Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, July 29, 2012

MELATI [9]: “RABITHAH RINDU” (Keisya-Aisya)

Sunday, July 29, 2012 0 Comments

Dengan menyebut Asma Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…
Biarkan satu halaman terbuka setiap hari…
Renungkanlah rahasia yang ada di dalamnya!

***
Mungkin inilah yang kusebut kerinduan mahahebat. Dan puncaknya tadi setelah shalat Maghrib, tanpa terasa ada bulir-bulir bening yang mencipta jejak di kulit pipi. Seketika, terpanjatlah do’a untuk seorang hawa yang sangat kucinta.
INSPIRASI MAWAR MERAH…
”Indah, sebuah simbol ‘penghargaan’ dan ‘keberanian’...”

Dear My SUPERTWIN, “Kak Thicko” tercinta, tak salah jika kamu sangat menyukai pesona mawar merah. Yup, RED IS YOU!!! Merah itu semangat, mawar itu merah, jadi MAWAR MERAH = SEMANGAT! Hehe…
Aku sangat bersyukur bisa terlahir ke dunia ini tidak sendirian. Tapi Allah Swt menakdirkan kita lahir bersama…ya, aku terlahir bersamamu! Sebuah episode yang sangat membahagiakan…
Kita tumbuh bersama hingga se-GD sekarang. Hmm, banyak hal LUAR BIASA yang tlah kita lalui bersama. Aku sangat bersyukur menjadi saudara kembarmu! Sangat… Meski banyak hal yang berbeda dari kita, karena AKU NORMA BUKAN ETIKA! Dan karena kamu pun ETIKA BUKAN NORMA, tapi kita harus tetap mematuhi NORMA-NORMA dan ETIKA-ETIKA yang berlaku di kanan-kiri kita… ^_^ (eh, tadi pas tarawih ustadznya mbahas ETIKA lho… TOTO KROMO! Hihi… jadi makin kangen sama kamu, Cin!)
***
Biarkan sejenak kurenungi segala hal yang tlah kamu berikan untukku. Sebentuk cinta yang tak mungkin bisa kutuliskan dengan kata-kata, kasih sayang yang tiada tara. Kamulah cerminan diriku, kamulah semangatku, kamu juga INSPIRASI-ku. Kamu yang selalu bisa menguatkanku, di kala aku rapuh dan merasa sendiri. Kamu yang tlah mengajariku arti sebuah kesungguhan, sebuah tanggung jawab, sebuah keberanian untuk menatap masa depan, dengan harapan aku pun bisa menjadi AKHWAT S.M.A.R.T dan V.I.S.I.O.N.E.R (sesuai motto hidupmu), dan masih banyak hal LUAR BIASA yang bisa aku dapatkan dari dirimu…
Paling haru saat kamu selalu berusaha tersenyum meski aku tahu di belakangku kamu sangat sedih, saat aku sakit dulu. Kamu jugalah yang mampu menumbuhkan rasa percaya diri saat aku harus kembali ke sekolah, kamu pun yang selalu mendukungku untuk senantiasa berprestasi dan menjadi anak kebanggaan Babe dan Ibuk. Mbak Thicko, aku selalu bilang kepada Kak Febri (saat dia masih berstatus “calon kakak iparku dulu”): “Kebahagiaan  Mbak Thicko adalah kebahagiaan Cenung yang berlipat ganda. Jadi, buatlah ia selalu bahagia…” (so sweet banget, ya?) Dan diri ini sangat bersyukur, akhirnya kalian bersatu. Membersamai perjuangan kalian adalah episode yang takkan pernah diri ini lupakan. Manager TOBI pun belum pensiun… ^_^
Dan inilah salah satu caraku mengobati rasa rindu. Menulis apapun tentangmu, tentang kita… Membaca kembali apa yang pernah Kak Febri dan kamu tuliskan di buku DNA, catatan harianku tertanggal 24 Maret 2012, 4 hari setelah kalian menikah. Hari di mana kita akan berpisah...
***

“Agh, baru mau nulis  udah mewek nih…#tisu mana tisu? Aku mencintaimu karena Allah… sangat! Entah dengan apa aku membalas kebaikanmu terutama sejak awal kami berproses… Ah, begitu banyak! Hanya Allah yang kuasa membalasnya dengan sebaik-baik balasan. Kamu sangat tahu betapa penuh liku-liku perjalanan untuk sampai ke tahap sekarang! Mungkin aku dulu sempat terjatuh, terluka, bahkna hampir putus asa (kau sangat tahu kisah-kisah masa laluku). Tapi, dengan kekompakan kita, dengan motivasi dan kekonyolan-kekonyolanmu, aku pun bisa bangkit dan kembali melangkah. Terima kasih 137x!
Cenung, kau menjadi salah satu jalan kemudahan dalam perjalananku menemukan pendamping hidup. So, yakini janji-Nya! Allah pun akan memudahkan jalanmu menemukan “Pangeran Kunci Surgamu”. Yakini… yakini!!! Mungkin saat ini Allah tengah mempersiapkan kalian sehingga nantinya kalian akan bertemu dalam kondisi yang TEPAT dan TERBAIK menurut-Nya. SUKSES deh untuk SEMUANYA! Insya Allah, kita akan tetap menjadi SUPERTWIN yang kompak! Tetap “ugal-ugalan” dalam kebaikan eaaa…”[penggalan tulisan Etika Aisya Avicenna dengan jejak-jejak tetesan air mata di kertas catatan DNA-ku itu]

Sepenggal catatan dari Kak Feb, kakak iparku yang luar biasa…
“Syukron katsiron telah menjadi bagian terindah dalam hidupku, banyak hal baru yang didapat setelah mengenalmu. Menjadi sebuah kesyukuran dan kebanggaan yang luar biasa dapat bergabung menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga kecil yang sederhana, harmonis, penuh kehangatan, humoris yang Insya Allah penuh barokah…
Hanya doa-doa terbaik yang bisa aku berikan sebagai balasan atas semua kebaikanmu. Semoga Allah Swt membalasmu dengan kebaikan yang berlipat pat pat :). ISTIQOMAH-lah, wahai Saudariku! Karena tidak ada balasan bagi orang yang ISTIQOMAH kecuali malaikat akan turun kepadanya seraya berkata…”Laa takhauf wa Laa tahzan! Berbahagialah dengan syurga yang telah Allah janjikan untukmu…”
***
TOBI dan Mas Dhody, memiliki kakak seperti kalian adalah kebahagiaan yang luar biasa, hadiah istimewa dari Kun Fayakuun-Nya…
Kita serasa melihat potret kekayaan batin, jika kita senantiasa mensyukuri setiap kenikmatan yang telah Allah Swt berikan untuk kita.  Ini adalah kekayaan hakiki, yang membuat manusia tidak patah, tidak kalah. Sampai kapan pun. Maka, BERSYUKURLAH! Dan Cenung sangat bersyukur menjadi adiknya Mbak Thicko, Kak Febri, dan Mas Dhody… Love u all, coz Allah Swt…

MENDAKI PUNCAK KERINDUAN
Malam kembali menenggelamkan kita dalam pekatnya yang tersirat rindu
Membawa nurani pada gelap yang rindukan cahaya
Cinta kembali penuhi taman-taman hati para perindu
Menyemaikan rindu
Ramaikan suasana pecahkan keheningan malam yang dirindukan

Rinduku kembali menghiba pada angin
Tiupannya membawa pesan rindu
Ingin kukatakan, betapa perjalanan ini adalah cermin puncak kerinduanku
Seketika luruh segala letih yang terasa merindu
Tersapu butiran gerimis kecil, dendangkan nada rindu
Puncak kerinduan yang merindukan dentingan simfoni rindu nan syahdu…

-13 kata rindu untukmu…-
“Di luar sana hujan,cinta…tetap sandarkan kepalamu di bahuku…” ^^v (perjalanan istimewa saat kita duduk berdua menjelajah malam 18 Juni 2010 silam)

[Keisya Avicenna,lembar ke-9 Ramadhan.Senyum keluarga adalah senyum bagi mawar hingga ia senantiasa menebar wangi dan memberikan sarinya. Kini, apapun yang terjadi mawar akan selalu berbahagia untuk semua…Melati sangat mencintaimu, Mawar… sangat!]

Saturday, July 28, 2012

MELATI [8]: BERJUTA CERITA DI KOTA ISTIMEWA_ANTARA AKU dan TUNG DESEM WARINGIN ^_^

Saturday, July 28, 2012 0 Comments


Sabtu… SEMANGAT MEMBURU ILMU!
Hm, ada yang istimewa di Hari Sabtu yang belum sempat terdokumentasikan lewat catatan. Simak, yuks!

Sabtu, 14 April 2012
Bermula dari SMS Kang Saka (sahabat hebatku, businessman sukses dari Jogja) yang mengabarkan kalau tanggal 14-15 April bakal ada Tung Desem Waringin dengan invest sekian juta rupiah. Waktu itu langsung aku balesi, “Huaaa, belajar bisnis bareng TDW adalah impianku no. 79! Hm, tapi ngestokne wae, Kang! Ntar jangan lupa transfer ilmunya…”

Kang Saka pun mbales, “Tapi kalau via aku bisa dapat tiket murah…” (dia pun menyebut angka yang sangat fantastis. Aku pun langsung pesan satu tiket dan menuliskan di buku DNA agenda tanggal 14-15 April 2012: “Mewujudkan impian no. 79!” Bismillah…

Sabtu pagi tanggal 14 April 2012, berangkatlah aku dari Pink Pallace. Tiada yang mengantar ke Stasiun Balapan. Mbolang dhewe’an ki critane… Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00, hm dah nunggu angkun 03 setengah jam kok belum datang-datang yak? Selang beberapa saat kemudian, yang ditunggu akhirnya datang juga. Penuh harap-harap cemas, semoga masih bisa naik Madiun Jaya jam 07.30.

Tiba di Balapan sekitar jam 07.25! Dan ternyata tiket Madiun Jaya sudah habis.  Ada peraturan baru kalau tiket ManJa harus dibeli setengah/ satu jam sebelumnya. Yaaa, kecewa! Itu pasti. Karena rencana awal bisa berangkat pagi, gagal deh… heuheuheu… (*penginnabokinZen!)

Jadwal prameks selanjutnya jam 09.15.
Memanfaatkan waktu menunggu dengan membaca buku pluz hafalan hadits. Karena hari Senin ada muroja’ah. Alhamdulillah, selalu banyak hal tak terduga yang terkadang di luar rencana kita (tetap bersyukur pokoknya!). Tapi yakin aja, skenario dari-Nya pasti jauh lebih luar biasa…

Tak lupa SMS Kang Saka, konfirmasi keberangkatanku dari Solo. Kejutan pertama, aku nggak perlu kebingungan cari rute menuju lokasi acara (Rich Hotel). Karena Kang Saka bilang, nanti akan ada temennya yang mau njemput aku di Stasiun Tugu. Asyiiik… dahsyatnya punya link banyak tuh!

Jam 09.30 berangkatlah aku menuju Kota Jogja. Uhuy, bersenandung dalam hati lagunya Bang Katon.
“Pulang ke kotamu… ada setangkup haru dalam rindu…”
Ckikik… Sesampai di Tugu, aku nunggu sekitar 15 menit kemudian dapat SMS dari sahabatnya Kang Saka. Aku pun nyamperin dia, kenalan, dan kita pun menuju lokasi acara. Hm, pasti dah dimulai deh! Tapi tak apalah…

Sampailah di Rich Hotel. Ketemu Kang Saka, dikasih tiket, dan kita masuk bareng-bareng. Wow! “FINANCIAL REVOLUTION” with Tung Desem Waringin. Asyiiik… super antusias mengikuti acara. Pesertanya mbludak euy…

***
Saat sesi istirahat, kita cari masjid. Weleh, jalan kaki cukup jauh (ealah, ternyata ada jalan pintas tapi kita belum tahu!). Lalu makan siang, dan ada adegan tak disangka-sangka. Aku bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Bozded! Hihi. Dasar tu orang, nggak nyangka bisa ketemu di Jogja. Hehe, “Aku jauh-jauh ke Jogja untuk menimba ilmu, Boz!” (nyengir.com)

Seminar pun berlangsung sangat seru. JOSS!Banyak catatan di buku DREAMON-ku.

“Apapun profesi Anda, Anda harus belajar dan BISA BISNIS!”
“Me-ROMUSHA-kan uang: uang bekerja untuk kita bukan kita yang bekerja untuk uang…”
“Prinsip Ternak Uang: menunda kesenangan, asset alokasi, dan alokasi kesenangan…”
[TDW]

***
Ada sebuah kejadian yang nggak bakalan aku lupain. Saat menjelang Maghrib, aku dan Siti (sahabat Kang Saka) baru nyadar kalau Siti tuh lupa bawain aku helm. Alhasil, kita berdua sempat bingung juga, gimana nanti pulangnya?

Saat kita berdua duduk di masjid (beberapa meter dari hotel), kita rapat cari solusi terbaik. Kang Saka pun ikutan nimbrung. Dia usul kita nekat aja, karena jalanan menuju lokasi kostan Siti “kemungkinan” sepi, kata dia. Halah, solusi nggak solutif tuh… (jitak!). Aku nggak mau nglanggar namaku sendiri, ah! Mikir mikir mikir… Akhirnya, Aha! Aku dapat ide.

Setelah kelar sholat Maghrib, Kang Saka kita tinggal. Haha. Aku dan Siti balik lagi ke parkiran hotel. Langkah kita sangat mantap menuju pos satpam. Ada dua orang bapak “security” di pos itu. Terjadilah percakapan yang sangat ngawu-awu. Xixi… endingnya, ada helm yang nangkring dengan sangat elegan di kepalaku meski aku harus merelakan KTP-ku “digadaikan” semalam. Haha. Transaksi yang luar biasa, bukan?

Aku dan Siti lewat masjid lagi, Kang Saka kayaknya masih di dalam. Akupun SMS dia: “Cenung dah pake helm lhoooh…haha.”
Kang Saka mbales, “Kok bisa???”
***

Acara TDW hari itu berakhir sampai tengah malam, tapi aku dan Siti ngabur duluan. Masih ada sehari lagi bersama TDW di hari Ahad. Kita berdua menikmati malam yang sangat romantis di Istana Pelangi, Monjali. SMS-an dengan TOBI-pun berlangsung sangat seru. Merekomendasikan tempat ini untuk kita kunjungi lagi suatu hari nanti. Uhuy, romantis banget euy… sekitar jam 20.00-an, aku dan Siti pun melanjutkan membelah malam Kota Jogja, berakhir makan nasi goreng udang di daerah kampus UII. Asyiiik…

***
Dari kompasiana.com
Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidupnya? Pastinya semua orang ingin sukses. Para pembaca, orang yang satu ini ternyata telah membawa perubahan dalam hidup banyak orang. Dia telah berpengaruh besar dalam hidup banyak orang. Siapakah dia? Dia adalah Tung Desem Waringin, pria yang telah menyandang gelar sebagai Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia. Pernyataan ini bukan karena ia membuatnya sendiri, tetapi ini telah dibuktikan di dalam tulisan Majalah Marketing dan telah menjadi salah satu tokoh The Most Powerful People & Ideas in Business 2005, hal ini pun dinyatakan oleh Majalah SWA. Sebagai pembicara, Tung Desem Waringin ternyata telah berbicara lebih dari 100.000 orang di Dunia.
Berikut jenjang karir Tung Desem Waringin sebelum menjadi pelatih sukses. Ternyata Beliau Pernah berkarir di BCA dan mempunyai prestasi sebagai berikut:
  1. Hasil Audit terbaik di Indonesia.
  2. Pertumbuhan Kartu ATM terbesar di Indonesia.
  3. Pertumbuhan Kartu Kredit terbesar di Indonesia.
  4. Pemulihan kembali pertama BCA pada saat di Rush tahun 1998.
  5. Tingkat mati mesin ATM terendah di Indonesia.
Kegiatan Tung Desem Waringin saat ini:
  1. Kini setiap hari Rabu jam 17.00, Beliau menjadi pengasuh dari acara radio “SmartWealth” yang disiarkan di radio smart FM.
  2. Menjadi kolumnis rubrik “Road To Be Wealthy” di Majalah Warta Bisnis.
  3. Membantu merubah orang menjadi percaya diri, menyembuhkan orang trauma, phobia, bulimia, menghentikan kebiasaan merokok, membantu orang gemuk menjadi langsing, membuat breakthrough sukses mulai dari anak petani sampai anak mantan Presiden Indonesia, dari lulusan SD sampai lulusan Doktor, juga Top Eksekutif dan Selebritis.
  4. Meningkatkan Bisnis Internet marketing melalui Google AdWords dan SEO (Search Engine Optimization).
  5. Membawakan berbagai seminar motivasi dan revolusi.
Prestasi Tung Desem Waringin sampai saat ini:
  1. Menjadi Konsultan perusahaan dan beliau berhasil meningkatkan pendapatan dari sebuah Media Iklan Gratis di Jakarta sebesar 16 kali lipat dalam waktu 1 bulan. Meningkatkan 100% penjualan di “MANET” Toko Busana Muslim di Tanah Abang.
  2. Meningkatkan 100% Aset Bank Lestari di Jl. Teuku Umar 121 Denpasar Bali & 2.000% kredit sepeda motornya di Bali.
  3. Meningkatkan penjualan rata2 sebesar 40% dari total 9.800 Sales dari Columbia Elektronik dan Furniture, hanya dalam sebulan setelah training dilakukan.
  4. Sales shampoo Selsun naik 200%.
  5. Membuat Perusahaan Properti Coldwell Banker Sigit Tangerang Menjadi Top Office selama 3 Bulan berturut - turut.
  6. Penjualan di Millenium Handphone & Accessories naik 500%.
  7. Meningkatkan penjualan Gapura Prima Group (The Bellezza, Bellagio) 400% hanya dalam waktu 1 bulan setelah training dilakukan.
  8. Terpilih menjadi “10 Eksekutif 2003 versi Lions Club Surabaya Patria dan Jawa Pos Group.
  9. Terpilih oleh Museum Rekor Indonesia ( MURI) sebagai Penulis Buku Inspirasional Pertama Financial Revolution di Indonesia yang penjualannya melebihi 10.511 exemplar pada hari pertama peredarannya.
  10. Pembicara Terbaik di Indonesia, Motivator Terheboh & Pelatih Sukses No.1 di Indonesia Versi Majalah Marketing.
  11. Terpilih Sebagai The Most Powerful People In Business 2005 Versi Majalah SWA.
  12. Beliau ditempatkan di peringkat tertinggi di Majalah Pilar Bisnis edisi November 2002 sebagai pelatih yang mampu merubah CEO atau Top Eksekutif menjadi Lebih Hebat lagi.
Belajar dari orang-orang SUKSES negeri ini… Semoga menginspirasi!
***
Eh, ada tulisan Inta (adiknya Kang Saka) di buku Dreamon-ku.
“Together everyone achieves more.”
“Sekarang saatnya membuka lembaran baru sebagai seorang entrepreneur. Selamat datang di dunia penuh kebebasan! Bebas menentukan waktu, langkah, dan penghasilan Anda. Jarak antara Anda dengan dunia pengusaha hanyalah satu langkah, yaitu ACTION!”
(Inta tak suruh nulis kata-kata yang ada di buku “The Power of Kepepet”. Dan dia milih nulis bagian itu. Keren, ya? ^_^)

Semangat mengikuti jejak bisnis Bunda Khadijah!
KAYA HATI, KAYA ILMU, KAYA AMAL, KAYA HARTA!!!

[Keisya Avicenna, lembar ke-8 Ramadhan…nulis cepat sambil mengenang kisah awesome ituh…]


Friday, July 27, 2012

MELATI [7]: TEPAT dan TERBAIK

Friday, July 27, 2012 0 Comments

TEPAT dan TERBAIK [1]
(Juni, 2010)

Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK

Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung

Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK

Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu

Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK

Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam

Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan: kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…

Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…

Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki

Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri di detik akhir perjalanan TERBAIK ini….

Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan

Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba

Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK

Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka

Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…

Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya…

Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…

Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga

Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…

***

TEPAT dan TERBAIK [2]

Lanskap kehidupan terhampar TEPAT di palung hati
Saat cinta TERBAIK kita bermula tumbuh…

Biarkan rindu kita TEPAT luluh bersama malam
Lalu membakar sukma TERBAIK sampai fajar menjelang

Ketika cakrawala TEPAT terbentang…
Menghadirkan jarak dari dua tempat TERBAIK yang berbeda

Masih tersimpan rahasia hati TEPAT rapat-rapat
Di mana ada lelah dan ketegaran TERBAIK yang menjaganya

Menyuguhkan dengan TEPAT rasa pilu yang tak terungkapkan
Di mana ada kenangan TERBAIK tentang hari-hari kita yang lalu

Senja pun turun perlahan TEPAT di ufuk barat sana
Menghayati setiap goresan TERBAIK dalam pesona merah saga yang ditinggalkannya…

Sebuah nama masih terperangkap TEPAT di rangka langit
Pada semesta, asa TERBAIK itu masih tergelar dalam do’a berbait-bait

Selarik pelangi terbentang TEPAT di batas cakrawala
Saat penantian TERBAIK-ku pun kian ranum oleh derap sang kala

Aku tuliskan kembali sajak-sajak terindah, TEPAT pada larik bianglala…
Mengemasnya dalam bingkisan TERBAIK berlabelkan cinta

Aku titipkan rinduku TEPAT pada embun pagi di rerumputan…
Membungkusnya dalam kado TERBAIK berlabelkan kasih sayang

Pusaran waktu membuatku terhempas, TEPAT dalam sunyi
Bersama lirih zikir TERBAIK yang selalu kulantunkan…

Saat rindu dengan TEPAT melenyapkan jarak…
Meniti ulang segala jejak TERBAIK yang dulu pernah kita genggam

Menyibak kabut keraguan yang menjalar TEPAT di relung hati
Saat cahaya TERBAIK sang dewi malam melumuri langit yang berselimutkan sepi

Pancaran nuansa bening TEPAT terlukis di dasar jiwa
Pada masa TERBAIK saat kita mengucapkan rerangkai kata untuk sebuah janji suci nan setia

Kelak… saat mataku TEPAT memaku mata teduhmu
Satu yang kupinta, kenanglah segala kisah TERBAIK tentang kita selamanya…

Setelah luka kehampaan itu TEPAT hilang dan pudar jejaknya…
Bersama itu pula kita merajut impian TERBAIK yang takkan lekang karena usia

Biduk yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku
Sampai akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja

Kubingkai binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang
Berpendar di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya

Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…

[Keisya Avicenna, lembar ketujuh Ramadhan]

NB: Akhirnya, setelah setengah jam belajar nulis puisi super kilat… (*request seorang sahabat untuk melanjutkan TEPAT dan TERBAIK session 2). Pokoknya, ini hasil latihan nulis ala Keisya Avicenna, dilarang protes! Xixixi :)








MELATI [6]: “MANUSIA CAHAYA”

Friday, July 27, 2012 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Thursday, July 26, 2012 at 5:13pm ·
Waktu berkurang dengan pola keteraturan yang sempurna, dan hidup terus berubah mengikuti arah takdir dari Sang Pencipta. Bulan Juli akan segera berlalu dan bulan baru akan datang dengan harapan yang semakin tinggi.

Aku berpikir dan menyusun kembali rencana-rencana jangka pendek. Tak mungkin aku tidak bersyukur karena dalam banyak keterbatasan, Allah Swt memberiku banyak anugerah yang tak terkira. Salah satu yang paling kusyukuri, pada tahun 2011 lalu aku sudah menyelesaikan pendidikan S1-ku di Solo. Alhamdulillah, Sarjana Science sudah mengikuti nama belakangku. Yasmin Nur Aini, S.Si.

“Ingatkan engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya…” penggalan lagu Letto sebagai nada dering dari handphoneku membuyarkan konsentrasiku.

Kututup buku harian dan kuambil handphoneku.
”Siapa sih pagi-pagi telepon?” gerutuku melihat nomor tak dikenal.
“Hallo. Assalaamu’alaykum…”
“Wa’alaykumussalam. Yasmin, Apa kabar?” suara seseorang di seberang.
Suara perempuan.
“Alhamdulillah, baik. Hey, maaf, siapa ya?” jawabku kurang ramah.
“Waduh, Yasmin. Kamu tidak berubah, ya? Galak! Ini Asty, ingat tidak?” perempuan di seberang akhirnya mengaku.
Betapa terperanjatnya aku.
“O, Asty. Wow, surprise di pagi hari nih! Apa kabar? Kamu kemana aja? Dah lama kita lost contact, aku bingung mau tanya siapa lagi,” berondongku tak sabar.

Asty tertawa terkikik.
“Syukur deh kalau kamu terkejut. Aku tidak sengaja menemukan nomormu di buku harianku, ternyata kamu masih setia dengan nomor ini. Alhamdulillah, kabarku baik. Aku terdampar di Pulau Borneo, ikut suami,” jawabnya.
Aku yang sudah kaget lebih kaget lagi.
“Apa? Suami? Kamu sudah nikah? Jangan-jangan aku juga sudah punya keponakan? Tega banget sih kamu tidak memberi kabar?“

Alisku sedikit terangkat. Aku semakin surprise setelah mengetahui banyak hal yang sudah jauh berbeda pada kehidupan sahabat terbaikku selama 3 tahun di SMA. Setidaknya kami memiliki kedekatan luar biasa, tak hanya bersahabat, kami juga memiliki tanggal lahir yang sama.

“Iya, tetapi kamu tidak usah terlalu heboh gitu. Ceritanya panjang, Yasmin. Kapan kita bisa ketemu? Aku sekarang lagi di Jakarta. Kata temen, kamu sekarang juga kerja di Jakarta, ya?”
Ucapan Asty membuatku semakin heboh, “Ah, yang benar? Kamu lagi di Jakarta? Oke-oke. Kita harus ketemu. Nanti SMS-an saja, ya!”

Luar biasa, akhirnya setelah hampir 5 tahun tidak bertemu, kerinduan ini akan terobati. Banyak kejutan untukku dari-Mu. Terima kasih, ya Rabb.

Aku segera beranjak dari tempatku duduk kemudian bersiap berangkat kerja. Ada semangat yang membuncah di dalam hati, semangat yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.

***
Siang ini banyak naskah yang harus kuseleksi karena tiga hari lagi rapat redaksi. Pekerjaan menjadi editor di majalah yang menghadirkan informasi, hasil riset, segala hal yang berkaitan tentang flora dan fauna ini memang membutuhkan tenaga ekstra, tetapi aku sangat menikmatinya. Meski sedikit melenceng dari basic keilmuanku waktu kuliah namun aku tetap bisa mengeksplorasi ilmu science-ku dalam kemasan yang berbeda. Tidak melulu berkutat di laboratorium, aku juga merambah dunia jurnalistik.

Saat jam istirahat, handphoneku bergetar.
“Sore ini bs ktmu d Halte Busway Harmoni?” SMS itu datang dari Asty.
Segera aku membalas, “Insya Allah. Hr ini ak slesai ngantor jam 16.30. Paling cpt smp Harmoni stngah jam. Ydh, nnti ketemuan d sana.”
Aku semakin semangat untuk segera menyelesaikan target pekerjaanku hari ini.
***

18.30 WIB di kontrakan Yasmin
Aku dan Asty melanjutkan kembali episode mengobati kerinduan di antara kami. Lima tahun bukan waktu yang singkat, betapa heboh pertemuan kami.

Dan pembicaraan berubah serius, “Yasmin, sebenarnya tujuanku ke Jakarta untuk berobat, lebih tepatnya melakukan pelepasan.”

Asty menatapku dengan roman muka berkerut. Ada gurat kesedihan di wajahnya.
Aku kaget sekali, “Hah, kamu kenapa? Pelepasan? Apa maksudmu?” alisku mencuat.
Wajah Asty berubah sendu, seolah tengah dilanda kegalauan yang maha hebat. Aku tenggelam dalam putaran arus kehidupan yang dilanda sahabatku itu.

“Perjalanan hidupku adalah lakon yang sulit ditebak, pernah menjadi sahabatmu, lalu pergi ke Jakarta mengikuti ayahku, di kota ini aku hamil yang tak kuketahui siapa ayah dari bayiku.”

“Aku pernah menjadi pelacur, melayani jumlah yang tak terhitung. Aku ditolong seorang lelaki yang mengentasku dari lembah hitam. Ia membawaku merintis hidup baru di Kalimantan. Sekarang, rahimku digerogoti kanker dan harus berobat di Jakarta.”

Lidahku kelu, tak menyangka dengan apa yang terjadi pada Asty.

***
 “Ingatkan engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya…” nada deringku memanggil di saat aku tenggelam dalam mimpi.

Dari nomor tak dikenal.
“Hallo, Assalaamu’alaykum,” jawabku.
“Wa’alaykumussalam. Mohon maaf, saya harus menyampaikan kabar penting, Yasmin. Asty meninggal dunia,” jawab suara seorang laki-laki di seberang, aku mengenalinya sebagai suami Asty.
Aku terbelalak, kantukku langsung hilang.
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, kemarin kami masih SMS-an dan Asty baik-baik saja. Mas Andre sekarang di mana?”
“Di Rumah Sakit Harapan,” kata laki-laki itu.
“Saya segera ke sana.”
Di rumah sakit kudapati Asty sudah tidak bernapas, amat konyol ketika aku mengguncang tangannya berusaha membangunkannya.

***

Mataku masih sembab meski telah tiga jam yang lalu aku mengantarkannya ke tempat peristirahatan yang terakhir.
“Yasmin, sebelum meninggal Asty menitipkan amplop ini kepadaku,” kata Mas Andre, sedikit mengagetkanku.
Dengan bergegas kubuka amplop itu, dan segera kukenali jenis tulisannya. Tulisan Asty.
Selamat ulang tahun, Yasmin!
“Kebahagiaan adalah saat kita mau memberi dan menjadi MANUSIA CAHAYA:
bermanfaat bagi orang lain.”
-Asty-

Tak terasa meneteslah air mataku saat menatap foto yang aku temukan di dalam amplop itu. Foto terakhir saat kita berdua. Aku berkata kepada foto itu seolah aku sedang berhadapan dengannya, ”Ginjalmu masih berfungsi dengan baik di dalam tubuhku, Ast. Terima kasih atas pengorbananmu kepadaku tujuh tahun yang lalu…Selamat ulang tahun, Asty!”

[Keisya Avicenna, lembar keenam Ramadhan. Sebuah cerpen lama yang detik ini membuatku merindukan “Asty”]