Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, September 28, 2010

SILUET PERJALANAN : PAGI KOTA SOLO

Perkenalkan, namaku Najwa. Aku masih disini. Di sudut angkasa raya ini. Masih menggenggam harapan, masih setia menanti ‘sinar’ tatkala aku merasa sepi, tatkala aku merasakan kerinduan yang tiada terperi…tatkala pancaran cahaya dalam diriku meredup dan aku tak tahu lagi, semua menjadi begitu hampa…karena aku hanyalah seorang Najwa..Bintang ‘yang dirundung sepi’…

Sisa malam tadi ku lewatkan dengan memandang rembulan yang bulat sempurna. Rembulan yang telah menemaniku menghabiskan malam. Bak lingkaran hidup baru yang penuh janji, memancarkan seluruh energy positif yang dihembuskan oleh angin sepertiga malam… Saat sang malam khatam, pesona pagi kan kujelang tuk kembali menggenggam harapan…berpijar bersama ribuan doa…meski tak Nampak, tapi aku selalu ada…
***
Seekor burung merpati yang bernama Jose Rizal bertengger di lantai 2 daun jendela kamarku…Kutahu namanya dari kertas yang menggantung di kaki burung itu. Sedangkan di kaki kanannya terikat sepucuk surat, berjingkat-jingkat dia mendekatiku seraya memintaku untuk segera melepas ikatan surat itu dan membacanya…Kudekati dia, kuambil dan kuelus bulunya dengan lembut, ‘Kamu tlah jalankan tugasmu dengan baik, Boi!’, kataku kepadanya. Ekspresi burung itu seolah tersenyum. Senang…Jose Rizal mampu mengusir rasa sepiku pagi itu…

Sepucuk surat itu ternyata berasal dari seorang sahabatku ‘Keisya Avicenna’ nun jauh di kota Solo sana…Ia bercerita tentang sebuah kisah luar biasa yang ia beri judul Pagi Kota Solo…dan kubawa memoriku menjelajah kota yang terkenal dengan Batik Danar Hadi dan Serabi Notosuman-nya itu…

Ahad penuh semangat, 26 September 2010


Pagi ini, Keisya akhirnya berhasil mengkhatamkan novel Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas-nya Mas Andrea Hirata. Sobat, bangga awak rasanya punya novel yang ada tanda tangannya Mas Andrea pluz coretan tangan yang berbunyi : “To : Norma…SALAM, Andrea Hirata”. Amboi, indah bukan buatan…(hoho…logat Keisya kok jadi ke Melayu-melayuan gini). Itu semua berkat saudara kembar awak yang ‘mengadu nasib’ di ibukota sana, salah satu kota impian Ikal juga!!! (hayah, kembali ke logat Solo mawon nggih…)
Pagi yang cerah untuk jiwa yang (tidak) sepi…Jam 07.30 segera Keisya berkemas untuk mempersiapkan diri menghadiri agenda Halal Bihalal Pagi Kota Solo di Monumen’45…bersama salah seorang rekannya, Ukh. Ika, Keisya meluncur menuju pom bensin dulu..hehe…si Astrea juga butuh amunisi sarapan pagi. Keluar dari pom bensin ketemu Mbak2…(namanya off the record…)akhirnya kita berangkat bersama. Rombongan 3 motor, mampir KAMDA, dan DPC…rombongan jadi 4 motor…Abiz lewat perempatan panggung, depan SMP 16 Surakarta, iring-iringan kok semakin banyak saja…hihi…seru euy…INILAH INDAHNYA UKHUWAH!!! Sampai juga di lokasi sobat, Keisya langsung berbaur dengan adik-adik dan mbak2 yang lain…saling ‘Halal Bihalal’, berhubung masih momentum Syawalan…Bahagia rasanya ketemu banyak orang yang dah jarang banget ketemunya. Jadi ingin bersenandung sobat :
“Pertemuan kita kali ini…bukan sekedar kawan lama tak jumpa….Tapi kita bertemu ada satu makna… Kita punya satu PERJUANGAN!!!”

Hoho, tahu gak sobat, tembang nasyid ini merupakan tembang andalan STREAM (Seni dan Teaternya Akhwat MIPA) kalo pas lagi ngisi acara-acara gitu…*duh, awak kangen bukan buatan!!! ^^v

Lanjut…acara Pagi Kota Solo di buka dengan penampilan nan kocak dari MC bang Nassirun Poerwokartun. Keisya sangat suka dengan salah satu seniman andalan kota Solo itu…So inspiring deh!!! Wah, pake acara bagi-bagi doorprize tiker euy…sayang, Keisya duduk di tengah!!! Kalah duluan dengan yang duduk di depan…hehe…Keisya duduk dekat istrinya Bang Nassirun n 2 jagoan kecilnya. Jadi bisa main2 deh ma 2 dedek lucu itu…

Aksi menulis Keisya tetap berlanjut, meski sepenggal-sepenggal. Karena menulis di ketikan keypad HP gak secepat ketika Keisya menggoreskan pena di kertas. Apa yang sempat terekam, Keisya tuliskan kembali di sini ya Sobat…dengan penuh modifikasi, tapi semoga inti dari puisi-puisi yang Bang Nassirun sampaikan tetep ada…(tak tambah-tambahi sendiri. Aslinya bukan seperti ini…benar-benar lebih bagus aslinya…)

“Kepada engkau, Saudaraku!!! Kita disini tengah berada di lorong panjang kebisuan…Istirahat sejenak menggenapkan hati. Menemukan kesalahan-kesalahan kita bersama untuk tidak terulangi lagi. Mengukuhkan kebenaran untuk kita perjuangkan lagi…!!! Satu hati, satu komando, satu perjuangan!!!”

Nuansa kehangatan, keharmonisan, dan ukhuwah yang begitu indah…mungkin sebagian kecil rasa ini yang bisa Keisya gambarkan tentang sebuah moment yang tengah Keisya saksikan dan Keisya alami di Monumen’45 kala itu. Tempat yang mengandung unsur ‘heroik’ ini seraya mengajak kita untuk terus refleksi diri : para pahlawan itu sudah meninggalkan sesuatu yang berharga, sesuatu yang luar biasa untuk Bangsa Indonesia…sedangkan kita ??? kita belum melakukan apa-apa!!! Ayo, para GENERASI MUDA, BANGKITLAH …HARAPAN ITU MASIH ADA!!! ^^v

Saatnya kita mengukir sejarah dengan tinta emas perjuangan dengan segenap potensi serta daya dan upaya yang kita punya!!! BERGERAKLAH atau TERGANTIKAN!!! ALLAHU AKBAR!!! (semangat Keisya mendadak meletup-letup niy…ahihihihi…
)
Dalam acara itu ada seorang seniman lagi dari Solo yang bernama Jo Leno (jangan terlena). Mungkin namanya itu ada unsur spirit bahwasanya kita harus senantiasa waspada, jangan sampai terlena…^^v.Pada kesempatan itu, beliau beserta grup ketoprak Balekambang nya unjuk kebolehan. Semula nyanyi lagunya Ebiet G. Ade yang Camelia. Dari cengkok asli, kemudian cengkok Madura (so pake ’tak iye’ segala), terakhir cengkok Arab… (qolqolahnya kental banget.hehe. Lucu!!). hm, indahnya karya seni yang merupakan perwujudan dari perasaan yang indah…

Sebelum ketoprak di mulai. Ada beberapa sambutan, Sobat. Ust. Sugeng menyampaikan kali ini acara kita beda. Dengan hadirnya Ketoprak Balekambang di tengah-tengah kita semoga mampu menjadi sarana melestarikan budaya Solo dan mampu memberikan wasiat melalui lagu dan kesenian. Sedangkan Pak Walikota Jokowi…(jadi ingat The King nya GO. Jokowi itu jadi rumus. Jarak = Kecepatan x Waktu. Dan semoga ini ada filosofinya sendiri. Semoga dengan seiring waktu berjalan, dengan ‘kecepatan luar biasa’ hasil kepemimpinannya di Solo, dengan tetap ‘menjaga jarak yang baik dengan rakyat (merakyat)’, kota Solo akan semakin BERSERI!!!). Kalau tidak salah, Pak Jokowi menyampaikan agar bangsa ini tidak menjadi bangsa yang terkotak-kotak…

Dan ketoprak nya pun beraksi, guyon parikeno yang mengambil tema : REBUT BENER!!! (mungkin istilah Bahasa Indonesianya : MEREBUT KEBENARAN. Bener gak ya???)
Menikmati sambil mengetik sesuatu di N5300…

“Kehangatan mentari dhuha mulai menyapa, tatkala aku mulai memvisualisasikan apa yang sudah tertulis di buku DNA ku. Merangkai lembaran-lembaran cerita penuh makna di Minggu ceria…Tatkala kulihat langit, haya ada dua warna, putih…tapi biru lebih mendominasi!!!Sang bagas semakin gencar saja membakar semangat insan yang tertangkap sinarannya..Kehangatan sang mentari dhuha, hadirkan ruh baru yang luar biasa!!! Seiring harmonisasi alam yang bersenandung merdu, lewat hembusan sang bayu, cericit si burung keil, gemerisik dedaunan, gesekan ranting-ranting di dahan, semua seolah menjadi paduan suara yang mencobasatukan nada tuk memuja dan memuji kebesaran-Nya…”

Demikian dulu Sobat…sebuah kisah luar biasa yang bisa Keisya tuliskan. Semoga dapat mengambil hikmahnya…
Salam, Keisya Avicenna
-yang masih menanti CAHAYA CINTA-


***
Najwa senang bukan buatan (duh mulai lagi…hehe). Segera ia mengambil pena* dan menggoreskan sesuatu di lembaran kertas*. Ia menulis surat balasan untuk Keisya, sahabatnya. Setelah selesai, Najwa melipat suratnya menjadi sebuah lipatan kecil kemudian ia ikatkan pada kaki kanan Jose Rizal. Sudah menjadi kebiasaan, Jose tidak akan beranjak pulang, kalau ia tidak membawa surat balasan. “Sampaikan kristal bening kerinduanku, kepada bos mu ya Jose…”, begitu kata Najwa sambil mengangkat tinggi burung itu dengan kedua tangannya aga ia bisa mengangkasa setinggi-tingginya…Kota Solo, itu tujuan Jose Rizal.

Sampai di Solo, Keisya membuka balasan surat itu…Jose Rizal tersenyum bangga karena tugasnya berjalan lancar. Keisya membaca penuh haru…

“Malam tergantikan..galaupun perlahan pudar dengan fajar yang berbinar
Melukis warna membatik pesona…
Membingkai asa…
Merajut cita dalam mahabahNya…
Menyulam jejak, mengukir tapak…
Meniti dakwah di jalanNya..
Ya Rabb, perkenankan kami memperbaiki penghambaan kami padaMu
Menata langkah perjalanan dakwah…
Mengikat erat ukhuwah….”

Kembali luruskan niat, BANGKIT dan BERSEMANGATLAH!!!!
Salam, Najwa
*bintang kecil yang ingin berpijar lebih terang

[Zona Nostalgia Romantic, 27 September 2010….]

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna