih, tentu saja semuanya mensyaratkan waktu, kedisiplinan, dan konsistensi.

Dapat uang dari ngeblog
Alhamdulillah, saya sudah merasakan ini. Teman-teman blogger yang sudah profesional bahkan banyak yang menjadikan aktivitas blogging sebagai profesi utama  dan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang fantastis. Wow, keren, ya!

Ada beberapa tips ngeblog agar konsisten yang nantinya akan saya terapkan agar goal 100 postingan tulisan di blog pada 2020 ini bisa terealisasi. Simak, yuk!
  1. Senantiasa meluruskan niat. “Niat jadi Blogger untuk apa?” (tanyakan selalu pada dirimu, Nung!)
  2. Menentukan target sesuai dengan kemampuan diri. Misal: target jadi blogger untuk menjadi penulis, maka lakukan latihan-latihan kecil untuk mencapai target itu, seperti menulis pengalaman di blog.
  3. Memanajemen waktu dengan baik. Langkah sederhana yang bisa dilakukan dengan membuat jadwal postingan.
  4. Belajar dari kesuksesan blogger lain. Hal ini juga nantinya akan saya lakukan, dengan ngepoin blognya juga rajin blog walking. Uhuy, semangaaat!
  5. Jangan pernah merasa puas, selalu dahaga ilmu dan lapar belajar. Karena ilmu akan terus berkembang dan ingat selalu pepatah: di atas langit masih ada langit. So, once again, jangan cepat merasa puas! Semesta ini terhampar begitu luas, banyak ayat-ayat kauniyah-Nya yang bisa kita resapi dan renungi maknanya, lalu kita goreskan bersama para pasukan aksara menjadi rentetan kata penuh makna. Masya Allah…
  6. Kreatif. Kata Raditya Dika, Jika kalian tidak bisa menyamai karya orang lain. Buat sesuatu yang berbeda.” Blogger yang mampu bertahan dengan genre yang sejak awal ia pilih dan konsisten itu karena mereka kreatif. Menciptakan sesuatu inovasi yang paling beda dari blog lain. Menjadi kreatif tentu saja butuh perjuangan, butuh proses dan mensyaratkan waktu.

Hmm… setelah saya mengalami hiatus yang panjang, ‘hibernasi yang melenakan’ dan harus nulis di blog lagi, itu bukanlah pekerjaan mudah untuk bisa mencapai titik konsisten yang sebenarnya. Tapi, Bismillah… optimis, saya pasti bisa! Kamu pun pasti bisa!



Fokus! Fokus! Fokus!

Mamiko kerja di Jakarta
Papipeb jemput di Pondok Cina
Mari ngeblog dengan suka cita
Posting tulisan penuh makna



PUISI UNTUK BABE KAKUNG 'AHHA WOK'

Monday, March 30, 2020 0 Comments
Love you, Be...

[B]abe... 65 tahun engkau mencipta jejak penuh makna di dunia
[A]langkah banyak daftar kebaikan dan kisah indah yang tercipta penuh cinta
[B]abe... sosok suami romantis, ayah demokratis, juga kakung super humoris
[E]ngkaulah pribadi panutan, teladan keluarga yang kami banggakan

[K]ala bintang-gemintang tumpah ruah di langit semesta
[A]las tikar digelar, sekeluarga duduk bersila bermandikan sinaran purnama
[K]au berbagi cerita, mengisi tangki cinta, sesekali diiringi gelak tawa
[U]ntaian nasihat menjadi pengobar semangat, bahwa hanya jalan surga yang harus kita tuju bersama
[N]amun, pagi itu takdir langit punya rencana lebih indah
[G]enggaman tangan dan ragamu kian melemah

[A]jal pun menjemput, akhir untuk sebuah perjalanan abadi, perjumpaan dengan Ilahi Rabbi
[H]ari Jumat, 20 September 2019, tugasmu di dunia purna sudah
[H]ari nan indah penuh berkah, semoga engkau husnul khatimah
[A]yat suci Alquran terlantun syahdu, teriring doa-doa yang melesat tinggi ke singgasana Arsy-Nya

[W]aktu kanvas langit terlukis senja menawan usai prosesi pemakaman
[O]bati sendu yang menggelayut qalbu, menjadi senyuman yang melukis berjuta harapan
[K]elak semoga di surga Firdaus-Nya, kami sekeluarga kembali bersama

Dari kami semua yang mencintaimu tanpa batas waktu,
Yati, Dhody, Widowati, Febri, Etika, Siswadi, Norma, Dzaky

Sunday, March 29, 2020

DNA LITERASI 2020-2024

Sunday, March 29, 2020 0 Comments
DNA Literasi 2020-2024


DNA… Dream ‘N Action!


Nah, salah satu action (aksi) untuk merealisasikan impian di atas, yaitu membuat jurnal literasi pekanan seperti di bawah ini.

Agenda Literasi Pekanan


Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan kita yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya. Berikanlah jejak-jejak yang berharga dan membawa kebahagiaan bagi setiap orang dan suatu waktu, cepat atau lambat, kita pasti akan menemukan jejak kesuksesan dan kebahagiaan dalam diri kita.

Agar lebih semangat, saya juga menyusun REWARD sekaligus PUNISHMENT yang saya sesuaikan dengan kemampuan diri.



SEMANGAT, N.U.N.G.M.A!!!


[N]ikmati indah perjalanan yang terbentang di depanmu.
[U]kirlah kisah terindah ‘tuk membuat jejak terhebat dalam hidupmu.
[N]iscaya ‘kan kau temui beraneka ragam keagungan-Nya.
[G]ali dan rasakan gema alam yang berembus bersama sentuhan kasih-Nya.
[M]enulis dan berkaryalah, jadilah pencetak sejarah
[A]gar nama dan karyamu lebih abadi daripada usiamu



#misiasik4
#KelasBatalyon
#KelasMenulisOnline
#HessaKartika
#PejuangLiterasi





Friday, March 27, 2020

KEMEWAHAN MANDI PARFUM DENGAN VITALIS

Friday, March 27, 2020 1 Comments

Vitalis Perfurmed Moisturizing Body Wash

Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku

Hayooo, siapa yang hafal di luar kepala lagu anak-anak di atas, tunjuk jari! Yups, mandi sudah menjadi ritual harian yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan kita: sejak kita terlahir ke dunia ini sebagai bayi-bayi mungil yang lucu dan nggemesin, hingga detik ini kita sudah bertumbuh menjadi sosok-sosok manusia dewasa dengan beragam keunikannya. Etdah!

Mandi menjadi kebutuhan dan kewajiban dasar bagi semua manusia dengan alasan kebersihan, kesehatan, dan juga kecantikan. Bagi saya, mandi menjadi sebuah ritual keseharian yang memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya:

Membersihkan tubuh dari virus, bakteri, dan kuman yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan mengganggu kesehatan.

·         Mandi dapat mencegah dari berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan kebersihan tubuh seperti gatal-gatal akibat infeksi bakteri dan jamur, dll. So, meskipun libur, work from home… tetap rajin mandi yaaa! Minimal 2x sehari.
Menghilangkan rasa kantuk.
·         Kebiasaan mandi pagi sebelum Subuh menjadi rutinitas yang sudah saya lakukan sejak kuliah. Badan menjadi lebih segar, kantuk pun hilang, dan lebih siap untuk kembali beraktivitas.
Membuat wajah menjadi bersih dan segar sehingga menumbuhkan rasa percaya diri sepanjang hari.
Memperbaiki mood.
·         Mood yang baik sangat memengaruhi keberlangsungan aktivitas harian kita juga tercapainya target-target harian yang harus kita tunaikan. Nah, bagi saya mandi menjadi salah satu me-time super mewah yang murah meriah untuk memperbaiki mood di kala kerjaan nulis cukup mengular.

Alhamdulillah, sejak dulu saya pemakai produk parfum dari Vitalis. Wangi parfumnya benar-benar bisa menjadi aromatherapy dan mood booster tersendiri bagi saya. So excited saat tahu kalau Juni 2019 silam, Vitalis membawa keahliannya di bidang parfum ke dalam produk body wash. Vitalis merilis sabun mandi cair berparfum: Vitalis Perfurmed Moisturizing Body Wash, dengan tagline “rasakan mandi parfum setiap hari”. Wah, nggak sabar rasanya pengin segera nyoba!
Vitalis Perfurmed Moisturizing Body Wash merupakan produk sabun cair dengan high quality moisturizer, kandungan pelembab yang tidak akan membuat kulit kering  dan juga ekstrak wewangian berkualitas yang memberikan sensasi kesegaran dan sensasi mandi parfum ketika digunakan.
Ketika mandi, rasa segar, harum, dan sentuhan tekstur yang lembut di kulit dari sabun yang kita gunakan dapat membuat tubuh kembali bugar sekaligus rileks setelah beraktivitas seharian. Nah, Vitalis Perfurmed Moisturizing Body Wash ini menghadirkan 3 pilihan varian dengan keistimewaan dan kemewahan masing-masing, yaitu White Glow (warna pink), Fresh Dazzle (warna hijau), dan Soft Beauty (warna ungu). Ketika pertama kali membuka tutup botolnya yang berupa flip, aroma parfumnya langsung wangi tercium. Hmm… segaaar, wanginya wangi parfum banget, lo! Benar-benar sensasi mandi parfum yang istimewa.


White Glow
Varian ini memberikan manfaat skin brightening, mencerahkan kulit, menjadikan kulit halus dan juga lembut. Parfum yang digunakan berasal dari perpaduan manisnya cherry dan raspberry, lalu wanginya marshmallow dan gardenia yang lembut dan elegan, juga dilengkapi dengan kombinasi woody dan suede yang glamour dan long lasting (tahan lama). Varian White Glow ini juga diperkaya dengan ekstrak licorice dan susu yang membantu merawat kulit hingga tampak bersih dan cerah bersinar.

Vitalis Body Wash varian White Glow

Ekstrak Licorise dan Susu pada varian White Glow (Sumber : Freepik)
Fresh Dazzle
Varian ini memberikan manfaat skin refreshing, untuk kulit yang terasa lebih segar, halus, dan lembut. Parfum yang digunakan berasal dari segarnya wangi bergamot, juga floral bouquet yang elegan sekaligus feminin dan musk amber yang tahan lama. Varian ini diperkaya dengan ekstrak Yuzu orange dan antioksidan dari green tea.

Vitalis Body Wash varian Fresh Dazzle

Yuzu Orange
Green tea (Sumber : Freepik)



Soft Beauty
Varian ini memberikan manfaat skin nourishing, untuk kulit yang terasa halus, lembut, dan terawat. Parfum yang digunakan berasal dari wangi segar fruity aldehydic, juga wangi mawar dan violet yang feminin, serta manisnya tonka bean dan sandalwood premium. Varian ini diperkaya dengan ekstrak avocado dan Vitamin E yang bermanfaat untuk membantu menjaga kulit agar tetap kenyal, halus, dan lembut.

Vitalis Body Wash varian Soft Beauty


Avocado dan Vitamin E (Sumber : Freepik)

Dari ketiga varian di atas, hmm… saya suka semuanya. Hihi. Namun, favorit saya aroma enerjik dari Fresh Dazzle karena saya penyuka aroma green tea yang selalu sukses bikin saya lebih rileks. Yuk, segera coba dan rasakan sensasi mandi parfum bersama ketiga varian dari Vitalis Perfurmed Moisturizing Body Wash ini.


Pergi ke toko alat tulis
Beli kado untuk Mbak Anis
Mandi parfum dengan Vitalis
Buatmu makin wangi dan manis



Saturday, March 21, 2020

IMPIAN LITERASI 2020

Saturday, March 21, 2020 0 Comments


The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams - Eleanor Roosevelt -


Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tahu dimana titik akhir dari perjuangan. 

Keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup selalu berawal dari impian. Namun tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada bagaimana kita bisa mengarahkan impian kepada kenyataan yang kita harapkan. Orang yang berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan antara impian dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena dengan impian-impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita juga harus mau mengubah sikap dan tindakan kita menuju ke arah impian yang kita cita-citakan. 

Jika saat ini kondisi dan keadaan kita sangat jauh dari impian yang kita miliki, kita harus mengubah perilaku dan tindakan untuk mencapainya. Dengan kata lain, kita harus berani keluar dari zona nyaman (comfort zone). Are you ready? (Yes, I’m ready! Insya Allah…).

Inilah Impian Literasi saya di 2020. Semoga Allah izinkan menjejak nyata bersama alur cerita yang sungguh istimewa.
  1. Menulis dan menerbitkan buku nonfiksi ‘motivasi kemuslimahan’ yang BEST SELLER.
  2. Menulis dan menerbitkan buku cerita anak (pict book, kumcer anak, novel anak, komik anak muslim, dll)
  3. Menjuarai lomba kepenulisan/lomba literasi: lomba menulis novel anak, lomba menulis esai/artikel, lomba blog, dll.
  4. DNA Writing Club semakin produktif berkarya dan berprestasi di dunia literasi.
  5. Aktif menulis dan posting di blog minimal 3x/pekan.




Mengapa saya harus terus menulis, melahirkan generasi penulis, dan berkomitmen untuk sukses di dunia literasi yang menjadi jalan juang hidup saya? Karena ketika jatah hidup saya di dunia ini habis, saya tidak ingin hanya dikenang orang dari 3 kalimat saja : NAMA, TANGGAL LAHIR, dan TANGGAL WAFAT. Karena itu, harus ada ‘warisan karya’ yang semoga penuh makna yang bisa saya tinggalkan, bisa menjadi tabungan jariyah sebagai pemberat timbangan amal di Yaumul Mizan kelak. Aamiin.

Oh ya, jangan lupa untuk selalu membawa serta impian kita ke mana pun kita pergi, di mana pun kita berada, dalam berbagai kondisi dan situasi yang bagaimana pun yang sedang menimpa. Kita harus selalu percaya dan yakin bahwa impian yang kita miliki akan tercapai melalui usaha-usaha kita yang tekun dan tidak kenal menyerah serta tidak lupa untuk meminta pertolongan Allah, penulis skenario terindah. Dengan demikian keberhasilan akan dapat kita peroleh. Bermimpilah, iringi dengan aksi dan percayalah!

#pejuangLiterasi
#kelasMenulis
#kelasBatalyon
#HessaKartika
#MisiAsik3