Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label my DNA. Show all posts
Showing posts with label my DNA. Show all posts

Monday, January 04, 2021

TETAP DI RUMAH SAJA, LIBURAN SERU BERSAMA DNA

Monday, January 04, 2021 0 Comments

 


 

Alhamdulillah, 21-23 Desember 2020 kemarin telah terlaksana DNA Writing Holiday #12 dengan peserta berjumlah 51 anak. Serunya mereka berasal dari Sumatera Utara hingga Papua. Ibarat kata peserta se-tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Ini kali pertama DNA mengadakan kegiatan liburan secara online. Mau tidak mau, kami pun harus beradaptasi  dengan model pendidikan di era pandemi, yaitu dengan pembelajaran online atau daring (dalam jaringan).

 

Dulu, ketika DNA Writing Holiday 1-11 yang terlaksana secara offline, kami hanya berkegiatan di wilayah seputar Semarang. Saat sesi ke-9 kami pernah membagi lokasi menjadi 4 titik: Banyumanik, Ungaran, Pedurungan, dan Ngaliyan. Tetap saja hanya seputar Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Hikmahnya karena pandemi ini sehingga pembelajaran dilakukan secara online, jangkauan wilayahnya pun menjadi lebih luas, dari Sabang sampai Merauke. Alhamdulillah. Pasti selalu banyak hikmah.

 

Nah, selama 3 hari kami nge-zoom kemarin dengan agenda:

Hari #1:

  1. Tema khas KKPK
  2. Bedah karya KKPK
  3. Proses kreatif penulis KKPK
  4. Hunting ide

Hari #2:

  1. Unsur cerita pendek
  2. Riset tulisan

Hari#3:

  1. Cara asyik menulis cerita
  2. Editing dasar
  3. Rahasia tembus penerbit

 



Pada hari pertama, kakak-kakak mentor yang terdiri dari Kak Norma, Kak Etika, dan Kak Siti melakukan perkenalan dan memberikan motivasi tentang manfaat menulis. Selain itu, karena output kegiatan ini adalah naskah siap kirim ke KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) di Penerbit Dar!Mizan, makanya kami menjelaskan segala hal tentang KKPK. Anak-anak sangat antusias saat menyimak. Bahkan diskusi kami pun berlangsung sangat seru. Pada hari pertama anak-anak mendapatkan tugas untuk memilih satu tema dari 10 tema khas KKPK.

 


Pada hari kedua, zoom class sempat mengalami kendala teknis. Anak-anak sempat harus berpindah ruang kelas. Tapi tak masalah. Semuanya tetap happy dan berlangsung seruuu. Hari kedua, anak-anak belajar tentang unsur intrinsik cerita pendek. Mulai dari tokoh sampai meramu konflik. Selain itu, anak-anak juga praktik menulis kalimat percakapan (dialog). Selanjutnya, mereka juga belajar cara membuat kerangka karangan dengan metode BMA dan teknik melakukan riset atau penelitian kecil-kecilan untuk memperkuat tulisan mereka. Kami memberikan contoh cerpen karya Kak Khansa yang bisa mereka baca sekaligus pelajari.

 


Pada hari ketiga, kakak mentor mengulang kembali penjelasan mengenai riset untuk memperkuat tulisan juga teknik menulis cerita secara utuh dari awal hingga akhir. Kakak mentor juga menjelaskan tentang penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan teknik editing dasar. Semua sangat antusias memperhatikan dan sudah tak sabar untuk segera menuangkan ide-ide mereka dalam sebuah cerita pendek.

 

Pandemi Corona ini memberikan wajah baru dalam metode pembelajaran. Semuanya kini serba online. Untuk kegiatan DNA ini pun, peran orang tua sangat luar biasa. Karena di lingkungan keluarga, budaya literasi itu pertama kali ditumbuhkan. Saya pun optimis, anak-anak bisa mendapatkan manfaat positif dari aktivitas menulis. Mereka akan belajar mengasah kepekaan emosi, mengasah kejelian panca indera, mengasah imajinasi, melatih kreativitas, dan banyak lainnya. Tentu saja untuk mewujudkan ini semua, dukungan orang tua yang paling utama. Alhamdulillah, banyak orang tua zaman now yang semangat untuk belajar parenting.

Para orang tua kini semakin sadar bahwa pengasuhan itu butuh ilmu tidak hanya sekadar pakai naluri semata. Mereka pun kini semakin “melek literasi”. Ya, memang seharusnya seperti itu. Karena orang tua adalah “sekolah pertama dan utama” untuk mendidik anak-anaknya.


Semoga pandemi segera usai, dan pembelajaran tatap muka bisa dilangsungkan lagi. Itu salah satu harapan saya di 2021 ini.




Sunday, January 03, 2021

KALEIDOSKOP 2020 KEISYA AVICENNA

Sunday, January 03, 2021 0 Comments

 

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, berapa umur yang masih kita punya, kesempatan yang kita miliki, kesehatan dan segala sesuatu yang ada. Tiada kata terindah yang pantas untuk terucapkan kecuali segenap pujian tiada henti.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada idola tercinta… Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, yang kita damba syafaatnya di hari akhir nanti. Alangkah bahagia bila kita dapat mendampinginya di syurga dengan aneka nikmat yang tersedia.

Hidup tidaklah kekal. Ada sebuah kepastian yang akan dilalui manusia di ujung masa hidupnya. Allah swt telah menggariskan bahwa yang HIDUP pasti akan MATI! Dan kita manusia adalah makhluk-Nya, yang telah diciptakan-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

Sudahkah cukup bekal kita untuk menghadap-Nya?

Sekiranya pertanyaan itu harus senantiasa “menghantui” keseharian kita agar setiap detik kita termotivasi untuk melakukan amalan terbaik, memperbaiki kualitas dan kuantitas penghambaan kita kepada-Nya. Karena sebaik-baik bekal adalah TAQWA. Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Belum terlambat untuk bertaubat, istighfar sebanyak-banyaknya agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.

Alhamdulillah, kini sampailah kita pada lembaran baru di tahun Masehi, yakni tahun 2021. Sejenak merenung, ada beberapa pencapaian di dunia pada tahun 2020 yang cukup membuat saya belajar banyak hal, khususnya di dunia literasi. Tahun 2020 memang tahun yang bisa dibilang “cukup berat, cukup menguras energi” semenjak pandemi Corona menghantam negeri ini pertengahan Maret silam. Mau tidak mau banyak hal yang membuat kita harus beradaptasi. Alhamdulillah, 2020 kemarin…

Saya berhasil merampungkan menulis 26 judul naskah buku pengayaan fiksi dan nonfiksi (untuk pembaca PAUD, SD, SMP, dan pendidik). Saya mendapatkan proyek ini sejak Desember 2019 (waktu itu menyelesaikan 3 judul) dan terhitung sejak Januari-November 2020 bertambah 26 judul. Jadi saya menyelesaikan total 29 judul buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Pengalaman ini pernah saya tulis di sini.


Alhamdullillah, selama 2020 saya mampu menulis 55 postingan di blog. Ya, memang sudah saya niatkan 2020 saatnya bersih-bersih sarang laba-laba di blog yang sejak 2 tahunan lalu vakum karena kesibukan yang lain. Semoga 2021 ini manajemen waktu saya sebagai BLOGGER bisa lebih baik lagi. Apalagi saat ini saya mengazzamkan diri untuk ikut ODOP dari Komunitas ISB.

 


Terbit 6 judul pictbook (Fabel Inspiratif Pembentuk Karakter Anak) di Penerbit Lingkar Media, yaitu:

  1. Sepatu Impian Panda
  2. Rubah Ingin Berubah
  3. Rumah Impian Tupai
  4. Saat Beruang Mengantre Panjang
  5. Saat Lebah Sendirian di Rumah
  6. Kisah Seru Kucing Lucu

Alhamdulillah, kabar dari penerbit buku tersebut terjual lebih dari 3000++ paket.

 

Rekreasi Literasi DNA => Kelas Intensif 30 Hari untuk Penulis Pemula "30 Hari Petualangan Aksara" dan Kelas Intensif 30 Hari untuk Penulis Cilik "Jelajah Imajinasi"

Alhamdulillah, ini kali pertama saya membuka kelas online DNA Writing Club karena sejak pertengahan Maret itu pula DNA offline terpaksa saya off-kan juga sampai nanti benar-benar sekolah sudah berjalan normal. Namun, karena kesibukan menulis naskah buku pengayaan yang butuh energi ekstra, saya baru membuka kelas online DNA pada bulan Oktober dengan mengadakan kegiatan Rekreasi Literasi DNA.




DNA Writing Holiday #12 dengan peserta 51 anak dari Sumatera Utara hingga Papua.

Inilah kali pertama DNA mengadakan kelas liburan secara online. Selama ini (sejak 2014) kegiatan liburan DNA berlangsung secara offline dan hanya bisa dinikmati oleh anak-anak yang tinggal di seputaran Kabupaten Semarang atau Kota Semarang. Meski dulu ada juga peserta dari Kudus yang rela menginap di DNA selama 2 hari 1 malam, ada juga yang jauh-jauh dari Solo, Salatiga, juga Tegal. Alhamdulillah, karena pandemi dan pembelajaran model daring, maka jangkauan wilayahnya kini lebih luas. Bersyukur rasanya bisa membersamai anak-anak usia 7-12 tahun untuk belajar menjadi penulis. Yel-yel kita selama belajar:

“Siap jadi penulis cilik?”

“Yes, AKU SIAP JADI PENULIS CILIK!”

Saat ini mereka memasuki tahap pengumpulan cerpen dan coaching naskah yang akan berlangsung kurang lebih selama 1 bulan bersama Kak Norma, Kak Etika, dan Kak Siti.

 

Kelas Nonfiksi Remaja DNA Writing Club

Alhamdulillah, selama pandemi ini, saya pun berhasil merangkul beberapa member DNA yang kebanyakan mereka bergabung dan belajar di DNA sejak SD lalu kini mereka sudah duduk di bangku SMP dan SMA. Seperti Khansa, Zahra, Zaskia, Aisyah, Najma, Shazia, dan Hanum. Kami belajar via Zoom class tiap Selasa sore dengan materi-materi nonfiksi.

 

Ada 7 judul buku antologi yang terbit selama pandemi.

Alhamdulillah, untuk terus mengasah skill menulis, saya pun melibatkan diri dalam beberapa proyek buku antologi, mulai dari yang berhubungan dengan kehidupan di masa pandemi hingga pengalaman melakukan aktivitas read aloud bersama Dzaky. Alhamdulillah, setidaknya pandemi bukan halangan untuk terus produktif berkarya. Hal ini juga saya lakukan sebagai sarana “rekreasi” karena seringnya berjibaku dengan jadwal ketat yang saya buat untuk menyelesaikan penulisan naskah buku pengayaan .

 

Lulus sertifikasi uji kompetensi penulis nonfiksi dari LSP-PEP.

Mei 2020, saya melakukan uji kempetensi penulis nonfiksi. Alhamdulillah, LULUS. Tentu saja, ini menjadi salah satu pencapaian yang membanggakan. Hal ini mampu memotivasi saya untuk lebih semangat dalam mengasah kompetensi diri khususnya di dunia literasi.

Job copywriter

Alhamdulillah, ada satu kesempatan istimewa saat saya mendapatkan tawaran untuk membantu bisnis sahabat saya. Inilah kesempatan saya mengasah skill copywriter sekaligus belajar menulis story-selling.

 

Selain beberapa pencapaian di atas, yang patut saya syukuri adalah banyaknya kesempatan untuk belajar di kelas online dalam beragam bidang. Saya masuk kelas parenting, kelas melukis, workshop read aloud bersama Bu Roosie Setiawan, jadi murid di Sekolah Menulis Wadas Kelir yang dibimbing langsung oleh Pak Heru Kurniawan, belajar di kelas menulis online-nya Pak Bambang Trim.

 

Satu kesyukuran luar biasa di penghujung tahun 2020 adalah saat Dzaky berkata, "Insya Allah, aku siap jadi KAKAK." Inilah catatan literasi cinta yang sungguh istimewa.

Barokallahu fiik...

 

2021, semoga hari-hari menjadi semakin penuh arti.

Semangat #HijrahLebihBarokah di tempat yang baru sekaligus persiapan menyambut anggota baru di keluarga kami.

Mohon doanya...

Selamat berkontemplasi, bermunajat hanya pada-Nya. Setulus menghambakan diri, tak henti langitkan doa untuk terwujudnya segala pinta.



Friday, April 24, 2020

[Diary Dzaky]: 1 Ramadan 1441 H

Friday, April 24, 2020 0 Comments



Alhamdulillah...
Diary Dzaky, 1 Ramadhan 1441 H.
√ Ikut bangun sahur.
√ Salat Subuh berjamaah.
√ Mengaji.
√ Mengenal hewan ciptaan Allah.
(Memasangkan induk dan anaknya masing-masing)
√ Mathematic: perbedaan ukuran besar dan kecil dengan mengelompokkan keluarga Dino besar dan Dino kecil, lanjut berhitung.
√ Mandi pagi jam 6
√ Melepas baju sendiri
√ Gosok gigi sendiri
√ Belajar mengancing baju sendiri
√ Baca buku pop up Wiu Wiu Wiu + nyocokin mobil-mobilnya
√ Menempel stiker Ramadan
√ Bantu Umma mengeringkan baju lanjut njemur baju plus semprot2 tanaman
√ Salat Duha
√ Sensory play+messy play : membuat pasir kinetik dan main cetak2 pasir
√ Makan siang (buka puasa ala Dzaky)
√ Bobok siang
√ Salat Duhur
√ Messy play lagi
√ Mencuci mainan yang kotor plus main air
√ Mandi lanjut Salat Asar
√ Main di "sentra balok" bersama Titi Ya
√ Buka puasa bersama
√ Salat Magrib berjamaah
√ Mengaji dan mengenal huruf Hijaiyah bersama Umma dengan beragam variasi kegiatan


Sunday, March 29, 2020

DNA LITERASI 2020-2024

Sunday, March 29, 2020 0 Comments
DNA Literasi 2020-2024


DNA… Dream ‘N Action!


Nah, salah satu action (aksi) untuk merealisasikan impian di atas, yaitu membuat jurnal literasi pekanan seperti di bawah ini.

Agenda Literasi Pekanan


Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan kita yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya. Berikanlah jejak-jejak yang berharga dan membawa kebahagiaan bagi setiap orang dan suatu waktu, cepat atau lambat, kita pasti akan menemukan jejak kesuksesan dan kebahagiaan dalam diri kita.

Agar lebih semangat, saya juga menyusun REWARD sekaligus PUNISHMENT yang saya sesuaikan dengan kemampuan diri.



SEMANGAT, N.U.N.G.M.A!!!


[N]ikmati indah perjalanan yang terbentang di depanmu.
[U]kirlah kisah terindah ‘tuk membuat jejak terhebat dalam hidupmu.
[N]iscaya ‘kan kau temui beraneka ragam keagungan-Nya.
[G]ali dan rasakan gema alam yang berembus bersama sentuhan kasih-Nya.
[M]enulis dan berkaryalah, jadilah pencetak sejarah
[A]gar nama dan karyamu lebih abadi daripada usiamu



#misiasik4
#KelasBatalyon
#KelasMenulisOnline
#HessaKartika
#PejuangLiterasi





Monday, March 12, 2018

DIARY SYUKURKU

Monday, March 12, 2018 5 Comments

“Enggak perlu iri dengan kemudahan yang didapatkan oleh orang lain, Sayang. Kalaupun mau iri, irilah pada mereka yang bisa bertahan dalam kesulitan. Kemudahan bisa dimiliki siapa saja. Allah yang Maha Adil sudah menjatahkan kita kemudahan di urusan yang berbeda-beda. Mungkin dalam hal ini, itu memang bukan jatah kamu untuk mendapatkannya. Hidup ini berputar kan, begitu juga dengan kemudahan dan kesulitan. Kitanya aja yang suka lupa, makanya suka ngeluh kalau dikasih kesulitan. Padahal kesulitan dan kemudahan itu adalah keniscayaan dalam hidup. Selalu akan kita temui. Hanya menunggu giliran saja. Kalau enggak dikasih kesulitan, gimana caranya kita belajar sabar, gimana bisa kita menjadi kuat. Kesabaran dan kekuatan itulah yang akan didapatkan oleh mereka yang bisa bertahan dalam kesulitan, bukan mereka yang bersuka cita dalam kemudahan."
"Percayalah, Allah selalu berpihak pada orang-orang yang sabar, Sayang. Jadi bersabarlah atas segala kesulitan, sabar dengan sebaik-baiknya kesabaran, niscaya Allah akan memaniskan akhirnya. Kalaupun kita diberi kemudahan, cukup kita simpan dalam ruang syukur kita saja, sebagai ungkapan terimakasih atas kebaikan dan pertolangan Allah. Atau jika berkesempatan, terjemahkanlah terimakasih itu dengan turut memudahkan urusannya orang lain.”___ Serial Ayah-Bunda, Nazrul Anwar

Plak! Serasa tertampar dengan 2 paragraf di atas yang tanpa sengaja aku temukan di folder “BANK INSPIRASI”. Sebagai manusia –memang manusiawi- sekali ketika muncul rasa iri atas pencapaian orang lain –tanpa mungkin kita melihat berdarah-darahnya perjuangan mereka sebelumnya. Terkadang rasa itu masih suka muncul, merasa rumput tetangga lebih hijau. Ya, karena hakikat hidup itu kan sawang-sinawang. Ketika rasa itu muncul, diri ini akan –memaksakan diri- untuk tertunduk diam dalam lantunan istighfar. Ah, ini karena aku kurang bersyukur. Padahal begitu banyak nikmat dan rezeki yang telah Allah karuniakan padaku sampai detik ini.

Dan inilah diary syukurku…
==============================================
Jumat, 9 Maret 2018
Hari ini aku sangat bersyukur karena…

Aku diberikan kesempatan untuk on air di sebuah radio dengan penyiar yang cukup ngehits, Kak Odi dan Kak Febi. Yups, di Imelda FM 104.4. Aku, Kak Septi, Nala, dan Bu Farida diberikan waktu 1 jam untuk sharing tentang DNA WRITING CLUB. Rasanya senang sekali.
Aku mendapatkan kesempatan ngomong pertama kali, menceritakan apa itu komunitas DNA WRITING CLUB juga sejarahnya. Selanjutnya Kak Septi, selaku mentor DNA (hayo,  apa bedanya tentor dengan mentor?) berbagi pengalamannya saat menghadapi anak-anak dan mendampingi mereka untuk berkarya. Sedangkan Nala bercerita tentang betapa asyiknya dia belajar menulis di DNA hingga akhirnya bisa melahirkan sebuah buku yang diterbitkan dan bisa dibaca banyak orang. Bu Farida pun memberikan testimoni yang luar biasa untuk DNA. Kurang lebih, Bu Farida menyampaikan ini,

“Sebelum gabung di DNA, anak saya memang suka nulis, tapi nggak tahu mau diapain tulisan itu. Maklum, mamanya awam dunia tulis menulis. Setelah gabung dengan club DNA, jadi tahu proses menulis yang benar, terus dikirim ke penerbit sampai menghasilkan sebuah buku. Yang pasti, dengan gabung DNA, benar-benar membantu meningkatkan kepercayaan diri anak karena secara nggak langsung potensi anak jadi makin terlihat. Bahkan salah satu psikolog di Surabaya –yang menangani Nala-, waktu itu mengatakan bahwa kegiatan menulis yang diikuti Nala bersama komunitas ini secara tidak sengaja menjadi salah satu terapi buat Nala. Nala mempunyai gangguan belajar spesifik (disleksia). Sehingga kekurangan dalam menulis dan menyusun kalimat sekarang ini jadi lebih baik. Selain itu, dengan bertemu teman-teman di komunitas dan pengungkapan perasaan lewat tulisan juga membantu Nala mengurangi kecemasannya.”

Masya Allah, terharu rasanya mendengarkan penuturan Bu Farida. Dengan testimoni seperti itu membuat diri ini semakin terlecut semangatnya untuk menjadikan DNA sebuah komunitas yang lebih baik bahkan semoga lebih bermanfaat lagi ke depannya. Selain itu, ada juga testimoni dari Bu Dhian –yang dikirim via WA ke Imelda-. Bu Dhian ini mamanya Khansa. Khansa adalah murid pertama DNA. Khansa pun turut andil dalam “membesarkan” nama DNA.
“Alhamdulillah, menemukan wadah bernama DNA WRITING CLUB, untuk mengasah kemampuan menulis Khansa. Dengan Bu Norma, Khansa menemukan tempat bertukar pikiran sehingga bisa menuangkan idenya dengan lancar dalam sebuah cerpen dan novel. Semangat berkarya penulis cilik hebat!”
Ya, Khansa dan Bu Dhian menjadi saksi bagaimana kami berkolaborasi dalam sebuah perjuangan. Bahwa berdiri dan berkembangnya DNA tidak bisa terlepas dari peran orang tua sebagai sebuah “support system” yang memiliki andil besar membangun budaya literasi di rumah.

Oh ya terima kasih untuk Kak Febi, Kak Odi, dan Tim Imelda FM yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk on air. Sukses selalu buat semuanya.

Ya Rabb, betapa kerennya hari ini…

Betapa istimewa hari-hari yang telah Engkau rancang untuk hamba-Mu ini. Alhamdulillah. Segala puji bagi-Mu. Dan tak lelah diri ini mengeja pinta semoga amanah-amanah baru di DNA, Engkau berikan hamba kemampuan dan kemudahan untuk menunaikannya. Aamiin.



Mejeng bersama sebagian karya anak-anak DNA WRITING CLUB

Foto dulu sebelum on air

DNA



Top of Form


Thursday, February 01, 2018

TERMINAL PERENUNGAN : PENGHUJUNG 30

Thursday, February 01, 2018 0 Comments

Begitu banyak kesyukuran yang harus aku langitkan hingga detik ini. Pasalnya, mungkin sudah tak sanggup lagi aku menghitung nikmat serta beragam kebahagiaan yang tak pernah Allah salah alamatkan.  Allah Maha Baik, terlalu Baik malah. Terima kasih Ya Allah… meski hambaMu ini masih sering tak khusyuk sholatnya, lebih banyak pegang HP daripada waktu tilawahnya,… Astaghfirullah. Tapi, Engkau selalu mencukupkan kebutuhan hamba.

Hari ini, lembar pertama Februari. Dan Februari selalu menjadi bulan yang istimewa. Bulan untuk menjadi hakim pada diri sendiri. Bulan untuk bermuhasabah, atas berkurangnya usia, atas kehidupan yang telah terjalani sebelumnya, untuk bersiap menapaki hari-hari di ‘usia yang baru’ nantinya.

Hari ini adalah hari di mana akhir dari masaku menjalani 30 tahun usia. Esok, angka 0 itu akan menggelinding dan berganti angka 1. Ya, esok adalah 31 tahun usiaku. Selayaknya diri ini pantas merenung. Menciptakan sebuah terminal perenungan. Pencapaian apa yang sudah ada di tangan? Kontribusi kebaikan apa yang sudah dilakukan?

Kamis, 1 Februari 2018
Penghujung 30
#diaryUmma


Friday, December 16, 2016

[RESOLUSI 2017]: "MULIA KARENA TAQWA, BERCAHAYA DALAM KARYA, MENGINSPIRASI DENGAN PRESTASI!"

Friday, December 16, 2016 10 Comments
My DNA

Man kanayaumuhu khairan min amsihi fahuwa rabihun…
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada kemarin, maka dia beruntung”. Demikian pula, barangsiapa tahun ini lebih baik dari tahun yang kemarin, maka dia juga akan beruntung. Karena hari hanyalah kumpulan dari detik dan menit, sedangkan tahun adalah akumulasi dari hari dan bulan. Tahun adalah tahapan yang penting untuk mengukur segala hal. Umur kita diidentifikasi dengan tahun, sejarah ditulis berdasarkan tahun, program-program besar disetting berdasarkan tahun. Karenanya, evaluasi dan perencanaan tahunan adalah sesuatu yang penting untuk kita perhatikan.
Hm….penggalan kalimat yang pernah aku baca dari sebuah Majalah Annida –koleksi majalah aku zaman SMA dulu-. Luar biasa sekali, tiada terasa waktu begitu cepat berlalu. Sang detik merangkak perlahan menjadi menit, sang jam berjalan…satu jam berlalu…jam berlari..satu haripun berganti, hari terus berkejaran satu bulan terlewatkan…tanpa terasa satu tahun pun segera beralih ke tahun yang baru. Inilah saat yang tepat untuk ber-MUHASABAH, “sebuah pengadilan sunyi di ambang mimpi…”.
Tahun 2016 akan segera berakhir. Tahun baru 2017 Masehi akan segera dimulai. Pada akhir tahun, biasanya kita akan mulai melakukan instropeksi diri. Isinya mulai dari apa saja yang telah diraih pada tahun tersebut hingga apa saja yang belum tercapai. Hasil instropeksi diri, biasanya akan kita tuliskan dalam bentuk resolusi. Isinya pun beragam, dari cita-cita atau mimpi yang ingin dicapai di tahun berikutnya, kesalahan apa saja yang tidak ingin diulang, dan masih banyak lagi.
Bagiku, tidak perlu menunggu kalender disobek hanya untuk membuat resolusi di masa datang. Buatku, setiap hari adalah saat membuat resolusi baru. Meskipun begitu, resolusi itu penting, sama seperti kerangka kerja yang akan dilakukan, jika telah memiliki kerangka, langkah akan siap dilaksanakan.
[*]
Jika tiap impian hanya dipertemukan getah pahit dirasa
Bila tiap kerinduan hanya dihadapkan pada racun kemunafikan yang penuh dusta
Maka, hadapkan diri pada langit yang pintunya selalu terbuka.
Mengadu di dalam butir-butir pengakuan dan berharap hanya pada-Nya
agar lepas segala kegelisahan dan dipertemukan dengan ketenangan…
 
Ya Rabb, jadikan penerimaan qadar-Mu lebih indah selaksa daun-daun zaitun
Berhiaskan embun yang dipancari sang fajar di pagi hari
Jadikan episode ini lebih indah…
Lebih baik dari pagi yang tersusun cahaya yang ditemani kilapan senyuman
***
Menjelang penghujung akhir tahun 2016, sebentar lagi kita akan membuka gerbang kehidupan di tahun baru 2017. Sudah seharusnya kita melakukan evaluasi atas pencapaian maupun cita-cita yang belum tercapai. Dan detik ini aku ingin menciptakan “terminal” dalam diriku, ‘pemberhentian sejenak’, untuk sejenak merenung, memahami, dan belajar memaknai lebih dalam. Menengok masa lalu untuk kemudian membuat sebuah resolusi yang harus aku ikhtiarkan maksimal untuk menjejak nyata di tahun mendatang. Ada catatan resolusiku di tahun 2017 yang akan aku uraikan dalam untaian aksara yang tengah menemaniku bermetamorfosa kali ini. Aksara-aksara yang menemaniku membuat notulensi akhir tahun yang kelak menjadi blue print kehidupanku di tahun 2017.
Sebagai insan ciptaan Allah, kita harus selalu menatap harapan terbaik di masa depan. Ya, karena hidup ini hanya terdiri dari tiga bagian: masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu adalah pelajaran terbaik, masa kini adalah prestasi terbaik dan masa depan adalah cita-cita terbaik. Jika kita selalu mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tidak memiliki hari ini untuk kita syukuri. Tetaplah bersyukur dan bersyukur, walau mungkin kita melihat sebongkah cahaya kecil di atas bukit kegelapan. Sesungguhnya Allah  mengabulkan doa-doa dalam prasangka hamba-Nya. Kata-kata syukur selalu didahului oleh sabar. Sabar itu lebih mudah dilakukan. Banyak orang yang berhasil sabar dalam kedukaan, namun amat sulit untuk menemukan orang yang mampu mensyukuri nikmat Allah dalam kesempitan yang ia alami.
***
Inilah #Resolusiku2017 

Resolusi terbesar pertama, In Syaa Allah Maret 2017 nanti amanah menjadi seorang IBU akan melekat pada diriku. Banyak hal yang ingin aku lakukan, aku pelajari, aku capai, untuk mengemban amanah yang bertabur pahala itu. Aku ingin “memperkaya” diriku dengan ilmu parenting, perawatan bayi, menciptakan “SPIRITUAL PARENTING” dalam mendidik anak.
Yang aku lakukan mulai sekarang : banyak membaca buku-buku parenting, mengikuti seminar parenting (kelas parenting online maupun offline), berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman, belajar menjadi IBU PROFESIONAL, dll.

Resolusi terbesar kedua, aku ingin lebih fokus menghafalkan dan mempelajari Al Qur’an. Ibnu Umar berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Al Qur'an itu bagaikan pemilik onta yang diikat, jika dirawat dengan cermat, maka tetap dapat dipertahankannya (dimilikinya) dan bila dilepas maka akan hilang” [H.R. Bukhari dan Muslim]. Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Telatenilah mempelajari Al Qur'an, demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, Al Qur'an itu lebih cepat larinya daripada onta yang lepas dari tali ikatnya” [H.R. Bukhari dan Muslim]. Subhanallah! Insya Allah, aku bertekad akan semakin mencintai ayat-ayat Cinta-Mu, Ya Rabb…
Yang aku lakukan : membuat target harian dalam menghafal Al Qur’an, rajin muroja’ah (mengulang hafalan).

Resolusi terbesar ketiga, aku ingin mempersiapkan diri dan keluarga untuk umroh dan naik haji. Hal ini menjadi salah satu motivasi terbesar agar aku bisa menjadi anak yang senantiasa berbakti dan mampu mewujudkan impian KYDFENS (my lovely family). Sebuah ikhtiar yang senantiasa aku perjuangkan dengan sungguh-sungguh agar aku bisa membalas segala jerih payah, perjuangan, dan pengorbanan orang-orang yang sangat ikhlas mencintaiku.
Yang aku persiapkan dan akan aku lakukan di 2017 : rajin menabung, membuka tabungan haji, ikut sekolah umroh dan haji, memperbanyak ilmu seputar umroh dan haji.

Resolusi terbesar keempat, aku ingin menjadi penulis produktif yang senantiasa mengikhtiarkan BEST SELLER untuk setiap karya-karyanya. Kenapa harus BEST SELLER? Karena ketika karya kita luar biasa, ketika karya kita istimewa akan banyak orang yang membelinya, membaginya kepada banyak orang pula, dan itu terjadi secara berkesinambungan. Otomatis, Insya Allah tabungan pahala akan semakin banyak. Berhubungan dengan passion-ku menulis…
BE : Dengan menulis, aku ingin menjadi seorang PENULIS PRODUKTIF dan PENULIS PROFESIONAL; menjadi CREATIVE MOM-WRITERPRENEUR
DO : Aku ingin selalu mengasah kemampuan (skill) menulis, lalu mengajarkan aktivitas positif ini kepada anak-anak dan remaja lewat komunitas yang sudah aku rintis sejak 2013 : DNA WRITING CLUB.
HAVE : Aku ingin memiliki karya yang bermanfaat lebih banyak lagi, lebih banyak prestasi yang terlahir lewat aktivitas menulis, juga melahirkan banyak penulis cilik dan penulis remaja yang prestatif dan produktif berkarya.

DNA Writing Club

Resolusi untuk DNA WRITING CLUB
*) DNA WRITING CLUB memiliki markas belajar sendiri yang luas, dengan beberapa ruang kelas dan pembelajaran edukatif yang lebih variatif.
*) DNA WRITING CLUB memiliki pengajar (Mentor-mentor) yang profesional di bidangnya (Writing, Drawing, Colouring, Crafting, Story-Telling, dll).
*) Menjadikan DNA sebagai istana belajar yang menyenangkan. DNA Writing Club dengan semangat “DNA : Dream N Action”, didirikan dengan berbekal tiga buah cita-cita yang diharapkan ada dalam diri anak-anak dan remaja yang bergabung dalam komunitas ini, yakni : Dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak karena percaya diri merupakan salah satu modal awal anak-anak dalam menemukan dan meningkatkan potensi serta produktivitas amal dalam diri dan kehidupannya; Anak-anak semakin termotivasi untuk lebih berprestasi serta semakin cinta akan ilmu dan senantiasa meningkatkan kompetensi dirinya; Anak-anak semakin semangat untuk menjadi pribadi yang gemar membaca, bercerita, dan berkarya.

Selain itu, dalam bidang kepenulisan, aku juga ingin :
Menulis minimal 1 buku nonfiksi.
Menulis minimal 1 buku cerita anak/dongeng anak Islami.
Belajar MENDONGENG
Mengadakan 1 event akbar DNA Writing Club.
Me-launching 1 karya antologi anak-anak DNA Writing Club.

Resolusi terbesar kelima, selalu memperkokoh kehidupan berumah tangga, membangun Keluarga Rabbani yang ‘A.M.A.N.A.H’, dengan senantiasa mengingat dan menjalankan visi-misi pernikahan 10-11-12 kami:
VISI
”Mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekadar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya.”

MISI
Membentuk keluarga AMANAH :
[A]:   Al Qur’an dan Al Hadits sebagai pedoman utama.
[M]:Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Subhanahu Wata’ala, dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam.
[A]Aktualisasi diri dan perbaikan diri secara kolektif dalam rangka membentuk dan membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, dakwah serta amanah
[N]Nikah = kesempatan menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadikan ‘pernikahan’ sebagai medan jihad, medan ber-fastabiqul khairat, dan medan bersyukur.
[A]A Miraculous Journey [Pernikahan adalah penyatuan kedua jalan yang berbeda, kemudian berjalan bersama dalam satu jalan yang baru, jalan yang lebih lebar, sebuah perjalanan penuh hikmah, ‘perjalanan yang ajaib’]
[H]Hidup dalam suatu rumah tangga yang menjadi surga serta sebagai markas dakwah.
Yang akan kami lakukan : sering diskusi, sering traveling bareng (nanti traveling lagi kalau baby udah memungkinkan diajak mbolang. Hehe), selalu mengingatkan satu sama lain, saling memotivasi.
Sakinah Bersamamu... ^_^

[*]
Ya Allah, aku tahu Engkau sedang merancang skenario terbaik untukku. Maka satu saja pintaku, kuatkanlah aku apapun skenario-Mu untukku. Akupun belajar percaya bahwa semua hal dalam hidup ini ada dalam aturan-Nya. Musim kehidupan ini pun berjalan sesuai dengan sunatullah dan sama sekali tidak dapat diprediksi. Ketika kita berupaya untuk selalu bersyukur atas setiap musim yang kita alami, Insya Allah akan membuat kehidupan ini menjadi lebih bermakna. Allah yang lebih mengetahui sesuatu itu baik atau buruk.
Ada setiap waktu untuk setiap tujuan yang telah Allah tetapkan bagi makhluk-Nya. Masing-masing ‘musim’ yang diberikan-Nya kepada makhluk-Nya memiliki keberkahan tersendiri. Mereka akan tetap datang kepada kita tanpa peduli apakah kita menginginkan musim itu atau tidak. Setiap musim selalu Allah ciptakan pada waktu yang tepat. Dan Allah akan membuat segala sesuatunya indah TEPAT pada waktu dan kondisi TERBAIK yang telah ditentukan-Nya. Adapun yang patut kita lakukan hanyalah bersyukur dalam segala kelapangan dan kesempitan.
Ya Rabb, inilah langkah kembaraku dengan motivasi tertinggi merengkuh keridhoan-Mu…
Berikanlah hamba kemudahan. Aamiin Ya Rabbal’alamiin…