Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, July 16, 2012

SINOPSIS THE LOST JAVA


SINOPSIS

“Kehancuran dunia kian dekat, namun kematian sudah mengintai jauh lebih dekat lagi!”
Bencana mengincar setiap nyawa. Iklim sempurna tak lagi bersinergi dengan bumi. Banjir-banjir mulai berubah status menjadi permanen. Ratusan pulau perlahan tenggelam ditelan luapan air laut. Puluhan juta manusia digiring paksa oleh bencana untuk mengungsi. Terlampau menyeramkan saat menunggu detik-detik mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan yang notabene sebagai penyimpan 90% cadangan air di bumi ini. Apakah dunia sudah mengetahui kengerian yang akan terjadi setelahnya?
Puncak bencana akan terjadi ketika panasnya suhu bumi menyebabkan gas metana beku terlepas dari kedalaman es dan laut, padahal ia memiliki kekuatan efek rumah kaca 25 kali lebih hebat dari karbon dioksida.inilah ancaman utama yang akan menghancurkan! Bencana Paleocene Eocene Thermal Maximum yang terjadi 55 juta tahun yang lalu akan terulang kembali. Bencana apakah itu? Itulah saat dimana seluruh permukaan bumi membeku tertutup lapisan es tebal dan setelahnya hanya akan tersisa dua kata saja dari sejarah keberadaan manusia: KEPUNAHAN MASAL.
Sekelompok ilmuwan terbaik dari seluruh dunia berkumpul untuk mencari solusi dari semua kekacauan, di dalam sebuah lab rahasia mereka meneliti nuklir, atmosfer dan es untuk menyelamatkan bumi dari cengkraman awal kehancuran. Setelah 35 tahun melakukan penelitian, Garuda Putih Laboratory akhirnya dapat menyelesaikan formula yang akan dibawa dalam misi WAR (Warriors of Antartic). Lima ilmuwan terbaik dari Indonesia, India, Iran, dan Amerika berangkat menuju atap tertinggi Kutub Selatan, puncak Gunung Vinson Massif. Tujuan mereka satu, menyelamatkan umat manusia dari kepunahan massal.
Selama ekspedisi, badai es beberapa kali mengamuk, oksigen minim pada ketinggian, dan suhu -45° C menyengat dengan dinginnya. Longsor es mengincar setiap saat, tebing-tebing tinggi sulit untuk dilewati,hingga jurang curam menganga untuk disebrangi. Namun, dari semua itu, ada hal lain yang jauh lebih mengancam keselamatan tim WAR. Di belakang mereka, sebuah organisasi bawah tanah kliber internasional yang terkenal kejam dan brutal menaiki Gunung Vinson Massif dari jalur daki yang lain. Tujuan mereka satu, merampas formula dari tim WAR dan menggunakannya untuk menguasai dunia demi satu pemerintahan,The New World Order.
Petualangan novel bergenre science-thriller fiction ini menyajikan tiga komponen yang digarap dengan serius berupa “sisi keilmuan” yang dipadukan dengan adegan-adegan “pemicu adrenalin” yang menyedot habis “rasa penasaran” pembaca di setiap akhir babnya. Dan tentu saja disempurnakan dengan “romantika cinta” yang dibingkai apik dalam konflik yang bertubi-tubi.The Lost Java lebih dari sekedar novel Sci-Fi. Ceritanya dipersiapkan dengan matang. Jadilah alur dalam buku ini penuh dengan jalinan yang syarat ketegangan, menyuguhkan kepuasan tersendiri bagi para pemburu bacaan thriller.


Prolog
1 April,
Vinson Massif[1].
Lima ilmuwan melakukan eksperimen di puncak gunung tertinggi belahan bumi bagian selatan.Di benua paling berangin, paling kering, dan paling dingin. Antartika.
Aktivitas mereka tidak mengundangperhatian dari dunia internasional.Alasan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan menjadi pembias yang sempurna, menutupi tujuan utama keberadaan mereka disana,menjauhkan manusia dari ancaman kepunahan masal.
Data-data yang mereka kumpulkan, menunjukkan bahwa es abadi di Antartika memendam kurang lebih 400 miliar ton methane hydrates[2]. Gas initerlepas sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring banyaknya bongkahan es yang runtuh. Jika naik ke permukaan dan tertumpuk di atmosfer, gas ini akan menciptakan siklus yang mengerikan. Merusak stabilitas iklim, menarik suhu bumi ke tingkat terpanas.kemudianmemicu kebakaran, menaikkan ketinggian air laut, menenggelamkan daratan, dan tentu sajamenyebabkan kematian masal.
Lebih parah lagi, naiknya suhu air lautakibat perubahan iklimakan mencairkan methane hydrates yang tersimpan di lantai dasar samudera bumi. Inilahyang disebut sebagai bencana Paleocene-Eocene Thermal Maximum[3].Bukti-bukti geologi menunjukkan sudah dua kali planet bumi mengalaminya.Malapetaka ini pernah terjadi kurang lebih 55,8 juta tahun lalu, dimulai pada batas antara zaman Paleosen[4]dan Eosen[5].
Pada suhu di bawah 2° C, gas metana akan terlepas di saat bekuan gas metana yang stabil mencair, termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut. Gas ini memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih besar dari gas karbondioksida.Selanjutnya, level oksigen akan mengalami penurunan drastis karena berkurangnya kemampuan air untuk menyerap oksigen. Jika oksigen lenyap, maka bakteri baru akan mengambil alih dan memproduksi gas hidrogen sulfida yang sangat mematikan bagi kehidupan di laut dan bumi. Saat itulah lebih dari 94% spesies air akan mati, menjadi permulaan yang disebut sebagai kematian masal.
Antartika dikategorikansebagai gurun.Tempat inihanya mendapat sedikit hujan air dan salju, hal ini menjadi penyebab utama sulit terbentuknya lapisan es baru untuk menambah jumlah es abadi yang menimbun methane hydrates di sana.
Kelima ilmuwan melakukan eksperimenmenggunakan formula khususuntukmemberikan reaksi fisika yang terjadi di dalam awan. Intensitas curah hujan akan naik dengan signifikan ketika proses pembentukan es di dalam awan berjalan efektif. Formula itu tertanam dalam roket, di atas puncak Vinson Masif.
Nuklir, itulah pemicu badai yang mereka pakai. Benda yang di-packingsebesaran bola tenis ini tersusun sebanyak 20 buah dalam 4 tabung.Semua alat dan bahan percobaanakan diluncurkan dari puncak Vinson Massif dengan roket jarak jauh ke arah vertikal. Mereka telah mempersiapkan dengan baik. Badai siap diciptakan dari puncak Antartika.
Timertelah diaktifkan.
Keadaan masih terkendali, setidaknya untuk saat ini. Mission 90% complete.
Setelah merekayasa hujan buatan di sekitar daerah stratus[6], kita picu terjadinya badai di puncak Vinson Massif untuk memperluas sebaran air dan es,” ucap seorang ilmuwan wanita yang menjadi pemimpin ekspedisi Vinson Massif.
 “Setelah itu,serahkan sisanya pada alam, biarkan dinginnya kutub selatan membuat jutaan kubik hujan itu menjadi es abadi baru,” sambung seorang ilmuwan lain berkepala plontos dan berkaca mata tebal.
Kedua ucapan ilmuwan itu menjadi hipotesis awal yang membawa merekaberada di tempat sepi yang menyimpan banyak misteri. Tidak ada pemukiman permanen, tidak ada peradaban manusia, dan tidak ada kehangatan sama sekali.
Timerterus menghitung mundur waktu peluncuran. Kelima ilmuwan sudah turun menjauhi puncak Vinson Massif. Hanya 48 jam waktu yang tersedia untuk menghindari badai yang nanti akan diciptakan alat-alat mereka.
Namun, tidak ada sesi negosiasi bagi apapun yang telah kering dituliskan pada lembaran-lembaran penghimpun takdir.
Jadi! Maka terjadilah.
Ketika semua asa sudah tidak sabar untuk dijelma oleh kecerdasan isi kepala, ketika segala rencana telah disusun dengan begitu sempurna, ketika seluruh prosedur operasional telah dilewati dengan sangat teliti, ketika takdir berbicara untuk menentukan akhir dari segalanya BOOOM!
Benda itu meledak terlalu cepat dari waktu yang telah diatur. Kepulan api yang meraksasa di puncak Vinson Massif hilang seketika dihempaskan angin. Tertelan suhu -24°C. Prahara yang tidak dikehendaki menghampiri tanpa bisa diprediksi.
Kerusakan kecil pada roket nuklir menimbulkan malapetaka besar yang mampu menghadirkan kehancuran besar.
Daerah tempat benda itu ditanam hancur lebur dan mulai erupsi. Meluncur turun ke bawah. Menggulung es yang dilewatinya menjadi longsor. Terus memperbesar diri. Siap melahap apa pun yang berada di depannya.
Dahsyatnya kekuatan ledakan merambat cepat, es permukaan di tiga ratus meter sebelum puncak ikut bergetar kuat.
“Longsor besaaar!!! Lariii...!” pekik salah satu dari kelima ilmuwan. Tidak ada waktu sekedar untuk memastikan kebenaran ucapan. Getaran di tempat pijakan sudah menjadi pembuktian. Mereka berlari tunggang-langgang,menjauhi puncak Vinson Massif.
Mission Failed.
Longsoran es dengan rakus terus menggulung apa pun yang dilewatinya.Bergerak dengan kecepatan 140 km/jam.
Membuang semua barang bawaan dan berlari secepat mungkin adalah syarat mutlak untuk bisa menjauhi kejaran es.Tidak ada pilihan lebih baik untuk mengindar kecuali menjauh dari jalur longsordan berharap tidak ada longsor susulan.
Beribu kubik es semakin mendekat.
Rintangan menghadang.
Jurang es menganga sangat lebar dan dalam di depan mereka. Tidak ada toleransi untuk ciut nyali. Lakukan atau mati.
Satu orang mundur mengambil ancang-ancang, kemudian berlari secepat mungkin dan melompat sejauh ia bisa. Dua kepala runcing ice axes[7]-nya mendarat di tebing jurang.Sepatu besi langsung menghujam lapisan es, lalu dengan susah payahia menaiki tebing. Setelahmencapai permukaan,ia kembali berlari,menjauh dari jalur longsor.
Dua orang lagi melakukan hal yang sama.
Mereka berhasil.
Seorang ilmuwan wanita terpekur. Pikiran dan hatinya mengatakan ia memiliki fisik yang tidak sekuat teman-temannya, keberaniannya tidak sebesar yang lain. Ia tidak yakin bisa mencapai seberang dengan melompati jurang.
Tidak tersedia waktu untuk berpikir lama. Kematian terus bergerak mendekat, menyongsong deras dari arah belakangnya. Wanita itu berlari ke arah kiri, berjudi dengan kejaran waktu untuk memutari jurang es.
Longsor sudah sangat dekat.
Getaran kuat merambat cepat, es tempat pijakan mulai retak. Dalam sekejap daerah di sanaterbelah. Wanita itu terperosok.
Dalam hitungan detik, longsoran es menyapu dengan cepat.
Wanita itu terkubur.
Alam memiliki hukum-hukum tersendiri yang tidak akan mampu ditantang manusia.
[ ]

Tiga orang ilmuwan selamat, sembilan belas jam kemudian tim SAR berhasil mengevakuasi ilmuwan wanita yang terjebak dalam gua sedalam enam meter di bawah lapisan es. Ia mengalami edema[8]ringan, tangan kirinya mati hingga siku.Terkena frost bite[9].
Pencarian terhadap satu ilmuwan lain dilakukan hingga 3x24 jam. Malang, tidak ada hasil yang didapatkan kecuali keletihan. Buruknya cuaca semakin mempersulit kesulitan yang sudah sangat menyulitkan. Melimpahnya muatan es yang dibawa longsoran memberikan kemustahilan hidup pada apapun yang tertimbun olehnya.
Pencarian dihentikan. Ilmuwan terakhir dinyatakan tewas.
Usaha untuk meredam terlepasnya methane hydrates di Antartika selesai, tidak ada hasil yang didapatkan. Pemanasan suhu bumi yang sangat parah hanya menunggu waktu jika tidak segera dicegah. Terulangnya kembali bencana Paleocene-Eocene Thermal Maximum mungkin dapat disetarakan dengan datangnnya kiamat kecil menuju kehancuran besar kepunahan masal.
Apakah ini cerita fiktif yang dikarang oleh para ilmuwan paranoid? Ataukah rekayasa media untuk menarik simpati dunia? Sayangnya data dan fakta ilmiah tidak berbicara demikian. Tidak terbantahkan.
Siklus kehancuran yang mematikan sudah dekat.
Dan, mayoritas masyarakat dunia tidak mengetahuiitu. [ ]



[1]Gunung tertinggi di Antartika, 4.897 meter. Berada di Pegunungan Ellsworth. Pendakian pertama dilakukan oleh tim ekspedisi pimpinan Nicholas B. Clinchm pada 17 Desember 1966.
[2] Gas metana yang terperangkap dalam struktur kristal air, membentuk solid berupa es.
[3] Perubahan ekstrim kondisi permukaan bumi, pergeseran ekosistem, dan gangguan siklus gas rumah kaca. Disebabkan suhu global naik sekitar 6° C selama sekitar 20.000 tahun atau meningkat 0,0003° C per tahun.
[4] Masa yang berlangsung antara 65,5 hingga 55,8 juta tahun yang lalu,dimulai setelah kepunahan masal pada akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus.
[5] Masa yang berlangsung antara 55,8 hingga 33,9 juta tahun yang lalu. Dimulai dengan kemunculan mamalia modern pertama dan diakhiri dengan kepunahan masal yang dihubungkan dengan meteor besar yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay.
[6] Lapisan awan tipis dekat permukaan bumi. Terdapat pada ketinggian 3-5 ribu meter di daerah kutub, 5-13 ribu meter di daerah sedang, dan 6-18 ribu meter di daerah tropis.
[7] Kapak es, digunakan para pendaki gunung salju untuk medan berupa tebing-tebing dengan kondisi beku. Biasa digunakan untuk memanjat atau sebagai tongkat.
[8]Rusaknya paru-paru akibat hebatnya serangan dingin, ditandai dengan batuk berdarah.
[9] Radang dingin, terjadi kerusakan lokal terjadi pada kulit dan jaringan lain akibat dingin yang ekstrim. Paling mungkin terjadi di bagian tubuh yang jauh dari jantung, seperti jari-jemari.

1 comment:

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna