Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label DNA writing club. Show all posts
Showing posts with label DNA writing club. Show all posts

Monday, January 04, 2021

TETAP DI RUMAH SAJA, LIBURAN SERU BERSAMA DNA

Monday, January 04, 2021 0 Comments

 


 

Alhamdulillah, 21-23 Desember 2020 kemarin telah terlaksana DNA Writing Holiday #12 dengan peserta berjumlah 51 anak. Serunya mereka berasal dari Sumatera Utara hingga Papua. Ibarat kata peserta se-tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Ini kali pertama DNA mengadakan kegiatan liburan secara online. Mau tidak mau, kami pun harus beradaptasi  dengan model pendidikan di era pandemi, yaitu dengan pembelajaran online atau daring (dalam jaringan).

 

Dulu, ketika DNA Writing Holiday 1-11 yang terlaksana secara offline, kami hanya berkegiatan di wilayah seputar Semarang. Saat sesi ke-9 kami pernah membagi lokasi menjadi 4 titik: Banyumanik, Ungaran, Pedurungan, dan Ngaliyan. Tetap saja hanya seputar Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Hikmahnya karena pandemi ini sehingga pembelajaran dilakukan secara online, jangkauan wilayahnya pun menjadi lebih luas, dari Sabang sampai Merauke. Alhamdulillah. Pasti selalu banyak hikmah.

 

Nah, selama 3 hari kami nge-zoom kemarin dengan agenda:

Hari #1:

  1. Tema khas KKPK
  2. Bedah karya KKPK
  3. Proses kreatif penulis KKPK
  4. Hunting ide

Hari #2:

  1. Unsur cerita pendek
  2. Riset tulisan

Hari#3:

  1. Cara asyik menulis cerita
  2. Editing dasar
  3. Rahasia tembus penerbit

 



Pada hari pertama, kakak-kakak mentor yang terdiri dari Kak Norma, Kak Etika, dan Kak Siti melakukan perkenalan dan memberikan motivasi tentang manfaat menulis. Selain itu, karena output kegiatan ini adalah naskah siap kirim ke KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) di Penerbit Dar!Mizan, makanya kami menjelaskan segala hal tentang KKPK. Anak-anak sangat antusias saat menyimak. Bahkan diskusi kami pun berlangsung sangat seru. Pada hari pertama anak-anak mendapatkan tugas untuk memilih satu tema dari 10 tema khas KKPK.

 


Pada hari kedua, zoom class sempat mengalami kendala teknis. Anak-anak sempat harus berpindah ruang kelas. Tapi tak masalah. Semuanya tetap happy dan berlangsung seruuu. Hari kedua, anak-anak belajar tentang unsur intrinsik cerita pendek. Mulai dari tokoh sampai meramu konflik. Selain itu, anak-anak juga praktik menulis kalimat percakapan (dialog). Selanjutnya, mereka juga belajar cara membuat kerangka karangan dengan metode BMA dan teknik melakukan riset atau penelitian kecil-kecilan untuk memperkuat tulisan mereka. Kami memberikan contoh cerpen karya Kak Khansa yang bisa mereka baca sekaligus pelajari.

 


Pada hari ketiga, kakak mentor mengulang kembali penjelasan mengenai riset untuk memperkuat tulisan juga teknik menulis cerita secara utuh dari awal hingga akhir. Kakak mentor juga menjelaskan tentang penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan teknik editing dasar. Semua sangat antusias memperhatikan dan sudah tak sabar untuk segera menuangkan ide-ide mereka dalam sebuah cerita pendek.

 

Pandemi Corona ini memberikan wajah baru dalam metode pembelajaran. Semuanya kini serba online. Untuk kegiatan DNA ini pun, peran orang tua sangat luar biasa. Karena di lingkungan keluarga, budaya literasi itu pertama kali ditumbuhkan. Saya pun optimis, anak-anak bisa mendapatkan manfaat positif dari aktivitas menulis. Mereka akan belajar mengasah kepekaan emosi, mengasah kejelian panca indera, mengasah imajinasi, melatih kreativitas, dan banyak lainnya. Tentu saja untuk mewujudkan ini semua, dukungan orang tua yang paling utama. Alhamdulillah, banyak orang tua zaman now yang semangat untuk belajar parenting.

Para orang tua kini semakin sadar bahwa pengasuhan itu butuh ilmu tidak hanya sekadar pakai naluri semata. Mereka pun kini semakin “melek literasi”. Ya, memang seharusnya seperti itu. Karena orang tua adalah “sekolah pertama dan utama” untuk mendidik anak-anaknya.


Semoga pandemi segera usai, dan pembelajaran tatap muka bisa dilangsungkan lagi. Itu salah satu harapan saya di 2021 ini.




Sunday, January 03, 2021

KALEIDOSKOP 2020 KEISYA AVICENNA

Sunday, January 03, 2021 0 Comments

 

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, berapa umur yang masih kita punya, kesempatan yang kita miliki, kesehatan dan segala sesuatu yang ada. Tiada kata terindah yang pantas untuk terucapkan kecuali segenap pujian tiada henti.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada idola tercinta… Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, yang kita damba syafaatnya di hari akhir nanti. Alangkah bahagia bila kita dapat mendampinginya di syurga dengan aneka nikmat yang tersedia.

Hidup tidaklah kekal. Ada sebuah kepastian yang akan dilalui manusia di ujung masa hidupnya. Allah swt telah menggariskan bahwa yang HIDUP pasti akan MATI! Dan kita manusia adalah makhluk-Nya, yang telah diciptakan-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

Sudahkah cukup bekal kita untuk menghadap-Nya?

Sekiranya pertanyaan itu harus senantiasa “menghantui” keseharian kita agar setiap detik kita termotivasi untuk melakukan amalan terbaik, memperbaiki kualitas dan kuantitas penghambaan kita kepada-Nya. Karena sebaik-baik bekal adalah TAQWA. Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Belum terlambat untuk bertaubat, istighfar sebanyak-banyaknya agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.

Alhamdulillah, kini sampailah kita pada lembaran baru di tahun Masehi, yakni tahun 2021. Sejenak merenung, ada beberapa pencapaian di dunia pada tahun 2020 yang cukup membuat saya belajar banyak hal, khususnya di dunia literasi. Tahun 2020 memang tahun yang bisa dibilang “cukup berat, cukup menguras energi” semenjak pandemi Corona menghantam negeri ini pertengahan Maret silam. Mau tidak mau banyak hal yang membuat kita harus beradaptasi. Alhamdulillah, 2020 kemarin…

Saya berhasil merampungkan menulis 26 judul naskah buku pengayaan fiksi dan nonfiksi (untuk pembaca PAUD, SD, SMP, dan pendidik). Saya mendapatkan proyek ini sejak Desember 2019 (waktu itu menyelesaikan 3 judul) dan terhitung sejak Januari-November 2020 bertambah 26 judul. Jadi saya menyelesaikan total 29 judul buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Pengalaman ini pernah saya tulis di sini.


Alhamdullillah, selama 2020 saya mampu menulis 55 postingan di blog. Ya, memang sudah saya niatkan 2020 saatnya bersih-bersih sarang laba-laba di blog yang sejak 2 tahunan lalu vakum karena kesibukan yang lain. Semoga 2021 ini manajemen waktu saya sebagai BLOGGER bisa lebih baik lagi. Apalagi saat ini saya mengazzamkan diri untuk ikut ODOP dari Komunitas ISB.

 


Terbit 6 judul pictbook (Fabel Inspiratif Pembentuk Karakter Anak) di Penerbit Lingkar Media, yaitu:

  1. Sepatu Impian Panda
  2. Rubah Ingin Berubah
  3. Rumah Impian Tupai
  4. Saat Beruang Mengantre Panjang
  5. Saat Lebah Sendirian di Rumah
  6. Kisah Seru Kucing Lucu

Alhamdulillah, kabar dari penerbit buku tersebut terjual lebih dari 3000++ paket.

 

Rekreasi Literasi DNA => Kelas Intensif 30 Hari untuk Penulis Pemula "30 Hari Petualangan Aksara" dan Kelas Intensif 30 Hari untuk Penulis Cilik "Jelajah Imajinasi"

Alhamdulillah, ini kali pertama saya membuka kelas online DNA Writing Club karena sejak pertengahan Maret itu pula DNA offline terpaksa saya off-kan juga sampai nanti benar-benar sekolah sudah berjalan normal. Namun, karena kesibukan menulis naskah buku pengayaan yang butuh energi ekstra, saya baru membuka kelas online DNA pada bulan Oktober dengan mengadakan kegiatan Rekreasi Literasi DNA.




DNA Writing Holiday #12 dengan peserta 51 anak dari Sumatera Utara hingga Papua.

Inilah kali pertama DNA mengadakan kelas liburan secara online. Selama ini (sejak 2014) kegiatan liburan DNA berlangsung secara offline dan hanya bisa dinikmati oleh anak-anak yang tinggal di seputaran Kabupaten Semarang atau Kota Semarang. Meski dulu ada juga peserta dari Kudus yang rela menginap di DNA selama 2 hari 1 malam, ada juga yang jauh-jauh dari Solo, Salatiga, juga Tegal. Alhamdulillah, karena pandemi dan pembelajaran model daring, maka jangkauan wilayahnya kini lebih luas. Bersyukur rasanya bisa membersamai anak-anak usia 7-12 tahun untuk belajar menjadi penulis. Yel-yel kita selama belajar:

“Siap jadi penulis cilik?”

“Yes, AKU SIAP JADI PENULIS CILIK!”

Saat ini mereka memasuki tahap pengumpulan cerpen dan coaching naskah yang akan berlangsung kurang lebih selama 1 bulan bersama Kak Norma, Kak Etika, dan Kak Siti.

 

Kelas Nonfiksi Remaja DNA Writing Club

Alhamdulillah, selama pandemi ini, saya pun berhasil merangkul beberapa member DNA yang kebanyakan mereka bergabung dan belajar di DNA sejak SD lalu kini mereka sudah duduk di bangku SMP dan SMA. Seperti Khansa, Zahra, Zaskia, Aisyah, Najma, Shazia, dan Hanum. Kami belajar via Zoom class tiap Selasa sore dengan materi-materi nonfiksi.

 

Ada 7 judul buku antologi yang terbit selama pandemi.

Alhamdulillah, untuk terus mengasah skill menulis, saya pun melibatkan diri dalam beberapa proyek buku antologi, mulai dari yang berhubungan dengan kehidupan di masa pandemi hingga pengalaman melakukan aktivitas read aloud bersama Dzaky. Alhamdulillah, setidaknya pandemi bukan halangan untuk terus produktif berkarya. Hal ini juga saya lakukan sebagai sarana “rekreasi” karena seringnya berjibaku dengan jadwal ketat yang saya buat untuk menyelesaikan penulisan naskah buku pengayaan .

 

Lulus sertifikasi uji kompetensi penulis nonfiksi dari LSP-PEP.

Mei 2020, saya melakukan uji kempetensi penulis nonfiksi. Alhamdulillah, LULUS. Tentu saja, ini menjadi salah satu pencapaian yang membanggakan. Hal ini mampu memotivasi saya untuk lebih semangat dalam mengasah kompetensi diri khususnya di dunia literasi.

Job copywriter

Alhamdulillah, ada satu kesempatan istimewa saat saya mendapatkan tawaran untuk membantu bisnis sahabat saya. Inilah kesempatan saya mengasah skill copywriter sekaligus belajar menulis story-selling.

 

Selain beberapa pencapaian di atas, yang patut saya syukuri adalah banyaknya kesempatan untuk belajar di kelas online dalam beragam bidang. Saya masuk kelas parenting, kelas melukis, workshop read aloud bersama Bu Roosie Setiawan, jadi murid di Sekolah Menulis Wadas Kelir yang dibimbing langsung oleh Pak Heru Kurniawan, belajar di kelas menulis online-nya Pak Bambang Trim.

 

Satu kesyukuran luar biasa di penghujung tahun 2020 adalah saat Dzaky berkata, "Insya Allah, aku siap jadi KAKAK." Inilah catatan literasi cinta yang sungguh istimewa.

Barokallahu fiik...

 

2021, semoga hari-hari menjadi semakin penuh arti.

Semangat #HijrahLebihBarokah di tempat yang baru sekaligus persiapan menyambut anggota baru di keluarga kami.

Mohon doanya...

Selamat berkontemplasi, bermunajat hanya pada-Nya. Setulus menghambakan diri, tak henti langitkan doa untuk terwujudnya segala pinta.



Wednesday, December 16, 2020

AKU SIAP JADI PENULIS CILIK

Wednesday, December 16, 2020 14 Comments


Acelyn adalah seorang gadis periang. Selama di rumah aja, Acelyn tidak kehilangan semangat untuk mencoba hal baru, termasuk belajar hand-lettering dan membuat akun studygram. Acelyn tekun berlatih hand-lettering tanpa mengenal kata menyerah. Meskipun pada awalnya sangat sulit, pelan-pelan akhirnya dia bisa membuat hand-lettering yang bagus. Bunda dan Minnie sahabatnya sangat mendukung Acelyn menjadi seorang studygrammer. Namun, ada beberapa kendala yang muncul ketika akunnya mulai berkembang. Bahkan, sampai ada orang yang mencuri karyanya! Bagaimana kelanjutan ceritanya, ya?


Sobat Kreatif DNA bisa membaca keseruan ceritanya di seri KKPK #dirumahaja yang berjudul “LITTLE STUDYGRAMER”. Di dalmnya ada cerpen karya Kak Zaskia yang berjudul DALGONA VIRAL. Kak Zaski ini adalah salah satu murid DNA Writing Club yang produktif mengirimkan karyanya ke KKPK. Bahkan tahun ini Kak Zaski masuk dalam nominasi KKPK AWARDS 2020 kategori BEST NEW COMER.

 

Nah, beberapa waktu lalu saya terlibat diskusi yang sangat asyik dengan salah satu Kakak Editor KKPK. Kami pernah bertemu sebelumnya. Saya ceritakan kepadanya tentang rencana saya untuk mengadakan kegiatan pelatihan menulis secara online saat liburan sekolah bulan Desember ini. Saya sampaikan keinginan saya kalau output dari pelatihan itu adalah naskah karya anak-anak yang nantinya akan dikirimkan dan diseleksi oleh kakak-kakak redaksi KKPK. Alhamdulillah, kakak-kakak redaksi KKPK sangat senang dan menyambut baik rencana saya tersebut. Berminat mengirimkan naskah ke KKPK? Simak informasi keren di bawah ini, yuk!




Alhamdulillah, liburan telah tiba. Sudah ada rencana mau ngapain aja nih, Sobat Kreatif DNA? Kalau belum, yuk manfaatkan waktu liburanmu untuk belajar menjadi penulis cilik nan kreatif di DNA WRITING HOLIDAY#12.

Kamu tuh...

  • Hobi banget baca, terus pengen juga nulis cerita yang bisa dibaca banyak orang, punya buku yang cover depannya ada namamu. Ih, pengen banget, kan?
  • Bingung mau nulis apa, ya? Ide itu dari mana, sih?
  • Sudah mulai nulis cerita, tapi mandeg di tengah jalan... Bingung lanjutannya bagaimana?

Pernah ngalamin kayak gitu? Daripada mikir lama-lama, yuk gabung belajar jadi penulis cilik bareng DNA.

Oh ya, kabar kerennya kamu bakal dapat bonus: di-coaching alias didampingi selama 1 bulan sampai naskahmu layak untuk dikirimkan ke meja redaksi KKPK-Dar!Mizan. Mau banget, kan?

 

Pelatihan berlangsung selama 3 hari, dengan media:

  • Zoom class
  • WA Group

 

Hari #1:

  • Tema khas KKPK
  • Bedah karya KKPK
  • Proses kreatif penulis KKPK
  • Hunting ide

 

Hari #2:

  • Unsur cerita pendek
  • Riset tulisan

 

Hari#3:

  • Cara asyik menulis cerita
  • Editing dasar
  • Rahasia tembus penerbit

 

Mentor:

  • SUPERTWIN (Kak Norma dan Kak Etika)
  • Kak Siti (Mentor DNA Writing Club)

 

Fasilitas yang kamu dapat :

1. Materi

2. Coaching naskah

3. E-sertifikat

 

Jam pelatihan:  09.30-11.00 WIB

Biaya : 299.000 per anak

Usia peserta: 7-12 tahun

INFO dan PENDAFTARAN

wa.me/6282264652627 (DNA WRITING CLUB)

 

Tentang DNA Writing Club, Karya, dan Prestasinya:

klik DNA WRITING CLUB

 

Yuk buruaaan daftaaar!

SEAT TERBATAS


#DNAWritingHoliday12 #DNAWritingClub




Tuesday, December 01, 2020

TAKDIR TERBAIK DARI-NYA: ANTARA CITA-CITA DAN REALITA

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments

 



Seringkali apa yang kita harapkan, tidak selalu jadi kenyataan, bukan? Apa yang jadi cita-cita terkadang tidak sesuai realita. Lantas, apa yang harus kita lakukan?

 

Yups, salah satunya dengan tetap bersikap optimis! Apa yang dimaksud dengan optimisme atau bersikap optimis? Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.

Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan seorang yang optimis? Seorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu, sejauh keadaan memungkinkan, ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.

Bertolak belakang dengan optimisme, pandangan pesimistis akan menganggap kegagalan dari sisi yang buruk. Umumnya seorang pesimis sering kali menyalahkan diri sendiri atas kesengsaraannya. Ia menganggap bahwa kemalangan bersifat permanen dan hal itu terjadi karena sudah nasib, kebodohan, ketidakmampuan, atau kejelekannya. Akibatnya, ia pasrah dan tidak mau berupaya.

Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stres. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif.

Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif:

  1. Insya Allah, lebih panjang umur.
  2. Lebih jarang mengalami depresi.
  3. Tingkat stres yang lebih kecil.
  4. Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit.
  5. Lebih baik secara fisik dan mental.
  6. Mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

 

Fren, ada beberapa tips dan prinsip agar kita selalu menjadi optimis:

a.     Kunci menjadi optimis adalah memaksimalkan kesuksesan kita dan mengurangi kegagalan kita.

b.    Tidak ada salahnya mengakui kekurangan kita, tapi fokus pada kelebihan kita akan jauh lebih baik.

c.      Ketika kita mengalami sebuah kegagalan, ingat bahwa ada pelajaran yang bisa kita petik, dan itu membuat kita selangkah lebih maju mendekati kesuksesan kita.

d.    Ucapkan kata-kata motivasi dalam kehidupan kita setiap hari. Ini membantu memotivasi kita.

e.     Jangan fokus pada sisi negatif, tapi fokuslah pada sisi positifnya. Dan tidak perlu mengira-ngira bahwa hal negatif yang akan datang. Kalau mau dirasakan, menjadi pesimis itu sebenarnya lebih berat daripada menjadi optimis. Kalau tidak percaya, silakan bandingkan sendiri.

f.       Ingat selalu kalau kita punya kesempatan yang tak terbatas untuk meraih sukses di masa depan.

[*]

Saya pernah punya impian menjadi seorang PNS alias abdi negara. Setelah 2 tahun mencoba, namun tak jua berhasil. Alhamdulillah, kembaran saya yang lebih dulu lolos menjadi seorang PNS. Saya sangat bersyukur. Hingga kini kami tetap berkolaborasi bersama untuk memproduksi karya juga dalam hal bisnis. Insya Allah, saya tetap bisa jadi PNS di ranah yang lain: Penulis Nan Sensasional hehe, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping hidup Nan Salihah, uhuy banget, kan?

[*]

Hidup adalah sebuah perjalanan misteri yang telah, sedang, dan akan kita hadapi dalam dunia ini. Realistis dalam hidup berarti kita melihat hidup dengan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga dengan sikap realistis itulah kita bisa menentukan langkah dan arah yang harus kita lakukan. Dari salah satu novel Tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, akan didapatkan dua hal tentang realistis dalam menjalani hidup yaitu pesimis dan optimis.

Ketika si Ikal menemukan sebuah kerealistisan hidup tentang bagaimana ia dan teman-temannya, saat daya fikir realistis itu datang dia menejemahkannya pada sebuah pesimistis. Mereka yang hanya anak-anak orang miskin meski bekerja sekuat tenaga untuk biaya sekolah dan meringankan beban orang tua ketika tamat sekolah nanti mungkin hanya akan menjadi tukang cuci di warung, menjadi kuli, atau pekerja kasar lainnya. Dari lingkar kepesimisan Ikal itu maka muncullah dampak negatif yang menjadikan semangat jiwanya menjadi mundur, dan tak tanggung-tanggung sikap pesimisnya yang terepresentasi dari realistis itu menyumbangkan kemerosotan yang sangat dalam di kehidupannya. Hingga pada akhirnya Arai memberi pencerahan untuk tidak mendahului nasib.

Mungkin setelah lulus nanti mereka hanya akan menjadi kuli, nelayan, atau pekerja-pekerja lainnya, tapi selama mereka masih disini menduduki bangku pendidikan, siapalah yang dapat menduga masa depan nanti. Bukannya berpatah semangat atas realita yang sebenarnya belum jelas akhirnya, namun tetaplah berjuang sekuat tenaga demi mencapai mimpi dan cita-cita yang telah digantungkan setinggi langit. Itulah sebenarnya realistis dengan berpandangan penuh optimis.

Fren, dengan kemampuan yang ada saat ini, jangan sampai kita berhenti akan tetapi dengan kemampuan inilah seharusnya kita berusaha berbuat yang terbaik semaksimal mungkin. Faktor lingkungan, kurang percaya diri dan trauma kegagalan di masa lalu merupakan penyebab yang sering timbul yang menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika kita hidup di lingkungan yang serba pesimis maka akan menggerus sikap kita yang optimis. Terkadang kita mematikan "hero" di dalam diri kita sebelum kita maju bertanding.

         

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak, bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitu pula dengan kita, optimisme dimulai dengan membangun harapan, bukan dengan rasa takut dan kesedihan!

 


 

 

 

 

TIGA TEMPAT YANG MEMBANGKITKAN INSPIRASI HIDUP

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments


Istana KYDWiFENSDza

KYDEN

Sejauh apapun kaki melangkah, pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sesuatu yang memperkaya jiwa.

Di naungan sebuah atap yang tak harus selalu megah dan mewah, tak akan ada kehangatan bila selimut cinta kasih tak terpatri indah menyelimuti para jiwa sang penghuni. Dari saling menghormati dan menghargai antara para penghuni, akan muncul sebuah keharmonisan yang berbuah kehangatan. Ya… tak akan ada perdebatan yang tiada arti, yang hanya akan menghilangkan keelokkan dari keharmonisan sebuah keluarga. Dengan saling mengingatkan dengan penuh kasih sayang, untuk selalu ada pada keridhoan Allah Swt. Hidup di keluarga dengan sebuah jiwa yang tentram dan damai dengan berpegangan pada tiang agama yang kuat. Goncangan apapun tak akan meruntuhkanya, karena kekuatan cinta kasih keluarga telah bersatu, menguatkan satu dengan yang lain, mengokohkan satu dengan yang lain. Keluargaku, Surgaku.

KYDWiFENSDza

Ya, tempat pertama yang selalu bisa membangkitkan inspirasi hidup adalah rumah di Wonogiri. Tempatku mengukir banyak cerita, tempatku menghabiskan masa kecil yang ceria, tempatku melalui masa remaja yang penuh warna. Hingga akhirnya takdir indah-Nya membawaku membuka pintu baru yakni pernikahan, yang membuatku untuk hijrah mengikuti suami dan ‘meninggalkan’ istana itu. Istana yang dulu kami sebut sebagai KYDEN (Kadri-Yati-Dhody-Etika-Norma). Lantas, kini sudah bertambah anggotan jadi KYDWiFENSDza (Kadri-Yati-Dhody-Widowati-Febriansyah-Etika-Norma-Siswadi-Dzaky). Meskipun satu keluarga inti kami telah berpulang menghadap-Nya, Babe Kadri, tapi K akan selalu ada di hati kami. Fisik mungkin takkan bisa lagi bersama, namun kami semua akan selalu berpelukan dalam hangatnya doa-doa. I love my family.

Masjid Andalusia, Bogor

Izinkan saya menuliskan kembali goresan pena di buku harian saya. Tentang pertama kalinya menjejakkan kaki di masjid istimewa ini. Tentang indahnya salah satu tempat istimewa, rumah-Nya yang begitu indah.


Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Swt Sang Penggenggam Kehidupan juga Kematian. Tak ada kisah terindah yang terhampar di muka bumi ini kecuali Allah hadirkan hikmah.

 

Atas izin-Nya dan diri ini selalu merasa “saat Kun Fayakuun-Nya bekerja sepenuh energi cinta”.

 

10-11-12: tanggal impian, tanggal impian pernikahan yang pernah aku tuliskan di catatan dream book Doraemon-ku. Dan Allah Swt izinkan aku menikah dengan seseorang yang sungguh: ia adalah mimpi-mimpi dan do’a-do’aku selama ini. Banyak sahabat yang kemudian bilang, “Ini buah yang sangat manis dari kesabaran dan perjuanganmu selama ini, Mbak Nung!” Subhanallah… Allah begitu baik, teramat sangat baik, sungguh Maha Kasih jua Maha Sayang. Terima kasih Ya Rabb… dan AMANAH menjadi seorang istri bukanlah amanah yang main-main. Maka nasihat untuk diriku: “Berjuanglah Nung! Berjuanglah untuk menjadi seorang ISTRI yang SHALIHAH!”

 

***

Kemarin adalah lembar ke-5 jejak kelanaku di kota Bogor… (Ahad, 25 November 2012)

 

Bogor, sebuah kota impian yang dulu benar-benar aku impikan (selain kota Bandung) untuk mengukir jejak cinta bersama sang kekasih tercinta di kota ini. Lagi-lagi Allah izinkan impian itu menjejak nyata. Allah Swt memilihkan BOGOR sebagai kota cintaku.

 

 

Hm, ada kisah menarik yang ingin aku ceritakan. Kemarin sore, pasca silaturahim ke rumah sahabat dan ngumpul bareng rekan kerja kekasih hatiku, kita berdua singgah di Masjid Andalusia, kompleks kampus STEI TAZKIA karena adzan Ashar sudah berkumandang. Kereeen euy masjidnya. Ada sosok keren di balik kampus ini. Siapa lagi kalau bukan Syafii Antonio dan kekasih hatiku pun punya impian ingin melanjutkan studi S2 di kampus ini. Semoga Allah memudahkan, ya cinta… (Aamiin Yaa Rabb)

 

Sambil nunggu sang kekasih hati sholat, aku bawa hatiku pada sebuah dimensi perenungan. Duduk sendiri di salah satu anak tangga di lantai dua. Saat itu suasana teramat sangat syahdu…(jemariku pun mulai menari di Nokia-ku, mencoba merekam semuanya lewat aksara)

 

“Kembali aku temukan ke-Maha Besar-an Mu, Ya Rabb. Betapa aku khusyuk tertunduk saat menikmati lukisan nan memesona yang tertangkap oleh retina. Lihatlah Nung di hadapanmu itu! Gumpalan awan hitam yang semakin lama semakin berat menahan beban. Dan selang beberapa saat kemudian, air mata langit pun tumpah tak terbendung, menjelma batang-batang air yang jatuh menghujam bumi…

 

Arahkan pandangan matamu bergeser ke sebelah kiri, Nung! Kau kan dimanjakan dengan hamparan permadani hijau lewat bukit-bukit yang membentang. Rapi. Sungguh rapi! Dan nikmatilah tempat berpijakmu saat ini! Kau tengah berada pada lingkungan sebuah gedung nan indah, megah, dan mewah. Dan lihatlah benda kubus hitam yang kini terguyur hujan itu Nung! Benda hitam itu adalah miniatur Ka’bah yang berdiri gagah di tengah lapangan gedung perkuliahan STEI Tazkia itu.  Subhanallah, entah dengan aksara yang seperti apa aku melukiskan itu semua. Seketika mataku langsung terpejam, aku visualisasikan semuanya. Aku kepalkan tanganku erat. Lalu aku hadirkan satu per satu wajah orang-orang terkasih. Tergambar jelas pada imajinasiku, kita semua berpakaian serba putih. Pakaian ihram. Kemudian kalimat talbiyah pun membahana, mengagungkan asma-Nya. Kita thawaf 7x dengan hati yang hanyut akan kebesaran-Mu, dengan linangan air mata taubat yang senantiasa mendamba ampunan-Mu… Aku biarkan hening menguasai qalbuku berteman iringan orchestra hujan. Seketika hatiku pun semakin sejuk…syahdu! Aku buka mataku perlahan dan aku bangkit dari tempat dudukku kemudian dari tempatku berdiri aku tatap lekat-lekat kaligrafi besar bertuliskan “ALLAH” yang ada di mihrab masjid Andalusia itu. Lagi-lagi aku merasa sangaaat kecil, teramat kecil dan bukanlah siapa-siapa di hadapan-Mu Ya Rabb…Hatiku pun kembali sejuk dan aku dapati ada butiran kristal bening kerinduan yang perlahan mencipta jejak di kulit pipi… Aku rindu menatap wajah-Mu Ya Rabb, aku rindu perjumpaan istimewa dengan-Mu… Aku rindu…”

 

*Teruntuk kekasih hatiku terima kasih, karna engkau telah mengajakku singgah di tempat yang sungguh sangat istimewa itu…

 

[Keisya Avicenna, 26 November 2012 @Istana IPK, Bogor]

 

[*]

Masya Allah, Masjid Andalusia dan segala kenangan manis dan sarat cinta saat mencipta kisah di sana. Masih terkenang, saat mata ini menyaksikan puluhan mahasiswa STEI Tazkia yang tengah menghafal Quran, masih terkenang ceramah menggugah jiwa dari Ust Syafi’i Antonio saat Ahad kami boncengan motor dari Baranangsiang hingga Sentul.

Dan setahun lalu (November 2019), suami mengajak kami bernostalgia ke Bogor setelah hampir 6 tahun kami meninggalkan kota cinta itu. Kami ajak Dzaky mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang begitu banyak kenangan istimewa tercipta di sana: Masjid Andalusia.

 

Markas DNA Writing Club

 

Tanggal 6 November 2013, saya mendapatkan limpahan 3 orang anak dari Mbak Aan Diha (penulis bacaan anak, editor KKPK Mizan). Sebelumnya, Mbak Aan membuka les menulis cerita di rumahnya. Namun, karena alasan kesibukannya, akhirnya Mbak Aan melimpahkan muridnya ke saya. Saya sudah kenal dengan Mbak Aan sebelumnya. Saya iyakan saja, meskipun awalnya bingung mereka nanti mau saya apain. Karena bassic saya adalah pengajar mapel karena waktu itu saya masih bekerja di Bimbel Ganesha Operation. Tapi, bismillah… saya juga ingin belajar dan mencoba sesuatu yang baru. Ini bakal jadi tantangan terbesar dalam hidup saya, batin saya kala itu.

Pertemuan perdana dengan Khansa, Putri, dan Tasya, saya gunakan untuk menyelami karakter mereka dan mengetahui sejauh mana tulisan mereka. Pertemuan-pertemuan selanjutnya tinggal Khansa saja yang rajin datang. Selain karena rumah Putri dan Tasya lumayan jauh, juga karena mereka sibuk dengan agenda sekolah (sering mabit, dll). Saya benar-benar telateni Khansa. Ia datang setiap hari Rabu. Beberapa bulan kemudian, ada beberapa yang daftar DNA : Kayana, Zahra, Azfa, dan Yasmin.

Akhir 2013 DNA dapat kabar gembira, cerpen Khansa lolos dalam kumcer pengalaman lucu yang diterbitkan oleh Dar!Mizan, berlanjut karya-karya dia yang lain. 2014 Khansa juga lolos Konferensi Anak Indonesia (KONFA) dari Majalah Bobo. Saya pun semakin semangat. 2014 saya belajar otodidak, banyak baca buku cerita anak lalu saya pelajari dengan sungguh-sungguh. Karena prestasi Khansa, murid DNA pun bertambah. Saya sama sekali belum melakukan promo/iklan tentang DNA WRITING CLUB, malah promo tentang les mapel DNA College. Tapi, saya justru merasa mulai enjoy dengan DNA WRITING CLUB. Semuanya sistem “gethok tular”, dari mulut ke mulut. Karena Alhamdulillah, saya berhasil membuktikan lewat perjuangan mendidik dan menggembleng Khansa.

Tahun 2015, saya belajar di kelas online menulis cerpen anak bersama Mbak Nurhayati Pujiastuti dan Pak Bambang Irwanto. Tujuan saya untuk mengimbangi kemampuan anak-anak dan saya pun terus berlatih menulis. Saya juga harus berprestasi agar menjadi contoh positif untuk anak-anak di DNA. Semangat saya adalah saya ingin JADI PENULIS YANG MAMPU MELAHIRKAN PENULIS. Impian saya untuk menjadi penulis dengan karya yang best seller –dengan royalti yang sangat lumayan- terwujud lewat hadirnya buku BEAUTY JANNATY di akhir 2013, pun saya tidak cepat merasa puas. Namun, prinsip saya, setidaknya satu impian saya tercoret. Saatnya saya melahirkan penulis-penulis cilik yang kelak mewarnai dunia literasi dengan karya-karya dahsyat mereka. Saya ingin punya tabungan jariyah yang berlimpah berkah karena berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang saya punya.

2016-2017, murid di DNA sudah lebih dari 50 anak, dengan 3 markas : DNA markas Banyumanik, DNA markas Klipang, dan DNA markas Meteseh, juga dipercaya mengajar empat ekskul penulis cilik di SDIT Bina Insani Semarang, SD Islam Pangeran Diponegoro Semarang, SD Islam Sentra Bintang Juara, dan SDIT Bina Amal 2.


Kegiatan Fun Writing anak-anak DNA Writing Club

Perjalanan DNA hingga kini di 2020, Alhamdulillah, semakin banyak anak-anak dan remaja yang gabung di DNA dan mampu berprestasi sampai di tingkat Nasional. Karya-karya dan prestasi mereka pun semakin banyak, baik berupa buku yang terbit di penerbit mayor maupun penerbit indie, juga prestasi di bidang literasi.

Markas DNA, selalu menjadi tempat istimewa untuk mencipta cerita menggugah hati, tempat istimewa untuk mendulang inspirasi, juga tempat istimewa untuk memproduksi karya penuh arti. Barokallahu fiik…