Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, May 20, 2011

HARKITNAS KE-103

Friday, May 20, 2011 0 Comments

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS KE 103 TANGGAL 20 MEl, TAHUN 2011
Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.
Salam Sejahtera bagi kita semua
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Pertama-tama, sebagai insan yang beriman, saya mengajak saudara-saudara untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas perkenan dan ridhoNya pula, pada pagi hari ini seluruh bangsa Indonesia, insya Allah diberikan kesehatan dan limpahan karunia untuk secara bersama-sama menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 103 tahun 2011. Tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2011 yaitu Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke 103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera", saya anggap sangat penting untuk kita renungkan bersama dihubungkan dengan berbagai dinamika yang berkembang akhir-akhir ini di seluruh penjuru tanah air.
Saudara-saudara peserta upacara yang saya cintai.
Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908, maka pada tahun 2011 ini, kita sudah lebih seratus tahun berproses dalam kesadaran kebangsaan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan Jati diri dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. WaJah dan corak ke-Indonesian-kitapun tentunya telah banyak mengalami perubahan, dan perkembangan. Nilai-nilai kebangsaan selama 103 tahun tersebut telah mengalami pasang surutnya, seiring dengan perubahan jaman dan tuntutan masyarakat itu sendiri.
Perubahan dan tuntutan ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti berada dan menyatu dalam proses perjalanan bangsa Indonesia. Kita telah sama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan dan bahkan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Namun demikian, bangsa Indonesia masih tetap kokoh dalam suatu rumah besar seluruh bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itulah, dalam rangka tetap menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, tentunya sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, kita tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan tersebut, khususnya dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang secara terus menerus akan terjadi.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Kalau kita sejenak menengok kebelakang proses lahirnya pergerakan kebangkitan nasional, bahwa perjuangan para pemuda pada masa itu dihadapkan pada berbagai situasi yang sangat kompleks. Suatu situasi dimana antara ketidakadilan, pengingkaran hak-hak asasi manusia, diskriminasi, ketidaksamaan (inequality) , jurang perbedaan antara kelompok masyarakat atas dan kelompok masyarakat bawah, serta kontradiksi perikehidupan dan konflik terjadi di masyarakat. Inilah faktor yang mendorong Illotivasi dan tekad para pemuda untuk berjuang membangun bangsa yang berdaulat, melepaskan diri dari ketidakadilan dan tindakan semena-mena, serta cita-cita luhur mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Maka lahirlah pergerakan Budi Utomo yang mampu memicu munculnya organisasiorganisasi pergerakan kaum muda, baik yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan, dan kepemudaan. Organisasi-organisasi yang berdiri atas dasar kedaerahan antara lain: perkumpulan orang-orang Ambon, Ambonscl1 Siudiefonds (1909), perkumpulan golongan Minahasa melalui Rukun Minahasa (1912), Paguyuban Pasundan (1913), dan Sarikat Sumatera (1918). Kemudian, lahir organisasi politik seperti Sarekat Islam (1911) dan De Indiscf1e Partij (1912). Muncul pula pergerakan serikat pekerja seperti Vereniging van Spoor en Tramwegpersoneel (1908) dan Perserikatan Pegawai Pegadaian 8umiputera (1916). Pergerakan keagamaan seperti Muhammadiyah (1912), Persatuan Islam (1923) dan Nahdlatul Ulama (1926); pergerakan wan ita seperti Putri Mardika (1912) dan Kautamaan Istri (1913), serta pergerakan pemuda seperti Jong Java dengan munculnya Tri Koro Darmo (1915), Jong Sumateranen Bond (1917), Jong Minal1asa (1918), dan munculnya organisasi kepanduan Javaansche Padvinders Organisatie pad a tahun 1916.
Munculnya berbagai organisasi itu, mewarnai bangkitnya nilai-nilai nasionalisme dan berlanjut pada tahun 1928 dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi -khususnya organisasi kepemudaan---mewujudkan suatu gerakan nasionalis sejati melalui Sumpah Pemuda: "Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa " . Angkatan 1908 dan 1928 adalah contoh klasik, bagaimana segolongan cendikia muda dapat menggerakkan kehidupan politik dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Isu-isu yang diusungnya seperti kolonialisme dan imperialisme telah membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia. Generasi itu memang istimewa; berani menentang kolonialisme dan menyodorkan suatu keadaan lain yakni cita-cita Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1908 dan 1928 kaum '!e'pelajar yang bercita-cita Indonesia merdeka membangun nasionalisme melalui pikiran dan cita-cita yang digerakkan dalam organisasi pemuda. Selanjutnya para pemuda tahun 1945-1949 adalah para pemuda pejuang yang membangun nasionalisme melalui tetesan darah dan bau mesiu dalam revolusi kemerdekaan. Revolusi saat itu telah berfungsi membangun nasior,alisme tanpa pandang bulu, revolusi telah menjadi motor penggerak mobilitas sosial yang cepat merasuki seluruh komponen bangsa. Pemuda angkatan 1945 telah membangun nasionalisme melalui romantika perjuangan dan menanamkan sahamnya dalam revolusi kemerdekaan. Demikian pula dengan angkatan 66, angkatan 98 yang
melahirkan reformasi, secara hakiki, nilai-nilai perjuangannya tidak lain adalah untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan sesuai dengan zamannya.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Dalam perjalanan sejarah nasional Indonesia, nasionalisme pada zaman penJajahan baru pada taraf ingin mempunyai negara yang bebas merdeka; meliputi perjuangan untuk kesatuan bangsa. Setelah merdeka, nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegari' tanpa mengalami tekanan ' dari pihak lain. Sampai seberapa jauh hal ini berkembang, bergantung pada bagaimana penerapan cara berpikir nasional dan bersikap terhadap kesadaran bernegara para warganya. Menapaki perjalanan sejarah kebangkitan nasional Indonesia, maka cara berfikir nasional dalam membangun Indonesia baru di masa depan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan kehidupan nasionaL
Peringatan Harkitnas yang ke 103 tahun 2011 ini menjadi penting, karena nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kebersamaan yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan "Boedi Oetomo" tersebut, harus dapat dijadikan enerji bagi langkah-Iangkah perjuangan kita kedepan. Kesempatan ini juga sekaligus sebagai renungan dan evaluasi, sejauhmana semangat nasionalisme tersebut terimplementasi dalam setiap potensi, profesi, perilaku, masing-masing individu warganegara Indonesia.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Dalam kebebasan berdemokrasi, ke.bebasan berekspresi marilah kita kokohkan karakter Nasional yang merupakan jati diri bangsa, jangan sampai nilai-nilai luhur dari pendahulu kita yang telah tertanam dalam semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia hilang begitu saja. Khususnya bagi generasi muda, yang akan menentukan eksistensi bangsa di masa-masa yang akan datang. Semoga semangat Persatuan dan Kesatuan dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kita pertahankan sepanjang masa sehingga bangsa Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Dengan semangat hari Kebangkitan Nasional ke 103 tahun 2011, kita song song Indonesia yang adil, berdemokrasi dan sejahtera.
Demikian, beberapa hal yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2011 yang berharga ini, mudah-mudahan menjadi perhatian kita bersama .
Terimakasih. Wassalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh.

Menteri Komunikasi dan Informatika
TIFATUL SEMBIRING

Wednesday, May 18, 2011

Ketika Seorang Penulis Hebat Meninggal Dunia

Wednesday, May 18, 2011 1 Comments

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com

Pagi ini ketika saya membuka sebuah wall dari salah seorang teman di Facebook saya sedikt kaget dan terkejut.Ada sebuah kabar duka yang datang dari seorang sahabat di fb yang bernama Nurul F Huda Full akunnya bisa dilihat di : http://www.facebook.com/Nurul F Huda Full

Terus terang saya tidak begitu kenal dengan mba nurul,hanya karena beliau termasuk aktif menulis (karena seorang penulis ) dan beliau juga rajin membagikan hasil tulisannya yang kemudian menjadi status di fb miliknya.Dari situ saya sedikit mengenal sosok almarhumah ini.Ada beberapa hal yang menarik dari mbak nurul menurut saya. Ini profil singkat beliau :

Seorang Ibu dengan 2 putra/i yang juga single parents.

Menulis 21 judul buku pribadi dan 4 judul buku antologi.

Pernah menjadi kolomnis Batam Pos, Dosen Politeknik.Mengisi Seminar, Pelatihan (Kepenulisan, Wanita, Anak, Keluarga). Tulisan-tulisan beliau di blog bisa dilihat di : http://nurulfhuda.multiply.com/

sisi lain beliau : memiliki kelainan jantung bawaan, seumur hidup harus memakai obat pengencer darah, dan menjadi lelaki yang dicintai meninggalkan dirimu, demi perempuan lain.

Ini beberapa ungkapan duka yang dikirimkan banyak sahabat-sahabat beliau di facebook :

Innalillahi wainna ilaihi raji’un. selamat jalan mbak…engkau orang baik,insya Allah banyak sekali orang yg mencintaimu dan mengiringi perjalananmu,meski mereka takmengenalmu scr langsung.namun tulisan2mu menggugah hati mereka,menginspirasi kami/mereka. kami semua mendoakamu mba. Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa. Amien ya Rabb al ‘alamien

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…. Semoga setiap kata yang kau tulis, menjadi penanda atas kebaikanmu selama di dunia, Mbak. Amin.

Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun..Walau sy tdk mengenalmu.. tp terlihat dlm beberapa tulisanmu, engkau adalah orang yg peduli dan InsyaAllah bermanfaat utk ummat.. Selamat jalan mba Nurul F Huda Full.. semoga ALlah menempatkanmu dlm JannahNya.. Allahummaghfirlahaa Warhamhaa wa’aafihii wa’fu anhaa.. Ya Allah ampunilah segala dosanya.. Rahmatilah ia.. terimalah amal ibadahnya.. dan tempatkan ia dlm surgaMu, serta berikanlah kesabaran kepada keluarga yg ditinggalkan.. amiin.

Innalillahi wa inna ilai roji’un..telang berpulang kerahmatullah, seorang guru, seorang penulis nasional, seorang motifator, seorang sahabat yang selalu perduli dengan lingkungannya, seorang aktivis.. bu Nurul F Huda Full, semoga perjuangan beliau selama ini dijadikan pahala yang berlipat disisinya..

Inna lillahi wa innailaihi roji’un…… Segenap Keluarga Besar Penerbit Proumedia Full mendoakan semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin…..

Innalillahi wa innailaihi roji’un, telah berpulang ke rahmatullah kakak, seorang ibu yg menginspirasi banyak orang, semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya.amien

Sedih mba aku mendengar berita ini, tak menyangka begitu cepat ajal menjemput. Manusia tak ada yang tahu jika Sang Khalik sudah memanggil. Selamat jalan mba Nurul….tulisanmu senantiasa menjadi inspirasiku. Maaf aku ndak bisa datang ke Yogya tapi doaku akan mengiringi kepergianmu.

Dari sebuah buku,aku pernah membaca bhw orang yg beruntung adalah yg kedatangannya disambut kebahagiaan dan kepergiannya ditangisi. Dan engkaulah salah satu org yg beruntung itu dik..Doa2 untukmu mengalir deras menuju haribaanNya…tangis kehilangan menyesak di bnyk hati org2 yg mencintaimu.Selamat jalan dik Nurul,we love u,but Allah love u more…


Bahkan seorang sahabat dekat yang juga seorang penulis hebat nasional , Pipiet Senja turut menulis :

Innalillahi wa Inna ilaihi Roji’un…. Telah berpulang ke Rahmatullah :Nurul F Huda 18 mei 2011 pk. 03.15 di RSUD Sardjito Yogyakarta, akan dimakamkan di Purworejo. Selamat jalan, adikku cinta, buku terakhirmu telah kusunting; Hingga Detak Jantungku Berhenti.Karya terakhirmu ini seakan ingin menggemakan; inilah lakon hidupmu, sukaduka, nestapa dengan kelainan jantung bawaan, seumur hidup harus memakai obat pengencer darah, dan lelaki yang dicintai meninggalkan dirimu, demi perempuan lain.Duhai, dindaku cinta, selamat jalan, sampai jumpa bila waktuku tiba#hariberkabung

Begitulah bila seorang yang baik dan juga kebetulan seorang penulis yang hebat meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.Maka segala kebaikan dan karyannya selama hidup tetap aakn abdi dan dikenang orang sampai kapanpun jua.

Wednesday, May 11, 2011

SANG JUARA

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments

Bondan Prakoso - Sang Juara (Feat. Fade2Black)

Titz:
Kau luapkan energi terhebatmu
Terangi bumi dengan peluh semangatmu
Hadirkan buih keringat, basuhi raga
Basahi kulit, basahi jiwa, lalu busungkan dada

Lezz:
Keringat adalah hasil…
Jerih payahmu terbayar dengan semangat yang kau ambil
Terbang tinggi menuju awan
Di mana kau bisa lupakan semua lawan

Santoz:
Stiap langkah, stiap jiwa di tiap langkah
Mulai bercerita wakilkan semua mimpi-mimpi yang tenggelam
Siap menantang bumi
Dan..KAU ADALAH PEMENANG!!

Bondan:
Bangunkan, bangkitkan semangat juangmu hingga membara!!
Yakinkan, pastikan inilah puncak segalanya
Berbanggalah karena kau adalah..SANG JUARA!!
Yeah… SANG JUARA!! SANG JUARA!!
Owh..SANG JUARA!! Yeah… SANG JUARA!!
Buat apa menangis, jika masih ada senyum
Buat apa kau mundur, kawan.. jika hidup berjalan maju
Bila kau terjatuh, sgera bangkit dan bangun
Pusatkan fikiran dan tetap melaju
F ke O dan K ke U..S
FOKUS, konstan! Tetap lihat ke depan, kawan
Genggan erat pegangan, lihatlah titik tuju
Raih pusat sasaran, jadilah nomer satu
Bangun dan bangkitkan semangat juangmu hingga membara!!
Yakinkan, pastikan inilah puncak segalanya

Celoteh Aksara [39]: "SEJENAK RENUNGI SEBUAH JALINAN"

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments



by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, May 11, 2011 at 8:32am

Persahabatan adalah suatu rasa…

Aku rasa kamu dan kamu rasa aku…

Seorang sahabat kan kucurkan butiran air yg menjelma menjadi hujan menyiramkan kasih sayang dalam jalinan insan pengikutnya.

Bak gerimis yg ditumpahkan setetes demi setetes dari langit pada bumi yg telah lama mendambakannya

Kering…telah terkikis… sedikit demi sedikit…



Kuucap syukur & terima kasih wahai Sahabat…

Berkat kamu aku jadi tahu makna kehidupan ini

Kau beri ku kepercayaan dan kau hargai aku!

Kau warnai dengan cat keindahan…

walau kadang suatu noda tercipta pada kertas putih lambang PERSAHABATAN kita



Persahabatan tak kan kering oleh sengatan Sang Raja Siang…

Persahabatan adalah rona indah pelangi

sesaat setelah hujan dengan variasi warna & dipuja oleh jiwa yg dapat mengetahui maknanya.

Ketulusan seorang SAHABAT takkan terusik bayu yg menerbangkan payung pelindung diri…

Persahabatan penuh sejuta rasa pada sekian banyak kondisi

Persahabatan akan selalu penuh warna berbeda, bukan hampa tak berasa, tapi kelabu, merah, biru, kuning, & hijaunya kan mengiringi perjalanan waktu persahabatan itu…



Insannya kan dekap & peluk ruh insan lain

Ia akan membelai & menjabat hati serta tangan saat sahabatnya menderu, menangis oleh badai prahara

Hilangkan haru biru dukanya dengan tutur manis hingga ia dapat merasakan senyum tulus penyegar hati yg menghiasi bibirmu, hingga ia dapat tetap percaya & merasakan bahwa kita tetap membawa selimut persahabatan yg menghangatkan

Mencoba sunggingkan kembali senyum hatinya…



Sahabat takkan rela bila sahabatnya terhujam belati atau malah mungkin sahabatnya sendiri yg menancapkan belati itu…sehingga ia merelakannya

TERLUKA…itu pasti !Dan mengerang adalah wajar!

Tapi bila itu sampai terjadi, maka satu yg hanya mungkin kita lakukan

tetap mencintainya walau ia tak lagi ada di samping kita





SAHABAT, ku kan kucurkan keringat yg selalu tulus

Menyiramkan pada kuncup hingga berbunga kasih sayang

karena pengorbanan dalam jalinan ini adalah sesuatu yg membahagiakan bila tanpa dikotori harapan mendapat imbalan



Insan-insan persahabatan takkan terkoyak oleh JARAK pemisah dua jiwa

selama mereka tetap mengibarkan panji persahabatan sejati



SAHABAT…marahilah & tegurlah aku jikalau menurutmu salah, jangan sungkan ataupun ragu karena ku ingin

Allah SWT meridhoi kita semua

Ikatan yg tentunya semoga kan tetap terjaga sampai akhirnya nanti,

kita kembali dipertemukan di masa yg lebih kekal



Wallahu a’lam bishowab…



[Serakan Inspirasi Keisya Avicenna, file yang tersimpan lama sejak kelas 3 SMA. Ntah ini hasil tulisan siapa…(setelah sempat Nung edit)]

Celoteh Aksara [38]: “SAAT AKSARAKU MENSKETSA PELANGI” (remphong_mode:ON)

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments




by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, May 10, 2011 at 10:42am

Sabtu, 7 Mei 2011

Cerita di Universitas Mata Pena

Agenda seru pagi ini mengikuti pelatihan penulisan artikel di universitas MATA PENA. Dosen yang ngajar hari ini Cek gu Erni Ratna, C. S.Pd. Calon Sarjana Pendidikan hihi…sebagai seorang mahasiswi baru, pagi itu Nung sudah melakukan sedikit kesalahan dengan melanggar nama yang melekat pada dirinya sendiri. Kelas dimulai jam 08.00. Nung terlambat 15an menit lah. Haha…lha mendadak dapat amanah harus kirim email ke salah satu penerbit di Solo. Yasudah, sebelum jalan ke “kampus pena”, Nung nangkring dulu di warnet. Hah, untung pak rektor-nya gak datang. Xixixi…pizz, pak! ^^v. Nung kan biasanya ontime jikalau tiada badai menerjang dan aral melintang.



Mata kuliah unlimited SKS hari ini adalah “nge-gank sama ARTIKEL”. Bu dosen menerangkan dengan sangat runtut bagaimana proses pembuatan artikel di media massa. Mulai dari preparation, checking, dan evaluating. Kalau mau minta yang lengkap, silahkan kontak bu dosen langsung aja yha. Ni tak bagi tips-tips nongol di media dari mbak Niken Setyawati, salah satu redaktur di SOLOPOS (bu dosen juga sempat menyampaikan dan mengulas secara singkat):

1. Aktual

2. Kompetensi

3. Spesifik

4. Berdaging

5. Orisinil

6. Perhatikan Segmen Media

7. Jumlah Karakter

8. Kirim secara Eksklusif

9. Kenalah dengan Editor

10. Bandel



***

“Menculik” Guru Besar, Mas Sakti Wibowo

Nah, perkuliahan usai jam 10.00. Bu dosen harus segera berangkat ke Tegal. Ada pertemuan dinas. Hihi. Jadi delegatorwati FLP Solo Raya ke Upgrading FLP se-Jateng. Selanjutnya, kelas ricuh. Hehe. FLP Pelangi ada 3 orang yang datang. Mas Cowie, Diah Cmut, and Nungma. Dipimpin Wildan, kita membahas mekanisme jarkom MATA PENA. Nung asyik main-main di luar kelas. Ada 2 malaikat kecil, Fatih dan Raffi. Main-main deh sama mereka. Hyaaa, Mas Aris El Durra datang. Bener-bener deh, telatnya parah! Haha. Ada kabar kalau Mas Sakti Wibowo sedang di Solo. Singkat cerita, terpilihlah Wildan yang akan berperan “Menculik Mas Sakti”…^^v



Mas Sakti datang sekitar jam 12.30. Membersamai MATA PENA sampai jam 13.30 lah. Satu jam untuk belajar mengenal, mengeksplorasi, dan menciptakan “KARAKTER”. Dua tips yang beliau berikan diantaranya:

1. Memotret kondisi sekitar

2. Memperdalam teori psikologi manusia



***



Remphong-nya Rapat di Balekambang

Jam 14.00, setelah menempuh perjalanan yang berliku bersama Diah Cmut sampailah kita di Taman Balekambang. Berbekal snack kiloan yang kan menemani kita rapat sesorean. Hihi. Di lokasi sudah ada Mas Aris, Wahab, Wildan, Faqih, dan Hamham. Mas Tyo menyusul kemudian. Banyak kejadian lucu terutama pas ada seekor kijang yang tersepona dengan makanan yang kita bawa. Remphong deh bhook…*)asli, virus alay-nya kepala suku Pelangi dengan cepat mewabah. Hadeh…



Rapat kali ini memutuskan (langsung hasile wae yho, nek tak critakne alurnya secara detail isine gur ngikik thok…) Insya Allah tanggal 4-5 Juni 2011 mau ada upgrading FLP Solo Raya. Nginep pluz outbond di Tawangmangu. Cihuy…bisa naik kuda deh! Lho???



***

Indahnya Kebersamaan Penuh Cinta di Ganesha

Rapat usai jam 15.15. Berpisah deh…Nung dianter Diah Cmut ke GO Mawar. Ada agenda doa bersama adik-adik kelas 6 SD. Seru banget! Endingnya salam-salaman semua tyuz beberapa siswa ngajakin foto bareng. Hikshikshiks… Bu NM pasti merindukan kalian semua!!!



***

Banyak Kejutan Manis di Sabtu Romantis

Alhamdulillah, dapat surprise dari Allah SWT sore itu. Seorang sahabat SMA, Novita, butuh bantuan buat pinjem kartu ATM-ku karna punya dia ketinggalan. Singkat cerita, dengan mobilnya dia menjemput Nungma di GO Mawar dan kita pun ke ATM BNI Slamet Riyadhi buat ambil transferan uang dari keluarganya di Wonogiri. Selanjutnya nganterin adiknya priksa ke dokter kulit di daerah Gemblegan. Setelah selesai priksanya, kita pun menikmati makan malam di kawasan Solo Baru. Angkringan teh pocinya “PAK ITEM”. Maknyuzzz dah, apalagi Nung ditraktir. Hihi…



Banyak dapat SMS yang membahagiakan malam itu. Alhamdulillah, Mbak Thicko juga sudah sampai rumah. Hm, obrolan yang seru dengan sahabat lama. Banyak kabar-kabar mengejutkan dari beberapa teman SMA. Termasuk 2 orang teman yang sempat jadi korban penculikan NII di Jogja. Masya Allah…beberapa kabar ada yang membuat Nungma syok. Benar-benar gak percaya! Ya Rabb, jagalah sahabat-sahabatku itu… Makan malam yang sangat menyenangkan. Nung pulang ke rumah juga diantar Novita. Kebetulan kita juga searah. Sepanjang jalan pun ngobrol terus…^^v



***

KYDEN, Istana 5 Cinta

Alhamdulilah, sekitar jam 20.00 Nung sampai di Istana KYDEN. Malam ini KYDEN lengkap! Ah, banyak cinta malam ini. Sekotak tissue takkan cukup untuk menghapus jejak air mata yang terurai…air mata bahagia!



*-*-*-*-*

Ahad, 8 Mei 2011

MEINIKAH: Menjadi Saksi Bersatunya Dua Hati

Agenda pagi ini SUPERTWIN mau menghadiri walimahan salah seorang sahabat mereka, Ukh. Saras Mat’05. Kostum hari ini kembaran. Cihuy…jam 09.30 kita sudah tiba di lokasi. Bertemu dengan rekan-rekan Mat’05 yang lain. Dengan seragam yang sama tapi berbagai model jahitan. Cakep dah! Ijab qabul berlangsung sangat khidmat. Alhamdulillah, kita bisa menyaksikan prosesi sakral itu dengan sangat dekat. SAH! Barakallahulaka wabaroka’alaika wajama’a bainakuma fiikhoiir…Ekspresi sepasang pengantin baru itu lucu banget. Masih malu-malu gitu. Hihi…semoga menjadi “kebahagiaan yang menular”. Amin.



Pada kesempatan itu, ada satu surprise lagi. Pemberi taushiyah siang itu seorang ustadz yang Nung kenalnya di FB. Alhamdulillah, bisa dipertemukan dengan beliau hari ini. Ust. Asih Sunjoto Putro. Banyak dapat ilmu baru dari beliau dan nasihat2 tentang pernikahan.

The Power of “MANTEN” (ni mah Nung yang ngasih judul. Hihi)

[M]atsinamatan

[A]ntebing rasa/ati

[N]embung

[T]ukon

[E]wuh

[N]ikah…(bagian ini Nung lupita, lha diajak ngobrol tamu yang duduk di sebelah Nung. Ustadz, mohon dikoreksi dong! Hehe…)

Jadi MANTEN itu memang pantas untuk diacungi JEMPOL. Ada singkatannya juga nih:

[J]ejeg

[E]man

[M]udeng

[P]rigel

[O]mber/ sabar

[L]uwes lan loma



Hm, itu beberapa inspirasi yang Nung dapatkan. Terima kasih, ustadz! Alhamdulillah, sangat menginspirasi dan memotivasi.



***



FLP Pelangi #16: Hari ter-REMPHONG Sedunia!

Agenda SUPERTWIN selanjutnya menuju markas FLP Pelangi yang berlokasi di SMP 7 Muhammadiyah. Sampai markas sudah ada Ayu, Mas Cowie, dan kepala suku kang Fachmy lagi berbasket ria. Materi hari ini tentang “KATA TRANSISI ANTAR PARAGRAF”; “DEPERSONALISASI”; dan “ELEMEN KEPENULISAN DI MEDIA MASSA”. Seperti biasa, kita didikte! Dan seperti biasa pula banyak kekonyolan terjadi. Apalagi beberapa hari terakhir ini, sang kepala suku itu kumat akut! Alaynya bikin remphong!!!



Ohya, sepanjang perjalanan ke markas tadi Nung banyak cerita ke Mbak Thicko tentang kebiasaan2 para makhluk di TK Pelangi (kalian tak rasani tjah…xixixi). Dan mbak Thicko ternyata berhasil membuktikannya. Haha. Remphong deh kalian semuaaa…Kelas sore itu dihadiri oleh Bunda Eny, Mbak Eka, Mbak Nury, Ayu’, Diah Cmut, Wien, Mbak Santi, Mbak Amrih, Mas Aris El Durra, Nungma, Mbak Thicko, dan Pethunya. Mas Tyo izin ada ujian, Mbak Ummi Kultum juga izin, Mbak Fu’ah juga. Yang lain kurang tahu…



Pending sholat Ashar, SUPERTWIN main basket. Tyuz foto-foto deh! Hehe. Ayu’ yang jadi korban kenarsisan kita. Jarang-jarang lho Yu’. Hwkwkwk…abubububu! Melayani para fans yang minta foto juga! (Baca: Mbak Santi). Haha…Kelas dilanjutkan lagi dan SUPERTWIN pun kabur dari kelas sekitar jam 15.45 karena harus berangkat ke Stasiun Balapan jam 17.00. Kita berdua balik ke kost tyuz bersiap.



***

Setelah 22 Jam Bersamamu…

Berangkat dari kost jam 16. 50 dan sesampai di Balapan langsung menuju jalur 6 tempat sang ular besi “SENJA UTAMA” parkir sementara. Huaaa, Nung jadi kangen mbolang naik kereta bhoook…Menemani mysupertwin sampai jam 17.40 di dalam kereta. Ni Nung sempat bikin puisi. hehe…



"22 JAM BERSAMAMU"

by Norma Keisya Avicenna on Sunday, May 8, 2011 at 5:27pm



Guratan jingga rona senja menjadi saksi perpisahan raga qt berdua...

Bersama senandung cinta yg kan slalu aku dendangkan untukmu, untuk cita kita..

Untuk impian2 kita



Kuizinkan ular besi ini kembali membawamu

Merengkuh segala indah yg ingin kau raih.

Kurelakan malam mjd penghias bunga2 harapan yg kan terus bersemi dlm hati smp pagi menjelang kembali...



Perpisahan ini hanya sementara, sejatinya kurasakan jiwaku melekat pada jiwamu.

Hatiku tlah berpadu dlm hatimu...

Selamanya kita dekat

Sampai nanti pun kita kan slalu berpeluk erat!



Sematkan slalu semangat dlm lubuk hatimu yg terdalam.

Hingga nanti impianmu kan jadi nyata...

Kan kulihat kau slalu tersenyum bahagia

Bersama cerita2 kita yg tak kan pernah usai mengisahkan cinta yg sederhana!



Doaku slalu ada untukmu.

Harapku slalu dalam hatimu.

Mimpiku tlah bersemayam dlm jiwamu!

Aku titip perjuangan dan impian2ku dlm setiap detak nadi, hela nafas, dan deguban jantung dlm dirimu...



Cintaku, sampai jumpa lg dlm pertemuan jiwa kita yg lebih baik!



~Di dalam kereta senja utama yg kan membawa belahan jiwaku yg lain...17.30 WIB! Jiwaku kini tengah menikmati episode baru yg kan "membuatku lebih"~



***

Aksi Mbolang ke Rumah Sang Ketua FLP Solo Raya, Mbak Asri Istiqomah

Keluar dari Stasiun Balapan, dalam hati Nung pengin banget ikut temen-temen yang pasca writing camp tadi bezuk Mbak Asri di rumahnya. Akhirnya, Nung memutuskan untuk nyusul ke rumah beliau di daerah Kampung Sewu. Ada dua petunjuk yang Nung dapatkan agar bisa sampai di rumah beliau. Dari Akh. Doni dan Akh. Choirul –suami mbak Asri-. Dengan “blue bird”-nya Solo, Nung akhirnya sampai di daerah Kelurahan Kampung Sewu. Cari petunjuk. Ternyata, pos ronda tempat di mana Nung turun tadi itu Rt 04 Rw 06, bukan Rt 03 Rw 06. Nyasar dah…Nung sempat tanya dengan dua bapak-bapak yang ada di daerah itu. Dari beliau Nung disuruh masuk ke gang itu menthog kemudian belok kiri. Nanti tanya-tanya lagi di daerah itu. Haha. Asli, seru banget!



Nung pun jalan mengikuti petunjuk dan hari mulai gelap. Hihi. pas sampai belokan, ada seorang bapak yang tengah duduk di kursi santai depan garasi rumahnya. Nung pun nanya ke beliau, memastikan. Yuhuy, Nung lanjutkan jalan dan akhirnya ketemu sebuah pos ronda. Menurut petunjuk sih, rumah Mbak Asri tu di sebelah utaranya pos ronda. Nung dah celingak-celinguk di situ. Tapi kok gak ada petunjuk yang benar-benar bisa menguatkan kalau rumah yang di utara pos ronda itu rumah Mbak Asri yha? Coz Nung gak liat sepedanya Mas Aris, Mas Dwi, maupun Wien. Akhirnya, Nung jalan melewati rumah itu (sempat menangkap sosok muslimah tengah duduk di kursi, tapi Nung belum yakin kalo itu mbak Asri!).



Nung sempat tanya kepada seorang bapak penjual tahu kupat yang lagi mangkal di dekat perempatan. Nung tanya apakah benar daerah di situ dah masuk kawasan Rt 03 Rw 06. Ternyata benar! Dan akupun tanya ke bapak itu apakah tahu rumah Pak Choirul. Beliau balik nanya, Pak Choirul yang biasa ngelesi itu ya mbak? Aku jawab aja, iya! Ternyata sebuah rumah yang kuduga sebelumnya tadi benar-benar rumah Mbak Asri. Dan seorang muslimah yang sedang duduk di kursi tadi itu yha Mbak Asri. Akhirnya, sampai juga deh… Mbak Asri surprise gitu! Secaraaa gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba Nung “mak pethungul” di rumahnya. Sendirian pula! Beliau kan juga tahu kalau Nung tuh masih trauma naik motor. Hahaha…aksi mbolang, Mbak! Ternyata Mas Aris, Mas Cowie, dan Wien tadi lagi sholat di masjid. Dan tentu saja mereka bertiga pun surprise jiddan setelah mengetahui kehadiranku. Hm, cepat sembuh ya Mbak! Dari rumah Mbak Asri, Nung berhasil merampok sebuah buku (pinjem ding!). Novel karya Mbak Riannawati: “ARVAYUNA”. Tentang poligami gitu. Sip…saatnya belajar dari karya orang-orang terdekat! Terima kasih yha, Mbak!



Pulang dari rumah Mbak Asri, Nung nebeng dik Wien. Sepanjang perjalanan kita menikmati bulan sabit dengan lengkungan senyumannya yang cantik ditemani kerlipan bintang. So romantic beud, dah…

Dua hari penuh cinta!!!

Sampai jumpa di episode selanjutnya yang lebih remphong yhaaa…



[Keisya Avicenna, 9 Mei 2011…”mengabadikan jejak pelangi kehidupan”]

Celoteh Aksara [37]: “Surat Untuk Istriku: Sirami Bunga Kita Dengan Cinta” [Mas Bayu Gawtama]

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, May 9, 2011 at 12:12pm

“Surat Untuk Istriku: Sirami Bunga Kita Dengan Cinta”



Awal bulan depan, genap satu tahun pernikahan kita. Sementara bunga kecil di perutmu sudah mulai mendesak-desak ingin keluar, hmm, tak terasa sebentar lagi bunga itu akan keluar dan menghiasi harum rumah kecil ini. Dik, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menciuminya sepuasku hingga tak satupun orang lain kuberikan kesempatan mencium dan memeluknya sebelum aku, ayahnya, bosan menciumnya.



Satu tahun empat bulan yang lalu, aku masih ingat saat datang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu. Takkan pernah hilang dalam ingatanku, betapa kedatanganku yang ditemani beberapa sahabat untuk berkenalan malah berubah menjadi sebuah prosesi yang aku sendiri tidak siap melakukannya, yah, aku melamarmu dik.



Padahal, baru satu minggu sebelum itulah kita berkenalan di rumah salah seorang sahabatmu. Waktu itu, aku tak berani menatap wajahmu meski ingin sekali aku beranikan diri untuk mengangkat wajahku dan segera menatapmu. Tapi, entah magnet apa yang membuatku terus tertunduk. Kenakalanku selama ini ternyata tidak berarti apa-apa dihadapanmu, kurasakan sebuah gunung besar bertengger tepat di atas kepalaku dan membuatku terus tertunduk.



Dik, aku juga masih ingat dua hari setelah pernikahan kita, kamu masih tidak mau membuka jilbab didepanku meski aku sudah sah sebagai suamimu. Tidurpun, kita masih berpisah, kamu diatas kasur empuk yang aku belikan beberapa hari sebelum pernikahan, sementara aku harus kedinginan tidur dilantai beralaskan selimut.



Hmm, aku masih sering tersenyum sendirian kala mengingat kata-kataku untuk merayumu agar mau membuka jilbab. "Abang cuma ingin tahu, istri abang nih ada telinganya nggak sih". Kata-kata lembutku pada malam ketiga itu langsung disambar dengan pelototan mata indahmu. "Teruslah dik, mata melotot adik takkan pernah membuat abang takut atau menyerah, malaaah, adik makin terlihat cantik, makin jelas indahnya mata adik".



Setelah kata-kata itu meluncur dari mulut jahilku, bertubi-tubi pukulan sayang mendarat di tubuh dan kepalaku karena adik menganggap aku meledekmu. Tapi waktu itu, aku justru merasakan kehangatan pada setiap sentuhan tanganmu yang mengalir bak air di pegunungan. Karena aku yakin, dibalik pukulan-pukulan kecil itu, deras kurasakan cintamu seiring hujan yang turun sejak selepas maghrib.



Indah bunga seroja di taman mungkin takkan pernah bisa mengungkapkan eloknya cinta kita, cinta yang didasari atas kecintaan kepada Allah. Allah-lah yang menciptakan hati, jiwa dan ragamu begitu rupa sehingga aku mencintaimu. Aku pun berharap, atas dasar cinta Allah pulalah adik mencintaiku. Karena hanya dengan cinta karena Allah, cinta ini akan terus berbunga dan mewangi selamanya.



Cinta hakiki adalah cinta kepada zat yang menciptakan cinta itu sendiri, begitu seorang bijak berkata. Cinta tidak dirasa tanpa pengorbanan, kasih sayang bukan sekedar untaian kata-kata indah, dan kerinduan yang terus takkan pernah terwujud jika hanya sebatas pemanis bibir, tambah sang bijak.



Langit akan selamanya cerah, bila kita suburkan cinta ini. Mentari takkan pernah bosan bersinar selama kasih antara kita tetap terpatri dan rembulan pun tetap tersenyum, selama kita isi hari-hari dengan segala keceriaan yang jujur.



Tak terasa, malam semakin larut dik. Baru saja kudengar dentang jam berbunyi duabelas kali. Sementara tangan ini masih asik dengan pena dan secarik kertas putih. Kan kutulis semua rasa bathinku malam ini, semua keindahan, kehangatan, dan hidup dibawah naungan cinta bersamamu karena Allah. Tapi, maafkan aku dik, karena aku juga akan mengkhabarimu hal yang tidak pernah kuceritakan kepadamu sebelumnya.



Kau sandarkan kepalamu di dadaku, lelap sudah malam menghantarmu tidur. Tapi, ah, bunga kecil kita ternyata belum tidur dik, sesekali kurasakan sentuhan kakinya dari dalam perutmu. Rupanya bunga kecil itu sudah mengenaliku sebagai ayahnya, kurasakan berkali-kali diberbagai kesempatan berdampingan denganmu, tangan-tangan kecilnya berupaya menggapai dan menyentuhku seakan memintaku untuk segera menggendongnya.



Malam ini, ada tangis dihatiku yang tidak mungkin aku curahkan padamu. Karena aku tahu, kaupun sudah cukup sering menahan tangismu agar tidak terlihat olehku. Jadi, mana mungkin aku menambahinya dengan air mataku yang mulai menggenang di bibir kelopak mataku ini.



Sebagai suami, aku merasa belum mampu membahagiakanmu dik. Nafkah yang kuberikan kepadamu setiap bulan, tidak pernah cukup bahkan untuk dua minggu pun. Sehingga untuk keperluan dua minggu berikutnya, aku harus meminjamnya dari teman-temanku tanpa sepengetahuanmu dan aku hanya membisikimu, "rizqumminallaah".



Setahun kita menikah, tak sehelaipun pakaian kubelikan untukmu. Bahkan aku sering menangis, saat mengajakmu pergi, adik harus bingung mencari-cari sandal yang layak dipakai. Tak pernah aku mengajakmu untuk berjalan-jalan, karena aku selalu disibukkan dengan segala urusanku, tak peduli hari libur. Aku selalu berharap adik tampil cantik dan segar sepanjang hari, tapi tak pernah kubelikan adik alat-alat kecantikan. Dan yang terakhir, aku tak kuasa mengingatnya dik, meski berat kita harus melalui saat-saat kita makan dengan makanan seadanya, bahkan tidak jarang kita berpuasa. Waktu itu adik bilang, "Biarlah bang, adik lebih rela makan sedikit dan seadanya daripada kita harus berhutang, karena hidup tidak akan tenteram dan selalu merasa dikejar-kejar".



Sebentar lagi, bunga kecil itu akan hadir dik. Akankah aku, ayahnya, membiarkannya tumbuh dengan apa adanya seperti yang aku lakukan terhadapmu dik. Bersyukurlah ia karena mempunyai ibu yang sholehah dan selalu menjaga kedekatannya dengan Allah. Karena, walau gizi yang diberikannya kelak tidak sebanyak kebanyakan anak-anak lainnya, tetapi ibunya akan mengalirkan gizi takwa dihatinya, mengenalkan Allah sebagai Rabb-nya, Muhammad sebagai tauladannya dan mengajarkan Al Qur'an sebagai petunjuk jalannya kelak. Ibunya akan mengajarkan kebenaran kepadanya sehingga mampu membedakan mana hak dan mana bathil,



Dik, jika ia lahir nanti, sirami hatinya dengan dzikir, suburkan jiwanya dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an, hangatkan tubuhnya dengan keteguhan menjalankan dinnya, baguskan pula hatinya dengan mengajarkannya bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya, ajarkan juga ia berbuat baik kepada orangtua dan orang lain, bimbinglah ia dengan ilmu yang kau punya, sehingga dengan ilmu itu ia tidak menjadi orang yang tertindas. Jadikan jujur sebagai pengharum mulutnya serta kata-kata yang benar, baik, lembut dan mulia sebagai penghias bibirnya. Sematkan kesabaran dalam setiap langkahnya, taburi pula benih-benih cinta di dadanya agar ia mampu mengukir cinta dan kasih sayang dalam setiap perilakunya, dan yang terakhir kenakan takwa sebagai pakaiannya setiap hari.



Jika demikian, insya Allah harapan dan do'a kita untuk tetap bersama sampai di surga kelak akan lebih mudah kita gapai. Aku berharap, engkau membaca surat yang kuselipkan di bawah bantalmu malam ini. Dan jika kau telah membacanya esok pagi, jangan katakan apapun kecuali ciuman hangat di tanganku. Karena dengan begitu, aku tahu kau telah membacanya.

(Bayu Gawtama, 22 November 2001)

***

Hidup pada dasarnya seperti menata perjalanan

Selangkah demi selangkah

Merangkak…berjalan…kemudian berlari…

Tak jarang suatu saat harus dihadapkan pada rasa lelah…letih…

Harus dihadapkan dengan keras dan beratnya jalan yang dilalui



Hidup adalah sebuah perjalanan

Yang akan terus mengembara tanpa henti

Pengembaraan untuk selalu mencari kemenangan

Pengembaraan untuk selalu menjadi pemenang!!!

Pengembaraan itu akan terus berlanjut…



Sampai Sang Penguasa waktu memutuskan untuk menghentikan langkah demi langkah kehidupan



Maka…bagi siapa yang tiada sanggup…

Untuk mengawali lalu mengakhiri perjalanan ini

Mereka akan hancur lenyap

Bagai besi rapuh karena tetesan air…

Seperti kayu yang menjadi abu karena bara…



(by: ASKA, a long time ago…)



***

[Keisya Avicenna, Renungan 6 Mei 2011. Dua pekan lalu aku berhasil merampungkan membaca buku beliau yang “11 AMANAH LELAKI”. Kereeen dah…Dan ba’da Maghrib tadi dengan latar air mata langit yang makin menderas di luar sana, saat membaca tulisan ini pun membuat gerimis di hatiku juga semakin menderas. Hikshikshiks…Terima kasih, Mas Bayu Gawtama. Tulisan-tulisan Mas sarat dengan makna kehidupan…^^v. Benar-benar belajar bersungguh-sungguh dan bersungguh-sungguh belajar dari tulisan ini. Semangat merangkai karya dan membangun istana harapan dalam untaian kisah penuh makna, ya Nung…*TEPAT dan TERBAIK!]

Celoteh Aksara [36]: "22 JAM BERSAMAMU"

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Sunday, May 8, 2011 at 5:27pm
Guratan jingga rona senja menjadi saksi perpisahan raga qt berdua...
Bersama senandung cinta yg kan slalu aku dendangkan untukmu, untuk cita kita..
Untuk impian2 kita

Kuizinkan ular besi ini kembali membawamu
Merengkuh segala indah yg ingin kau raih.
Kurelakan malam mjd penghias bunga2 harapan yg kan terus bersemi dlm hati smp pagi menjelang kembali...

Perpisahan ini hanya sementara, sejatinya kurasakan jiwaku melekat pada jiwamu.
Hatiku tlah berpadu dlm hatimu...
Selamanya kita dekat
Sampai nanti pun kita kan slalu berpeluk erat!

Sematkan slalu semangat dlm lubuk hatimu yg terdalam.
Hingga nanti impianmu kan jadi nyata...
Kan kulihat kau slalu tersenyum bahagia
Bersama cerita2 kita yg tak kan pernah usai mengisahkan cinta yg sederhana!

Doaku slalu ada untukmu.
Harapku slalu dalam hatimu.
Mimpiku tlah bersemayam dlm jiwamu!
Aku titip perjuangan dan impian2ku dlm setiap detak nadi, hela nafas, dan deguban jantung dlm dirimu...

Cintaku, sampai jumpa lg dlm pertemuan jiwa kita yg lebih baik!

~Di dalam kereta senja utama yg kan membawa belahan jiwaku yg lain...17.30 WIB! Jiwaku kini tengah menikmati episode baru yg kan "membuatku lebih"~

KADO CINTA HARI INI: “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

Wednesday, May 11, 2011 1 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Friday, May 6, 2011 at 12:02pm





Pengumuman Lolos Audisi Penulis “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

05 Mei 2011.

oleh: Ady Azzumar



Ahamduillah, dengan menimbang, mengamati dan mencerna serta menganalisa “naskah-naskah” yang dikirimkan, akhirnya dari 50 lebih peserta yang turut berpartisipasi, kami hanya bisa mengambil beberapa naskah saja untuk diberi kesempatan dalam “ruang yang akan di bukukan”.



Dengan alasan dan tehnisi dibawah ini maka naskahnya beum bisa kami beri ruang, karena:

1. Naskah yang dikrimkan seperti alur cerita pendek saja, cerita mulai dari Tk, SD sampai keperguruan Tinggi. Aduh maaf naskah yang seperti ini terlalu banyak “pemubaziran kata”
2. Tidak turut menyertakan Tips dan alasan kenapa aku memilih guru / 15 alasan tersebut tidak diuraikan dan dijabarkan satu persatu.
3. “aku bangga menjadi guru” adalah kata utama dalam memulai kalimat dan dilanjutkan dengan kalimat yang berhubungan dengan kata tersebut, tapi ada beberapa naskah yang tidak mengikuti peraturan kaedah ini. Yang ada kata: “aku bangga menjadi guru” hanya dijadikan bait kata saja.
4. kebanyakan naskah yang ditulis tidak dari hati, artinya menulis seperti dikejar deadline. Jadi naskah-naskah yang diharapkan bisa menginspirasi buat para pembaca, sebagian belum bisa kita dapatkan.

Buat nama-nama yang terpilih di bawah ini, semuanya segera mengirimkan ulang:

1. HEBATNYA MENJADI GURU oleh…..? Guru Bidang studi agama islam
2. Diary Ibu Guru + Guru Bahasa Inggris = Oleh: Intan Daswan
3. GURU PELITA BANGSA + GURU BAHASA INGGRIS Oleh : MATA PENA
4. Guru, Obsesiku! Oleh + Guru Privat: Isti Subandini
5. Mengajar Dengan Ikhlas; Kunci Sukses Menjadi Guru Teladan + Guru Matematik dan Ngaji oleh: Pujiati Sari
6. KETIKA AKU MENJADI GURU + guru bahasa inggris Oleh: Lilih Muflihah
7. Teacher is the best for me + guru privat oleh: Meta sumarlina
8. Menginfakkan Raga+Guru Les Aritmatika oleh: Sandza
9. KETIKA GURU BUKAN HANYA SEKEDAR PROFESI+ Guru Fisika oleh: Sri Maya Hadi Kesuma
10. GURU ANAK USIA DINI+ Guru Taman Kanak-Kanak oleh: WAHYUTI
11. Guru, Menyemikan Harapan Bangsa yang Tumbang + Guru matematika oleh: Intan Kamelia Mohtar
12. Senyum Ketulusan + Guru TK oleh: Bintang Arini
13. Aku Bangga Menjadi Guru (judul harap direvisi) + Guru Ngaji oleh: Mildaini
14. Pembelajar oleh+ Guru Sosiologi: Bambang Kariyawan Ys
15. Sebuah Profesi Impian + Guru Kertakes = Lailiah, S.Pd
16. Karena Cinta, Aku Menjadi Guru + Guru Mengaji = Huriyah Riza
17. Jadi Guru Itu Asyik + Guru Kelas = Erma Fitriyani, S.IP
18. Belajar dari Sebuah Pilihan+ Guru Les = Efriany Susanty
19. Pahlawan Tanpa Harga Pantas + Guru Agama = Dari:Ely Zamieatul Laelly
20. KEBULATAN HATI, BAHASA INGGRIS = Dari: Sulis Wati
21. PANGGILAN HATI MENUNTUNKU MENJADI GURU + GURU BAHASA = Sapta Rini Hinona
22. GURU KIMIA ADALAH PILIHANKU + Guru Bidang KIMIA = Een Kurniati
23. GURU LENTERA YANG MEMBEBASKAN + Guru Bimbingan Belajar = Keisya Avicenna
24. menjadi guru adalah keniscayaan + guru ngaji = Ratih Muthia Nurul ‘Ain Adam
25. Saya Ingin Menjadi Guru + Guru Kimia = Ira Sari Sevi Widya H
26. AKU BANGGA MENJADI GURU SD + Guru Mata Pelajaran Umum = Fafa Fathurrohma
27. Panggilan Hati + Guru Bahasa Ingris. = Iwan Kurniawan
28. Inilah Pilhan ku + Guru Bahasa Indonesia = Aminah Jihan Bamualim
29. Tersesat di Jalan Yang Benar (harap judul direvisi)+ Guru Sekolah Dasar. = Dian Sukma Kuswardhani
30. Bukan Sekedar Profesi + Guru PAUD = Nisa Nuraeni
31. Rekreasi Jiwa+Guru Bahasa Indonesia = Oleh Aika Zahra
32. Guru sebagai Pendidik Anak Bangsa oleh : Hesti Daisy
33. Siapa yang ingin menjadi guru les, walau bergaji kecil? + Guru Komputer dan Menulis = Amanda ratih Pratiwi
34. Memanen Pahala dari Pedalaman+Guru Matematika = Yurmawita Adismal
35. Guru, Profesiku Ibadahku oleh: -Lisfatul Fatinah Munir-
36. INDONESIA, AKU INGIN MENGAJAR oleh: Rusdi Saleh
37. SUSiLAWATI, S.AG Guru Bahasa Arab
38. Ady Azzumar Guru SD Islam Terpadu.

selamat buat nama nama di atas, yang terpilih.

Celoteh Aksara [35]: “Indahnya Kebersamaan Penuh Cinta di GANESHA”

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Saturday, May 7, 2011 at 8:02am

Masih di bagian malam yang terlalu dini untuk kusebut pagi.



Melihat kalender, sudah hari ke-7 di bulan Mei. Ah, betapa perguliran sang waktu begitu cepat. Sangat cepat…Tak terasa tiga hari lagi UASBN untuk murid-murid kelas 6 SD. Tak terasa pula sudah hampir 10 bulan aku membersamai mereka belajar. Akhir-akhir ini interaksi kita pun semakin dekat dan akrab. Banyak moment yang menjadikanku lebih bijak dan dewasa. Dari mereka aku belajar apa itu sabar, apa itu kasih sayang, bagaimana menjadi seorang guru yang tidak hanya sekedar “digugu lan ditiru”, bagaimana berinteraksi dengan berbagai karakter yang melekat pada kepribadian mereka, bagaimana mentransfer ilmu dan menciptakan suasana belajar yang tetap “having fun”, dan banyak pengalaman spiritual lain yang berhasil Nung dapatkan. Intinya, banyak yang bisa Nung pelajari dari salah satu profesi yang Nung tekuni saat ini. Nung benar-benar sangat bersyukur.



Dan salah satu cara untuk mensyukurinya adalah “konsisten” pada amanah sebagai pendidik. Tujuan kita mendidik adalah agar anak-anak tumbuh menjadi manusia yang cerdas, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia. Ukuran keberhasilan mendidik adalah terjadinya perubahan perilaku anak dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, dan tidak terbiasa menjadi terbiasa, sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama. Artinya, tugas pengajar/guru dianggap “selesai” setelah terjadi perubahan perilaku pada anak kearah yang lebih baik. Lalu, apakah dengan menyusun skets mengajar, mengisi buku penghubung, mengisi daftar hadir dan menuntaskan materi dapat menjadi ukuran bahwa pengajar yang bersangkutan telah menjalankan tugas? Jawabannya belum! Jika ukuran keterlaksanaan tugas sebagai pengajar hanya diukur dari aspek administrasi semata, berarti baru sebagian tugas yang selesai, yaitu tugas administratif, sedangkan tugas sebagai edukator, belum. Ingat, jika terjadi kesalahan dalam administrasi, kita dapat menghapus dan mengganti dengan yang baru, namun jika terjadi kesalahan dalam mendidik, kita tidak mampu menghapusnya, itu artinya kita bermimpi mengembalikan umur ke kondisi semula. (salah satu alinea yang Nung tuliskan dalam naskah “Guru, Lentera yang Membebaskan”. Alhamdulillah, tulisan itu lolos seleksi. Bismillah, pengajar sekaligus penulis…^^)



Ya Rabb, izinkan Nungma memaknai lebih dalam lagi…



***

Banyak kejadian unik sebelum Nung memutuskan untuk menjadi pengajar di Ganesha Operation Solo. Panjang kisahnya! Tapi, pilihan untuk mengajar SD yang masih membuat Nung paling terkesan sampai sekarang. Mungkin akan Nungma ceritakan di bagian tersendiri. Hehe…sedikit bocoran aja, dulu setelah istikharah untuk memantabkan pilihan mengambil SD ataukah SMP/ SMA, ngrasa aja Allah SWT menggaungkan kata-kata “SEMANGAT DAHSYAT” dalam hati dan pikiran Nung. Dua kata itu yang selalu muncul seiring dengan deguban jantung, helaan nafas, dan detak sang nadi. Hm, SD! Semangat Dahsyat! ^^v.



Hihi…ah, ketawa sendiri kalau flash back hal-hal seru bersama murid-murid. Awal-awal masuk dalam 1-2 pekan banyak yang kemudian bertanya dengan polosnya (kapan, siapa yang tanya pernah Nung tulis di catatan harian. Xixi…), “Bu NM, keturunan Arab ya? Apa India?”; “Ibu masih saudaranya Bu FB, ya?”; “Rumah Bu NM di Pasar Kliwon ya?”; “Wajah Bu NM kok mirip istrinya Aa’ Gym?”….hyaaaaa…..bikin menungnung dah! (apalagi pertanyaan terakhir). Mirip orang Arab? Gubraaak. Gak ya dik. Ibu tu Jawa asli. Pas cerita kejadian ini ke orang-orang rumah, endingnya cuma ngikik semua. Nung jadi ingat salah satu pengalaman waktu SMA dulu. Tepatnya waktu ikut PELATIHAN JURNALISTIK bersama BASSIC. BASSIC itu majalah sekolah. Nah, salah satu tantangannya kita praktek wawancara. Waktu itu, Nung dapat tugas interview bareng Gestin ke sebuah toko yang menjual produk-produk muslim. Pas lagi asyik wawancara sama yang jaga toko, ada seorang pembeli (bapak-bapak) yang kemudian menanyai aktivitas kami dan sempat bilang: “Wajah Mbak kok mirip orang Arab ya???” hagzhagzhagz…Kalau inget kejadian itu bikin Nung n Gestin ngikik terus…



Hm, ternyata Mas Dhody dan Mbak Thicko pun pernah mengalami hal yang sama. Kalau Mas Dhody dulu pas didatangi customernya, dia tanya, “Mas pasti rumahnya Pasar Kliwon, ya?” hahaha… ah, Nung jadi inget, waktu pulang ngajar malam dari GO Veteran. Waktu itu dijemput Mas Dhody, dia mau nraktir Nung sate kambing di daerah sebelum Beteng lah. Nah, pas lewat daerah Pasar Kliwon dia bilang, “Daerah perumahan kita nih!”. Asli, sepanjang jalan sampai rumah makan, kita berdua ngikik terus…wkwkwk…



Ohya, banyak panggilan yang Nung dapatkan dari murid-murid tersayang. “Bu NaMa”. Kebetulan singkatan nama Nungma: NM. Kalau di GO ciri khasnya memang seperti itu. Setiap pengajar punya kode. “Bu Doraemon” terutama dari adik-adik 6 SDR 31 n beberapa murid yang lain. Karena mereka banyak yang tahu kalau Nung cinta banget ma robot kucing dari abad 21 itu. Mereka bisa lihat dari gantungan HP, map plastik yang selalu Nung bawa saat mengajar, tempat pensil, bros, dll. Hehe…tyuz “Bu Twin”. Panggilan ini biasanya dari adik-adik 6 UNR 22. Karena mereka tahu kalau gurunya itu kembar. Hehe. Ada lagi nih, panggilan dari adik-adik 6 SDR 1 dan 6 SDR 3: “Bu Arab Jawa dan Bu Tung Srung”. Aneh-aneh aja. Tung Srung karena pas awal mengajar dulu Nung pernah menyampaikan break “tung…tung…srung”. Break yang pernah Nung dapatkan juga waktu ikut pelatihan “training for trainer” pas zaman mahasiswa dulu. Ada juga yang manggil “Bu Kiepop” Hadeh..., gara-garanya pas Nung ditanya “tahu Super Junior, Bu?” Nung njawabnya tahu ‘n paling suka lagunya yang Miracle. Hihi. Ini tuh gara-gara dulu ada adik kost yang tiap hari pasti nyetel lagu-lagunya Su-Ju karena dia terobsesi masuk jurusan Sastra Korea UI. Hihi… Ada lagi yang dari awal sampai sekarang manggilnya tu “Bu Kurma” (anak-anak genk Bratan nih!). Kata mereka sih, “kurma kan manis, bu!”. Huahaha…gubrak! ^^v



Ah, betapa serunya. Gak terasa sebentar lagi harus berpisah dengan mereka. Ada kenangan di WATT, EINSTEIN, FARADAY, PASTEUR, ALVA, GALILEO, DALTON, NEWTON, DARWIN, MENDEL, PASCAL, OHM, UNY, UPI, UNAND,…



Terakhir mengajar di kelas DALTON yang malam, kelas yang terkenal dengan murid-muridnya yang kompak punya hobi sama: nyanyi. Break 20an menit, karena malam itu kita hanya membahas tryout SUKSES, jadi lebih cepat selesai. Mereka request, waktu yang tersisa digunakan untuk latihan buat acara hari Sabtu (nanti sore). Mereka mau mengisi hiburan waktu acara doa bersama. Seru banget deh! Dengan gaya dan aksi mereka, lagu Senyum dan Semangat-nya SM*SH jadi terasa berbeda. Hadeh dik, gara-gara aksi kalian Bu NM jadi hafal tu lagu nih…^^v. Pokoknya SUKSES buat performa nanti sore yha! (hihi…geng Nurlela) : )



“….Senyumanku tak akan pernah luntur lagi, singing all day long

Semangatku tak akan pernah patah lagi, dancing all night long…”



***

Hm, ngomong-ngomong soal PERPISAHAN lagi nih…



Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia. Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas jalinan PERSAHABATAN yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.



Tak ada kata yang pantas terucap hanya derai bening yang selalu bertaburan. Mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan perjuanganmu ke arah yang lain, di tempat yang baru, yang akan menjadi jarak pertemuan kita.



Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga. Namun percayalah hati kita akan selalu terikat. Jalinan persahabatan dan kekeluargaannya akan semakin erat. Semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.



Tidak usah terlalu bersedih, berbahagialah! Karena kau akan menemukan suasana yang baru, bukan di sini lagi, tapi di sana. Di suatu tempat yang akan menjadi medan juangmu dalam mewujudkan impian di masa depan.



Cukuplah setiap kenangan yang telah kita tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur. Menyemaikan benih-benih cita, cinta, dan cerita diantara kita. Karena kita tak harus di sini, kita tak harus selalu bersama, kita harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap untuk kita tapaki.



Perkuat langkahmu, adik-adikku! Yakinkan diri dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih. Pandang senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.



Segala rindu yang akan muncul, segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada sukses. Di sana ada keberkahan, dan di sana pasti ada cinta…



Biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata juga lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…Karena dia memang hadir untuk ini, menjadi saksi INDAHNYA PERTEMUAN KITA!!! Indahnya kebersamaan penuh cinta di Ganesha…



Adik-adikku, anak-anakku, murid-muridku…selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah…menyongsong masa depan yang cerah!!!



SEMANGAT DAHSYAT, semuanya…!!!



[Keisya Avicenna, 7 Mei 2011…teruntuk mutiara-mutiara hatiku, yang darinya aku belajar menjadi “guru”! 02:02 WIB]

Celoteh Aksara [32]: “KARENA SOLO ‘mungkin’ (bukan) TERMINAL AKHIRKU_Catatan FLP Pelangi #15”

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments

by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, May 4, 2011 at 8:53am

Ahad, 1 Mei 2011

Hari Ahad yang luar biasa, hari pertama di bulan Mei. Ada sesuatu yang dahsyat bergemuruh dalam hati. Setiap detik semoga menjadi nafas perbaikan diri. Amin. Pagi yang berseri, indah… saatnya riyadhoh ke boulevard UNS sekaligus kuliner pagi. Paling seneng kalau ketemu adik-adik tingkat. Saling sapa, tanya kabar, tanya kesibukan sekarang. Seru banget lah! Dan Ahad pagi itu Nung banyak bertemu dengan adik-adik Biologi angkatan 2008. Ah, jadi terkenang masa-masa jadi Koordinator Sie Acara BIOSPHER 2008. Hehe. BIOSPHER terakhirku yang sangat berkesan. Kangen kalian semua…Apis melifera-ku!



Siang ini kembali ada pertemuan dengan keluarga Pelangi setelah sepekan kita absen. Akhirnya, kerinduan kita akan tertunaikan siang-sore ini. Jam 12.30 Nung dijemput Diah Cmut kemudian kita menuju markas di SMP Muhammadiyah 7. Ayu’ dah di lokasi. Akhirnya, gabung deh berbasket ria dulu. Hehe. Kalau dah basket gini, Nung jadi inget pas jaman SMA kelas 1 dulu. Basket merupakan salah satu olahraga favorit. Tiap hari Ahad SUPERTWIN sama Mas Dhody pluz beberapa temen pasti lari pagi lanjut basket bareng-bareng di lapangan basket SMA 1 Wonogiri. Kebetulan pas kelas 1 SMA, Nung tu ngefans banget sama permainan basketnya MVP Lovers “5566”. Hihi, film Mandarin banget. Paling suka tembang “Wo Nan Kuo”. Nyanyi dulu ah…(mbatin!). basket oh basket. Dan pada episode siang itu Nung hanya berhasil masukin sekali ke keranjang. Dah jarang latihan sih, Cheng Fong mengundurkan diri sebagai pelatihnya Nung soale. Uwuh…wkwkwk.



Kelar berbasket ria, diskusi unyu dulu dengan 3’unyu tentang pembagian honorarium majalah Embun. Di tengah unyu-unyunya, Mbak Eka datang. Tyuz karena beliau mau sholat dulu, beliau kita tinggal deh. Hehe. “Laper ni, mbak!”. Akhirnya, kita bertiga jalan mau ke warung soto dekat bangjo dr.Oen. waladalah, kok tutup sih. Hm, akhirnya kita memutuskan untuk jalan menuju area jajanan di kawasan RS dr. Oen. Nah, ada kejadian konyol saat kita bertiga menyaksikan pethunya dengan Mio Merahnya. Haha. Ekspresinya itu lho…medungdung!



Pas sampai depan warung-warung, ealah gak ada yang sreg di hati. Akhirnya kita bertiga pun memutuskan untuk putar haluan lagi. Balik ke markas. Pas mau masuk gerbang, Nung sempat berujar ke Diah Cmut:

“Mut, bukannya di sini ada kantin, ya?”, tanya Nung dengan muka polosnya.

“Oh, iyo yo. Dung-dung i ngapa kita gak cari makan di kantin aja,” ujar Diah Cmut menyadari kedungdungannya. Haha (asli, marahi ngikik).



Usulan itupun kita sampaikan ke Ayu’. Dan Ayu’ cuma pasang tampang senyum ter-innocent! Nah, pas kita ke kantin ternyata harapan tak seindah kenyataan. Heuheuheu…bayangan soto atau mie goreng hanya membuat kita klomat-klamet aja. Hihi…(gak ding!). Akhirnya, setelah kita bertiga menggelar sidang pleno, istimewa, dan paripurna terputuskanlah sebuah tempat yang akan menyelamatkan kita dari penyakit Kwashiorkor alias busung lapar (eh, salah ding. Ini kan nama penyakit kekurangan protein). Rocket Chicken yang berlokasi sebelum perempatan Panggung. Uhuy, cekidot! Ninggalin pethunya yang asyik berbasket ria. Biarin aja dah…seorang bocah hiperaktip kan jangan sampai terhambat aktivitas bermainnya. “pinjem helm yo…!”. ^^v



Sampai di lokasi, kita bertiga pun segera dudang-duding pesen makanan. Agak kecewa juga sih selera Nung ‘n Ayu (paket 3) kagak ada. Tapi tak apalah, yang penting kebutuhan logistic terpenuhi sebelum kita belajar. Hehe…Logika tanpa logistik bagai TPS, tanpa permen sunduk. Hihi…Makan siang yang berlangsung sangat unyu. Ah, kelak Nung pasti sangat merindukan keunyuan kalian. Hehe…Seru!!!



40’an menit lah kita bercengkerama di Rocket Chicken. Balik ke markas sudah ada Mas Tyo dan mas-mas yang Nung belum kenal lagi main basket. Apa ni mas-mas yang dari FLP Yaman yha? Maybe! (tadi siang Mas Aris El Durra juga sempat ngabarin). Kemudian kita digiring pethunya untuk masuk kelas. Bertempat di kelas 8C. Ruang Multimedia yang biasa kita pakai masih disterilkan karena akan digunakan untuk workshop. Acara dibuka oleh pethunya. Hadir siang itu ada Bunda Eny. Selamat ya Bunda atas cerpen “Kucing Hitam”-nya yang dimuat di Harian Joglosemar hari ini. Kemudian ada Mbak Eka yang duduk sebangku dengan Bunda Eny, Mbak Ummi (siang ini beliau duduk sebangku dengan Nungma. Sabar ya. Nung! Hahaha…Nung ketularan ‘penyakit akut’-nya. Wkwkwk), Mbak Nury (mbakku yang satu ini selalu tersenyum manis untukku, hihi…), Diah Cmut yang duduk sebangku dengan Ayu’. Ah, dasar duo unyu! Ada Mas Dwi yang duduk di depan mereka berdua. Mas Ruri datang agak terlambat. Ohya, ada yang belum kesebut. Siapa ya? Hihi. Tu orang dimana yha? Hoe, ndelik di mana kau? Ooo…ternyata Mas Tyo duduk di belakang bangku Mbak Nury, masih dengan ekspresi ngeneznya. Haha. Oya, mas-mas yang tadi memang benar dari FLP Yaman. Beliau mengenalkan diri dan sedikit bercerita tentang FLP Yaman. Dapat wacana baru dah! Hm, salut buat Mbak Anik. Rela berhujan-hujan ria untuk datang ke Pelangi.



Siang ini pak guru Pahmi Casopah menyampaikan materi tentang “ANATOMI BUKU”. Materi yang lengkap diupload duong, Mas Dwi/ Mbak Nury! Nung nulisnya konvensional ogh kemarin. Ocre!!!



Hujan pun turun dengan sangat lebatnya. Dereees puuul dah. Banyak kejadian konyol bin seru yang terjadi di dalam kelas TK Pelangi. Namanya juga anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Ada aja tingkah polahnya!



Pending sholat Ashar, berhujan-hujan ria menuju masjid. Hihi…benar-benar merasakan indahnya kebersamaan dan kekeluargaan FLP Pelangi. Serunya, pertemuan kali ini logistiknya banyak banget. Terima kasih, Bunda Eny! ^^v. Setelah materi selesai, ada rapat mengenai rencana rihlah keluarga Pelangi ke Pacitan Insya Allah tanggal 21 Mei nanti. Rapat dipimpin oleh sang PJ, Mas Tyo. Hahaha…Jam 17.00, Nung pun harus undur diri sama Mbak Eka karena kita berdua mau mudik ke Wonogiri. Rapat masih terus dilanjutkan. Piye hasile???



Yang gak datang hari ini: Mbak Amrih, Mbak Santi, Mbak Fitri, Mas Aris El Durra, Mbak Fu'ah, Erny...



***

Hm, kenapa judul sama isi gak nyambung ea? Ntahlah, pengin aja bikin judul kayak gitu ‘n isinya tentang aktivitas Nung di Pelangi. Nung benar-benar ngrasa menemukan keluarga baru di kota Solo ini tatkala bergabung di FLP Solo Raya khususnya di Pelangi. Mungkin air mata pertama yang akan keluar, tatkala muncul sebuah moment: “ketika aku harus meninggalkan keluarga Pelangiku karena aku harus pindah keluar kota”. Hiks, membayangkan aja dah mo bikin nangis bombay! Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Itu sunatullah! Ntahlah, rasa-rasanya Nung benar-benar harus menyiapkan mentalitas itu dari sekarang! Bukan apa-apa, ada satu keinginan Nung aja, Nung gak selamanya akan tinggal di kota Solo ini. Ada sebuah kota impian yang kelak akan Nung ukir kisah luar biasa di kota itu! Yah, Nung mah cuma bisa ngerencanain, hasil akhirnya Nung pasrah dah sama Allah SWT. Tapi satu pinta Nung, jikalau nanti Solo memang benar-benar bukan ‘terminal akhir’ bagi Nung, jangan pernah hapus nama “Keisya Avicenna” di register perasaan kalian ya, Keluarga Pelangiku! (ah, dah gak kuat nulis lagi. Lemes.Lg flu. Hikshiks…T_T. hohoho. Ayu’, Cmut…ndegan yuk! Lho???).



***

LUKISAN DIRIKU



Kakiku untuk melangkah tak akan terhenti

Sebelum lukisan diriku lengkap

Dalam bentuk garis dan titik yang tertuang

di atas hamparan alam semesta

dimana ku dilahirkan





Aku hanya bisa menatap lukisan yang telah tergores dan digoreskan untukku

Semua ini…

Aku tidak pernah ingin dan juga tak pernah meminta

Inilah lukisanku

Inilah diriku



Jika kau pertanyakan aku mengapa, darimana dan kenapa tidak, maka pertanyakanlah pada yang menciptakanku...

***

PERPISAHAN SENJA



Dalam keremangan hatinya,

Ia menangkap suara yang memanggil-manggil namanya

Seiring dengan perpisahan senja yang meranum

Lalu mengganti jubahnya dengan kain malam



Tak terasa buliran kristal bening membasahi pipi

Dalam tatapan matanya yang sembab, ia berkata :

“Aku tak bisa memiliki air mataku sendiri. Bahkan aku tak punya nyali untuk menatap bayanganku di cermin”



Seketika terdengar suara yang pernah ia temui dalam ruang khayalnya :

“Setiap nafas berhembus, kita tahu hal berbeda. Setiap satu kedipan mata, kita kenal cerita lain. Tatkala hembusan udara terhirup, kita coba pahami kata hati. Tatkala satu langkah berjalan, kita temukan ilmu baru, kita tahu tujuan hidup. Ketika rindu bertanya padaku tentang hari ini, jawabku : ‘jiwaku takkan lelah menghitung lembaran yang tlah terlewati, hati takkan risau, jua tak ingin berkeluh’…



Seketika ia pun tersadar…

“Sekalipun ini perih, segala takdir-Mu pasti baik untukku…”



***

[Keisya Avicenna, 4 Mei 2011. “Saat simfoni cinta-Nya bersenandung mewah dalam lubuk hatiku…Sederhana saja!”]