Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, April 30, 2020

BERDAMAI DENGAN PERUNDUNGAN

Thursday, April 30, 2020 0 Comments




Perundungan atau biasa kita kenal dengan istilah bullying merupakan suatu fenomena sosial yang akhir-akhir ini muncul kembali di lingkungan masyarakat, terutama di kehidupan anak-anak sekolah. Perundungan bisa dilakukan oleh pelaku baik secara sadar atupun tidak sadar. Selama ini banyak masyarakat yang menganggap perundungan hanya sebagai bentuk bercandaan saja (nge-prank). Mereka tidak menyadari bahwasanya mereka sedang menjadi pelaku perundungan.

Seseorang yang menjadi korban perundungan akan menyimpan rasa dendam dan akan mencari target yang lebih lemah. Akibatnya, perilaku ini akan terus berputar dari satu korban ke korban yang lain, membentuk sebuah siklus berantai yang menjadi lebih memprihatinkan apabila tidak segera diselesaikan.

Penyelesaian kasus-kasus perundungan harus melibatkan banyak pihak. Baik dari guru, murid, orang tua dan teman-teman di lingkungan sekitar. Masalah terkait kasus-kasus perundungan membutuhkan fokus penanganan yang tinggi karena dapat terjadi baik secara online atau offline. Dampak dari perundungan sangat beragam, mulai dari munculnya perasaan minder hingga munculnya kasus-kasus bunuh diri di kalangan pelajar.

Dewasa ini, semakin meningkatnya kemajuan teknologi membuat arus informasi menjadi semakin tak terbendung. Dunia seolah melebur menjadi satu tanpa batas. Hal ini juga berdampak pada budaya pergaulan yang semakin cair. Masyarakat menjadi lebih leluasa untuk mengomentari kehidupan orang lain di dunia maya. Dampaknya, banyak remaja yang semakin hari bertambah stress karena kehidupan di dunia maya yang semakin tak terkontrol.
           
Pengertian Perundungan
Menurut KBBI, perundungan berarti proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku. Perundungan dikenal juga sebagai arti dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu bully.

Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyerunduk ke sana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara terminology definisi bullying menurut Ken Rigby adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.

Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa dilakukan oleh seseorang, bisa juga sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam oleh bully.



Jenis-jenis Perundungan
Perundungan secara Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis perundungan yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya. Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.

Perundungan secara Verbal
Verbal bullying  (kekerasan verbal) adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal dapat terjadi di mana saja.

Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, serta gosip.

Bullying Relasional
Bullying Relasional merupakan jenis perundungan yang paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Menghindar atau menyingkir merupakan alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya.

Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.


Cyber Bullying
Cyber bullying merupakan jenis perundungan yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Inti dari cyber bullying adalah korban terus-menerus mendapatkan pesan negatif baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.

Tindakan cyber bullying dapat berupa :

  • Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar.
  • Meninggalkan pesan voicemail yang kejam.
  • Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent calls).
  • Membuat website yang memalukan bagi si korban.
  • Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya.
  • “Happy slapping”, yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau di-bully lalu disebarluaskan.


Peran Keluarga dalam Mengatasi Perundungan
Sebuah keluarga yang kokoh dan sejahtera memiliki nilai-nilai luhur yang kuat. Nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan adalah cinta dan kasih saying, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan keluarga, dan komunikasi yang lancer antar anggota keluarga. Suatu keluarga yang kokoh pasti memiliki nilai-nilai luhur tersebut.

Setiap orangtua baik ayah maupun ibu, memiliki tanggung jawab untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Penanaman nilai-nilai luhur harus di-install ke dalam diri anak sejak ia dilahirkan. Salah satu peran orang tua adalah dengan memberikan kasih sayang dan perhatian sebesar-besarnya. Pada masa inilah seorang ibu berperan sangat besar. Hal ini akan berdampak pada ikatan emosional antara anak dan ibu (mother-childhood bonding) yang menentukan tingkat kecerdasan emosi seorang anak.

Untuk mengetahui penyebab bullying yang terjadi di usia remaja, kita dapat melihat bagaimana pola asuh orangtua yang dberikan ketika anak berusia 3-6 tahun. Anak yang berusia 3 tahun tidak dapat diberikan disiplin yang keras, orang tua dapat memberikan himbauan dan peringatan untuk menegur anak. Orang tua harus menghindari memberikan kata-kata kasar kepada anak, hal ini dikarenakan anak yang sering kali diberi kata-kata kasar tidak akan mempan jika dinasihati dengan kata-kata manis.

Hal terpenting yang perlu diupayakan bagi orang tua adalah bagaimana orang tua dapat memperbaiki perangainya terlebih dahulu. Orang tua berusaha untuk menjadi lebih sabar dan lebih banyak membaca buku tentang pendidikan anak. Kesabaran dapat ditingkatkan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Sebelum kita sebagai orang tua mampu menginternalisasikan nilai-nilai luhur ke dalam diri seorang anak, maka kita perlu menginternalisasikan ke dalam diri kita sendiri. Keluarga yang sehat bukanlah keluarga yang hidup tanpa adanya permasalahan. Masalah adalah wahana yang baik untuk menanamkan nilai-nilai luhur, misalnya mencari solusi Bersama, membangun komunikasi yang terbuka, meminta maaf bagi yang salah, mengapresiasi yang benar, dan sarana berlatih untuk memaafkan anggota keluarga yang salah.

Di tengah-tengah derasnya laju informasi saat ini, orang tua dan guru seharusnya hadir di garda terdepan untuk membantu anak-anaknya menemukan jati diri mereka. Menanamkan konsep diri dan karakter positif agar mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat baik secara jasmani maupun rohani. Setiap orang tua dan para pendidik seharusnya juga mampu memahami aspek perkembangan sosioemosional anak-anak mereka. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan. Jiwa-jiwa yang sehat akan menumbuhkan pribadi-pribadi yang mudah untuk berempati dan saling menghargai sehingga dapat memutus rantai perundungan yang sudah banyak terjadi.


Friday, April 24, 2020

[Diary Dzaky]: 1 Ramadan 1441 H

Friday, April 24, 2020 0 Comments



Alhamdulillah...
Diary Dzaky, 1 Ramadhan 1441 H.
√ Ikut bangun sahur.
√ Salat Subuh berjamaah.
√ Mengaji.
√ Mengenal hewan ciptaan Allah.
(Memasangkan induk dan anaknya masing-masing)
√ Mathematic: perbedaan ukuran besar dan kecil dengan mengelompokkan keluarga Dino besar dan Dino kecil, lanjut berhitung.
√ Mandi pagi jam 6
√ Melepas baju sendiri
√ Gosok gigi sendiri
√ Belajar mengancing baju sendiri
√ Baca buku pop up Wiu Wiu Wiu + nyocokin mobil-mobilnya
√ Menempel stiker Ramadan
√ Bantu Umma mengeringkan baju lanjut njemur baju plus semprot2 tanaman
√ Salat Duha
√ Sensory play+messy play : membuat pasir kinetik dan main cetak2 pasir
√ Makan siang (buka puasa ala Dzaky)
√ Bobok siang
√ Salat Duhur
√ Messy play lagi
√ Mencuci mainan yang kotor plus main air
√ Mandi lanjut Salat Asar
√ Main di "sentra balok" bersama Titi Ya
√ Buka puasa bersama
√ Salat Magrib berjamaah
√ Mengaji dan mengenal huruf Hijaiyah bersama Umma dengan beragam variasi kegiatan


Monday, April 20, 2020

[CERNAK]: PION-PION KEMENANGAN

Monday, April 20, 2020 0 Comments




“Rafa, tumben akhir-akhir ini kamu jam segini sudah mandi?” ledek Kak Mita yang sedang sibuk membantu Bunda mengelap piring.
“Biarin!” Rafa malah menjulurkan lidahnya ke kakak sulungnya itu. Bunda yang melihat kelakuan kakak-beradik itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Sore itu, Rafa kembali asyik dengan papan hitam-putih kesayangannya di teras rumah. Ia sedang menunggu seseorang. Dua hari yang lalu, Ayah membelikan oleh-oleh papan catur untuknya. Rafa belum mahir memainkannya. Tapi, ia sangat beruntung, ada yang mau mengajarinya.
Kreeek… Pagar besi rumahnya terbuka. Rafa segera berlari ke arah pagar.
“Kamu dah wangi, Rafa! Anak rajin,” kata orang yang baru datang itu sambil mengacak rambut Rafa.
“Ah, Kakek bisa saja. Ayo, Kek, masuk. Sudah Rafa tunggu, lho!”
Rafa dan Kakek Tomo kini bersila berhadap-hadapan di kursi bambu, di teras rumah Rafa. Sore ini, Rafa belajar main catur lagi dengan Kakek Tomo. Rumah Kakek Tomo bersebelahan dengan rumah Rafa.
“Ini aku sudah tata seperti yang sudah Kakek ajarkan,” kata Rafa senang.
“Coba Kakek lihat. Sudah benar belum posisinya.”
Kakek Tomo menatap Rafa dengan mata berbinar lalu menggangguk.
“Coba ulangi lagi yang Kakek ajarkan kemarin, Rafa,” pinta Kakek Tomo.
Rafa mulai menjelaskan kepada Kakek Tomo kalau pion jalannya bergerak maju satu petak ke petak yang tidak ditempati. Pion juga bisa bergerak secara menyerong atau diagonal untuk menangkap bidak lawan, apabila bidak lawan berada satu petak di diagonal depannya. Kalau benteng bisa bergerak sepanjang petak horizontal kayak gini, maupun vertikal kayak gini, tapi tidak bisa melompati bidak lain. Gajah dapat bergerak sepanjang petak secara menyerong atau diagonal, tapi juga tidak bisa melompati bidak lain.

Tiba-tiba, Bunda datang sambil membawa nampan berisi teh jahe hangat dan pisang goreng. Aromanya sungguh menggugah selera.
“Wah, Rafa serius sekali belajarnya! Terima kasih ya, Kakek Tomo. Sudah meluangkan waktu untuk mengajari Rafa main catur,” kata Bunda.
“Sama-sama, Yunda. Dulu, tiap sore gini, aku sama ayahmu juga suka main catur di tempat ini. Rafa sangat berbakat jadi pemain catur, nih. Mungkin keturunan dari almarhum kakeknya,” kata Kakek Tomo sambil terkekeh.
Bunda tampak senang.
“Ya sudah, silakan dilanjutkan belajarnya. Rafa perhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diajarkan Kakek Tomo, ya.”
Rafa pun mengacungkan dua jempol tangannya.
“Ayo, kita lanjutkan. Nah, sekarang kakek jelaskan tentang kuda, raja, dan ratu.”
Rafa memerhatikan dengan sungguh-sungguh, kadang mengernyitkan dahi, lalu mengulangi penjelasan Kakek.
“Hmm, Raja dapat bergerak satu petak ke segala arah, Ratu punya gerakan kombinasi dari Benteng dan Gajah, kalau Kuda memiliki gerakan mirip huruf L, yaitu memanjang dua petak atau melebar satu petak. Kuda itu satu-satunya bidak yang dapat melompati bidak-bidak lain,” gumam Rafa sambil manggut-manggut.
[*]
Hari-hari berlalu, setiap sore Kakek Tomo mengajari Rafa teknik bermain catur yang benar.  Rafa pun mulai mahir. Sampai suatu hari,
“Rafa, coba baca apa yang Kakek bawa ini!” Kakek Tomo menyerahkan selembar kertas.
“Apa ini, Kek?” Rafa membaca isi kertas yang diberikan Kakek Tomo.
“Lomba catur junior?” Rafa menatap Kakek.
“Kamu coba ikut, ya, untuk mengasah kemampuanmu bermain catur,” Kakek Tomo menawarkan.
“Nanti Rafa tanyakan ke Ayah dan Bunda dulu, ya, Kek.”
“Oke, ayo, kita latihan lagi!”
Kakek Tomo sangat senang karena Rafa bisa menjadi sahabat kecilnya yang menyenangkan. Rafa sudah dianggap seperti cucunya sendiri. Kakek Tomo tidak kesepian lagi karena di rumah, ia hanya tinggal dengan anak bungsunya. Kedua anaknya yang lain tinggal di luar kota, istrinya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
Akhirnya, Rafa diperbolehkan ikut lomba catur junior. Rafa semakin giat berlatih.
[*]
“Kek, kenapa ya, aku sudah berkali-kali ikut lomba catur, tapi selaluuu saja kalah,” keluh Rafa suatu sore.
“Rafa, catur itu tidak hanya olahraga, tapi juga olah rasa. Harus dengan hati, tidak saja mengandalkan otak yang cerdas dan strategi yang jitu saja,” nasihat Kakek Tomo.
“Jadi, Rafa harus gimana dong, Kek?”
Kakek Tomo lalu memberikan trik khusus.
“Minggu depan ada perlombaan lagi, Kek. Doakan Rafa bisa menjadi juara ya, Kek.”
Kakek Tomo mengangguk mantap.
“Kamu pasti bisa, Rafa!”
[*]
Perlombaan catur dimulai. Rafa mengingat-ingat apa yang sudah diajarkan Kakek Tomo.
Ayah, Bunda, Kak Mita, dan Kakek Tomo turut datang untuk menyemangati Rafa. Satu per satu, lawan-lawan pecatur junior itu berhasil Rafa taklukkan hingga ia masuk final dan beradu dengan pecatur yang sudah sering menang di kompetisi nasional. Tapi, Rafa terus bersemangat.
Bidak-bidak catur yang ada di depannya itu ia anggap seperti sahabatnya. Pion-pion kecil itu adalah pion-pion kemenangan untuknya. Ia harus bisa menjaganya dengan baik agar tidak bisa dikuasai lawan. Rafa melangkahkan bidak-bidak caturnya dengan perlahan, namun pasti, penuh dengan strategi.
Sampai akhirnya, “skak mat!” Rafa berteriak sambil tersenyum lebar. Rafa memenangkan lomba catur kali ini.
Kini Rafa mengerti, kalau ingin juara, maka harus tekun berlatih, dan terus semangat.
Semuanya bahagia. Akhirnya, Rafa bisa jadi juara.




BIODATA PENULIS

Norma Keisya Avicenna
Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Alhamdulillah, 30an buku (baik solo maupun antologi) sudah ditulis. Sejak 2013 mendirikan sebuah komunitas sekaligus markas pelatihan menulis cerita untuk anak-anak dan remaja, yaitu DNA Writing Club di Semarang. Komunitas ini sudah melahirkan lebih dari 100 penulis cilik dan remaja. Penulis bisa dihubungi di:
~ WA : 085647122033
~ IG: @keisyaavicenna
~ FB: Norma Keisya Avicenna



Sunday, April 19, 2020

TERCENUNG KARENA CORONA

Sunday, April 19, 2020 2 Comments




Ytc. Penduduk Bumi
Oh ya, sebelumnya aku minta maaf. Aku datang hanya menjalankan tugas Penciptaku. Aku juga minta maaf, karena lewat aku, banyak yang menjemput takdir terbaiknya: berpulang menuju kehidupan abadi. Sekali lagi aku minta maaf, jika kehadiranku membuat dunia ini panik, membuat dunia ini sibuk, atau mungkin muncul rasa cemas juga takut tak berkesudahan. Sekali lagi, aku minta maaf.
Namun, lihatlah, wahai penduduk bumi… Ketika kalian tidak lagi berkendara menuju kantor atau sekolah, dan memilih untuk tetap tinggal di rumah, bumi mengembangkan senyumnya. Udara jadi lebih bersih, tidak begitu sesak dengan asap kendaraan.
Selain itu, kalian juga lebih dekat dengan keluarga, bukan? Membantu anak mengerjakan tugas sekolah. Membantu pasangan kalian mengerjakan pekerjaan rumah. Bukankah begitu indah? Aku juga sungguh senang, kalian sekarang lebih peduli dengan kebersihan. Lebih sering cuci tangan dengan sabun.
Kalian juga jadi beribadah bersama di rumah. Membaca kitab suci kalian bersama keluarga tercinta. Di mana hari-hari sebelumnya mungkin sangat jarang kalian lakukan bersama keluarga tercinta. Kalian jadi sering bercengkerama atau ngobrol apapun bersama keluarga untuk mengisi waktu, yang sebelumnya mungkin jarang, atau bahkan tidak pernah. Karena kehadiran aku, momen itupun tercipta.
Di malam hari kalian merenung. Betapa kecil dan tak berarti apa-apanya diri kalian. Kalian sadari itu. Kesombongan yang ada pun runtuh oleh makhluk seperti aku, yang hanya berukuran nanometer. Kalian pun lebih sadar akan keagungan Sang Maha Kuasa.
Sikap peduli kalian pun muncul. Meskipun ada social distance dan tidak bisa pergi ke mana-mana, namun lewat jari dan hape, kalian bisa mengirim donasi. Hati kalian berempati, tergerak untuk saling membantu kepada yang membutuhkan. Padahal tadinya mungkin kalian kurang peduliah bahkan cuek. Namun karena merasa sama-sama menderita, jiwa sosial itu muncul.
Saat rumah ibadah ditutup, kalian akan sadar, bahkan bertnaya: kapan terakhir kali mengunjungi rumah ibadah? Ya, Tuhan sedang menegur kalian lewat kedatanganku. Tuhan kangen banget sama kalian. Kangen curhatan kalian.
Aku tidak ingin kalian berterima kasih kepadaku. Berterima kasihlah kepada-Nya.
Surat cinta dariku ini hanya ingin kalian sadar, dunia hanya sementara, tempat persinggahan, bukan tujuan. Rumah kalian yang sesungguhnya adalah akhirat.
Jadi jangan sedih jika kalian dilarang pemerintah pulang kampung gara-gara aku. Itu belum seberapa. Perbanyaklah investasi akhirat, bekal untuk pulang kampung yang abadi.
Berkat kesadaran akan sementaranya di dunia, kalian tidak lagi saling menyalahkan. Justru kalian naik level, dari yang tadinya problem finder (penemu masalah) menjadi problem solver (penyelesai masalah). Saling bergandengan tangan, bersatu melawan aku. Jujur, aku senang.
Wahai penduduk bumi, kalian dapat salam dari teman-teman virus yang lain. Inilah saat kalian beribadah dengan cara kalian dan kami bertugas juga beribadah, dengan cara sebagai virus ciptaan Tuhan.
Sampai jumpa dariku yang tak tampak mata,
CORONA

***
Surat dari Corona di atas tersebar bebas di dunia maya, bahkan ada yang versi audio/videonya, entah siapa penulis aslinya, saya belum berhasil menemukannya. Ini saya tulis kembali dengan beberapa editan seperlunya. Yup, surat di atas seketika membuat diri ini #tercenung. Betapa kita sebagai manusia biasa adalah makhluk lemah tanpa daya di hadapan-Nya. Namun, seringkali kita lalai dan merasa sombong. Merasa segala yang kita punya, pencapaian prestasi kita, dan kesenangan duniawi lainnya yang saat ini kita miliki adalah murni kerja keras kita semata, padahal itu semua adalah bagian dari skenario indah-Nya.

Buku karya Mbak Watiek Ideo dan Mbak Maya tentang Corona


Dear Corona,
Terima kasih atas surat yang kamu tulis. Setiap kalimat yang terangkai menciptakan ruang renung dalam hati ini. Apalagi sebentar lagi Ramadan. Tentu saja, semuanya akan berbeda karena kami masih harus #dirumahaja sebagai upaya “memerangi” dirimu yang tak tampak mata. Aktivitas ibadah yang biasanya bisa dikerjakan berjamaah di masjid, Ramadan tahun ini cukup dikerjakan di rumah. Tarawih, tadarus, TPQ anak-anak, majelis taklim, pawai takbiran, dll. Semuanya pasti akan sangat berbeda. Belum menjalani saja, rasa haru itu sudah memenuhi rongga dada.

Dear Corona,
Betapa sedih diri ini saat mengetahui kabar kalau satu per satu tenaga medis pun berguguran, terakhir kabar dari 46 tenaga medis RSUP dr.Kariadi yang tes swabnya menunjukkan hasil positif. Semua bermula karena ketidakjujuran pasien. Ya Rabb… tidak habis pikir dengan ulah pasien yang seperti ini. Kalian sungguh berdosa besar!
Untukmu para tenaga medis, terima kasih tak terhingga saya ucapkan. Insya Allah, hadiah syahid karena engkau adalah pahlawan kemanusiaan akan kau dapatkan, berpulang dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin Ya Rabb.
Sampai tanggal 17 April ini, data kasus positif Covid-19 di Indonesia hampir mencapai angka 6000, dengan kasus pasien meninggal mendekati angka 600. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Beberapa daerah sudah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), tentu saja banyak yang terdampak, terutama dari segi ekonomi. (Hiks… semoga Allah mampukan. Semoga Allah kuatkan. Bersama kesulitan, pasti ada kemudahan). Benar sekali yang engkau bilang di suratmu itu, Corona… semoga hati-hati ini bisa lebih berempati, saling menanggung beban, juga saling meringankan.

Dear Corona,
Banyak sekali hikmah yang bisa diri ini ambil, tatkala menjalani aktivitas #dirumahaja selama 1 bulan ini. Kami sekeluarga semakin sering melakukan aktivitas bersama. Hari Sabtu yang biasanya menjadi “Sabtu tanpa Abi” bagi Dzaky karena tiap Sabtu Abi harus kuliah di Jogja, berangkat jam 3 pagi sebelum Dzaky bangun dan pulang lagi ke Semarang jam 10 malam saat Dzaky sudah tidur. Sekarang, menjadi “Sabtu Bersama Abi” karena kampus libur. Dzaky dan Abi bisa berolahraga tiap pagi dan melakukan kegiatan bersama. Seperti mencuci mobil/motor bersama, membersihkan kandang burung, bermain bersama, dan banyak lagi. Sabtu bersama Abi menjadi momen istimewa untuk Dzaky. Demikian juga dengan saya. Saya menjadi punya banyak kelas online sebagai sarana mengisi kegiatan belajar di rumah.  Saya belajar menulis naskah nonfiksi, belajar menulis cerita anak, belajar penyuntingan naskah, kajian persiapan Ramadan, kajian pekanan bersama sahabat “ngerumpi berfaedah”, setoran hafalan, bahkan sampai belajar memasak. Satu aktivitas yang paling mencolok, berbeda dari hari-hari sebelumnya adalah saya jadi rajin memasak sekaligus rajin food preparation (food prep). Belanja langsung untuk kebutuhan minimal 3 hari, lalu meracik menu harian. Masya Allah, seru sekali rasanya dan tentu saja jadi sarana untuk berhemat.

          Dear Corona,
          Waktu adalah milik-Nya yang patuh, setiap detik berjalan menurut Titah Tuhannya. Sebagai manusia biasa, tentu saja tidak ada yang tahu kapan semua ini akan berakhir, hanya Allah Yang Maha Tahu. Diri ini hanya bisa melangitkan doa, semoga pandemi karena “aksimu” ini segera berlalu.
         Demikian balasan surat dariku, segera selesaikan tugasmu dan kembalilah kepada Penciptamu.
          Salam,
          Nungma

***
          Saat ini adalah saat di mana Allah menguji kesabaran kita, menguji keteguhan hati kita, bahkan menguji keimanan kita. Dampak dari pandemi ini sungguh luar biasa. Saya bisa melihat kondisi orang-orang di sekitar tempat tinggal saya. Ada beberapa bahkan “dirumahkan” tanpa pesangon, ada yang jadi pekerja harian, dan banyak lagi. Namun, mereka tak lantas patah arang lalu menghalalkan segala cara untuk mengais rezeki atau hanya berdiam diri mengharap uluran tangan dermawan. Sebagian besar dari mereka justru lebih kreatif, mencoba mencari solusi terbaik. Ada yang kini berjualan online lauk pauk, berjualan snack, delivery order sayur mayur juga kebutuhan rumah tangga, dan banyak lagi. Yups, semua kini tengah berjuang untuk tetap bertahan. Saya pun kini merindukan banyak hal.

Inilah 3 hal yang ingin saya lakukan after covid-19 nanti. Saya benar-benar kangen untuk bisa segera menunaikannya.

Mudik ke Klaten dan Wonogiri
Biasanya kalau sudah merasa kangen rumah, kami sekeluarga segera pulang tanpa pikir panjang. Jarak tempuh tidak sampai 3 jam, betapa kemudahan akses perjalanan via tol cukup membantu kami melepas rindu. Namun, rindu ini harus menciptakan jarak terlebih dahulu… Ah, jauh di mata namun dekat dalam doa. I miss you full, 2 kota tercinta!

Foto Lebaran di Wonogiri (2019)


Umroh bersama keluarga
Seharusnya bulan April ini, keluarga kakak ipar dan ibu mertua menunaikan ibadah umroh. Kalau saya dan suami rencana riilnya insya Allah masih tahun 2022, setelah target perkuliahan dan pekerjaan suami selesai, dari segi dana juga lebih longgar. Namun, karena pandemi ini dan terjadi penundaan jadwal keberangkatan umroh, tidak mustahil bagi Allah, jika Haromain sudah benar-benar resmi dibuka nantinya dan Allah “memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka”, kami bisa umroh bersama-sama. Masya Allah, ingin sekali rasanya. Mengajak Titi Ya (ibuk saya) juga, plus keluarga Mamiko juga Dedoy. Tidak ada yang tidak mungkin jika Kun Fayakuun-Nya telah bekerja sepenuh energi cinta.

Berkegiatan bersama DNA dan kumpul komunitas
Perjumpaan fisik selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu untuk belajar hal baru juga melepas rindu karena lama tak bertemu. Sudah sebulan lebih rindu ini membelenggu. Hari-hari belajar dan bermain bersama anak-anak DNA, hari-hari berkumpul bersama sahabat pengajian atau sahabat komunitas, menjadi hari-hari yang istimewa dan penuh cinta. Semoga segera tiba masa di mana Pemerintah memberikan pengumuman resmi kalau semuanya bisa beraktivitas normal lagi. Aamiin Ya Rabb.

***

Di penghujung tulisan ini, saya copas-kan tulisan dari Ustaz Cahyadi Takariawan. Semoga bisa jadi bahan perenungan khususnya buat diri ini.

Keluhan hamba yang lelah dan jawaban Allah Yang Maha Penyayang dalam Al Qur'an
Oleh : Cahyadi Takariawan

Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini?
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” 
(QS. Al-Baqarah : 155).

Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini?
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” 
(QS. Al-Ankabut : 2)

Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah?
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya.” 
(QS. At-Taghabun : 11)

Namun, mengapa harus terjadi pada kami?
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” 
(QS. Al-Ankabut : 3)

Dari mana datangnya musibah ini, ya Allah?
“Dari mana datangnya ini?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri.”
(QS. Ali Imran: 165).

Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami…
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah : 216)

Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini…
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” 
(QS. Al-Baqarah : 286)

Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” 
(QS. Ali Imran : 139)

Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
(QS. Yusuf : 87)
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 56)

Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini…
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah?
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
 (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” 
(QS. Ath-Thalaq: 4).

Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami?
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.”
(QS. Hud: 6)

Sudah lebih dari sebulan kami menjalani kebijakan stay at home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” 
(QS. Ali Imran : 200)

Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar?
“Allah mencintai orang-orang yang sabar.” 
(QS. Ali Imran : 146)

Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah?
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” 
(QS. An-Nahl : 96)

Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami?
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar : 10)

Subhanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ?
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga), (sambil mengucapkan): ‘Selamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” 
(QS. Ar-Ra’du : 23-24)

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Sekarang kami tenang ya Allah. Kami ridha dengan ketentuan-Mu. Kami bersabar dengan ujian-Mu.

“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya.”
(QS. Al-Bayyinah : 8)
“Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” 
(QS. At-Taubah : 72).

Masya Allah. Laa haula walaa quwwata illa billah…
Semoga tulisan Ustaz Cahyadi di atas bisa semakin meneguhkan keimanan kita. Kepada-Nya lah segalanya bermuara.

***
Mari persiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut tamu istimewa, Ramadan mulia. Marhaban Yaa Ramadan.