Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, August 11, 2009

Thursday, August 06, 2009

“8 Tips Sambut Ramadhan”

Thursday, August 06, 2009 0 Comments
Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.
Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :
1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.

3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam. (dakwatuna)

Wednesday, August 05, 2009

Lorong Kehidupan...

Wednesday, August 05, 2009 0 Comments
saat diri harus memilih...
diantara bayang-bayang kelam
menuju lorong berujung cahaya
tak ayal kaki menjadi ragu tuk teruskan langkah...
tapi hati tak mau tahu
karna keyakinan yang tlah mengendap
harus...pasti...
dan aku pun terus berjalan menyusurinya
sampai kapan, ntah ku tak tahu kapan akhirnya...

(to be continued)

Tuesday, August 04, 2009

DALAM EPISODE : MENUNGGU FAJAR MENJELANG

Tuesday, August 04, 2009 0 Comments


Biarkan pena ini menyelaraskan kembali
Suatu arti kata yang masih samar maknanya
Keheningan memaksaku kembali mencurahkan semuanya
Lewat denting sang waktu dalam tarian kata

Kegelapan menyiratkan sunyi
Sepi yang menjerat, ingin kulepas
Meski diriku pun tak kuasa...
Semua akan tetap begini
Menunggu fajar merekah kembali

Inginku bisa tersenyum, dalam hangatnya sinaran
Tapi hanya kerlip kecil gemintang yang terlihat
Malamku terasa hampa...
Meski pena ini masih setia tuliskan kata...
Kembali mensejajarkan kalimat yang penuh kandungan makna...

Kegelapan ini pasti akan pudar
Berganti cahaya yang berbinar.....

(Zona Inspirasi SUPERTWIN, 3 Juli 2009)

Dalam gelapnya malam di Kost Pink....listrik konslet critane...^_^

BAHAGIANYA ORANG IKHLAS

Tuesday, August 04, 2009 0 Comments
Berpikirlah terus, bagaimana caranya agar amal kita diterima Allah. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat. "Ketahuilah, hari ini adalah hari Allah. Tidak boleh ada kesombongan dan sikap melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian untuk berjihad dan carilah ridha Allah dengan amal kalian". Inilah yang disampaikan Khalid bin Walid di hadapan komandan pasukannya menjelang Perang Yarmuk.

Tak lama kemudian, datanglah utusan Khalifah membawa sepucuk surat untuk Khalid bin Walid. "Pedang Allah" ini segera membacanya. Di dalamnya tercantum beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar dan dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan Umar bin Khathab. Yang terpenting, Khalifah Umar mencopot jabatan panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya.

Bagaimana sikap Khalid? Ia menerima pemberhentian tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan emosi terpancar dari wajahnya. "Aku tidak berperang untuk Umar. Aku berperang untuk Tuhannya Umar," demikian ungkapnya.

Ia segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang habis-habisan di bawah komando mantan anak buahnya tersebut. Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.

Saudaraku, betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah, betapa mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi perjuangannya adalah Allah, bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.

Kita harus mulai mengevaluasi diri. Boleh jadi kita sibuk beramal, namun tidak sibuk menata niat. Sehingga amal-amal yang kita lakukan tidak ada nilainya di hadapan Allah. Seorang ibu mengandung selama sembilan bulan, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa sakit, bila kehamilannya itu disikapi dengan keluhan. Demikian pula seorang bapak yang siang malam bekerja, ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lelah, bila tidak karena Allah. Karena itu, jangan hanya sibuk beramal, tapi sibukkan pula dengan meluruskan niat.

Bagaimana agar kita bisa ikhlas? Tekniknya sederhana. Pusatkan pikiran dan amal hanya untuk Allah. Berpikirlah, bagaimana agar amal kita diterima Allah. Titik. Tidak usah mengharap balas jasa, pujian, atau keuntungan sesaat. Lakukan yang terbaik, sampaikan dengan cara terbaik, berikan yang terbaik, dan dengan hati terbaik.

Saudaraku, orang ikhlas itu pasti bahagia dalam hidupnya. Sebab, Allah SWT akan menganugerahkan enam ciri (keutamaan) dalam hidupnya.

[1] Jarang kecewa terhadap dunia. Orang ikhlas tidak mengharapkan apapun dan dari siapapun. kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari mempersembahkan. Sebaliknya, orang yang tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup, karena banyak berharap dari makhluk.

[2] Tidak pusing dengan penghargaan. Baginya orang ikhlas dipuji atau dicaci sama saja, asalkan apa yang ia lakukan benar caranya dan lurus niatnya.

[3] Tidak membeda-bedakan amal besar dan amal kecil. Orang ikhlas tidak sibuk melihat besar kecilnya amal. Ia hanya sibuk dengan apa yang disukai Allah. Tidak ada yang kecil di hadapan Allah. Yang kecil hanyalah amal yang tidak ikhlas.

[4] Nikmat berbuat amal. Kebahagiaannya bukan dari mendapatkan pujian, namun dari optimalnya amal. Karena itu, orang ikhlas akan tangguh dan istikamah dalam ibadah.

[5] Tidak menonjolkan "bendera". Orang ikhlas tidak berjuang untuk satu kelompok tertentu. Ia berjuang hanya untuk Islam. Kelompok/bendera hanyalah sarana/alat untuk mencapai tujuan.

[6] Tidak ditipu setan. Allah SWT mengabadikan ucapan Iblis dalam Alquran. "_pasti aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas" (QS Al Hijr [15]: 39-40). Wallaahu a'lam.

( KH Abdullah Gymnastiar )

Sunday, August 02, 2009

GOA SUNYI DI HATI INI

Sunday, August 02, 2009 1 Comments


Sejenak ku termenung...
Mencoba mengajak bercengkerama cakrawala senja
Akhirnya ia pun pergi meninggalkan keremangan di hati ini...
Malampun semakin gencar menawarkan kebisuannya

Selimut sang malam sudah melingkupi bumi
Bintang gemintang tersenyum genit
Berteman tarian angin gemulai
Dan sang rembulan pun semakin berkuasa menduduki tahta kelam...
Suasana malam yang menghadirkan goa sunyi di hati ini..
Entah kenapa...........atau karena siapa???

Oh Tuhan....
Terasa berat kaki ini melangkah
Menapaki duri-duri terjal...
Menghancurkan benteng penghalang dalam diri
Mencoba keluar dari keterasingan
Tapi ku tetap merasa terasing dari diriku...
Merasa terbuang dari hidupku
Separuh masa yang tlah hilang...
Membenamkanku dalam lumpur kehampaan...

Tuhan...tak ada pernath-Mu membenarkan...
’tuk hancurkan isi dunia
Dan menghentikan episode perjalanan ini
Tanpa izin dari-Mu...

Kumelihat kehancuran dan kenistaan akan bertepuk tangan
Sementara insan yang lemah ini akan meratap tangis...
Sedih....pahit...luka....dan kecewa....!!!
Sesekali bukanlah kemenangan dan kebahagiaan yang tercipta
Namun lubuk hati ini tlah tersumbat pembuluh darah kesepian dan kenistaan yang tiada bertepi
Tapi tetap ku coba tuk mencari makna kesendirian ini...

Goa sunyi di hati ini.....
Izinkanku mencoba tuk gaungkan kembali kedamaian yang dulu pernah tercipta
Izinkanku mencoba tuk menggemakan kebahagiaan...
Agar tak ada lagi ratap tangis dan sayatan luka yang menggores hati...
Meluluhkan jiwa...
Sampai cahaya perhiasan langit menerobos sela-sela bumi
Sampai mentari menamparku dengan keagungan sinarnya....

Research Area ‘n Zona Eksperimen

Sunday, August 02, 2009 0 Comments
• Belajar menjadi seorang peneliti karena sebuah tuntutan yang memang harus segera dikerjakan dan diselesaikan. Yups, perjalanan seorang pencari gelar S.Si. hmmm, Sarjana Science…
• Dan semuanya bermula di Research Area, bertempat di Laboratorium Biologi Lantai 1 Gedung A FMIPA UNS. Klo kita sering menyebutnya “Lab nya Mas Munir dan Mas Adnan”. Research Area adalah tempat ku mengawali penelitian tugas akhirku sebagai seorang mahasiswi…
• Kubuka kembali buku “THE JOURNEY OF MY LIFE NUNGMA 2009”, kala itu hari Jumat tanggal 3 April 2009 bertempat di Researh Area 1, berkumpul 9 mahasiswa yang mendapatkan Hibah PHK-A2 Research Grand 2009 bersama beberapa dosen pembimbing yang mendapatkan “proyek” tersebut. Mahasiswa yang mendapatkan Hibah PHK-A2 Research Grand 2009 diseleksi berdasarkan rangking IPK di angkatan 2006. Alhamdulillah, aku bisa jadi bagian diantara mereka…
• Ada 3 tema besar yang ketiganya kemudian menjadi 9 subjudul…system yang digunakan untuk membagi ke-9 sub judul itu dengan mekanisme “UNDIAN”. Detik-detik yang menegangkan…tapi ku hanya bisa pasrah dan siap menerima kenyataan. Namaku yang muncul pertama kali, kemudian mita, tanti, dst. Aku jadi satu tim dengan Mita dan Tanti, dan kemudian kita menamakan tim kita dengan sebutan “TIM AMBRE” dengan pembimbing utama Bu Dinar dan Bu Rita. 2 tim yang lain juga punya nama, yaitu : “TIM GANYONG” yang beranggotakan Santi, ulfa, dan Wintang dengan dosen pembimbing utama Bu Nita. Sedangkan tim satunya bernama “TIM SENGGANI”, yang beranggotakan Tikno, Ida , dan Esty dengan dosen pembimbing utama Bu Estu. Hmmmm…
• Awalnya, judulku :”Uji Mutagenesitas Ekstrak Kloroform Daun Ambre (Geranium radula Cavan.) terhadap bakteri Salmonella typhimurium TA 97, TA 98, dan TA 100 dan Profil Kandungan Kimianya”. Tapi, seiring berjalannya waktu judulku diganti oleh dosen pembimbingku : “Uji Toksisitas Fraksi Daun Ambre (Geranium radula Cavan.) terhadap Artemia salina Leach. dan Profil Kandungan Kimia raksi Teraktif”.
• Uji Toksisitas yang ku lakukan menggunakan Uji BST dengan perhitungan kematian larva Artemia sebagai indicator tingkat toksisitasnya.
• Tanggal 29 Mei…SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN!!! Prestasi yang kuberikan untuk diriku sendiri : menjadi mahasiswa angkatan 2006 yang seminar proposal penelitian pertama kali!!! Hmmm…senang sekaligus agak menegangkan. Tapi Alhamdulillah, aku dapat melaluinya dengan baik. Hehe..ketawa kalo inget “mengembangbiakkan” VS “membudidayakan”…^_^

• Penelitian pun dimulai…Revisi proposal juga segera diselesaikan. Briefing intense dengan dosen pembimbingku.
• Tahap pertama, kita melakukan maserasi di Research Area 2 (Lab Pusat Biologi). Tim Ambre selalu kompak (tim yang lain gak boleh ngiri ya..), sampai kita bertiga tertidur saat rotary hasil maserasi Ambre gara-gara kloroform…bikin kita melayang-layang. Kalo Bu Dinar bilang, sampai jalan beliau zig-zag. Hehehe…Kloroform oh kloroform…
• Ekstrak yang didapatkan kemudian diuapkan. Tahap berikutnya PARTISI menggunakan sentrifuge. Hasil Partisi ku UJI BST. 4x uji BST belum berhasil. Nah, baru uji yang ke-5 mulai menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Uji BST 4-5 ku kerjakan di Zona Eksperimen yang bertempat di Kost Pink lantai 3, tepatnya di kamarnya Tika Ngapax.

BST = Bisa-Sukses-Totalitas
BST = Berani-Semangat-Tekun
BST = Bersyukur-Sabar-Tawakal


• Setelah monitoring dengan Uji BST, serta KLT, proses selanjutnya kita melakukan FRAKSINASI di Research Area 1 dengan menggunakan kolom grafitasi plus beberapa jenis pelarut. Fraksi yang didapatkan kemudian diuapkan dan dimonitoring dengan KLT. Ad cerita lagi dari Tim Ambre tanggal “29 Juli 2009”. Semoga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Tim Ambre. Amiiiinnnn…………..
• Setiap kali Tim Ambre ngelab, Bu Dinar selalu setia menemani…Duh, senangnya!!! Berat juga jika nanti bulan September harus berpisah dengan beliau karena beliau mendapatkan beasiswa S3 di negeri Belanda. Hmmm…doain moga Nungma bisa nyusul ya Bu…Amin!!!
• Masih akan ada cerita yang lebih seru lagi di Zona Eksperimen dan Research Area bersama Tim Ambre, Nungma-Mita-Tanti.

• I LOVE TIM AMBRE!!!! AMBRE….SEMANGAAAAAAAAAT!!!

DAHSYATNYA SEDEKAH

Sunday, August 02, 2009 0 Comments
Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.

Suatu hari datanglah dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita tentang sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bus antarkota, beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan, bus yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwat itulah yang selamat dengan tidak terluka sedikit pun.

Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya waktu itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafadzkan zikir.

Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, inilah sebagian dari keutamaan bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya pada saat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka. ALLAH adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang hampir setiap desah napas selalu membangkang perintah-Nya, Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira. Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, pasti akan kembali kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada di genggaman kita.
Demi Allah, semuanya datang dari Allah yang Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh keikhlasan. Kemudian kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak. Dari pengalaman kongkret kedua akhwat di atas, dengan penuh keyakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya. Boleh jadi, inilah yang menyebabkan Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan sedekah. Saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.

Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah: 261). Seruan Rasul itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, "Ya Rasulullah, harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah". "Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan," jawab Rasulullah SAW. Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. "Ya Rasul, saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya," ujarnya.

Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam. Kenapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan untuk bersedekah? Tiada lain karena mereka yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan pelipat ganda rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.
Allah menjawab, 'Ada, yaitu besi'. Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?'. Allah menjawab, 'Ada, yaitu api'. Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?'. Allah menjawab, 'Ada, yaitu air'. 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?,' tanya para malaikat. Allah pun menjawab, 'Ada, yaitu angin'. Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'. Allah yang Mahagagah menjawab, 'Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya'." Wallahu a'lam bish-shawab.

( KH Abdullah Gymnastiar )

Tarbiyah, Sebuah Proses Pembentukan

Sunday, August 02, 2009 0 Comments
Ust. Abdul Muiz, MA

Pengertian Tarbiyah secara bahasa tansyiah (pembentukan), riayah (pemeliharaan), tanmiyah (pengembangan), dan taujih (pengarahan)
Maka proses tarbiyah yang kita lakukan dengan menggunakan sarana dan media bermacam-macam, seperti halaqah, tatsqif, ta’lim fil masjid, mukhoyyam, lailatul katibah dan lainnya harus memperhatikan empat hal di atas sebagai langkah-langkah praktis untuk sampai pada tujuan strategis, yaitu terbentuknya pribadi muslim atau shalih mushlih.
1.Tansyi’ah (Pembentukan)
Dalam proses tansyi’ah harus memperhatikan tiga sisi penting, yaitu:
a. Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah
Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti qiyamul lail, shaum sunnaah, tilawah Qur’an, dzikir, dan lain-lain. Para murabbi harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah ruhiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalasah ruhiyah, dalam membentuk pribadi mutarobbi pada sisi ruhiyah ma’nawiyahnya dirasakan serta disadari oleh mutarobbi bahwa ia sedang menjalani proses pembentukan ma’nawiyah ruhiyah. Jangan sampai mabit hanya untuk mabit.

b. Pembentukan fikriyah tsaqafiyah
Sarana dan media tarbiyah tsaqofah harus dijadikan sebagai sarana dan media yang dapat membentuk peserta tarbiyah pada sisi fikriyah tsaqafiyah, jangan sampai tatsqif untuk tatsqif dan ta’lim untuk ta’lim, tetapi harus jelas tujuannya bahwa tatsqif untuk pembentukan tasaqofah yang benar dan utuh, ta’lim untuk tsaqofah fid dien dan ini harus disadari dan dirasakan oleh murabbi dan mutarobbi.

c. Amaliyah harakiyah
Proses tarbiyah selain bertujuan membentuk pribadi dari sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqafiyah juga bertujuan membentuk amaliyah harakiyah yang harus dilakukan secaa bebarengan dan berkisanambungan seperti kewajiban rekruitmen dengan da’wah fardiyah, da’wah amah dan bentuk-bentuk nayrud tarbiyah lainnya, serta pengelolaan halaqoh tarbiyah yang baru sehingga sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah teraktualisasi dan terformulasikan dalam bentuk amal nyata dan kegiatan riil serta dirasakan oleh lingkungan dari masyarakat luas.

2.Ar-Riayah (Pemeliharaan)
Kepribadian Islami yang sudah atau muai terbentuk harus dijaga dan dipelihara ma’nawiyah, fikriyah tsaqofiyah dan amaliyahnya dan ditaqwin (dievaluasi) sehingga jangan sampai ada yang berkurang, menurun atau melemah. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ibadah ritual, wawasan konseptual, fikrah dan harakah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Tidak ada penurunan dalan tilawah yaumiyah, qiyamul lail, shaum sunnah, baca buku, tatsqif, liqoat tarbiyah dan aktifitas da’wah serta pembinaan kader.

3. At-Tanmiyah (Pengembangan)
Dalam proses tarbiyah, murabbi dan mutarobbi tidak boleh puas dengan apa yang ada dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, apalagi menganggap sudah sempurna. Murobbi dan mutarrobbi yang baik adalah murobbi dan mutaroobi yang selalu memperbaiki kekurangan dan kelemahan serta meningkatkan kualitas, berpandangan jauh ke depan, bahwa tarbiyah harus siap dan mampu menawarkan konsep perubahan dan dapat mengajukan solusi dan berbagai permasalahan umat dan berani tampil memimpin umat. Oleh karenanya kualitas diri dan jama’ah merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan dalam proses tarbiyah.

4.At-Taujjh (Pengarahan) dan At-Tauzif (Pemberdayaan)
Tarbiyah tidak hanya bertujuan untuk melahirkan manusia yang baik dan berkualitas secara pribadi namun harus mampu memberdayakan dan kualitas diri untuk menjadi unsure perubahan yang aktif dan produktif (Al muslim as shalih al mushlih).
Murobbi dapat mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan mutarobbinya sesuai dengan bidang dan kapasitasnya. Mutarobbi siap untuk diarahkan, ditugaskan, ditempatkan dan difungsikan, sehingga dapat memberikan kontribusi riil untuk da’wah, jama’ah dan umat, tidak ragu berjuang dan berkorban demi tegaknya dienul Islam.
“Dan di antara orang-orang yang beriman itu ada orang-orang yang menjadi apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di anatra mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya

Indikasi keberhasilan tarbiyah bisa dilihat pada peran dan kontribusi kader dalam penyebaran fikrah, pembentukan masyarakat Islam, memerangi kemungkaran, memberantas kerusakan dan mampu mengarahkan dan membimbing umat ke jalan Allah. Serta dalam keadaan siap menghadapi segala bentuk kebatilan yang menghadang lajunya da’wah Islam
“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. 9:111

Semoga Allah selalu bersama kita dan kemenangan memilih kepada kita.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

URGENSI TARBIYAH ISLAMIYAH

Sunday, August 02, 2009 0 Comments
Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam. Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain.
Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang muttaqin.

ARTI PENTING TARBIYAH ISLAMIYAH
Barangkali tidak akan ada yang menyangkal bahwa Muslim yang istiqomah dengan Islam atau dengan kata lain yang berpegang teguh pada din Allah merupakan modal dasar terbenuknya masyarakat Islam. Ia adalah batu bata yang dapat disusun menjadi bangunan. Semakin tinggi dan besar suatu bangunan maka semakin memerlukan batu bata yang kuat dan kukuh. Di sisi lain berpegang teguh dengan din Allah adalah dasar umum bagi penyelesaian krisis keimanan yang melanda kaum muslimin terutama para pemudanyya. Karena ittu peranan tarbiyah dalam upaya mengatai munculnya gejala krisis konfedensi di kalangan kaum muslimin yang diakibatkan oleh derasnya arus ghazwl fikri (perang pemikiran) semakin jelas. Secara ringkas urgensi dari tarbiyah Islamiyah ini terlihat jelas pada peranannya dalam kehidupan ini.

1. Membentuk generasi yang Islami

Pendidikan islami (tarbiyah Islamiyah) adalah satu-satunya cara terbaik dalam membentuk individu berkepribadian, masyarakat yang ideal dan peradaban kemanusiaan yang tinggi. Hubungan ketiga aspek tersebut saling terkait, karena terbentuknya masyarakat ideal. Sedangkan terbentuknya masyarakat ideal merupakan medium terbentunya peradabn kehidupan manusia yang tinggi.
Apabila ketiga aspek tersebut terwujud maka akan melahirkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan hidup. Semua itu dapat diwujudkan melalui Tarbiyah Islamiyah.

2. Merupakan kebutuhan manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang mempunyai insting, watak, dan kecenderungan yang berbeda-beda. Ada orang yang didalam kehidupannya dijajah oleh nafsu. Perilaku tersebut tidak ubahnya seperti binatang. Tetapi ada pula manusia yang mampu meningkatkan derajadnya ke tingkat yang paling tinggi. Namun ada juga manusia yang mengikuti kehendak syetan.
Jika manusia dibiarkan dengan kecenderungan dan watak masing-masing tanpa ada upaya pembentukan melalui media pendidikan yang sesuai dengan fitrah kejadiannya, niscaya panorama bumi akan diwarnai dengan kezaliman dan permusuhan.
Sehubungan dengan itu satu-satunya media untuk menyelamatkan manusia dari kenistaan dan jeratan konflik akibat adanya pertentangan ialah tarbiyah islamiyah yang menyeluruh terutama pembinaan iman dan keyakinan.

3. Tarbiyah Islamiyah adalah suatu kewajiban agama
Pendidikan islam adalah wajib, karena ia merupakan sarana terlaksananya kewajiban din yaitu ibadah. Ta’lim adalah bagian dari tarbiyah dan ibadah tidak sah tanpa mengetahui hokum dan syarat sahnya ibadah. Atas dasar tersebut Rasulullah SAW bersabda “ Menuntut ilmu itu ajib bagi setiap Muslim”.

Itulah beberapa bukti dan pertimbangan yang memastikan urgensi tarbiyah islamiyah salam kehidupan. Tetapi perlu kita sadari bahwa tanpa adanya tarbiyah yang terarah dan sistemik mustahil akan mencetak insan yang memiliki Syakhsiyah Islamiyah.

PENGERTIAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Dari segi bahasa tarbiyah islamiyah bermakna: Rabba-yarbu (tumbuh berkembang), rabbiya-yarba (tumbuh secara alami), rabba-yarabbu (memperbaiki, meningkatkan). Sedangkan secara istilah Tarbiyah Islamiyah adalah memperbaiki sesuatu, menjaga serta memeliharanya.
Tarbiyah memiliki pengertian cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung (dengan kata-kata) ataupun secara tidak langsung (dengan keteladanan) untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik

Tarbiyah Islamiyah berarti proses mempersiapkan orang dengan persiapan yang menyenuh seluruh aspek kehidupan meliputi jasmani, ruhani, dan akal pikiran. Demikian juga dengan kehidupan duniawinya, dengan segenap aspek hubungan dan kemaslahatan yang mengikatnya, dan kehidupan akhirat dengan segala amal yang sihisabnya yang membuat Allah ridha atau murka.

Jadi secara ringkas tarbiyah islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang saleh, yakni agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan tindakannya secara keseluruhan. Keseimbangan potensi yang dimaksud adalah hendaknya jangan sampai kemunculan potensi menyebabkan lenyapnya potensi yang lain atau suatu potensi sengaja dimandulkan agar muncul potensi yang lain.
Juga keseimbangan antara potensi ruhani, jasmani, dan akal pikiran, keseimbangan antara kebutuhan primer dan sekundernya, antara cita-cita dan realitasnya, antara jiwa ambisi pribadi dan jiwa kebersamaannya, antara keyakinan kepada alam ghaib dan keyakinan pada alam kasat mata, keseimbangan antara makan, minum, pakaian, dan tempat tinggalnya, tanpa adanya sikap berlebih-lebihan si satu sisi dan pengabaian di sisi yang lain. Benar-benar keseimbangan yang mengantarkan pada sikap yang adil dalam segala hal.

TUJUAN TARBIYAH ISLAMIYAH

Secara umum terbiyah islamiyah bertujuan membentuk manusia yang hanya beribadah kepada Allah SWT dan memakmurkan bumi hanya dengan aturan-aturan Allah baik yang berupa wahyu atau pun sunatullah, sehingga lahir suasana kehidupan yang islami di bumi ini.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut dijabarkan dalam tiga tujuan utama dari tarbiyah islamiyah, yaitu:
1. Terbentuknya Tashawur (persepsi) Islami yang jelas.
Islam sebagai din, sebagai pedoman hidup dari Allah SW mencakup seluruh aspek kehidupan dan perilaku untuk seluruh zaman dan ummat manusia. Ketidakmenyeluruhan persepsi terhadap Islam akan mengakibatkan Islam terisolasi dari pentas kehidupan, juga menjadi sumber bid’ah, khurafat, takhayul, dan tradisi jahiliyah serta berbagai kontradiksi. Bahaya persepsi yang parsial (Juz’I) dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al Baqarah:85 sedangkan kejelasan dan keuniversalan Islam terlihat pada firman Allah Q.S. An-Nisaa’:89.

2. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah (pribadi yang Islami)
Pribadi yang Islami adalah pribadi yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai bahan utama pembentuk kepribadiannya, sehingga identitas dirinya benar-benar mencerminkan keislamannya.
Komponen dasar bagi terbentuknya kepribadian seseorang adalah keyakinan, pendirian, perasaan, pemikiran, watak, performa, dan perilaku. Dan akidah islamiyah adalah dasar pembentukan dari semua komponen tersebut.
Tarbiyah ilamiyah diharapkan menghasilkan buah yang baik. Buah yang diharapkan dari pembinaan islami (tarbiyah islamiyah) adalah terciptanya sosok pribadi Muslim yang ideal, pribadi muslim yang kaffah. Yaitu pribadi muslim yang mengimplemetasikan nilai-nilai Islam secara keseluruhan, tidak hanya bagian per bagian.
Beberapa deskripsi tentang pribadi muslim yang kaffah yang harus diketahui oleh seorang muslim, antara lain:

1. Lurus aqidahnya
Kelurusan akidah merupakan pokok terpenting bagi pribadi muslim. Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW pertama kali dapat ditelusuri bahwa ayat-ayat Al Qur’an Makiyyah turun selama 13 tahun yang menjelaskan kalimat Laailaaha illallah. Yang demikian itu karena din ini seluruhnya tegak di atas kalimat Laa ilaaha illallah. Memahamkan pada manusia bukan membuat tertarik pada cabang-cabang Islam saja, namun dengan pemahaman akidah dalam hati mereka yang kemudian secara otomatis akan melaksanakan segala syariatnya.

2. Benar Ibadahnya
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa perkataan, kepasrahan, dan ketundukan yang sempurna serta membebaskan diri dari segala yang bertentangan. Dengan demikian serang muslim harus paham bahwa ibadah kepada Allah merupakan kebutuhan dan kepentingan manusia, baik ibadah khusus (khashah), shalat, puasa, zakat, dsb. Ataupun ibadah umum (ammah), menuntuk ilmu, jual beli, dsb. Seorang muslim dalam beribadah haruslah benar yaitu niat ikhlas karena Allah dan berdasar atas syariat Islam.

3. Terpuji Akhlaknya
Islam mengatur dalam segala aspek dari mulai bangun tidur smpai pada pagi berikutnya. Sehingga gerak langkah seorang muslim senantiasa indah karena mengikuti irama kehidupan yang diatur oleh Allah SWT. Seorang muslim yang berakhlak membawa dampak tidak hanya pada dirinya sendiri tapi juga lingkungan sekitar. Sehingga nantinya akan tercipta umat yang berakhlak mulia. Kesempurnaan iman seseorang dapat dilihat dari kualitas akhlaknya.

4. Berwawasan Luas
Wawasan disini bermaksud senantiasa memikirkan sesuatu yang membangun, memperbaiki bukan membuat hal yang tidak berguna, dan menjauhkan diri dari sifat yang merendahkan. Karena pentingnya berwawasan luas inilah maka setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa menuntut ilmu, baik ilmu keagamaan maupun ilmi-ilmu alam dan ilmu yang lainnya.

5. Kuat Fisiknya
Rasulullah bersabda “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah pada keduanya ada kebajikan” (HR. Muslim)
Rasulullah telah menegaskan pentingnya pembentukan badan yang sehat dan menjaga dari berbagai penyakit. Kewajiban dan tanggung jawab pribadi muslim ideal tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya badan/fisik yang sehat.

BY : UKKI UNSOED TEAM