Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label beauty jannaty. Show all posts
Showing posts with label beauty jannaty. Show all posts

Tuesday, December 01, 2020

TAKDIR TERBAIK DARI-NYA: ANTARA CITA-CITA DAN REALITA

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments

 



Seringkali apa yang kita harapkan, tidak selalu jadi kenyataan, bukan? Apa yang jadi cita-cita terkadang tidak sesuai realita. Lantas, apa yang harus kita lakukan?

 

Yups, salah satunya dengan tetap bersikap optimis! Apa yang dimaksud dengan optimisme atau bersikap optimis? Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.

Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan seorang yang optimis? Seorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu, sejauh keadaan memungkinkan, ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.

Bertolak belakang dengan optimisme, pandangan pesimistis akan menganggap kegagalan dari sisi yang buruk. Umumnya seorang pesimis sering kali menyalahkan diri sendiri atas kesengsaraannya. Ia menganggap bahwa kemalangan bersifat permanen dan hal itu terjadi karena sudah nasib, kebodohan, ketidakmampuan, atau kejelekannya. Akibatnya, ia pasrah dan tidak mau berupaya.

Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stres. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif.

Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif:

  1. Insya Allah, lebih panjang umur.
  2. Lebih jarang mengalami depresi.
  3. Tingkat stres yang lebih kecil.
  4. Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit.
  5. Lebih baik secara fisik dan mental.
  6. Mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

 

Fren, ada beberapa tips dan prinsip agar kita selalu menjadi optimis:

a.     Kunci menjadi optimis adalah memaksimalkan kesuksesan kita dan mengurangi kegagalan kita.

b.    Tidak ada salahnya mengakui kekurangan kita, tapi fokus pada kelebihan kita akan jauh lebih baik.

c.      Ketika kita mengalami sebuah kegagalan, ingat bahwa ada pelajaran yang bisa kita petik, dan itu membuat kita selangkah lebih maju mendekati kesuksesan kita.

d.    Ucapkan kata-kata motivasi dalam kehidupan kita setiap hari. Ini membantu memotivasi kita.

e.     Jangan fokus pada sisi negatif, tapi fokuslah pada sisi positifnya. Dan tidak perlu mengira-ngira bahwa hal negatif yang akan datang. Kalau mau dirasakan, menjadi pesimis itu sebenarnya lebih berat daripada menjadi optimis. Kalau tidak percaya, silakan bandingkan sendiri.

f.       Ingat selalu kalau kita punya kesempatan yang tak terbatas untuk meraih sukses di masa depan.

[*]

Saya pernah punya impian menjadi seorang PNS alias abdi negara. Setelah 2 tahun mencoba, namun tak jua berhasil. Alhamdulillah, kembaran saya yang lebih dulu lolos menjadi seorang PNS. Saya sangat bersyukur. Hingga kini kami tetap berkolaborasi bersama untuk memproduksi karya juga dalam hal bisnis. Insya Allah, saya tetap bisa jadi PNS di ranah yang lain: Penulis Nan Sensasional hehe, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping hidup Nan Salihah, uhuy banget, kan?

[*]

Hidup adalah sebuah perjalanan misteri yang telah, sedang, dan akan kita hadapi dalam dunia ini. Realistis dalam hidup berarti kita melihat hidup dengan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga dengan sikap realistis itulah kita bisa menentukan langkah dan arah yang harus kita lakukan. Dari salah satu novel Tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, akan didapatkan dua hal tentang realistis dalam menjalani hidup yaitu pesimis dan optimis.

Ketika si Ikal menemukan sebuah kerealistisan hidup tentang bagaimana ia dan teman-temannya, saat daya fikir realistis itu datang dia menejemahkannya pada sebuah pesimistis. Mereka yang hanya anak-anak orang miskin meski bekerja sekuat tenaga untuk biaya sekolah dan meringankan beban orang tua ketika tamat sekolah nanti mungkin hanya akan menjadi tukang cuci di warung, menjadi kuli, atau pekerja kasar lainnya. Dari lingkar kepesimisan Ikal itu maka muncullah dampak negatif yang menjadikan semangat jiwanya menjadi mundur, dan tak tanggung-tanggung sikap pesimisnya yang terepresentasi dari realistis itu menyumbangkan kemerosotan yang sangat dalam di kehidupannya. Hingga pada akhirnya Arai memberi pencerahan untuk tidak mendahului nasib.

Mungkin setelah lulus nanti mereka hanya akan menjadi kuli, nelayan, atau pekerja-pekerja lainnya, tapi selama mereka masih disini menduduki bangku pendidikan, siapalah yang dapat menduga masa depan nanti. Bukannya berpatah semangat atas realita yang sebenarnya belum jelas akhirnya, namun tetaplah berjuang sekuat tenaga demi mencapai mimpi dan cita-cita yang telah digantungkan setinggi langit. Itulah sebenarnya realistis dengan berpandangan penuh optimis.

Fren, dengan kemampuan yang ada saat ini, jangan sampai kita berhenti akan tetapi dengan kemampuan inilah seharusnya kita berusaha berbuat yang terbaik semaksimal mungkin. Faktor lingkungan, kurang percaya diri dan trauma kegagalan di masa lalu merupakan penyebab yang sering timbul yang menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika kita hidup di lingkungan yang serba pesimis maka akan menggerus sikap kita yang optimis. Terkadang kita mematikan "hero" di dalam diri kita sebelum kita maju bertanding.

         

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak, bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitu pula dengan kita, optimisme dimulai dengan membangun harapan, bukan dengan rasa takut dan kesedihan!

 


 

 

 

 

Sunday, October 25, 2020

KETIKA MUSLIMAH HARUS “MELANGKAH” KE LUAR RUMAH

Sunday, October 25, 2020 0 Comments

 


Rihlah adalah perjalanan intelektual, perjalanan spiritual, perjalanan hati. Membuka mata, membuka kalbu, menenun tafakur, membuang takabur, mengupgrade rasa syukur. Pada sebuah pencarian. Mencari makna, mencari hakikat diri dan mencari keridhoan Ilahi Rabbi.

[*]

Pernahkah hatimu berkecamuk tatkala kamu harus bepergian seorang diri? Atau kamu sudah terbiasa mbolang sendirian?

Waktu itu, tahun 2011, saya belum menikah, baru saja lulus kuliah tapi belum diwisuda. Saya punya tekad untuk melakukan perjalanan seorang diri. Tujuan saya adalah kota Bandung. Waktu itu, cita-cita saya ingin melanjutkan kuliah S2 di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Sahabat terbaik saya saat SMA, namanya Gestin, waktu itu kuliah di ITB. Bismillah, berbekal doa dan restu orang tua akhirnya saya berani mboleng sendiri ke Bandung. Saya naik kereta dari Solo ke Bandung. Itu pertama kalinya saya naik kereta seorang diri untuk menempuh perjalanan ke luar kota yang cukup jauh. Sesampai di Bandung, saya dijemput Gestin. Lalu dari stasiun, kami naik angkot untuk menuju kos-kosannya.

Selama di Bandung, banyak pengalaman seru yang saya dapatkan. Waktu itu, saya selalu ikut Gestin ke kampus. Dia ada jadwal kuliah, saya menjelajah ITB. Saat itu bertepatan dengan tanggal 22 April. Nah, ada peringatan Hari Bumi di sebuah area terbuka. Saya lupa lamanya. Ada Dik Doank hadir sebagai pembicara dan ada beragam pameran yang ditampilkan oleh para penyelenggara. Seru sekali rasanya.

Perjalanan mbolang selanjutnya yang sendirian dengan menempuh jarak jauh bahkan luar pulau adalah ketika saya ke Makassar (5-8 September 2019). Waktu itu, saya naik pesawat sendirian dari Semarang, transit ke Surabaya, baru terbang lagi ke Makassar. Deg-degan rasanya tapi seruuuuu. Alhamdulillah, suami mengizinkan karena tidak mungkin juga beliau menemani saya menghadiri acara 4 hari 3 malam karena ada Dzaky, ada kuliah (saat itu juga pas ujian), dan banyak amanah lain yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga saya pun “terpaksa” harus berangkat seorang diri.

Kalau untuk saat ini, sudah ada sih rencana traveling, tapi bareng-bareng keluarga. Untuk lokasi terdekat paling jelajah Jogjakarta, agak jauhan dikit pengen explore Malang, kalau ke luar negeri pengen umroh ke Mekah-Madinah. Bismillah, semoga Allah kabulkan.

[*]

 

Lalu, apa saja sih yang harus dilakukan ketika muslimah harus melangkah keluar rumah atau bepergian?

1. Tidak bepergian kecuali bersama dengan mahramnya.

Sahabat SUPERTWIN, salah satu di antara petunjuk Islam bagi wanita Muslimah ialah larangan bepergian kecuali disertai laki-laki mahramnya. Sebab yang namanya bepergian tentu ada hal-hal yang memberatkan, bahkan ada kalanya banyak diwarnai hal-hal yang membahayakan, hal-hal yang tidak diinginkan bahkan kesulitan. Tidak selayaknya seorang muslimah mengalami dan menghadapi hal-hal seperti itu sendirian, tanpa disertai mahramnya. Mahram yang siap membantu membawakan barang-barang bawaan ataupun menyingkirkan bahaya.

“Janganlah wanita bepergian selama tiga hari kecuali bersama mahramnya.” [HR. Bukhari]

Tidak diperbolehkan bagi wanita yang beriman kepada Allah Swt. dan hari akhirat bepergian dengan jarak perjalanan tiga malam kecuali bersama mahramnya.” [HR. Muslim]

Hadist-hadits yang menyebutkan masalah ini sangat banyak. Hadits-hadits tersebut menegaskan syarat adanya mahram yang menyertai perjalanan wanita, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu yang memaksa.

Islam yang hanif menghendaki untuk melindungi wanita dan menjaganya dengan berbagai cara serta sarana, yang pada akhirnya ada manfaat yang kembali kepada wanita tersebut. Dari uraian ini kita bisa mengambil beberapa faedah, di antaranya:

a.     Diharamkannya wanita bepergian selain haji dan umrah tanpa disertai mahram atau suaminya asalkan ada jaminan keamanan bila disertai wanita lain yang dapat dipercaya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat orang yang mensyaratkan mahram atau suami.

b.     Perhatian Islam terhadap wanita untuk menjaganya, tidak mengundang kekhawatiran apabila ada gangguan terhadap dirinya.

 

Sahabat SUPERTWIN, kita bisa baca di QS. Al Hasyr [59]: 7, yang artinya: Allah Swt. berfirman: “Apa yang dikatakan Rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.


Apa yang Rasulullah SAW perintahkan kepadamu maka kerjakanlah dan apa yang dilarangnya, jauhilah. Sesungguhnya beliau hanya memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kejelekan.


Kita bisa saksikan kenyataan di sekitar kita, semakin banyak muslimah mengadakan bepergian tanpa didampingi oleh mahramnya. Amalan semacam ini tak lain hanya akan membawa kerugian bagi muslimah tersebut baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu agama Islam yang hanif memberikan benteng kepada mereka (kaum muslimah) dalam rangka menjaga dirinya, kehormatannya, dan agamanya.


Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi SAW bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan bepergian kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah SAW: “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (HR. Muslim dan Ahmad)

Abu Maryam dalam bukunya Al Manhiyat mengatakan : “Mahram bagi wanita adalah siapa saja yang diharamkan menikah dengannya secara mutlak (selamanya) seperti ayah, saudara laki-laki, keponakan laki-laki, dan yang dihukumi sama dengan mereka melalui susuan, demikian pula suami dari putri-putrinya (menantu) yang telah bercampur dengan mereka (yakni menantu tersebut telah melakukan jima’ dengan putrinya sebagaimana layaknya suami istri). Termasuk dalam hitungan mahram bagi wanita adalah suaminya.”


Keluarnya wanita sendirian akan memberikan dampak yang negatif bagi kaum laki-laki maupun bagi dirinya sendiri, lebih-lebih bila ia keluar dengan ber-tabarruj, menampakkan perhiasan bukan pada mahramnya. Maka syariat melarang mereka untuk banyak keluar rumah tanpa ‘uzur yang syar’i, memerintahkan kepada mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan agar mereka menjaga dirinya, agamanya, dan kehormatannya dari kehinaan dan kerendahan yang akan menimpanya.


Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, maka apabila keluar, syaithan akan menghiasinya.” (HR. Tirmidzi).

Hadits Rasulullah SAW di atas merupakan peringatan kepada kaum wanita agar tidak banyak keluar rumah tanpa disertai mahram. Islam melarang mereka agar tidak terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya yaitu sebab-sebab yang akan mengantarkan pada perbuatan zina.

 

2. Memperhatikan adab keluar rumah

Wahai muslimah jelita, bila ada kepentingan darurat yang mengharuskan kita untuk keluar rumah ada beberapa adab yang harus kita perhatikan. Hm, apa ya adab-adabnya?

a.     Kenakanlah hijabmu yang syar’i.

b.    Jangan memakai wangi-wangian.

c.      Ketika berjalan , berjalanlah sewajarnya saja.

d.    Apabila engkau berjalan bersama saudaramu ataupun temanmu sesama wanita sementara di sana ada lelaki maka tahanlah untuk berbicara.

e.     Apabila engkau telah menikah minta izinlah kepada suamimu ketika keluar rumah.

f.      Bila jarak perjalanan yang ditempuh adalah jarak bepergian (luar kota) maka engkau harus didampingi mahrammu.

g.    Hindarilah dari berdesak-desakan dengan lelaki.

h.    Berhiaslah dengan rasa malu

i.       Tundukkanlah pandangan matamu

 

Sahabat SUPERTWIN, al Iffah (harga diri), rasa malu, dan kelembutan adalah sesuatu yang bernilai tinggi, nilainya tidak dapat ditakar dengan harga dunia beserta seluruh isinya dan hal ini merupakan kekhususan bagi wanita Muslimah yang tak dimiliki oleh wanita lain. Oleh karena itu,  Allah dan Rasul-Nya melalui syari’at yang agung menetapkan aturan-aturan yang dapat mempertahankan eksistensi dari kekhususan ini dan semuanya itu diletakkan dengan hikmah yang tinggi.


Marilah senantiasa memohon kepada Allah Swt. agar memperlihatkan kepada kita al haq dan membimbing kita untuk mengikutinya dan memperlihatkan kepada kita al bathil dan membimbing kita untuk menjauhinya. Ya Allah, tuntunlah kami ke jalan-Mu yang lurus. Aamiin...




Sunday, October 18, 2020

HAI SALIHAH, LAKUKAN TIPS INI AGAR PEKERJAAN DAN BISNISMU MAKIN SEHAT JUGA PENUH BERKAH

Sunday, October 18, 2020 0 Comments

 



Barang siapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri maka di waktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya.(HR. Thabrani dan Baihaqi).

Mari sejenak kita tengok sosok mulia yang sangat menginspirasi: Khadijah binti Khuwalid, Ummul Mukminin. Siti Khadijah merupakan sosok wanita pengusaha sukses yang bisa menjalankan prinsip-prinsip bisnisnya dengan baik: bagaimana memanfaatkan modal, memilih mitra kerja, merekrut karyawan, dan—tak kalah penting—memikirkan strategi pemasaran untuk usahanya.

Kesuksesan Siti Khadijah sebagai entrepreneur inilah yang sudah semestinya di jadikan contoh oleh para muslimah di dunia Islam. Prinsip yang mendasar dari seseorang yang ingin mengawali dirinya untuk menjadi seorang entrepreneur adalah adanya keyakinan dan keinginan untuk menjadi pengusaha, yang kedua memiliki skill dan bidang usaha apa yang akan ditekuni, lalu memiliki permodalan untuk membangun usaha, yang terakhir adalah pangsa pasar.

Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena  itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

Setelah bercerai dengan suami yang pertama, banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan Khadijah untuk dijadikan istri. Tetapi, Khadijah lebih memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian menjadi hasil usaha yang dikelolanya. Khadijah menjadi seorang yang kaya. Karena kepandaian dan kejeliannya, ia kemudian menawarkan Muhammad yang pada saat itu belumlah diangkat menjadi nabi, untuk menjual dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang dimiliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin bertambah banyak.

Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasannya, dan ia juga adalah wanita yang kaya raya. Maka tidaklah mengherankan dengan kondisi yang demikian itu semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri. Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang tepercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlak yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah menakdirkan mereka untuk menikah, walaupun pada waktu itu, umur Khadijah yang telah sampai di usia 40 tahun, kecantikannya tetap memesona Muhammad yang berumur 25 tahun.

Keutamaan Khadijah diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (Khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia memercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain."

Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah Swt. amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah.

[*]

Muslimah selalu identik dengan urusan dapur dan merawat anak. Tapi, ada jutaan muslimah memiliki talenta kuat dalam dunia usaha yang bisa meraup pundi-pundi finansial melebihi kemampuan laki-laki. Di antara mereka, tetap ada yang ingin mengurus rumah tangga (bagi yang sudah menikah), mendidik anak dan tanpa harus menjadi wanita karir yang harus masuk kantor dari pagi hingga malam.

Sayang, di antara mereka masih kebingungan menentukan keputusan. Di bawah ini ada beberapa tips dan hal-hal yang tak boleh diabaikan.


a.   Niatkan membantu keluarga

Menentukan niat adalah awal yang akan sangat menentukan perjalanan selanjutnya. Selain karena Allah Swt memberi nilai segala perbuatan berdasarkan pada niatnya, lebih dari itu niat inilah yang semenjak awal membentuk pola pikir kita sehingga nantinya mengarahkan pilihan dalam menentukan berbagai kebijakan. Berarti dia pulalah yang akan menyetir arah berkembangnya karir dan usaha seseorang.

Muslimah yang sejak awal berniat mengembangkan usaha demi ambisi kesuksesaan pribadi atau mengumpulkan kekayaan, bisa jadi akan mengorbankan banyak kepentingan keluarganya jika dirasa akan menghalangi langkahnya dalam mencapai niat awal ini. Jelas, ini tak diperbolehkan dalam Islam. Bagi yang sudah menikah, selama masih ada suami sebagai penopang nafkah keluarga, niat terbaik bagi istri untuk membuka usaha adalah dalam rangka membantu suami mencari nafkah. Dalam batas ini, maka kepentingan karir suami tetap dinomorsatukan.


b.   Pekerjaan yang aman

Kriteria ‘aman’ bagi seorang muslimah adalah manakala kondisi pekerjaan tersebut bisa disesuaikan dengan karakter fisik dan psikisnya yang khas. Mempertahankan karakter keibuan yang feminin misalnya, tetap harus dilakukan dengan cara memilih jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan tidak terlalu maskulin agar tidak mengikis karakter keibuannya.

Pekerjaan yang tidak harus menguras keletihan fisik akan jauh lebih baik, karena keluarga masih menunggu sumbangan tenaga dan pikiran kita di luar urusan kantor. Dan ini tak akan sukses dilakukan jika secara fisik kita sudah kelelahan.


c.    Selesaikan urusan rumah

Bereskan urusan keluarga sebelum menangani yang lain, itu prinsip yang tak boleh dilepas. Sepagi apapun meeting dijadwalkan di tempat tugas, pastikan bahwa urusan di rumah sudah tak ada masalah. Jika berencana pulang kerja agak terlambat, atau bahkan harus meninggalkan rumah lebih dari sehari, persiapkan segala sesuatu di rumah seberes mungkin. Semua itu perlu dilakukan agar keluarga tidak terlantar.


d. Dukungan anggota keluarga

Bekerja dan menuntaskan segala sesuatunya seorang diri, mustahil. Perlu dukungan dan pengertian dari orang-orang di sekitar kita. Bagi muslimah yang sudah berkeluarga ridha suami adalah di atas keutamaan yang lain. Pengertiannya terhadap masalah yang dihadapi istri bekerja menjadi teramat penting. Apalagi manakala terjadi hal-hal mendesak, seperti tugas-tugas yang luar biasa padat, yang membutuhkan waktu di luar jam kerja biasanya, atau di saat-saat keluarga membutuhkan lebih banyak perhatian seperti saat anak sakit.


***

Nah, ketika kita memilih untuk berbisnis, lalu kita memutuskan ingin memiliki online shop atau mungkin bisnis di bidang jasa, agar tetap bisa beraktualiasai dari rumah, sambil momong anak. Maka, saya punya satu tips ampuh agar keuangan pribadi/keuangan rumah tangga, dan keuangan bisnis selalu sehat. Tips itu adalah PISAHKAN ANTARA UANG PRIBADI DENGAN UANG BISNIS. Kalau suatu saat terpaksa memakai uang bisnis, maka catatlah pemakaian uang itu sebagai HUTANG. Saat ini pun saya masih terhitung belajar menerapkan tips ini.

Satu tips ini silakan dicoba dan buktikan, juga teladani sosok inspiratif seorang muslimah yang sukses berbisnis yaitu Bunda Khadijah. Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup Khadijah adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, ia lakukan sampai ajal menjemputnya.

Dengan demikian, bekerja termasuk dalam ibadah yang juga bernilai pahala di sisi Allah Swt. Islam tidak menghalangi kaum perempuan untuk produktif dalam mencari karunia Allah Swt di dunia ini dengan bekerja. Bahkan, Islam menganjurkan agar kaum perempuan tidak kalah produktifnya dengan kaum laki-laki.  

Allah Swt memberikan pilihan bagi kaum perempuan, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, perempuan karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga. Semua itu sama baiknya. Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang telah Allah Swt tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala.

Kisah Siti Khadijah, Allah Swt telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita. Khadijah adalah perempuan yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah.  Dan tidaklah mungkin Allah Swt jadikan Khadijah sebagai teladan jika tidak mungkin untuk diteladani. Karena pada dasarnya, kaum perempuan adalah kaum yang mampu melakukan semua itu. Wallahu'alam.

 

 

FOKUS PADA HAL PENTING DAN BERGUNA AGAR WAKTU TERISI DENGAN PENUH MAKNA

Sunday, October 18, 2020 0 Comments

 


Bulan Oktober ini menjadi bulan yang cukup sibuk buat saya. Masa pandemi ini saya berusaha untuk tetap produktif meski waktu jadi lebih banyak #dirumahsaja. Ada beberapa kelas online yang sedang saya ikuti di bulan Oktober ini, seperti kelas menulis, kelas optimasi media sosial, kelas seni/desain, dan kelas parenting. Saya juga menjadi mentor untuk kelas penulis cilik “Rekreasi Literasi” bersama DNA Writing Club. Ada 15 anak yang ikut kelas.

 Saat ini pun saya masih terlibat dalam pengerjaan menulis naskah buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Kisah saya menerima tantangan menulis buku pengayaan, bisa klik dan baca di sini.

Bulan Oktober ini saya masih punya tanggungan 3 judul, sedangkan bulan November ada dateline juga 3 judul. Bismillah, semangaaat!

Dengan banyaknya aktivitas ini, apalagi juga masih punya amanah di keluarga seperti mengurus rumah dengan segala pernak-perniknya, amanah sebagai istri, juga amanah sebagai Umma-nya Dzaky. Jadi, yang menjadi tugas setiap hari adalah bagaimana saya bisa mengatur waktu dengan sebaik mungkin.

Terkadang saya merasa “kemrungsung”, membuat pikiran saya kalut dan tidak fokus, apalagi jika ada tugas yang belum saya selesaikan karena ada kejadian-kejadian unpredictable. Ketika hal itu terjadi, biasanya saya akan mengambil “jeda” sejenak. Lalu, mencoba mengevaluasi lanjut menyusun strategi. Yups, kunci utama yang saya temukan untuk mengejar ketinggalan itu adalah fokus pada hal yang penting alias menyusun SKALA PRIORITAS. Hal ini bisa membuat strees berkurang, hati saya jauh lebih plong dan pikiran menjadi lebih jernih.

Karena stress itu bisa dikelola, kata Dokter Amir Zuhdi, saat saya mengikuti sekolah neuroparenting. Orang yang sukses itu rata-rata bisa mengelola stress dengan baoik. Dengan kata lain, dia malah mampu berteman dengan stress.

Nah, dalam menetapkan prioritas, satu hal terpenting yang tidak bisa lepas dari hidup kita adalah WAKTU. Oh ya, kita memiliki jatah waktu 24 jam yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

a.   Waktu lalu atau masa lampau.

Masa lalu merupakan bagian kehidupan yang pernah kita jalani. Bagian itu, merupakan mata rantai masa kini dan masa mendatang. Kehidupan masa lalu sebaiknya menjadi cermin dalam menentukan gerak langkah di masa depan. Sebab, kebaikan melangkah di masa depan tidak terlepas dari pijakan masa lalu. Waktu ibarat busur panah yang dibentangkan ke satu titik sasaran, dimana mustahil busur panah berbalik arah atau kembali lagi ke si pemanah. Artinya, dalam kehidupan ini setiap manusia mengalami fase-fase perkembangan fisik mulai sejak usia bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan masa tua yang semua fase tersebut tidak dimungkinkan kembali ke masa awal kelahiran kembali.

Firman Allah Swt. dalam Al Qur’an menjelaskan, “Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.“ (QS. Al-Hadid [57]: 16). Seiring dengan itu, Allah Swt. telah mengingatkan kita agar tidak terjebak dalam putaran waktu sehingga kita termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-‘Ashr [103]: 1-3).

 

b.   Kedua, waktu kini.

Kita sering merindukan masa depan yang sukses dan berhasil. Kerinduan ini sebenarnya hanya fatamorgana jika hari ini kita tidak berbuat banyak dalam menyongsong masa depan yang dirindukan itu. Al Qur’an mengemukakan, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang di kerjakannya.“ (QS. Al-Baqarah [2]: 286). Ayat ini menggambarkan, betapa masa depan kita sangat di tentukan oleh apa yang tengah diusahakan. Maka, jangan berharap banyak tentang masa depan jika kita tidak sungguh-sungguh menghadapinya.

 

c.    Ketiga, waktu mendatang.

Sebagaimana disebutkan di atas, waktu adalah modal, dan mata rantai dari masa kini dan masa mendatang. Ini melahirkan makna, bahwa waktu merupakan siklus yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Kondisi itu juga memberi gambaran, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, sebagaimana firman-Nya: ”…Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan di usahakannya besok.” (QS. Luqman [31]: 34)

Dengan demikian, memanfaatkan waktu setiap kebaikan dalam tataran waktu merupakan bagian penting dalam menjalani proses hidup ini. Tiga tataran waktu yang kita miliki, waktu lalu, kini, dan mendatang harus menjadi pelengkap kebaikan. Bukan sebaliknya.

Ada beberapa prinsip yang sebaiknya kita pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga kita bisa bekerja efektif:

1.  Menyusun rencana

Sebelum membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

  1. Niat yang kuat.

·         Niat sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat, kita tidak akan pernah berhasil dalam beramal.

  1. Memiliki tujuan yang jelas.

·         Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin besar. Dan tujuan kita melakukan amal ibadah dalam mengisi waktu-waktu kita adalah berharap ridha Allah Swt.

  1.  Buat rencana cadangan.

·         Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan tak terduga. Kita merencanakan, tapi Allah Swt yang menentukan. Karena itu, buat rencana B dan C sebagai rencana cadangan jika rencana utama mengalami kegagalan. Insya Allah, kita tidak akan kehilangan waktu untuk panik.

  1. Rencana atau program harus realistis, terukur, dan adil.

·         Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis, dan terlalu sulit dicapai. Program kita pun harus adil dan seimbang. Sebab kita harus menunaikan banyak hak, di mana setiap hak menuntut pemenuhan. Ada hak Allah, hak keluarga, dan hak akal, hak tetangga, hak badan, hak diri.

  1. Disiplin dalam rencana.

·         Sehebat apapun program dan rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disiplin melaksanakannya. Karena itu, jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, atau apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana yang telah disusun.

  1.  Sempurnakan setiap kali beramal.

·         Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang 'terbaik', jika melakukan yang terbaik pula.

 

Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini, kita akan berjalan di hari-hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini. 

 

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian kita tetapi juga membuat kita kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila kita harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

 

 

Manajemen diri bagi seorang muslim tentu saja harus berlandaskan pada aturan-aturan yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Hal ini sekaligus untuk membuktikan bahwa aturan-autran dalam Islam itu bersifat kaffah (sempurna) sehingga setiap aktivitas kaum muslimin tidak lepas dari aturannya.

Sebagaimana Allah Swt. telah mewanti-wanti kita di dalam surah Al-Ashr, bahwa pada hakekatnya kita berada pada kerugian, yakni bagi orang-orang yang tidak mampu mengatur waktu dan melewatkan waktu tanpa digunakan untuk beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah SAW pernah menyebutkan tiga hal yang tidak bisa ditarik kembali yakni: anak panah yang telah melesat dari panahnya, perkataan yang telah diucapkan, dan waktu yang telah dilewati.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslimah kita wajib mengatur waktu sedemikian rupa agar setiap detik yang kita lewati berbuah pahala amal kebaikan bagi diri kita. Aamiin...