Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label muslimah istimewa. Show all posts
Showing posts with label muslimah istimewa. Show all posts

Monday, July 20, 2020

Menjadi Muslimah Berakhlak Istimewa dengan Meneladani Sosok Mulia

Monday, July 20, 2020 0 Comments




Sebagai muslimah, teladan terbaik kita adalah Rasulullah dan para shahabiyah. Dalam diri Rasulullah, terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kita tidak bisa menutup mata bahwa banyak sekali godaan di era milenial sekarang ini, seringkali menjauhkan seorang muslimah dari sifat-sifat yang diajarkan Rasulullah SAW. Untuk itu, yuk kita resapi kembali apa saja yang perlu ditiru untuk menjadi muslimah tangguh dengan meneladani sifat-sifat yang selalu melekat pada pribadi Rasulullah, yaitu:

Selalu merasa takut pada Allah SWT (Khasyyah)
Sifat ini menjadi salah satu syarat yang menunjukkan kesungguhan iman seorang hamba. Segala perbuatan kita akan terhindar dari maksiat saat hati merasa takut pada Allah SWT yang senantiasa mengawasi. Tidak ada yang ditakuti orang beriman selain Allah SWT. Tidak ada yang merisaukan seorang Mukmin kecuali urusannya kepada Allah SWT. Orang beriman meletakkan takut pada tempatnya.

Orang beriman diliputi sayap-sayap takut (khauf), harap (raja'), dan cinta (mahabbah). Masing-masing sayap memperkuat iman dan kepada Sang Pencipta. Takut bukan ciri khas orang yang lemah. Takut justru menjadi sebab seseorang memperoleh kekuatan.
Orang yang takut di hadapan manusia maka akan lemah di hadapan orang lain. Orang yang menggigil takut saat bertemu seseorang maka akan dihinakan di hadapan orang tersebut. Namun, jika ia memosisikan takut pada tempatnya, tak ada lagi sesuatu pun yang membuatnya takut di dunia ini. Semakin ia takut, semakin ia berani.

Tak ada gertakan yang mampu menyiutkan nyalinya selain ancaman azab dari Allah SWT. Tidak ada tantangan yang memundurkan langkahnya selain tantangan dari Allah SWT. Ketakutannya, ia letakkan pada puncak ketakutan. Jika ia sudah mencapai puncak, tak ada lagi sisa-sisa ketakutan di dunia. "Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku." (QS al-Maidah: 44).

Allah sudah menegaskan tak boleh ada ketakutan jika ia tak disandarkan pada Allah SWT semata. 

Rendah diri di hadapan Allah SWT (Khusyu')

Seseorang yang punya sikap khusyu'  akan selalu tunduk dan pasrah pada setiap ketentuan Allah SWT. Sepelik apa pun persoalan hidup, akan selalu dihadapi dengan sikap tenang, hati yang lapang dan sabar. Hati yang merendah pada Allah SWT, seharusnya membuat kita berserah diri sepenuhnya dalam rasa ikhlas. Rasulullah adalah sosok teladan sejati yang selalu khusyuk dalam salatnya. Sampai dikisahkan Rasulullah salat hingga bengkak kakinya.

Tidak sombong pada siapa pun (Tawadhu’)
Rasulullah Muhammad SAW merupakan contoh paripurna dalam sifat tawadhu. Beliau memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Di alam semesta ini, beliau juga dimuliakan. Akan tetapi, beliau menjauhi sifat sombong. Beliau memilih sikap tawadhu di tengah manusia.
Dengan tawadhu, Rasulullah kian bertambah kewibawaannya. Orang-orang musyrik justru menjadi gentar dan segan. Sementara, kaum Mukminin kian mencintai beliau dengan sepenuh hati.
Ketawadhuan Rasulullah juga tampak dalam perannya sebagai kepala rumah tangga. Aisyah RA menuturkan, Rasulullah tak segan-segan membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau memperbaiki sendiri sandalnya yang tanggal. Beliau juga menjahit sendiri bajunya.

Mempunyai akhlak yang bagus (Khusnul khuluq)
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya."  (HR. Ahmad)
Bahkan Rasulullah SAW sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak. Ketakwaan kita tidak hanya diukur dari banyaknya ibadah kepada Allah SWT, tapi juga bagaimana interaksi kita pada sesama (hablumminannas). 

Sekalipun kita rajin ibadah, tapi kalau lisan selalu menyakiti hati orang lain, maka pupuslah amal ibadah itu akibat akhlak yang buruk. Akhlak mulia adalah amalan yang wajib, bahkan penyempurna iman seseorang.

Hidupnya tidak hanya berorientasi pada dunia (Zuhud)

Rasulullah SAW sudah condong pada kezuhudan bahkan sebelum menerima risalah kenabian. Sebagai seorang pedagang yang sukses, bereputasi baik, dan kaya, beliau ternyata gemar meringankan beban orang lain, alih-alih menumpuk harta.Kenikmatan dunia jangan sampai membuat kita lalai pada kehidupan akhirat. Caranya, kita harus meniatkan segala aktifitas positif karena Allah semata. Jadikan lelah kita hanya Lillah, yaitu demi mengharap ridha-Nya. Gak perlu deh yang namanya mengharapkan sanjungan atau pujian manusia bagi orang yang zuhud. Sikap seorang yang zuhud saat tertimpa musibah adalah lebih mengharap pahala dari musibah itu daripada kembalinya harta benda dunia yang hilang.

***
Itulah di antara sifat yang diajarkan Rasulullah untuk kita teladani sebagai umatnya. Selain itu, ada beberapa amalan sunah yang merupakan pengiring dan pelengkap amalan-amalan wajib kita dalam keseharian. Meskipun terkadang berat untuk melakukannya, tapi kalau kita berjuang sungguh-sungguh,lama-kelamaan bisa menjadi kebiasaan.  Insya Allah, kebiasaan ini akan terus menyatu dan  melebur dalam kehidupan kita, sulit dipisahkan, dan sulit untuk ditinggalkan. Dan terus istiqomah dilaksanakan sampai Allah Swt memanggil kita dalam husnul khatimah. Aamiin yaa Rabbal’alamin…

Ada beberapa sunah harian yang bisa kita amalkan dalam keseharian kita, yaitu:
  • Salat Tahajud
  • Tadabur Al Qur’an
  • Salat Dhuha
  • Memperbanyak sedekah
  • Menjaga wudu
  • Berzikir setiap saat


Sebagai seorang ibu, saat di rumah pun aku berusaha menghadirkan sosok Rasulullah saat membersamai Dzaky, seperti berkisah tentang kehidupan dan pribadi Rasulullah, mengajarkan adab-adab sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah, dan banyak lagi.

Akhirnya, marilah kita isi hari-hari kita dengan amalan ibadah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dengan penuh kesungguhan dilandasi keimanan yang teguh, keikhlasan dalam pengabdian, penuh harap akan diterimanya seluruh amal ibadah, semoga kita mendapat ridha dari Allah Swt. Aamiin…


Rindu kami padamu, ya Rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak darimu, ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja