Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label artikel. Show all posts
Showing posts with label artikel. Show all posts

Saturday, February 11, 2023

BAGOR, BAGOR APA YANG KRIUK DAN BIKIN NAGIH?

Saturday, February 11, 2023 0 Comments


Apa jawabannya hayooo? Yupz, bukan kain bagor buat wadah beras itu, lho. Bagor yang kriuk dan bikin nagih ya tentu saja BAWANG GORENG.

 

Alhamdulillah, saya terlahir di tengah keluarga penggemar bawang goreng. Dulu, setiap libur kerja saya sering membantu ibu membuat bawang goreng untuk dikonsumsi keluarga. Baik yang bawang merah maupun bawang putih. Alhamdulillah keduanya jadi saudara yang cukup akur bin rukun, tidak ada sosok protagonis maupun antagonis. Keduanya mampu berkolaborasi untuk menambah cita rasa makanan ataupun masakan menjadi lebih sedap disantap. Bahkan ketika dicemilin pun, bikin tangan nggak mau berhenti untuk merogoh isi bagor yang masih setia di dalam toples.

 

SUPERTWIN kecil sering membantu ibuk untuk membuat bagor saat libur sekolah. Kami bertugas mengupas bawang merah dan bawang putih. Waktu itu, ibuk memberikan tips agar tidak menangis bercucuran air mata tatkala mengupas bawang merah. Salah satu caranya dengan mendekatkan garam. Alhamdulillah cukup ampuh, sih. Kalau mengupas bawang putih sih lebih gampil dan minim drama. Untuk mengirisnya, waktu itu kami punya alat berwarna biru untuk mengiris bawang merah dan bawang putih. Nggak perlu capek-capek mengiris dengan pisau, cukup beberapa butir bawang, dimasukkan beberapa biji terus alatnya diputar manual dengan tangan. Irisan bawang akan meluncur ke wadah transparan yang ada di bagian bawahnya. Sangat praktis dan cukup menghemat waktu.

 

Dan inilah resep membuat bagor special ala Titi Ya:

Bahan:

1.    1 kg bawang merah

2.   4 sdm tepung beras

3.   ½ sdt garam

4.    

Cara memasak:

  • 1.     Kupas dan potong tipis bawang merah.
  • 2.   Taburi bawang merah yang telah diiris dengan garam dan tepung beras. Lakukan secara merata.
  • 3.   Pastikan tepung tidak terlalu banyak atau sedikit.
  • 4.   Panaskan minyak dengan api sedang. Goreng bawang merah hingga berwarna kuning keemasan.
  • 5.   Jika sudah matang, angkat dan tiriskan.
  • 6.   Letakkan pada piring yang telah dialasi dengan tisu untuk menyerap minyak.
  • 7.   Jika sudah dingin, masukkan ke toples kedap udara.
  • 8.   Bawang merah goreng siap disajikan.

 



Alhamdulillah, bawang goreng bisa digunakan sebagai pelengkap untuk makanan seperti soto, bakso, nasi goreng dan lainnya untuk menambah aroma yang semakin sedap. Bahkan tak jarang, lho bawang goreng dikonsumsi untuk camilan. Bahkan dulu pas akami kecil lauk dengan nasi putih hangat dikasih kecap dan taburan bawang goreng plus kerupuk sudah menjadi salah satu alternatif lauk yang mewah. Hihi.

 

Cara membuat bawang goreng cukup mudah, bukan? Yuk, segera praktik buat stok saat bulan Ramadan nanti!

Friday, January 13, 2023

DEMAM LATO-LATO DI NEGERI WAKANDA

Friday, January 13, 2023 0 Comments


Tak tek tak tek

Akhir-akhir ini, suara itu sering terdengar di telinga kita, bukan?

Saya sendiri baru ngeh kalau mainan saya zaman kecil itu kini jadi mainan viral di kalangan anak-anak waktu acara Pesantren Liburan. Ada anak yang bawa. Terus kok di pinggir jalan banyak yang jualan mainan ituh. Kalau dulu namanya Tek-Tek an. Kalau sekarang lebih famous dengan nama Lato-lato.

Pagi ini pun ada flyer tentang peringatan untuk tidak membawa dan memainkan Lato-lato di lingkungan sekolah. Imbauan dari Walikota Semarang, Bu Itha kalau Lato-lato banyak mendatangkan kemudharatan daripada manfaat. Ya benar juga sih, karena hasil saya bertanya ke anak-anak tetangga yang memainkan lato-lato kebanyakan mereka mengalami cedera di bagian tangan, jadi lebam kebiruan gitu karena kena bola lato-lato yang memang sakit rasanya kalau kena tangan. Apalagi baru-baru ini ada kasus anak yang harus kehilangan fungsi indra penglihatannya karena matanya kena lato-lato.  Innalillahi wa Inna ilaihi raji'un...

Banyak juga video beredar di media sosial dampak negatif dari permainan ini terutama yang membahayakan kesehatan, seperti kepala jadi benjol kena lemparan bola lato-lato, tangan jadi memar, dan lainnya.

Sebenarnya kalau ngomongin manfaat, asal dipakai dengan cara yang TEPAT dan tidak berlebihan, tidak sekadar buat gaya-gayaan karena permainan ini sedang viral, lato-lato bisa menjadi sarana pengalihan dari aktivitas screen time pada anak-anak. Yang dulunya suka bergerombol buat mabar (main game bareng, battle main game) kini sering kita jumpai mereka ngumpul untuk unjuk kebolehan main lato-lato.

Saya sependapat dengan seorang editor buku anak lulusan Psikologi UNS ini, Kak Diah Cemut.

Doi menyampaikan pendapatnya seperti ini, “Untuk positifnya, pertama, bisa bermain 'permainan fisik'. Bukan gadget. Tangannya kan gerak tuh. Jadi fisiknya ikut gerak. Lebih bagus daripada main gadget aja. Mata juga lebih sehat karena nggak kelamaan natap layer. Kalau anak jaman dulu ada permainan tradisional. Tapi sekarang udah jarang yang main engklek kan? Kedua, suaranya mungkin bagi kita yang denger terasa bising. Tapi bagi pemain, itu kayak suara mengasyikkan. Berarti gerakannya udah pas, sehingga menghasilkan suara yang nyaring. Kalau nggak nyaring berarti ada yang salah dalam memainkannya.  Ketiga, mencoba hal baru dan menjawab tantangan. Coba tanya ke dalam hati kecilmu, kamu pasti juga ada rasa penasaran untuk memainkannya kan? Kok ternyata nggak bisa sekali mainin langsung bisa. Ada kalanya harus kepentok dulu, sakit dulu, terus latihan terus hingga jago. Nah, anak akan belajar untuk menchallenge diri.”

Masya Allah, jawaban yang awesome sekali, bukan?

Kalau saya sendiri, Alhamdulillah, Dzaky tidak tertarik untuk memiliki ataupun memainkannya. Dia lebih memilih beli lego daripada lato-lato. Hehe.