Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label inspirasiQ. Show all posts
Showing posts with label inspirasiQ. Show all posts

Thursday, October 01, 2020

BELAJAR DARI PERJUANGAN HIDUP BUDE SUJI

Thursday, October 01, 2020 0 Comments

 


Sosok Ibu Luar Biasa itu Bernama Sujiyati

Saya memanggil beliau Bude Suji. Awal kenal, saat saya mencari tukang pijat untuk Dzaky yang waktu itu masih berusia 2 bulan. Saya mendapatkan nomor HP Bude Suji dari Mbak Sesil, teman di grup HSMI. Ternyata, Bude Suji adalah pedagang jajanan keliling yang setiap jam 7.30 lewat depan rumah.  Beliau selalu membawa anak perempuannya di boncengan sepedanya. Saya pernah beli dagangan beliau, tapi nggak kenalan lebih dekat apalagi tahu kalau ternyata beliau pintar memijat. Singkat cerita, Bude Suji menjadi tukang pijat langganan saya dan Dzaky. Pijatannya enak. Cocok lah.


Saya pernah mendapatkan cerita dari Bude Suji tentang perjalanan hidupnya. Suami beliau meninggal dunia saat Bude Suji hamil Puri (anak kedua, yang selalu beliau ajak berdagang sejak bayi). Suami beliau meninggal sangat mendadak. Kemungkinan besar karena angin duduk atau serangan jantung. Waktu itu, usia kehamilan Bude Suji memasuki usia 7 bulan.


Usai salat Magrib suami Bude Suji mengeluhkan kurang enak badan terus rebahan di kamar setelah dikerikin Bude Suji. Setelah azan Isya berkumandang, Bude Suji ingin membangunkan beliau untuk menunaikan salat berjamaah di masjid. Tapi, beliau tidak bangun dan tidak bergerak sama sekali. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga suami Bude Suji husnul khatimah.


Kepergian sosok tercinta yang begitu cepat membuat Bude Suji seolah kehilangan separuh jiwanya. Tapi, satu hal yang membuat Bude Suji tetap optimis adalah Sifa (anak pertama yang berusia 10 tahun waktu itu), dan janin yang ada dalam kandungannya.


Alhamdulillah, anak kedua lahir dengan banyak rezeki tak terduga yang Bude Suji dapatkan. Padahal waktu itu, uang di dompet Bude Suji hanya tinggal 100.000 saja untuk persiapan persalinan. Qadarullah, banyak sosok berhati mulia yang dikirimkan Allah untuk membantu beliau.


Perjuangan Mengadu Nasib

Satu bulan usia bayi Puri, Bude Suji mendapatkan kiriman uang 300.000 dari adiknya yang tinggal di Jakarta. Rencananya uang itu akan Bude Suji gunakan untuk ke Jakarta. Kebetulan semasa tinggal di Jakarta dulu dengan mendiang suaminya, Bude Suji pernah beli sebuah kios di pasar. Modal nekat Bude Suji ingin mengubah nasib dan melupakan sejenak kesedihan karena tiada lagi sang pendamping hidup.


Dengan mengajak bayi Puri dan Sifa, mereka naik bis ke Jakarta dari Klaten. Dengan uang saku terbatas, Bude Suji hanya bisa membeli 1 tiket. Sifa terpaksa duduk di bawah. Saat perjalanan itu, Bude Suji duduk dekat penumpang lain yang bernama Mas Ari.


“Bu, anaknya duduk di kursi saya saja. Kasihan. Saya yang duduk di bawah saja,” ucap Mas Ari. Laki-laki muda berhati malaikat itu menawarkan kursinya untuk Bude Suji. Sepenuh hati Bude Suji menolak, tapi Mas Ari terus memaksa.


Bude Suji lantas mengobrol banyak hal tentang kisah hidupnya. Mas Ari sebenarnya ingin membantu banyak, salah satunya ingin membelikan satu tiket lagi untuk Sifa, tapi Mas Ari juga habis kena musibah. Ibunya baru saja meninggal dan dia sedang mencari pekerjaan.


Malangnya, kondektur bis itu sangat galak. Dia memaki-maki Bude Suji. Tangisan Puri semakin membuatnya murka. Padahal sopir dan penumpang lain tidak mempermasalahkan. Singkat cerita, Bude Suji diturunkan paksa di Terminal Banyumanik. Dengan linangan air mata, Mas Ari membuka dompetnya. Ia mengeluarkan selembar terakhir uang yang dia punya. Uang 50.000 itu berpindah tangan ke Bude Suji. Masya Allah. Sungguh mulia sekali hatinya. Mas Ari sampai menangis karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah perlakuan kondektur yang sudah mirip orang kesetanan itu. Benar-benar tidak punya hati. Penumpang lain pun hanya bisa menyaksikan dengan  pilu.


Bude Suji lantas mencari tempat duduk di terminal Banyumanik. Petir menggelegar. Sebentar lagi akan turun hujan. Ada sosok sopir taksi yang mendekati Bude Suji dan mengajaknya mengobrol. Bude Suji pun menceritakan semua yang baru saja terjadi.


Hujan pun turun. Bude Suji diminta sopir itu masuk ke dalam taksinya. Lalu, Bude Suji diantar mencari kos-kosan di daerah Gang Mangga.


“Kalau ingin pulang Klaten atau Solo lebih baik besok saja,” pesan sopir itu.

Namun, Bude Suji berpikir kalau toh besok dia pulang, pasti orangtuanya sangat sedih dan kepikiran macam-macam. Lebih baik mencoba bertahan hidup di Semarang. Sang sopir itu pula yang membayar kos-kosan Bude Suji juga memberi uang saku kepada Puri dan Sifa masing-masing 20.000 rupiah. Sejak malam itu Bude Suji tinggal di kos-kosan itu. Bersyukur Bude Suji dipertemukan dengan orang-orang berhati malaikat.


(Kata Bude Suji, sang sopir itu dan anak istrinya kini sudah seperti keluarga sendiri bagi Bude Suji. Silaturahim mereka sangat terjaga. Masya Allah).


Menjadi Pedagang Keliling

Rezeki tak terduga pun datang kembali. Saat sang pemilik kos menyampaikan akan memberikan Bude Suji modal untuk berdagang. Bude Suji juga dibelikan peralatan untuk memasak. Masya Allah. Bude Suji lalu berjualan utri (lepet singkong) sambil menggendong Puri saat Sifa sudah mulai sekolah. Rezeki dari Allah lewat tangan sang pemilik kos membuat kehidupan Bude Suji menjadi lebih baik. (Beberapa tahun kemudian suami sang pemilik kos meninggal dunia. Sang istri juga jadi gampang sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia. Bude Suji yang akhirnya merawat jenazahnya karena anak-anaknya jijik akibat luka diabetes yang diderita ibunya. Semoga husnul khatimah.)


Kala itu, ada yang kemudian memberikan stroller bayi yang tidak dipakai kepada Bude Suji. Bude Suji manfaatkan untuk mendorong Puri dan bagian belakang untuk membawa dagangan. Dagangan Bude Suji pun semakin variatif, sampai akhirnya bisa beli sepeda bekas dan membuat gerobak kecil.

 

Sampai sekarang, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari juga membayar uang sekolah Puri dan Sifa, Bude Suji masih suka menerima pesanan snack dan kue-kue tradisional, kadang sayur matang dan lauk pauk. Namun sudah tidak berkeliling lagi. Bude Suji titipkan pada penjual sayur yang berjualan dekat kontrakan beliau. Penghasilan tambahan lain, Bude Suji dapatkan dari hasil memijat. Beliau tukang pijat khusus bayi, anak-anak, dan wnaita saja.


Akhir tahun 2019 kemarin, Bude Suji merawat ibunya yang terkena stroke. Awalnya, sang ibu ikut adiknya Bude Suji yang tinggal di Jakarta. Tapi, ibu tidak betah dan memilih ikut Bude Suji. Tentu saja, Bude Suji harus memutar otak cara mengatur duit setiap harinya karena beliau tidak punya penghasilan tetap. Ibunya Bude Suji harus menjalani terapi setiap pekan di Rumah Sakit Banyumanik, juga untuk menebus obat yang biayanya tidak sedikit. Tapi, Bude Suji selalu yakin, Allah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya di luar kesanggupan sang hamba. Bude Suji sangat memegang teguh keyakinan itu. Sedikit demi sedikit Bude Suji mulai menyisihkan penghasilannya khusus untuk biaya pengobatan ibu. Beliau juga berpikir bagaimana caranya mendapatkan penghasilan tambahan.


Apalagi sejak pandemi Corona bulan Maret silam, aktivitas pijat Bude Suji benar-benar berhenti. Bude Suji lalu mencoba berjualan lumpia dan pisang karamel. Alhamdulillah, laris manis. Beliau juga sempat menjadi reseller produk Ratu Pawon-nya Mbak Desi. Status Sifa dan Puri yang yatim juga sering mengetuk hati para dermawan. Yang jelas, Bude Suji sering mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ya, beliau selalu rutin salat Duha dan Tahajud, juga selalu ringan tangan untuk membantu orang yang membutuhkan meski dalam kondisi terbatas sekalipun.


Bude Suji baru berani menerima panggilan pijat lagi bulan Agustus kemarin. Tentu saja dengan memerhatikan protokol kesehatan. Masya Allah, saya sangat bersyukur bisa Allah pertemukan dengan sosok seperti Bude Suji. Dari beliau, saya belajar banyak hal tentang nilai-nilai kehidupan.


 

Puri - Bude Suji - Sifa


Pekan kemarin saat memijat Dzaky dan saya, beliau bercerita kalau akhir-akhir ini kakinya sering sakit. Beliau juga sering pusing karena punya darah tinggi. Saya sampaikan ke beliau jangan sampai kecapekan dan telat makan. Sehat selalu nggih Bude Suji. Semoga Allah selalu memberikan rezeki yang berkah berlimpah untuk keluarga Bude Suji.


 [*]

Jaga Kesehatan Selalu, Ya!

Di saat kondisi pandemi seperti sekarang ini, kesehatan  memang menjadi prioritas utama. Imunitas tubuh harus selalu bagus. Jika tubuh kita sehat, insya Allah banyak hal yang bisa kita kerjakan, aktivitas harian pun bisa kita lakukan dengan maksimal. Karena itu, pos keuangan untuk dana kesehatan harus diperhatikan juga.


Tidak cukup dengan bayar asuransi kesehatan atau setor bulanan lewat BPJS, anggaran dana kesehatan bisa digunakan juga untuk membeli vitamin, buah-buahan segar, juga untuk berolahraga.


Akhirnya, mari terus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga imunitas tubuh dan kesehatan keluarga. Semoga sahabat senantiasa sehat dan terus bersemangat.


 


 

 

Wednesday, September 30, 2020

TELADAN MUSLIMAH BERPOLITIK DARI ALMARHUMAH USTAZAH YOYOH YUSROH

Wednesday, September 30, 2020 0 Comments


“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat.

Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khodijah Al Kubro, yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafsah binti Umar  yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena showwamah (rajin puasa) dan qowwamahnyaI (rajin tahajud)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum... atau dengan Ummu Sulaim yang shobiroh (penyabar) atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad... atau dengan siapa ya.

Ya Alloh, tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliah mereka, sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di taman firdausMu?

[Ustazah Yoyoh Yusroh]

 

[*][*][*]

 

Islam telah mengatur peran perempuan dan laki-laki secara sempurna. Semuanya istimewa. Setiap aktivitas laki-laki dan perempuan harus sesuai dengan norma hukum perbuatan manusia, yaitu: al ahkam al khamsah (lima hukum perbuatan manusia). Kelima hukum itu adalah wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Tidak ada satu pun amal perbuatan manusia yang tidak ada status hukumnya.

Ketika seorang muslimah memainkan peran politiknya, maka ia tidak boleh abai terhadap status hukum dari setiap aktivitas yang dijalaninya. Terhadap perkara wajib, maka setiap muslimah yang memilih terjun ke dunia politik tidak memiliki pilihan kecuali berupaya melaksanakannya dengan segenap kemampuannya.

Contoh perkara wajib itu adalah kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar yang tercantum dalam QS Al-Imran ayat 104. Allah berfirman yang artinya: “Hendaklah (wajib) ada segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan (Islam), memerintahkan kema’rufan dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Salah satu wujud amar makruf nahi mungkar adalah berdakwah untuk menyeru manusia kepada Islam. Selain menyeru secara langsung pada individu, bentuk peran politik seorang muslimah dalam aktivitas ini adalah keikutsertaannya dalam sebuah partai politik Islam yang berjuang untuk menegakkan sistem Islam secara kaffah (menyeluruh).

 

Tidak banyak muslimah Indonesia yang paham dan sadar bahwa dunia politik adalah dunia yang setara milik kaum laki-laki dan perempuan. Seringkali, dunia politik justru dianggap sebagai dunia keras milik laki-laki, karena politik selama ini identik dengan perebutan kekuasaan, keculasan, penindasan, pembunuhan, perang, dan ceceran darah.

 

Padahal, perempuan juga memiliki kepentingan-kepentingan tertentu yang belum tentu dapat diwakili oleh laki-laki. Persepsi negatif itulah yang ditepis almarhumah Yoyoh Yusroh. Di bawah ini, saya ingin menuliskan beberapa fakta istimewa sosok politisi muslimah yang patut untuk kita teladani jejak perjuangannya.

 

·         Yoyoh Yusroh dikaruniai 13 orang anak, semuanya penghafal Quran dan sangat berprestasi.

 

·         Seorang politisi perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang wafat karena kecelakaan pada 27 April 2011.

 

·         Beliau sangat aktif dalam dunia politik, agama, dan sosial.

 

·         Pernah berjuang masuk ke jalur Gaza untuk bertemu dengan Parlemen Palestina.

 

·         Beliau adalah sosok yang mampu menjalankan amanah dengan totalitas, manajerial yang baik, dan kepemimpinan yang unggul.

 

·         Kata Bunda Hj. Neno Warisman tentang Ustazah Yoyoh Yusroh: “Setiap amanah yang diembankan, beliau menjalankannya ‘sampai titik darah penghabisan’. Bunda Yoyoh adalah cucuran air mata air yang bening. Berparas dan berpostur biasa, namun kekuatan hati beliau dan kemampuan manajerial serta keunggulan dalam akalnya, menjadikan Almarhumah pantas menjalani sebagian besar hidup sebagai pemimpin.”

 

·         Dalam pandangan Linda Gumelar, Yoyoh Yusroh adalah politisi yang tetap konsisten dalam tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Ibu dari 13 orang anak, maupun sebagai politisi yang terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan di wilayah publik.

 

·         Menurut Mustafa Kamal, Ustazah Yoyoh adalah sosok yang dengan naluri keibuannya, justru menjadikan politik menjadi tentram, serta tidak selau alot dan pelik. "Sosok keibuan tetap hadir dalam peran publiknya. Suatu hal yang patut mendapat perenungan yang mendalam bagi para aktifis perempuan dalam politik maupun pergerakan pada umumnya," ujarnya.

 

·         Kiprah Ustazah Yoyoh, sebagai poltisi perempuan, di wilayah publik juga diapresiasi banyak pihak, baik rekan maupun lawan politik.

 

·         Dalam pembahasan RUU Pornografi misalnya, Ustazah Yoyoh adalah salah seorang legislator yang gigih untuk terus memperjuangkannya, semata-mata untuk kebaikan masyarakat Indonesia. Melalui kesabaran dan kegigihannya, akhirnya UU Pornografi bisa disahkan.

 

·         Kiprah Ustazah Yoyoh Yusroh di parlemen menunjukkan kepada publik bahwa perempuan juga mampu menjalankan amanah politik dengan baik. Menurutnya, memisahkan perempuan dari politik sama dengan memisahkan masyarakat dari lingkungannya.

 

·         Selain di bidang politik, Ustazah Yoyoh juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan dakwah. Kiprahnya di dunia dakwah diapresiasi oleh Departemen Agama dengan memberinya penghargaan sebagai Mubaligh Nasional pada tahun 2001.

 

·         Tidak hanya di tingkat nasional, Ustazah Yoyoh juga turut menjadi anggota Internasional Muslim Women Union (IMWU) sebagai salah satu wadah perjuangan bagi muslimah sedunia.

 

·         Dalam pandangan Mahfudz Siddik, Yoyoh Yusroh adalah sosok yang sangat peduli dengan isu-isu internasional, terutama perjuangan kemerdekaan Palestina. Menurut Mahfudz, Yoyoh selalu aktif dalam mengkampanyekan perjuangan kemerdekaan Palestina, tidak hanya dengan pendekatan agama, tapi juga pendekatan humanis. "Isu mengenai negara-negara muslim yang sedang konflik, beliau nyaris tidak pernah mengangkat dari dimensi politik, yang justru membuat orang berdebat. Tapi, yang justru diangkat adalah sisi kemanusiaan yang akhirnya orang cenderung bersepakat," ujarnya.

 

·         Tilawah dan mengulang hafalan Quran adalah rutinitas harian yang tak terlewatkan. Salim A Fillah pernah mendapati beliau bersama suami tengah asyik mengulang hafalan berdua, bergantian menyimak dan membenarkan. Secara khusus, beliau senantiasa menyelesaikan tilawah tiga juz setiap harinya. Tentu sebuah capaian yang luar biasa, yang barangkali tak terbayangkan dalam benak banyak kader yang selalu gagal menyelesaikan satu juz tilawah karena alasan kesibukan. Ketika ditanya bagaimana mungkin menyempatkan diri untuk tilawah sebanyak itu dalam setiap harinya, Ustazah Yoyoh Yusroh menjawab dengan yakin dan mantap : "Justru karena sibuk dan banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka harus memperbanyak interaksi dengan Al Quran". 

 

·         Dalam pandangan Linda Gumelar, Yoyoh Yusroh adalah politisi yang tetap konsisten dalam tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Ibu dari 13 orang anak, maupun sebagai politisi yang terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan di wilayah publik..

 

·         Dalam kehidupan rumah tangganya, almarhumah dan  suaminya, ustadz Budi Dharmawan, psikolog yang kerap berbicara di berbagai acara terkait keluarga, adalah pasangan yang memiliki komitmen tinggi  membentuk sebuah keluarga sakinah mawaddah warahmah  dalam bingkai dakwah. Mereka sangat memahami bahwa Rasulullah SAW, para ummul mukminin (istri-istri Rasulullah), dan sahabat-sahabat perempuan Rasulullah telah memberikan contoh bahwa peran muslimah dalam kehidupan  mencakup peran di dalam dan luar rumah. Kedua peran itu menyatu, integral, dan komprehensif, tidak ada dikotomi antara keduanya. Semua muslimah harus memiliki kedua peran itu, tidak berkutat hanya pada satu ranah. Pemahaman  kuat terhadap konsep itulah yang menjadi penggerak almarhumah menjalani amanah di manapun dengan profesional.

 

·         Beberapa hari sebelum meninggal, beliau menuliskan SMS berisikan kegelisahan dan muhasabah hatinya kepada seorang akhwat. SMS itu saya tulis kembali di paragraf awal. Silakan baca lagi dan renungkan dengan hatimu yang terdalam.

 



·         Biografi Ustazah Yoyoh Yusroh tertuang dalam buku “Langkah Cinta Untuk Indonesia” dan “Mutiara yang Telah Tiada”. Buku yang sangat istimewa.


Saya masih teramat jauuuuuuuh dari beliau, tapi membuat catatan seperti ini (baca: Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga)   semoga menjadi pemantik semangat dalam diri untuk terus berbenah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Akhirnya, satu pelajaran dan teladan dari beliau adalah kepiawaiannya memadukan urusan keluarga, dakwah, dan politik sungguh patut menjadi motivasi bagi para muslimah atau aktivis perempuan untuk terlibat aktif dalam dunia politik dan kebijakan publik. Di samping itu, tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. Masya Allah. Al Fatihah untukmu, sang bidadari surga…



 

 

Monday, December 02, 2013

Oleh-Oleh Workshop Kehamilan Syar'i (Bagian 3)

Monday, December 02, 2013
Fenomena Persalinan Dengan Operasi

Ini materi yang juga dibawakan oleh Bidan Emma Yusuf.

Fenomena persalinan dengan operasi sedang marak terjadi di masyarakat dengan berbagai tujuan dan sebabnya, padahal rahim adalah amanah dari Allah, kita tidak boleh merusaknya. Beberapa kisah yang diceritakan oleh Bidan Emma, ada pasien beliau yang sudah divonis harus operasi Caesar, tetapi karena sang ibu bertekad kuat untuk melahirkan normal, ibu tersebut pun mendatangi bidan Emma dan dengan penuh ikhtiar yang semata hanya mengharap pertolongan Allah SWT, Bidan Emma berhasil membantu sang ibu tersebut untuk melahirkan secara normal.

Faktor penyebab terjadinya persalinan dengan operasi :

A. FAKTOR INTERNAL IBU

1. Kurangnya pemahaman akidah tauhid  dan ilmu agama yang menyebabkan ibu lemah imannya, sehingga cenderung mengikut kepada kebanyakan orang. Padahal kebanyakan manusia membawa pada kesesatan (QS. Al An’am:116)

2. Kesyirikan, baik yang dilakukan oleh sang ibu atau keluarganya.

3. Makan dengan mengikuti hawa nafsu sehingga terjadi kelebihan berat badan bayi atau ibu yang terkadang menimbulkan permasalahan pada proses persalinan .
4. Seringkali Ibu mesnganggap persalinan hanya sebuah proses fisik semata.

B. FAKTOR EKSTERNAL IBU
1.  Bidan atau dokter yang menolong persalinan. Pada umumnya pertolongan yang diberikan tenaga medis cenderung menempatkan akal di atas keimanan dan keyakinan atas pertolongan Allah SWT (QS. 80: 20)
2.  Suami atau keluarga cenderung terbawa arus kelemahan calon ibu.
3. Adanya teori-teori akal manusia yang menjadikan pasien sebagai objek untuk kelangsungan bisnis dan /rekayasa global.

Kesimpulan yang bisa diambil dari materi yang disampaikan Bidan Emma Yusuf antara lain :
Dengan cara-cara menjalani proses kehamilan seperti ini diharapkan ibu kuat iman, kuat jiwa, dan kuat  fisiknya  untuk berjuang dalam persalinan nanti sehingga ibu dapat melaluinya dengan baik.


Ke-shalihah-an seorang ibu sangat berdampak pada proses persalinan karena dia memantaskan dirinya untuk menjadi hamba yang pantas ditolong Allah SWT.


Hendaknya kehamilan membuat ibu gembira karena menjadikan masa kehamilan ini  sebagai ladang amal shalihnya dan mendukung semangatnya untuk memperbanyak keturunan dan itu adalah salah satu bentuk perjuangan dalam melawan makar-makar orang kafir yang selalu memaksa kita untuk menuhankan akal dan menjadikan ummat yang sedikit.

Monday, September 19, 2011

Berhati-hatilah dengan MINDSET Kita!

Monday, September 19, 2011 2 Comments

Seringnya, setiap kebahagiaan kita sebut berkah dan setiap kesulitan kita sebut cobaan. Cobalah kita berpikir secara terbalik (upside down mindset)!
1.SETIAP KEBAHAGIAAN ADALAH COBAAN
Kebahagiaan mengindikasikan bahwa kita tengah diuji apakah pada saat kita sedang larut dalam kebahagiaan tersebut, kita masih ingat dari mana semua itu berasal. Apakah kita gegas bersyukur atas kebahagiaan yang kita rasakan atau malah kita terlena dalam buaian tawa? Hati-hati lho, kalau kita tidak bersyukur, maka azab Allah sangatlah pedih.
2.SETIAP KESULITAN ADALAH BERKAH
Kok bisa sih menganggap kesulitan sebagai berkah? Ya bisalah! Ketika kita didera kesulitan, sesungguhnya kita adalah orang yang paling beruntung karena Allah telah memilih kita! Allah menganggap kita SIAP untuk melewati kesulitan itu. Allah menganggap kita PANTAS untuk NAIK KELAS, sehingga kita diberiNya ujian. Allah telah melatih dan menggembleng kita untuk menjadi pribadi yang LEBIH TANGGUH dari sebelumnya. Bukankah itu sebuah berkah???
Cobalah berpikir demikian. Sehingga pada saat bahagia, kita tidak akan lupa untuk bersyukur dan menyadari bahwa itu semua berasal dari Allah. Pun demikian saat kita berada dalam kesulitan, kita akan tetap bersyukur karena kita menjadi ‘manusia terpilih’ yang tengah mendapat tarbiyah (didikan pendewasaan) dari Allah. Yakinlah, bahwa Allah sudah memberikan garansi dua kali bernama KEMUDAHAN di balik setiap kesulitan yang kita alami (QS. Al-Insyirah : 5-6). Yakinlah, bahwa KEHENDAK Allah datang sesuai dengan KONDISI dan KESIAPAN hambaNya.
Berikut ada kisah tentang dahsyatnya efek MINDSET positif dan negatif! Silakan disimak! (Kisah ini saya modifikasi dari kiriman seorang sahabat via Blackberry Messanger)
Alkisah, di suatu kota hiduplah suami istri dengan kedua anak laki-lakinya. Si sulung berusia 27 tahun, sedang si bungsu berusia 24 tahun. Suatu senja yang temaram, berkumpullah mereka di kamar sang ayah. Sang ayah sedang bersiap bertemu Malaikat Izrail karena sakit keras yang sudah lama ia derita. Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi wasiat kepada kedua anaknya. Dengan deru nafas yang kembang kempis, sang ayah menyampaikan wasiatnya.
“Anakku, dua wasiat penting yang ingin Ayah sampaikan kepada kalian. Pegang wasiat ini baik-baik karena wasiat ini akan menggiring kalian dalam mendapatkan kesuksesan hidup. Pertama, jangan pernah menagih piutang kepada siapapun. Kedua, jangan sampai teriknya mentari mengenai tubuhmu secara langsung.”
Kedua anak laki-laki itu pun bingung dengan wasiat sang ayah. Akhirnya sang ayah pergi untuk selama-lamanya.
Waktu pun terus berlalu. Tak terasa sepuluh tahun sudah kakak-beradik itu ditinggal pergi sang ayah.
Suatu hari, sang ibu menengok anak bungsunya. Ternyata kondisi anaknya tersebut sangat memprihatinkan. Sang ibu pun bertanya, “Wahai anak bungsuku, mengapa kondisi bisnismu demikian?”
Si bungsu menjawab, “Saya mengikuti wasiat ayah, Bu! Saya dilarang menagih piutang ke siapapun. Akhirnya saya biarkan saja sehingga banyak piutang yang tidak segera dibayar dan lama-lama habislah modal saya. Wasiat yang kedua ayah melarang saya terkena terik mentari secara langsung. Saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya kalau pergi dan pulang kantor saya selalu naik taksi.”
Kemudian sang ibu menengok anak sulungnya. Keadaan si sulung jauh berbeda dengan adiknya. Bisnisnya sukses besar. Sang ibu pun bertanya, “Wahai anakku, bagaimana hidupmu sedemikian beruntung dan penuuh keberlimpahan?”
“Alhamdulillah, terima kasih atas kunjungannya ibu. Saya melakukan wasiat almarhum ayah. Wasiat yang pertama saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Maka dari itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetap utuh. Pesan kedua saya dilarang terkena terik mentari secara langsung, maka dengan motor yang saya punya, saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam, sehingga para pelanggan tahu bahwa toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore.”
Apa hikmah yang bisa kita ambil dari kisah di atas?
Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang sama, namun sudut pandang atau mindset merekalah yang berbeda. Mereka menafsirkan wasiat sang ayah dengan definisi yang berbeda, melakukan cara yang berbeda, sehingga mendapatkan hasil yang berbeda pula. Berhati-hatilah dengan mindset kita! Mindset positif memberi hasil yang ajaib dan menakjubkan. Akan banyak hal-hal positif lainnya sebagai implikasi (dampak) dari mindset positif tersebut. Sebaliknya, mindset negatif akan memberikan hasil yang negatif juga..
So, senantiasalah berpikir positif baik pada ALLAH, pada KONDISI DI SEKITAR kita, PADA ORANG LAIN, dan pada DIRI KITA SENDIRI!!! Dan temukan KEAJAIBAN-KEAJAIBAN atas pikiran positif kita itu!

Salam Dahsyat,
Aisya Avicenna

Thursday, September 01, 2011

SEPTEMBER

Thursday, September 01, 2011 1 Comments

[SE]mangat [P]erbaiki diri dengan [TE]rus berkarya tuk jadi [M]uslimah yang [BER]daya, berprestasi, dan bermanfaat, Insya Allah!

Semangat SEPTEMBER!

~semoga Allah senantiasa meridhoi dan melimpahkan kemudahan serta keberkahan.. aamiin...

Salam SMART & VISIONER!
Aisya Avicenna

Monday, August 29, 2011

7 Golongan Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Monday, August 29, 2011 0 Comments

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Penjelasan:
Ketujuh orang yang tersebut dalam hadits di atas, walaupun lahiriah amalan mereka berbeda-beda bentuknya, akan tetapi semua amalan mereka itu mempunyai satu sifat yang sama yang membuat mereka semua mendapat naungan Allah Ta’ala. Sifat itu adalah mereka sanggup menyelisihi dan melawan hawa nafsu mereka guna mengharapkan keridhaan Allah dan ketaatan kepada-Nya.
1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala pada hari kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai pada puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di masa muda. Tapi tatkala seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua syahwat yang Allah Ta’ala haramkan karena mengharap ridha Allah, maka dia sangat pantas mendapatkan keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang mahsyar.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
Sungguh Allah Ta’ala telah memuji semua orang yang memakmurkan masjid secara umum di dalam firman-Nya:
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)
Terkaitnya hati dengan masjid hanya akan didapatkan oleh siapa saja yang menuntun jiwanya menuju ketaatan kepada Allah. Hal itu karena jiwa pada dasarnya cenderung memerintahkan sesuatu yang jelek. Sehingga jika dia meninggalkan semua ajakan dan seruan jiwa yang jelek itu dan lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah, maka pantaslah dia mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
Kedua orang ini telah berjihad dalam melawan hawa nafsu mereka. Hal itu karena hawa nafsu itu menyeru untuk saling mencintai karena selain Allah karena adanya tujuan-tujuan duniawiah. Makna ‘mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah’ adalah keduanya bersatu dan bermuamalah karena keduanya mencintai Allah. Karenanya kapan salah seorang di antara mereka berubah dari sifat ini (mencintai Allah), maka temannya itu akan meninggalkannya dan menjauh darinya karena dia telah meninggalkan sifat yang menjadi sebab awalnya mereka saling menyayangi. Sehingga jadilah ada dan tidak adanya cinta dan sayang di antara keduanya berputar dan ditentukan oleh ketaatan kepada Allah dan berpegang teguh kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Yakni: Dia diminta oleh wanita yang mengumpulkan status social yang tinggi, harta yang melimpah, dan kecantikan yang luar biasa untuk berzina dengannya. Akan tetapi dia menolak permintaan dan ajakan tersebut karena takut kepada Allah. Maka ini tanda yang sangat nyata menunjukkan dia lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah daripada kecintaan kepada hawa nafsu. Dan orang yang sanggup melakukan ini akan termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” (QS. An-Naziat: 40)
Dan pemimpin setiap lelaki dalam masalah ini adalah Nabi Yusuf alaihissalam.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Yakni dia berusaha semaksimal mungkin agar sedekah dan dermanya tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah, sampai-sampai diibaratkan dengan kalimat ‘hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya’.
Karenanya disunnahkan dalam setiap zakat, infak, dan sedekah agar orang yang mempunyai harta menyerahkannya secara langsung kepada yang berhak menerimanya dan tidak melalui wakil dan perantara. Karena hal itu akan lebih menyembunyikan sedekahnya. Juga disunnahkan dia memberikannya kepada kerabatnya sendiri sebelum kepada orang lain, agar sedekahnya juga bisa dia sembunyikan.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada Allah ketika dia sendiri maupun ketika dia bersama orang lain. Dan tangisan yang lahir dari kedua sifat ini merupakan tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain yang Allah lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang. Dari Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.” (HR. Muslim no. 5328)
-berbagai sumber-
Wonogiri, 29 Ramadhan 1432 H
Seseorang yang ingin menjadi salah 1 orang yang dijamin masuk surganya Allah,
Aisya Avicenna