Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, April 18, 2011

Catatan Aisya [17] : LURUH


Kepada siapa lagi hamba meminta jika bukan pada-Mu. Sang Penguasa segala makhluk, Sang Pemiilik semesta. Sang Penguasa diri hamba yang lemah ini. Allah, terlalu jarang hamba mensyukuri nikmat-Mu yang tiap saat tak pernah berhenti mengaliri kehidupan. Allah, baru hamba sadari indahnya nikmat sehat itu ketika sakit menghampiri. Baru hamba sadari betapa berartinya nikmat sempat itu ketika sempit datang. Betapa nikmatnya kekuatan itu ketika rasa lemah tiba menyapa. Allah, dengan tetesan air mata, doa hamba senantiasa terpanjat pada-Mu. Janganlah Engkau hadirkan kesadaran dalam jiwa hamba tentang berartinya nikmat hidup setelah ajal menjemput.

Hamba sadar, hamba lebih banyak kufur atas segala karunia yang telah Engkau karuniakan kepada hamba. Karunia usia yang tiap saat hamba lalui tanpa memberi banyak makna. Nikmat jasad yang tiap saat hamba gunakan dalam dosa. Nikmat harta yang tak pernah hamba syukuri dengan manisnya sedekah. Nikmat kekuatan yang hamba sia-siakan. Ya Allah, kepada siapa lagi hamba harus memanjatkan pinta jika bukan pada-Mu. Hamba sadar, hanya Engkau-lah yang mampu mengabulkan doa hamba.

Ya Allah, sesungguhnya hamba meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan hamba memohon kekuasaan-Mu untuk mengatasi persoalan hamba dengan kemahakuasaan-Mu. Hamba memohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan hamba tiada berdaya. Engkau mengetahui, sedangkan hamba tidak mengetahui dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa apa yang telah hamba rencanakan ini lebih baik dalam agama hamba, dan akibatnya terhadap diri hamba, maka dekatkanlah ia untuk hamba, mudahkanlah jalannya, kemudian berikanlah berkah. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa apa yang hamba rencanakan ini lebih berbahaya bagi hamba dalamm agama, kehidupan, dan akibatnya kepada diri hamba, maka jauhkan persoalan tersebut dan jauhkan hamba daripadanya. Takdirkan kebaikan untukk hamba di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah keridhoan-Mu kepada hamba.

Ya Allah, Engkau Maha Pengasih. Hamba hanyalah hamba-Mu yang lemah, maka adakah sikap yang lebih indah kecuali dengan menyerahkan semua urusan hamba kepada-Mu. Ya, semuanya. Termasuk perjalanan cinta hamba. Selain pada-Mu, izinkan hamba tak berlebih dalam mencintai. Ya Allah, berikan cahaya pada jiwa hamba sehingga hamba bisa mencintai sesuatu hanya karena-Mu dan ketika hamba harus membenci sesuatu, itupun juga karena-Mu.

Ya Allah, hamba berharap dalam penantian ini Engkau pelihara hamba untuk senantiasa mengidamkan hadirnya cinta sejati. Cinta yang tak perlu hamba tunggu, tapi cinta yang tumbuh bersama doa hamba di malam yang teduh. Cinta yang tak tersentuh oleh tangan dunia yang palsu. Cinta yang selalu hadirkan petunjuk yang datang dari para malaikat. Cinta yang tak akan pernah lekang oleh zaman yang kan terus melaju. Cinta yang tak pernah habis oleh waktu.



Kontemplasi sepertiga malam

Redzone, 18042011_04:35
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna