Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, December 22, 2009

Indahnya Cinta Pertama…

Tuesday, December 22, 2009 0 Comments

Cinta Pertama?? First Love? Pernah ngrasain kan?? Eits, tapi ni bukan cinta pertama versi anak SMA yang notabene cinta monyet itu… tapi inilah kisah cinta pertama saya… begitu indah… dengannya…seseorang yang sangat saya cintai…

2 Februari… 22 tahun silam …

Lunglai…

Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkanhamdalah. Takzim… dan tafakur…

Tak lama, dua sosok mungil itu ada di hadapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hatinya tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat.

Subhanallah, betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah.

Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah… bahkan teramat indah…

Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan, ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta ibunda???

Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekadar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anak pun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.

Aaah…….

Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan, cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu berada di samping kita, tempat curahan, suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya, ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan Rasulullah SAW, uswatun hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi ibunda adalah cinta pertama kita…

Dan, apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama???

Jemari itu tak lagi lentik

Mata rabun dan kaki semakin payah

Namun tak pernah cinta luruh dari sisinya

Disemainya doa hanya untuk ananda tercinta

Selalu…

Ibunda, cinta ini tak akan luntur untukmu….

Tetaplah Bersama Ibu, sebab Surga Terletak di Bawah Telapak Kakinya

Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Jahimah, dia berkata : Seorang pria datang menemui Rasulullah SAW, lalu dia berkata : ‘Wahai Rasulullah, aku ingin ikut berperang dan aku datang meminta pendapat engkau’. Rasulullah SAW bertanya ‘Apakah kamu masih mempunyai ibu?’ Pria itu menjawab :’Masih!’.Rasulullah SAW bersabda :’Maka tetaplah bersamanya, sebab sesungguhnya surga itu terletak di bawah telapak kakinya’.(HR. Nasa’i)

Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu

Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu

Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku

Tanpa letih dan tanpa pamrih

Kau berikan semua itu

Engkaulah yang kukasihi

Engkaulah yang kurindu

Kuharap slalu doamu

Dari dirimu ya IBU…

Tanpa doamu takkan kuraih

Tanpa doamu takkan kucapai

Segala cita yang kuinginkan

Dari dirimu ya IBU…

(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)

Ku awali hidup ini dengan tangisan yang menggema

Lalu ku dipeluk dibuai dalam ikatan kasih dan cinta

Sampai saat ku mulai menapak dan mengucap kata

Hingga akhirnya ku pahami apa arti duka dan cinta

Terima Kasih Ananda haturkan tuk Bunda tercinta

Sungguh tiada mampu Ananda membalas segala jasa

Mungkin hanya ini kuasa Ananda tuk lukiskan cinta

Melalui rangkaian kata yang terpahat menjadi prosa

Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu...

Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil.

Betapa aku sangat mencintainya, begitu mencintainya…

"Titip Ibuku ya Allah"

“Jagalah beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”

AAMIIN…

_Aisya Avicenna_

RedZone, Jakarta, 221209_03:27

Saturday, December 19, 2009

EKSPEDISI AISYA (part.1)

Saturday, December 19, 2009 1 Comments
Jum’at, 1 Muharram 1431 H

Hari pertama di tahun baru. HARI YANG LUAR BIASA bagi Aisya Avicenna!!!
Sejenak iapun mengingat puisi "Renungan 1 Muharram"-nya StarFive berikut :
Sudah Muharam lagi
Sudah tahun baru lagi
Selamat tahun baru kawan-kawan
Sudah tahun baru lagi
Belum juga tibakah saat kta menunduk
Memandang diri sendiri
Bercermin di remang Tuhan
Sebelum kita dihisabNya
Kawan, siapakah gerangan kita ini sebenarnya??
Muslimkah??? Mukmininkah?? Muttaqin??? Khalifah Allah kah?? Khoirul Ummatinkah kita???
Umat Muhammadkah kita???
Atau kita sama dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak-budak perut dan kelamin
Iman kita kepada Allah yang Ghaib rasanya lebih tipis dibandingkan dengan uang kertas seribuan bukan???
Syahadat kita rasanya seperti perut bedug atau pernyataan kosong pegawai rendahan
Sholat kita lebih cepat daripada menghirup kopi panas
Puasa kita rasanya sekedar merubah jadwal
Zakat kita jauuuh lebih berat dibandingkan tukang becak melepas penghasilannya
Haji-haji kita tak ubahnya tamasya-tamasya menghibur diri
Membuang dosa besar untuk mendapatkan label-label haji
Kawan, lalu bagaimana..??? berapa lama kita pergi bersamaNya??
Atau kita justru sibuk dan terlalu sibuk
Sibuk….sibuk menjalankan tugas
Mengatur bumi seisinya sebagai khalifah-khalifahNya
Kawan, tak terasa memang kita semakin pintar barangkali
Mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita
Paling tidak, kita semakin pintar untuk berdalih
Kita pun memperkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita lalu berkelahi demi menegakkan kebenaran
Kita melacur dan menipu demi keselamatan
Kita pamer, kita pamer kekayaan demi mensyukuri kenikmatan
Kita memukul, kita mencaci, kita menghina, demi pendidikan
Kita berbuat semaunya demi kemerdekaan
Kita pun membiarkan kemungkaran demi kedamaian
Pendek kata, demi sesuatu yang baik halallah semuanya sampai yang tidak baik
Lalu, kapan kita berhijrah??
Lalu kapan kita benar-benar menyadari sebuah tahun baru??
Muharam kita akan berarti
HARI INI atau TIDAK SAMA SEKALI!!!



RENUNGAN yang PANTAS dijadikan bahan untuk MERENUNG!!!
***
07.00 WIB, RedZone
Aisya masih asyik dengan novel "The Da PECI Code" karya Ben Sohib. Sebuah novel yang mengisahkan sosok pemuda bernama Rhosid yang sangat menentang penggunaan peci putih yang sudah menjadi tradisi turun-temurun dalam keluarga besarnya. Lucu dan "Jakarta" banget! Karena menyadari sudah ada konser di dalam lambungnya, akhirnya Aisya beranjak keluar kost yang baru resmi dihuninya seminggu itu. Sebenarnya pengin masak sendiri saja, tapi berhubung kemarin ada kebakaran di dekat kost gara-gara kompor gas yang meledak, dia mengurungkan niatnya untuk memasak sendiri. Dia berjalan menyusuri gang kecil dan menuju satu tempat. PASAR SAWO. Saat pertama kali menginjakkan kakinya di Pasar itu (bulan September lalu), dia masih penasaran kenapa pasar itu diberi nama sawo, padahal tak ada se"buah" sawo pun yang dijual di sana.
Sesampai di Pasar Sawo, Aisya langsung disambut oleh deretan penjual yang berjajar di kiri dan kanan jalan. Mulai dari penjual pakaian, makanan ringan, sandal, lauk-pauk, bubur ayam, dan lain-lain. Pembeli yang kebanyakan ibu-ibu berwajah khas Arab sudah memadati pasar Sawo pagi itu. Pandangannya tak luput pada seorang pengemis tua yang duduk bersimpuh di kiri jalan. Ada sebilah tongkat yang tegak berdiri menjadi sandaran duduknya. Ternyata tangan kanannya cacat, seperti terpelintir ke belakang. Dia menaruh iba pada beliau…
Aisya kemudian menuju penjual nasi uduk langganannya. Membeli sebungkus nasi dengan porsi "separo". Saat hendak meninggalkan pasar, kedua matanya tertuju pada sesuatu yang terjadi di kolong meja seorang penjual daging ayam segar. Ada 3 kucing yang sedang berkerumun di situ.
***Si Hitam : "Hei boy, gue dah laper nih!!!"
Si Abu-Abu : "Iya nich, gue juge."
Si Oren : "Apalagi gue!!"
Si Hitam : "Si Abang nih kagak tahu ape kalau gue dah nangkring di sini dari tadi. Kok sedari tadi kagak ade daging yang dikasihkan kite-kite."
Si Abu: "Iye, payah banget… Kayaknye sound system dalam perut kite-kite kurang kenceng nih. Si Abang jadi kagak denger kalo ni perut dah konser dari tadi."
Si Oren :"Hu um… Miawww… gue jadi ngantuk gare-gare laper… Enaknya gimane nih?"Si Abu : "Kite sendul-sendulin aje kaki si Abang. Trus pasang tampang memelas, kali aje ade daging yang die kasihkan ke kite."
Si Hitam : "Ide brilliant tuh, sendulin juge kaki si ibuk yang lagi beli daging, kali aje si ibuk ntu tersentuh hatinye saat ngelihat tampang kite yang memelas ni.."
Si Oren : "Ye udeh.. ayo beraksi…"
Si Abu : "Eh..diem bentar…kayaknye ade Si Neng lagi merhatiin kite deh… Kayaknye die orang baru di sini, gue baru tahu die kali ini…Kite sape yuck!"
Si Hitam, Abu, Oren bersamaan : "Met pagi Neng, selamat datang di IBUKOTA!!! Miawww…"

***
Akhirnya sampai lagi di RedZone. Aisya langsung menikmati sarapannya.
Saat waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, dia beranjak untuk bersiap-siap hendak melancarkan misi hari ini dalam EKSPEDISI PERTAMA-nya.
***
Pukul 09.13, Halte Busway Gelanggang

Aisya dengan kostum merah hati favoritnya sudah duduk manis di dalam halte busway. Menunggu bus berbahan bakar gas dengan tujuan Harmoni. Akhirnya busway berwarna abu-abu yang ditunggunya tiba juga di halte yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kost barunya. Ia masuk ke busway. Ada yang istimewa di hari yang istimewa ini. Para "petugas" busway mengenakan baju koko, peci, dan berkalung sarung. Cakep bener! :D. Coba kalau setiap hari kayak gitu, Jakarta tambah adem deh! :D. Alhamdulillah, ada tempat duduk yang masih kosong. Aisya memilih duduk di samping seorang Mbak. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan novel "The da Peci Code" yang baru dibacanya sampai bagian ke-13. Terinspirasi dari budaya negeri Sakura yang selalu memanfaatkan waktu di bus dengan membaca. Like this lah!!!
Memasuki pusat kota Jakarta dengan sajian gedung-gedung pencakar langitnya. "Juanda…Juanda…" Sang kondektur berteriak. Aisya memasukkan novelnya kemudian berdiri dan menuju pintu keluar…
Subhanallah..tatkala melenggang keluar dari halte busway, tampaklah sebuah bangunan agung yang merupakan salah satu bangunan istimewa di ibukota. Bangunan yang bukan sekedar bangunan. Rumah Allah. Masjid ISTIQLAL. Untuk pertama kalinya Aisya menginjakkan kakinya di sana. Pertama kali tahu tentang Masjid ini tatkala ayahnya dinas luar kota ke Jakarta saat dia masih SD. Ayahnya memberinya oleh-oleh kaos bergambar Masjid Istiqlal. Awalnya dia hanya bermimpi suatu saat nanti dia bisa singgah di masjid yang luar biasa megahnya itu… Dan sekarang mimpinya itu jadi NYATA. Alhamdulillah…
Aisya memasuki halaman masjid Istiqlal dengan perasaan gembira luar biasa. Kemudian dia menuju tempat wudhu putri dan naik ke lantai atas, menuju tempat sholat untuk jamaah putri. SUBHANALLAH… Begitu indah dan megahnya rumah Allah yang satu ini…Tiang-tiang penyangganya besar dan kokoh.. Karpet merah terhampar begitu indah… SUBHANALLAH!!!
Aisya mencari tempat yang strategis untuk menjalankan misinya. Hanya ada beberapa ibu-ibu yang sudah berada di situ. Kemudian dia mengenakan mukena berwarna emasnya dan langsung mendirikan sholat Tahiyatul Masjid dilanjutkan Sholat Dhuha… Ahh..betapa dia merasa sangat kecil… Cukup lama dia terpekur dalam doa panjangnya… Mengadukan semua keresahannya… Mencurahkan segala isi hatinya… Menguraikan semua harapan-harapannya… Memohon ampunan atas semua dosa-dosanya….
Setelah cukup puas "berdialog" dengan Sang Pemiliknya, dia mengeluarkan mushaf merah kesayangannya. Sudah sampai penghujung juz 12… Selang berapa saat dia membaca Q.S. Yusuf, seorang ibu di sebelahnya bertanya, "Baca surat apa Neng?"
Aisya pun menghentikan tilawahnya dan menjawab, "Surat Yusuf, bu!"
"Oo…ibu tadi membaca Surat Al Kahfi..tapi belum selesai, keburu ngantuk. Ya sudah, lanjutkan saja.."
"Iya bu.."
Aisya melanjutkan tilawahnya…
Selang berapa lama, ada seorang ibu yang duduk di sebelah kanannya yang kemudian langsung mendirikan sholat.
Saat sedang asyik tilawah, Aisya dikejutkan dengan teriakan dari seorang ibu yang duduk di sebelah kirinya. Ternyata ada seorang anak kecil yang kepalanya terjepit di terali. Ibu-ibu langsung menghambur ke arah anak itu. "Allahu Akbar!!!" Ibu..ibu berteriak histeris…Aisya pun hendak mendekat…Tapi…ternyata atasan mukenanya terinjak ibu yang sholat di sebelah kanannya. Akhirnya ia lepaskan atasan mukenanya… Semua panik.. Kepala anak kecil itu belum bisa keluar. Anak perempuan kecil itu menangis kencang… Sampai wajahnya memerah.. Ya Rabb, selamatkan dia… Akhirnya, ada seorang bapak yang datang. Dia mencoba mengeluarkan si kecil dengan merenggangkan terali besi pipih itu… Alhamdulillah, kepala anak itu berhasil keluar. Sang ibu langsung menggendong sang anak yang belum juga berhenti menangis. Dengan didampingi satpam (wanita + berjilbab lhoh!), sang ibu dan anak itu dibawa ke bawah, untuk menenangkan diri…
Setelah agak tenang, Aisya melanjutkan tilawahnya lagi…
Membaca Q.S. Yusuf, Q,S, Ar Ra’du, dan Q.S. Ibrahim… Alhamdulillah, akhirnya dia menyelesaikan 1 juz, yakni juz 13… Tepat sebelum adzan berkumandang di masjid Istiqlal.,,
Adzan membahana… Subhanallah… MERINDING!!!!
Setelah adzan, sang khatib sholat Jum’at naik ke mimbar. Betapa SURPRISE-nya Aisya tatkala ia tahu siapa sang khatib. Beliau adalah ustadz Hidayat Nur Wahid, salah satu tokoh favoritnya. Seperti biasa, setiap pergi Aisya selalu membawa note kecil merah hatinya dan bolpoin. Ia mengeluarkannya dan siap menuliskan inspirasi yang didapatkannya.
Berikut beberapa point inspirasi yang berhasil direkam dalam catatan kecilnya.
- Muharram adalah awal penanggalan Islam yang ditetapkan pada masa khalifah Umar bin Khattab. Di tahun baru ini, harapannya kita terus saling mengingatkan dalam kebaikan agar melahirkan ketenangan, ketentraman, dan kesejahteraan dalam kehidupan kita. Inilah hakikat kehidupan.
- Islam adalah agama yang syamil mutakamil.. Ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan, tidak hanya masalah ibadah, tapi juga muamalah di berbagai bidang, dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan ini.
- Kondisi bangsa kita saat ini sedang rapuh. Ketidakadilan, perebutan kekuasaan, kriminalitas, bencana alam, dan lain-lain melanda bangsa ini. Tahun 1998 reformasi didengungkan, tapi hasilnya belum begitu signnifikan. Bangsa ini masih saja bermasalah. Saatnya kita, sebagai umat Muhammad SAW, untuk berhijrah. Hijrah bukan hanya berpindah tempat. Hijrah di sini maksudnya kita mereformasi diri kita. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang sukses melakukan perubahan dan membangun peradaban. Harapan itu bisa diwujudkan dengan dua kunci utama :
1. NIAT YANG BAIK, BENAR, DAN KUAT
2. REALISASI KONKRIT

- Dalam hadist Rasulullah SAW yang artinya : Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khathab ra, berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya, maka ia akan mendapati apa yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Selain niat yang baik, benar, dan lurus, hendaknya kita menyertainya dengan tindakan konkrit. Jangan hanya sekedar tebar pesona! Jangan hanya umbar wacana!!! Dalam moment tahun baru ini, selayaknya kita melakukan REFORMASI diri… menata kembali kehidupan kita.. memperbaiki akhlak kita dengan meneladani Rasulullah SAW, kemudian ISTIQOMAH! Setiap aktivitas yang kita lakukan, ORIENTASIKAN hanya tertuju pada Allah SWT semata. Hijrahnya kita dengan reformasi diri, insya Allah Negara ini akan merasakan dampaknya juga. Mari Kita eratkan ukhuwah kita untuk Indonesia yang makin berjaya!!!
Itulah inspirasi yang berhasil didapatkan dari khutbah singkat Ustadz Hidayat Nur Wahid.
Pukul 13.30 Aisya beranjak meninggalkan Masjid Istiqlal. Sampai di luar masjid, ada pemandangan yang luar biasa menurutnya… Banyak pengemis yang duduk di halaman masjid. Banyak sekali. Beberapa dari mereka ia hampiri, Ketika hendak berjalan, Aisya dikerubungi 3 anak kecil dengan tampang kumal dan sayu…
"Neng, minta neng…" Ujar mereka mengiba..
Aisya mengeluarkan sesuatu dari kantongnya… Tinggal selembar yang ada di kantong itu. "ini buat bertiga ya…"
Seorang dari mereka menerimanya. Saat hendak melanjutkan perjalanan lagi, dua anak yang tadi tidak menerima berujar, "dia tidak mau mbagi Neng…"
Akhirnya Aisya mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberi porsi yang sama pada dua anak tadi. Aisya mengajak bercakap-cakap pada anak kecil yang terakhir kali menerima.
"Sekolah gak dhek?"
"Tidak Neng!"
"Rumahnya mana??"
"Di Senen!"
"Itu tadi saudaranya ya??"
"Bukan Neng, temen!"
"Ya sudah, jangan lupa rajin sholat ya!" pesan Aisya pada anak kecil berbaju merah itu yang akhirnya berlari meninggalkannya setelah tersenyum pada Aisya.
Dengan Nokia 5300-nya, Aisya sempat mengabadikan beberapa hal yang menarik perhatiannya. Dia juga sempat melihat seorang Bapak bertubuh tambun yang mengenakan sarung kotak-kotak dan peci putih dikerumuni para pengemis.. Ya Allah, betapa banyak orang yang jauuuh lebih kurang beruntung dibanding saya, batin Aisya.
***
Aisya berjalan menyusuri halaman timur Masjid Istiqlal untuk menuju Halte busway. Sampai di dekat gerbang keluar, dia dihadang penjual kalender.
"Kalender baru, Neng. Bergambar masjid Istiqlal lho!"
"Makasih…"
"Eh, maaf Bu…tadi saya panggil Neng!" kata si Abang sambil senyum-senyum tak berdosa…
Aisya cuma tersenyum, tapi dalam hatinya berontak. "Masak aku dipanggil ibu sih?" :D
***
Pukul 14.00, Halte Busway Juanda
Aisya menunggu busway jurusan PGC (Pusat Grosir Cililitan) yang tak kunjung tiba. Sudah 10 menit berlalu. Lambungnya mulai perih karena belum makan siang. Akhirnya busway yang dinanti datang juga. Alhamdulillah…penuh! Jadi tidak dapat tempat duduk. Hihi.. Bergelayutan. Gerakan tubuh menyesuaikan irama rem busway itu… :D. Sambil bersenandung lirih dalam hati (nasyidnya StarFive), dia merenungkan hikmah dari keberhasilan misinya hari ini…
Telah tiba saatnya kembali
Satu hari yang sangat dinanti
Hari-hari yang penuh arti
Tahun baru kita kali ini
Detik-detik telah kulewati
Tak terasakan olehku
Sampailah jua kita kembali…
Di Muharram kali ini
Belum tiba saatnya kita
Menunduk, memandang dan bercermin
FIrman Tuhan Yang Maha Kuasa
Sebelum kita dihisabNya
Allah kurasakan imanku
Masih tipis terasa hampa
Syahadat, sholat, puasa, zakatku..
Belum-lah sempurna…
Tak tahu berapa lama
Kupergi bersamanya
Hingga kusadari arti tahun baru ini
Mogalah kita kan lebih baik lagi
Di Muharam kita kali ini….
***
Yup, that’s all! Itulah ekspedisi Aisya di hari barunya di tahun baru 1431 H. Nantikan ekspedisi-ekspedisi Aisya selanjutnya. Insya Allah juga LEBIH SERU dan LUAR BIASA!!!

SELAMAT TAHUN BARU 1431 H…
Semoga keberkahan dan ridho Allah SWT senantiasa terlimpah pada kita semua… Aamiin…

Jakarta, 1 Muharram 1431 H
Aisya Avicenna*

NB : Aisya Avicenna => nama pena Etika Suryandari

MAHABAH DI SURAU AL MUKHAROMAH

Saturday, December 19, 2009 1 Comments
MAHABAH DI SURAU AL MUKHAROMAH (Part.1)
Oleh : Suli Al Fatih

(Cerpen ini ditulis agar yang baca bisa tersenyum, walaupun senyum kecil..hehe. Perlu pembaca ketahui bahwa cerpen ini ditulis belum selesai karena penulis kehabisan ide. Yang mau melanjutkan cerpen ini dipersilahkan dengan senang hati. Pesan penulis, "Maka Tersenyumlah" :D)


"Jambret..!!! Tolong..Toloooong!!"Suara gadis berjilbab itu melengking tinggi. Seorang pemuda berpakaian preman berlari sekuat tenaga menjauhi teriakan sang gadis. Tas warna coklat sudah ada ditangannya. Siang itu misinya berhasil. Jalanan masih sepi. Sang gadis hanya menangis tak mengeluarkan air mata.
***
"Sudah pulang nak?" tanya seorang ibu pada putra semata wayangnya sambil duduk di sebuah kursi roda yang sudah agak berkarat di beberapa sisi. Tangan kanannya memegang tongkat kayu agak panjang yang kini menjadi pengganti kedua mata tuanya yang sudah tak mampu lagi melihat garis wajah putra kesayangannya.
"Iya Mi..."
"Sana segera ganti baju terus makan. Ummi goreng tempe sama bikin sambel tomat di meja. Faisal sudah sholat dhuhur kan?"
"Iya sudah Mi.."
Ia masuk kamarnya yang sempit dan pengap di dalam sebuah rumah dinding anyaman bambu di pinggiran sungai agak kumuh. Dibukanya sebuah tas coklat yang dirampasnya dari seorang gadis di pinggi jalan tadi. Ia temukan di dalamnya beberapa benda. Pulpen, buku kecil, dan juga dompet. Matanya hanya tertuju pada dompet. Ia buka dompet itu dan ia temukan uang dua ratus ribu rupiah."Alhamdulilah..cukup untuk makan satu minggu" gumamnya.Ia periksa dompet dan ia temukan sebuah foto seorang gadis bersama seorang lelaki paruh baya. Dalam foto itu, sang gadis memakai tongkat. Ia buta. Faisal tersentak. Ia tercengang. Gadis itu mirip dengan keadaan ibunya. Di bagian bawah foto itu terdapat sebuah nama, Azka Humaira. Ia periksa dompet itu sekali lagi. Ada KTP nya. Si pemilik tinggal di dusun Tegalwaru Rt 2 Rw 12, sekitar sepuluh kilometer dari tempat tinggalnya.
***
Cahaya langit sore berpendar. Sang mega merah mulai meredup. Warna gelap mulai menggeliat hendak menyelimuti angkasa raya. Burung-burung beterbangan kembali ke sarang. Senja kembali ke peraduan. Panggilan tuhan berkumandang bersahut-sahutan. Takbir menggelegar. Alam seakan ikut bertasbih memuji kebesaran Sang Pangeran Pemilik Surga.Seorang anak belia tak kalah mengumandangkan adzan di sebuah surau tengah pedesaan. Suaranya nyaring. Merdu. Orang-orang kampung menyambut seruan itu dengan penuh semangat. Anak-anak kecil berlarian ke tempat wudhu dengan riangnya. Sarung kotak-kotak melingkar di leher. Beberapa pancuran air wudhu sudah penuh sesak oleh mereka. Anak-anak putri pun tak kalah semangatnya. Berlomba-lomba menggapai cinta Sang Maha Pencinta.Tak lama kemudian di surau Al Mukharomah sudah berjajar rapi barisan hamba-hamba yang merindukan kenikmatan surga. Sholat maghrib siap ditegakkan.Takbiratul Ihram menggema di setiap sudut surau berukuran sedang itu. Barisan shaf sholat serentak mengikuti gerakan imam. Khusyu berirama pelan mengikuti gerakan demi gerakan, doa demi doa, sujud demi sujud.***"Jamaah yang dirahmati Allah, cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah"Suara Kyai Hasan membuka kajian bada maghrib saat itu."Terkadang cinta itu diuji dengan sesuatu yang menurut akal manusia kelihatan tidak nalar. Contoh seorang hamba yang memiliki cinta tertinggi adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Allah menguji beliau dengan ujian yang sangat luar biasa. Tidak masuk akal. Bertahun-tahun beliau memohon meminta seorang anak. Allah mengabulkannya. Tapi ketika anak itu lahir, Allah memerintahkannya untuk meninggalkan anak yang baru lahir itu beserta istrinya di padang tandus tak berpenghuni. Coba bayangkan, bagaimana seorang ayah tega meninggalkan bayi mungil dan istri yang amat dicintainya di tempat seperti itu. Tapi itulah namanya ujian. Tak masuk akal memang. Tak hanya itu, setelah putranya menginjak remaja, Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Subhanallah! Cobaan yang sangat teramat berat. Harus menyembelih putra yang sangat shalih dengan tangan sendiri. Dan juga ujian-ujian yang lain yang Allah berikan pada Nabi Ibrahim. Itu semua untuk menguji apakah Ibrahim memang menomorsatukan Allah di atas segalanya""Jamaah yang dirahmati Allah, tapi coba kita lihat, semua cobaan itu berakhir dengan bahagia. Ibrahim yakin bahwa Allah tidak akan membebani hambaNya melebihi batas kemampuannya. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya"
***
Malam merangkak perlahan. Bulan beranjak naik ke singgasana langit. Bintang-bintang menghambur memenuhi hamparan semesta. Warga kampung terlarut dalam lelap.Sepertiga malam.Sebuah rumah sederhana tampak bercahayakan lampu minyak. Tidak terang dan juga tidak redup. Seorang pemuda tegak terpaku menghadap kiblat. Sajadah coklat terbentang menemaninya dalam keheningan malam. Hanya suara gemericik air sungai belakang rumahnya yang terdengar melantunkan syair kerinduan.Hati pemuda itu bergetar hebat. Tangis tak henti mengalir deras dari pelupuk matanya. Ia menangis karena kehilangan khusyu yang selama ini ia rasakan. Bayangan dosa yang menggunung menyelimuti hatinya."Rabbana, ampuni hamba..ampuni hamba..astaghfirullah" rintih Faisal dalam hati.Doa demi doanya terbang menembus langit. Ia mengaduh. Air matanya semakin deras. Sesal mendalam tampak terngiang menusuk batinnya.
***
Sementara itu di lain tempat, seorang wanita masih belum mampu memejamkan kelopak mata indahnya. Mata yang kini tak mampu melihat indahnya gemerlap bintang dini hari. Wanita itu adalah Azka Humaira, puteri Kyai Hasan pimpinan pondok pesantren Al Munawaroh."Ya Allah, jika hamba jatuh cinta, cintakanlah hamba pada lelaki yang melabuhkan cintanya pada-Mu" doa kecilnya terlantun perlahan.Pintu-pintu kamar santri berurutan digedor-gedor Kang Sulaiman, salah satu pengurus pesantren.
"Tahajud..!! Tahajud.!! Anak-anak ayo segera bangun!"
Lampu-lampu dalam kamar mulai menyala. Aktivitas pagi itu dimulai. Surau Al Mukharomah mulai bercahaya. Bagian depan santri putra sudah khusyu dalam sholat. Di barisan belakang santri putri turut menyemai barisan. Jutaan malaikat mengintip dari jendela langit seraya ikut bertasbih.
***
"Ummi, Faisal pergi dulu"
"Kemana Nak?"
"Ke dusun Tegalwaru mengembalikan dompet. Kemarin Faisal menemukannya di jalan"
"Ibu bangga padamu nak. Apapun keadaan kita sekarang, selalulah berlaku jujur. Walaupun kita miskin harta, kita tidak boleh miskin iman. Kita boleh miskin di dunia, tapi jangan sampai miskin di akhirat. Pantang bagi kita untuk makan hasil dari yang haram. Lebih baik mati daripada harus makan makanan haram!"Faisal menitikkan air mata. Ia merasa dosanya semakin menumpuk-numpuk, termasuk dosa berkali-kali membohongi ibunya. Juga dosa memberi makan makanan haram untuk ibunya tanpa sepengetahuan sejak ibunya buta dan sakit parah.Pagi itu Faisal berjalan kaki ke dusun Tegalwaru. Suasana pagi masih segar, belum panas. Mentari hangat menemani setiap langkahnya. Suasana pedesaan dan persawahan begitu kental saat kakinya menginjak dusun itu.
"Maaf Pak, dusun Tegalwaru sebelah mana?"
"Oh itu mas, sampeyan lurus saja terus nanti ada pertigaan belok kanan kira-kira dua ratus meter. Disana sudah ada gapura selamat datang di dusun Tegalwaru"
Langkahnya ia percepat. Sepuluh menit kemudian ia sudah sampai. Ia bertanya lagi pada seorang ibu penjual jamu gendong di pinggir jalan."
Maaf Bu, rumahnya Azka Humaira dimana ya?"
"Azka Humaira? Kayaknya ndak ada mas"
"Ini fotonya bu.." seraya menunjukkan foto Azka.Tampak ibu itu tidak mengenali Azka. Tapi ia mengenali lelaki dalam foto itu.
"Kalo bapak dalam foto ini saya tahu, ini Pak Kyai. Rumahnya di pondok pesantren Al Munawaroh. Sampeyan lurus saja. Ada perempatan belok kiri seratus meter. Pesantrennya cat warna hijau."Faisal ragu. Ternyata pemilik tas itu anak kyai. Dalam ragunya, ia bulatkan tekad untuk mengembalikan tas yang di jambretnya kemarin. Langkah kakinya terhenti di depan pesantren. Ia melihat ratusan pemuda belia mondar-mandir di setiap sudut pesantren itu. Ada yang sedang olahraga. Ada yang berkebun. Ada pula yang sedang membaca-baca buku di depan kelasnya. Ia melihat sekeliling. Ia bertanya pada salah satu santri."Mas, saya bisa bertemu Pak Kyai di mana ya?"
"Mas masuk saja ke rumah itu" jawab pemuda itu sambil menunjuk ke sebuah rumah kayu.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Siapa?" suara seorang wanita menyahut dari dalam rumah.Perlahan wanita itu membuka pintu. Faisal tersentak kaget. Wanita itu sama persis yang ada di dalam foto, Azka Humaira. Dengan tongkatnya, ia berjalan ke arah Faisal."Mau bertemu siapa?" tanya Azka pelan."Saya mau mengembalikan tas ini. Permisi"Tas coklat itu ia letakkan di lantai, dekat kaki Azka. Faisal buru-buru pergi tanpa mengucap salam."Mas.....Mas....!" seru Azka memanggil-manggil Faisal yang sudah berada di kejauhan."Mas namanya siapa?" panggilan itu tak berbalas.
***
Bola api raksasa menjilati bumi. Panas tak terkira siang itu. Langkah kaki Faisal menapaki teriknya jalanan."Pak, apa saya bisa bekerja disini? Jadi kuli angkut beras.." tanya Faisal pada lelaki tua berbaju gamis pemilik gudang beras di pasar Gentan. Lelaki itu memandangi Faisal dari ujung rambut hingga ujung kaki."Memangnya mas mau jadi kuli angkut beras? Sampeyan apa ndak malu? Lagipula gaji kuli disini cuma sedikit"
"Tidak pak, yang penting halal. Saya bekerja untuk menghidupi ibu saya"
"Baiklah kalau begitu. Besok mas.....siapa?""Faisal pak"
"Oiya, besok mas Faisal bisa mulai kerja dari jam satu siang sampai jam sembilan malam. Upahnya dua belas ribu per hari"
"Terimakasih pak"Satu minggu kemudian.
"Copet..! Copet.!! Tolong..!!!"
Preman bercelana jeans robek-robek di bagian lutut berlari seperti kuda. Ia berhasil mencopet lelaki agak tua. Faisal spontan mengejar pencopet itu. Mereka saling kejar beberapa menit lamanya. Faisal mampu mengejarnya. Seketika ia menghajar pencopet itu.
"Sal..ini aku! Ini aku!"
"Jafar?"
"Kamu ini kenapa Sal? Bukannya kamu ini temanku? Kita ini sama-sama pencopet Sal!"
"Tidak, aku sudah tidak mencopet lagi. Aku sudah taubat."
"Alah persetan kamu! Sekarang minggir! Aku mau pergi!"
"Pergilah. Tapi serahkan dompet itu. Kembalikan pada yang punya"
"Rupanya sudah jadi ustadz ya kamu sekarang?? Kamu nantang duel?!"
"Sadarlah Far, ini perbuatan dosa"
"Alaah..makan aja tu dosa!!"
Jafar masih tak mau memberikan dompet itu. Perkelahian pun tak terlelakkan. Faisal yang sejak kecil memang sudah terbiasa karate tak kesulitan mengalahkan Jafar. Ia berhasil mengambil kembali dompet itu.
"Awas kamu Sal!"
Jafar pergi sambil memaki-maki Faisal.
***
"Ini pak dompetnya. Lain kali hati-hati pak. Daerah sekitar sini banyak copet"
"Terima kasih nak. Ini ambillah.."
"Tidak perlu pak. Saya tidak mengharapkan ini. Sudah sepantasnya sesama manusia saling menolong"
"Nama saya Pak Hasan. Kamu siapa namanya nak?"
"Faisal"
"Ini kartu nama bapak. Kalau ada waktu mampirlah"
***
"Faisal, besok tolong antarkan beras ke alamat ini" Ibu Fatimah dusun Tegalwaru Rt 2 Rw 12, alamat yang diberikan pada Faisal. Rasanya ia mengenal alamat itu.Keesokan harinya dengan truk beras ia mengantar pesanan. Betapa terkejutnya ia ketika truk itu memasuki pekarangan pondok pesantren Al Munawaroh, tepat di depan rumah Azka Humaira. Lebih terkejut lagi ketika lelaki yang pernah ia tolong adalah pemilik rumah itu, Pak Hasan si pemilik pondok sekaligus ayah dari Azka.
"Kamu Faisal kan?"
"Iya pak"
"Alhamdulilah Allah masih mempertemukan kita"
"Beras ini harusnya pesanan Ibu Fatimah pak. Tapi kok alamatnya sama dengan bapak?"
"Iya Fatimah itu istri saya. Kemarin istri saya yang pesan beras untuk anak-anak santri"
"Nanti kalau sudah selesai menurunkan beras-beras itu masuklah ke rumah sebentar, ada sesuatu yang ingin bapak sampaikan."
"Baiklah pak"
"Langsung saja ya. Nak Faisal ini sudah berkeluarga?"
"Belum pak."
"Di pesantren ini ada seseorang yang harus Nak Faisal tolong"
"Memangnya kenapa dia pak?"
"Ada seorang wanita. InsyaAllah dia sholehah dan juga berbakti pada orangtuanya."
"Kau mau tidak bapak jodohkan dengan dia?"
"Mau..Mau..Mau..hihihi"
"Tapi dia memiliki satu kelemahan yang membuat dia merasa minder ketika dilamar. Gadis itu buta sejak kecil. Ia anak bapak. Namanya Azka Humaira"
"Tapi pak. Apa bapak tahu siapa saya? Saya dulu adalah pencopet lho. Raja Copet Profesional..Hahahaha..Hohohoho"
"Eh nak Faisal, sepertinya penulis cerpennya kehabisan ide tuh"
"Iya pak, kasihan dia. Ah biarin aja lah..haha"

- BELUM BISA SELESAI-

:)Sukoharjo
Lupa kapan tanggal bikinnya
Jam bikinnya juga lupa
****************************************************************************************************************
MAHABAH DI SURAU AL MUKHAROMAH (Part.2)
Oleh : Aisya Avicenna

Preambule (^^v) : Cerpen ini adalah kelanjutan dari cerpen SULI AL FATIH dengan judul yang sama.. Saya LANJUTKAN!!! Sudah melewati proses editing dari SULI AL FATIH lho... Selamat membaca...
***
"Langsung saja ya. Nak Faisal ini sudah berkeluarga?"
"Belum pak."
"Di pesantren ini ada seseorang yang harus Nak Faisal tolong."
"Memangnya kenapa dia, Pak?"
"Ada seorang gadis. Insya Allah dia sholehah dan juga berbakti pada orang tuanya. Kau mau tidak bapak jodohkan dengan dia?"
"Ehmm.. apa saya pantas bersanding dengan dia Pak?"
"Kenapa tidak? Tapi satu hal yang perlu kamu tahu Nak. Gadis itu memiliki satu kelemahan yang membuat dia merasa minder ketika dilamar. Gadis itu buta sejak kecil. Ia anak bapak. Namanya Azka Humaira."
Deg…degup jantung Faisal berdetak semakin kencang.. Tak disangkanya ia mendapat tawaran yang begitu membuatnya terperanjat. Dengan agak terbata-bata, dia berkata
"Ma-aa-af Pak, jujur saya katakan. Saya dulu adalah seorang pencopet."
Pak Hasan agak terkejut.
"Tapi, kamu sekarang sudah tidak mencopet lagi, kan?"
"Alhamdulillah, sekarang saya sudah bekerja menjadi kuli panggul beras. Insya Allah, saya bertekad untuk tidak mencopet lagi, Pak."
"Insya Allah, Bapak percaya dengan kamu. Bapak amanahkan anak bapak, Azka, pada kamu. Kamu bersedia menikahi anak Bapak yang buta?"
"Apakah bapak ridho dengan saya?"
"Insya Allah, Bapak ridho, Nak."
"Pak, bolehkan saya melihat Azka? Bukan untuk apa-apa, hanya untuk memantapkan hati."
"Oh tidak masalah. Kan Rasulullah juga pernah mengatakan dalam hadist Bukhari dan Muslim ‘Lihatlah terlebih dahulu perempuan itu, sebab yang demikian akan lebih menentukan bagi kebaikan hidupmu selanjutnya’"
Kyai Hasan memanggil Azka.
Selang berapa lama, Azka memasuki ruang tamu dengan membawa nampan berisi minuman. Meski tidak bisa melihat, tapi Azka sudah terampil menyajikan jamuan untuk para tamu. Dia sudah hafal setiap sudut rumahnya.
Dengan balutan gamis berwarna krem dipadukan jilbab coklat tua, dengan hati-hati Azka menaruh dua gelas teh manis di meja. Masih hangat. Faisal memperhatikan setiap gerakan Azka. Sebuah desiran halus kini singgah di lubuk hatinya.
"Bagaimana Nak Faisal, kamu siap menjadi pendamping Azka?"Pak Hasan kembali menanyakan
"Bismillahirrahmanirrahim, insya Allah saya siap, Pak!"
"Kalau begitu, besok pagi kita langsungkan akad nikah. Kamu siap?"
"Besok pagi, Pak??? Insya Allah, saya siap. Semoga Allah memudahkan. Lalu, apa mahar yang harus saya berikan?"
Dengan tenang Kyai Hasan menjawab, "Azka pernah bilang, cukuplah ayat Allah yang menjadi maharnya."
"Maksudnya apa Pak?"
"Kamu punya hafalan Al-Qur’an?"
"Insya Allah, surat Ar-Rahman adalah surat yang paling saya sukai, insya Allah saya sudah menghafalnya."
"Baiklah. Itu saja. Semoga Allah memudahkan pernikahan kalian."
***
Setelah Faisal meninggalkan pesantren, Pak Hasan memanggil Azka.
"Azka, Alhamdulillah Abi sudah menemukan pendamping yang cocok untukmu. Dia Faisal, seorang pemuda yang sholeh dan jujur. Insya Allah, besok pagi kita akan melangsungkan akad nikah. Kamu siap Nduk?"
"Alhamdulillah. Insya Allah, lahir dan batin Azka sudah siap. Terima kasih, Abi. Insya Allah, Azka percaya bahwa pilihan Abi adalah yang terbaik untuk Azka."
***
Udara malam ini terasa berbeda. Dinginnya tak biasa. Karena ada pendar-pendar halus dalam jiwa. Terpekur lama dalam sujud panjangnya. Faisal tak kuasa menahan tetesan bening dari matanya. Betapa Allah sangat mencintaiNya, sedang dia masih sering menghianatiNya.
Lantunan doa takzim juga membahana di sudut kecil pesantren AL Munawaroh, putri Kyai Hasan itu sedang menengadahkan kedua tangannya. Meminta pada Sang Pemilik Cinta.
"Ya Allah, jika hamba adalah potongan rusuknya, mudahkanlah jalan menuju pernikahan hamba dengannya. Jika telah Engkau tetapkan dia bagi hamba, bukakan tabir hati hamba untuk menerimanya apa adanya. Ya Allah, hamba mohon… keridhaanMu atas bersatunya hati kami dalam ikatan suci esok hari… Amin Ya Rabbal’alamiin"
***
Keesokan harinya, surau Al Mukharomah mendadak ramai tak seperti hari-hari biasanya. Beberapa santri mondar-mandir menata surau. Sederhana tapi cukup semarak, pertanda akan terjadi peristiwa istimewa di surau itu.
Pukul delapan pagi.
Faisal bersama ibu dan beberapa kerabatnya tiba. Kehadiran mereka langsung disambut hangat oleh Kyai Hasan dan istrinya. Faisal sedikit tegang. Sebentar lagi ia akan menyandang status baru, mengemban amanah baru. Pukul 08.30 acara dimulai. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan khutbah nikah oleh Kyai Ahmad, salah seorang sahabat karib Kyai Hasan.
Dalam khutbah singkatnya, Kyai Ahmad menyampaikan beberapa nasihat yang dikhususkan untuk calon pengantin.
"…Anakku, Faisal Kurniawan! Istrimu adalah wanita yang dijadikan Allah bagian dari hidupmu. Sambut dia dengan penuh takwa. Terimalah dia apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Istrimu adalah rezekimu. Bersyukurlah dengan kehadirannya. Dan bergaullah dengan mereka dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena kamu mungkin tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Allah menugaskan kamu untuk melengkapi kekurangannya. Allah memerintahkan kamu untuk memperbaiki kelemahannya. Seperti itulah seharusnya suami. Sehingga andai diperbolehkan seseorang bersujud kepada sesamanya, pasti akan diperintahkan seorang wanita bersujud kepada suaminya. Begitulah sabda Rasulullah SAW. Berperilakulah yang baik pada istrimu. "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada istrinya."
Faisal menyimak khutbah Kyai Ahmad dengan serius. Sementara itu, dari kamarnya Azka juga tengah menyimak khutbah tersebut. Dengan mengenakan busana pengantin muslimah berwarna serba putih berkilauan, ia bagai ratu surga.
Sebelum ijab qabul, juga dilakukan proses pemeriksaaan administrasi oleh petugas KUA. Setelah itu, Faisal melantunkan Ar Rahman sebagai mahar yang ia berikan pada calon istrinya, Semua hening saat Faisal melafazkan surat ke lima puluh lima dalam Al Qur’an itu. Sesaat kemudian, Faisal bersalaman dengan Kyai Hasan. Prosesi ijab qabul-pun dimulai.
"Saudara Faisal Kurniawan, saya nikahkan Anda dengan putri saya, Azka Humaira dengan mahar hafalan Qur’an Surat Ar Rahman dibayar tunai."
Faisalpun menjawab, dengan menjabat tangan Kyai Hasan lebih erat.
"Saya terima nikahnya Azka Humaira binti Hasan Rosyadi dengan mahar hafalan Qur’an Surat Ar Rahman dibayar tunai."
SAH!!!
Dan semua orang yang hadir berucap doa…
"Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakum fii khairin…"
Dengan didampingi ibu Faisal dan Bu Fatimah, Azka dibimbing masuk surau.
Pendar-pendar cinta memenuhi setiap sudut surau Al Mukharomah. Semua turut bersuka cita atas terpautnya dua hati dalam ikatan yang suci. Syukur tak terperi tak hanya membahana di ruang hati Faisal dan Azka, tapi semua yang menjadi saksi mata pernikahan suci mereka. Pagi itu, sang bagaskara menyunggingkan senyumnya. Cerah.. Secerah hati mereka.
***
Sebulan berlalu.
Sudah hampir tiga minggu Faisal disibukkan dengan usaha barunya. Semenjak menikah dengan Azka, Faisal dan ibunya tinggal di lingkungan pesantren. Faisal membuka usaha toko kelontong dengan bermodal uang tabungannya. Dia berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada keluarga Kyai Hasan. Sekarang dia adalah qawwam bagi istrinya, bagi keluarga barunya.
***
Suatu malam menjelang jam dua belas, Pesantren Al Mukharomah sudah sepi. Para santri sudah terlelap dalam istirahat malamnya. Malam itu, Faisal masih terjaga. Saat menoleh ke kanan, dilihatnya istrinya sudah terlelap. "Subhanallah, cantiknya bidadariku ini," batin Faisal. Tanpa membuat suara, Faisal beranjak keluar kamar. Ia hendak mengambil wudhu. Sesampai di depan surau Al Mukharomah, Faisal melihat ada bayangan hitam yang berdiri di depan kamar salah satu santri, sedang mencoba membuka jendela kamar itu dengan sebuah alat.
"Hey, siapa kamu?" teriak Faisal.
Bayangan hitam itu kaget dan berlari mendekati Faisal.
"MALING!!!" teriakan Faisal tertahan karena sejurus kemudian, bayangan hitam yang ternyata maling itu sudah berada tak jauh di depannya.
Terjadi perkelahian. Faisal kurang bisa membaca gerakan lawan karena lampu yang temaram. Tapi ia cukup sigap menangkis dan menghindari serangan yang bertubi-tubi tertuju padanya. Agak terkejut Faisal tatkala lawannya itu menghunuskan sebuah pisau ke arahnya. Tangan kanannya mampu menahan tangan lawan. Faisal mencoba memutar tangan lawan dan akhirnya pisau itu terpelanting jatuh. Saat hendak mengambil pisau itu, Faisal mengarahkan tendangannya sekuat tenaga. Maling itu jatuh terjerembab. Faisal berhasil membekuk maling itu. Membuat sang maling tak kuasa berkutik. Faisal mencoba membuka topeng hitam yang dikenakan si maling. Terkejutlah ia. Karena wajah di balik kain topeng itu tak lain adalah sahabatnya.
"Jafar???"
"Faisal???" Jafar pun tak kalah kaget.
"Kenapa kamu ada di sini, Sal?" Jafar penasaran.
"Tak penting buatmu! Kenapa kamu masih mencuri, Far? Tobatlah! Ingatlah akan azab Allah yang akan kau dapatkan nanti jika kau tak mau berhenti dari pekerjaan haram ini."
"Alahh…sok suci kamu! Jangan sok mengajari aku. Biarlah aku menentukan jalan hidupku sendiri. Kalau kau memang temanku, lepaskan aku sekarang sebelum orang-orang pesantren bangun dan mengeroyokku. Aku belum mau mati. Cepat, lepaskan aku!"
"Aku akan melepaskan kamu jika kamu mau berjanji tidak akan mencuri lagi." ujar Faisal
Jafar terdiam sejenak.
"Oke..aku akan berhenti mencuri. Sekarang, lepaskan aku!"
Faisalpun melepaskan cengkeramannya. Jafar mengambil pisaunya yang terjatuh, menyelipkan di ikat pinggangnya, lalu beranjak pergi.
Faisal menatap kepergian Jafar dengan harapan besar bahwa sahabatnya itu akan bertaubat.
Selang berapa saat, Faisal hendak menuju tempat wudhu. Langkahnya tiba-tiba tertahan. Ada yang menikamnya dari belakang. Sebilah pisau menembus rongga perutnya sebelah kiri. Darah segar bercucuran. Bugh!!! Faisal menoleh. Ia tersentak setelah tahu siapa yang menikamnya. Faisal terjatuh di depan Surau Al Mukharomah sebelum sempat berteriak minta tolong.
"Mampus kamu Sal! Cuihh!" si pelaku masih sempat meludahi wajah Faisal.
***
Jam satu malam, Kang Sulaiman berkeliling membangunkan para santri untuk sholat tahajud. Saat melewati depan surau, terperanjatlah ia karena menemukan sesosok laki-laki telungkup dengan perut bersimbah darah. Kang Sulaiman semakin bertambah kaget tatkala dia mengetahui siapa yang terluka itu. Faisal. Seketika itu juga dia berteriak dan para santri menghambur ke arahnya. Faisal sudah tak bernyawa. Sontak semua berucap "Innalillahi wa inna ilaihi roji’un".
Azka bangun hendak sholat tahajud. Saat meraba pembaringan sebelah kirinya, tak ditemukannya sosok yang ia cari. Dia memanggil nama sang belahan jiwanya itu, tapi tak ada sahutan. Azka berjalan keluar. Baru beberapa langkah keluar kamar, Azka dikejutkan dengan kehadiran ibunya yang langsung memeluk dan berkata sambil menangis.
"Tabahkan hatimu Nduk."
"Ada apa, Ummi? Kenapa nangis?"
Dengan terbata-bata, Ibu Fatimah menceritakan kejadian yang menimpa Faisal.
Azka menjerit tertahan dan menangis, "Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. La haula wala quwwata ila billah…"
"Azka, kamu harus kuat. Ini sudah menjadi suratan takdir dariNya. Kamu harus tabah."
Masih sambil menangis, Azka mencoba untuk tabah. "Ummi, antarkan Azka menemui bang Faisal."
Bu Fatimah dan Azka berjalan beriringan menuju surau Al Mukharomah.
Di surau itu, sudah ada Kyai Hasan dan ibunda Faisal. Semua masih syok dengan kejadian yang baru saja menimpa Faisal. Azka tersungkur di samping jasad Faisal. Dia menangis..
"Suamiku…maafkan aku belum bisa menjadi pendamping yang baik bagimu. Maafkan aku belum bisa membahagiakanmu sampai akhir hayatmu. Aku sangat mencintaimu. Sungguh mencintaimu. Selamanya.…"
Azka terisak dalam kesedihan yang memuncak.
"Bang Faisal….!!!"
***
Satu bulan sebelumnya. Tepat satu hari setelah hari pernikahan.
"Sudah lengkap mengisi formulirnya Pak?"
"Iya sudah. Ini Pak," Faisal menyerahkan formulir yang baru diisinya.
Faisal keluar dari RS Aini. Rumah Sakit Mata. Ia mendonorkan kornea matanya. Untuk Azka. Istri tercinta.
***
Sebuah kamar. Kamar yang penuh cinta. Kamar penuh kenangan. Kenangan bersama suami tercinta. Di kamar itu ia memadu kasih dengan Faisal. Di kamar itu ia bercanda dan berbagi cerita dengannya. Di kamar itu ia bercerita berjam-jam dan suaminya hanya mendengarkan kisahnya tanpa banyak berkomentar. Kamar yang indah.
Hari itu hari pertamanya ia bisa melihat dunia. Kamar itu kamar pertama yang ia lihat. Jauh dari yang pertama, ia sangat ingin melihat yang pertama kali, wajah Faisal, suaminya. Tapi ia sadar, itu tak mungkin. Rasanya baru kemarin ia bercanda dengan suaminya. Baru kemarin ia bermesraan dengan suaminya. Baru kemarin ia memadu kasih dengan suaminya. Baru kemarin..
Ia membuka lemari. Hanya satu yang ingin dilihatnya, wajah Faisal. Pandangan Azka seketika melesat pada album foto. Foto pernikahan mereka. Ia buka halaman pertama. Sebuah surat. Kertas warna pink. Surat cinta. Azka bergetar. Ia rasakan kehadiran Faisal begitu dekat dengannya. Perlahan ia buka lipatan surat cinta itu..
Assalamualaikum
Azka sayangku, cintaku, bidadari surgaku..
Adek apa kabar hari ini? Semoga senyum manis adek selalu mengembang setiap hari. Saat adek baca tulisan ini, mungkin abang sudah ndak ada lagi di dunia. Abang sudah di surga dek insya Allah. O iya dek, abang pengen bilang sesuatu nih, dengerin baik-baik ya…
Abang cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget sama adek..
Abang sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanggg banget sama adek.
Abang selalu kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen sama adek.
Cium jauh untuk Dek Azka-ku tercinta..
Air mata bening meleleh di pipi putih Azka. Air mata itu mengalir dari matanya, mata pemberian Faisal. Itu mata Faisal! Seketika senandung syair rindu bertebaran memenuhi setiap sudut kamar. Rindu pada kekasih hati. Rindu pada suami tercinta. Rindu yang tak mungkin berbalas. Rindu dari surga.
Ia lanjutkan membaca tulisan Faisal.
Adek pasti sekarang lagi bahagia kan bisa melihat dunia lagi?
Adek pasti lagi seneng ini?
Eh dek, jangan kaget ya kalo liat foto abang.
Gimana? Abang ganteng kan? Kata ibu-ibu di kampung sih abang ini paling ganteng sekampung..hehe
Dek, jangan pernah nangis ya, itu pesen abang. Selalu lah ceria. Jadi ustadzah yang baik ya di pesantren. Jadikan mereka seperti adek. Bimbing mereka ke jalan Allah. Abang nitip toko sama nitip ibu sekalian ya. Tolong jagain ibu. Titip mata abang juga ya dek.
Setiap adek membuka mata, maka di situ ada abang.
Abang akan selalu ada untuk adek.
Abang selalu menemani adek.
Dek, abang punya satu permintaan. Abang harap adek bisa memenuhi permintaan abang yang terakhir ini.
Bismillah.
Dek Azka Humaira yang paling cantik, istriku sayang..abang mohon
M-E-N-I-K-A-H-L-A-H L-A-G-I.
Abang selalu mencintai adek. Sampai mati. Abang tunggu di surga ya dek. Insya Allah.
Wassalamualaikum.
Dari yang selalu mencintaimu,
Faisal Kurniawan
Tangis Azka semakin deras tak terbendung. Pipi kemerahannya bagai diguyur derasnya air mata yang mengalir tanpa henti. Rindunya semakin besar pada Faisal. Cintanya semakin menggunung. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi permintaan terakhir suaminya. Azka tidak mau mengkhianati cintanya pada Faisal, meski Faisal telah tiada. Ia tak mau mengkhianati mata Faisal. Ia tak mau!
"Maafkan adek, Bang.." kata-katanya mengiringi isak tangis.
"Cinta adek hanya untuk Bang Faisal seorang."
-SELESAI-


Jakarta,131209
Aisya Avicenna

Monday, December 14, 2009

"Memecahkan Misteri Alam dengan Sains di Tiga Kota" (KKL-Mozaik 2)

Monday, December 14, 2009 0 Comments

Jumat, 11 Desember 2009

Alhamdulillah, masih bisa terbangun di sepertiga malam terakhir…meski dinginnya sang malam gak bersahabat…tapi mencoba tetap khusyuk tuk bermunajat…
Siap-siap check out dari penginapan…tak lupa saya n the gank mengabadikan moment luar biasa pagi itu…(dengan berbaga gaya tentunya). Hidup itu harus didokumentasikan!!! Sepakat???

Jam 07.45 bis ‘Panca Sari’ mulai meninggalkan Graha Wisata Kuningan…Alhamdulillah, gak macet. Oye…Jakarta cukup lengang pagi itu…perjalanan menuju Cibodas. Pemandangan yang sangat mengagumkan…lukisan Sang Pencipta yang sungguh menawan…Tafakur alam…Sampai di ‘Puncak Bogor’, saya langsung menghirup udara sepuas-puasnya….seger beneeer…sungguh menyenangkan (sampai bingung ngungkapinnya dalam bentuk kata-kata)…yang jelas, super duper nyenengkeh!! Rombongan kami singgah sebentar di kompleks masjid At Ta’awun…dari situ, kami dapat leluasa menikmati pemandangan kota Bogor dan sekitarnya…Tak henti-hentinya diri ini berucap syukur….
”Dan nikmat Tuhan yang manakah yang akan kalian dustakan???”

Perjalanan dilanjutkan menuju Kebun Raya Cibodas, yang letaknya lebih ke atas lagi…setelah sampai di parkiran bus,kita mulai melanjutkan “Memecahkan Misteri Alam dengan Sains”. Kembali dibagi menjadi 2 kelompok besar. Sekarang, kelompok saya di damping Pak Marsusi. Kejar-kejaran yang asyik dengan beliau, kelompok 5 SEMANGAT!!!! Saya dan Tanti malah asyik koleksi lumut buat ntar diekstrak…Para praktikan sangat menikmati petualangan di Cibodas…endingnya kita sampai di Taman Bunga yang ada air mancurnya..keren pisan euy…kelompok 2 pun tak lupa mengabadikan moment special itu….Citra, Ida, Rumi, Esti, Yunita, Zuzun, Lala, Dhanti, n Wahid…Para praktikan ku yang LUAR BIASA!!! (Alhamdulillah, gak ngeyelan…hehehe…)

Yang putra shalat Jumat dulu…yang putri lanjut ‘mengabadikan moment’, sholat dhuhur di mushola unik di tengah taman (romantic beud…). Makan siang bareng di bawah pohon rindang, duduk beralaskan rumput dengan ‘view’ taman bunga dan ‘Gunung Gede Pangrango’.

Petualangan selanjutnya, MENDAKI GUNUNG GEDE PANGRANGO!!!, tapi cuma sampai ‘TELAGA BIRU”. Kembali dibagi menjadi 2 kelompok. Pendakian yang cukup ekstrim, coz nanjaaaaaaaaakkkk terus!!!! SEMANGAT euy!!! Jadi keinget tema BIOSPHER 2008 :”Pertajam Analisa, Lebih Dekat dengan Alam Semesta”. Saatnya kembali memecahkan misteri alam dengan sains…pemandangan alam yang sangat spektakuler!!! Seakan ikut merasakan pepohonan, daun-daun, semua satwa yang ada bertasbih memuji keagungan-Nya. Subhanallah…

Kita juga lihat Owa Jawa yang bergelantungan di pohon (sempet kaget euy..). Mereka hidup bebas di alam, sungguh damainya…semoga tak ada yang mengusikmu, kawan….pendakian selama kurang lebih 1 jam benar2 menguras tenaga, perbekalan semakin menipis, napas seolah tinggal satu-satu..(duh, berlebaay-an banget…). Tapi semangat luar biasa tetap membara tuk bersegera mencapai tujuan…TELAGA BIRU!!! Alhamdulillah, akhirnya sampai juga…Wow….keyeeen…telaganya berwarna kebiruan euy… jepret…jepret…ada ikan nya juga lho…gedhe-gedhe…setengah jam menikmati pesona alam itu, kita pun kembali turun…(tentu saja lebih cepat, tapi harus tetap hati-hati…coz lumayan licin juga). Sampai bawah, kita langsung menuju pasar!! Hunting oleh2…

Jam 16.30…saatnya perjalanan kembali ke Solo, lewat jalur pantura…mampir Cibaduyut!!! Hunting oleh2 lagi…(tapi buat oleh diri sendiri saya hanya beli kaos lucu gambar Doraemon!! Oleh-oleh yang lain buat ‘adik-adik’ saya, sekaligus buat anak-anak kost sebagai syarat masuk kost.hehehe…)

Bandung…jadi keinget sahabatku…Chay, miz u…(kapan-kapan Say pasti mampir dan kita berpetulang bersama. Karna ku pun bertekad ingin ‘menaklukkan’ kota Bandung!!!). Saya benar-benar menikmati pesona kota Bandung (meski hanya sebagian kecil saja…). Karna ketika kutatap langit malam itu…langit jauh nampak lebih cerah dari malam sebelumnya…(menikmati pesona gugusan bintang meski hanya terlihat samar).

Jam 21.00…perjalanan pulang kembali dilanjutkan..menuju kota Solo…malam yang indah…malam yang penuh rahasia tentang CINTA!!! Terima kasih, Ya Allah…Engkau telah berkenan memberikan hamba kesempatan menjadi salah satu tokoh dan menjalani ‘peran’ di skenario luar biasa yang telah Engkau tuliskan…

[Memecahkan Misteri Alam dengan Sains di Tiga Kota…Jakarta, Bogor, Bandung!!!]


Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitasn, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain, seperti benturan molekul uranium, meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar kea rah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang-gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan.
AKU INGIN HIDUP!!! MERASAKAN SARI PATI HIDUP!!!

-Andrea Hirata, “EDENSOR”, buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi-

(Zona Inspirasi Supertwin, 14 Desember 2009…15:00 WIB…’olahraga jari dan otak dulu sebelum melanjutkan pembahasan skripsi….BAB EMPAT, PANTANG JALAN DI TEMPAT, NUNG!!! SEMANGAT!!!)

“Memecahkan Misteri Alam dengan Sains di Tiga Kota” (KKL_Mozaik 1)

Monday, December 14, 2009 0 Comments

Rabu, 9 Desember 2009

Hmm...pagi yang luar biasa kawan!!! Packing part one dah OK!! Saya langkahkan kaki ini menuju masjid perjuangan Nurul Huda Islamic Centre untuk mengikuti Kajian Rabu Pagi…materi pagi ini tentang “MAHAR/MAS KAWIN”. Setelah kajian selesai, saya segera menemui salah seorang ukhti untuk membayar DP jaket NH IC (ayo, beli euy!!! Keren lho!!!!). Then, kembali saya langkahkan kaki ini (Pejalan Kaki Sehat yang penuh SEMANGAT!!! ^^v) menuju MIPA, tepatnya di Mushola Azzam lantai 3 gedung A. di tempat yang sangat ‘teduh’ itu kembali saya membersamai adik-adik AAI Mat’09 (Asistensi Agama Islam) untuk bersama-sama tholabul ‘ilmy…agenda hari ini ‘refreshing’…kita saling bertukar ‘kado/hadiah’ lengkap dengan bonus taushiyah…sekaligus pengumpulan tulisan (tugas pekan lalu : “THE GREAT POWER OF MOTHER, THE GREAT POWER OF LOVE”. Berhubung menjelang hari IBU). Hmm…seru banget euy…saya lihat guratan bahagia terpancar dari senyum mereka yang penuh ketulusan…Saya sempat juga membacakan salah satu karya dari mereka…Subhanallah, inspiratif!!! Dan saya pun mendapatkan boneka ‘blue dolphin’ yang sangat imut. Syukron jiddan adikku sayang… SEMANGAT ya!!!

Pasca mentoring/AAI, saya kembali ngecek tugas Fisiologi Mikroba yang harus dikumpulkan hari ini. Ada beberapa bagian yang harus diedit…Anteng dulu di mushola sambil nunggu Sari dateng…
Setelah semua urusan di MIPA beres (tak lupa nyontreng di Pemilu Raya Presiden BEM MIPA. Semoga terpilih pemimpin yang benar2 amanah.amin), saya dianter Sari ke belakang kampus…it’s time to shopping…beli keperluan buat KKL (sesuai notes yang telah saya buat!!!beli barang/makanan sesuai kebutuhan…). then setelah semua ok, saatnya packing part two @ Zona Inspirasi Supertwin…
Jam 13.00 WIB mas dhody njemput ke kost then nganter sampai MIPA. Thanks brother….nitip lepito yak..Dan petualangan pun akan segera dimulai…

Berkumpul dulu dengan para asisten TT (ana, santi, tanti, esty, muslihah, ulfa),sari gak ikut coz hari jumat dy seminar proposal skripsi (Sukses ya cin!!!). ngobrol2 dulu dengan adik2 Biologi 2008 (para praktikan TT) sambil nunggu bisnya datang. Jam 14.30, setelah smuanya siap…bis miliknya ibu ‘Dewi Lesmana’ itu pun mulai beranjak meninggalkan kampus (2 bis euy, Bis A dan Bis B)…Perjalanan yang sangat menyenangkan..Novel “rembulan di langit hatiku’’ kan menjadi teman setia dalam perjalanan ini…

Solo – Boyolali – Salatiga – Ungaran – Semarang….

Pas nyampe Semarang sempet mampir ke pom bensin dulu…e, adik2 malah ngajakin foto2…
Ketika waktu menunjukkan pukul 19.30 malam....kita berhenti untuk ISHOMA dulu. Kalo tidak salah di Sendang Wungu, Gringsing, Batang. Dan kita menjama’ sholat kita di Mushola Baiturrahman. Saya sempat mendongakkan kepala menatap langit malam itu…hmm, hanya ada 2 bintang yang terlihat berkerlip….meski begitu…saya sangat mencintai perjalanan dan petualangan ini…

Dan perjalanan pun dilanjutkan…paling takjub dan bahagia saat menikmati kerlipan lampu2 kota Semarang yang penuh inspirasi (mungkin di daerah Tuguharjo dan sekitarnya) Subhanallah…..keren!!! setidaknya, ada kedamaian yang merasuki sanubari…

“Malam kembali bergulir….
Keindahan imajinasiku kembali mencair…
Irama syahdu itu masih tetap mengiringi,
setiap jengkal langkah terukir….
Tirai malam semakin tergerai lebar…
Warnanya menghitam, polos…

Tanpa bintang-gemintang
Rembulan yang telah pucat pasi
Tak lagi tampakkan wajahnya di langit yang berjelaga…
Tapi, tepat di depan mata ini
Terhampar kerlipan cahaya yang mencoba jadi penerang hati yang sunyi
Elok nan rupawan, mengirimkan selaksa cinta penuh pesona menawan…
Kubiarkan diri ini terbuai dalam keindahannya
Meski hanya sesaat, tapi mampu ciptakan desiran hebat
Mengganti warna yang pekat menjadi mengkilat bahkan memikat…
Aku bahagia malam ini…
Aku semakin mencintai sang malam…
Karna aku tak perlu takut akan kesendirianku dalam kesunyian…
Karna aku yakin, aku tak pernah sendiri…Dia selalu ada…
Ya, Dia selalu ada, memelukku dalam dekapan hangat penuh cinta yang tiada terdu
a…
Karna Dia-lah yang mampu menciptakan malam, malam yang akan slalu kurindukan…!!!

(Saat menikmati kerlipan lampu di kota Semarang….Rabu malam, 9 Desember 2009)

[to be continued….’sembari menanti sang mentari membuka hari…’]



Menjelang pergantian hari (dari hari Rabu ganti jadi hari Kamis…^^v)

Diri ini mendadak ‘terjaga’ dari lelap tidurnya…mencoba menguasai keadaan, hm…akhirnya nyadar juga kalo masih di bis…hehe…melihat sekeliling, semua masih asyik dengan buaian mimpi masing-masing…menatap keluar jendela, mencoba menerobos pekat malam…hm, ternyata dah sampai Brebes. Pemandangan malam yang sempat terekam, banyak penjual telur asin yang masih menjajakan dagangannya. Kerja yang luar biasa!!!
Malam kembali merayap…akhirnya hari pun berganti seiring bergulirnya sang waktu…

Kamis, 10 Desember 200
9
Ketika kembali kubuka mata ini, Alhamdulillah sudah sampai Cirebon…perjalanan masih cukup panjang untuk sampai di daerah Kuningan. Kita nginepnya di Graha Wisata Kuningan (lokasinya deket dng JW. Marriot euy…). Jam 6 kita baru sampai penginapan. Pagi di Jakarta….penuh semangat luar biasa. Saya, ana, esty, muslihah, ulfa, n tanti dapat kamar Anggrek no 111. Alhamdulillah, kamarnya lebih uenak tenan daripada pas kita dulu KKL 2 tahun lalu. Hmm…ada Tipi nya, KM dalam, n ber-AC…setelah bersiap n berbenah diri tyuz kita sarapan bareng then kembali ke bis untuk memulai petualangan KKL di kota Bogor, kota sejuta angkot!!! Hari ini para asisten ‘busana’ nya cerah-cerah pisan euy, neng geulies…^^v….

Lokasi perdana yang kita tuju…LIPI Cibinong. Cibonong Science Centre. Sambutan yang hangat dari para pengelola n peneliti disana. Banyak ilmu yang saya dapatkan..meski dulu juga dah pernah KKL di sini. Setidaknya, bisa NORMA lagi…(-NOstalgia RoMAntic-). Research is my world….ehm..ehm….(salah satu impian saya, bisa menjadi seorang peneliti handal, professional, dan kompeten!!!)

Keliling n kunjungan di area LIPI, tak lupa ‘melestarikan spesies’ dengan para praktikan n asisten tentunya!!!. Menjelang dhuhur, kita kembali ke bis untuk melanjutkan petualangan ke lokasi selanjutnya..makan siang di bis…ngobrol n becanda ma Ana plus Spongebob ‘bulux’-nya..hehe..pizzzz….

Sampai juga di kawasan Kebun Raya Bogor, sholat dulu…then menikmati pesona etnic tempoe doeloe ‘mungkin jamannya eyang Pithecantropus erectus dan kawan-kawan’ di Museum Etnobotani…setelah dipaksakan puas, adik-adik kita bawa memasuki Kebun Raya Bogor!!! Saatnya menjelajah “green area”…Like this buaaaangeeet!!! Dibagi jadi 2 kelompok besar, Kelompok Pak Marsusi dan Pak Ratman…saya, dik mus, tanti n ulfa ikut kelompoknya Pak Ratman….kereeeen euy…meski penjelajahan ini gak sekompleks pas jamannya kita dulu, karna mungkin keterbatasan waktu juga…n jumlah personil bio’08 yang bejibun…jadi area yang kita amati pun cuma sedikit.

Hm…paling suka pas sampai depan istana Bogor n taman ‘ganyong’, ‘jembatan merah’, kolam ‘Victoria’…ehm, puas ‘melestarikan spesies’ dengan berbagai pose…jan tenan!! Tapi, saya benar2 menikmati ini semua…refreshing euy…sayang, gak bisa menikmati taman anggrek…

Jam 16.30…rombongan pun meninggalkan KRB…perjalanan kembali ke penginapan.. capek juga, tapi menyenangkan!!! Saatnya istirahat…karna besok akan jadi hari yang lebih hebat dan super dahsyat!!!

Malam yang indah di Kamar Anggrek No. 111!!! Friendship is Love…

Apalagi dapat kiriman martabak telur n martabak coklat kacang..nyammy…

(Zona Inspirasi Supertwin, 13 Desember 2009…22;22 WIB)
Dalam Episode :

Sunday, December 13, 2009

PENGIN JADI BIDADARI!!!

Sunday, December 13, 2009 0 Comments
Keindahan surga tergambar pada QS Ali’Imran 14 :
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini (syahwat) dari wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan, Allah, disisiNyalah sebaik-baik tempat kembali.

Wanita-wanita surga disebut sebagai bidadari. Yang terbagi dari dua yaitu bidadari yang Allah SWT ciptakan langsung sebagai bidadari (sudah ditempatkan di surga) dan wanita-wanita mukmin yang ada di bumi (yang kelak bila masuk surga menjadi bidadari).Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah : Bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya.


Dalam Q.S. Ar-Rahman : 16 disebutkan "Di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya. Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka. Tidak pula oleh jin.Lalu, siapakah orang yang akan sangat beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela agama Allah."


Q.S.Ali’Imran : 15 juga menyebutkan : Katakanlah hai Muhammad : ‘Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu? Untuk orang-orang bertaqwa disisinya Rabbnya ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan istri-istri yang suci serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya’.


Dalam Q.S.Ad-Dukhan 51-54 : "Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari-bidadari bermata jeli."


Seiring dengan datangnya Islam ke bumi sebagai Rahmatan lil’alamiin, turun juga bidadari-bidadari, dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dan menyejukkan bila dipandang mata serta menentramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya.Allah telah menetapkan beberapa wanita mulia sebagai penghuni surga & penghulu (pemimpin) para bidadari, mereka adalah:
· Asiyah

Sebagai istri Firaun (raja yang sangat zalim), ia mampu mempertahankan aqidah yang dibawa oleh Nabi Musa AS, ia tidak tergiur dengan harta, kemewahan, tahta & kekuasaan. Do’a yang selalu ia panjatkan : " Ya Rabb-ku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim." (QS At-Tahriim 11). Ia juga teguh memegang keyakinannya pada Allah semata walapun Fir’aun tak hentinya menyiksa. Sesaat sebelum syahid menjemput, ia tersenyum melihat malaikat-malaikat langit turun mendatanginya dan mengajaknya menuju rumah di sisi Rabbnya di surga.

· Maryam

Lahir dari keluarga pemuka agama Bani Israil, Maryam yang oleh orangtuanya diharapkan lahir laki-laki telah dinazarkan untuk diserahkan kepada Baitul Maqdis dan berkhidmat kepada agama Allah. Hidupnya dijalani dengan penghambaan yang utuh kepada Allah SWT. Ia tak pernah menyesali sesuatu yang tidak pernah dimiliki dan menerima dengan lapang hati taqdir Illahi.

· Khadijah

Wanita mulia yang penuh keikhlasan dalam mendermakan seluruh kekayaanya untuk dakwah Rasulullah SAW, demi tegaknya Islam. Begitu tinggi kedudukan beliau di sisi-Nya sampai-sampai sudah disiapkan untuknya sebuah istana dari permata nan sejuk & damai di surga.‘...Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan harta mereka....’ (HR Ahmad)
· Fatimah

Fatimah yang tumbuh dan berkembang dalam binaan langsung dari ayahanda Rasul yang baik, lemah lembut dan terpuji menjadikannya seorang gadis yang juga penuh kelembutan, berwibawa, mencintai kebaikan plus akhlak terpuji meneladani sang ayah. Rasulullah SAW pun menisbatkannya sebagai wanita penghulu surga.

Setiap wanita berpeluang menjadi bidadari baik di dunia terutama di akhirat kelak, ASALKAN :
· Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.
· Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
· Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan riya.
· Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.
· Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.
· Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
· Ia bermanfaat di lingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya.

"Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)
Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini. Ya Allah jadikanlah kami, ibu kami, kakak dan adik kami serta perempuan-perempuan di sekeliling kami menjadi bidadari di dunia dan akhirat, amiin..


Wallahu’alam bishshowab

-berbagai sumber-


jakarta,131209_02:23

Sendiri

Sunday, December 13, 2009 0 Comments
Seekor merpati terbang sendiri, menerobos mendung kelam
Dia tiada berkawan, entah mengapa???
Dia tidak mengerti kenapa mata itu mencoba mengoyak sedihnya
Merpati mengepak sayap, memandang jauh ke depan… lalu ke atas
Mencoba menemukan sedikit tempat berteduh
Namun di mana???
Kawan-kawan merpati tak ada di sana, sekarang di mana??
Merpati putih yang kecewa, jangan menangis!!!
Jadilah yang terindah dan teruslah jadi yang terindah
Mungkin kau tak menyadari
Di sisimu ada kekuatan besar daripada yang kawan-kawanmu miliki
Terbanglah.. terbang tinggi…merobek-robek prahara
Tunjukkan tegarnya dirimu!!!
Hidup ini tak berhenti sampai di sini
Terus berlanjut sampai waktu yang tak pernah kau duga
Hidup ini adil, seburuk apapun itu
Jangan penuhi pikiranmu dengan kesedihan
Menjadi seseorang yang bisa jadi diri sendiri memang sulit
Tapi tak serumit apa yang engkau pikirkan bila kau pahami
Betapa besar harta yang kau miliki dan betapa indah hal-hal yang mungkin akan kau hadapi
Tersenyumlah sekarang kalau kau sedang sedih dan merasa kesepian
Senyummu menyelamatkan seseorang dari kehancuran
Kalau kau merasa sendiri dan tak seorang pun di sisimu
Cobalah untuk tidak mengasihi diri sendiri
Bukankah lebih baik bagimu untuk berbuat sesuatu yang baik pada orang lain
Daripada kau hanya duduk diam dan menangis???
Pandanglah masa depanmu sebagai
SESUATU YANG INDAH!!!
Jangan pernah merasa takut karenanya
Kau tahu? Ada yang lebih besar daripada ketakutanmu..
Hiduplah dengan HARAPAN dan CITA-CITA yang besar!!!
Yakinlah… di suatu tempat di atas bumi yang sama
KITA AKAN BERSUA KEMBALI!!!


RedZone, Jakarta, 121209_16:28
[Saat kurindu Saudari-saudariku dan mengingat indahnya ukhuwah kita di masa itu… ]

Saat ini memang aku sedang terbang..
Sendirian..
Di belantara yang asing
Tapi… aku yakin!
AKU PASTI BISA!!!!
Aku pasti bisa mendapatkan…
Nuansa indah di belantara ini!
Aku pasti mampu menemukan jawaban
Atas rahasiaNya yang menakdirkanku berada di sini…
AKU PASTI BISA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
SEMANGADH 137x!!!


Backsong : INI MIMPIKU (OST. Film Sang Pemimpi)

Aku berada di tengah keramaian orang-orang
Yang sibuk mengejar mimpinya
Aku melihat indahnya dunia
Di kota-kota yang berbeda nyata sekali
Ini mimpiku…
Yang tak pernah berhenti…
Ini mimpiku…
Aku percaya di dalam hidupku
Kan mimpi yang Tuhan izinkan terjadi
Tangis air mata pengorbanankanku
Takkan pernah membuatku berhenti percaya..
Ini mimpiku…
Yang tak pernah berhenti…
Ini hidupku…
Semangatku juga karna semua yang kucinta!!!
Aku masih sanggup trus berjalan!!!
Ini mimpiku…


NB :
1. Buat semuanya saja, sering-sering kasih THICKO tausyah yak!!! :D Salam kangen dari Jakarta…
2. Buat PINKERS, habis subuh jangan tidur lagi ya!!! Al Ma'tsurat-an!
3. Buat Ria cs yg mau masak2, tega...hiks,aku ga bisa ikut!!!


HUJAN PERTAMA

Sunday, December 13, 2009 0 Comments
Tak terasa sudah 5 hari di Jakarta…
Di luar sana hujan turun dengan sangat derasnya.
Langit memuntahkan kristal-kristal bening menghujam bumi…
Langit riuh bergemuruh…
Hawa dingin menusuk kulit tanpa permisi…
Dan diri ini sedang dilanda SENDIRI…


[Deuh, lagi melankolis nih!Teman sekamar di kost yang notabene sahabat sejak SMA lagi pulang kampung, ke WONOGIRI!!! Alhamdulillah, ditinggali laptopnya sehingga punya teman!]


Hujan ini adalah hujan pertama yang turun selama saya di Jakarta.
Hujan yang menyelipkan sejuta rahasia.
Hujan yang seakan-akan mewakili segenap rasa di jiwa…
HUJAN PERTAMA!!!
Semoga hujan ini tak berlangsung lama, karena terselip khawatir dalam dada.
Jangan banjir ya!!! :D


Redzone, Jakarta, 121209_15:02