Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, December 01, 2020

TIGA TEMPAT YANG MEMBANGKITKAN INSPIRASI HIDUP



Istana KYDWiFENSDza

KYDEN

Sejauh apapun kaki melangkah, pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sesuatu yang memperkaya jiwa.

Di naungan sebuah atap yang tak harus selalu megah dan mewah, tak akan ada kehangatan bila selimut cinta kasih tak terpatri indah menyelimuti para jiwa sang penghuni. Dari saling menghormati dan menghargai antara para penghuni, akan muncul sebuah keharmonisan yang berbuah kehangatan. Ya… tak akan ada perdebatan yang tiada arti, yang hanya akan menghilangkan keelokkan dari keharmonisan sebuah keluarga. Dengan saling mengingatkan dengan penuh kasih sayang, untuk selalu ada pada keridhoan Allah Swt. Hidup di keluarga dengan sebuah jiwa yang tentram dan damai dengan berpegangan pada tiang agama yang kuat. Goncangan apapun tak akan meruntuhkanya, karena kekuatan cinta kasih keluarga telah bersatu, menguatkan satu dengan yang lain, mengokohkan satu dengan yang lain. Keluargaku, Surgaku.

KYDWiFENSDza

Ya, tempat pertama yang selalu bisa membangkitkan inspirasi hidup adalah rumah di Wonogiri. Tempatku mengukir banyak cerita, tempatku menghabiskan masa kecil yang ceria, tempatku melalui masa remaja yang penuh warna. Hingga akhirnya takdir indah-Nya membawaku membuka pintu baru yakni pernikahan, yang membuatku untuk hijrah mengikuti suami dan ‘meninggalkan’ istana itu. Istana yang dulu kami sebut sebagai KYDEN (Kadri-Yati-Dhody-Etika-Norma). Lantas, kini sudah bertambah anggotan jadi KYDWiFENSDza (Kadri-Yati-Dhody-Widowati-Febriansyah-Etika-Norma-Siswadi-Dzaky). Meskipun satu keluarga inti kami telah berpulang menghadap-Nya, Babe Kadri, tapi K akan selalu ada di hati kami. Fisik mungkin takkan bisa lagi bersama, namun kami semua akan selalu berpelukan dalam hangatnya doa-doa. I love my family.

Masjid Andalusia, Bogor

Izinkan saya menuliskan kembali goresan pena di buku harian saya. Tentang pertama kalinya menjejakkan kaki di masjid istimewa ini. Tentang indahnya salah satu tempat istimewa, rumah-Nya yang begitu indah.


Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Swt Sang Penggenggam Kehidupan juga Kematian. Tak ada kisah terindah yang terhampar di muka bumi ini kecuali Allah hadirkan hikmah.

 

Atas izin-Nya dan diri ini selalu merasa “saat Kun Fayakuun-Nya bekerja sepenuh energi cinta”.

 

10-11-12: tanggal impian, tanggal impian pernikahan yang pernah aku tuliskan di catatan dream book Doraemon-ku. Dan Allah Swt izinkan aku menikah dengan seseorang yang sungguh: ia adalah mimpi-mimpi dan do’a-do’aku selama ini. Banyak sahabat yang kemudian bilang, “Ini buah yang sangat manis dari kesabaran dan perjuanganmu selama ini, Mbak Nung!” Subhanallah… Allah begitu baik, teramat sangat baik, sungguh Maha Kasih jua Maha Sayang. Terima kasih Ya Rabb… dan AMANAH menjadi seorang istri bukanlah amanah yang main-main. Maka nasihat untuk diriku: “Berjuanglah Nung! Berjuanglah untuk menjadi seorang ISTRI yang SHALIHAH!”

 

***

Kemarin adalah lembar ke-5 jejak kelanaku di kota Bogor… (Ahad, 25 November 2012)

 

Bogor, sebuah kota impian yang dulu benar-benar aku impikan (selain kota Bandung) untuk mengukir jejak cinta bersama sang kekasih tercinta di kota ini. Lagi-lagi Allah izinkan impian itu menjejak nyata. Allah Swt memilihkan BOGOR sebagai kota cintaku.

 

 

Hm, ada kisah menarik yang ingin aku ceritakan. Kemarin sore, pasca silaturahim ke rumah sahabat dan ngumpul bareng rekan kerja kekasih hatiku, kita berdua singgah di Masjid Andalusia, kompleks kampus STEI TAZKIA karena adzan Ashar sudah berkumandang. Kereeen euy masjidnya. Ada sosok keren di balik kampus ini. Siapa lagi kalau bukan Syafii Antonio dan kekasih hatiku pun punya impian ingin melanjutkan studi S2 di kampus ini. Semoga Allah memudahkan, ya cinta… (Aamiin Yaa Rabb)

 

Sambil nunggu sang kekasih hati sholat, aku bawa hatiku pada sebuah dimensi perenungan. Duduk sendiri di salah satu anak tangga di lantai dua. Saat itu suasana teramat sangat syahdu…(jemariku pun mulai menari di Nokia-ku, mencoba merekam semuanya lewat aksara)

 

“Kembali aku temukan ke-Maha Besar-an Mu, Ya Rabb. Betapa aku khusyuk tertunduk saat menikmati lukisan nan memesona yang tertangkap oleh retina. Lihatlah Nung di hadapanmu itu! Gumpalan awan hitam yang semakin lama semakin berat menahan beban. Dan selang beberapa saat kemudian, air mata langit pun tumpah tak terbendung, menjelma batang-batang air yang jatuh menghujam bumi…

 

Arahkan pandangan matamu bergeser ke sebelah kiri, Nung! Kau kan dimanjakan dengan hamparan permadani hijau lewat bukit-bukit yang membentang. Rapi. Sungguh rapi! Dan nikmatilah tempat berpijakmu saat ini! Kau tengah berada pada lingkungan sebuah gedung nan indah, megah, dan mewah. Dan lihatlah benda kubus hitam yang kini terguyur hujan itu Nung! Benda hitam itu adalah miniatur Ka’bah yang berdiri gagah di tengah lapangan gedung perkuliahan STEI Tazkia itu.  Subhanallah, entah dengan aksara yang seperti apa aku melukiskan itu semua. Seketika mataku langsung terpejam, aku visualisasikan semuanya. Aku kepalkan tanganku erat. Lalu aku hadirkan satu per satu wajah orang-orang terkasih. Tergambar jelas pada imajinasiku, kita semua berpakaian serba putih. Pakaian ihram. Kemudian kalimat talbiyah pun membahana, mengagungkan asma-Nya. Kita thawaf 7x dengan hati yang hanyut akan kebesaran-Mu, dengan linangan air mata taubat yang senantiasa mendamba ampunan-Mu… Aku biarkan hening menguasai qalbuku berteman iringan orchestra hujan. Seketika hatiku pun semakin sejuk…syahdu! Aku buka mataku perlahan dan aku bangkit dari tempat dudukku kemudian dari tempatku berdiri aku tatap lekat-lekat kaligrafi besar bertuliskan “ALLAH” yang ada di mihrab masjid Andalusia itu. Lagi-lagi aku merasa sangaaat kecil, teramat kecil dan bukanlah siapa-siapa di hadapan-Mu Ya Rabb…Hatiku pun kembali sejuk dan aku dapati ada butiran kristal bening kerinduan yang perlahan mencipta jejak di kulit pipi… Aku rindu menatap wajah-Mu Ya Rabb, aku rindu perjumpaan istimewa dengan-Mu… Aku rindu…”

 

*Teruntuk kekasih hatiku terima kasih, karna engkau telah mengajakku singgah di tempat yang sungguh sangat istimewa itu…

 

[Keisya Avicenna, 26 November 2012 @Istana IPK, Bogor]

 

[*]

Masya Allah, Masjid Andalusia dan segala kenangan manis dan sarat cinta saat mencipta kisah di sana. Masih terkenang, saat mata ini menyaksikan puluhan mahasiswa STEI Tazkia yang tengah menghafal Quran, masih terkenang ceramah menggugah jiwa dari Ust Syafi’i Antonio saat Ahad kami boncengan motor dari Baranangsiang hingga Sentul.

Dan setahun lalu (November 2019), suami mengajak kami bernostalgia ke Bogor setelah hampir 6 tahun kami meninggalkan kota cinta itu. Kami ajak Dzaky mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang begitu banyak kenangan istimewa tercipta di sana: Masjid Andalusia.

 

Markas DNA Writing Club

 

Tanggal 6 November 2013, saya mendapatkan limpahan 3 orang anak dari Mbak Aan Diha (penulis bacaan anak, editor KKPK Mizan). Sebelumnya, Mbak Aan membuka les menulis cerita di rumahnya. Namun, karena alasan kesibukannya, akhirnya Mbak Aan melimpahkan muridnya ke saya. Saya sudah kenal dengan Mbak Aan sebelumnya. Saya iyakan saja, meskipun awalnya bingung mereka nanti mau saya apain. Karena bassic saya adalah pengajar mapel karena waktu itu saya masih bekerja di Bimbel Ganesha Operation. Tapi, bismillah… saya juga ingin belajar dan mencoba sesuatu yang baru. Ini bakal jadi tantangan terbesar dalam hidup saya, batin saya kala itu.

Pertemuan perdana dengan Khansa, Putri, dan Tasya, saya gunakan untuk menyelami karakter mereka dan mengetahui sejauh mana tulisan mereka. Pertemuan-pertemuan selanjutnya tinggal Khansa saja yang rajin datang. Selain karena rumah Putri dan Tasya lumayan jauh, juga karena mereka sibuk dengan agenda sekolah (sering mabit, dll). Saya benar-benar telateni Khansa. Ia datang setiap hari Rabu. Beberapa bulan kemudian, ada beberapa yang daftar DNA : Kayana, Zahra, Azfa, dan Yasmin.

Akhir 2013 DNA dapat kabar gembira, cerpen Khansa lolos dalam kumcer pengalaman lucu yang diterbitkan oleh Dar!Mizan, berlanjut karya-karya dia yang lain. 2014 Khansa juga lolos Konferensi Anak Indonesia (KONFA) dari Majalah Bobo. Saya pun semakin semangat. 2014 saya belajar otodidak, banyak baca buku cerita anak lalu saya pelajari dengan sungguh-sungguh. Karena prestasi Khansa, murid DNA pun bertambah. Saya sama sekali belum melakukan promo/iklan tentang DNA WRITING CLUB, malah promo tentang les mapel DNA College. Tapi, saya justru merasa mulai enjoy dengan DNA WRITING CLUB. Semuanya sistem “gethok tular”, dari mulut ke mulut. Karena Alhamdulillah, saya berhasil membuktikan lewat perjuangan mendidik dan menggembleng Khansa.

Tahun 2015, saya belajar di kelas online menulis cerpen anak bersama Mbak Nurhayati Pujiastuti dan Pak Bambang Irwanto. Tujuan saya untuk mengimbangi kemampuan anak-anak dan saya pun terus berlatih menulis. Saya juga harus berprestasi agar menjadi contoh positif untuk anak-anak di DNA. Semangat saya adalah saya ingin JADI PENULIS YANG MAMPU MELAHIRKAN PENULIS. Impian saya untuk menjadi penulis dengan karya yang best seller –dengan royalti yang sangat lumayan- terwujud lewat hadirnya buku BEAUTY JANNATY di akhir 2013, pun saya tidak cepat merasa puas. Namun, prinsip saya, setidaknya satu impian saya tercoret. Saatnya saya melahirkan penulis-penulis cilik yang kelak mewarnai dunia literasi dengan karya-karya dahsyat mereka. Saya ingin punya tabungan jariyah yang berlimpah berkah karena berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang saya punya.

2016-2017, murid di DNA sudah lebih dari 50 anak, dengan 3 markas : DNA markas Banyumanik, DNA markas Klipang, dan DNA markas Meteseh, juga dipercaya mengajar empat ekskul penulis cilik di SDIT Bina Insani Semarang, SD Islam Pangeran Diponegoro Semarang, SD Islam Sentra Bintang Juara, dan SDIT Bina Amal 2.


Kegiatan Fun Writing anak-anak DNA Writing Club

Perjalanan DNA hingga kini di 2020, Alhamdulillah, semakin banyak anak-anak dan remaja yang gabung di DNA dan mampu berprestasi sampai di tingkat Nasional. Karya-karya dan prestasi mereka pun semakin banyak, baik berupa buku yang terbit di penerbit mayor maupun penerbit indie, juga prestasi di bidang literasi.

Markas DNA, selalu menjadi tempat istimewa untuk mencipta cerita menggugah hati, tempat istimewa untuk mendulang inspirasi, juga tempat istimewa untuk memproduksi karya penuh arti. Barokallahu fiik…





No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna