Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label institut ibu profesional. Show all posts
Showing posts with label institut ibu profesional. Show all posts

Sunday, November 13, 2016

[Nice Home Work #4] : MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Sunday, November 13, 2016 0 Comments
NHW#4_NormaAmbarwati
Setelah melihat kembali NHW#1, saya tetap memilih jurusan ilmu yang sudah saya tetapkan. Karena jurusan itu yang saat ini sangat ingin saya pelajari dan terus berusaha konsisten agar skill saya terus bertambah dan bertumbuh agar semakin banyak manfaat yang bisa saya bagikan kepada banyak orang.

Alhamdulillah, sudah berusaha konsisten mengerjakan NHW#2 sekaligus mengisi checklist harian. Dengan demikian senantiasa memotivasi saya untuk memantaskan diri.

Setelah merenungkan NHW#3, saya menetapkan :
·     Misi Hidup : Mulia karena taqwa, bercahaya dalam karya, menginspirasi dengan prestasi!
·         Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak; Keterampilan Menulis (momwriter)
·         Peran : motivator, inspirator, dan trainer kepenulisan

Menjadi seorang "CREATIVE MOM-WRITERPRENEUR"

Ilmu-ilmu yang harus saya kuasai
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga; ilmu kepenulisan
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial, mengokohkan DNA Writing Club dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha

Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan. Semangat mengerjakan aktivitas harian dengan totalitas.


Friday, November 04, 2016

[Nice Home Work #3] : MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Friday, November 04, 2016 0 Comments


Sakinah Bersamamu... ^_^

#NHW3_NormaAmbarwati_Semarang

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Semarang, 4 November 2016

Teruntuk Macis, suamiku tercinta
di istana cinta kita, DNA.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa kabarmu hari ini, suamiku tersayang? Semoga senantiasa dalam payung kasih dan rahmat-Nya. Bersama surat cinta ini, izinkan istrimu mensejajarkan huruf demi huruf yang akan merangkaikan kalimat yang sarat rindu untukmu. Rangkaian kalimat yang semoga menjelma kehangatan yang akan selalu memelukmu dan menciptakan kebahagiaan tak terkira dalam hatimu. Semoga…
Suamiku yang darimu aku semakin memahami makna cinta, bagiku, setiap hari adalah waktu yang tak akan pernah aku sia-siakan untuk mengungkapkan rasa sayangku padamu. I love you, Cinta…
Suamiku, sejenak aku ingin mengajakmu memutar waktu, saat kalender sampai di tanggal 10-11-12, 10 November tahun 2012 silam. Bagiku, hari itu menjadi hari pahlawan yang bersejarah. Kau bagaikan pahlawan yang menyelamatkanku dari jerat masa-masa kesepian, masa-masa penantian sang pendamping hidup. Hari itu, kau mengucapkan ikrar janji suci untuk menjadikan diri ini pengantin dunia-akhiratmu.
Belahan hatiku, aku sangat ingat tatapan pertamamu yang benar-benar memaku jiwaku, hingga mulai detik itu kita mengokohkan sebuah visi surgawi : “Mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekadar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya.”
Kekasih halalku, setelah kita menikah, kau amanahkan semua urusan keuangan rumah tangga kita padaku. Aku jadi manajer dalam keluarga kecil kita. Kau tetap izinkan aku bekerja meskipun dari rumah. Ya, rumahku adalah kantorku! Kau sangat mendukungku menjalankan profesiku sebagai seorang penulis dan guru menulis untuk anak-anak di DNA Writing Club, juga jualan buku-buku secara online. Dengan demikian, aku pun tetap bisa berpenghasilan dan uang yang aku dapatkan sebagian bisa aku tabung. Terima kasih, Sayang... dengan begitu aku tetap bisa mengasah potensi dan keterampilan yang aku miliki.
[*]
Suamiku tersayang, hingga detik ini aku semakin bersyukur karena Allah mengizinkanku memiliki seorang pendamping hidup yang begitu sabar, pengertian, dan penuh kasih sayang. Kau benar-benar menjadi sosok pelengkap hidupku, Sayang. Kau sangat pintar memasak dan cekatan dalam membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Betapa beruntungnya aku menjadi istrimu.
Suamiku, Alhamdulillah, 10 November nanti genap usia pernikahan kita di bilangan tahun ke-4. Alhamdulillah, atas izin Allah, “amanah-Nya” akan segera hadir di tengah-tengah keluarga kecil kita. Kini, 5 bulan sudah rahimku berpenghuni, setelah metamorfosis penantian kita selama 44 bulan. Sosok istimewa ini adalah buah cinta kita, Sayang. Kelak tangis dan celotehnya akan semakin memberi warna dalam kehidupan rumah tangga kita. Mari bersama kita siapkan diri kita, lebih semangat lagi untuk mencari ilmu, terus berusaha menjadi orang tua yang shalih-shalihah, agar kelak ia tumbuh menjadi anak yang shalih-shalihah, cerdas, sehat lahir-batin, sempurna fisiknya, mulia akhlaknya, cinta agamanya, dan selalu taat pada Rabb-nya, juga selalu meneladani Rasulullah tercinta. Aamin Ya Rabbal’alamin.
Semoga kau tetap jadi sahabat perjuanganku, ya Sayang. Sahabat yang akan selalu ada dalam sukaku maupun dukaku. Kita akan terus berjuang bersama, teriring doa yang senantiasa melangit untuk-Nya.
Kekasihku tercinta, bagiku setiap hari adalah episode perjalanan hati, saat diri merasa tidak ada satupun yang luput dari perhitungan-Nya. Semuanya sudah diatur dengan sangat rapi dan luar biasa! Marilah kita jalani semuanya dengan senantiasa menjaga kebersihan niat, berjuang penuh semangat, selanjutnya kita serahkan segala kepasrahan diri kepada Sang Kreator Agung. Perjalanan hati akan mengajarkan hal-hal terindah dalam hidup seperti halnya senyuman sang mentari yang selalu rela berbagi. Bukankah seharusnya seperti itu, Sayang?
[*]
Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…
Macis, suamiku tersayang, ingatkah kau dengan penggalan puisi itu? Puisi 19 bait yang aku beri judul TEPAT dan TERBAIK. Puisi yang aku jadikan kado terindahku untukmu di hari pernikahan kita.
Pangeran kunci surgaku, bersamamu adalah sekumpulan kisah penuh warna untuk melukis makna. Bersamamu adalah hari-hari memintal kesabaran dengan benang-benang keikhlasan untuk banyak hal istimewa yang sudah Dia janjikan. Ah, aku jadi ingin menulis sebait puisi lagi untukmu…
Cinta, telah berbilang waktu
Hariku berlalu bersamamu
Dan diri ini tak pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…
            Sekian ungkapan cinta dan sayangku yang aku wakilkan lewat rerentet aksara-aksara ini. Maafkan aku jika sampai detik ini aku belum bisa menjadi istri yang baik dan shalihah untukmu. Tapi, aku akan terus berusaha memperbaiki diri setiap waktu.
Salam rindu dari seseorang
yang teramat mencintaimu,

Dik Norma

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

DNA : Dream ‘N Action

November 2013, saat saya dan suami mendirikan DNA WRITING CLUB/DNA COLLEGE. Sejak ta’aruf –dan itu membuat keyakinan suami semakin mantap untuk menjadikan saya sebagai pendamping hidupnya- adalah  SAYA PUNYA POTENSI yang bisa saya kembangkan meskipun dari rumah. Memang sejak sebelum menikah pun (berdasarkan ceritanya) suami punya keinginan kalau nanti menikah, istrinya bukanlah seorang PNS ataupun pekerja kantoran. Suami yang bassic-nya entrepreneur ingin menjadikan rumah sebagai “kantor” bagi istrinya. Alhamdulillah, dengan semangat Dream ‘N Action, kami pun berjuang mendirikan DNA dan saya yang bertanggung jawab untuk mengelolanya. Maka cara saya berbagi –dan berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat- dengan mengajarkan anak-anak ilmu, keterampilan, potensi, passion, yang saat ini saya kuasai dan terus saya pelajari sampai nanti, yakni MENULIS. Suami sangat mendukung saya, hingga saya mampu membuktikan kalau dengan MENULIS saya pun bisa BERPRESTASI sampai tingkat Nasional dan melahirkan penulis-penulis cilik dan remaja yang berprestasi pula, juga produktif berkarya.

Alhamdulillah, saya tinggal di lingkungan perumahan yang damai dan rukun, dekat dengan masjid, lokasinya juga sangat strategis. Selama dua tahun di sini, saya merasa sangat betah. Besar harapan saya dan suami, rumah yang saat ini masih berstatus rumah kontrakan sekaligus DNA markas Banyumanik ini, suatu saat nanti sang pemilik menjualnya dan kami diberikan rezeki oleh Allah untuk membelinya. Aamiin. Para tetangga tahu profesi saya sebagai penulis karena saya pernah membagikan buku DIARY RAMADHAN karya saya, saat ada pengajian di rumah jelang bulan Ramadhan. Selain itu, para tetangga juga tahu kalau saya adalah guru les menulis dan mapel karena tiap sore banyak anak-anak yang belajar dan bermain di DNA. Alhamdulillah, kami pun berusaha aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan dan sering terlibat dalam agenda-agenda warga. Inilah sebentuk kesyukuran terindah saat kita mampu berkontribusi, memberikan manfaat –meskipun tak seberapa- kepada orang-orang di sekitar kita, terlebih pada orang-orang yang kita cintai. Semoga Allah meridhoi dan semakin memudahkan… Aamiin Yaa Rabb.




Friday, October 21, 2016

[Nice Home Work #1] : ADAB MENUNTUT ILMU

Friday, October 21, 2016 0 Comments
#NormaAmbarwati_NHW1
1.      Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini!
·         Sebagai calon ibu (saat ini saya tengah hamil 18 minggu), jurusan ilmu yang ingin saya tekuni adalah persiapan menjadi seorang ibu khususnya tentang pengasuhan anak dengan semangat “Spiritual Parenting”.
·         Sebagai seorang penulis yang saat ini mengelola sebuah lembaga pelatihan kepenulisan untuk anak-anak dan remaja (DNA WRITING CLUB) dengan jumlah murid lebih dari 50, dan juga karena menulis adalah passion saya, maka saya akan terus semangat belajar untuk menambah ilmu dan mengasah skill saya di bidang kepenulisan.

2.      Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut…
·         Ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Islam sangat memuliakan sosok seorang ibu. Atas izin Allah SWT, seorang anak dilahirkan lewat seorang ibu. Atas izin Allah SWT, seorang janin tumbuh dan berkembang dalam rahim mulia seorang ibu. Atas izin Allah SWT, seorang bayi mendapatkan asupan makanan yang tak ada duanya dari ASI seorang ibu. Subhanallah, sungguh luar biasa menjadi seorang ibu!
·         Anak merupakan buah hati dan belahan jiwa bagi kedua orang tuanya. Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga sepenuh cinta. Kehadirannya di dunia memberikan nilai dan arti yang luar biasa. Lebih-lebih apabila ia menjadi anak yang shalih dan shalihah, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan mau berbakti kepada kedua orang tuanya. Tidak mudah memang memiliki anak yang demikian membahagiakan dan membanggakan, menjadi tumpuan harapan. Untuk menciptakannya, membutuhkan perjuangan, kegigihan, dan kesabaran. Tentu juga dibutuhkan keluasan wawasan dan pengetahuan serta aneka pengalaman.
·         Di tengah arus globalisasi seperti sekarang ini, peran ibu sangat signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terutama dalam menciptakan harmonisasi keluarga serta lingkungan yang kondusif. Selain itu, seorang ibu juga dituntut untuk kreatif dalam mengarahkan potensi anak demi mendukung perwujudan cita-citanya.
·         Spiritual Parenting merupakan sebuah proses penyelenggaraan kehidupan berumah tangga atau berkeluarga yang didasari oleh aturan-aturan Allah SWT yang agung dan mulia. Orang tua spiritual akan mengizinkan anak-anak mereka menjadi apa adanya dan berbahagia dalam keunikannya. Orang tua spiritual menyediakan ‘tanah subur’ bagi anak mereka untuk menumbuhkan akar keimanan yang akan menjadi pusat dan menambatnya seumur hidupnya. Mereka memberi anak kanvas kosong untuk diisi dengan warna-warni jiwanya dan sebuah palet pengalaman untuk digambarkan sepanjang hidupnya.
·         Dalam bidang kepenulisan, saya ingin mewujudkan cita-cita saya : MENJADI SEORANG PENULIS YANG MAMPU MELAHIRKAN PENULIS. Jadi, ada transfer ilmu di sana, ada pewarisan semangat untuk terus melahirkan karya bermanfaat. Karena saya tidak ingin dikenang orang –ketika jatah hidup saya habis di dunia ini- hanya dari 3 kalimat saja : NAMA-TANGGAL LAHIR-TANGGAL WAFAT. Maka, saya harus melahirkan karya yang semoga itu bisa menjadi tabungan jariyah saya di akhirat kelak.

3.      Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
·         Mengikuti perkuliahan secara intensif dan bersungguh-sungguh di Institut Ibu Profesional.
·         Banyak membaca buku-buku parenting.
·         Belajar dan berdiskusi dengan sosok-sosok istimewa yang lebih berpengalaman, bisa dengan mengikuti seminar, talk show, atau silaturahim.
·         Mengasah passion menulis dengan terus berlatih, menjadi mentor yang profesional untuk anak didik, mengikuti pelatihan kepenulisan baik secara online maupun offline.

4.      Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
·         Senantiasa meluruskan niat dalam mencari ilmu, murni 100% hanya karena mengharapkan keridhoan Allah semata.
·         Selalu berusaha ikhlas dan pantang mengeluh atas usaha yang tengah ditekuni untuk mencapai hasil maksimal, sesuai dengan yang menjadi harapan.
·         Melaksanakan dan menyelesaikan dengan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab.
·         Lebih berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial/media online.