Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, August 24, 2013

[Re-Post]: PENGALAMANKU BELAJAR MENULIS NOVEL ANAK-ANAK [Dian Kristiani]

Saturday, August 24, 2013 0 Comments
PENGALAMANKU BELAJAR MENULIS NOVEL ANAK-ANAK
Oleh: Dian Kristiani

“Aku? Nulis novel? Enggak dulu deh. Aku hanya bisa nulis cerita pendek,” dulu aku selalu berkata begitu di dalam hati. Dan, you are what you think!
Ternyata, kalau berpikir enggak mampu, ya jadi enggak mampu beneran ya. Hehe.

Lama-lama, setelah (merasa) mampu menulis cerita pendek, saya pengen banget meng-upgrade skill, pengen bisa menulis novel anak!

Gayung bersambut. Sinopsis saya lolos untuk sebuah workshop yang diadakan oleh sebuah penerbit.

Namun sayang, mungkin karena alam bawah sadar saya masih terus mem-brain wash saya dengan, “Memangnya kamu bisa?” maka saya tidak mendapat hasil apa-apa dari workshop tersebut.

Mungkin, saya juga menggampangkan.
“Ah, novel itu kan sama saja dengan bikin cerpen. Tapi cerpennya nyambung dari satu bab ke bab lain, titik,”
“Yang penting nulis. Abaikan dulu segala teori menulis,”

Hasilnya? Novel saya tidak lolos. Dan sampai sekarang novel itu masih duduk manis di harddisk saya, tanpa saya tau mau saya apakan ^^

Sejak kejadian itu, tekad saya semakin bulat. Bahwa saya tidak akan menulis novel!
Haha, hebat ya? Punya tekad baja untuk tidak melakukan sesuatu.

Namun, ternyata tidak bisa.
Ada dorongan kuat dari dalam diri saya, untuk tidak “jalan di tempat”. Saya tahu, saya PASTI mampu, jika saya membuang keraguan saya, PLUS membuang tingkah “menyepelekan” itu.
“Someday, I will write my novel,” begitu janji saya dalam hati.

Semesta seperti mendukung. Tak lama kemudian, ada audisi lagi untuk mengikuti workshop menulis. Sayangnya, itu bukan untuk novel anak-anak, melainkan untuk novel romance.
Ah, tapi apa bedanya? Saya pikir, tekniknya pasti sama. Maka, saya pun nekad mengirim sinopsis untuk proses audisi.

Mbikin sinopsisnya cepet banget (well, saya memang cepet kalo bikin sinopsis, tapi pas eksekusi bisa ngowoh berkepanjangan).  Saya emailkan, dan Alhamdulillah saya lolos J

Workshop pun dimulai.
Dan yang paling membuat saya lega adalah, saat mentornya berkata, “Semua bisa dipelajari, dan semua itu ada tekniknya. Ketika kamu sudah tahu susunan tulangnya, dagingnya bisa kamu sesuaikan sendiri. The most important thing is, TULANGnya kudu bener,”
Semangat saya berkobar. Saya jadi rajiiiin banget mencatat semua omongan mentor. Semua ada tekniknya!

Dan ternyata benar. Dari workshop tersebut, saya baru tahu apa itu premis.  Saat itu kami “dipaksa” menyetor premis dari novel yang akan kami tulis.
Premis adalah INTI dasar cerita. Mentor mencontohkan, premis Harry Potter adalah “bertahan hidup”. Dan dalam tiap2 ceritanya, ada ide dan tema-tema lain. Tapi meski banyak ide dan tema lain, premisnya tetap sama. Yaitu tentang usaha bertahan hidup seorang anak laki-laki yang juga seorang penyihir.
Nah, sudahkah sinopsis kita memiliki premis?

Selain itu, saya juga belajar bahwa dalam tiap paragraph, hanya boleh ada satu permasalahan. Nggak boleh berjejal-jejal kayak penumpang Kopaja. Tiap ganti masalah, harus ganti paragraph. Duileh, kok selama ini saya nggak merhatiin yang beginian ya?


Setelah premis, langkah berikutnya adalah mengurai premis tersebut menjadi ide-ide khusus. Juga tentukan karakter dan settingmu.

Ruwet?  Ndak juga. 
Setelah sinopsis jadi, ide khusus pun sudah diuraikan dalam bentuk plot cerita, maka mulailah kami semua menulis.
Saat itu, target dari penerbit ybs adalah 45 ribu kata.

Huaa, kebayang kan saya yang biasanya cuma nulis 300an kata per cerita, harus bertungkus lumus menulis 45rb kata?
Namun, karena plot, karakter, dan setting sudah saya bikin dengan jelas, saya nulisnya ya ndak berat-berat amat. Yang berat adalah: SAYA TIDAK TERBIASA ROMANTIS!

Eh tapi saya keingetan lagi, kata si mentor, “Romance itu tidak berarti romantis, dan romantis tidak otomatis menjadi romance,”
Aha! Jadi saya pun menulis apa adanya, dengan gaya saya sendiri. Bukan dengan diksi indah nan puitis. Really, it’s not my expertise.

Novel pun (Alhamdulillah) selesai, dan saya kirim untuk penilaian akhir.
Hasilnya? TIDAK LOLOS. Hihihihi.

Sedihkah saya? Tentu tidaaaak. Karena ada satu kegembiraan yang luar biasa: SAYA UDAH BISA BIKIN NOVEL  45 RIBU KATA!

Dan saya semakin bersemangat, karena pemred penerbit ybs bilang, bahwa novel yang saya tulis tidak sejalan dengan keinginan penerbit tsb (terlalu banyak komedinya). Namun, beliau YAKIN, jika saya mengirimkan novel saya ke penerbit lain yang sedang mencari novel romance comedy, pasti novel saya diambil!
Ah, tapi nanti dulu deh. Saya masih banyak kerjaan lain. Ini itu sok sibuk deh. Saya bahkan tidak sempat menengok lagi novel saya itu. (Singkat cerita, novel ini akhirnya udah diACC oleh satu penerbit dan sedang dalam proses editing).

Berikutnya, bagaimana kok akhirnya saya nulis novel anak-anak?
Ceritanya, Penerbit Kiddo kontek saya. Menawarkan pada saya untuk menulis pictorial book dengan tema bla bla. Saya diminta ikutan pitching.
Eh, saya kalah pitching. La iya, wong yang ikut pitching kaliber piala dunia :p
Trus, di saat yang sama, kakak saya, Kiki Kristiani, yang baru saja menyelesaikan novelnya hasil bimbingan kelas Mbak Ary Nilandari, bertanya ke saya enaknya dikirim ke siapa?

Saya jawab, coba aja ke Penerbit Kiddo. Dan dia pun menghubungi pihak Kiddo.
Ternyata, novel itu diACC! Hebat juga dia. Baru sekali menulis novel, udah langsung diACC aja. Hasil gemblengan Mbak Ary sih, hihihi.

Lalu, Penerbit Kiddo menghubungi saya lagi. Mereka berencana membuat serial untuk mendampingi novel Kiki yang memang bertema tentang persahabatan hewan dan anak.
Saya pun merekomendasikan beberapa teman, yang saya tahu gape menulis novel.
Tapi, pihak Kiddo juga meminta saya untuk ikut menulis.

Huaa? Saya pun galau.
Tahu nggak, saat saya menulis novel romance, saya sempat kepikiran. Inilah novel “Alfa Omega” alias yang pertama dan yang terakhir, hehe (karena benar-benar butuh pikiran, waktu, dan proses self edit yang maha dahsyat).

Tapi saya pikir lagi, masa sih saya nolak? Kalau 45rb kata saja saya mampu, mosok sekitar 9ribuan kata kok nggak mampu?
Saya pun akhirnya mengambil jalan tengah, kirim sinopsis  dulu deh J

Eh, ternyata sinopsisnya disukai! Jangan tanya idenya dari mana. Untuk novel seri Pet-O-Love-Gic nya Penerbit Kiddo ini, ide-idenya dapat begitu saja. Langsung nemplok di ujung jari (Alhamdulilah).

Saya pun mengamalkan lagi ilmu dan teknik yang saya dapatkan di workshop. Saya bikin lembar karakter, plot per bab, dst dst.
Saya meminta deadline tiga minggu, tapi ternyata saya bisa menyelesaikannya dalam dua minggu.

Revisi tentu ada (apalagi ada perubahan konsep awal), namun tidak besar. Revisi kecil-kecil saja.
Saya bersyukur, editornya baiiiiik bangettt. Masukan-masukan dari beliau amat bernas, dan menjadikan kualitas naskah saya jauh lebih baik.

Setelah novel pertama ini selesai, eh saya diminta untuk bikin novel ke dua. Huaaa. Baru saja saya bernapas lega, eh jadi sesak napas lagi.

Saya benar-benar mati gaya, saat diminta menulis tentang leopard gecko!
Apaan sih? Bukannya binatang peliharaan tuh ya yang manis-manis saja? Kenapa melihara tokek? Bagaimana mungkin saya bisa menuliskan sesuatu yang saya takuti setengah mati, dalam sebuah novel yang manis, lucu, dan mengharubiru?

Aih, tapi daripada galau dan bingung, lebih baik browsing saja tentang leopard gecko. Setelah browsing, saya tahu kalau gecko ini harganya mahal. Dan tiba-tiba TRIIINNGGG …. Saya tahu saya mau nulis apa!
Akhirnya, novel kedua ini juga selesai dalam waktu dua minggu. Tak ada revisi yang berarti juga.

Editor (kayaknya) puas, dan saya sendiri sebagai penulisnya juga suka banget saat membaca novel saya sendiri.  Berkali-kali saya membaca proof, dan berkali-kali pula saya tertawa, terharu, dan menggumam “how sweet”.

Nah, jadi sebenarnya, dari tulisan saya yang panjang lebar dan tak jelas mau ke mana ini, saya hanya mau memberitahukan.
Kalau memang ada niat untuk menulis sesuatu, dan kalian tahu bahwa sebenarnya kalian memiliki kemampuan di situ, go grab for it!
Cari tahu tekniknya. Semua ada tekniknya.

Dulu saya setuju dengan kalimat, “Tulis aja, nggak perlu teknik-teknikan,”
Namun untuk bisa menulis novel, ternyata saya butuh teknik.
Teknik bisa didapatkan dari mana saja. Sebenarnya, kalau rajin googling, saya pun bisa dapat info tentang teknik menulis novel. Tapi mendapat penjelasan face to face, jauh lebih membantu saya yang agak lola ini, untuk mengerti teknik-teknik tersebut. Jadi, saya memburu workshop offline J

Nah, buat yang mau belajar, tak ada kata tak bisa. Tapi kalau memang passion dan niatnya tidak di novel anak-anak, ya free yourself dari pikiran ‘kok yang lain bisa nulis novel anak? Kok aku nggak bisa?’
La kalau passionnya memang nggak di situ, bagaimana mau niat?
Jadi, ujung-ujungnya memang kembali ke passion J

Passion saya mau menjadi penulis bacaan anak yang baik. Jadi saya tidak mau hanya mengandalkan bakat alam, dan saya mau tulisan saya HARUS lebih baik dari hari ke hari. Saya tidak mau bermegah diri dengan berkoar-koar berapa buku yang sudah saya terbitkan, lalu memandang sebelah mata pada orang yang bicara teori dan teknik. No, kalau memang cocok untuk saya, why not?

Saya tidak mau berhenti di pictorial book saja. Saya juga ingin menyajikan novel anak yang baik untuk pembaca setia saya, salah satunya yaitu Edgard yang udah 9 tahun.

Sekali lagi, passion saya adalah mau menjadi penulis bacaan anak yang baik. Jika nanti ada novel dewasa yang terbit, sungguh itu passion yang ke-2 J *mbulet*

Note:
Cuplikan tentang premis, saya dapatkan dari materi workshop dengan Gradien Mediatama.





Tuesday, August 20, 2013

[Re-Post] MENUJU MUNAS FLP 2013, tulisan Mbak Sinta Yudisia

Tuesday, August 20, 2013 0 Comments

Menuju MUNAS FLP 2013, Bali 30 Agustus- 1 September

August 19, 2013 at 3:33am


            Masih ingat MUNAS FLP 2009 di Kaliurang?
            Hawa  dingin, makan bersama, mendaki lereng Merapi sembari berdiskusi seputar dunia literasi. Tak lupa bertemu penulis-penulis favorit, sang inspirator, sembari meminta tanda tangan dan foto bersama. Bagi saya pribadi, MUNAS FLP 2009 memiliki kenangan tersendiri saat Existere dikuliti habis-habisan oleh suhu kami, mas Joni Ariadinata.
            Demikian cepat waktu berlalu.
            4 tahun kemudian, para penulis terus mencoba eksis dengan cara masing-masing.
            Sebagian terus menulis buku, fiksi maupun nonfiksi. Sebagian lebih suka berkiprah di organisasi, menyelenggarakan event perbukuan semisal bedah buku sembari mengundang selebritis perbukuan –kang Abik misalnya. Sebagian lebih suka mendirikan indie publishing atau menjadi writer agency. Sebagian lebih suka mengamati, menjadi kritikus andal yang mencermati .karya-karya FLP.
            Bila FLP dianalogikan sebuah keluarga, kita dapat membayangkan bagaimana pola keluarga dengan anak-anak balita atau anak remaja. Memiliki anak-anak usia prasekolah dan SD misalnya, masih perlu dibimbing, disuapi, dimarahi sesekali dan si anak akan merunduk ketakutan. Menginjak remaja, anak-anak yang semakin berkembang menuju kematangan cortex prefrontalnya akan lebih mampu menimbang, menelaah, memutuskan sehingga seringkali timbul ketidak sefahaman dengan orangtua. Orangtua yang telah makan asam garam kehidupan seringkali ingin mengambil jalan cepat : jangan sampai si anak tertimpa kesulitan. Sementara anak remaja yang tengah dipenuhi gairah kehidupan, energi vitalitas beranggapan : memang kenapa kalau aku ambil pengalaman sebanyak-banyaknya, yang paling ekstrim sekalipun?
            FLP kini ibarat remaja.
            Elok nian. Paras rupawan, ranum, energik, imajinatif, melompat dari satu impian ke impian yang lain.
            Pernahkah pula melihat segerombolan anak balita dan anak remaja?
            Di pesta ulang tahun, anak-anak kecil akan diam sembari menggenggam balon, menyesap permen, menyaksikan badut pertunjukan. Di pesta ulang tahu si remaja akan ada clique, peer group, bunga pesta, saling lirik pesona atau lirik curiga. Bisik-bisik, kenapa dia mendominasi? Kenapa yang ini diam saja? Senggol, sikut, kelakar, atau juga tersinggung dan sesekali mungkin, adu kekuatan yang bisa diselesaikan dengan damai atau berlanjut lebih jauh : tawuran

Forum Lingkar Pena, anugerah untuk Indonesia
            Ini bukan sekedar kredo omong kosong. FLP memang anugerah bagi bangsa. Bila anda pernah bertemu dengan komunitas-komunitas sastra, biasanya mereka berisi 5-10 orang. Solid memang, mereka mengejar kualitas dan kuantitas. Target sasaran : tergantung. Koran, penerbit, film, dll.
            FLP? Aduh, ribet banget.
            Ada AD/ART. Ada  Galibu. Ada Munas yang berongkos besar. Ada aturan logo. Ada keputusan pusat. Padahal kan, menulis itu karya kreatif? Menulis itu imajinasi, sastra, karya seni, produk budaya dll dsb. Apalagi, FLP dibatasi frame ke-Islam-an. Bukankah seni untuk seni?
            Ah, indahnya FLP.
            Maka kita bukan hanya memburu produktivitas.
            “Eh, berapa sudah bukumu?”
            “Tahun ini aku terbit 4 buku,” sembari menyebut sederet penerbit kondang nasional.
            FLP, juga ranah belajar.
            Sama seperti ketika saya belajar kepada mas Joni Ariadinata tentang Existere.
            “Sinta, kamu menulis tentang pelacuran tapi tanggung banget! Kamu pingin menulis Dolly, tapi kamu nggak mau menuliskan tentang dunia remang-remangnya.”
            Saya, yang merasa harus mempertahankan nilai-nilai keIslaman sempat bersitegang.
            “Lho? Kan saya nggak mungkin menggambarkan adegan ranjang? Saya nggak mau menuliskan hal erotis, mengandung muatan pornografi.”
            Ah, ternyata ilmu saya masih sangat cetek dalam dunia literasi. Mas Joni Ariadinata dengan bijak menyebutkan sebuah novel bertema pelacuran, yang menggambarkan hubungan suami istri bukan seperti proses alat reproduksi pelajaran biologis . Hal yang dianggap tabu oleh penulis boleh dituliskan, dengan…simbolisasi. Saya ingat sekali mas Joni memberikan nasehat,
            “kamu kan bisa menggambarkan hubungan lelaki perempuan seperti setangkai bunga dan kumbang yang menghisap madu?”
            Ups, saya benar-benar terpana. Dan sungguh banyak belajar.
            Bila anda membaca Gadis Berbunga Kamelia – Alexander Duma Jr, sungguh tak ada adegan ranjang meski pekerjaan Margeurite adalah penjaja cinta. Pemuda yang jatuh cinta padanya dengan tulus – Armand Duval- mengantarkan Margeurite hingga pintu apartement. Disitu telah menunggu Count D., sang pelanggan. Margeurite menyapa Count dengan manis, meninggalkan Armand sendiri. Margeurite dan Count naik ke lantai atas, lalu mereka berdua mematikan lampu.
            Cukup disitu, dan kita mendapatkan gambaran bagaimana hubungan Margeurire dan para pelanggan cintanya.
            FLP.
            Saya belajar banyak dari orang-orang berilmu tentang bagaimana mengungkapkan dakwah indah dengan tulisan. Kita boleh membahas tema apa saja : cinta, pelacuran, hubungan sejenis, politik, pembunuhan, detektif, fantasi dll tetapi semua tidak meninggalkan ciri khas seorang penulis santun. Saat ia menyampaikan, tujuan kisahnya adalah untuk memberikan hikmah dan pengajaran, bukan mengajari kesesatan.
            Bagi saya pribadi, FLP memang anugerah bagi bangsa Indonesia.
            Berhimpun remaja, anak-anak, orangtua, yunior senior, menyebarkan semangat literasi. Ditengah kesulitan ekonomi dan apapun keputusan pemerintah, FLP terus bergerak dengan dakwah yang manis, menghibur, dan memberikan edukasi.

FLP dan organisasi
            Bacalah buku-buku tentang Steve Jobs dan kita akan temukan, kenapa Apple yang merajai, bukan Xerox. Saya kenal Xerox sejak kecil. Pendek kata, kalau mau fotokopi, orang akan berkata,
            “…di Serok aja.” (Xerox, maksudnya)
            Ternyata , si mouse ( alat yang sering kita genggam sebagai penunjuk cursor) semula ditemukan litbang Xerox. Steve Jobs berkunjung sebagai studi banding, belajar dari Xerox termasuk teknologi si mouse tikus. Terlepas dari kesan orang-orang bahwa Jobs mencuri teknologi “si tikus” , ada salah satu filosofi Jobs yang tidak dimiliki Xerox dan terbukti, hal itu menjadikan Xerox raksasa fotokopi yang ekslusif, hebat, tapi stagnan. Jobs selalu beranggapan yang intinya, semua teknologi yang ia dapatkan akan ia kembangkan dan bagikan untuk kesejahteraan ummat manusia (tentu, tidak mengesampingkan efek hak paten dan perolehan ekonomis J).
            (Baca tulisan saya Hasan Al Banna dan Steve Jobs).
            Bagi Steve Jobs, setiap manusia akan meninggalkan jejak di alam semesta ketika ia tidak henti-henti selalu berpikir untuk menyumbangkan hal terbaik bagi ummat manusia, apapun bentuknya.
            Saya, anda, bisa menjadi individu sukses tanpa bergabung di FLP. Toh Stephen King, JRR Tolkien, JK Rowling, dsb tidak bergabung di FLP. Mereka sukses juga. Tapi saya sangsi, apakah tanpa FLP saya dapat berbagi semangat kepenulisan hingga Sumenep atau Banyuanyar, Pamekasan sana – bertemu santri-santrai tradisional yang sangat sederhana? Toh dengan menjadi penulis terkenal dan punya cukup royalti, impaslah sudah semua jerih payah.

            FLP dan piramida Abraham Maslow
            FLP istimewa. Sangat, malah.
            Kalau di dunia ini secara manusiawi, hasrat manusia mengikuti piramida Maslow yang terbagi antara 5 atau 7 tingkatan. Paling bawah adalah kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, bernafas dst hingga tertinggi adalah aktualisasi. Belakangan, Maslow mengubah 5 menjadi 7, bahwa tingkat tertinggi manusia adalah hasrat hubungan transendental. Artinya, manusia biasanya baru berpikir berbagi dan berpikir tentang Tuhan bila terpenuhi semua kebutuhan nya : makan, sex, keamanan, sosial.
            Pertanyaannya, adakah orang-orang yang hasrat hidupnya justru terbalik?
            Kata Maslow ada, orang-orang special macam bunda Theresa yang selalu berpikir tentang Tuhan dan orang lain, meski ia kekurangan.
            Saya, menemukan teman-teman FLP seperti piramida terbalik Maslow.
            Berpikir Tuhan, ketika mereka sendiri masih merintis bisnis, menapaki tertatih jalan awal kepenulisan, mahasiswa dengan kantong pas-pasan.
            Berpikir sosial dan orang lain, ketika kebutuhan individu mereka masih jauh dari tercukupi. Masih banyak teman-teman FLP yang harus berjuang untuk mencapai kemandirian financial, berusaha memenuhi kebutuhan primer, tetapi mereka tak segan menyumbang Galibu dan membeli karya teman-teman yang lain sebagai bentuk kepedulian.
            Steve Jobs adalah manusia unggul di abad ini, tapi ia sadar, tanpa kerja tim ia tak akan sesukses sekarang. 1977, ketika Apple di ambang kehancuran, Jobs mengumpulkan semua karyawannya dan berkata kuranglebih,” …yakinlah, bahwa orang dengan passion, dapat  mengubah manusia menjadi lebih baik.”
            Ingatlah nasehat Michaelangelo.
            “Bahaya bagi kebanyakan manusia bukan terletak pada menetapkan tujuan terlalu tinggi dan gagal, tetapi dalam menetapkan tujuan terlalu rendah dan mencapainya.”
            Kerja tim.
            Tujuan yang tinggi.
            Maka FLP tidak akan pernah sama dengan yang lain. Mirip mungkin, tapi FLP organisasi yang unik. Sebagai penulis mungkin seseorang bersikap individualis : mencari ide, membuat outline, mengejar deadline, menembus penerbit. What next? Jawabannya : kerja tim.
            Penerbit dan timnya merumuskan bentuk buku, membaca pasar, membuat produk, menyiapkan ilustrasi, menetapkan harga. FLP-FLP  di tempat lain menyiapkan komunitas, membantu meresensi, membantu mempromosikan, menyiapkan network. Di sisi lain, terketuk hati kita untuk berbagi semangat kepenulisan dan membangkitkan gairah literasi, bahwa Islam pernah mencapai masa keemasan di ere medieval age karena setiap lapisan masyarakat mulai khalifah, wazir, ulama, umara, cendekiawan, masyarakat – semua tergila-gila buku dan ilmu.
            Maka, ayo tetapkan target unggul tentang anda dan FLP.
            Selain target tenggat buku, mari jadikan FLP sebagai organisasi yang rapi, solid, tangguh dan menjadi salah satu produk unggulan bangsa Indonesia. Kemana orang akan bertanya tetnang wawasan literasi mulai anak-anak hingga senior, jawabannya adalah FLP. Untuk hal tersebut, dibutuhkan kesadaran untuk berkerja layaknya tim dengan dengan otak computer tercanggih.
            Bukan kerja tim dengan lelet, lambat.
            Ayo, sambut SMS-SMS dari panitia, respons email-email panitia. Jawab dengan bersungguh-sungguh. Sumbang dana. Sumbang pemikiran. Sumbang alternative solusi. Tetapkan siapa yang akan berangkat mewakili wilayah dan cabang. Apa aspirasi anda, apa harapan anda untuk FLP dan Indonesia.
            Bersitegang? Berbeda pendapat? InsyaAllah, FLP adalah komunitas santun yang tak akan saling melemparkan kalimat-kalimat buruk yang dimurkaiNya dan tidak membawa keberkahanNya.
            Saya sendiri, tak sabar menanti MUNAS FLP 2013.
            Bersiap menjemput semangat magma literasi, bersiap merapikan organisasi, bersiap menyumbang dana terbaik yang kita bisa. Dan, tak sabar menimba ilmu dari suhu-suhu dunia literasi terbaik se jagad, insyaAllah.
            Dan, menulis adalah passion kita. Anda, saya, akan menjadi penulis yang meninggalkan jejak di alam semesta! Bukan sekedar menghasilkan produk-produk individual, tapi FLP akan menghasilkan produk-produk komunal, international, madaniyah, melintasi batas geografis dan masa! Bersiap menuju Bali, 30 Agustus -1 September 2013 J

Salam Pena
“Jadikan penamu, bagaikan tongkat Musa”
Sir Muhammad Iqbal

Thursday, July 25, 2013

Resensi Buku : "Menjadi PNS Sukses Dunia Akhirat"

Thursday, July 25, 2013 0 Comments
JUDUL: MENJADI PNS SUKSES: MENGHIAS MORALITAS PNS DAN BIROKRAT NEGARA DENGAN AKHLAK MULIA
PENULIS: Dr. MUSTHAFA LUTHFI, M.A.
HALAMAN: X+182 Hlm.
PENERBIT: WACANA ILMIAH PRESS
HARGA: Rp 30.000,-

Sungguh, jabatan yang diperebutkan dan tugas kedinasan yang percayakan negara, sejatinya adalah amanat berat; bukan kehormatan seperti penilaian banyak orang, sehingga dijadikan sebagai sarana untuk menunjukkan kewibawaan atau sarana untuk mencapai tujuan pribadi. Dalam alampost modern yang makin mengedepankan materi, sangat sedikit dari para pejabat dan karyawan yang benar-benar mencapai sukses ganda dalam melaksanakan tugas yang diembankan. Yakni sukses dalam melaksanakan tugas sesuai dengan “job description” atau peraturan kedinasan dan juga sukses melaksanakan tugas sesuai aturan syari‘at Allah dan Rasul-Nya. Atau dengan kalimat singkat “sukses  dunia-akhirat”.

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh kanyataan masih banyaknya tindak-tindak penyelewengan oleh para pejabat negara, mulai dari pejabat tinggi hingga pejabat rendah, yang akhirnya dijadikan contoh oleh pegawai dan karyawan pada umumnya, yang tentu berdampak terhadap kondisi negara secara umum. Bahasan ini sengaja hanya menfokuskan pada pejabat negara, dalam artian pejabat yang diangkat oleh pemerintah. Karena, ibarat sungai, penyelewengan yang dilakukan pejabat negara adalah penyelewengan di hulu sungai. Apabila hulunya dapat dibersihakan maka hilirnya juga akan bersih. Yang dimaksud dengan hilir adalah perusahaan-perusahaan dan instansi-instansi non pemerintah.

Mengingat masih jarang buku yang secara khusus memberikan panduan moril bagi para pejabat negara dan PNS umumnya, maka buku yang ada di hadapan para pembaca budiman mencoba untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh seorang pejabat negara dan karyawan lainnya dalam menjalankan tugas yang diamanahkan. Dengan demikian, diharapkan ia akan mampu mencapai sukses ganda dalam berbagai profesi yang diemban, selama profesi tersebut legal menurut syari‘at dan ketentuan kemanusiaan yang berlaku. Tidak dapat diragukan bahwa kualitas kerja dan iman para pejabat dan pegawai negeri akan sangat berpengaruh positif bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa.

Buku ini sengaja dikemas sedemikian ringkas dan padat, agar mudah dicerna oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain dapat menjadi pegangan para pejabat dan karyaan pada umumnya, juga dapat menjadi salah satu rujukan bagi kaum Muslimin kebanyakan dalam upaya menciptakan social control atau public control bagi kinerja aparatur negara. Sebab, di tangan mereka sangat bergantung keberhasilan suatu kinerja dan kemajuan suatu bangsa secara umum.

Mengingat buku ini mengetengahkan masalah yang selalu up to date, maka penulis akan berusaha untuk memperbarui isinya dalam penerbitan berikutnya, bila dengan izin Allah ternyata peminatnya besar, terutama yang terkait dengan fatwa-fatwa kontemporer mengenai masalah pekerjaan di kantor yang perlu diketahui oleh kaum Muslimin dan para pejabat pada khususnya. Tujuannya adalah agar dalam melaksanakan tugas tidak terjadi kontradiksi antara pelaksanaan ketentuan di kantor dengan ketentuan syari‘at.

Dalam buku ini, penulis sengaja lebih menfokuskan rujukan pada penggalian mutiara-mutiara kandungan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai pegangan hidup kaum Muslimin di berbagai profesi yang dijalaninya, yang mungkin masih banyak diabaikan oleh sebagian besar umat Islam umumnya dan kalangan birokrat khususnya. Dengan menfokuskan pada dua rujukan utama umat Islam ini, juga diharapkan dapat memperkuat keimanan kita bahwa solusi kehidupan dari berbagai aspek telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya melalui dua kitab suci, yakni Al-Qur’an dan Sunnah.

Sumber : http://www.alqowamgroup.com/

Renungan Ramadhan (1)

Thursday, July 25, 2013 0 Comments
Aku termenung dalam diam yang panjang..
Ya Allah, betapa waktu terus berjalan tanpa bisa kukekang...
Kini, tantangan baru terhadirkan
Dalam sebuah episode hidup yang tlah Engkau tuliskan

Duhai Allah, hanya kepadaMu-lah kami bergantung... 
Hanya kepadaMu-lah kami meminta kekuatan...
Hanya kepadaMu-lah kami memohon kemampuan..
Untuk menjalani setiap skenario yang telah Engkau catatkan..

Ya Allah, di bulan Ramadhan ini kembali Kau ingatkan..
Akan hakikat amanah yang penuh perjuangan
Semoga senantiasa diistiqomahkan
Di jalanNya yang penuh kebenaran

Ramadhan sudah hampir separuh perjalanan, kawan... 

Sebentar lagi kita akan ditinggalkan... 
Macam apakah jejak yang sudah kita torehkan di bulan penuh kemuliaan? 
Semoga berlimpah kebaikan tuk raih sejatinya ketaqwaan.. 

aamiin

Aisya Avicenna
Meja kerja, 24 Juli 2013

Monday, July 01, 2013

JULI : "Menyemai Cinta, Merajut Harmoni"

Monday, July 01, 2013 0 Comments
Ada apa di Bulan Juli?
Hmm, insyaAllah banyak momentum istimewa di bulan ini.
Pertama, tanggal 1 Juli (hari ini dong), saya kembali bekerja di Kementerian Perdagangan setelah 2 (dua) tahun cuti karena tugas belajar
Kedua, tanggal 9 Juli, insya Allah sudah memasuki bulan Ramadhan.. dan insyaAllah menikmati hari pertama Ramadhan bersama suami tercinta.. Yuk, ngisi Diary Ramadhan dengan penuh cinta!!!

Ketiga, tanggal 12 Juli, insya Allah saya akan wisuda S2 di ITB. What a Wonderfull Graduation!! Insya Allah keluarga dari Wonogiri akan datang ke Bandung dan tentunya wisuda kali ini sudah punya "PW", permanen pula! Halal! ^_^
Keempat, belum ada tanggal sih.. insyaAllah akan grand launching buku perdana suami tercinta yang berjudul "The Secret of Success"..

Hari Pertama Kembali Bekerja

Monday, July 01, 2013 0 Comments
Alhamdulillah, akhirnya kembali menginjakkan kaki di Kementerian Perdagangan RI. Setelah kurang dari 2 (dua) tahun ditinggalkan, betapa banyak perubahan yang terjadi di sini. Tak hanya perubahan secara infrastruktur, tapi juga struktur organisasi khususnya di Direktorat tempat saya bekerja.

Saya tidak akan menceritakan secara detail apa saja yang terjadi hari ini. Akan tetapi, ada 2 (dua) buah berita yang cukup membuat diri ini tercenung cukup lama. Pertama, salah seorang rekan kantor (sebut saja "mbak A") telah hamil 4 (empat) bulan, kehamilan anaknya yang kedua. Kedua, salah seorang rekan {sebut saja "mbak B"  yang mengalami keguguran di usia kandungannya sudah memasuki 8 (delapan) bulan. Dua kabar yang bertolak belakang, yang satu kabar bahagia, yang satu kabar duka.

Saya sungguh bahagia tadi ketika mendapat kabar kalau Mbak A hamil lagi. Karena setahu saya anak pertamanya baru berusia 1 (satu) tahun lebih. Subhanallah, kalau Allah sudah berkehendak, manusia tidak ada yang bisa menolak. Pun demikian dengan kabar duka yang saya terima dari Mbak B. Sungguh mengejutkan, tatkala janin dalam kandungannya yang sudah berusia 8 bulan tiba-tiba tak bernyawa, terpaksa harus dikeluarkan dari rahim. Alangkah menyedihkannya. Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun... Semoga Mbak B dan keluarga senantiasa diberikan ketabahan dan kesabaran. Semoga mendapat ganti dari Allah yang lebih baik. Aamiin..

Begitulah kawan. Kabar bahagia dan duka datang silih berganti dalam hidup kita. Kelahiran dan kematian pun menjadi ritme rutin dalam keseharian kita. Hal yang penting bagi kita sebagai seorang muslim adalah keikhlasan dalam bersabar dan keteguhan dalam bersyukur yang harus kita hujamkan dalam diri kita, apapun skenario-Nya yang menimpa kita. Jadikan setiap peristiwa itu sebagai sarana untuk meningkatkan rasa sabar dan syukur dalam diri kita, agar kita semakin menjadi pribadi beriman yang menakjubkan! Seperti hadist berikut.

"Sungguh menakjubkan orang beriman,semua urusannya baik bagi dirinya. Dan itu tidak akan terjadi kecuali pada orang beriman. Apabila diberi sesuatu yang menyenangkan, ia akan bersyukur, dan apabila diberi musibah/sesuatu yang tidak menyenangkan, ia akan bersabar. Dan kedua-keduanya baik baginya” (Hadits Riwayat Muslim)


Jakarta, 010713
Masih di kantor ^_^
Aisya Avicenna

Sunday, June 30, 2013

AKU BERUNTUNG MENGENALMU

Sunday, June 30, 2013 0 Comments
Hei, aku beruntung mengenalmu 
Tiap detik kau lalui aktivitasmu dengan penuh [A]MANAH 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau [B]ERANI menyatakan impian-impian besarmu 

Aku beruntung mengenalmu 
Senyum membuat hidupmu makin [C]ERIA 

Aku beruntung mengenalmu 
Pada waktu, kau [D]ISIPLIN memanfaatkannya 

 Aku beruntung mengenalmu 
Pada sesama, kau [E]MPATI penuh cinta 

Aku beruntung mengenalmu 
Pada fisikmu, kau selalu menjaganya sehingga [F]IT selalu 

 Aku beruntung mengenalmu 
Kau sosok yang [G]AUL, piawai pada perkembangan dunia 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau [H]IJABer yang istiqomah setiap waktu 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau pribadi yang sangat [I]NSPIRATIF 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau [J]UJUR menilai dirimu 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau [K]OMITMEN pada setiap janji dan ucapanmu 

Aku beruntung mengenalmu 
Tak pernah absen tuk [L]ATIHAN mengasah bakatmu 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau pribadi [M]AGNETIS yang sangat supel

 Aku beruntung mengenalmu 
Kau selalu berusaha menjaga [N]IAT hanya karenaNya 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau diri yang [O]PTIMIS dan pantang menyerah 

Aku beruntung mengenalmu 
[P]ERCAYA DIRI menjadi sahabatmu menapaki hari-hari 

Aku beruntung mengenalmu 
Cita-citamu ingin lahirkan generasi [Q]UR’ANI 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau [R]AMAH, pandai bergaul dengan siapapun 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau pribadi yang tak lelah merangkai [S]YUKUR 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau hamba yang [T]AWADHU’, pantang riya’ atau berbangga diri 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau sosok yang [U]NIK dan menarik 

Aku beruntung mengenalmu 
Menatap masa depan dengan [V]ISIONER, itulah dirimu 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau penuh [W]IBAWA, namun bersahaja 

Aku beruntung mengenalmu 
Kau pribadi yang [X]-TRA ORDINARY, pribadi luar baisa! 

Aku beruntung mengenalmu 
Karena [Z]IKRUL MAUT menjadi keseharianmu 

 Aku beruntung mengenalmu, duhai diriku... 
 ***

 # Sebuah puisi afirmasi kontemplatif. Puisi yang bertujuan mengajak setiap orang untuk lebih mengenal dan mencintai dirinya sendiri... Karena ketika kita mengenal diri kita, maka kita akan lebih mengenal Rabb kita.
Insya Allah puisi ini menjadi bagian dari buku single kedua saya...
Mohon doa ya semoga segera terbit!

 Aisya Avicenna

Friday, May 31, 2013

DIARY RAMADHAN 1434 H : MENYEMAI CINTA, MERAJUT HARMONI

Friday, May 31, 2013 0 Comments
Buku Diary Ramadhan 1434 H “MENYEMAI CINTA, MERAJUT HARMONI” ini hadir untuk membantu Sahabat hebat TOBI semuanya agar lebih mengoptimalkan bulan Ramadhan. Tuliskan target-target yang ingin & akan Sahabat capai, dan lakukan evaluasi. Mari persembahkan prestasi terbaik di bulan Ramadhan ini-shoum, qiyamullail, shodaqah, tadarus Al Qur’an- dan Diary ini akan menjadi teman setia Sahabat hebat TOBI semuanya. Mari kita persembahkan prestasi terbaik dengan membuat skala prioritas di bulan Ramadhan ini (Tuliskanlah!). Pertama, manajemen waktu kita harus terkendali dengan baik. Kedua, kita harus mempunyai target yang jelas (Tuliskan lagi!). Catat setiap aktivitas keseharian yang Sahabat lakukan. Mulai dari pagi ketika membuka mata, sampai akhirnya malam menjelang dan lelap pun menjadi waktu yang tepat untuk beristirahat dengan melakukan muhasabah sebelumnya. Catat dan lakukan evaluasi setiap saat! “Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan do’a bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya. Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan Keridhoan-Mu lah dambaan kami.”

 34 MANFAAT YANG BISA DIDAPAT 1. Bisa punya “Diary Ramadhan 1434 H” hasil kreasi SUPERTWIN (Aisya Avicenna-Keisya Avicenna. 2. Insya Allah, semakin memantabkan niat ibadah khususnya di Bulan Sya’ban dan Bulan Ramadhan. 3. Insya Allah, dapat membantu menyiapkan hati menyambut Ramadhan. 4. Insya Allah, mampu bersiap diri menjalani hari-hari di bulan suci. 5. Insya Allah, bisa membantu menjadi pribadi yang mampu melakukan manajemen waktu dengan baik. 6. Insya Allah, bisa mempunyai target yang jelas pra-Ramadhan. 7. Insya Allah, bisa mempunyai target yang jelas saat Ramadhan. 8. Insya Allah, aksi beli buku sambil SEDEKAH! Dahsyaaat euy… 9. Insya Allah, akan mendapatkan PAKET BONUS DIARY RAMADHAN (CD Islami yang akan menemani hari-hari Ramadhan). 10. Insya Allah, akan lebih tahu keistimewaan Ramadhan. 11. Insya Allah, akan mampu menyiapkan bekal dan melakukan persiapan fikriyah jelang Ramadhan. 12. Insya Allah, akan lebih tahu apa saja AMALIYAH RAMADHAN dan siap TAKE ACTION! 13. Insya Allah, akan tahu dahsyatnya Indahnya Ramadhan dalam Naungan Al Qur’an. 14. Insya Allah, akan kembali diingatkan dengan khutbah Baginda Rasulullah tercinta saat menyambut Ramadhan. 15. Insya Allah, akan lebih memahami Fiqh Puasa. 16. Insya Allah, akan lebih memahami berkah dari makan sahur. 17. Insya Allah, siap mengamalkan 11 amalan ketika berbuka puasa. 18. Insya Allah, akan lebih semangat mengamalkan sunah-sunah puasa. 19. Insya Allah, akan mengetahui hadiah istimewa bagi orang yang berpuasa. 20. Insya Allah, akan lebih mencintai sejarah Islam lewat Siroh (1): Pelajaran dari Perang Badar. 21. Insya Allah, akan lebih mencintai sejarah Islam lewat Siroh (2): Fathu Makkah. 22. Insya Allah, hati akan semakin sejuk dan damai dengan catatan-catatan OASE. 23. Insya Allah, lebih memahami tanda-tanda lemahnya iman dan bagaimana cara menguatkan iman. 24. Taushiyah Harian tanggal 1-30 Ramadhan. 25. Lembar agenda harian tanggal 1-30 Ramadhan (silakan jejak harian Ramadhan sahabat didokumentasikan dengan sebaik-baiknya, dan lakukan evaluasi harian dengan menuliskan di lembaran itu). 26. Lembaran-lembaran : agenda amal yaumi, muroja'ah Al Qur'an, hadits Arbain, dll. 27. Insya Allah, di RICH Zone dapat mengetahui dan lebih memahami rahasia bisnis Rasulullah. 28. Insya Allah, di SAMARA ZONE dan PARENTING ZONE akan banyak dapat pelajaran berharga agar Ramadhan kali ini semakin bertabur cinta. 29. Insya Allah, akan membantu memompa semangat saat hari-hari terakhir Ramadhan. 30. Insya Allah, akan menjadikan pribadi yang lebih berbakti. 31. Insya Allah, dapat memperkuat ukhuwah dan ikatan rabithah cinta karena-Nya. 32. Insya Allah, dapat melatih diri menjadi pribadi yang terencana dan terorganisir. 33. Insya Allah, dapat menjadikan kita semakin dekat dan semakin mencintai Al Qur’an. 34. Impian paripurna SUPERTWIN : semoga Ramadhan kita tahun ini jauh lebih keren dari Ramadhan kita sebelumnya karena kita berusaha melakukan persiapan dengan sebaikbaiknya untuk menyambut jamuan istimewa bulan mulia. Karena bisa jadi Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan terakhir kita. 

Wallahu’alam bishowab… 

“Selamat merenda hari-hari sarat hikmah, teriring hati yang berhiaskan MAHABBAH dalam gelora semangat MENYEMAI CINTA, MERAJUT HARMONI yang membuncah. Semoga semuanya semakin indah, mudah, full barokah…” Aamiin Ya Rabbal’alamiin 

Wassalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh. 
Salam TOBI [Totalitas-Optimis-Bisa-Insya Allah] 
Aisya Avicenna & Keisya Avicenna [SUPERTWIN] 

NB : Harga asli Rp 58.000,- (untuk pemesanan ke SAYA -085659988837- ada DISKON SPECIAL!!!) silakan tulis NAMA-ALAMAT-NO.HP-Jumlahpesanan dan SMS ke nomor saya tersebut.. BERMINAT jadi DISTRIBUTOR di kampus/daerahnya? Ada “KESEMPATAN SEDEKAH” yang SUPER SPECIAL!!!

Wednesday, May 15, 2013

[Re-Post] BALITA PUN HAFAL QUR'AN

Wednesday, May 15, 2013 0 Comments

Bedah Buku Balita Pun Hafal Al Qur'an di Jogja



Bismillahirrohmanirrohiim...
 
Sesi pertama tausiyah dari ustadz Sholihuddin pun sudah selesai. Lanjut ke acara inti tentang, bedah buku Balita pun Hafal Al Qur'an bersama Ustadz Salafuddin Abu Sayyid.

Mc kembali beraksi, menyampaikan bahwa sebentar lagi acara bedah buku akan dimulai. Tak lama, hadirlah seorang ustadz, yang nama beliau aku kenal dari sebuah buku. Oh iya –bercerita sedikit-, aku tau buku ini tahun lalu (2012), searching di google mencari terkait Al Qur'an, dan aku menemukan laman yang sedikit mengulas tentang buku ini. Aku begitu sangat tertarik untuk membaca dan memiliki buku tersebut. Alhamdulillah, tanggal 6 september 2012, akhirnya buku itu ada di genggaman tanganku. Bukunya begitu menggoda. Menggoda dalam artian memotivasi dan memberikan inspirasi bagi calon ibu  sepertiku.

Lanjut,...

Alhamdulillah, bi'idznillah, ahad kemarin, 12 mei 2013, berkesempatan mengikuti acara bedah buku beliau di Masjid Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta.

Acara inti pun di mulai pada pukul 09.21 wib. Kulihat pak ustadz sudah duduk menempati kursi yang disediakan panitia. Beliau membawa flash disk yang berisi materi yang akan dibedah. Ku lihat fash disk sudah dipasangkan ke slot laptop. 

Ustadz kemudian membuka acara dengan salam. Sedikit memperkenalkan diri terkait namanya yang ada kata Salaf, ^_^. Aku sebentar memperhatikan kondisi sekeliling. Masjid begitu ramai, peserta begitu banyak, baik dari ikhwan maupun dari akhwat. Terlihat betapa antusiasnya mereka. Seantusias ustadz Salafuddin yang menyampaikan materi.

Awal materi, ustadz berkata, setelah membaca banyak biografi para ulama, ada di antaranya mereka sudah hafal qur'an sebelum baligh, seperti Imam Syafi'i yang telah hafal qur'an di usia 7 tahun, dan di usia 10 tahun telah hafal kitab Al Muwatha' karangan gurunya, Imam Malik.

Di Mesir juga ada Syaikh bernama Muhammad Hasan, beliau seorang da'i, salafi mesir, sudah hafal qur'an saat berusia 7 tahun. Adapula di Maroko, seorang ulama yang sudah hafal qur'an saat berusia 6 tahun.

Ada pula seorang ulama yang telah hafal qur’an ketika dirinya masih belum mengenal ajaran islam dengan baik. Kemudian beliau mengisahkan kisahnya al Fudhail bin Iyadh, seorang mantan preman –pada zamannya- namun akhirnya mendapatkan hidayah sehingga menjadi hafidz Qur'an. Masya Allah.

Terlihat layar proyektor slide tulisan berikut, sebuah kalimat pertanyaan. Mengapa menghafal Al Qur'an? di bawahnya tertulis:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik kalian adalah  orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Setelah itu, lanjut ke beberapa keutamaan mempelajari Al Qur'an, yang dikutip dari hadits-hadits shahih. 
 
“Barang  siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka ia memperoleh pahala satu kebaikan dengannya, sedangkan pahala amal kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan bahwa alif-lâm-mîm itu satu huruf, akan tetapi alif itu satu huruf, lâm satu huruf dan mîm satu huruf tersendiri.” (HR. Tirmidzi) .

"Orang yang mahir tentang Al-Qur’an akan bersama para (malaikat) utusan mulia nan baik-baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an sambil terbata-bata dan berat membacanya, iadapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)

“Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.”Ditanyakanlah, “Siapa mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an. Mereka adalahkeluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.”(HR. Ibnu Majah) 

Ustadz Salafuddin mengatakan bahwa Orang yang sudah intim dengan Al Qur’an itu berbeda. Al Qur’an akan menyatu bersama dirinya. Misalkan, sedang fokus menghafal suatu surah/ayat tertentu, sehingga kelelahan terus tertidur, maka ketika bangun ia akan meneruskan hafalannya. Karena otak tidak pernah tidur. Ia akan terus bekerja, apabila kita intim dengan Al Qur’an maka Al Qur’an akan menyatu dengan diri kita.

Membaca Al Qur’an mestilah dengan tartil. Tartil disini maksudnya, membaca Al Qur’an diiringi dengan kehadiran hati dan pemahaman yang sempurna. Memahami makna demi makna disetiap ayat-ayat-Nya.

Alhasil, membaca dan menghafal Al-Qur’an memiliki keutamaan yang besar. Para pembaca dan penghafal Al-Qur’an memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Dan, Al-Qur’an akan memberi syafaatkepada pembaca/penghafalnya pada hari kiamat.
 
Aku memperhatikan dengan seksama penjelasan ustadz Salafuddin, entah kenapa tiba-tiba hatiku gerimis rindu,  menghujani dengan deras di dasar relung qalbu. Hampir-hampir saja ada rintik hujan qalbu  keluar dari kelopak mata. Allah Karim.

Lanjut, slide di layar berganti dengan tulisan, 

Kegiatan tahfizul Qur’an memberikan dampak positif
terhadap keluhuran akhlak seseorang.

Tahfizhul Qur’an meningkatkan kedisiplinan
dan menaikkan prestasi akademik siswa.

Al-Qur’an menjadi obat penyakit ruhani dan jasmani.
 Karamah para penghafal Al-Qur’an

Dari uraian di atas, ustadz kemudian memberikan beberapa contoh fakta. Ia pun menceritakan kisah anaknya sendiri, yang tadinya prestasinya biasa-biasa saja, setelah mengikuti program tahfidz prestasinya kemudian meningkat. Adapun Al Qur’an menjadi obat penyakit jasmani, ustadz kembali mengisahkan, tentang anaknya yang terkena sakit. Sakit anak beliau di vonis dokter menderita penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus, dokter memberikan banyak obat untuk anaknya, namun belum juga sembuh. Ustadz berfikir, anaknya harus diruqyah. Akhirnya atas inisiatif beliau, anaknya pun dirawat sendiri bersama isterinya dengan terus di ruqyah, dibacakan surah Al Fatihah,  bacaanMu’awwidzatain (surah Al Falaq dan An Nas), sembari terus diberikan madu dan habatussauda. Pada akhirnya, bi’idznillah anak beliau sembuh total dan sampai sekarang sehat wal’afiat. 

Para penghafal Qur’an pun mempuyai karamah, salah satunya,  kisah Imam Nafi’, ketika sedang mengajarkan Al Qur’an dalam suatu majelis, tercium bau kasturi oleh para murid-muridnya. Murid-murid beliau lantas bertanya, “Ya Syaikh, apakah setiap anda mengajarkan Al Qur’an, anda menggunakan minyak wangi kasturi terlebih dahulu?” Maka Imam Nafi’ menjawab, "Aku tidak pernah mendekati minyak wangi sepanjang hidupku apalagi menyentuhnya, akan tetapi aku telah bermimpi sewaktu tidurku melihat Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam membaca sesuatu di mulutnya dekat ke mulutku. Maka semenjak itulah siapa saja akan menghirup harumnya bau itu dari mulutku". 

Sekilas tentang Imam Nafi'. Nama beliau adalah Nafi’ bin Abd Rahman bin Abi Na’im Al-Laithi. Beliau telah digelar Abu Ruwim, Abu Hassan dan juga Abu Abd Rahman. Beliau merupakan salah seorang Imam Qiraat masyarakat di Madinah dan juga terkenal sebagai seorang yang pakar dalam bidang al-Qur’an. Sejak masih muda, beliau telah menekuni Al-Qur’an dan berguru tentang Qur’an kepada lebih dari 70 orang guru. Beliau meninggal dunia pada tahun 169 Hijrah di Madinah ketika berumur 99 tahun. Antara perawi yang Mashur yang meriwayatkan bacaan Imam Nafi’ ialah Qalun dan Warsh.

Ku lihat jam dinding masjid sudah menunjukan pukul 10.30 wib. Lalu, terlihat seorang ikhwan maju dengan membawa selembar kertas untuk kemudian diberikan kepada ustdz Salafuddin. Terlihat, ustdz sekilas membaca tulisan di kertas itu. Kemudian melanjutkan penjelasan, awal dari pendidikan islam adalah dengan menghafal Al Qur’an. 
 
Sesi pertama bedah buku pun selesai. Kemudian disambung dengan sesi tanya jawab, Kulihat jam dinding masjid, pukul 10:33 wib. Aku bergumam dalam hati, waktunya akan mepet banget dengan sholat zuhur. Ulasan bukunya pun belum banyak disinggung ustadz. Hmm…


***


Sesi tanya jawab selesai. Terlihat olehku seorang ibu yang duduknya lumayan sedikit jauh denganku terlihat membeli 5 buah buku Balita Pun Hafal Al Qur’an -yang ada di stand depan pintu masuk-, waaah, banyak banget bu ^_^.









Sesi kedua di teruskan, dengan materi masih tentang buku Balita Pun Hafal Al Qur’an. Lantas tampil di layar proyektor slide tentang Tabarak dan Yazid seorang Hafidz termuda di dunia.




Kisah mereka bisa anda baca selengkapnya di buku Balita Pun Hafal Al Qur’an.

Slide lalu berganti dengan beberapa foto-foto ustadz Salafuddin bersama Tabarak, Yazid, kedua orang tuanya dan adiknya yang juga seorang hafidzoh.

Dari kanan ke kiri, ustd Salafuddin, Tabarak, Yazid dan Dr. Laboody

Semangat tahfizh keluarga Kamil Labudi adalah semangat bersama dalam sebuah rumah tangga baru. Ayah dan ibu Tabarak bukanlah seorang yang menghafal Al-Qur’an sejak remaja. Keduanya baru mulai menghafalkan Al-Qur’an sejak keduanya menikah. Tepatnya setelah mereka berdua merantau ke Jeddah, Saudi Arabia. Sejak itulah keduanya merancang program menghafal Al-Qur’an, dan akhirnya berhasil menjadi seorang hafizh dan hafizhah. Kemudian keduanya dianugerahi anak-anak yang menjadi huffazh saat masih balita.

Lantas, bagaimana Dr. Laboody (ayahnya Tabarak dan Yazid) mencetak anak-anaknya sehingga menjadi seorang penghafal Al Qur’an? Maka ada beberapa kunci-kunci, yaitu:
Ikhlas dan Doa
Sungguh-Sungguh dan Disiplin
Motivasi dan Apresiasi
Istiqamah

Dr. Laboody dan keluarga selalu mempuyai waktu khusus untuk berhalaqoh qur’an bersama-sama setiap hari. Selain menghafal, ada pula motivasi dan apresiasi. 

Apresiasi, peranannya sangat penting. Selain untuk memotivasi, juga sebagai bentuk penghargaan kepada mereka (anak-anak yang menghafal Qur’an). Apresiasi bisa dalam bentuk pemberian hadiah. 

Sambil menyimak penjelasan ustadz, aku sembari mengatakan kepada calon anakku. "Nak, jadilah kelak kau sebagai ahlul qur'an, yang benar-benar mencintai Al Qur'an hanya karena Allah dan semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha-Nya". Seketika senyum terkembang dari bibirku sembari mengaminkan sendiri. ^_^.

Waktu terus berlalu. Rasa-rasanya aku masih kekurangan penjelasan terkait buku Balita Pun Hafal Al Qur’an. Lalu, ustadz menayangkan sebuah video tentang Abdurrahman Farih yang berumur 3 tahun namun sudah hafal berjuz-juz Al-Qur’an. Masya Allah. Untuk yang kesekian kalinya aku melihat video ini. Anak ini sangat menggemaskan. ^_^






bersama sang ibu


Dalam buku Balita Pun Hafal Qur’an dijelaskan bahwa Sang bunda mengisahkan, “Sebenarnya, sejak awal mengandungnya, saya selalu membaca Al-Qur’an.Setiap malam Jum‘at, saya selalu membaca suratAl-Kahfi. Sedangkan setiap harinya, saya selalumembacakan Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) serta surat Al-Mulk. Setelah ia lahir, setiap harisaya selalu membacakan padanya dzikir pagi danpetang. Ia tidak bisa tidur kecuali setelah saya bacakan dzikir-dzikir itu.” (Hal 56).


Lalu di teruskan dengan tayangan video tentang Tabrak dan Yazid.

Bagiku, mereka semua (anak-anak itu) imut-imut bangeeet.. Hehehe, menggemaskan. Oh iya, Tabarak dan Yazid juga hafal Nazam Syathibiyyah lho. Nazam Syathibiyyah merupakan karya terbesar dari Imam Asy-Syatibi dalam bidang ilmu qira'at. Mungkin pembaca masih ada yang belum mengenal siapa itu  Imam Asy-Syatibi? Imam Asy Syatibi memiliki nama lengkap, Abul Qasim bin Firruh bin Khalaf bin Ahmad Asy Syatibi Arru'aini. Dalam dunia Qira'at beliau dikenal dengan sebutan Imam As-Syatibi. Meski beliau terlahir dalam keadaan buta, tetapi beliau dikenal sebagai seorang ulama besar dalam bidang Qira'at pada zamannya. Tabarak dan Yazid hafal Nazam Syathibiyyah. Masya Allah, Tabarakallah.

Namun, kalo mendengar bacaan kedua anak ini, aku lebih memilih bacaan adiknya, Yazid Tamamuddin. 

***

Lebih kurang sepuluh menit lagi akan mendekati waktu sholat zuhur. Ustadz Salafuddin pun terlihat “terburu-buru” dalam berkata-kata dan akhirnya acara bedah buku selesai. Alhamdulillah.
saat sesi tanya jawab
Kulihat beberapa ikhwan maju ke depan untuk mengcopy materi kepada ustadz. Aku seketika bingung, karena kulihat tidak ada akhwat yang maju untuk meminta materi tadi. Aku lantas mengurungkan diri untuk maju ke depan :D. Lalu terdengar suara suamiku memanggil dan bertanya, “mana flash disknya?” Aku kemudian menyerahkan flas disk kepada suamiku. Ia yang akhirnya meminta ke depan untuk mengcopy materi bedah buku tadi. Aku sebenarnya ingin langsung menyapa, menghampiri ustdz Salafuddin, namun kondisi tidak memungkinkan, akhirnya kuurungkan niatku. Maaf ya tadz.

Azan Dzuhur seketika menggema memenuhi seisi masjid Mujahidin UNY. Aku kenal suara mu’adzinnya, seorang adik, yang juga teman tahsinku. Tak pakai lama, baca doa penutup majelis dulu, baru kemudian bergegas menuju lantai dua masjid untuk mengambil posisi di shaf pertama shalat berjama’ah.Alhamdulillah 'ala Kulli Haal.

***


Bagi pembaca yang ingin mengetahui kisah-kisah para Balita yang -sedikit kutulis dalam catatan ini-, bisa membacanya di buku Balita Pun Hafal Al Qur’an. Buku ini selain mengisahkan kisah para balita, ada pula kisah para lansia dan orang-orang yang luar biasa. Sebuah buku yang aku rekomendasikan untuk dibaca. Sangat sarat ilmu, penuh edukasi, motivasi dan menginspirasi. 

Nanti juga, -Insya Allah- akan segera terbit dalam bentuk premium edition dari buku Balita Pun Hafal Al Qur’an. So.. Don’t Miss It..:)

***

*Catatanku, 15 Mei 2013, 13:30 pm
---
#Tambahan bacaan: Kaidah Qira'at Tujuh, Darul Ulum Press, Institut Studi Ilmu Al Qur'an Jakarta, 1996