Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label IIP. Show all posts
Showing posts with label IIP. Show all posts

Sunday, January 29, 2017

[Hari 3] : KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA BERMUSYAWARAH

Sunday, January 29, 2017 0 Comments



Ahad, 29 Januari 2017

Keluarga merupakan surga duniawi bagi suami istri. Keluarga, sekaligus sebagai sekolah pertama dalam melahirkan generasi pemimpin yang sholeh dan sholehah. Pada saat yang sama keluarga juga sebagai basis da’wah dalam terciptanya masyarakat yang Islami. Untuk mewujudkan keluarga sebagai syurga, sekolah dan pondasi masyarakat Islami diperlukan adanya komunikasi di antara seluruh anggota keluarga.

Komunikasi sebagai sarana bermusyawarah.
Setiap keluarga membutuhkan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai urusan. Sebab hasil musyawarah akan lebih sempurna dibandingkan hasil pemikiran seseorang dan dapat dipertanggungjawabkan oleh seluruh anggota keluarga sehingga rasa kebersamaan akan menjadi milik bersama.

Allah berfirman: “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan.” (QS. Ali Imran [3] : 159).

Hari ini, obrolan saya dan suami seputar perlu tidaknya “khadimat pocokan” (tidak nginep) yang akan membantu saya menyelesaikan urusan domestik pasca melahirkan nanti. Akhirnya, kami pun bermusyawarah dan diputuskan bersama kalau kami akan berusaha mencari khadimat tersebut, setidaknya beliau yang akan membantu meringankan pekerjaan saya dan suami seperti mencuci, memasak, menyetrika dan membersihkan rumah.

Hari ini saya pun belajar betapa pentingnya mengambil sebuah keputusan dengan melibatkan orang terdekat, terlebih bisa dengan cara musyarawarah untuk mencapai kata mufakat. Alhamdulillah…

Semoga kami pun bisa segera mendapatkan khadimat yang sesuai dengan apa yang kami harapkan. Aamiin…


#hari3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip






Saturday, January 28, 2017

[Hari 2] : MENDENGARKAN SECARA EMPATIK

Saturday, January 28, 2017 0 Comments

Sabtu, 28 Januari 2016

Sabtu pagi, usai aktivitas Subuh, seperti biasa saya dan suami menyempatkan ngobrol tentang banyak hal. Kurang lebih 15 menit tadi ngobrol di tempat tidur lanjut ngobrol saat jalan kaki pagi keliling perumahan.

Obrolan pagi ini seputar rencana aktivitas kita di hari Sabtu ini. Saya menceritakan kalau akan mencuci baju-baju bayi yang seminggu lalu kami beli. Saya minta tolong suami nanti untuk membantu proses menjemur karena lokasi jemuran di lantai dua, harus naik tangga. Sedangkan suami bercerita kalau hari ini akan mengisi tinta printer di dekat kampus UNNES (Gunungpati), lanjut jemput ponakan dan kakaknya (kakak sarapan soto dulu dan selama suami menjemput ponakan saya bisa main ke rumah kakak ipar no.4. Suami akan mengantarkan saya terlebih dulu.

Dari komunikasi kala pagi ala saya dan suami saat memulai hari Sabtu ini, saya belajar kembali mengenai prinsip komunikasi yang efektif. Salah satunya mendengarkan secara empatik, mendengarkan dengan maksud untuk “mengerti” kondisi orang lain dan “dimengerti” atas kondisi yang tengah dialami oleh diri sendiri).

Rasulullah mencontohkan metode mendengarkan empatik ini ketika datang seorang pemuda yang minta izin untuk berzina. Jika kita perhatikan betapa jitu jawaban yang Rasulullah sampaikan untuk meredam gejolak si pemuda.
"Sukakah kamu jika apa yang ingin kamu lakukan itu menimpa ibumu... adikmu, atau kakakmu?” tanya Rasulullah.
“Tidak,” jawab pemuda tersebut.
"Jika demikian, maka orang lain pun tidak berbeda denganmu."
Subhanallah... Islam memerintahkan umatnya untuk berbicara yang baik, maka ia juga memerintahkan mereka agar menjadi pendengar yang baik. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam… "Dengarlah baik-baik (perkataan) orang lain."

Rasulullah adalah suami teladan, jika kita dengar cerita rumah tangga beliau tentulah ingin kita hidup di masa beliau. Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahlimpahkan untuk Sang Baginda, teladan istimewa…

#hari2
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





Friday, January 27, 2017

[Hari 1] : "BELAJAR MENJADI PENDENGAR YANG BAIK"

Friday, January 27, 2017 0 Comments

 
[Hari 1] : Belajar Menjadi Pendengar yang Baik

Jumat, 27 Januari 2017

Semua pasangan yang menikah tentu mendambakan keluaraga sakinah, mawaddah, wa rohmah. Maka, merealisasikan motto BAITI JANNATI (Rumahku Surgaku) pasti menjadi impian setiap pasangan suami-istri. Komunikasi antara suami-istri menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam mewujudkan impian itu. Karena komunikasi adalah sebuah kebutuhan. Dengan komunikasi, kita akan mampu mengekspresikan apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, kita juga dapat memahami cara pandang pasangan kita. Selain itu, kita juga akan mampu berempati ikut merasakan kebahagiaan/kesedihan pasangan, juga bisa saling bertukar informasi. Namun seringkali, dalam kehidupan berumah tangga, komunikasi lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikis daripada tujuan informatif.

Saat seorang suami menceritakan kisah masa kecilnya, bisa jadi semua informasi dalam nostalgianya itu sudah kita ketahui dengan jelas, karena begitu seringnya suami menceritakan kisah masa kecilnya itu. Akan tetapi, persoalannya bukan pada substansinya semata, namun lebih kepada bagaimana memperhatikan dan diperhatikan, lebih kepada kebutuhan untuk didengar dan mendengarkan. Apakah kita telah menjadi pendengar yang baik?

Kami biasa saling bercerita kalau tidak sebelum tidur, ya setelah Subuh (usai aktivitas mengaji selesai), atau saat jalan-jalan pagi.

Hari ini (setelah aktivitas ba'da Subuh usai), saya bersandar di tempat tidur, suami duduk di sebelah saya, sambil sesekali mengelus perut saya. Suami lalu bercerita tentang “proyeknya” bulan ini. Alhamdulillah, ada dua target yang Allah izinkan untuk terpenuhi. Suami menceritakan kilas balik proses yang beliau lakukan untuk mencapai target itu. Saya pun belajar tentang semangat dan pantang menyerah dalam mencapai sesuatu dari kisah itu. Saya mendengarkan dengan seksama dan menyampaikan ungkapan bahagia dan rasa syukur. Sedangkan saya, menyampaikan kondisi fisik saya di usia kehamilan 32 minggu ini. Kaki mulai sering terasa pegal terutama ketika bangun tidur. Maka dari itu, saya selalu meminta suami untuk memijit kedua kaki, tangan dan punggung setiap pagi. Kami pun melanjutkan bahasan seputar persiapan persalinan, rencana mencari rujukan ke dokter keluarga, dan persiapan “cuti kerja” saya dari DNA WRITING CLUB yang selama ini saya kelola, yang dalam waktu dekat akan saya limpahkan sementara kepada adik-adik mahasiswi UNDIP untuk dikelola.

Dan hari ini, kami berdua belajar untuk menjadi PENDENGAR YANG BAIK dan inilah perubahan yang ingin saya buat dalam berkomunikasi. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan psikis untuk melepaskan ganjalan di hati, namun berusaha menjadikan komunikasi dengan suami lebih efektif, produktif terbuka, dan informatif.

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip