Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, October 05, 2012

Saat SUPERTWIN “disetrap” EDCOUSTIC

Friday, October 05, 2012 0 Comments



Bandung, 24 Desember 2011

“Kumandang cinta bergema hingga ke hati
Lafaz-lafaz asmara memanggil jiwa y
ang rapuh
Rapuhnya aku, Kau Maha Tahu
Pagi siang malam dunia y
ang kutuju
Saat kujatuh baru ku sadar, Kau lah segalanya…

Tuhan kuangkat kedua tanganku
Sudikah Engkau menerima cintaku?
Berdarah-darah akan kutempuh
Menggapai tarikat Cinta-Mu

Tujuh surga pun aku tak pantas
Menerima diri yang bersimbah dosa
Kuharap cinta dan ampunan-Mu
Setinggi arsy-Mu, seluas semesta cinta...”

-7 SURGA
by: EDCOUSTIC-

Tembang yang pas banget dan terdengar syahdu di telinga ini sudah terdengar pasca Subuh di RedZone menemani SUPERTWIN bergegas menyiapkan segudang rencana dan aktivitas hari ini.Bismillahirrahmanirrahiim… semoga semakin indah, mudah, dan full barokah! Semangat pagiii! ^^v

Pagi ini SUPERTWIN keluar kos Pelangi Bangbayang sekitar jam 07.00 kemudian kita sarapan bareng beli lontong khas Padang. Hm, jadi kangen mbolang ke Padang nih! Pasca sarapan, kita jalan lagi menuju Pasar Simpang Dago. It’s time for shopping! Beli beras, sayur-sayuran, bumbu dapur, sak wadyabalane. Ada kisah seru saat kita beli kangkung. Penjualnya bertanya, “Teteh kakak-adik, ya?”. SUPERTWIN pun kompak menjawab, “Kami kembar kok, Bu!”. Ibunya O…panjang, sambil bilang, “Ibu tadi mau bilang gitu tapi takut salah. Teteh berdua mirip banget sih? Ibunya Teteh ngelahirin langsung dua ya? Hm…”. SUPERTWIN bilang lagi, “Iya, bu. Langsung dua dan semoga rezekinya pun dobel. Hehe…”

Ibu penjual sayur yang supel itu kembali bertanya, “Teteh kan lahirnya barengan, nikahnya nanti juga mau barengan dong?” SUPERTWIN saling berpandangan dan tersenyum penuh arti. “Hm… Insya Allah, Bu. Penginnya gitu, Bu. Mohon doanya, ya Bu!” Dan Ibu penjual sayur itu pun mendoakan kita dengan sangat luaaar biasa. Wow! Belanja sayur bonus doa-doa super kereeen nih… xixixi.

***
Jam 09.30 SUPERTWIN melanjutkan aksi mbolangnya ke Jalan Dipati Ukur, tepatnya ke Rabbani. Sipp, Aisya mau ngecek pamflet agenda “FROM ZERO to MAESTRO” sekalian SUPERTWIN pengin beliin Ibuk jilbab langsung warna putih.

Sekitar satu jam kita di Rabbani then melanjutkan perjalanan ke Cihampelas Walk(Ciwalk), agenda selanjutnya kita nonton bareng film “HAFALAN SHALAT DELISA”. Beli tiket, makan siang di Tong-Tong dengan menu yang istimewa lengkap dengan “es kacang merah mochi”. Uhuy…sesuatu banget deh! Hajaaar… Akhirnya, bisa melepas kerinduan pada es kacang merah. Setelah selesai, lanjut shalat Dhuhur dan jam 13.15 SUPERTWIN dah standby lengkap dengan tissue yang kita letakkan di tengah. Hihi… persiapan kalau nanti mingsekmingsek.com ^^v.

Refleksi 7 tahun tsunami Aceh: 26 Desember 2004 – 26 Desember 2011. “Tsunami Aceh telah merenggut segalanya kecuali senyumannya.” Hikshiks… Tangis kita berdua pecah saat Delisa berkata kepada Ibunya pasca Delisa, Ibu, kak Fatimah, si kembar Aisyah dan Zahra shalat berjamaah:
“Ibu, Delisa sangat mencintai Ibu karena Allah…”
SUPERTWIN langsung mingsekmingsek… dan banyak adegan mengharu biru lainnya yang membuat kita tak henti mengusik kedamaian si tissue dari wadahnya. Kereeen deh!

 Ada salah satu hikmah yang juga membuat kita berdua senyam-senyum penuh arti, hm… menjadi seorang suami/ laki-laki itu juga harus bisa memasak. Hihi…

Alhamdulillah, banyak pelajaran berharga dari film yang diambil dari novel Tere Liye itu. Lain waktu, Insya Allah akan kita ceritakan di tulisan tersendiri.
***
SUPERTWIN  bergegas kembali ke kost, bersiap, dan jam 17.00 kita melanjutkan perjalanan menuju Daarut Tauhid. Bismillah, semoga tidak macet karena sore ini malam Natal.

Surprise oey! Ternyata meski kita gak janjian, ternyata kita kompakan memakai baju model sama, baju favorit kita yang dulu menjadi saksi saat kita menjejak di kota Palembang. Redholic ‘n Greenholic… Uhuy, SUPERTWIN bener-bener sehati deh! :)

Alhamdulillah, meskipun jalanan padat tapi macetnya tidak terlalu parah. Sampai di kompleks Daarut Tauhid bertepatan dengan adzan Maghrib bonus gerimis rintik-rintik. Subhanallah, syahdu banget!

Pasca sholat, kita menuju Daarul Hajj, tempat yang akan digunakan untuk konser eksklusif hits satu dekade EDCOUSTIC. Baru saja kita menginjakkan kaki tepat di depan pintu ruangan, bersamaan dengan hujan yang mengguyur cukup deras. Alhamdulillah, hujan adalah keberkahan. Dan semoga pertemuan SUPERTWIN dengan orang-orang luar biasa malam ini juga penuh dengan keberkahan. Aamiin…

Bersua dengan panitia yang notabene Aisya sudah kenal. Kemudian SUPERTWIN pun memilih kursi depan yang cukup strategis. Sipp… tak lupa bertegur sapa dan kenalan dengan orang kanan-kiri. Nambah saudara sekaligus promo buku “THE SECRET OF SHALIHAH”-nya Aisya Avicenna. Hehe… Manteeebz!

Kebahagiaan luar biasa selanjutnya, saat Keisya akhirnya bertemu dengan Teh Yunita Fitricia, sang manajer EDCOUSTIC yang semula Keisya hanya kenal di FB. Meskipun beliau juga sahabatnya Aisya di Life School, tapi Keisya benar-benar pengin bisa kopdar sama muslimah luar biasa itu. Dan malam ini, Allah Swt memberikan kesempatan istimewa kepada Keisya untuk bisa bertemu dengan Teh Yunita. Wow… ^^v

Update status dulu, ah… hehe.
Atas izin-Nya, di "JALAN MASIH PANJANG" ini, "AKU INGIN MENCINTAI-MU SETULUSNYA", Ya Rabb...tetap "MENJADI DIRIKU" sendiri sbg wujud kesyukuran atas "MUHASABAH CINTA" tertinggiku hanya pada-Mu! Saat aku merasa "SENDIRI MENYEPI", saat resah terasa tak bertepi, dan "DI PERSIMPANGAN AKU BERDIRI"...ya, saat harapan suci itu masih tersembunyi di hati. Qalbu yang berkata, "NANTIKANKU DI BATAS WAKTU"! Insya Allah, kelak kita akan bertemu pada masa yg tepat dan terbaik, "DUHAI PENDAMPINGKU"! Suatu masa yang akan kita renda bersama mjd taman surga, masa bahagia saat kita berucap "SEBIRU HARI INI"setiap harinya..biru yang tidak hanya menyenangkan namun jua menenangkan.
#Launching album hits satu dekade EDCOUSTIC @Daarut Tauhid

***
Ba’da shalat Isya’, konser pun dimulai. Diawali dengan tasmi’ dari Gibraltar. Bocah kecil hafal 3 juz yang sungguh inspiratif! (SUPERTWIN tadi sempat ngobrol dengannya sebelum acara dimulai). Detik berikutnya, hadirlah 3 sosok munsyid:
1.     Ali Sastra yang membawakan tembang “DI PERSIMPANGAN AKU BERDIRI.”
“Di persimpangan, aku berdiri membisu
Harusku putuskan kemanakah ku melangkah…”

2.     Bima bersenandung “PERTENGKARAN KECIL”.
“Bila ingat kembali janji persahabatan kita, takkan mau berpisah karna ini… Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah, karena aku ingin tetap sahabatmu…”

3.     Fika Mupla menyanyikan tembang “AKU INGIN MENCINTAI-MU”. Kemudian mereka pun menyanyi bertiga.
“Aku ingin mencintai-Mu setulusnya, sebenar-benar aku cinta, dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku. Aku ingin mendekatimu selamanya, sehina apapun diriku. Ku berharap untuk bertemu dengan –Mu, Ya Rabbi…”

Performa luar biasa selanjutnya dari Kang Aden dan Kang Eggie. Hm, “NANTIKANKU DI BATAS WAKTU” euy!
“Sungguh, walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku… Namun, penantianmu pada diriku jangan salahkan… Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang nanti, ku bawa kau pergi ke syurga abadi. Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu, nantikanku di batas waktu…”
[SUPERTWIN meresapi bener-bener deh! :)]

Penampilan berikutnya dari Fika Mupla, pelantun tembang “DOA QALBU”:
“Doa qalbu…tak bisa aku bendung, deras bak hujan di gurun sahara. Hatiku yang gersang terasa oh tenteram. Hanya Engkau yang tahu siapa aku, tetapkanlah seperti malam ini. Sucikan diriku... selama-lamanya...”

Selanjutnya Kang Aden dan Kang Eggie kembali melantunkan tembang andalan yang berbahasa Jepang. Yupz, “KAMISAMA”.
“Kamisama, yoruga otozureta toki
Kamisama, tai you ga sizumu to doujini...”

Pada kesempatan kala itu, ada Ust. Nandang (ayahnya Gibraltar) yang memberikan informasi sekaligus promosi Al Qur’an cetakan terbaru Mushaf Al-Burhan, ada yang khusus untuk wanita dengan variasi warna yang mempesona. Sayangnya, yang Keisya pengin belum ada yang warnanya hijau.

Aksi EDCOUSTIC selanjutnya adalah penampilan Kang Aden duet dengan Kang Fika Mupla. Sebelum tembang terbaru mereka “7 SURGA” terlantun, ada video singkat (lebih tepatnya video konyol gubahan fil 3 IDIOTS) yang menceritakan sejarah kerjasama mereka dalam lagu “7 SURGA”.

“...Tujuh surga pun aku tak pantas. Menerima diri yang bersimbah dosa. Kuharap cinta dan ampunan-Mu. Setinggi arsy-Mu, seluas semesta cinta...”

Perform EDCOUSTIC selanjutnya mengingatkan SUPERTWIN saat berkiprah di ranah per-nasyid-an  zaman kuliah dulu. Ihiiir, mantan vokalis STREAM nih! (Seni dan Teater Akhwat MIPA). Dan tembang “MENJADI DIRIKU” adalah salah satu tembang andalannya STREAM.
“Tak seperti bintang di langit. Tak seperti indah pelangi. Karna diriku bukanlah mereka, ku apa adanya. Wajahku kan memang begini, sikapku jelas tak sempurna. Ku akui ku bukanlah mereka, ku apa adanya. Menjadi diriku dengan segala kekurangan. Menjadi diriku atas kelebihanku...” ^^v
Manteeebz dah!

***
Setelah tuntas membawakan tembang itu, Kang Aden menggantikan posisi Kang Eggie jadi gitaris. Nah, kali ini yang nyanyi Kang Ali Sastra. Dengan suaranya yang sangat renyah dan empuk, ia membawakan tembang yang berjudul “AZALIA”.Tembang ciptaan Kang Aden yang terinspirasi juga dari novel yang tengah ia tulis. Wow!
Yups, perkenalan tembang “AZALIA” nih! Kata Kang Aden baru pertama kali itu dinyanyiin lho. Sipp... tembangnya asyik coz ada merah-merahnya. SUPERTWIN banget lah! Hehe...
“Kulihat bintang-bintang
Tersenyum saksikan kau merekah
Sang kumbang datang hap hap hinggap perlahan
Bunganya merekah berkembang-kembang
Warnamu merah merah
Semerah danau di Katumiri
Aku melangkah tu wa ga mendekati
Betapa indahnya kusuka...
Detik-detik waktuku kian berlalu
Tak jemu aku memandangnya
Detak-detak jantungku berdenyut selalu
Ku jatuh hati memetiknya
Azalia, kau bunga yang kucinta...”
Wah, jadi penasaran kan? Easy listening euy!
***
EDCOUSTIC pun membuka ruang testimoni kepada para audience untuk menyampaikan kesan, pesan, kritik, saran, atau apapun itu untuk EDCOUSTIC. Ada seorang audience yang maju kemudian mengungkapkan isi hatinya yang sangat terkesan dengan tembang “NANTIKANKU DI BATAS WAKTU.” Hm...

Selanjutnya...
“Kata-kata cinta terucap indah, mengalir berdzikir di kidung doaku. Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku... Butir-butir cinta air mataku, teringat semua yang Kau beri untukku. Ampuni khilaf dan salah slama ini, Ya Ilahi... Muhasabah Cinta-ku!”

Yupz, Kang Aden berduet dengan Kang Bima. Hm... syahdu banget membawakan tembang yang membuat EDCOUSTIC semakin digemari banyak orang. Ya, “MUHASABAH CINTA”!

Detik selanjutnya, Kang Aden bilang kalau berdasarkan laporan dari panitia ada tamu yang rela datang dari jauh demi menyaksikan launching hits dekade EDCOUSTIC. Siapakah dia? Keisya dan Aisya sibuk nolah-noleh. Detik berikutnya, Kang Aden bilang kalau tamu itu datang dari Solo. Ngik! Tapi Keisya belum nyadar juga kalau ternyata yang dimaksud Kang Aden itu dirinya. Sampai akhirnya, Teh Yunita nunjuk Keisya dan disuruh naik panggung membersamai EDCOUSTIC. Whuaaatz? Surprise and jadi salting gaya bidadari gitu deh...

 Tenang, Kei! Kalem... kendalikan dirimu (hehehe). Keisya pun mengucapkan salam, menyapa audience, memperkenalkan diri, dan berucap terima kasih buanyak atas kesempatan luar biasa yang sudah diberikan. Beneran gak nyangka bakal dapat surprise kayak ginian. Hm, pasti ulah Teh Yunita nih! Xixixi... Keisya pun bilang kalau ke Daarul Hajj sama saudari kembar. Dan momentum selanjutnya, Aisya pun didaulat Kang Aden buat maju naik ke panggung. Uhuy, jadinya SUPERTWIN featuring EDCOUSTIC deh! Seruuu, SUPERTWIN pun menyampaikan kesannya untuk EDCOUSTIC yang tembang-tembangnya telah mewarnai dan menemani ‘masa-masa hijrah’ SUPERTWIN dulu saat masih SMA.

Pada kesempatan istimewa itu, Aisya pun memberikan kado terindah untuk Kang Aden dan Kang Eggie masing-masing buku terbarunya, “THE SECRET OF SHALIHAH.” Sekaligus promo buku single perdananya Aisya Avicenna itu. Sipp, pokoknya seru banget deh! Excited tingkat bidadari... ^^v

Penampilan terakhir dari EDCOUSTIC featuring Fika Mupla membawakan tembang “SEBIRU HARI INI”. Sebelumnya Kang Aden sempat bilang sambil memegang buku “THE SECRET OF SHALIHAH”:
”Buat Etika dan Norma, terima kasih yaaa...” dan selanjutnya, jreeeng...
“Sebiru hari ini...birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita bersama di sini
Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita walau kita kan berpisah...”
***

Ending konser yang luar biasa, selanjutnya kesempatan foto bareng EDCOUSTIC, Kang Fika Mupla, Kang Ali Sastra, Kang Bima. Surprise juga saat SUPERTWIN foto bareng Kang Teddy, sang vokalis SNADA. Beliau pun memberikan apresiasi luar biasa untuk buku “THE SECRET OF SHALIHAH”. Keisya juga sempat bilang ke Kang Teddy, “Berasa mimpi yang terwujud nyata saja nih Kang, saya bisa ketemu dan ngobrol langsung sama salah satu munsyid favorit saya. Sibuk apa Kang sekarang?”Kang Teddy pun menceritakan kesibukan aktivitasnya lengkap dengan kabar SNADA. Wow, Subhanallah...
“Bila kau mau sadari...
Cinta kasih tak memilih
Kau dan aku, kita semua sama...
Bila kau mau berbagi, apalagi yang dinanti...
Kasih putih karunia Ilahi...”
Hm, tembang dari SNADA yang paling SUPERTWIN suka!

 Tambah surprise lagi, saat SUPERTWIN tahu kalau pelantun tembang “Ketika Cinta Bertasbih”, “Ujung Penantian”, “Duhai Cinta”, dll... juga hadir di antara kita. Yupz, Kang Suby dan Teh Ina. Pasangan suami-istri yang semakin memperkokoh kecintaan di antara mereka dengan menjadi munsyid yang produktif dan inspiratif. Pasangan munsyid itu pun memberikan apresiasi pada buku TSOS. Sipp...

“Duhai jiwa yang mendamba belahan kalbu... Duhai hati yang mendamba cinta tulus suci...” [Duhai Jiwa: Suby-Ina]
“Jika memang takdir, cinta pasti bertemu. Meski kau dan aku ada di ujung dunia...” [KCB: Suby-Ina]
Awawaw... Subhanallah!
***
Alhamdulillah, benar-benar malam yang penuh indah, penuh berkah. SUPERTWIN pun kedatangan seseorang yang luar biasa dari Jakarta, Mbak Nur.Sipp, malam ini ada temen pulang. Hehe...
Ahhh...pokoknya bahagiaaa banget deh.

SKENARIO ALLAH SWT INDAH... SANGAT INDAH!!!


Thursday, October 04, 2012

REALISASI IMPIAN DI KOTA MENDOAN

Thursday, October 04, 2012 0 Comments
 Anton (Presiden BEM MIPA UNSOED), Sinta Ar Djahrie (FLP Purwokerto),
,Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), Kun Geia (penulis novel TLJ)




“Suatu saat, ya suatu saat nanti catatan-catatan sederhana ini akan membuatmu menemukan siapakah diriku yang sebenarnya. Mungkin manuskrip sederhana ini akan menjadi warisan termahal dalam sejarah hidupku hingga nanti kaupun sadar, apa itu arti DEWASA, seberapa besar CINTA yang aku punya, seberapa banyak TETES AIR MATA dan PELUH RASA LELAH yang telah tercipta…”
Dan izinkan aku kembali mendokumentasikan sebuah jejak kelana penuh makna lewat rerentet kata.

Realisasi Impian di Kota Mendoan
Rabu, 19 September 2012
Dulu, ketika masih mahasiswa aku mempunyai sebuah “DREAM BOOK” (catatan impian yang Nung tulis tahun 2009_sekarang sudah direvisi). Salah satu impian yang tertulis: “Mengukir jejak istimewa di kampus-kampus ternama di Pulau Jawa.” Semua kampus yang tertulis di situ sudah berhasil terealisasi lewat skenario-Nya yang sungguh istimewa bahkan ada yang di luar nalar Nungma sebagai manusia biasa. Dan hanya satu kampus yang belum Nung kunjungi, yakni UNSOED (“Universitas Jenderal Naik Kuda”). Yups, dan impian itu sebentar lagi menjejak nyata! Bismillah…

Setelah pagi disibukkan dengan segudang aktivitas di Istana 5 Cinta, siang baru selesai packing dan akhirnya baru bisa berangkat ke Solo sekitar jam 12:15 dari rumah. Nunggu bis juga cukup lama, jam 12:45 baru dapat bis, jalanan Wonogiri-Solo juga lumayan padat. Dalam hati jadi harap-harap cemas euy! Semoga nggak telat sampai di Stasiun Jebres. Karena menurut jadwal, kereta LOGAWA berangkat jam 14:15. Menenangkan diri sambil menikmati perjalanan dengan melakukan serangkaian aktivitas yang bermanfaat.

Sekitar jam 13:45 baru sampai Gemblegan, lanjut naik bis kota NUSA menuju stasiun. Heuheu, pake agenda ngetime pula. Benar-benar memacu adrenalin! Waktu yang tersedia tinggal setengah jam. Hm, nyantai Nung! Dilarang galau! Lhoh? Dengan membawa tas ala “backpacker” pluz satu tas jinjing berisi camilan (hehe) jam 14:05 sampai juga di dekat palang kereta api Jebres, langsung ngibrit naik becak dan sedikit berlari saat masuk ke stasiun. Benar-benar INJURY TIME! Lewat pintu pemeriksaan karcis, Nung menatap sosok yang sudah nggak asing. Asyik, dapat barengan mbolang nih! (yakin aja kita bakal barengan) Seorang akhwat, dulu Arsitek angkatan 2005. Beliau asli Purwokerto dan kala itu beliau sedang menjalani chapter angkut-angkut barang dari kost buat dibawa pulang. Wow, bawaannya banyak banget! Kesempatan bantuin nih! Mantaaap. Skenario Allah Swt memang super kereeen. Kita satu gerbong dan tempat duduknya juga nggak jauh-jauh amat. Hm, ternyata kereta “delay” setengah jam. Episode “penantian” aku gunakan untuk mengobrol banyak hal sama mbak itu temasuk ngobrolin The Lost Java. Hihi.

Mengukir Jejak Istimewa Bersama Logawa
Bismillahi majreha wamursaha…
Ular besi LOGAWA mulai meninggalkan Stasiun Jebres jam 14:45. Have a nice mbolang day, Nung! ^_^
Perjalanan yang super awesome, meski udara cukup bikin gerah, tapi kipas Doraemon cukup “menyelamatkan”. Hihi. Ada banyak cerita yang bisa Nung tangkap dari sekeliling. Ada banyak kisah yang mengurai berjuta hikmah. Mbak tadi juga sempat cerita kalau adiknya baru saja meninggal secara mendadak (karena sakit) di kamar kostnya di Jakarta. Beliau bercerita sambil menahan perasaan sedih yang menyergap hatinya.
Wajah-wajah dengan gurat harapan juga berhasil Nung tangkap dari para penumpang kereta. Terus ada lagi, dekat Nung duduk ada seorang Ibu yang jika ada pedagang asongan yang menjajakan sesuatu dan anaknya kemudian minta, Ibu itu pasti menuruti kemauan anaknya (Nung sampai geleng-geleng kepala dan tersenyum dibuatnya). Kursi di dekatnya sampai penuh makanan dan barang-barang. Anak kecil itu pasti langsung merengek atau mengeluarkan jurus andalannya (nangis.com) jika Ibunya tidak mau menuruti kemauannya. Hmm… (Nung belajar memetik hikmah dan berpikir visioner. *Cliiing…). Paling nggak banget waktu ada pengamen banci yang cukup mengusik ketenangan kami. Aarrrghhh…
Dan satu hal paling istimewa adalah saat retina menangkap indahnya SENJA! Wow, subhanallah… kereeen!
Saat hari mulai gelap, penumpang di gerbong juga sudah tidak sepenuh awal tadi. Ada 2 mahasiswa baru yang duduk di dekat kursinya Nung. Satu yang cewek dari FKIP Mat UNS, yang cowok dari Teknik Elektro UGM dan kita sharing banyak hal, sampai nggak terasa kalau sudah harus turun di Stasiun Purwokerto.

Melipatgandakan Cinta di Kota SATRIA
SMS PJ penjemput yang tak lain adalah Ibu Presiden BEM MIPA UNSOED (Westhy), suatu kehormatan nih! Hehe… Asyiknya!
Nunggu sejenak kemudian bertemu Westhy, Kang Anton Maulana (Mantan Wakil Presiden BEM UNSOED) dan Syukron yang biasa dipanggil Uon (Ketua Teater Receh MIPA). Uon pakai jas almamater UNSOED. Hihi, lucu amat ni anak! Ajaib!
Singkat cerita, Nung “diculik” di tempat mereka biasa nongkrong dan makan. Sebuah warung angkringan di dekat pasar, menjual beraneka gorengan dan makanan. Asyiiik, mendoan panas dan kupat siap disantap! Kuliner yang mengenyangkan.
Rombongan kami pun sudah lengkap! Ada Kun Geia (PJ nraktir), Thalhah (biasa dipanggil “Sopir”, anak Teater Receh juga), Ajun (tangan kanannya Westhy). Seruuu bangeeet deh! Nung menemukan “keluarga baru” yang sungguh ajaib di Kota Satria, Purwokerto. Dalam hati ini langsung ingin berteriak: “Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”
Makan, ngobrol, sambil cekikikan super keren dan berbobot. Berakhir dengan sebuah rencana istimewa: “Besok pagi kumpul jam 08.00 di depan sekre BEM, kita ke BATURRADEN.” Wuaaa, mantaaap euy!
Selesai makan, kita pun berpisah ke “tempat peristirahatan” masing-masing. Nung pun nebeng di kost-kostan Westhy. Ibu Pres BEM yang satu ini memang super kereeen. SEMANGAT, bu! HIDUP MAHASISWA! Hehe. Malam ini kita ngobrol sampai kantuk membuat kita terlelap dan terbuai dengan mimpi indah masing-masing. Insya Allah, besok akan menjadi hari yang super keren dan ARROGANT! ^_^

Kamis, 20 September 2012
Saat jarum pendek berhenti di angka 3 dan jarum panjang menunjuk angka 12 (bahasa khas Kun Geia nih! *nyomot, ya Prof! xixixi) diri ini sudah terjaga dan mencoba memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Ya Rabb, terima kasih atas semua karunia dan nikmat yang telah Engkau berikan…
Ba’da Subuh, Nung dan Westhy pun siap-siap. Westhy juga masih sibuk ngeprint surat-surat. kalau Nung sibuk nulis-nulis aja di catatan harian.
Sekitar jam 07.30 kita pun keluar kost dan sarapan. Nasi kuning komplit. Enak banget euy! Lanjut ke kampus MIPA UNSOED, menelusuri tiap lorong sampai akhirnya ke depan sekre BEM. Jun yang pertama kali datang, menyusul Uon dan Kun Geia, then Sopir (jalan kaki.com). Kang Anton nggak bisa ikut, ada acara pagi ini.
Uon masih sibuk memegang novel The Lost Java. Rencananya siang nanti akan ada parodi novel The Lost Java yang akan dipersembahkan oleh anak-anak Teater Receh. Hihi. Paraaah! Setelah semua siap dan lengkap, ekspedisi Tim WAR14 pun dimulai. Hihi. Nggak nyangka kalau jumlah kita pas ada 6 orang (Kun Geia, Uon, Jun, Sopir, Westhy, Nungma) sama dengan jumlah anggota Tim WAR beneran di novel The Lost Java. Sipp… Baturradeeeeen… Tim WAR 14 siap menaklukkanmu! *masingmasingpegangiceaxes
Subhanallah, pemandangan yang super kereeen dengan udara yang sangat sejuk. Lagi-lagi langsung teriak dalam hati: “Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”
Sampailah kita di lokasi objek wisata Baturraden. Beli tiket masuk (dibayarin KG lagi nih!) tak lupa foto-foto dan Tim WAR14 pun mulai menjelajah. Berasa mau mendaki puncak Vinson Massif-nya Purwokerto. Di chapter pertama kita mendaki batu terjal yang lokasinya dekat jembatan gantung yang beberapa waktu silam memakan korban jiwa. Hm, di chapter ini kita sempat diminta turun oleh petugas yang jaga. Nakal-nakal deh kita! Sungguh ugal-ugalan…
Paling seru dan keren saat mulai “mendaki” ke atas, menuju pancuran 7. Adegan-adegan Tim WAR14 ala novel The Lost Java pun mulai bermunculan. Uon, Sopir, dan Jun yang paling heboh. Sopir yang jadi Mahmoud, Jun jadi Davis, Uon jadi Rio, Kun Geia jadi Dr. Gia Ihza, Nung jadi Sharma, Westhy jadi Joda.
Konyol banget saat Sharma (Nung) mulai mengikuti langkah-langkah Mahmoud (Sopir, yang berjalan paling depan saat kita mulai melakukan “pendakian”) kemudian Rio (Uon) berusaha mengikuti dari belakang, lalu berkata: “Sharma, fisikmu kuat sekaliii. Aku saja sudah ngos-ngosan!” (dengan aktingnya yang cukup gila). Haha… dasar anak teater! Subhanallah, setelah sampai lumayan atas, kita dimanjakan dengan pemandangan yang sungguh spektakuler. Keren bangeeet!
Waktu sudah menunjukkan pukul 11, dan akhirnya kita memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian karena acara bedah buku dimulai jam 13.00. Hihi, semua berteriak: “MISSION FAILED” ^_^ Karena pendakian kita tidak sampai di pancuran 7. Dan sepanjang jalan selama kita turun, Uon, Sopir, dan Jun mulai heboh lagi dengan aksi mereka untuk mempersiapkan parodi The Lost Java.
Alhamdulillaah, kita sampai di bawah dengan selamat tapi tetap dengan kehebohan masing-masing. Perjalanan pun dilanjutkan,kembali ke kampus UNSOED dan langsung mempersiapkan acara di Pendhopo PKM.

Bedah Novel The Lost Java bersama Kun Geia (penulisnya), Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), dan Sinta arDjahrie (FLP Purwokerto)
Acara dimulai dengan sangat heboh karena Rio dan Mahmoud (Uon dan Sopir) yang jadi MC-nya. Selanjutnya ada penampilan parodi dari Teater Receh yang sungguh sangat “merusak” isi cerita. Tapi, aksi mereka membuat Nung sukses terpingkal-pingkal.
Pendopo PKM UNSOED pun kita sulap menjadi tempat berkonspirasi bersama untuk sharing ilmu, berbincang banyak hal, membedah The Lost Java, dll. Hm, pokoknya semua terwakili dengan satu kata: ARROGANT! Seru banget… Penasaran? Nantikan kehadiran Kun Geia di event-event roadshow The Lost Java di kota Anda! *ngiklan… Silakan contact: 085647122033 untuk menghadirkan Kun Geia baik dalam pelatihan kepenulisan bersama Penari Pena Writing Laboratory maupun bedah novel THE LOST JAVA! Asyik apa asyik bangeeet?
Hmm, ada yang paling kereeen saat acara bedah novel berlangsung. Saat salah satu tamu undangan (undangan apa tak diundang ya? hihi) membawakan kami sepiring mendoan buatan sendiri (hatur nuhun, Kang Asep). Enaaak bangeeet dah…

Jelajah Malam Kota Satria
Ba’da Maghrib, Nung dan Westhy kembali ke sekre BEM. Evaluasi sedikit dengan Kun Geia terkait acara tadi sekaligus Nung mendapatkan hiburan istimewa dari anak-anak Teater Receh yang sedang heboh latihan. Setelah sholat Isya’ di mushola, kita pun membelah malam kota Satria menuju stasiun untuk membeli tiket pulang. Injury time euy. Karena loket tutup jam 20.00! Dan akhirnya kita beli tiketnya di Indomaret stasiun dan besok pagi setengah jam sebelum keberangkatan baru ditukarkan. Aihaih…
Menikmati kuliner malam kota Purwokerto. Kali ini Nung disuguhkan dengan “Lumpia Raksasa” rasa udang yang sungguh lezat dan mengenyangkan (semoga bisa bikin gemuk.hihi). Terima kasih, Prof!
Dan apa yang bisa aku tinggalkan di Purwokerto?
HARAPAN!
Ya, sebuah harapan…  Harapan yang arrogant! Suatu saat nanti aku akan kembali ke kota ini! Bi’idznillah.

Terima kasih Westhy, Kang Anton, Uon, Sopir, Jun, dan semua keluarga hebatku di UNSOED dan Purwokerto!
Terima kasih Kun Geia dan The Lost Java! ^_^
Akhirnya, impian itu menjejak nyata…
Terima kasih Tim Management The Lost Java…
Terima kasih, Ya Rabb…

“Ketika semua asa sudah tidak sabar untuk dijelma oleh kecerdasan isi kepala, ketika segala rencana telah disusun dengan begitu sempurna, ketika seluruh prosedur operasional telah dilewati dengan sangat teliti, ketika takdir berbicara untuk menentukan akhir dari segalanya…”
Dan inilah mahadaya kata, sebuah spirit yang luar biasa:
“KUN FAYAKUUN!”

Hm, bagaimana serunya roadshow The Lost Java di Solo bersama Kang Arul? Pluz kehebohan roadshow di Semarang saat Kun Geia terserang insomnia karena esoknya harus ngomongin CINTA? Tunggu dan ikuti catatan reportase selanjutnya…

[Keisya Avicenna, 27 September 2012… *catatanmanager #NM]