Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, September 21, 2020

BLURB SERI KEO & NOAKI

Monday, September 21, 2020 0 Comments


Go, Keo! No, Noaki! #1: DOUBLE KACAU!

Hidup Keo jungkir balik!

Pindah sekolah, pindah rumah, pindah kota, itu saja sudah bikin duniamu jungkir balik. Apalagi kalau kamu ketemu kembaran beda ayah-ibu yang ngajak
kamu berantem terus. Iya, itu yang Keo alami. Ajaib memang, muka Noaki mirip banget dengan Keo. Tapi masa, sih, itu jadi alasan ribut? Belum lagi teman-teman Noaki yang aneh. Ada si jenius yang eksentrik, si lembut yang penuh perhatian tapi bikin enggak nyaman, si kembar yang sial kalau terpisah, dan dua lagi yang menantangnya “duel secara beradab”.

Tuh, kan! Keo punya waktu sebulan untuk menaklukkan tujuh anak itu. Eh, tambah satu lagi, si misterius yang katanya ingin membantu tapi malah bikin situasi tambah kacau. Sebulan saja, atau Keo kembali lagi ke Jakarta, ke rumah dan sekolah lama

 

Go, Keo! No, Noaki! #2: BELUT PENENTUAN

Keo bikin hidup Noaki jadi kacau!

Padahal dari awal hidup Noaki juga sudah kacau. Punya Ibu yang selalu ngelarang, cerewet, dan menjaganya dengan ketat. Terlalu ketat! Punya teman jenius nyentrik, Sebastien, yang suka menghilang.

Entah kenapa, Keo yang mukanya mirip Noaki (padahal jelas beda ayah-ibu) selalu membuatnya salah tingkah, deg-degan, dan kesal. Meskipun begitu, semua teman bahkan ibunya cepat sekali akrab dengan Keo. Puncaknya, Keo yang ternyata sering kesepian itu harus kehilangan layang-layang penuh kenangan dari almarhum omnya. Keo meminta bantuan Noaki dan teman-temannya untuk mendapatkan kembali layang-layang itu.

Dan, Noaki mendapati dirinya berjuang keras demi layang-layang itu. Meskipun untuk itu, dia harus menghadapi ketakutannya!

 

Go, Keo! No, Noaki! #3: TEKA-TEKI K2SOUL

Jangan sekali-kali meremehkan Noaki!

Tidak sekarang, tidak pula waktu Noaki kelas 3. Keo kena akibatnya.

Pertama, dia menyepelekan pesan Noaki dan membuat Noaki amat kesakitan.

Kedua, untuk berbaikan lagi dengannya, Keo harus memecahkan sandi K2Soul yang dibuat Noaki saat diakelas 3. Dan, ternyata itu sama sekali tidak mudah! K2Soul adalah singkatan key to the soul, alias kuncimenuju jiwa. Sebuah teka-teki yang harus dipecahkan untuk menemukan benda kesayangan teman yang ingin diajak berbaikan.

Ketiga, karena sulit memecahkan K2Soul Noaki, Keo malah membuat perjanjian menguras tenaga dengan Kinanti, lawannya. Semua demi Noaki.

 

Go, Keo! No, Noaki! #4: RAHASIA SAHABAT

Keo berubah dan menjauh!

Keo mengabaikan Noaki, nyaris membuka rahasia Toby, menggempur Lady dalam game simulasi sampai jatuh sakit, membuat Ajeng sedih karenanya, dan menolak permintaan Wamena dengan kasar.

Noaki berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Apakah ini karena Keo merindukan Papi? Apakah ada kaitannya dengan teman chat Keo di facebook? Bagaimana dengan lelaki mencurigakan yang tertangkap basah terus memotret Keo?

Lalu mendadak Keo hilang. Noaki meyakinkan keenam sahabatnya untuk melupakan masalah mereka dengan Keo dan menemukan Keo. Secepatnya. Berhasilkah dia? Baca kisah serunya!

 

Keo & Noaki #5: PANGGIL DIA SPARK!

SPARK menyusup di hati Keo. Gara-gara dia, perasaan Keo tentang Noaki semakin sulit dipahami. Belum juga itu beres, muncul Nata Kusuma. Noaki begitu peduli padanya, dan semua sahabat menerimanya. Padahal dulu, Keo jungkir balik untuk menjadi bagian dari mereka. Enggak adil, bukan? Jangan-jangan posisinya akan tergeser Nata pula.

Keo pun tidak tinggal diam. Ketika terjadi kebakaran di rumah Nata, persaingan menjadi tidak penting lagi. Keo tahu Nata perlu bantuannya. Tapi membantu Nata berarti kehilangan kesempatan mengetahui rahasia besar tentang Papi.

Apa yang harus Keo lakukan? Apa itu SPARK dan apa kaitannya dengan Nata? Bagaimana Formasi 8 mempengaruhi keputusan Keo?

Baca kisah seru Keo & Noaki ini, yang merupakan kelanjutan serial Go, Keo! No, Noaki! Lengkapi koleksimu!

 

Keo & Noaki #6: LAYANG-LAYANG HATI




Kemping = Keseruan.

Tapi apa jadinya kalau ditambah insiden misterius seperti pencurian, sabotase dan kejailan? Apa jadinya kalau Noaki jadi target si pelaku yang mungkin mendendam?

Tunggu itu belum semua. Formasi 8 bersitegang dengan Triple A. Surat-surat pribadi Formasi 8 yang dikubur secara rahasia telah dibongkar dan dicuripula. Keo dan Toby jadi sering berselisih. Ajeng dan Lady disibukkan dengan urusan cewek. Si Kembar khawatir perkemahan jadi kacau. Dan Sebastien merasa menjadi detektif gagal.

Di tengah semua itu, Noaki harus memberikan tanggapan kepada Keo. Lewat puisinya, Keo telah membuat Noaki super galau. Bagaimana Noaki keluar dari semua kerumitan itu? Apakah Formasi 8 mampu membuktikan kekuatan persahabatan dan menemukan si pelaku?

 

Keo&Noaki #6.5: BUNGA BERBUNGA RASA




Lagi-lagi Keo diganggu si Misterius. Kali ini seseorang yang suka menaruh bunga di kursi Keo. Kelabakan? Pasti. Baper? Iyalah, apalagi si SPARK terus mengompori.

 

Sunday, September 20, 2020

NGOBROLIN DRAKOR BARENG TEMAN FESBUK: DARI DRAKULA SAMPAI SELF REWARD

Sunday, September 20, 2020 17 Comments


Tema arisan blog Gandjel Rel kali ini tentang DRAKOR, sesuatu yang terbilang asing bagiku karena aku memang bukan penikmat drakor. Akhirnya, aku sebar pertanyaan saja di status FB-ku dan jawaban dari lingkaran temanku di FB (Teman Fesbuk) sangat beragam. Dari yang super kocak sampai yang serius.

 

Pertanyaan pertama:

11 September 2020

 

Para penikmat drakor, sebutkan 1 judul drakor favoritmu, dong!

Terus jelasin kenapa suka judul itu! 


Dari pertanyaan pertama ini, aku mendapatkan banyak jawaban. 

Inilah daftar judul drakor favorit versi “temen fesbuk” Norma Keisya Avicenna.

  • Jewel in the Palace
  • Goblin
  • Crash Landing on You
  • Hospital Playlist
  • Mother
  • Mr. Sunshine
  • Saimdang
  • Kingdom
  • Sassy Girl
  • One Upon A Star
  • Hospital Ship
  • Empress Gi
  • Goblin
  • Itaewon Class
  • Flower of Evil
  • Dream High
  • Its Ok Not To Be Ok
  • Mental Health
  • Sky Castle
  • Memories of Alhambra
  • Go Back Couple
  • Doctor Stranger
  • Heart Surgeon
  • Doctor Romantic
  • Class of Lies
  • Hope & Wedding Dress
  • Endless Love
  • Kill Me Heal Me
  • Flying Dragon
  • She was Pretty
  • Waikiki 1
  • The World of The Married
  • Full House
  • The Princess Man
  • Pinnochio
  • My Girlfriend is Gumiho

(Mungkin ada juga yang terlewat belum saya tulis)


Kebanyakan para Teman Fesbuk memilih judul itu karena:

  • Kisah drakornya mirip dengan kisah hidupnya.
  • Banyak ilmu dan pelajaran yang bisa diambil.
  • Aktor dan aktris yang memerankan drakor itu keren alias good looking.

Komen terbaik Teman Fesbuk:


Dari Dek Siska Fitri

"Empress Gi", Mbak Cenung.

Selain aktris yang memerankan keren, jalan ceritanya juga bagus.

Banyak pelajaran yang bisa diambil:

  1. Pengaruh/peran pendamping (istri) sangat besar dalam kehebatan pasangan, apalagi dalam menjalankan tugas kekaisaran, sekalipun pasangannya bukan siapa-siapa, kaisar yang lemah pada mulanya tapi saat dia tepat memilih pendamping/istri maka akan bisa membuat kekuatan yang lebih hebat
  2. Dalam drama ini, nampak jelas kalau permainan politik dalam kerajaan sangat mengerikan, harus hati-hati kadang musuh bisa jadi teman, teman bisa jadi lawan.
  3. Keserakahan akan membinasakan.
  4. Setia pada pimpinan, "kami dengar dan kami taat", walau nyawa taruhannya.
  5. Dan yang pasti "Menikah dengan orang yang dicintai itu suatu kemungkinan, tapi mencintai orang yang kita nikahi itu suatu kewajiban" hehe.....karena Empress-nya tidak menikah dengan yang dicintainya, tapi menikah dengan kaisar.

Tapi Drakornya panjang, 52 episode. Aiiih, banyak pokoknya, Mbak. Setiap episode ada alasan untuk melanjutkan. Hehe. 


Jawaban kocak

Jawaban kocak pertama:



(Hahaha. Benar juga sih. Ini mah drama Korea khas keluarga tiga kembar yang super nggemesin)


Jawaban kocak kedua: 


DRAKOR =TEMANNYA DRAKULA.

Wkwkwk. Kocak parah!


Inilah jawaban super jujur sesuai fakta:

 



Wkwkwk. Memang si kembar yang kompak ya, Mico. Buktinya? Salah seorang Teman Fesbuk komentar begini...



Pertanyaan kedua, 12 September 2020

 

Siapa pemain drakor yang kamu suka? Berikan alasannya juga yes… #survey

 

Inilah jawaban berikut alasan dari para "teman fesbuk":

  • Lee Min Ho (good looking)
  • Kim Rae Won (berwajah kaku, nggak mboseni)
  • Jo Jung Suk (multitalenta dan improvisasi oke saat main Hospital Playlist)
  • Kim Soo Hyun (belum bisa move on sama aktingnya)
  • Hae Ji Won (tiap main jadi cewek tangguh/tomboi, aktingnya keren dan sosok yang cantik)
  • Park Seo Joon (ganteng, kalau main bisa membawa emosi penontonnya)
  • Lee Jong Suk (tengil, kelihatan cerdas, pinter milih proyek)
  • Lee Sun Kyung (suka sama perannya di My Mister)
  • Hyun Bin (cakep, aktingnya dapet banget, action hayuk, komedi hayuk, drama hayuk, kereeen)

 

Komen terbaek Teman Fesbuk:


Diah Rahmawati


Tokoh drakor yg aku suka:

- Master Kim atau Kim Sa Bu atau Bo Yong Joo. Diperankan oleh Han Suk Kyu. Dibandingkan Lee min ho/Jong Suk/Hyun bin jelas kalah good looking dan ga seterkenal mereka karena Suk Kyu udah tua. Tapi karakternya dalam drama dr.romantic ini keren banget. Dia memilih jadi dokter bedah di rumah sakit kecil. Menguasai segala macam pertolongan pertama dan juga ahli bedah. Aktingnya saat menyelamatkan pasien keren banget. Koyo malaikat. Pasien adalah segalanya baginya. Oh ya, quote2nya nendang.

Doctor John pemerannya Ji-Sung.

Pokoke keren. Dokter yg punya kelainan otak tidak bisa merasakan sakit. Tapi justru itu yg bikin dia jadi dokter di departemen penanggulangan rasa sakit.

Ji sung dalam drama Kill me Heal me. Karakternya bisa berubah-ubah karena kepribadian ganda. Bahkan jadi gadis remaja yg ngefans boyband. Aselik epik!


Kalau aktor drakor favorit,

Lee Jong Suk emang ga ada duanya. Wk... Cerdas tapi nyebelin. Akting di drama W, romance is a Bonus book, i can hear your voice, while you're sleeping, ganteng abis, romantis, cerdas. Tapi akting di film VIP, medeni. Dia psikopat yg menakutkan. Di film face reader, aktingnya bagus meski pemeran pembantu. Dapet banget karakternya sbg orang cerdas yg jujur sekaligus teraniaya.

Park Seo Joon, ganteng maksimal. Aktingnya di Itaewon class iso datar nggemesi. Di my secretary Kim, dadi tengil, sombong, keren, tajir.

Apik meneh di film Mr. Right (lali judule), dadi siswa Akpol yang menggagalkan penculikan gadis remaja untuk 'diternak' sel telurnya. Aktingnya keren, gelut2 juga pinter.

 

 

Jawaban terkocak:



(Iki mah bojone dewek! Bhahaha)

 

Pertanyaan ketiga, 14 September 2020


Apa pengaruh positif yang kamu rasakan setelah nonton drakor?


  • Hiburan
  • Jadi romantis
  • Belajar ilmu baru dan banyak dapat pengetahuan baru
  • Minimal bisa anyeong, mianhae, daebak, saranghaeyo, dll.
  • Lebih memahami alur cerita, bahasa2 puitis di dalamnya
  • Bisa konek cerita sama remaja/para mahasiswa, shg bisa lebih merasa dekat
  • Lebih termotivasi dalam menjalani hidup.
  • Bisa belajar bahasa (nambah kosakata baru setiap nonton) dan belajar sejarahnya.
  • Belajar trauma healing.
  • Dapat ide nulis.
  • Memanfaatkan waktu luang.
  • Bisa lebih matchingin baju dan hijab, terutama setelah nonton "What's Wrong with Secretary Kim".

Jawaban terkocak:



Jawaban serius:





Aku dapat saran dari Debi buat nonton Sky Castle karena kata doi pas banget buat aku yang suka dunia pendidikan dan parenting. Terus aku juga sempat japrian di WA sama sahabat kocakku, Cemut a.k.a Diah Rahmawati tentang drakor yang ada hubungannya sama literasi.



Sejatinya, semua kembali ke pribadi masing-masing, yes! 

Ada yang komen kalau sekarang sudah insaf nonton drakor karena merasa jadi kecanduan dan "wasting time". Ada yang komen kalau drakor itu bisa jadi "SELF REWARD". 



Endingnya aku sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa dari alam dan kehidupan sekitar kita banyak belajar tentang bagaimana cara melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu positif maupun negatif. Namun, hakikatnya kita sebagai manusia yang telah diberikan akal, sudah suatu keharusan untuk mengambil suatu kebaikan dari sisi positif dan menjauhkan diri dari sisi negatif. Uwuwww syekaliii.... wkwkwk.

Lantas, apakah aku akan mencoba nge-drakor barang sejenak? 

Hohoho. 



 

Wednesday, September 16, 2020

TANTANGAN MENULIS BUKU PENGAYAAN

Wednesday, September 16, 2020 18 Comments

 


Ada perjalanan menuju Allah, ada derajat (maqom) dan station dalam setiap perjalanan, maka teruslah berjalan menuju Allah, setiap manusia dinilai dari apa yang diusahakannya. 

Hidup adalah perjalanan dari Allah menuju kepada Allah.

(Ust. Harry Santosa)

***

 

Pada sebuah pagi di pertengahan Desember 2019. Waktu itu, aku sedang mudik ke Wonogiri, tanah kelahiranku. Saat sedang asyik membantu Ibuk di dapur, tiba-tiba, ada sebuah nama yang muncul di layar smartphone-ku. Tumben sosok itu telepon. Pasti ada yang penting, pikirku. Sosok itu adalah seorang penulis, editor, juga mentorku saat belajar menulis buku nonfiksi kala aku masih jadi anak kos di Solo. Setelah mengawali percakapan dengan basa-basi super kocak, sampai akhirnya beliau sampai pada inti obrolan.

 

“Nung, mau nggak jadi timku? Aku lagi dapat proyek nulis naskah buku nonteks pelajaran, nih. (Terus beliau menjelaskan secara singkat tentang buku itu). Tapi, nanti sistem pembayarannya beli putus. Bla… bla… bla…” (Beliau menyebutkan nominal royalti per judul buku, plus siapa yang bertanggung jawab dari proyek tersebut, penerbit apa saja yang mengajak kerja sama, dan banyak lagi.)

 

Akhirnya, akupun mengiyakan. Menulis bagiku bisa jadi sarana terapi. Semoga dengan semakin menyibukkan diriku dengan aktivitas produktif itu, kesedihan karena kehilangan sosok Babe 20 September silam bisa teralihkan. Ya, aku harus sibuk. Aku harus bisa move on. Bismillah…

 

Setelah percakapan di telepon itu, aku mendapatkan kiriman 10 judul buku di email lengkap dengan timeline-nya. Huwaaat? Banyak banget ternyata. Aku kira 1-2 judul buku saja. Tapi bismillah… aku niatkan sebagai sarana belajar dan mengasah keterampilanku menulis, khususnya menulis naskah nonfiksi.

 

Aku mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan baru mengenai buku nonteks pelajaran atau buku pengayaan. Beberapa teman penulis waktu itu pun banyak yang disibukkan mengikuti seleksi penulis buku pengayaan dari beberapa penerbit yang membuka lowongan bagi penulis dengan sistem pembayaran royalti.

 

Saudari kembarku juga ikut dan dia juga menceritakan pengalamannya kepadaku. Dia terlibat dalam penulisan naskah buku nonfiksi tentang Matematika untuk pembaca anak usia SD. Teman penulis lain terlibat dalam pengerjaan naskah buku fiksi untuk PAUD. Buku-buku yang mereka tulis itu nantinya akan melewati proses yang panjang dan berliku. Diawali dari proses pengerjaan naskah, editing, layout, ilustrasi, cetak, kemudian masuk dalam penilaian. Penggunaan buku nonteks untuk kepentingan pendidikan harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Karena itu, buku-buku tersebut harus melewati proses penilaian.

 

Dalam tulisan ini, aku akan sedikit mengulas tentang buku nonteks pelajaran atau buku pengayaan. Materi ini aku rangkum dari presentasi Pak Bambang Trim (salah satu anggota panitia penilai BNTP 2019) dan Kang Fahmy Casofa (Nulix).

 

Apa itu Buku Nonteks Pelajaran atau Buku Pengayaan?

Buku nonteks adalah istilah resmi yang digunakan oleh pemerintah untuk menyebut buku pendidikan di luar buku teks/pelajaran. Hal ini tertuang di dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Buku nonteks bersifat umum sebagai pengayaan wawasan bagi para pembacanya yaitu anak usia dini, usia SD, usia SMP dan SMA, hingga para pendidik (guru). Istilah lain untuk menyebut buku nonteks adalah ‘buku pengayaan’ atau ‘buku bacaan’. Buku nonteks biasanya diperlukan untuk mengisi perpustakaan sekolah, termasuk perpustakaan daerah.

 

Dapatkah buku umum menjadi buku nonteks?

Semua buku umum dapat dijadikan buku pendidikan nonteks apabila memenuhi syarat dan ikut dinilaikan di lembaga pemerintah yang berwenang dan bertugas menilai buku nonteks. Di dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pemerintah mewajibkan buku yang digunakan di program PAUD dan satuan pendidikan harus mendapatkan SK penggunaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga yang berwenang menilai buku pendidikan saat ini adalah Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.

 

Mengapa buku nonteks harus dinilaikan?

Buku nonteks digolongkan sebagai buku pendidikan sehingga standar isi dan standar mutunya harus terjamin sehingga layak digunakan di program PAUD serta satuan pendidikan dasar dan menengah (SD s.d. SMA). Buku nonteks dinilai oleh lembaga pemerintah yang tugas dan fungsinya berkenaan dengan penilaian buku yaitu Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Bidang Penilaian Buku.

 

Apa saja jenis buku nonteks?

Panitia Penilaian Buku Nonteks Pelajaran (PPBNP) membagi penggolongan buku teks sebagai buku pengayaan, buku panduan pendidik, dan buku referensi.




1.      Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang memuat materi pengetahuan untuk penguasaan informasi, teknologi, dan wawasan keilmuan dalam berbagai bidang sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman peserta didik/pembaca pada suatu bidang tertentu.

2.      Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi karakter dan akhlak mulia sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin peserta didik/pembaca, termasuk di dalamnya adalah buku biografi/autobiografi/memoar tokoh yang dapat diteladani.

3.      Buku pengayaan pembelajaran adalah buku yang memuat materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas-aktivitas kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik minat peserta didik/pembaca untuk mempelajari suatu bidang pengetahuan.

4.      Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat materi kecakapan hidup, kemandirian, dan kewirausahaan sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para peserta didik/pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri.

5.      Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat materi pendidikan dan pembelajaran yang dapat mengembangkan dan menguatkan kompetensi tenaga pendidik (guru) dalam menjalankan tugasnya.

6.      Buku referensi adalah buku yang memuat materi secara sistematis dan lengkap sebagai sumber rujukan (referensi) yang dapat memperkuat informasi tertentu bagi peserta didik/pembaca. Jenis buku referensi secara khusus adalah kamus (ekabahasa, dwibahasa, dan multibahasa), ensiklopedia, dan peta/atlas.

7.      Buku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah buku yang memuat materi pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan kepribadian bagi anak-anak usia dini.

 

 Bagaimana dengan bentuk bukunya?

Bentuk bukunya dapat berupa gambar yang bercerita (wordless picture book), buku bergambar (picture book), komik, buku yang mengandung teks dan gambar sekaligus secara proporsional, atau buku yang dominan mengandung teks.


Contoh Buku Pengayaan Pengetahuan


Contoh Buku Pengayaan Kepribadian

Apa saja kriteria buku yang dinyatakan layak?

Kriteria utama buku yang layak adalah buku yang tidak melanggar legalitas dan norma. Tidak melanggar legalitas artinya tidak terindikasi plagiat (baik teks maupun gambar). Tidak melanggar norma artinya tidak bertentangan dengan dasar negara, undang-undang, agama, dan adat istiadat yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia. Beberapa konten yang berbahaya harus dihindarkan di dalam buku, seperti ujaran kebencian, pornografi, penistaan SARA, sadisme/kekerasan, dan radikalisme. Kriteria lain yang sangat menentukan adalah kriteria materi atau isi naskah yang harus memenuhi syarat kebenaran isi, aktualitas, dan kebermanfaatan.

 

Apakah ada panduan penggolongan usia pembaca?

Penggolongan usia pembaca sasaran buku menggunakan Pedoman Perjenjangan yang telah dikeluarkan oleh Puskurbuk. Perjenjangan terbagi atas enam klasifikasi yang didasarkan pada kemampuan membaca untuk rentang usia tertentu.


Perjenjangan Buku

 

***

 

Insya Allah, penjelasan mengenai perjenjangan buku akan aku ulas di lain waktu, ya. Karena cukup panjang x lebar. Hehehe. Ada banyak hal yang bisa aku pelajari lalu aku diskusikan dengan Tim Nulix yang dinaungi oleh Kang Fahmi, terutama saat proses pengerjaan naskah buku pengayaan ini. Bagaimana menyusun outline, melakukan riset pustaka, menulis draft, pemilihan bahasa/diksi sesuai jenjang usia pembaca, anatomi buku dari depan sampai belakang, dan banyak hal baru yang semakin memperkaya pengetahuanku tentang proses menulis buku.


Alhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan tugas menulis 28 judul buku pengayaan. Aku mendapatkan kepercayaan untuk menulis judul buku sebanyak itu. Aku merasa inilah buah dari menjaga profesionalisme saat bekerja, disiplin menyelesaikan tanggung jawab, dan selalu berusaha totalitas.


Kalau kata Bu Septi Peni Wulandari, founder Ibu Profesional:


"Be Professional, Rezeki will Follow".


Aku juga jadi ingat nasihat Teh Ani Berta di penghujung kelas "Blogging, Refreshment, dan Learning" pekan lalu:


"Jalani proses, nikmati proses, dan konsisten. 

Kesuksesan akan menghampiri tanpa dicari."


Saat ini, kurang 1 lagi yang harus aku selesaikan. Beberapa judul aku mengajak kakak mentor DNA untuk membantu, seperti Kak Siti, Kak Septi, dan Kak Riri. Terima kasih ya, Kak sudah bekerja sama dengan sangat baik. Mari berdoa bersama semoga royalti selanjutnya segera cair. Aamiiin. ☺


Masya Allah, sungguh banyak ayat-ayat kauniyah dari-Nya yang begitu menakjubkan untuk kita pelajari. Pun dalam proses penulisan 28 judul buku pengayaan ini. Aku jadi merasa menjadi pribadi yang fakir ilmu. Mari terus semangat belajar dan produktif berkarya, agar semesta semakin merasakan indah manfaatnya. Semoga setiap aksara bermetamorfosa sebagai dzarrah kebaikan. Aamiin.

 

[*]

 

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Sungguh dari Allahlah kita berasal dan kepada Allah-lah kita kembali.

Berbekallah dengan taqwa dan temukan peta jalan menuju Allah, maka kita akan sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang menjalani peta jalannya, maka akan sampai kepada tujuannya.

(Ust. Harry Santosa)

 

Bismillah, menulis adalah jalan juangku, meskipun aku harus menempuh jalan berliku dan proses panjang yang harus aku tempuh satu demi satu. Karena hanya Allah tujuanku…




Thursday, September 10, 2020

SEMESTA KARYA SEJAK USIA BELIA

Thursday, September 10, 2020 16 Comments

 


“Lawang Sewu ini dibangun sejak tahun 1904-1907. Dahulunya merupakan bekas kantor NIS atau pusat jawatan kereta api Belanda yang beroperasi di Semarang,” jelas Mbak Sari mengawali ceritanya.

Pantas saja di depan Lawang Sewu tadi aku melihat ada lokomotif kuno. Adikku bilang seperti Thomas, film kartun kesukaannya. Hehehe.

Kata Mbak Sari Lawang Sewu terdiri dari dua gedung yaitu gedung A dan gedung B. Sayangnya gedung A ditutup untuk umum karena sedang direnovasi.

“Dik Khansa, tahu tidak kenapa gedung ini dinamakan Lawang Sewu?” tanya Mbak Sari.

“Hmm... karena gedung ini memiliki banyak pintu, ya?” jawabku asal.

“Betul sekali!” jawab Mbak Sari sambil tersenyum.

 …...

Cerpen “Gedung Seribu Pintu” karya Khansa Tabina Khairunissa (5 SD)

[*]

Kakek Andri kemudian berbincang-bincang dengan Lek Topa. Rupanya setelah Hari Raya Idulfitri akan digelar acara tahunan. Acara itu disebut Kirab Budaya Upacara Sesaji Rewanda. Andri sangat tertarik dan menyimak penjelasan Lek Topa.

“Upacara itu diselenggarakan untuk mengenang perjalanan Sunan Kalijaga mencari kayu jati yang akan digunakannya sebagai tiang penyangga bangunan Masjid Demak. Dalam perjalanannya, Sunan Kalijaga sampai di Desa Kandri dan bertapa di dalam sebuah gua yang kini dikenal dengan nama Gua Kreo. Ketika sedang bertapa, Sunan Kalijaga didatangi oleh empat ekor kera besar. Oleh Sunan Kalijaga, kera-kera itu diberi tugas untuk menjaga gua dan daerah Kandri ini. Oleh karena itu penduduk Kandri tidak pernah mengusik keberadaan kera-kera itu. Itulah mengapa Upacara Sesaji itu dinamai Rewanda yang artinya adalah kera.”

“Upacaranya seperti apa, Lek?” Andri semakin tertarik. Lek Topa kemudian menjawab pertanyaan Andri dengan penuh semangat.

……

Cerpen “Andri di Tengah Kandri” karya Zaskia Talitha Sasikirani (5 SD)

[*]

Saat ini, dunia penulisan buku di Indonesia tidak lagi didominasi oleh orang dewasa. Anak-anak pun banyak yang telah menjadi penulis dengan karya-karyanya yang best seller dan meledak di pasaran. Sebut saja buku-buku KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya), PCPK (Penulis Cilik Punya Karya), PECI (Penulis Cilik Indonesia), dan masih banyak lagi. Hal ini cukup membuktikan kalau anak-anak pun mampu menjadi penulis dengan menerbitkan novel, kumpulan cerpen, cerita bergambar, atau kumpulan puisi. Mereka juga layak disebut sebagai sastrawan cilik dengan karya-karya yang mampu memberikan pengaruh positif, terutama bagi anak-anak seusia mereka.

Penggalan cerita pendek yang saya cuplikkan di atas adalah karya dua orang anak yang waktu itu masih kelas 5 SD. Mereka adalah murid saya di komunitas penulis cilik yang saya dirikan dan kelola sejak 2013, yakni DNA Writing Club. Cerpen Khansa yang berjudul “Gedung Seribu Pintu” berhasil lolos seleksi tingkat nasional dan diterbitkan oleh KKPK Dar!Mizan. Cerpen ini ditulis berdasarkan hasil pengalaman pribadinya saat mengunjungi salah satu cagar budaya yang menjadi icon Kota Semarang yaitu “Lawang Sewu”.

Khansa dan prestasinya

Khansa mengemas pengalamannya saat berkunjung ke Lawang Sewu bersama keluarganya dengan sangat apik dan memberikan khazanah keilmuwan yang membuat para pembaca mendapatkan ilmu baru dari sejarah Lawang Sewu yang menjadi unsur pelengkap cerpen Khansa tersebut.

Cerpen Zaskia yang berjudul “Andri di Tengah Kandri” juga tak kalah menarik. Cerpen ini mampu mengantarkan Zaskia terbang ke Jakarta untuk mengikuti serangkaian kegiatan Festival Literasi Sekolah (FLS) 2018 sekaligus menjadi finalis Lomba Menulis Cerpen tingkat nasional. Referensi cerpen ini murni dari hasil riset pustaka dan browsing di internet tentang salah satu obyek wisata dan kearifan lokal di Kota Semarang, yakni Gua Kreo serta kebudayaan yang ada di dalamnya.

Zaski saat mengikuti FLS 

Selain Khansa dan Zaskia, ada beberapa anggota DNA Writing Club yang telah sukses menjadi penulis cilik, produktif dalam menerbitkan buku, dan memproduksi tulisan-tulisan yang penuh makna dan bermanfaat. Judul-judul istimewa seperti Gobag Sodor Pemersatu, Poliotivasi Om Ardi, Muscular Dystrophy, Buku-Buku Rekondisi, dll, mampu mengantarkan anak-anak ini menjuarai kompetisi penulisan hingga tingkat nasional. Luar biasa sekali! Anak-anak itu mampu menulis sesuatu yang dapat menggerakkan pembaca untuk berubah menjadi lebih baik (Rien DJ, 2015).


Beberapa cover buku karya anak-anak DNA Writing Club

Menurut Rony K. Pratama, seorang peneliti pendidikan literasi asal Yogyakarta, menyebutkan bahwa anak-anak menempati posisi yang sangat strategis sebagai obyek aktif yang secara psikologis mampu menerima, mengolah, dan memproduksi kecakapan literasi. Anak-anak cenderung lebih segar untuk ‘dibentuk’ dan ‘membentukkan’ diri secara mandiri dan kreatif. Karena itu, habituasi pendidikan literasi dinilai tepat untuk diajarkan sejak dini.

Tulisan ini menitikberatkan pada sosok anak-anak Indonesia yang sukses menjadi sastrawan cilik, mampu menjadi penulis produktif dengan segudang prestasi. Mereka adalah bukti bahwa anak-anak ternyata mampu menghasilkan tulisan yang memiliki warna tersendiri dan makna yang istimewa sehingga menghadirkan kekuatan yang menyentuh perasaan, juga meninggalkan kesan yang mendalam di hati pembacanya.

Proses penulisan kreatif di kalangan anak-anak pun memungkinkan mereka bergerak dalam ruang karya cipta tanpa batas. Mereka juga belajar menuangkan ide dan mengasah ketajaman persepsi khas anak-anak karena imajinasi mereka begitu luar biasa.

Menurut Ary Nilandari, menulis dapat membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Ya, benar sekali. Anak-anak yang terbiasa menulis sejak dini, akan terbiasa membaca kehidupan  di sekelilingnya secara kritis. Dua anak yang melakukan perjalanan dan kunjungan ke suatu tempat yang sama, ketika diminta untuk menuliskan hasil pengamatan dan observasinya di tempat tersebut, akan menghasilkan dua buah tulisan yang berbeda. Dari sini, mereka belajar tentang perspektif atau sudut pandang. Tentu saja, menulis adalah salah satu cara memberikan tanggapan dengan perspektif atau sudut pandang masing-masing.

[*]

Abdurrahman Faiz, Pioner Kebangkitan Penulis Cilik Indonesia


Siapa Mau Jadi Presiden?

Menjadi presiden itu berarti
melayani dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu

(Abdurrahman Faiz, 2003)



Faiz kecil sudah memiliki segudang prestasi
(Sumber foto: Teacher's Notebook)


Penggalan puisi di atas merupakan bagian dari surat yang membuat nama Abdurrahman Faiz menjadi dikenal publik. Surat tersebut menjadi juara 1 Lomba Menulis Surat untuk Presiden tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2003.

 Seto Mulyadi, Ratna Sarumpaet, Agus R. Sarjono, dan Tika Bisono sangat terkesan dengan rangkaian kalimat sarat makna yang ditulis Faiz untuk Ibu Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-5. Faiz yang saat itu masih kelas 2 SD membuktikan kalau ia –meski masih anak-anak- memiliki hati yang peka dengan situasi politik dan permasalahan yang tengah terjadi di Indonesia. Banyak sekali tanggapan mengenai surat yang ditulis Faiz tersebut karena cukup menyentil para pejabat dan para elit politik.

Abdurrahman Faiz –yang akrab dipanggil Faiz- lahir di Jakarta, 15 November 1995 dari pasangan Tomi Satryatomo dan Helvy Tiana Rosa. juga keponakan dari Asma Nadia. Ia telah “mengucapkan” puisi-puisinya sejak usia 3 tahun (yang kemudian direkam oleh Bundanya) lalu baru menuliskannya di komputer sejak umur 5 tahun.

Pertama kali Faiz tampil membacakan puisi-puisinya (yang pada waktu itu belum dibukukan), atas undangan Nurcholish Majid pada acara peluncuran buku beliau (“Indonesia Kita”) yang mengundang ribuan tokoh nasional. Faiz juga sering diundang untuk membacakan karyanya dalam forum-forum kenegaraan, termasuk di hadapan Presiden RI ke-5: Megawati Soekarno Putri, Presiden RI ke-6 : Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, sejumlah menteri dan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Megawati mengungkapkan kekagumannya pada kecerdasan Faiz lewat surat balasannya pada Faiz (2003). Faiz juga diundang dalam pencanangan gerakan anti narkoba di Stadion Gelora Bung Karno bersama Presiden Megawati dan membacakan puisinya. Dalam Debat Capres di sebuah stasiun televisi swasta tahun 2004, di mana Faiz diundang sebagai salah satu panelisnya, Amien Rais berkomentar, “Luar biasa. Mas Faiz ini masih sangat muda, tetapi pemikirannya sangat dalam.” Sementara saat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara dalam pencanangan gerakan berkirim surat nasional untuk anak Aceh dan Nias (2005), Presiden berkata, “Selamat, Faiz. Tulisanmu sangat menyentuh pikiran dan hati.”

Buku kumpulan puisi pertama Faiz “Untuk Bunda Dan Dunia’ (DAR! Mizan, Januari 2004) sebenarnya adalah puisi-puisi yang ia tulis saat berusia 5-7 tahun dan terbit saat ia berusia 8 tahun. Buku yang diberi pengantar oleh Taufiq Ismail tersebut meraih Anugerah Pena 2005 serta Buku Terpuji Adikarya IKAPI 2005.

Tahun 2009, Faiz mendapatkan Anugerah Kebudayaan dari Departemen Pariwisata dan Budaya. Naskah Faiz yang berjudul “Brani” menjadi Pemenang Sayembara Menulis Naskah Drama Federasi Teater Indonesia (2011) dan terpilih sebagai The Most Amazing Teen 2011 versi Student Globe. Faiz juga merupakan founder dari akun twitter @mencobabelajar yang memiliki follower kurang lebih 300.000 orang.

“Untuk Bunda dan Dunia”  merupakan buku pertama yang diterbitkan dalam serial KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) divisi DAR! Mizan (bersama sebuah buku karya Izzati). Buku ini mampu menginspirasi dan memicu lahirnya para penulis cilik lainnya di Indonesia.

 

Sri Izzati, Penulis Muda Kaya Karya

Selain Abdurrahman Faiz, muncul pula nama Sri Izzati. Sri Izzati lahir di Bandung pada tanggal 18 April 1995 dari pasangan Ibu Hetty dan Bapak Setyo Soekarsono. Saat berusia 8 tahun, ia sudah meraih rekor MURI sebagai penulis novel termuda. Gadis kelahiran tahun 1995 ini juga pernah meraih penghargaan dari Mizan Publishing sebagai Inspiring Young Writer pada tahun 2013. Sejak usia 3 tahun, Izzati sudah gemar membaca buku dan hobi membuat tulisan.

Dari hobinya itu, dengan segala ketekunan dan perjuangannya, Izzati dapat menghasilkan sebuah karya yang menginspirasi banyak orang. Izzati berhasil menerbitkan novel pertamanya pada tahun 2003 berjudul “Powerfull Girls”. Karena novel inilah, Izzati mendapat penghargaan sebagai novelis termuda di usianya yang masih 8 tahun. Sri Izzati juga terpilih menjadi Duta Bahasa Jawa Barat tahun 2016.


Sri Izzati, pionir penulis cilik KKPK
Sumber foto: hipwee

Seri buku KKPK yang awalnya menerbitkan karya Abdurrahman Faiz dan Sri Izzati rupanya sangat booming, terjual hingga jutaan kopi dan mendorong anak Indonesia lainnya untuk membaca, bahkan menulis dan menerbitkan karyanya. Tahun 2008, para penulis cilik KKPK dimotori Faiz dan Izzati menyelenggarakan Konferensi Penulis Cilik Indonesia I dan merekomendasikan beberapa kebijakan dalam hal perbukuan di Indonesia.

 

Tulisan Tangan Antarkan Fayanna Hasilkan 42 Buku di Usia 13 Tahun

            Sebuah pencapaian fantastis dari seorang Fayanna Ailisha Davianny, penulis cilik berbakat yang kini telah beranjak remaja. Saya pernah bertemu dengan sosok Fayanna saat saya berkesempatan hadir dan mendampingi murid-murid DNA Writing Club dalam ajang bergengsi Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) 2015. Fayanna mengawali karier kepenulisannya sejak usia 7 tahun bermula dari kegemarannya membaca.

Fayanna menjadi sosok inspiratif bagi para penulis cilik dan calon penulis cilik Indonesia. Sejak usia 1 tahun, Fayanna sering dibacakan buku oleh kedua orang tuanya. Tak heran, jika kecintaannya pada buku menjadikan dirinya memiliki hobi membaca sekaligus menulis. Saat usia 8 tahun, Fayanna mengikuti sebuah lomba cerpen tingkat nasional yang diadakan oleh Dar!Mizan. Tulisan Fayanna lolos dan diterbitkan. Sejak saat itulah, Fayanna mulai menekuni dunia tulis menulis. Buku pertamanya berjudul Tersandung Hobiku, terbit Oktober 2013. Buku inilah yang membuat dirinya termotivasi untuk menulis lebih banyak lagi dan belajar untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas.


Fayanna sudah menerbitkan puluhan buku
(Sumber foto: Facebook Fayanna)

Fayanna mulai menulis tidak dengan komputer, tapi dengan tulisan tangan di buku. Mama Fayanna sangat mendukung aktivitas putrinya tersebut dan mengatakan kalau tulisan Fayanna sangat bagus. Lalu Fayanna pun mulai belajar menulis di laptop. Satu per satu buku-bukunya pun terbit seperti Misteri Teman Lama, Kakek Misterius, Zara Pandai Bersyukur,  Jejak Rahasia Sahabat, dan masih banyak lagi. Banyak prestasi di dunia literasi dapat ia raih, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Prestasi itu membawa Fayanna pada berbagai pengalaman yang membanggakan. Pada 2015, dia ditunjuk oleh sebuah media cetak nasional sebagai Reporter Cilik yang bertugas mewawancarai Presiden Joko Widodo dan menteri-menteri Kabinet Kerja. Pada November 2016, dia berhasil mendapatkan penghargaan dari sebuah penerbit buku, yang membawanya berwisata gratis ke Korea Selatan. Juli 2017, Fayanna mendapatkan penghargaan Anugerah Tunas Muda Pemimpin Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Selain itu, masih banyak penghargaan lain yang telah dia terima.

Tidak hanya itu, Fayanna pun kerap diundang di berbagai media serta aktif di komunitas-komunitas membaca dan menulis. Bagi Fayanna, aktivitas membaca dan menulis harus jadi kebiasaan positif anak muda zaman sekarang. Dengan membaca, wawasan menjadi luas dan sangat membantu saat menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Menulis akan membuat kita berpikir kreatif, memiliki daya ingat yang tinggi, juga bisa menyampaikan sesuatu secara runtut dan sistematis.

Fayanna juga berhasil menjuarai lomba cerpen tingkat Asia, 1st Asian Story Writing Challenge tahun 2018. Fayanna berkompetisi dengan para penulis cilik dari 18 negara di Asia. Akhir April 2018, Fayanna sebagai penulis cilik ditunjuk untuk menjadi pembicara dalam Kuala Lumpur International Book Fair. Ia hadir di panggung utama dalam acara bincang-bincang dan bedah karya dengan Penulis Cilik Indonesia serta jumpa penulis dan book signing. Ia juga berkesempatan memberikan sesi motivasi literasi di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Fayanna juga tiga kali berturut-turut ikut dalam Konferensi Penulis Cilik Indonesia mewakili Jawa Barat.

Rahasia produktivitas Fayanna terletak pada sikap disiplin untuk terus menulis. Ia mengaku selalu menyempatkan menulis minimal satu halaman per hari.

 

Nadia Shafiana Rahma, Penulis Cilik Asal Yogyakarta dengan Prestasi Mendunia

Di dunia sastra anak, nama Nadia Shafiana Rahma telah dikenal luas. Ia terbilang penulis produktif dan sudah diakui dunia internasional. Di rumahnya (daerah Bantul, Yogyakarta), ia membuka perpustakaan kecil untuk anak-anak dan remaja. Nadia pun pernah mengukir prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Pada tahun 2015, saat Nadia berumur 11 tahun, ia menjadi salah satu delegasi Indonesia pada Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman. Bukunya yang berjudul Si Hati Putih yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, The Boy with The Pure Heart”, ikut serta dalam pameran buku paling bergengsi di dunia itu. Dalam acara FBF tersebut, Nadia menjadi peserta pameran sekaligus pembicara termuda. Di hadapan anak-anak Jerman, gadis kecil ini sempat menceritakan kisah rakyat dari Gunungkidul yakni Asal Mula Nyamuk Mendengung.


Nadia Shafiana (kerudung biru) bersama Ahmad Fuadi dan Muthia Fadhilla Khairunnisa di acara Kick Andy. (Sumber foto: Gadis)

Bakat menulis Nadia tumbuh sejak TK, sekitar uumr 4-5 tahun. Bermula dari kebiasaan dibacakan dongeng sebelum tidur oleh kedua orang tuanya, hingga bisa membaca buku sendiri. Hal tersebut mendorong Nadia untuk menulis cerita versinya sendiri, seperti menulis cerita pengalaman saat berusia 5-7 tahun, lalu oleh sang ayah dikirim ke koran-koran lokal Yogyakarta. Saat SD, Nadia baru menulis cerpen 4-5 halaman dan berlanjut menulis novel.

Kini Nadia sudah remaja, karyanya sudah banyak yang terbit. Diantaranya, Si Hati Putih, My Life My Heaven, Pengalaman Meraih Bahagia, Salah Tangkap, Kakek Misterius, dan masih banyak lagi. Menjadi delegasi Indonesia di FBF 2015 merupakan ajang internasional pertama untuk Nadia. Selain itu, sudah banyak prestasi dan penghargaan diraih, salah satunya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada acara Anugerah Kebudayaan tahun 2018. Nadia juga beberapa kali mengikuti acara pertemuan penulis cilik Indonesia misalnya Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI).

[*]

Sosok Abdurrahman Faiz, Sri Izzati, Fayanna Ailisha Davianny, dan Nadia Shafiana Rahma menjadi bukti bahwa sastrawan cilik tanah air patut diperhitungkan karya-karyanya. Bahkan kehadiran mereka berikut karya-karya produktifnya mampu menginspirasi anak-anak untuk kemudian mengikuti jejak yang sama: menjadi penulis cilik dengan segudang prestasi. Mereka kebanyakan tumbuh sebagai penulis dari kebiasaan mendengarkan cerita atau dongeng yang dibacakan oleh orang tua mereka sejak kecil. Memang benar, orang tua adalah kunci mayor pendidikan literasi bagi anak-anak, budaya literasi (khususnya literasi baca-tulis) memang harus dibangun dan dibudayakan di lingkungan keluarga.

Lalu, apa sih manfaat menulis?

Dan masih banyak lagi manfaat lainnya, kamu bisa menambahkannya sendiri. 

Oh ya, menulis itu butuh BAKAT ataukah BEKAL, hayooo? 

Yups, sebenarnya menjadi seorang penulis itu bukanlah masalah bakat. Karena menulis itu adalah keterampilan dan keterampilan bisa dipelajari. Semakin diasah, akan semakin terampil dan ahli. 





           Terus, satu hal terpenting, saudara kembar menulis itu bernama membaca. Jadi, kamu juga harus banyak membaca untuk memperkaya kosakata juga sebagai nutrisi otak sebagai bekalmu saat menulis nanti. Selain itu, kamu juga bisa gabung di komunitas penulis. Salah satunya, kamu bisa gabung lho di DNA WRITING CLUB. Untuk info lengkapnya bisa klik di sini.

[*]

Kegiatan Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Kemendikbud sekaligus event Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI), lalu sekarang berganti nama menjadi Festival Literasi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak-anak dalam bidang seni dan sastra. Kegiatan semacam ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran siswa tentang pentingnya cerpen sebagai sarana estetika dalam mengungkapkan buah pikiran dan rasa, juga meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap sastra dan bahasa Indonesia sebagai sarana untuk membangun karakter, dan  jati diri bangsa. Dengan demikian akan dapat memberikan motivasi bagi para pelajar untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis sejak dini.

Menurut Pam Allyn, penulis buku “Your Child’s Writing Life”, menyebutkan bahwa kata-kata yang tertulis dapat membawa kegembiraan, ketakjuban, ketakutan, memesona, menyihir, menggerakkan, menguasai pikiran dan hati, tak peduli berapa pun usia kita. Kata-kata tertulis dan cerita berpengaruh paling kuat pada anak-anak, otomatis menyerap mereka ke dalam dunia menulis juga. Dunia yang membuat mereka mengamati, bertanya-tanya, mengenang, dan berimajinasi. Dunia yang di dalamnya, mereka dapat mewujudkan sesuatu dengan menuliskannya.

 Wow, Masya Allah... Banyak jalan mewujudkan impian termasuk ketika kamu ingin menjadi seorang penulis cilik seperti para penulis (sastrawan cilik sukses) yang sudah Kak Norma sebutkan di atas.  Kuncinya: DNA! Dream 'N Action! Beranilah bermimpi, namun yang terpenting beranilah beraksi untuk mewujudkan impianmu itu. Yuk, semangat wujudkan impian menjadi penulis cilik dengan segudang prestasi!

[*]

Daftar Pustaka

Allyn, Pam. 2011. Your Child’s Writing Life : How to Inspire Confidence, Creativity, and Skill at Every Age. New York : Avery.

Rien DJ. 2015. Nulis itu Gampang. Surakarta : Indiva Media Kreasi.

W.S., Titik, dkk. 2012. Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung : Penerbit Nuansa.