Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, November 28, 2010

Insya Allah Khair...


Menuliskan kisah ini membuat saya mengenang masa itu. Jumat, jam 11 siang di dekat mushola lantai 2 Gedung B FMIPA UNS, bersama adik-adik yang sangat bersemangat mengenal Islam lebih dekat. Kisah ini adalah salah satu kisah yang pernah saya sampaikan dalam sebuah pertemuan di Jumat itu...

Pada zaman dahulu hiduplah seorang raja yang mempunyai daerah kekuasaan yang sangat luas. Ia mempunyai seorang penasihat yang bijaksana. Suatu ketika sang raja bingung dengan apa yang akan ia lakukan. Ia pun bercerita kepada penasihatnya. “Wahai penasihat, aku bingung dengan diriku ini. Aku telah menjadi raja, tapi mengapa aku merasa hidupku ini tidak enak, aku merasa sepi”. Maka dengan senyum dan bijak sang penasihat menjawab “Wahai raja, lebih baik kau menikah, insya Allah khoir, insya Allah kau tidak merasa sepi”.

Maka sang raja menuruti apa kata penasihat. Akhirnya sang raja menikah. Benar saja, sang raja merasa sangat bahagia, ia tidak merasa sepi lagi. Namun sang raja merasa ada yang kurang, ia belum mempunyai anak. Setelah berbincang dengan penasihat, penasihat menganjurkan untuk memiliki anak. “Insya Allah khair,” kata penasehat. Maka akhirnya sang raja memilih untuk memiliki anak. Hingga akhirnya ia mempunyai seorang anak laki- laki.

Seiring berjalannya waktu sang anak pun tumbuh besar. Hingga akhirnya ia mulai memasuki bangku sekolah. Pada saat itu sang raja kembali bingung, anaknya akan disekolahkan di mana. Maka ia kembali berbicara pada penasihatnya. “Wahai penasihat bagaimana menurutmu, sekolah mana yang pantas untuk anakku ini?” tanya sang raja. Maka dengan bijaksna penasihat berkata “Sekolahkan saja anak raja ke negeri seberang, Insya Allah khair, itu lebih baik”. Maka dengan berat hati sang raja menyekolahkan anaknya ke negeri seberang.

Dengan perginya anaknya, maka sang raja merasa kesepian. Pada suatu malam ia mengupas buah apel. Namun apa gerangan, tangannya terkena pisau hingga mau putus. Sang raja merasa hatinya resah, ia menganggap itu pertanda kalau sedang terjadi sesuatu yang tidak baik pada anaknya. Maka ia kembali bicara pada penasihatnya. “Wahai penasihat, menurutmu apa yang sedang terjadi, aku merasa tidak enak, ini tanganku teriris pisau dan mau patah,” kata sang raja. Maka dengan muka senyum penasihat berkata ”Insya Allah khair”. Mendengar jawaban penasihat raja merasa jengkel karena dari dulu setiap dimintai pendapat penasihat menjawabnya “Insya Allah khair” terus. Sang raja marah dan akhirnya menjebloskan penasihat tersebut ke dalam penjara.


Sang raja mengangkat penasihat baru. Setelah itu mereka langsung berburu di hutan. Sang raja memang suka berburu. Dengan membawa segenap pasukan dan penasihatnya, raja berangkat berburu di hutan. Di tengah jalan, raja melihat seekor rusa. Dengan menunggangi kuda sang raja dan penasihat barunya mengejar rusa tersebut. Namun, tidak dengan para pengawalnya. Mereka kelelahan mengejar sang raja, karena mereka harus berlari. Hingga tanpa disadari tinggal sang raja dan penasihat yang mengejar buruannya.


Akhirnya sang raja mendapatkan posisi yang tepat untuk memanah rusa tersebut. Tanpa disadari, ternyata mereka berdua telah dikepung oleh kaum kanibal yang menghuni hutan tersebut. Di saat yang bersamaan, kaum kanibal tersebut sedang mencari manusia untuk upacara adat. Tanpa bisa berbuat apa-apa maka raja dan penasihat baru itu dibawa. Dengan posisi seperti akan disate maka penasihat baru tersebut dipanggang, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Saat giliran sang raja yang akan dipanggang, ada seorang dari kaum kanibal melihat bahwa ada bagian tubuh yang rusak dari sang raja, yaitu jari tangannya hampir putus. Mereka juga tidak enak kalau mau memberi sesajen pada leluhurnya dengan barang yang cacat. Maka sang raja tidak jadi dipanggang dan akhirnya dilepaskan.


Dengan perasaan takut maka rajapun kembali ke istana. Sang raja langsung menemui penasihatnya yang tengah dipenjara.”Wahai penasihat ternyata kau benar, kalau jariku ini tidak terluka, maka aku bisa dipanggang oleh kaum kanibal di hutan tersebut,” kata sang raja sambil minta maaf. Dengan tersenyum sang penasihat berkata ”Saya juga berterima kasih pada Paduka Raja, karena telah menjebloskan saya ke penjara. Karena kalau tidak dipenjara, mungkin saya juga sudah dipanggang oleh kaum kanibal tersebut”.


Selamat mengambil pelajaran dari kisah ini...


Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless

You can`t see which way to go
Don`t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insya Allah
Insya Allah you`ll find your way
Everytime you can make one more mistake
You feel you can`t repent
And that its way too late
You`re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don`t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insya Allah
Insya Allah you`ll find your way
Insya Allah
Insya Allah you`ll find your way
Turn to Allah
He`s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
Ya Allah
Guide my steps don`t let me go astray
You`re the only one that showed me the way,
Showed me the way
Insya Allah
Insya Allah we`ll find the way
(Insya Allah-Maher Zain)

Saat Jakarta tengah batuk, 28 November 2010_14.24
Aisya Avicenna

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna