Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label jejakQ. Show all posts
Showing posts with label jejakQ. Show all posts

Thursday, June 17, 2010

Bukan PNS Biasa

Thursday, June 17, 2010 1 Comments

26 September 2009
Pukul 12.00, terminal Giri Adipura Kabupaten Wonogiri
“Taqabalallalahu minna wa minkum”. Kujabat tanganku erat pada sahabatku yang sudah sekian tahun tak bertemu. “Taqabal ya kariim...” jawabnya tepat di telinga kananku saat dia memelukku tak kalah erat. Sementara itu, ayahku dan ayahnya juga bersalaman dan saling tegur sapa. Keakraban pun kembali terjalin. Dialah Nuri, sahabatku sejak kelas 1 SMA. Kebetulan tiga tahun semasa SMA kita selalu satu kelas. Ehm... skenarioNya memang sangat indah. Siang ini, aku dan Nuri akan berangkat ke ibukota negeri ini, Jakarta. Nuri memang sudah 4 tahun kuliah di sana. Sebuah sekolah tinggi yang dulu juga sempat menjadi sekolah impianku. Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS). Tapi apalah daya, rencana Allah lebih indah. Nuri diterima di sekolah tinggi itu, dan akupun diterima di Universitas Sebelas Maret (UNS) yang terletak di kota Solo. Dan semuanya itu memang mendatangkan banyak hikmah bagiku, tepatnya bagi kami berdua. Hingga akhirnya, kami dipertemukan kembali untuk berjuang bersama di Jakarta. Pukul 13.00, bus Gunung Mulia berplat AD 1511 BG yang kami tunggu akhirnya datang juga. Terminal itu pun menjadi saksi bisu perpisahan dengan ayah kami masing-masing.
Pukul 15.30, di dalam bus Gunung Mulia.
“Udah bangun Ri?” tanyaku pada Nuri yang sedari tadi memejamkan matanya.
“Kamu tadi gak tidur to Nda?” tanya Nuri yang masih setengah mengantuk.
“Gak bisa tidur Ri, ku milih baca buku aja.”
Nuri melirik buku yang sedang aku pegang. “Cie..cie...bacaannya sekarang meningkat. ‘Bila Hati Rindu Menikah’ euy.. kamu mau nikah ya?? Mentang-mentang dah lulus!”
Aku hanya tersenyum simpul dan akhirnya menimpali, ”Nikah?? Ya jelas maulah.. kamu juga mau kan?? Hihi..ni salah satu langkah persiapanku, Ri. Banyak baca buku tentang ini, terutama fiqihnya. Jodoh kita sudah ada, tinggal nunggu waktunya aja untuk ketemu. Nah, biar tar ketemuannya gak malu-maluin gara-gara kita sedikit ilmu, makanya manfaatkan ‘waktu tunggu’ itu dengan sebaik-baiknya.”
Nuri mengangguk-angguk (bukan karena masih ngantuk), “Iya..bener katamu. Kita sekarang kan dah lulus. Sudah saatnya kita memikirkan hal ini lebih serius. Eh, Yanda.. teman-temanku di kampus juga dah pada syndrome pengin nikah tuh..., bahkan ada yang sudah proses..”
“Tuh kan, kamu kapan???” tanyaku menyelidik.
“Emm...tunggu saja tanggal mainnya.” jawab Nuri sambil tersenyum simpul.
“Kayaknya duluan kamu Nur, lha wong kamu dah lulus. Tinggal penempatan. Sedangkan aku, ni aja masih mau tes CPNS,” kataku.
“Wallahu‘alam. RencanaNya jauh lebih indah dari rencana kita. Yadah, aku mau Al Ma’tsuratan.”
“Kalau begitu, aku juga akan melanjutkan baca buku ini,” kataku mengakhiri pembicaraan kami.
Pukul 17.30, masih di dalam bus Gunung Mulia
Benang-benang jingga terajut membentuk nuansa senja yang indah. Kali ini senja menyambutku di kota Semarang. Ehm... banyak kisah yang telah aku torehkan di kota ini. Kisah-kisah petualanganku menggapai impian dan mengukir prestasi. Alhamdulillah, rasa syukur mendesir dalam hatiku..mengenang masa-masa perjuangan dulu di kota Semarang, kota perjuangan, kota persahabatan. Dudukku di dekat jendela, jadi dengan leluasa aku bisa menatap pemandangan di luar..
Ehm.. lagi bahagia nih.. bukan saja karena salah satu impianku akan terwujud (menginjakkan kaki di Jakarta)... tapi karena aku akan memperjuangkan terwujudnya impianku yang lain. SEMANGADH 37x.. (mencoba menyemangati diri sendiri.. kesempatan itu tak datang dua kali).
Pukul 19.00, Rumah Makan Sari Rasa, Kendal
Bus yang kami tumpangi berhenti tepat di samping Rumah Makan Sari Rasa. Di rumah makan itu sudah berjejal puluhan bus Gunung Mulia yang lain. Maklum, hari ini adalah puncaknya arus balik pasca Lebaran. Setelah sholat, aku dan Nuri menuju ruang makan. Setelah itu, kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Laju bus terbilang lambat, agak macet. Maklum, puncak arus balik. Kupandangi langit malam ini. Meski tak begitu jelas tertangkap retina mata, tapi aku dapat menyaksikan ribuan bintang menghiasi langit. Ku menoleh ke kiri, Nuri sudah larut dalam mimpinya...dan akhirnya akupun menyusulnya...
Pukul 03.00, Bus Gunung Mulia
Aku kembali terjaga. Nokia 5300 ku bergetar. Kubuka inbox. Sebuah pesan dari bunda. “Bangun Mbak, sudah jam 3. Dah sampai mana?”. Langsung kubalas SMS itu. Sudah menjadi rutinitas bunda, kalau jam 3 SMS atau telepon membangunkan aku untuk Qiyamul Lail. Makasih ya bunda... Nuri juga terbangun. Setelah itu, aku mengerjakan Qiyamul Lail dan dilanjutkan sholat subuh. Pengalaman pertamaku sholat di dalam kendaraan yang sedang melaju. Setelah itu, lanjut membaca Al Ma’tsurat dan Al Qur’an merahku. Seiring lantunan ayat cintaNya, ternyata kami sudah memasuki daerah Subang, Jawa Barat. Alhamdulillah...
***
27 September 2009
Pukul 08.00, Bus Gunung Mulia
Terik sang surya menembus kaca bening bus yang kami tumpangi. Padahal baru jam 08.00 pagi. Yaaa..inilah JAKARTA! PANAS!! Tapi jadi ingat filosofi PANAS => Pasti Aku Nanti Akan Sukses!!!
Pukul 09.00, Terminal Rawamangun, Jakarta Timur
Alhamdulillah, untuk pertama kalinya kakiku menapak di kota yang katanya metropolitan ini. Flash...Sang Bagaskara tersenyum manis padaku…
***
28 September 2009
Pukul 10.00, Gelora Bung Karno, Senayan
Aku dan Nuri duduk di bawah pohon rindang di halaman luar Gedung Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan. Kami baru saja survey lokasi ujian tahap kedua (tes tertulis) CPNS Departemen Perdagangan (Depdag) yang akan digelar tanggal 30 September esok lusa. Alhamdulillah, aku dinyatakan lolos seleksi administrasi sehingga berhak mengikuti ujian tertulis.
***
30 September 2009
Pukul 07.30, Gedung Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan
Sekitar 4000-an orang memenuhi Gedung Tenis Indoor Senayan pagi ini. Dari 4000-an orang yang akan mengikuti tes ini, hanya akan diambil 160 orang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan Departemen Perdagangan. Aku duduk bersama para “CALON STATISTISI”. Ehm, bersaing dengan 80-an orang yang luar biasa dan hanya dua orang saja yang akan terpilih. Bismillahirrahmanirrahim…
Pukul 13.00, Halte Bus Senayan
Alhamdulillah, setelah berkutat dengan 300-an soal pilihan ganda yang “menantang”, akhirnya selesai juga tes tertulisnya. Tinggal menyerahkan hasilnya pada Sang Maha Kuasa. Siang ini begitu terik. Dengan berbekal petunjuk arah yang diberitahu Nuri, aku mencoba pulang ke kost Nuri sendirian. Pengalaman pertama menjelajah ibukota sendirian… SERU!!!
Pukul 14.00, Kost Oscom
Akhirnya sampai juga aku di kost Nuri. Kuceritakan kisah seruku hari ini pada Nuri. Ehm, hari ini memang luar biasa!!! Kemudian aku bersiap untuk kembali ke kampung halamanku di Wonogiri karena pengumuman ujian tertulis masih tanggal 26 Oktober. Apapun hasilnya, pastinya itulah yang terbaik dari Allah SWT. Inilah keyakinanku….
***
8 Oktober 2009
Pukul 14.00, Kantor Asuransi Bumiputera Solo
Setelah wisuda tanggal 3 September 2009 yang lalu, aku mendapat kesempatan menyelesaikan sebuah proyek di kantor Asuransi Bumiputera Solo. Hari ini suasana yang kurasakan di kantor memang lain dari biasanya. Perasaanku tak menentu. Tiba-tiba, ada SMS dari seorang teman yang juga ikut tes CPNS di Depdag. Alhamdulillah, dia mengabarkan kalau aku lolos, dia juga. Dari 80 orang diambil 4 orang untuk mengikuti tes tahap ketiga. Kami memang berasal dari satu jurusan dan satu angkatan. Oh ya, namanya Didi. Kebetulan kami juga berasal dari daerah yang sama, Wonogiri. Bahagianya!!!
***
13 Oktober 2009
Setelah dinyatakan lolos tes tertulis, aku mengikuti tes tahap III yaitu psikotes dan wawancara. Pukul 08.00 aku dan Nuri berangkat menuju lokasi tes di daerah Sawangan, Depok. Dengan berbekal selembar peta, kami pun menuju tempat tersebut. Benar-benar menggelikan sekaligus petualangan yang seru!!. Sampai di terminal Pulogadung, kami pindah naik angkot kecil warna biru. Sambil menyusuri gambar peta di dalam angkot, akhirnya sekitar pukul 10.30, kami sampai juga di daerah Wates, Sawangan, Depok. Dari tempat turun, kami masih harus berjalan sekitar 300 meter menuju kantor Pusdiklat Depdag.
Pukul 10.00, Masjid….. Sawangan, Depok
Karena peserta ujian masuk pukul 12.15, aku dan Nuri memutuskan untuk beristirahat di masjid yang berjarak 300 meter dari Pusdiklat. Sesampai di masjid, kami berdua duduk santai di serambinya. Ada sekitar tiga pedagang kaki lima yang mangkal di situ. Akhirnya, aku dan Nuri membeli segelas dawet ayu Banjarnegara pada seorang bapak tua. “Segelas aja Nda, takut ga habis.” kata Nuri. Emm..akhirnya kami meminum dawet itu segelas berdua di bawah pohon rindang..sambil menikmati sepoi angin... A beautiful friendship! Setelah dawet habis, kami kembali duduk di serambi masjid. Nuri membaca buku “Quantum Tarbiyah”nya, sedangkan aku memutuskan untuk melanjutkan tilawahku 2 halaman, setelah itu aku memilih untuk membaca ayat cinta favoritku, Q.S. Ar Rahman. Selalu ada rasa yang berbeda tatkala aku membaca surat ini. Selesai tilawah, aku mengamati bapak tua penjual dawet tadi. Beliau sedang berjuang keras memanggul dagangannya. Mungkin, beliau akan berkeliling lagi. “Ayo Pak, semangat!!! Jangan menyerah!!!!“ teriakku sambil mengepalkan tangan kala itu.. (tapi ya gak keras-keras...hanya Nuri yang dengar..^^) Setelah waktu menunjukkan pukul 11.00, kami-pun meninggalkan masjid. Berjalan kaki lagi.... Setelah makan di warung depan Pusdiklat, kami menuju lokasi tes. Setelah sholat, aku memasuki ruangan tes, sedangkan Nuri menungguku di mushola.
Test dimulai pukul 13.00. Sebelum test dimulai, semua peserta diminta mengisi lembar biodata dan 5 lembar kertas yang berisi pertanyaan mulai dari : apa pencapaian yang sudah didapat dalam waktu dua tahun terakhir, penyikapan atas suatu kasus, sampai gaji dan tunjangan yang ingin didapatkan. Waktu mengisi lembar pertanyaan ini, aku lebih banyak memberi jawaban berdasarkan pengalamanku semasa di kampus. Bagaimana kuliahku, aktivitas di kampus, dll. Akhirnya pertanyaan demi pertanyaanpun dapat ku jawab. Ehm, semakin menyadari bahwa “ngampus itu jangan hanya sekedar kuliah” (jadi inget bukunya Ustadz Hatta Syamsuddin dan istrinya, “AGAR NGAMPUS TAK SEKADAR STATUS”). Bagi yang masih ngampus, optimalkan waktu untuk mengasah potensi yang dimiliki. Memang, tujuan perdana kita menjadi “penghuni kampus” adalah untuk menjalankan amanah orang tua, kuliah yang rajin dan tidak ‘neko-neko’. Yes, that’s a good vision! Tapi kalau ngampus cuma kuliah (duduk anteng di kelas), ke kantin, dan di kost saja (istilah kerennya 3K)..ya jadi hambar dung! Aku semakin merasakan manfaat berorganisasi ketika memasuki dunia pasca kampus, lebih tepatnya waktu memasuki dunia kerja.
Lanjut ke cerita tentang psikotes. Dari tim penguji (para psikiater), membagikan beberapa buku yang berisi soal-soal psikotes. Ada beberapa soal yang sudah cukup familiar karena sering ditampilkan di buku-buku psikotes (tidak ada salahnya bagi yang mau psikotes untuk membaca dan mencoba contoh-contoh soal di buku-buku psikotes yang beredar di pasaran). . Salah satu tes yang membuat aku agak “tuing-tuing” namanya tes PAULI. Peserta dibagikan gulungan kertas besar ukuran A3 (kayaknya) yang berisi deretan angka yang dicetak bolak-balik. Wuih... so amazing! Kita diminta menghitung dari atas ke bawah. Alhamdulillah, sampai batas waktu berakhir, aku berhasil menghitung sampai tinggal satu deret terakhir. Melelahkan, menguras otak dan tenaga, tapi menantang. Asyik juga!!! Hal yang paling menyenangkan adalah waktu tes menggambar. Maklum, salah satu hobbyku kan menggambar. Peserta diminta menggambar manusia lengkap. Cling!!! Akhirnya aku mendapat ide untuk menggambar ayah. Tidak mirip sih, tapi gambar itu menjadi cerminan motivasi aku mengikuti tes CPNS di Depdag RI.
Pukul 17.00, alhamdulillah psikotes selesai. Langsung aku kabur ke mushola. Nuri masih setia menanti. Terima kasih ya!!! Lanjut sholat ashar. Terdengar guntur menggelegar di langit. Kata Nuri, tadi habis hujan deras dan angin kencang. Tapi alhamdulillah, sekarang sudah reda. Akhirnya kami pulang dengan berjalan kaki menuju tempat naik angkot, kemudian naik angkot menuju stasiun Depok Baru.. Di stasiun itu, banyak “pemandangan” yang cukup menarik perhatianku. Aku mencoba mencari inspirasi di balik apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. Mulai dari deretan ibu-ibu pengemis yang duduk berjajar di lorong stasiun, orkestra jalanan, sampai seekor kucing yang membuatku sangat iba karena kaki kanan depannya buntung, terluka. Dia berjalan terhuyung-huyung dengan ketiga kaki lainnya yang masih normal. Kasihan sekali kucing itu. JANGAN MENYERAH PUS!!! (teriakku dalam hati). Menjelang Maghrib, kereta ekonomi non AC jurusan Jakarta tiba. Kami-pun menaikinya.
***
14 Oktober 2009
Berangkat dari kos sekitar jam 9 lebih. Sampai di sana, singgah ke warteg dulu, makan siang. Sampai di kantor Pusdiklat, alhamdulillah langsung boleh masuk. Setelah sholat di mushola, langsung menuju ruangan tempat peserta berkumpul sebelum wawancara. Seperti kemarin, Nuri menunggu di mushola. Sebenarnya jadwalku wawancara pukul 14.00-14.30, tapi baru sekitar pukul 15.30 aku memasuki “ruang eksekusi”. Sang eksekutor adalah seorang bapak paruh baya, dengan perawakan sedang dan ramah sekali. Pertanyaan demi pertanyaan pun menghujani aku. Alhamdulillah, sudah “sedia payung sebelum hujan”. Maksudnya, alhamdulillah bisa menjawab dengan lancar dengan suasana wawancara yang tidak menegangkan, malah terkesan seperti curhat seorang anak kepada ayahnya. Semuanya mengalir begitu saja, tak terasa hampir setengah jam kami berdialog. Jujur, kebanyakan jawaban yang keluar adalah menceritakan pengalaman pribadiku saat di kampus. Hampir 75 % aku menceritakan kisahku saat terlibat dalam beberapa organisasi di kampus. Alhamdulillah...Terima kasih Ya Allah atas segala kemudahan ini..
***
26 Oktober 2009
Pukul 20.13, Kost Pink, Solo
Aku mencoba menenangkan hati sembari membaca Al Qur’an merahku. Yaa.. hari ini akan ada pengumuman hasil seleksi CPNS Departemen Perdagangan. Akan tetapi, sampai jam 20.00 belum ada pengumuman. Akhirnya, aku meminta tolong Nuri untuk melihatkan pengumuman, karena dia bisa online di kostnya. Setelah membaca Qur’an, iseng-iseng aku membuka facebook-ku.. Ada pesan dinding yang masuk. Dari Nuri. “Selamat, kamu ketrima. Makan-makan lho!”.
Alhamdulillah, langsung aku sujud syukur di kamar kostku. Aku telepon Nuri untuk memastikan. Ada dua nomor ujian untuk formasi Calon Statistisi yang diterima dan salah satunya adalah nomor ujianku. Sayang, Didi belum berhasil. Ya Allah, keputusanMu memang nomor satu dan pasti yang terbaik. Langsung aku mengabari keluarga di rumah. Ibu sampai menangis haru saat mendengarnya…
***
Kini, aku resmi menjadi bagian dari Kementerian Perdagangan RI (sekarang tidak lagi bernama “Departemen Perdagangan”). Menjadi seorang abdi Negara dan abdi masyarakat. Aku bertekad untuk tidak hanya menjadi PNS yang biasa-biasa saja, tapi aku ingin menjadi PNS yang LUAR BIASA… “Penghuni Neng Surga, Pribadi Nan Sabar, Putri Nan Sholihah, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping Nan Setia, Petualang Nan Semangat, Penulis Nan Sensasional, Pembelajar Nan Sejati, Penolong Nan Santun, Pemikir Nan Serius, Penasihat Nan Solutif, dan Pemimpin Nan Sigap”. Amin…

-based on true story-
Jakarta, 090410_22:49
Aisya Avicenna

Sebenarnya masih ada kisah yang belum saya ceritakan di sini. Dulu waktu mengalaminya, saya berazzam, kisah ini akan saya beberkan ketika saya sudah mendapatkan pekerjaan yang saya impikan. Alhamdulillah sekarang impian itu sudah terwujud, berarti saya masih punya hutang untuk menceritakannya. Sebuah kisah yang memadukan kenekatan, kekonyolan, kesedihan, tapi juga inspiratif! Tak seorang pun tahu bahwa saya pernah mengalaminya. Tapi, saya akan menceritakan semuanya!!! Tinggal menunggu waktu yang TEPAT! ^^v

Wednesday, June 09, 2010

Persembahan untukmu.. PALESTINA!!!

Wednesday, June 09, 2010 0 Comments

Rabu, 2 Juni 2010
Pukul 20.00 saya baru tiba di REDZONE (rumah mungil sekaligus kantor pribadi saya, tempat saya menelurkan karya :D). Uhf, sebenarnya sesuai yang direncanakan di awal, harusnya malam ini saya sudah berada dalam armada yang mengangkut saya pulang ke kampung halaman. Besok saudari kembar saya akan wisuda S1. Hmm, tapi berhubung amanah di kantor tidak bisa ditinggalkan ditambah lagi tanggal 5 Juni 2010 akan ada ujian tahsin. Akhirnya, saya memutuskan untuk tidak pulang. Orang tua juga memberi izin dan memaklumi ketidakpulangan saya.

Sehabis makan malam, ada SMS yang berisi seruan untuk mengikuti aksi solidaritas Palestina jam 13:00 berkumpul di Bundaran HI. Hmm, semangatku kembali menyala! Jadi teringat masa-masa kuliah dulu. Rela bolos kuliah untuk ikut aksi turun ke jalan (memanfaatkan jatah bolos 4x untuk mahasiswa). Saya bertekad untuk mengikuti aksi besok pagi. Hmm, tapi kan tetap harus masuk kantor ya! Gimana caranya bisa ikut??? Berpikir! Akhirnya menyusun strategi.
Kamis, 3 Juni 2010
Pagi ini berangkat ke kantor dengan semangat yang jauh lebih dahsyat dari kemarin. Sebelum berangkat mendengarkan nasyid-nasyid haroki yang bikin semangat makin meledak-ledak.
Ini langkahku yang akan ku ayun
Walaupun payah tak akan jera
Ini langkahku kan trus melaju
Setegar karang bangkitkan jihad
Aral rintangan datang menghadang
Tapi surga di bawah kilatan pedang
Hancurkan kedzoliman
Tegakkan keadilan!
Pastikan langkahmu wahai pejuang
Dengan Al Qur’an menjadi pedoman
Hembuskanlah angin pembaharuan
Karena kita khalifaturrahman!
(Ini Langkahku_Shoutul Harokah)
Sampai di kantor langsung mendengarkan “We Will Not Go Down”-nya Michael Heart.
Puluhan kali… SEMANGAT!!!!
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
**
Pukul 12.00 adzan Dhuhur sudah berkumandang. Langsung ambil wudhu dan menuju mushola untuk sholat Dhuhur. Setelah sholat, segera menjalankan misi. Ambil dompet, slayer, dan permen terus meluncur ke kantin yang terletak di gedung depan (ruang kerja saya terletak di gedung belakang). Beli nasi bungkus (lauknya capjay dan teri pedas) plus beli aqua gelas. Setelah beli makan siang melangkah ke luar kantor. Mencari taksi. Berkali-kali ada taksi lewat tapi sudah terisi penumpang. Alhamdulillah akhirnya ada Blue Bird yang kosong. Langsung masuk. “Bundaran HI Pak!”
Blue Bird “terbang” membawa saya menuju Bundaran HI. Di dalam Blue Bird, langsung membuka makan siang berbungkus stereoform putih yang tadi saya beli di kantin. Makan siang di taksi. Tak lupa berbasa-basi dengan pak sopir. “Makan siang, Pak!”. Pak sopir tanpa menoleh berujar, “Silakan Mbak!”. Hehe…
Saat melewati dekat Monas, beberapa mobil polisi sudah berjaga. Sekitar Monas sudah cukup ramai. Saya berpikir, aksi bakal ramai nih! Berdasarkan SMS jarkom, aksi akan digelar dari Bundaran HI menuju Monas. Sekitar 15 menit, sudah sampai di dekat bundaran HI. Makan siang juga sudah habis. SMS seorang teman, dia sudah sampai di HI apa belum. Akhirnya sampai juga di bundaran HI. Patung yang berada di tengah Bundaran HI itu seakan melambaikan tangan menyambut kedatanganku. Hehe…
Pak sopir yang ternyata bernama Widodo itu menurunkan saya di trotoar di seberang jalan Grand Indonesia. Alhamdulillah, ongkosnya masih di bawah Rp 20.000,-. Turun dari taksi memandang ke sekeliling. SEPI AMAT! Maksudnya, belum ada tanda-tanda akan ada aksi. Berjalan menyusuri trotoar. Berhubung belum ada tanda-tanda akan ada aksi, sempat ‘mengaksikan’ diri dulu dengan latar patung Selamat Datang plus pancurannya. Cepret! Nokia 5300 saya sempat mengabadikan suasana siang yang sangat terik itu.
Sedang asyik ceprat-cepret, Nokia 5300 saya bergetar. Ada SMS dari seorang teman. Dia mengabarkan kalau aksi dipindah ke Monas. Weleh… hmm, langsung berpikir cepat dan memutuskan untuk segera menyeberang jalan. Awalnya agak bingung juga mencari taksinya di mana, tapi akhirnya ada petugas keamanan yang lagi mematung di pinggir jalan. Dia langsung jadi sasaran tembak saya untuk bertanya di mana seharusnya saya menyetop taksi untuk ke Monas. Bapak itu langsung menunjukkan tempat yang tepat. Tanpa buang waktu, langsung menuju tempat itu dan menyetop taksi. Beberapa taksi tak mau berhenti. Yaiyalah, ternyata di dalamnya ada penumpangnya. Sulit memang kalau siang hari membedakan taksi yang ada penumpangnya atau tidak. Kalau malam hari kan bisa ketahuan dari lampu atap taksi yang menyala atau tidak.
Alhamdulillah, ada Blue Bird lagi. Langsung masuk dan bilang “Monas ya Pak”.
Pak sopir bertanya, “Lewat mana nih Mbak?”
Saya pun menjawab, “Lewat mana ajalah Pak, yang penting cepet!”
Kali ini pak sopirnya bernama Rudolf. Langit tertutup awan hitam. Mendung. Sejuknya…
Sampai di lampu merah dekat Wisma Antara, tiba-tiba ada sepeda motor yang menabrak bagian belakang taksi yang saya tumpangi. Pak Rudolf langsung membuka kaca dan memaki-maki pengendara sepeda motor itu. Pengendara sepeda itu juga balas memaki. Maki-makian deh jadinya! Pengendara sepeda motor itu langsung melaju meninggalkan taksi yang saya tumpangi. Pak Rudolf sepertinya masih menaruh dendam. Dia langsung tancap gas dan mengejar sepeda motor itu. Saya panic. Hampir saja Pak Rudolf menyerempet pengendara itu. Untungnya pengendara itu bisa menyelip di antara sepeda motor yang lain. Saya berteriak ke Pak Rudolf, “Sudah lah Pak! Biarkan saja!”. Raut wajah Pak Rudolf masih menyiratkan kemarahan.
Alhamdulillah, sampai jua di dekat Monas. Sudah ramai. Beberapa pedagang juga turut meramaikan aksi siang itu dengan menjual atribut Palestina di sepanjang trotoar. Saya sempat membeli 3 pin Palestina yang bergambar anak-anak dan bendera Palestina. Massa semakin membludak. Sang koordinator lapangan menyuarakan kepada peserta aksi untuk mengambil atribut aksi berupa poster, bendera Palestina, bendera merah putih yang ditumpuk di dekat panggung utama. Saya pun melangkah menuju ke sana, mengambil sebuah poster putih besar bertuliskan “EGYPT.. OPEN YOUR EYES!” yang berlatar gambar mujahid-mujahid Palestina.
Semua massa yang sudah memegang atribut langsung dikomando untuk bergerak menuju Patung Kuda Monas. Kami pun berdiri di sepanjang jalan dengan membawa atribut. Poster-poster diarahkan ke jalan agar para pemakai jalan menyaksikan. Sekitar 15 menit saya berdiri di pinggir jalan. Subhanallah, di samping saya berdirilah seorang akhwat yang sedang hamil tua memegang dua bendera Palestina di tangan kanan dan kirinya. Akhwat itu bersama suaminya. So sweet sekali.. Hehe! HEROIK banget! Saya juga melihat beberapa ummahat dengan bayi-bayi mereka turut meramaikan aksi siang itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 13:15. Saya harus segera kembali ke kantor sebelum jam 13:30. Akhirnya, dengan menerobos massa, sambil memegang poster tadi, saya menuju dekat panggung utama tempat saya mengambil poster tadi. Saya serahkan pada seorang ikhwan yang berdiri di dekat panggung. Di panggung utama, grup nasyid haroki favorit saya, Izzatul Islam bersiap menyenandungkan sebuah nasyid. Saya berdiri sebentar di depan panggung bersama barisan akhwat lainnya. Saya sempat menitipkan sesuatu kepada seorang akhwat yang berdiri di samping saya. “Mbak, nitip ini ya. Saya harus kembali ke kantor”. Awalnya, akhwat itu agak bingung juga, tapi sejurus kemudian, dia paham apa yang saya maksudkan. Personel Izzatul Islam sudah bersiap di atas panggung. Saya pun bersiap kembali ke kantor.
Saya melangkah ke luar area aksi. Sayup-sayup terdengar lantunan nasyid dari Izzatul Islam
Gaza.. Gaza.. Gaza..
Semuanya bermula
Gaza.. Gaza.. Gaza..
Tanah para syuhada
Gaza.. Gaza.. Gaza..
Kemenangan kan nyata
Gaza.. Gaza.. Gaza..
Palestina merdeka

Negri mujahiddin sejati
Serahkan jiwa di jalan Ilahi
Perjuangan tak kenal kata henti
Demi raih kenikmatan abadi

Debu dan batu jadi saksi
Jiwa nan perkasa tunaikan janji
Seagung kepak sang rajawali
Hancurkan kecongkakan tirani

Wahai Muslimin bangkitlah, bangkitlah..!
Palestin memanggilmu bebaskan, bebaskan..!
Walau tumpah peluh dan darah
Tegak satu cita.. Palestina merdeka !!

Subhanallah, luar biasa sekali aksi siang itu. Meski panas, tak mematahkan semangat kami. Poster-poster bertuliskan “Save Our Palestine”, “Egypt, Open Your Eyes!!!, “Kami Tidak Akan Menyerah” semakin ramai menyemarakkan kawasan Monas siang itu. Ribuan massa semakin memadati areal aksi. Gema takbir membahana. Seruan lantang untuk Palestina menggelora.
Sayangnya, saya harus segera kembali. Saya keluar dari kerumunan. Melawan arus. Langkah kaki saya percepat menuju jalan di samping areal aksi. Akhirnya, ada bajaj yang lewat dan saya pun menaikinya menuju kantor. Alhamdulillah, sampai di kantor pukul 13:29. Satu menit lebih awal dari batas waktu.
Hmm, luar biasa sekali aksi kali ini. Aksi perdana saya di ibukota!!! Allahu Akbar!!!
Aksi ini dilatarbelakangi peristiwa penyerangan Israel kepada kapal Mavi Marmara yang mengangkut lebih dari 500 orang relawan dari 30 negara itu dalam rangka misi kemanusiaan untuk Palestina. Berdasarkan cerita yang saya dapat, pada aksi ini juga dialkukan pembakaran bendera Israel. Aksi ini ditutup dengan berjalan kaki bersama menuju Bundaran HI dan kembali lagi ke Monas.
Ada ribuan bayi di Gaza. Seandainya aku bisa tiba di sana, aku akan bermain
bersama mereka... [bundaran HI, 040610_12.30]
Pulang kantor langsung update status :
Dlm perjlnan plg, merenungkn jejak2 yg tlah dlalui hr ni : redzone-kantor pos-kantor-bundaran HI-Monas-kantor-REDZONE (msh otw). Alhamdulillah, bnyk kmudahan untk menapakkn jejak2 itu hr ini.. Smg Engkau meridhoi lngkah2 kcil ini Ya Allah..Aamiin... RidhoMu..Hny RidhoMu yg q damba...Selalu! Dan jejak2 itu akn trus mnapak..Tak mw lelah..Sblm smpai d jannah..
***
Wahai as Syahid Palestina, bersabarlah, pertolongan Allah akan segera datang. Surga Allah telah menjadi jaminan bagi perjuangan kalian menjaga tanah suci. Darah kalian telah mengalir ke surga, Do’a kami senantiasa mengiringi langkah kalian.

SIANG ITU…
Panas sang mentari menusuk pori-pori kulit kami,
Tapi ini tak sebanding dengan panas desiran mesiu yang menembus tubuh mereka…
Tetes keringat membasahi tubuh kami,
Tapi ini tak sebanding dengan tetesan darah yang keluar dari tubuh mereka..
Tersengal-sengalnya nafas saat kami berlari,
Tapi ini tak sebanding dengan nafas terakhir yang mereka hembuskan…


Saudaraku, hanya sedikit ini yang bisa kami berikan…

Jakarta, 4 Juni 2010
Aisya Avicenna

Monday, May 24, 2010

”Buat ETIKA… Ada yang Mulia dalam Namamu…”

Monday, May 24, 2010 1 Comments

Ahad, 23 Mei 2010 Pukul 08.00 sarapan nasi pecel sambil melihat film kartun favorit, Doraemon. Kali ini film imut asal Jepang tersebut mengisahkan tentang Nobita yang disidang oleh Giant dan Suneo. Nobita diejek Giant dan Suneo bahwa yang dikatakannya tentang adanya monster berwujud dinosaurus hanya omong kosong belaka. Akhirnya, dengan bantuan Dorami (adik Doraemon), Nobita bisa membuktikan omongannya. Hayah, kok malah nyeritain Doraemon. Pukul 08.30 akhirnya berangkat berpetualang!!!
Keluar kost langsung menuju jalan Otista Raya. Alhamdulillah, langsung naik angkot 06 menuju Pasar Rebo. Turun di bawah fly-over dekat Pasar Rebo. Weleh, bingung juga selanjutnya kan naik 510 (berdasarkan petunjuk jalan dari Mba Iecha), tapi bus 510-nya kok ga ada. Pandangan kuedarkan di sekeliling. Malu bertanya sesat di jalan. Akhirnya, bertanya ke penjual koran setelah sebelu
mnya beli korannya dulu. Hehe, taktik! Akhirnya bapak penjual koran itu menunjukkan letak jalur bus 510. Sip, langsung nyebrang jalan (sambil sedikit lari tentunya, maklum... Jakarta!). Di seberang jalan, pas lampu merah, ada 510 berhenti. Langsung naik! Trus mencari kondektur (Lhah, malah cari kondektur dulu daripada tempat duduk). Kondekturnya ternyata bergelayutan di pintu belakang. Langsung kutanya, ”Pak, lewat UIN Ciputat kan?”.
Kondektur itu pun menjawab, ”Oh, Mbak naik 510 yang dari sana!” (sambil menunjuk jalan di sebelah timur)

Akhirnya aku turun lagi dan menyeberang jalan. Saat sampai di seberang, ada ibu-ibu yang mendekati dari arah belakang.
”Mau naik 510 ya Mbak. Saya juga. Bareng aja”
Plong.. alhamdulillah...

Sampai di seberang jalan, berjalan ke arah timur agak jauh. Jalannya becek.. ga ada ojek.. weleh 3x! Akhirnya ketemu juga dengan bis 510. Penuh! Bergelayutan deh. Road to Ciputat!
Sambil bergelayutan, tengok kanan-kiri, cari UIN Ciputat. Setelah kurang lebih 15 menit sampai juga... Alhamdulillah...
Agenda di UIN kali itu ”meeting” bersama 8 orang yang sangat inspiratif di beranda Fakultas Dakwah UIN. Ada tender bisnis yang ha
rus digarap dan aku bagian dari tim tersebut. Bisnis apa??? Hmm, kalau yang ini masih dirahasiakan. Doakan sukses ya!
Saat adzan berkumandang, kami mengakhiri meeting itu. Lanjut ke masjid kampus UIN Syarif Hidayatullah untuk sholat trus makan siang di depan warung depan masjid.
Setelah sholat, berpisah dengan rekan-reka
n. Aku naik angkot 02 putih menuju terminal Lebak Bulus. Sebenarnya mau menuju Kampung Melayu (tujuan utama ke Gramedia Matraman), tanya sopir angkotnya, ternyata dia ga tahu. Weleh... akhirnya turun di dekat terminal Lebak Bulus. Eh, ada Kopaja 20. Tanya ke kondektur, ”Bisa ke Kampung Melayu?”
”Bisa, tapi turun di Mampang.”
Mendung bergelayut. Gelap. Tapi mendung ga selalu berarti hujan kan? Hanya mendung memberikan asumsi pada kita bahwa probabilitas hujan akan turun lebih besar (ga perlu diuji hipotesis kok! Hehe..).
Kopaja 20 yang mengangkutku akhirnya sampai di Mampang juga. Langsung aku didepak. Hehe, ga ding. Ironis banget! Yang bener, aku langsung turun untuk ganti bis. Eh, ada Kopaja 602 jurusan Tanah Abang. Aku pikir pastinya Kopaja ini lewat Kampung Melayu. Seiring berjalannya waktu, aku mulai curiga. Karena Kopaja 602 ini malah menuju ke arah Kuningan. Berarti ga lewat Kampung
Melayu dung! Ya sudahlah, mau turun juga ga enak banger. Hujan turun deras sekali. Beberapa ruas jalan terendam setinggi mata kaki. Banjir euy. Tapi aku sangat menikmati perjalanan ini. Hehe... Pada akhirnya aku turun di depan Blok A Tanah Abang. Jalan kaki lewat jembatan kecil, air masih setinggi mata kaki. Untungnya, trotoar jembatan lebih tinggi dari jalan sehingga tak perlu berbasah-basah ria! Hujan masih turun rintik-rintik.
Gamang.. Mau ke Gramedia Matram
an harus naik Kopaja 502. Tapi kalau naik Kopaja 502 makan waktu lama plus harus siap basah-basahan. Akhirnya, di tengah kemacetan depan Blok A Tanah Abang, ada sebuah taksi yang ikut-ikutan berada di barisan itu. Hehe... Langsung aku ketok kaca jendela sopirnya. Dibuka sang sopir.
”Pak ke Matraman ya?? Gramedia!”
“Ya..”

Langsung masuk ke taksi. Awalnya taksi berjalan begitu pelan. Macet di tengah banjir. Tapi alhamdulillah, bisa keluar dari kemacetan dan melaju menuju Gramedia Matraman. Untungnya ongkosnya ga terlalu mahal (dah ketar-ketir nih... jatah beli buku kan bisa berkurang!)
Sampai jualah di Gramedia Matraman. Inilah salah satu tempat “nongkrong” favorit saya (buka rahasia nih). Selain bukunya komplit, bisa baca buku sampai puas (meski pada kenyataannya ga pernah merasa puas!
).
Langsung meluncur ke Lantai 3. Memilah dan memilih beberapa buku yang wajib dibeli, tentunya disesuaikan dengan budget yang sudah dipatok sendiri (Ingat! Usahakan selalu ”besar tiang daripada pasak”...hehe... terus rajin menabung dan membeli buku... ^^v).
Setelah beberapa buku sudah dibeli (kali ini terpaksa juga beli ”Muslim Padat Karya” juga. Lha penulisnya pelit.. ga mau ngasih gratisan!! Peace boz!), lanjut turun ke lantai 2. Rencana mau bayar di kasir. Eh, ternyata ada BINCANG BUKU bersama Tasaro GK, penulis novel Muhammad : Lelaki Penggenggam
Hujan. Tertarik. Wah, dah penuh... Akhirnya berdiri di deretan belakang. Selang berapa menit, alhamdulillah ada yang meninggalkan tempat. Bisa duduk deh (meski posisinya juga masih di belakang... ga papalah!).
Wah, dah telah nih!!! (agak nyesel : mode on). Tapi alhamdulillah masih ada kesempatan sharing dengan Kang Tasaro. Beliau cerita tentang reaksi penolakan ibunya saat beliau mengungkapkan keinginannya untuk menuliskan novel tentang Muhammad. Ibunya langsung bilang, ”OJO!!!” (Jangan!!!). Tapi akhirnya, Tasaro berhasil menuliskan novel itu dan mendedikasikan novel tersebut pada ibunya (bisa dibaca pada halaman awal novel tersebut)
Dedikasi buku : Kudedikasikan buku ini segenap hati untuk perempuan berbalung baja UMI DARIYAH, Engkau pernah begitu khawatir ketika aku memulai proyek ini. “Bahaya Le. Bagaimana kalau kamu nanti dicerca orang-orang?” tanyamu. Kujawab begini hari ini, “Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham dengan terbitnya buku ini, aku yakin itu terjadi karena mereka mencintai Kanjeng Rasul. Dan, percayalah Ibu, aku menulis buku ini, disebabkan alasan yang sama
Hmm, awalnya saya mengenal Tasaro hanya dari seorang teman (inisal ”FC”) yang katanya mau mewawancarai Tasaro untuk komunitas yang kami kelola. Penasaran. Akhirnya, tahu juga kalau Tasaroa adalah seorang penulis novel tentang Muhammad. Tadi sempat mau beli novel itu, tapi akhirnya tertuju pada pilihan buku yang lain. Tasaro G.K lahir di Gunung Kidul, 1 September 1980. Tasaro pernah menjadi wartawan selama lima tahun. Penghargaan yang pernah diperoleh : FLP Award (2006), Penghargaan Menpora (2006), Juara Cerbung Femina (2006), Juara Skenario Nasional Direktorat Film (2006 & 2007), Penghargaan Adikarya Ikapi, 2009, Anugerah Pena (2009). Kini menjalani profesi sebagai editor, dan penulis tentunya! Sudah punya seorang istri, namanya Alit Tuti Taufiq, dan seorang anak : Senandika Himada (nama Himada terinspirasi dari nama Rasulullah SAW dan menjadi judul pada Bab I : Himada! Himada!). Hmm... mangtabz!
Pada bincang buku kali ini, Tasaro juga mengisahkan bahwa sosok yang memberi kritikan terbesar pada novelnya adalah sang editornya.
Pada kesempatan itu, juga ada testimoni dari seorang pengunjung yang beragama Kristen. Beliau sangat mengapresiasi novel karya Kang Tasaro tersebut..
Wah, karena keasyikan, jadi lupa belum bayar!
Akhirnya melangkah ke kasir. Membayar. Trus ke mushola untuk sholat Asar. Setelah sholat, pengin langsung pulang karena udah ada konser di perut (padahal masih sore). Antara kaki dan kepala tidak sinkron. Perut mengatakan : Pulang aja, dah laper! Isi kepala mengatakan : Ikut bincang buku lagi aja! Mumpung ada Kang Tasaro. Ternyata Menang isi kepala. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke lantai 2, melanjutkan bincang buku dengan Kang Tasaro. Rasa lapar langsung ku ’binasakan’, diganti rasa penasaran dan semangat untuk meraup inspirasi dari Kang Tasaro. Sampai di TKP, sudah sampai ke sesi pembagian doorprize. Walah, meski dah angkat tangan, tetap aja ga ditunjuk. Bukan rezekiku kali ya dapat kaos dan tasnya. Hehe...
Pada pembagian doorprize ini, ada seorang peserta yang diminta Kang Tasaro untuk membaca Jejaring Muhammad (setelah kubaca sendiri... DAHSYAT!!!)
Baca ya... nih.. (tapi yang lengkap ada di bukunya.. ini hanya sebagian...)
**
JEJARING MUHAMMAD
Pukul 00.55. Saya masih asyik dengan Facebook. Saya ketakutan. Kepala saya seperti digerayangi kengerian. Merinding. Seperti ada yang memperhatikan saya. Sumpah, ini bukan soal jin tomang, kuntilanak, sundel bolong, suster ngesot, dan pasukannya. Ini lebih… spiritual. . Saya seperti merasakan kehadiran Tuhan. Apapun itu. Media apa pun itu. Ini benar-benar sangat spiritual. Mengerikan, tapi juga menenangkan.
Semua bermula dari kementokan.
Saya tidak sanggup bergerak setelah novel itu sampai di halaman folio 252 spasi satu. Ada yang salah. Saya tahu ada yang salah. Menuliskan kisah Muhammad SAW bukan sekedar mengumpulkan sudut pandang Haikal, Martin Lings, Tariq Ramadhan, karen Armstrong, Ibnu Hisyam , dan para penulis yang memahat namanya pada dinding sejarah Muhammad. Tidak. Bukan sesederhana itu. Sebab, saya telah melakukannya dan tetap saja merasa ada yang salah.
Malam itu, sampai pukul 00.00, editor saya bertandang ke rumah. Sedari Maghrib kami berbincang banyak. Dia pemuda fantastik yang sudah tidak butuh pujian. Orang memanggilmu filsuf muda, saya menjulukinya santri gaul.
“Apa yang akan kita bahas malam ini?” tanyanya.
Saya tahu dia bingung. Naskah saya belum berkembang. Padahal, penerbit ingin naskah ni sudah launching awal Januari 2010. Saya katakan kepadanya, saya merasa ada yang salah. Kami kemudian sedikit sekali berbicara tentang teknis naskah. Kami lebih banyak berbincang tentang hidup dan tentang Muhammad.
Dia meyakinkan saya, tidak ada yang kebetulan. Kami saling mengenal sungguh dengan cara baik. Saya tahu dia, dia tahu saya. Tapi kami belum pernah bertemu. Hingga ada seseorang yang membuat kami tak sanggup lagi menampik “jejaring” itu; kami memang harus saling mengenal. Sebelum penerbit meminta dia menjadi editor saya, sudah sejak lama saya memintanya secara pribadi. Dulu dia selalu menolak. Tiga kali saya minta, tiga kali dia menolak.
Ini tentang Muhammad SAW.
Setelah berbulan-bulan saya menggeluti segala literature tentang Muhammad SAW, saya merasa menyerah. Tak sanggup lagi. Saya merasa terkait dengan Rasulullah. Terkait secara emosional. Yang saya lakukan hanyalah menovelkan kisah hidupnya. Itu tidak cukup. Saya benar-benar menyerah. Salman Faridi, petinggi Penerbit Bentang salah orang ketika mendatangi saya dan meminta saya menulis novel tentang Muhammad SAW.
Salah orang. Saya ini Muslim yang payah sekali. Kualitas keimanan saya belum juga membaik. Saya kadang terlalu rasional. Tidak merasa terkait dengan Tuhan. Shalat sekadarnya saja. Doa tidak dibarengi percaya. Ini benar-benar kecelakaan. Salman salah orang.
Malam tadi, ketika sang editor, Fahd Djibran, pamitan, saya berkata, “Seperti pembuat keris, tampaknya saya butuh sebuah ‘ritual’ khusus. Entah apa itu. Sesuatu yang membuat saya yakin untuk menyelesaikan proyek ini.”
Setelah dia benar-benar pulang, saya merenung. Apa sebenarnya yang terjadi pada saya? Sejak kecil saya selalu meyakini Allah dengan cara sendiri. Lingkungan tidak menjanjikan sebuah pemahaman tauhid yang paripurna. Tapi saya tahu, saya terjaga. Entah bagaimana, bisa. Bahkan saya cuma sesekali ikut TPA. Saya bisa membaca hijaiyah umur 22. Sangat terlambat. Tapi entah bagaimana, saya merasa terjaga. Saya tidak menjadi penyembah keris, pohon, atau klenik lainnya. Saya percaya Allah. Saya menghindari makanan yang diharamkan. Begitu saja. Tanpa ilmu sama sekali.
Kemudian waktu berjalan cepat. Saya tumbuh. Sisi spiritual saya tidak tertatah. Maksiat… oh… maksiat. Mungkinkah itu yang membangun tembok antara saya dan Tuhan. Saya tetap sadar Dia mengelilingi saya dengan “matanya”. Tapi saya tidak terlalu peduli. Saya malas belajar lagi untuk mendekati-Nya. Saya hanya menggulirkan hari-hari. Saya tahu saya religius. Minimal sebagai pengarang, saya tidak menulis dengan gaya Fredy S, atau model Nick Carter (bacaan saya waktu SMP). Tapi religiusitas itu sampai di situ saja. Sampai pada tahap saya tidak mau panen royalti di akhirat nanti. Royalti keburukan. Tidak lebih dari itu.
Saya berpikir lagi. Ada apa dengan saya? Ini kesalahan besar. Orang yang semacam saya, mengapa menulis tentang Muhammad SAW? Siapa saya? Saya bentangkan lagi apa pun yang pernah terjadi pada hidup saya. Perlahan tetapi pasti, saya merasa ada keanehan-keanehan. Iseng saya mengecek koleksi buku saya. Tiga buku tentang Muhammad SAW saya ambil. Sekedar ingin tahu, saya mengecek halaman awalnya. Dulu saya punya kebiasaan mencatatkan tanggal, bulan, dan tahun membeli buku.
Seketika saya merasa ada yang tidak biasa. Tiga buku itu : Muhammad sang Pembebas, saya beli pada 12 November 2003, Muhammad sang Nabi pada 14 November, dan Dialah Muhammad pada 20 Muhammad 2003. Dahi saya berkerut. Saya merasa tidak akrab dengan Rasulullah, tidak berkoneksi dengan baik, tidak mengenalnya. Namun, bagaimana mungkin enam tahun lalu, dalam sebulan saya membeli buku tebal-tebal tentang beliau?
Jeda pembelian buku itu memperlihatkan sebuah antusiasme. Tiga buku itu pun sangat lusuh. Artinya saya tidak membelinya sebagai koleksi. Saya benar-benar membacanya. Jadi, enam tahun lalu saya pernah begitu cinta kepada Muhammad SAW. Sesuatu yang selama bertahun-tahun kemudian mongering. Bahkan saya lupa pernah begitu penasaran terhadap dirinya.
“Keanehan” itu lalu saya beritahukan kepada Fahd melalui SMS, Dia membalas dengan sebuah perintah yang membuat saya shock. “Masih ingat diskusi kita tentang cahaya Tuhan yang ditampakkan kepada Musa? Bacalah Surat Tha Ha/Muhammad (20) ayat 12 dan 14, malam ini juga. Lihat maknanya. Perhatikan konfigurasi angkanya. Tidak ada peristiwa yang kebetulan, bukan?”
Saya belum mandi. Belum berwudu. Merasa kotor. Tapi saya tidak peduli. Saya raih Al Qur’an. Lalu mencari dua ayat itu.
“Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah suci, Tuwa.” (Q.S. 20 : 12)
“Sungguh aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakan sholat untuk mengingat Aku.” (Q.S. 20 :14)
Perlahan tapi sangat pasti, saya merasa ada yang menggerayangi kulit kepala saya. Merinding bukan main. Sedikit histeris ketika akhirnya sadar, angka-angka itu! 12… 14… 20. Tanggal-tanggal itu!
Setelah saya curhat tentang tembok antara saya dengan Tuhan, tidak ada koneksi antara saya dengan Rasulullah, seperti seketika ayat-ayat itu disorongkan ke depan mata saya, “LEPASKAN TEROMPAHMU!” Lepaskan duniamu, logikamu, rasionalitasmu, kesombonganmu! (saat menuliskan ini, air mata saya meleleh, tangis saya muncrat dengan suara jelek sekali).
“Kita tidak pernah tahu apa yang menggerakkan Mas Tasaro membeli buku-buku tentang Muhammad pada tanggal 12, 14, dan 20 dalam satu bulan yang sama. Aku juga tidak tahu (si)apa yang menggerakkan untuk membuka Al-Qur’an surah 20 ayat 12 dan 14 dan menyarankanmu membacanya.”
Itu SMS dari Fahd setelah saya mengabarinya sesuatu yang jarang terjadi, “Fahd, akhirnya aku menangis!”
Setelah detik itu lalu saya mengurai lagi apa yang sebenarnya telah mengantar saya ke hari ini. Sebuah jejaring raksasa pada sebuah nama, sebuah konsep, sebuah keagungan: MUHAMMAD. Yah… ini semua… 29 tahun ini… semua sedang menuju sebuah titik : MUHAMMAD
-bersambung-
Tasaro GK
**
SUBHANALLAH!!!!
***
Setelah acara selesai, aku langsung beli bukunya Kang Tasaro. Trus berjalan ke panggung, minta tanda tangan, kata inspiratif, dan foto bareng deh!!!
Pada halaman depan buku Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan itu, Kang Tasaro menuliskan :
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Sempat ngobrol sebentar dan memperkenalkan diri. Kang Tasaro bercerita kalau novel ini digarap dalam waktu 6 bulan. Setelah itu sedikit ”memaksa” Kang Tasaro untuk menuliskan lagi kata inspiratif buatku.
”Menulis sampai mati” (Tasaro GK).
Makasih banget ya Kang Tasaro!!!
***
Pulang dari Gramed langsung update status :
”Laksana burung yg pergi pagi dan pulang di senja hari dgn perut kenyang! Alhamdulillah, seharian ni berPETUALANG yg sungguh INSPIRATIF, pulang bw bnyk "oleh-oleh".. Pngalaman, proyek bisnis, buku2, ilmu, ukhuwah, ktmu ma pnulis trkenal, dll. Terima kasih Ya Allah.. Siap ditulis dan upload d blog.. Jgn lp brknjung k zona inspirasi Aisya Avicenna => THICKO ZONE ^^v”
***
Dalam perjalanan ke kost, membaca cover belakang novel setebal 540-an itu...
Kashva pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang penguasa Persia, tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu : Muhammad, Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardhusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, Pegunungan Tibet, biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di Yatsrib, sang Kota Cahaya. Hasrat dalam diri Kashva sudah tak terbentung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga meyurutkan kerinduannya bertemu Muhammad. Kisah pencarian Kashra yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hingga Tibet.
Bagaimana kisah selengkapnya???
Hmm, aku akan segera menemukan jawabannya!!!
Bacaan wajib pekan ini nih...
”Buat ETIKA… Ada yang mulia dalam namamu…”
Tulisan Kang Tasaro itu menginspirasi untuk lebih mengenal siapa sejatinya diri ini. Karena ... dengan begitu akan mengenal Allah SWT dan orang-orang yang dicintaiNya, termasuk Rasulullah SAW..

Jakarta, 24 Mei 2010, 17:07
Aisya Avicenna

Monday, May 03, 2010

The Power Of Breakfast

Monday, May 03, 2010 0 Comments

Ahad.. FULL SEMANGADHH!!! Pagi ini (pukul 07.00) siap-siap meluncur ke Taman Simanjuntak, kawasan Kebon Nanas Selatan, Jakarta Timur. What will I do??? Hmm, ahad pagi ini ada acara “The Power of Breakfast” yang diselenggarakan oleh pengurus ranting “Padi Emas”. Waw, sampai di sana acara sudah mau dimulai. Acaranya diawali dengan senam bersama. Wuih, bersama ummahat-ummahat, abi-abi, ikhwan-ikhwan, dan akhwat-akhwat.. plus dimeriahkan celoteh jundi-jundi mungil mereka. Hmm, seru banget senamnya!!
Meski geli juga karena sound systemnya terbatas, jadinya seperti bergerak tanpa musik. Tapi ya ga papalah… tidak mengurangi semangat kami untuk riyadhoh bersama. Saat tengah asyik mengikuti gerakan dari instruktur senam, tiba-tiba ada akhwat kecil di sampingku yang berteriak ke umminya yang berbaris di depanku, “Ummi, senamnya yang bener dong!!!”. Hihihi, lucu! Umminya juga tersenyum dan berkata, “Yang penting kan gerak..”
Setelah senam, kami berkumpul di bawah pohon untuk mendengarkan sedikit tausyah dari instrukur senamnya. Dalam tausyah singkatnya, beliau menyampaikan tentang arti penting menjaga kesehatan. Makanan yang kita makan sangat berpengaruh pada kesehatan kita. Makanan kita harus bergizi, jangan sering makan fastfood (junk food) karena makanan tersebut tidak baik untuk kesehatan. Sehat akan sangat terasa indah jika sakit sudah menghampiri kita. Oleh karena itu, agar kesehatan kita tetap terjaga, maka kita harus selektif juga dalam memilih makanan kita. Alhamdulillah, kalau di Indonesia masih banyak ummahat yang bisa memasakkan untuk bapak-bapak dan anak-anaknya sehingga tidak bergantung pada makanan cepat saji seperti halnya di luar negeri. Selain dengan menjaga pola makan dan memperhatikan apa yang dimakan, cara lain untuk menjaga kesehatan adalah dengan olahraga teratur. Dengan berolahraga akan meningkatkan daya tahan tubuh dan menguatkan otot, bahkan akan menambah semangat kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dan ingat bahwa, MUSLIM YANG KUAT LEBIH DISUKAI ALLAH DARIPADA MUSLIM YANG LEMAH, kan??? AYO SEMANGAT BEROLAHRAGA!!!!
Setelah itu, kami sarapan bersama… Subhanallah, indahnya ukhuwah ini!!! Setelah sarapan, beberapa ummahat membagikan vitamin dari Bulan Sabit Merah pada ibu-ibu yang juga sedang berada di Taman Simanjuntak. Pukul 08.30 acarapun selesai…
Jakarta, 030510_03:56
Aisya Avicenna

Wednesday, April 28, 2010

Dari Stasiun Jatinegara Ke… Oh No!!!

Wednesday, April 28, 2010 0 Comments

Senin, 26 April 2010.. hari yang istimewa!!!
Pukul 17.00 alhamdulillah sudah keluar kantor.. Karena ba’da Maghrib harus mengantar Keisya Avicenna (my supertwin) ke stasiun Jatinegara. Hmm, Kopaja 502 yang Aisya tumpangi penuh sesak. Jalanan macet. Sehingga saat adzan Maghrib berkumandang, Aisya baru tiba di kost. Keisya sudah menantikan kedatangannya. Setelah sholat maghrib dan makan nasi sebungkus berdua (kompak banget!! :D), Aisya dan Keisya menuju Stasiun Jatinegara. Alhamdulillah, dapat tiket kereta Senja Utama jurusan Solo. Saat itu masih ada waktu sekitar satu jam, karena kereta baru datang jam 20.27. Aisya dan Keisya duduk di emperan stasiun.. hehe… memanfaatkan waktu dengan muraja’ah… Sekitar pukul 20.30, kereta datang. Perpisahan pun terjadi… Keisya naik gerbong 8 kereta Senja Utama itu… Setelah kereta meninggalkan stasiun Jatinegara, Aisya keluar stasiun untuk pulang kembali ke kostnya di daerah Otista (kampus STIS).
Saat keluar dari stasiun, puluhan tukang ojek dan sopir bajaj meneriakinya... “Aisya! Aisya!”… hehe, bukan gitu ding teriaknya. Intinya pada menawarkan jasa, tapi maaaaaaaff ya Pak, Aisya milih naik angkot saja! Hmm, jalan raya depan stasiun Jatinegara ramai sekali malam itu. Jadi ingat jargon Aisya tinggal di Jakarta… harus bisa BBM (Berani, Berlari, dan Melompat). Hmm, sebenarnya banyak sih interpretasi dari BBM itu. Salah satunya waktu nyebrang jalan di Jakarta, kalau tidak berani dan gesit berlari… ga akan bisa nyebrang-nyebrang.. atau bisa juga malah “dicium” angkot!!! Hmmm… akhirnya, setelah lari-lari, Aisya berhasil nyebrang dan naik angkot 06A menuju Kampung Melayu.
Selang sekitar 10 menit, ketika angkot 06 A itu berputar di depan kawasan bank Muamalat, Jatinegara… kok malah menuju ke arah timur, kalau ke Kampung Melayu kan seharusnya ke Selatan. Aisya mulai curiga… dan ternyata benar!!! Angkot 06 A itu tidak ke Kampung Melayu…ehhhh… malah lewat di Stasiun Jatinegara lagi. Gubrakk!!! Dari Stasiun Jatinegara ke Stasiun Jatinegara lagi dung!!! Padahal tanggal 25 April lalu, saat menjemput Keisya di Stasiun Jatinegara, Aisya dan Keisya juga naik 06A dan lewat Kampung Melayu juga… hehehe, Aisya geli dan tertawa dalam hati atas kisah konyolnya malam itu. Hmm, tapi ada hikmahnya juga kok! Bisa keliling Jatinegara dan nambah hafalan satu ayat.. ^^
Aisya lantas naik angkot 31 dan menuju terminal Kampung Melayu. Sampai di sana ganti angkot 16 menuju Otista.. Wahhh, ternyata di dalamnya ada sosok asing yang bergelar ikhwan!!!
Penumpangnya cuma bertiga. Ada seorang bapak lagi. Tapi Bapak itu keburu turun, dan meninggalkan kami di dalam angkot itu... tapi alhamdulillah, tempat tujuan Aisya sudah dekat, jadi tidak perlu berlama-lama ‘berkhalwat’ dengan ikhwan itu… hehe!!!
Setelah menyusuri gang-gang sempit dalam pekatnya malam, uji nyali nih! Pukul 21:07 akhirnya Aisya sampai juga di kostnya….ALHAMDULILLAH!!!!

Jakarta, 280410_03:33
Aisya Avicenna

SUPERTWIN dalam Konser Nasyid TerDAHSYAT Tahun Ini!!!

Wednesday, April 28, 2010 1 Comments

TABLIGH AKBAR DAN KONSER NASYID UNTUK KEMANUSIAAN
“Persembahan untuk Rakyat Palestina”
Ahad, 25 April 2010. Pukul 13.00-18.15, Tennis Indoor Senayan Jakarta


Mentari bersinar sangat terik membakar ibukota. Setelah mengikuti “Spirit of Dhuha” bersama Ustadz Yusuf Mansyur (baca kisah lengkapnya di “SUPERTWIN feat. Ustadz Yusuf Mansyur”), dua sosok muslimah kembar itu berjalan beriringan menuju suatu area yang kan menjadi saksi bahwasanya kita semua sangat peduli dengan saudara-saudara kita di Palestina, kita sangat mengecam kebiadaban bangsa Yahudi yang telah menjadikan Palestina terjajah, negaranya menjadi lautan darah dan tiap hari kesengsaraan semakin bertambah…

Dua sosok itu tak lain dan tak bukan adalah si kembar Aisya dan Keisya Avicenna. Sampai lokasi, mereka berdua langsung membeli tiket untuk 2 sesi, setelah itu sholat Dhuhur dulu di salah satu mushola yang dipadati oleh banyak muslimah yang lain. Kemudian, sambil menunggu kedatangan saudari seperjuangannya yang satu lagi, Illiyana Jadid….mereka berdua berjalan berkeliling melihat-lihat stand-stand pameran yang kebanyakan menjual produk-produk bernafaskan Palestina. Aisya dan Keisya tertarik untuk membeli gantungan HP yang bertuliskan “Palestine di Hatiku”. Pada moment itu, Aisya juga sempat membelikan saudara kembar tersayangnya (hehe) sebuah bros hijau dan baju warna hijau juga. Duh, bahagia sekali. SUPERTWIN mang benar-benar kompak!!! Hehe…(Keisya says : “Aisya, ku berhasil merampokmu hari ini…hwkhwkhwk…”). Dasar Si Kembar!!!

Jam 13.00 mereka berdua segera memasuki stadion yang digunakan untuk tabligh akbar dan konser nasyid itu. Acara diawali dengan pemutaran film pendek yang menggambarkan kondisi Palestina, kemudian slide para sponsor, then mendadak ruangan menjadi gelap…kemudian terdengarlah lantunan syahdu tasmi’ dari seorang ikhwan kecil. Subhanallah, Aisya dan Keisya langsung terpana dibuatnya. Suaranya begitu merdu, seorang qori’ kecil, menyenandungkan hafalan ayat-ayat suci Al Qur’an dengan tartil. Semangat SUPERTWIN pun menjadi terbakar, untuk terus berusaha menghafalkan ayat-ayat CINTA-Nya….

Kemudian ada penampilan tari yang dibawakan oleh 7 orang ikhwan, ntah dari daerah mana. Yang jelas, bagus banget dan atraksinya sangat keren. Pasca itu, muncullah 2 MC yang membawakan acara, dilanjutkan penampilan spektakuler dari munsyid heroic, “IZZATUL ISLAM”. Wow, senayan semakin menggelora saja!!! DAHSYAT. IZIS membawakan nasyid-nasyid yang menghentak!!!

Selanjutnya ada penyampaian orasi dari DR.H. Muqoddam. Hmm, SUPERTWIN sudah siap dengan note kecil dan pena masing-masing untuk mencatat inspirasi yang didapat. SEMANGAT MENULIS!!! Meski dalam keadaan gelap… ^^v. Poin terpenting yang beliau sampaikan, beliau menegaskan bahwasanya perjuangan kita bukanlah perjuangan hari ini saja, namun perjuangan ini adalah perjuangan abadi sampai hari kiamat nanti!!! Masjidil Aqsa merupakan bumi yang suci, bumi yang diberkati. Telah terjadi Yahudisasi di kota Yerussalem dengan mengosongkan Yerussalem dari umat islam (terjadi pengusiran besar-besaran). Peristiwa tersebut sudah menjadi perang demografi. Yahudisasi umat Islam yang lain dengan menghancurkan masjid-masjid, naskah-naskah kuno, peninggalan-peninggalan budaya Islam, madrasah-madrasah, dsb.

Oleh karena kita saudara, “Innamal mu’minuna ikhwah”…mari, kita bersama-sama membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita di Palestina dengan sunduq-sunduq terbaik kita, dengan doa-doa terbaik kita….

Suasana stadion semakin semarak dengan penampilan seru dan kocak dari munsyid Yogyakarta, Justice Voice, yang membawakan nasyid : “SAVE OUR MASJID”…

Save our masjid keep our hearts and our souls
Selamatkan generasi ini
Save our masjid keep our hearts and our souls
Untuk masa depan

#
Kau generasi muda janganlah engkau terlena
Habiskan waktu dengan percuma
Ikuti hawa nafsumu hanya tuk kepentingan dunia
Tanpa kau pikirkan akibatnya

##
Dan bersihkanlah diri bersihkanlah jiwa
Saat kau akan bersujud padaNya
Jangan biarkan dirimu terjerumus dalam dosa
Oh sayang hidupmu sia - sia

Kejarlah cita–citamu
Tapi jangan lupa sholatmu karna itu yang nomer 1
Untuk hidupmu


Kemudian berparodi (lucu banget) tyuz nasyid berikutnya sungguh menyentuh hati….”DUKA PALESTINA”. Keren banget JV, bisa mempermainkan emosi penonton!!!

Selanjutnya ada orasi dari : KH. Fadlan, sosok berjubah putih lengkap dengan surbannya sungguh menggetarkan stadion, mengajak kita untuk bertakbir dengan penuh kesungguhan, sampai meresap ke dalam hati, ikut merasakan duka Palestina dan mengecam kebengisan Yahudi laknatullah!!! Keluarkan suaramu…getarkan hatimu…kuatkan semangatmu…TAKBIR!!!! ALLAHU AKBAR!!!

Ada pembacaan puisi juga tentang “IRIAN JAYA/ NUU WAR” oleh Anneke Putri dan seorang ikhwan (gak tahu namanya….^^v). Aisya dan Keisya terhanyut dalam bait-bait puisi itu…karena ‘seluruh alam pun ikut bersujud’, saudara-saudara kita di Irian Jaya pun merindukan ‘jubah hijau perdamaian’, ingin rasanya bisa menegakkan ‘tonggak kepedulian’, menyibakkan ‘cahaya tersembunyi’ untuk membuka tabir kehidupan menjadi lebih baik, bebas dari perang antar suku, keterbelakangan, kebodohan, dsb. Sekali lagi, mereka pun saudara-saudara kita….

Penampilan dahyat selanjutnya dari SHOUTUL HARAKAH!!! Yang membawakan nasyid : Bingkai Kehidupan, Lirih Pembebas, dan Indonesia Memanggil.
Bingkai kehidupan
Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
'kan menjadi saksi pengorbanan

Reff :
Allahu ghaayatunaa
Ar-Rasuulu qudwatunaa
Al-Qur'aanu dusturunaa
Al-Jihadu sabiiluna
Al-Mautu fii sabilillah
Asma amaanina

Allah adalah tujuan kami
Rasulullah teladan kami
Al Qur'an pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi


Lirih Pembebas

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Puing bebatuan tlah menjadi saksi
Kekejaman yahudi bangsa syaithoni
Meninggalkan luka, jiwa terzholimi
Berazam bebaskan Palestina kembali

Derap-derap pejuang
Generasi nafas perubahan
Rengkuhlah kejayaan
Goyah jalan disingkirkan

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian


Indonesia Memanggil
Singsingkan lengan baju pancangkan asa…
Ukirlah hari esok pertiwi jaya…
Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah…

Buatlah negri ini selalu tersenyum…
Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya…
Tiada lagi resah tiada lagi duka lara…
Negeri indah Indonesia…
Memanggil namamu
Menyapa nuranimu

Negeri Indah Indonesia
Menanti hadirmu
Rindukan karyamu


Suasana di dalam stadion semakin ‘membara’ saja. Dan tak lupa kita pun ikut terhanyut dalam lantunan-lantunan nada yang heroik itu!!!
Tak terasa sudah memasuki waktu Ashar, nasyid terakhir dibawakan oleh munsyid dari Negeri Jiran, Malaysia….RAIHAN…..wow….RAIHAN membawakan nasyid yang sangat mengharukan…
Damba CintaMu
Tuhanku Ampunkanlah Segala Dosaku
Tuhanku Maafkanlah Kejahilan HambaMu

ku Sering Melanggar LaranganMu
Dalam Sedar Ataupun Tidak
ku Sering Meninggalkan SuruhanMu
Walau Sedar aku Milikmu

Bilakah Diri ini Kan Kembali
Kepada fitrah Sebenar
Pagi ku Ingat Petang ku Alpa
Begitulah Silih Berganti

Oh Tuhanku Kau Pimpinlah Diri Ini
Yang Mendamba cintaMu
Aku Lemah aku Jahil
Tanpa Pimpinan DariMu

Ku Sering Berjanji DepanMu
Sering Jua ku Memungkiri
ku Pernah Menangis keranaMu
Kemudian Ketawa Semula

Kau Pengasih Kau Penyayang Kau Pengampun
Kepada Hamba-hambaMu
Selangkah ku KepadaMu
Seribu Langkah Kau Pada Ku

Tuhan Diri ini Tidak Layak Ke Syurga Mu
Tapi Tidak Pula aku Sanggup Ke Neraka Mu

Ku Takut KepadaMu
Ku Harap Jua PadaMu
Moga ku Kan Selamat Dunia Akhirat
Seperti Rasul dan Sahabat


Pending istirahat dan sholat Ashar. Akhirnya Aisya dan Keisya bertemu juga dengan saudari seperjuangannya, Illiyana Jadid.. hehe… (pertemuan yang ough… yaaa… begitulah…)…hwkhwkhwk…. Jam 16.00 kita memasuki stadion lagi. Hm…..bagian-bagian awal kayak sesi I.
Penampilan dari IZIS…Panglima Prang, then “DI SINI AKU KEMBALI”….wow, makin heroik saja!!! Kita semua berdiri, dan ikut bernasyid bersama…

Disini Aku kembali

Disini aku mengharap ridho-Mu
Disini aku menghiba rahmat-Mu
Disini aku tambat munajatku
Berazzam aku kembali

Tapak-tapak hidup kujalani
Fatamorgana dusta kutemui
Lupakan diri hadapkan wajahku
Hadirkan Agung-Mu dalam asaku

Allah
Kuseretkan langkahku
Hasung dosakan kulebur
Kubasuh luka kuhempas nista
Izinkan aku kembali

Takkan lagi kusurutkan langkahku
Songsong fajar baru dalam cahya-Mu
Ya Rabbi teguhkan derap jiwaku
Tiap desir nadiku sebut asma-Mu

Disini aku kembali


Setelah itu, diselingi orasi oleh ustadzah Yoyoh Yusroh… SUBHANALLAH, beliau adalah ummahat tangguh yang dimiliki negeri ini!!! Point penting yang beliau sampaikan antara lain bahwa kisah Palestina yang telah masuk dalam Guiness Books of Records sebagai “penderitaan terbesar”, memang sungguh hal yang tidak manusiawi. Mereka mengalami penderitaan yang luar biasa, setiap hari beradu dengan peluru dan tidur di reruntuhan rumah yang telah dibombardir. Negara Arab masih lemah. Mereka malah menjadi boneka Amerika, takut membela saudara-saudara mereka yang seiman. Lantas, bagaimana dengan kita??? Ingat, Indonesia adalah negara berpenduduk MUSLIM terbesar! Kita sebagai umat Islam, suarakan kepedulian dan hati nurani kita untuk membela perjuangan rakyat Palestina. Mereka menderita, tapi tak patah arang untuk terus berjuang, menegakkan bumi Allah dengan kalimat suci “LAILAAHAILALLAH!!!”. Insya Allah, suara kita hari ini didengar oleh saudara-saudara kita di Palestina. Semoga kita tidak bosan untuk memberikan infaq-infaq terbaik kita dan mengirimkan doa-doa terbaik kita… Mereka butuh obat dan senjata, mereka butuh uluran tangan kita.

“Ketika batu dibalas peluru…ada nyanyian syahid yang dirindu…
Ketika jemari mungil itu melempar batu, bukan mereka yang sebenarnya melempar! Tapi Allah yang tidak mempunyai sekutu”

Kemudian, masuklah Shoutul Harokah dan membawakan nasyid heroiknya lagi!!!
Merah Saga
Saat langit berwarna merah saga
Dan kerikil perkasa berlarian
Meluncur laksana puluhan peluru
Terbang bersama teriakan takbir

Semua menjadi saksi
Atas langkah keberanianmu
Kita juga menjadi saksi
Atas keteguhanmu

Ketika yahudi-yahudi membantaimu
Merah berkesimbah ditanah airmu
Mewangi harum genangan darahmu
Membebaskan bumi jihad palestina

Perjuangan telah kau bayar
Dengan jiwa, syahid dalam cinta-NYA

Setelah Shoutul Harokah, masuklah Menteri Komunikasi dan Informasi, Ustadz Tifatul Sembiring. Beliau membuka orasinya dengan berpantun “kalau bukan karena setetes tinta, takkan kutulis sebait puisi.. Kalau bukan karena cinta, tak akan ada aku disini…”
CINTA dapat menghilangkan rasa sakit. Cinta kepada kaum Muslimin membuat mereka akan merasa terobati. Begitu juga jika cinta itu kita persembahkan pada saudara-saudara kita di Palestina. Akan tetapi, masih ada juga di antara umat Muslim yang bertanya-tanya, “Mengapa kita harus membela Palestina? Mengapa harus membantu orang yang jauh? Apa kaitan Palestina dengan kita??” Orang-orang yang seperti ini berarti kurang tahu tentang sejarah Islam. Perjuangan membela Palestina adalah perjuangan abadi. Palestina adalah tanah yang diwariskan Umar bin Khattab ra untuk dijaga. Palestina adalah saksi bisu sejarah perjuangan Sholahudin Al Ayyubi. Palestina adalah tempat kelahiran Nabi Ibrahim a.s. Renungkan kembali kisah Perang Uhud. Pasukan Rasulullah SAW yang awalnya memenangkan peperangan itu, tapi sayang.. kemenangan itu berubah menjadi kekalahan karena pasukan yang dititahkan untuk berjaga di bukit Uhud turun untuk berebut harta rampasan perang. Padahal pasukan musuh masih bersiaga. Dan akhirnya banyak yang syahid, bahkan Rasulullah mengalami luka dan pingsan. Jangan sampai kita terpecah-belah karena harta. Saat ini memang banyak bermunculan orang-orang yang oportunis. Tergiur oleh tahta, harta, dan wanita!
Ustadz Tifatul juga menyampaikan kisah tentang “Kambing dan ‘Aisyah”. Suatu ketika Rasulullah memotong kambing. Kemudian sebelum beliau pergi meninggalkan rumah, beliau meminta ‘Aisyah untuk membagikannya. ‘Aisyah pun melaksanakan amanah tersebut. Saat Rasulullah kembali pulang, beliau bertanya pada ‘Aisyah dengan panggilan kesayangannya (saat itu ustadz berpesan… “bagi para suami, panggil istri yang mesra ya..” ^^)… eh, lanjut... Rasulullah berkata pada ‘Aisyah, “Humaira, apa yang tersisa dari daging kambing yang kau bagikan tadi?” ‘Aisyah menjawab bahwa masih ada sepotong daging untuk beliau. Akan tetapi, Rasulullah malah mengatakan bahwa yang sepotong itu juga seharusnya dibagikan karena bisa jadi keberkahan Allah berada di dalamnya. Hikmah dari kisah ini adalah saat kita membantu saudara kita di Palestina misal dengan infaq, berinfaqlah yang terbaik!!! Totalitas....!!! Karena keberkahan Allah-lah yang kita harapkan dan balasan surga-lah yang kita nantikan…

Pesan beliau :
1. Jangan sampai kita buta sejarah
2. Jangan sampai kita berpecah belah

Setelah Ustadz Tifatul turun dari atas panggung, muncullah JUSTICE VOICE dengan membawakan “Save Our Masjid” dan ditutup dengan penampilan RAIHA, “Musafir Perjalanan” dan……(coz Aisya dan Keisya sudah meninggalkan stadion…dah masuk waktu Maghrib). RAIHAN sekalian launching album terbarunya…. HARI INI SUNGGUH DAHSYAT!!!!
Sholat Maghrib dulu kemudian jalan bareng Illiyana Jadid menuju pinggir jalan tuk menaiki kendaraan masing-masing… e… ketemu supporter PERSIJA dengan atribut-atribut oranyenya….JACK MANIA!!!
Hm…akhirnya Aisya dan Keisya berpisah juga dengan Illiyana Jadid…teriring tembang…”Pertemuan kita kali ini bukan sekedar kawan lama tak jumpa…tapi kita bertemu ada satu makna, kita punya satu perjuangan!!!” hehe….

“Matahari sore sudah berpamitan pada seluruh penghuni bumi. Mungkin sambil berpikir, apakah sudah terlaksana dengan baik tugas yang Tuhan berikan pada hari ini??? Meskipun mungkin ia keterlaluan ketika di siang hari, sengatnya membuat orang kepanasan. Tapi, di sore hari, ia terlalu baik. Dilukisnya langit di ufuk barat. Semburat jingga, merah, dan ungu…dan kini petang pun menjelang, dan sang malam pun kembali bertandang….Dua pasang mata anak manusia menikmati panorama Jakarta. Puluhan bangunan menjulang tinggi, bagaikan pensil-pensil raksasa yang berlomba melukis langit, bermandikan lampu, bagaikan berlian, berkerlap-kerlip…..Dan nikmat Tuhan mu yang manakah yang akan kamu dustakan???”

[CATATAN KEISYA : Keisya merasakan hari itu adalah hari yang sangat bahagia dalam hidupnya, mimpi-mimpi nya terwujud!!! Dan Aisya lah yang menjadi perantara terwujudnya mimpi-mimpi itu…mulai dari tadi pagi, senangnya bisa mendapatkan SPIRIT OF DHUHA dari Ust. Yusuf Mansyur, bisa foto bareng, diskusi singkat, dan minta tanda tangan salah satu ustadz favoritnya itu, kemudian siang dan sorenya bisa menikmati penampilan munsyid-munsyid luar biasa yang selama ini hanya bisa ia dengarkan saja suaranya, tetapi hari ini Keisya bisa melihat secara langsung penampilan IZZATUL ISLAM, JUSTICE VOICE, SHOUTUL HARAKAH, RAIHAN….serta orasi langsung dari Ustadzah. Yoyoh Yusroh, Ustadz. Tifatul Sembiring, dsb…MIMPI YANG MENJADI KENYATAAN!!!! Terima kasih Aisya…..^^v]

[CATATAN AISYA : Aisya merasakan bahwa hari itu adalah hari yang sangat istimewa karena bisa berpetualang bersama dengan saudari kembarnya setelah hampir 3 bulan tidak bertemu. Kangen sudah sedikit terobati!!! Aisya juga sangat bahagia karena bertemu kembali dengan sahabat perjuangannnya, Illiyana Jadid.. Betapa bersyukurnya Aisya karena Allah berkenan mempersatukan kembali sepasang anak manusia yang terbingkai dalam indahnya persahabatan yang telah dibangun sejak berstatus sebagai mahasiswi Matematika FMIPA UNS (4 tahun silam). Selain itu, betapa hari ini Aisya merasakan “pergolakan emosi” yang beraneka…Rasa MALU karena ada ikhwan kecil yang tasmi’ Qur’an dengan tartil!!! Bagaimana dengan dirinya??? Hmm, jadi semakin semangat menghafal Qur’an!!! Rasa HARU karena dihadirkan dengan nasyid-nasyid yang menggugah jiwa (Hiks, apalagi waktu mendengarkan “Damba CintaMu” Raihan… terharu banget!!! ). Rasa SEMANGAT yang MEMBARA saat disajikan nasyid-nasyid yang menghentak dan heroik!!! Dan rasa-rasa yang lain, tak bisa diungkapkan!!! Terima kasih Ya Allah untuk hari itu… Aisya yakin, inilah salah satu rahasiaNya mengirimkan Aisya ke kota ini… beramanah di kota ini… Semoga Aisya senantiasa menjadi hamba yang mudah bersyukur dan semakin jeli menyingkap hikmah-hikmah di balik setiap skenario terindah dariNya… Masih banyak rahasia lain dariNya yang harus dipecahkan!!! Keep Hamasah AISYA!!!]

Jakarta, 26-27 April 2010
Aisya dan Keisya Avicenna
~ SUPERTWIN ~

SUPERTWIN feat. USTADZ YUSUF MANSYUR

Wednesday, April 28, 2010 0 Comments
Ahad, 25 April 2010.
Setelah sarapan…(saat-saat yang sangat dirindukan... SUPERTWIN makan sepiring berdua…hyaaaa…) , Aisya dan Keisya pun meninggalkan RedZone-nya Aisya untuk memulai aktivitas hari ini dengan sebuah petualangan dahsyat SUPERTWIN!!! Sebuah perjalanan…..rihlah akhir pekan…. “Rihlah. Perjalanan intelektual. Perjalanan spiritual. Membuka mata, membuka hati, menenun tafakur, dan membuang takabur. Pada sebuah pencarian. Mencari makna, mencari hakikat diri, dan mencari……….Tuhan, Sang Penguasa Alam Semesta”. Instalasi-instalasi yang menguatkan sebuah rangkaian perjalanan hidup…

Pagi itu Jakarta terasa begitu tenang. Seakan seisi bumi pun bersiap-siap untuk ikut menyimak rangkaian skenario Allah Swt yang akan menghiasi lembaran-lembaran perjalanan hidup Si Kembar Aisya dan Keisya. Kopaja 502 pun meluncur, menuju daerah Red Soil alias Tanah Abang....pemandangan ibukota yang masih sama…kendaraan merayap semakin padat saja, polusi udara yang tak terelakkan lagi, rasa individualis yang begitu tinggi, anak jalanan pun ikut andil menghiasi ibu kota, sebuah cerminan kondisi bangsa ini…Aisya dan Keisya turun dari Kopaja kemudian jalan kaki di sepanjang Pasar Tanah Abang, tujuan kita mencari Blok A. hmm….dimana yaw???

Akhirnya dapat petunjuk dari mas-mas penjual baju batik (hehe…senyum penuh kemenangan…semoga dagangannya laris ya mas…), si Kembar kemudian naik angkot 15 turun di blok A. klo tersesat di ibukota mah masih wajar n dimaklumi..hehe…akhirnya tanya ke bapak-bapak pedagang asongan, klo mau ke Darul Aitam naik apa….sang bapak begitu baik, memberikan petunjuk kepada Aisya dan Keisya, mereka berdua pun nyebrang, klo di Jakarta gak bisa lari n cekatan, wah…bisa-bisa gak nyebrang-nyebrang…hehe…akhirnya Keisya tanya ke bapak-bapak penjual buryam, nyegat angkot 03 kan te Darul Aitam itu di sebelah mana. Hm….Alhamdulillah, angkotnya akhire datang juga, gak disangka-disangka ternyata bapak pedagang asongan tadi yang memberhentikan tu angkot, mpe bela-belain nyebrang. Subhanallah, ternyata masih ada orang yang begitu baik dan begitu tulus di ibu kota, membuat hati SUPERTWIN begitu trenyuh….semoga dagangan bapak laris manis. Amin. Terima kasih bapak…wajah yang sudah berhiaskan guratan keriput penuh perjuangan yang tidak akan pernah SUPERTWIN lupakan…wajah tegar menghadapi kerasnya kehidupan di ibukota…
Alhamdulillah, akhirnya SUPERTWIN sampai juga di darul Aitam…mengedarkan pandangan berkeliling, milih-milih bolpen, n bertemu Pak Mujianto, salah seorang panitia tuk beli tiket, kemudian sholat Dhuha dulu di salah satu mushola kecil di pojokan, then menikmati segarnya es buah bertabur salju n beberapa camilan…(gratisan euy…). Setelah itu, Aisya dan Keisya memasuki ruangan tempat seminar “SPIRIT OF DHUHAA” diadakan…wow, asyik!!! Tapi tempat duduk terdepan dah diisi…ya gakpapalah…
Berikut ini inspirasi yang didapat dengan beberapa tambahan dari sumber yang lain… (biar tambah komplit)
Jin dan manusia sebagaimana yang diwartakan dalam Al Quran, merupakan dua makhluk ciptaan Allah yang mengemban tugas sebagai hamba. Keduanya diperintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Hayo, Qur’an surat dan ayat berapa nih?? Ingat kan???!!! Di samping manusia memiliki nilai plus sebagai khalifah di muka bumi. Sejatinya, ibadah merupakan tugas dasar bagi manusia. Maka tidak heran kalau dalam Alquran banyak kata jadian dari kata `abada-ya`budu, seperti 'u`bud, 'u`budu, `ibadurrahman, `ibadi al-shalihun, dan sebagainya. Ibadah yang kita kenal saat ini adalah ibadah yang rutin kita lakukan, karena ia merupakan fardh `ain, seperti shalat lima waktu. Kemudian shalat lima waktu tersebut diiringi dengan shalat sunnah rawatib. Selain shalat rawatib ada juga shalat-shalat sunnah yang lain, seperti Tahiyyatul Masjid, Witir, Tahajjud dan Dhuha.
Shalat Dhuha merupakan shalat yang banyak mengandung fadhilah (keutamaan), namun tidak banyak mendapat perhatian dari kita selaku Mukmin. Karena ia berada dalam waktu yang di dalamnya banyak kesibukan. Orang banyak yang bekerja mencari rezki. Bagi pelajar mereka sibuk menuntut ilmu, begitu juga dengan yang memiliki kesibukan lainnnya. Oleh karenanya ia tidak begitu mendapat perhatian yang serius dan sering terlupakan.
Kapan shalat Dhuha dilakukan?
Waktunya ketika matahari mulai naik sepenggalah (agak miring). Dan waktu yang paling afdhal adalah ketika mulai panas. Hal ini dijelaskan di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim; "Shalatu al-'awwabin hina tarmudhu al-fishal" (Waktu mengerjakan shalat 'awwan (dhuha) adalah ketika hari panas).
Imam Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Arqam bahwa ia berkata: "Rasulullah saw keluar menuju penduduk Quba' ketika mereka akan mengerjakan shalat. Lalu beliau berkata: "Shalat 'awwabin ketika hari mulai panas".
Imam al-Nawawi di dalam kitab al-Majmu berkata: "Waktunya ketika matahari meninggi (condong). Sebagian ulama lagi mengatakan bahwa waktu yang paling afdhal adalah ketika matahari meninggi dan panasnya mulai terik.
Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat, dan paling afdhal adalah delapan rakaat. Abu Hurairah ra. berkata;" Kekasihku Rasulullah saw berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, puasa selama tiga hari setiap bulannya, dua rakaat shalat Dhuha dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur" (Muttafaq `Alaihi). Dalam hadits Qudsi disebutkan empat rakaat.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa jumlahnya delapan rakaat. Jumlah ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Hani' ra bahwa Rasulullah saw shalat di dalam rumahnya (Ummu Hani') pada tahun pembebasan Makkah sebanyak delapan rakaat. Namun dalam hadits lain disebutkan bahwa jumlah rakaatnya tidak terbatas, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari `Aisyah ra. Ia berkata: "Rasulullah saw shalat Dhuha sebanyak empat rakaat lalu menambahnya seberapa yang dikehendakinya".

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hadits-hadits tersebut seluruhnya disepakati kesahihannya dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Dan kesimpulannya, menurut beliau, shalat Dhuha adalah sunnah mu'akkadah. Minimal adalah dua rakaat, dan paling sempurna adalah delapan rakaat. Dan diantaranya empat atau enam, keduanya (empat atau enam rakaat) adalah lebih sempurna dari dua rakaat dan kesempurnaannya berada di bawah delapan rakaat.

Keutamaan shalat Dhuha
Banyak hadits Rasulullah saw yang bercerita tentang keutamaan shalat Dhuha, diantaranya;
Pertama, shalat Dhuha diganjar sebagai sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia. Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi saw bersabda; Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (H.R. Muslim).

Di dalam Fath al-Bari, Imam Ibnu Hajar berkata; "Salah satu dari faidah shalat Dhuha adalah diberi pahala sedekah bagi seluruh sendi manusia dalam setiap hari. Dan jumlah sendi itu adalah tiga ratus enam puluh sendi" .
Kedua, ghanimah (keuntungan) yang besar. Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata; "Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: "Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; "Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; "Ya! Rasul berkata lagi: "Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya".
Ketiga, sebuah rumah di dalam surga. Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah saw: "Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga"
Keempat, sholat dhuha di awal hari, memperoleh ganjaran di sore hari. Dari Abu Darda' ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: "Allah ta`ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya"
Kelima, pahala `Umrah. Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah.... Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna"
Demikian sekelumit penjelasan seputar shalat Dhuha dan beberapa keutamaannya. Mudah-mudahan kita bisa melaksanakannya secara perlahan-lahan. Kita sempatkan diri kita untuk menghadap Allah SWT. Rasanya tidak akan lama dan tidak akan memakan waktu yang panjang untuk mengerjakannya. Dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, delapan rakaat. Tidak akan lebih dari sepuluh menit, insya Allah. Bagi yang kerja di kantor, kita upayakan sebisa mungkin. Bagi para pengajar, kita upayakan ketika waktu istirahat. Bagi para siswa (pelajar, mahasiswa) kita usahakan ketika waktu istirahat. Insya Allah kita akan mendapat ketenangan batin, kelapangan hidup dan ketentraman jiwa dengan mengingat Allah SWT.
Hmm, Aisya jadi teringat saat sedang asyik hunting buku waktu di Jakarta Islamic Bookfair 6 Mei 2010. Pertemuan perdana dengan Ustadz Yusuf Mansur di salah satu stand di sana. Waktu itu Aisya sempat meminta tanda tangan dan bercakap-cakap dengan Ustadz. Setelah itu, dengan PD-nya Aisya berkata, “Ustadz, mohon doanya ya moga cepet nikah.” [hehe… ^^ dasar Aisya!!!]. Ustadz Yusuf tersenyum dan mengamininya. Lantas memberikan nasihat, “Rajinlah sholat dhuha 8 rekaat.” Kemudian beliau menyampaikan tentang “Riyadhoh” 40 harinya. Sebelum berpisah dengan Ustadz Yusuf Mansur, Aisya sempat bertanya lagi, “Ada tips yang lain tadz?”. Dengan supelnya beliau menjawab, “Udah, satu aja dulu, dhuha 8 rekaat itu aja dikerjakan yang istiqomah” begitu pesan beliau. Hmmm…. Subhanallah walhamdulillah, Allah mempertemukan Aisya dengan Ustadz Yusuf Mansur lagi pada tanggal 25 April 2010.. bersama Keisya … inspirACTION!!! Unforgetable deh…
Ustadz Yusuf selesai mengisi jam 11.30. Keisya sempat membeli buku “GUIDE (GUDANG IDE)” karya Ustadz dan meminta tanda tangannya, sempat berfoto bareng juga (fotografernya jelas Aisya dung). Sedangkan Aisya sempat mendekati Ustadz dan bercakap-cakap. Dalam momentum emas itu, Aisya juga menyampaikan salam dari bunda (karena tadi Bunda SMS nitip salam buat Ustadz Yusuf.. alhamdulillah amanah itu bisa disampaikan secara langsung dan Ustadz membalasnya…). Foto waktu ngobrol sama Ustadz lucuuu banget ^^v.
Pada acara ini juga dipromosikan tentang e-MIRACLE dan Kuliah Online-nya Ustadz Yusuf Mansyur. Secara singkat, e-MIRACLE adalah MLM Amal Usaha tapi selain itu MLM ini digagas dan dikembangkan untuk menjadi MLT (Multilevel Tahajud), MLD (Multilevel Dhuha), MLS (multilevel Sedekah), MLFIDZ (Multilevel Tahfiz) pokoknya menjadi MLA ( Multilevel Amal). E-Miracle adalah tempat orang-orang yang ingin menjadi : PENGUSAHA (Entrepreneur) tapi juga PENDAKWAH. Info lengkap buka sendiri di www.e-miracle.com ya!!!
Ba’da Dhuhur sebenarnya masih ada pembagian doorprize, tapi Aisya dan Keisya harus meninggalkan Darul Aitam untuk menuju SENAYAN!!! Hmm, sempat makan siang di taksi… hehehe, berpacu dengan waktu… dan akhirnya pukul 12.30 sampai juga di Senayan. Baca kisah lengkapnya di “Supertwin dalam Konser Nasyid TerDAHSYAT Tahun Ini!!!”

Nantikan kisah-kisah petualangan dahsyat SUPERTWIN selanjutnya…. !!!
SALAM SUPER DAHSYAT FULL SEMANGAT!!!!
Jakarta, 26-280410_02:50
Keisya dan Aisya Avicenna
~SUPERTWIN~

Tuesday, April 06, 2010

Reportase Kuliah Dhuha (part 1)

Tuesday, April 06, 2010 1 Comments

Reporter : Aisya Avicenna

Narasumber : Ustadz Syafrizal, M.Pd

Lokasi : Masjid Al Insaniyah, Kampung Melayu

Hari, Tanggal : Ahad, 28 Maret 2010

Waktu : 10.00-12.00 WIB

Peserta : ± 50 akhwat dan ummahat (+ jundi-jundi kecilnya ^^) yang berdomisili di wilayah Kampung Melayu dan sekitarnya

Topik : Iman dan Keberkahan

***

Kunci pembuka berkah dari Allah SWT adalah iman dan taqwa yang kita miliki. Berkah itu dasarnya iman. Iman yang seperti apa??? IMAN YANG SPECIAL!!! Dalam kandungan Q.S. Al Anfal ayat 2 (dibuka kembali ya Qur’annya…) disebutkan bahwa yang dimaksud orang mukmin adalah :

1.) Orang yang ketika disebut nama Allah bergetar hatinya

2.) Orang yang ketika dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah imannya

3.) Orang yang senantiasa mempunyai rasa ketergantungan yang kuat hanya pada Allah semata

4.) Orang yang senantiasa bersegera menegakkan sholat

5.) Orang yang senantiasa terdorong untuk menginfaqkan rezeki yang ia dapatkan.

Apa saja yang bisa mendatangkan kenikmatan dalam beriman???

Iman mempunyai 73 cabang. Cabang tertinggi adalah jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah sampai syahid) dan cabang terendah adalah menyingkirkan benda tajam di jalan. Ada 9 (sembilan) hal yang bisa mendatangkan kenikmatan dalam beriman.

a. Dari Amar bin Yasir, Rasulullah SAW bersabda : “Ada 3 hal yang barangsiapa melakukan perbuatan itu, ia akan merasakan manisnya iman :

1. Berinfaq dari kekikiran/kepelitan, mau berbagi, berderma, bershodaqoh pada orang lain. Mampu mengalahkan godaan syetan yang mendorongnya untuk menjadi pelit/tidak mau berbagi.

2. Bersikap adil terhadap dirinya, karena biasanya kita suka tidak bersikap adil pada diri kita sendiri (selalu ingin mendapat lebih), mampu membagi hidup kita untuk dunia dan akhirat. Terkadang waktu kita setengah hari untuk dunia tapi memberi porsi yang sedikit untuk mencari berkah/ridho Allah. So, tetapkan diri kita untuk bersikap adil.

3. Mengupayakan keselamatan bagi alam/kehidupan dunia dan akhirat

b. Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda : “Ada 3 hal yang barangsiapa melakukan perbuatan itu, ia akan merasakan manisnya iman :

1. Menghindari perdebatan dalam kebenaran

2. Tidak berdusta dalam bercanda.

3. Menyadari bahwa apa yang melanda seseorang adalah ujian karena Allah. Menyikapi bencana sebagai ujian iman. Allah menguji hambanya untuk membuktikan ketaatan hambanya dan untuk melihat kesabaran hambaNya dalam menghadapi ujian.

Iman memang bisa naik dan turun, bahkan bisa keluar dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu, iman harus dijaga dengan senantiasa taat dan taqarub pada Allah SWT.

c. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda : “Ada 3 hal yang barangsiapa melakukan perbuatan itu, ia akan merasakan manisnya iman :

1. Orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai. Lihat Q.S. At Taubah : 24

2. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah SWT

3. Tidak senang kembali pada kekufuran dan kedurhakaan setelah Allah menyelamatkannya.

Apa sih BERKAH itu???

Berkah adalah sesuatu yang mendatangkan ketenangan/kebahagiaan. Berkah datangnya dari Allah SWT. Dari keberkahan akan memacu untuk mendatangkan amal sholih.

Bagaimana PERILAKU/KARAKTER orang yang mendapat berkah???

1. Hidupnya memberi kemudahan untuk orang lain

2. Meringankan kemiskinan/penderitaan seseorang

3. Menutupi aib saudaranya sesama muslim

4. Suka menolong orang lain

5. Senantiasa menuntut ilmu/menambah pengetahuannya

6. Bersegera melakukan amal kebaikan

Bagaimana wujud IMAN sebagai bentuk cinta kepada ALLAH SWT?

1. Selalu menyebut namaNya

2. Rindu untuk bertemu dengan Allah (saat sholat)

3. Selalu mengingat Allah

4. Mematuhi perintah Allah

5. Mau berkorban (Q.S. At Taubah : 111)

Bagaimana cara MENSTABILKAN IMAN???

1. MURAQABATULLAH : mendekatkan diri pada Allah/merasa diawasi Allah

2. MUHASABAH : introspeksi diri, menghitung amalan

3. MUAQABAH : menghukum diri

4. MU’AHADAH : memperbaiki janji pada Allah

5. MUJAHADAH : bersungguh-sungguh untuk berbuat baik

Closing statement dari ustadz : BERIMANLAH PADA ALLAH, LALU ISTIQOMAHLAH!!!

***

Ayo SEMANGAT!!! TERUS SALING MENGINGATKAN YA!!!

Nantikan reportase kuliah dhuha edisi selanjutnya!!!

Jakarta, 050410_20:50