Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, June 14, 2010

The Lost Syambel : Bukan Sekedar Buku Resep!


Judul Resensi : The Lost Syambel : Bukan Sekedar Buku Resep!
Judul Buku : The Lost Syambel
Penulis : Dan Bloon
Penerbit : B-First (PT. Bentang Pustaka)
Terbit : April 2010
Tebal : 156 halaman
Harga : Rp 32.500,00

The Lost Syambel adalah bacaan penuh teka-teki dan misteri yang tak terkait sama sekali satu dengan lainnya. Novel hebat yang bisa membuat pembacanya masuk ke dunia yang penuh ketegangan sekaligus kelelahan. Terdapat pesan-pesan bijaksana bagi yang menyadarinya, dan terdapat cerita yang menggugah selera bagi yang tidak menyadarinya.
Kisah memecahkan misteri yang berawal dari simbol-simbol yang terdapat pada sebuah tripleks yang ditemukan secara tidak sengaja, berbekal ilmu seadanya di dalam kedua tokoh utama (Obet dan Maemunah), mereka berusaha memecahkan arti kode tersebut. Hasilnya sungguh di luar dugaan, namun proses menuju hasil tersebut, lebih di luar dugaan.
Begitulah pengantar pembuka dari penerbit. Saya idem dengan penerbit juga deh!
Obet dan Mae (nama panggilan Maemunah binti Maomuntah) terlibat seru dalam memecahkan sebuah misteri dari simbol-simbol unik pada sebuah tripleks yang tak sengaja ditemukan di rumah kontrakan milik Obet. Ternyata simbol-simbol itu awalnya ada hubungannya dengan teks Proklamasi. Eh, pada akhirnya malah berhubungan dengan sebuah resep sambel pete. Nah lo, kok bisa???
Novel ini bukan saja berisi kisah-kisah konyol dari setiap tokohnya, tapi juga bisa disebut buku sejarah berkolaborasi dengan buku resep. Karena novel ini membawa pembaca melintasi sejarah nasionalisme bangsa Indonesia. Bahkan menambah wawasan tentang sejarah beberapa museum dan patung-patung yang ada di Indonesia, khususnya di kota Jakarta. Selain itu, novel ini menyajikan resep yang bisa pembaca praktikkan jika ingin membuat sambel yang berasa dahsyat. Hehe!
Okelah, selamat membaca sambil makan sambel!!!

Jakarta, 130610_00:02 (lewat tengah malam…)
Aisya Avicenna

1 comment:

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna