Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, January 28, 2013

Saat Kepakan Sayapku pun Lengkap

Monday, January 28, 2013 0 Comments

“And theres a couple words I want to say… “

By: Keisya Avicenna





Rerentet aksara ini menari…
Dalam goresan pena dari gerakan jemari
Kertas putih pun pasrah terbentang
Mencoba lukiskan cinta dalam untaian kata
Curahkan kerinduan yang menghentak di dada
Untuk belahan jiwa tercinta

Dunia pun tersenyum menyambut…
Perasaan tulus yang tengah tercipta
Teruntuk sosok istimewa
Kekasih hati pilihan-Nya



Cinta, telah berbilang waktu
Detikku berlalu bersamamu
Dan diri ini tak pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…

 Sayang, aku ingat nasihat emas Rasulullah Saw. :
 “Maka perhatikanlah wahai istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu? Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad]
Sayang, aku berharap surga!
Ya, aku sangat berharap surga!
Dan engkaulah salah satu kunci surgaku, Sayang…
Maka, bimbinglah aku!
Buatlah aku mampu melakukan apapun yang membuatmu ridho padaku…
Dengan begitu, Allah pun akan meridhoiku
 




Cinta, aku berharap agar kita selalu melangkah bersama
‘tuk menggapai ridho-Nya
Seandainya ada tinta emas dalam pena perjalanan kita…
Mari kita tulis bersama
Episode cinta kita yang penuh makna!
Karna hanya mendamba surga dan keridhoan-Nya semata
Bersyukurlah kepada-Nya, Cinta…
Sebelum engkau ucapkan kata terima kasihmu padaku





Sayang, asa hadirmu adalah selaksa makna
Selaksa makna yang dapat kutulis di antara kelopak edelweiss
Bermekaran indah nan abadi di taman hati ini
Sayang, jika cinta itu hanya sebuah mimpi…
Mungkin Hawa-pun akan tetap tinggal di surga
dan aku tak akan pernah terlahir ke dunia ini



Sayang, cinta telah membuat dunia ini menjadi hidup
Cinta adalah bagian kehidupan dari manusia
Dimana keindahan tumbuh di saat memberi atau menerima
Di saat berbagi tangis juga tawa
Dan engkaulah cintaku, Cinta…
Bersama kita ‘kan membangun rumah terindah di dunia, jua di surga
Tempat di mana jiwa kita berlabuh…
Tempat di mana rindu kita berteduh…

TOBI

Monday, January 28, 2013 0 Comments
TEPAT dan TERBAIK = Norma dan Siswadi
[J.Co Botani Square, Bogor]

 Ngunduh mantu, 18 November 2012


Inilah MIMPI kita!

 Aksi SUPERTWIN with their SUPERGUARD


 Kepiting penuh cinta [TOBI]


Steak dan TOBI [Bogoromantic]

Aksara Kembara [2]: “Merindumu dalam Spirit MAN JADDA WAJADA featuring MAN SHABARA ZHAFIRA”

Monday, January 28, 2013 0 Comments



“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat.”
Kalimat berdaya itu menjadi spirit awal saya menuliskan kisah ini. Kisah yang Allah izinkan terlukis indah pada hari Kamis, 12 Rabi’ul Awal 1434 H. Bertepatan dengan tanggal merah dan libur nasional Maulid Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.

Pagi itu, saya dan Mas Sis sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saya sibuk dengan buku yang sedang saya baca dan Mas Sis pun sibuk dengan laptopnya. Tapi kemudian segera kita hentikan aktivitas pagi itu lanjut bersiap untuk sarapan dan sederet rencana mengisi liburan hari itu dengan kegiatan yang produktif.

Berhubung peralatan masak masih di Bogor, sarapan pagi pun masih berstatus “jajan di warung”. Hehe. Takapalah, tetap romantis kok! *gubraaak. Selesai sarapan mampirlah kita ke SBC milik sahabatnya Mas Sis. Mereka berdua pun asyik diskusi dan saya pun kembali tenggelam dengan buku yang sedang saya baca.

Awal tadi jumpa dengan sahabat Mas Sis itu beliau bilang: “…Kenalin ini istriku…(dst)…” Beliau pun langsung tanya ke Mas Sis, “Wah…antum tambah gemuk sekarang. Istrinya dah ‘isi’ belum?” Hehe. Deg! Lagi-lagi dapat pertanyaan itu. Kita pun menjawab sambil request do’a. Dan mereka pun kembali asyik mengobrol, apalagi kalau bukan obrolan seputar dunia bisnis. Telinga ini menyimak tapi hati dan mata konsen juga pada buku yang sedang saya baca.

Tahu gak, ini buku kereeen banget! Sebuah buku tentang beragam kisah penantian akan hadirnya sang buah hati. Sebuah buku yang berisi penuturan jujur para pendamba momongan. Judulnya, “YA ALLAH, BERI AKU SATU SAJA…”

“Ya Rabbi, anugerahkan padaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.” (QS. Ash-Shafat [37]: 100
Ah, pelajaran tentang sebuah “Kesabaran Tak Berbatas” tentang:
1.     Sebentuk Ujian
2.     Kunci untuk Melalui Ujian tersebut:
a.     Segera sadari bahwa itu merupakan ujian dari Allah. Renungkan QS. Ali Imran ayat 14.
b.     Kuatkan ikatan kita dengan Allah dan ikatan hubungan suami-istri.
c.      Berusahalah secara optimal.
d.     Berdo’a.
e.     Pasrah dan ikhlas dengan segala ketentuan Allah.

Kisah-kisah dalam buku ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan do’a dan harapan pada saat yang TEPAT dan TERBAIK. Lagi-lagi tentang keyakinan dalam dua kata mahadahsyat: TEPAT dan TERBAIK! Saat seluruh upaya telah dikerahkan. Saat kita sebagai manusia berada di titik maksimal kepasrahan kepada Allah. Saat tak ada kekuatan yang kita harapkan selain kekuatan dan kekuasaan-Nya. Semua terangkum dalam 2 kata: TEPAT dan TERBAIK! ^_^
***

Jam 09.00 acara silaturahim pagi pun selesai. Lanjut kami merapat ke Masjid Al-Muhajirin Banyumanik. Ada agenda seru peringatan Maulid Nabi: “SEMARANG MENGKHATAM QUR’AN” bersama Uda Ahmad Fuadi (penulis Negeri 5 Menara) dimoderatori oleh Ustadz Sunaryo Adhiatmoko dari PPPA Daarul Qur’an.

Ini kali kedua saya bertemu dengan Uda Ahmad. Pertama dulu saya bela-belain ‘telat’ datang ke GO untuk bertemu dengannya di FISIP UNS, sampai akhirnya saya jadi penanya, dapat pin Negeri 5 Menara plus goresan pena di catatan harian saya. Hehe. Kalau inget kejadian itu saya ngikik sendiri. Ke GO naik taxi dan telat 5 menit. Gubraaak!

Uda Ahmad pun membuka talkshow interaktif dengan kisah singkat perjalanan Rasulullah, perjalanan manusia agung yang harus senantiasa kita teladani. Perjalanan hidup Rasulullah pun mengingatkan kita tentang perjalanan seorang penuntut ilmu. Karena perjalanan penuntut ilmu = perjalanan yang penuh berkah = perjalanan yang senantiasa dikawal oleh malaikat.

Uda Ahmad pun menyampaikan tentang “ MIMPI dan SPIRIT MAN JADDA WAJADA”. Beliau putar kembali video perjalanan hidupnya, thriller film Negeri 5 Menara, dan penyampaian motivasi yang berdaya. Plus menyampaikan 3 jenis do’a: do’a untuk diri sendiri, do’a untuk orang lain, dan minta do’a dari orang lain.

Yups, disinilah saya kembali belajar tentang keajaiban impian dan cita-cita, tentang do’a yang harus senantiasa kita bela dengan spirit “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil! Dan spirit itupun harus dibarengi dengan semangat “Man Shabara Zhafira”. Siapa yang ber-SABAR dia akan BERUNTUNG!”

Pada akhirnya, saya pun menyimpulkan tentang semangat DNA. DNA juga merupakan impian saya, impian Mas Sis, dan impian beberapa rekan-rekan hebat kami untuk mendirikan sebuah ‘markas bisnis’ yang mampu bermanfaat dan berkontribusi lebih banyak lagi untuk umat. DNA. Dream ‘N Action!

Sekali lagi, jangan pernah meremehkan impian dan cita-cita kita, karena Allah Maha Mendengar. Lebihkan usaha kita di atas rata-rata usaha orang lain, dan teruslah MENULIS! Karena menulis akan membawa lebih banyak kebaikan pada waktu yang lebih panjang. Nafas kita pasti berujung tapi salah satu amal jariyah yang bisa kita tinggalkan adalah ilmu bermanfaat yang didokumentasikan dalam sebuah karya yang berisi aksara-aksara yang berdaya.

Dan inilah salah satu impian terbesar saya yang terlantun dalam sebuah do’a yang diajarkan oleh Nabi Zakaria…
“Robbi hablii miladunka dzuriyyatan thoyyibah. Innaka samii’uddu’aa…”
Ya Rabbi, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar. (QS. Ali Imran [3]: 38)

Semoga catatan ini bermanfaat dan mari saling mendo’akan… ^_^

[Keisya Avicenna, 26 Januari 2013 @Istana KYDFENS Wonogiri]


Sunday, January 27, 2013

Aksara Kembara [3]: “Hujan dan Makna Sebuah Ketegaran”

Sunday, January 27, 2013 0 Comments
Aku dan berjuta juta manusia lainnya terlahir untuk mencintai hujan. Entah kenapa aku selalu sepakat bahwa kehadiran hujan membawa damai tersendiri di sudut hati. Hadirnya bagaikan mengantarkan tapak-tapak rindu untuk mendekat dan mencumbu di selaksa relung hati yang kering.Setiap tetesnya adalah anugerah, setiap tetesnya adalah berkah. Melati di taman merekah karnanya, padi di sawah menghijau karna curahnya. Setiap tetesnya adalah tasbih, maka seluruh alam memujanya. Hujan dan aku cinta!
***
Aku duduk di sini, awalnya sendiri. Namun lantas sekerumunan kenangan menyeruak memaksa masuk ke dalam otak, dan mendorong paksa airmata keluar Meski airmata bertahan sekuat tenaga agar tidak terjun bebas, tapi ia kalah. Kenangan itu terlalu kuat dan tak kuasa dilawannya. Airmata pun luruh seketika. Sementara kerumunan kenangan itu asyik berpesta pora, di dalam sana.

Di sana, Tuan, kita duduk bersama. Memesan minum bersoda dan sekantung kentang goreng asin. Aku asyik memandang layar laptop yang berkedip-kedip mengajakku bermain di ruang penuh kata-kata. Sementara dirimu, sesekali memijati bahuku yang letih, mengelus perut buncitku yang di dalamnya terbaring nyaman bayi kita. Sesekali pula, aku mengangkat kepala dan menoleh kepadamu, yang sigap memberikan senyum termanismu, sore itu. Senja jatuh, dalam diam di matamu yang teduh.
*mengenang almarhum, di suatu sudut Mcd Simpang Dago*

Deg! Gerimis hati ini bersamaan dengan embun di sudut mata saat aku terpaku membaca status sosok salah satu penulis favoritku. Sosok yang sangat inspiratif dan akupun menatap langit memanjatkan do’a. “Ya Rabb, suatu hari nanti izinkan aku bertemu dan belajar banyak dari beliau. Kabulkanlah pintaku…”

Hingga pagi itu, tergerak jemari ini menarikan tuts-tuts di Doralepito, mencoba menyapa di wall Fb-nya. Ajakan untuk bertemu dan Alhamdulillah, aku mendapatkan sambutan yang sangat antusias dan luar biasa. Bandung, sungguh aku sangat mencintaimu! Dan Engkau Ya Rabb… Engkaulah tempat bermuara segala pinta dan takkan lama lagi salah satu impianku Engkau izinkan menjejak nyata.

Bandung, 8 Januari 2013
Hari ke-4 aku di kota Bandung. Baru pertama kali ditinggal Mas Sis mudik, sungguh membuat fisikku menjadi lemah. Aku memutuskan selama seminggu beliau di Semarang aku nggak ingin berlama-lama di Bogor. Justru akan semakin menyiksaku dengan sebuah kata: rindu. Akhirnya, meski raga sedikit payah, aku bulatkan tekad untuk ke Bandung setelah setengah hari aku mengikuti diklat pengajar GO (tanggal 5 Januari itu). Aku terpaksa izin tidak bisa full karena fisikku yang gak bersahabat. Dan akhirnya aku larikan raga dan jiwaku ke kota Bandung. Hehe. Ah, Bandung dan aku ingin memperkaya jiwaku!

Hingga akhirnya terjadilah pertemuan istimewa di McD Simpang Dago. Pertemuan istimewa dengan sosok istimewa. Beliau adalah Bunda Lygia Pecanduhujan. Sosok yang tak asing di komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis). Sosok penulis dengan karya-karya yang sangat mencerahkan dan sudah sangat banyak bertebaran di jagad perbukuan Indonesia. Bunda Lygia membawa Ipank, putra ketiganya yang baru berumur 7 bulan. Nggemesin banget deh…

Pertemuan pertama begitu menggoda, selanjutnya sungguh terasa semakin istimewa dan bertabur cinta. SUPERTWIN begitu terpesona dengan sosok bunda inspiratif satu ini. Bunda Lygia yang begitu ramah, supel, murah senyum, humoris, pokoknya enak banget deh orangnya (hihi, renyah kayak kentang goreng ^_^). Sosok bunda yang sabar, tegar, dan top abiz dah…

Langsung deh keesokan harinya aku update status:
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Simpang Dago pun menjadi saksi pertemuan istimewa kita yang bertabur cinta. Tanpa terasa 3 jam kita bersama, saling bertukar cerita dan saya begitu banyak mengambil pelajaran atas apa yang engkau sampaikan, bunda...
"Allah memberikan ujian dalam hidup kita, lengkap dengan kunci jawabannya. Hanya saja kita perlu lebih jeli mencari dimana letaknya." KEEP WRITING!

Begitulah kalimat yang tersusun dari aksara-aksara penuh daya yang Bunda Lygia Pecanduhujangoreskan di catatan harian saya usai perjumpaan kita . Terima kasih, Bunda!

***
Engkau yang malam ini bersedih, dengarkanlah ini…
Ketahuilah bahwa setiap tetes dari matamu yang jujur itu bernilai satu telaga kebaikan jika engkau tetap memelihara keikhlasanmu, bahwa keburukan yang terjadi kepadamu –walau pedih dan pilu– adalah sesungguhnya kebaikan.
Bagaimana mungkin Tuhan yang sangat mencintaimu akan membiarkanmu terlukai –jika bukan karena niatNya untuk memuliakanmu?
Sesungguhnya, bagi jiwa yang ikhlas – keburukan adalah kebaikan yang belum sampai pengertiannya.Bersabarlah, sampai datang waktu di mana engkau mengerti, bahwa ini semua adalah untuk kebaikanmu. Seperti semua keburukan yang telah kau lalui sebelumnya yang ternyata menyampaikanmu kepada keadaan yang lebih baik.
Damaikanlah hatimu, serahkanlah semuanya kepada Tuhanmu, dan penuhilah hak tubuh dan jiwamu untuk beristirahat dengan baik.
Semoga engkau dibangunkan esok pagi sebagai jiwa damai yang dicintai dengan tulus dan yang baik rezekinya.Aamiin. [Mario Teguh]

***
“Cinta selalu menitipkan rindu pada hujan. Sebentuk keindahan yang mencintai kebaikan. Dan aku sangat mencintai hujan dengan segala tetes ketegaran jua ketenangan. Hujan, basahi jiwaku hingga seluruh. Aku bersyukur telah mengenalmu sebagai warna momentum yang berbeda. Namun dalam hidupku, kau sungguh indah terasa…”
[Catatan DNA Keisya Avicenna, 3 April 2012]

Inilah aksara kembaraku mencoba mendokumentasikan sepenggal kisahku bersama sosok yang kaya akan rasa sabar dan bergelimang rasa syukur. Dialah Bunda Lygia Pecanduhujan. Tak akan pernah habis tintaku untuk menceritakannya hingga aku sendiri yang akan kehabisan kata-kata untuk menceritakan segala rasa yang terendap dalam jiwa.

Terima kasih, Bunda Lygia… Semoga Allah senantiasa menitipkan bahagia untukmu dan seluruh keluarga tercinta. Aamiin…

[Keisya Avicenna, 27 Januari 2013 @Istana KYDFENS Wonogiri]