Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label KYDFENS. Show all posts
Showing posts with label KYDFENS. Show all posts

Tuesday, July 26, 2016

METAMORFOSIS PENANTIAN 44 BULAN : TEPAT dan TERBAIK

Tuesday, July 26, 2016 8 Comments
Buku DNA saya setelah menikah, semuanya bersampul baby unyu-unyu sebagai VISUALISASI IMPIAN ^_^


Saya menuliskan pengalaman ini semoga bisa jadi motivasi tersendiri buat teman-teman yang saat ini berjuang dalam program hamil (promil) sekaligus untuk dokumentasi istimewa dalam hidup saya.

Kisah saya saat promil pertama kalinya di Hermina Pandanaran bisa dibaca di sini, Merindumu,Nak…

Rabbi habli minasshalihiin...

Karena beberapa alasan dan sebab, akhirnya saya dan Mas Sis hanya sekali saja itu promil di Hermina. Hihihi. Selanjutnya, kami promil alami. Tentu saja, up and down pasti saya alami. Jika tamu bulanan datang rutin, perasaan saya campur aduk. Tapi, saya berusaha untuk tetap bersyukur dan semakin menyibukkan diri. Hingga akhirnya 30 September 2014 kakak ipar saya (Mbak Win) menikah, dan 3 bulan kemudian Mbak Win positif hamil. Jujur, saya senang sekali. Tapi, ada sayatan luka yang tidak jelas dalam hati saya. Di sisi lain saya sedih, saya bertanya sama Allah : “kapan saya hamil, ya Allah?”

Malam itu saya menangis sesenggukan usai sholat. Saya WA kembaran saya, Mbak Thicko, untuk sekadar curhat dan minta motivasi. Saya pun cerita ke Mas Sis tentang kegalauan hati saya, masih pakai acara mingsek-mingsek juga. Mas Sis, sosok suami yang penyabar itu, menenangkan saya, memeluk saya dan memberikan semangat.

“Bisa jadi ini ujian keimanan dari Allah untuk kita, Say. Yang sabar ya… Allah tahu kok yang TERBAIK untuk hamba-Nya. Rezeki, jodoh, dan maut kan sudah ditentukan. Kita tinggal jalanin aja. Biarin aja orang lain bilang macam-macam, yang penting cara kita menyikapinya harus baik. Toh, kehidupan ini kita yang menjalani kan, bukan orang lain…, dst.”

Ya, jujur saya akui, selain Mbak Thicko, Mas Sis adalah sahabat curhat yang kereeen.


TEPAT dan TERBAIK

Awal 2015, atas rekomendasi seorang sahabat kita terapi pijat di Solo. Namun, hanya 2 kali ke sana. Jarak Semarang-Solo membuat kami merasa lelah, apalagi kami hanya bisa hari Sabtu, setelah menjalani beragam kesibukan dari Senin-Jumat. Akhirnya, kita putuskan untuk cari alternatif tempat yang lain –yang mungkin lebih dekat dengan Semarang- sekaligus kami lebih banyak refreshing dulu untuk menenangkan hati dan pikiran. Kami habiskan akhir pekan untuk jalan-jalan berdua. Makan di tempat favorit, nonton film, jalan-jalan ke toko buku, silaturahim ke rumah teman, dll.

10 November 2015, tepat di hari ulang tahun pernikahan saya yang ke-3, anak pertamanya Mbak Win lahir. Senang sekali rasanya… Perlahan, rasa galau itu pupus. Hari itu juga saya kebanjiran doa semoga segera menyusul Mbak Win dan Mas Hengki untuk menimang momongan.

Dari akhir 2015 sampai 2016 saya benar-benar menyibukkan diri saya. Saya fokus mengupgrade skill menulis saya dengan ikut les menulis online berbayar dan sering ikut lomba-lomba kepenulisan. Alhamdulillah, saya berhasil memenangkan beberapa lomba dan itu membuat saya merasa sangat bersyukur.

Usaha saya dan Mas Sis untuk promil pun tidak serta merta terhenti. Ya, sejak awal menikah kita memang berkomitmen, tidak pernah menunda untuk punya anak –tapi memang Allah paling tahu kapan waktu yang TEPAT dan TERBAIK- untuk menitipkan buah cinta kami itu.

Lagi-lagi atas rekomendasi teman, kami terapi pijat dengan seorang simbah di Salatiga. Beliau sosok yang luar biasa, sangat religius meski usianya sudah renta, sudah naik haji 2 kali. Pasiennya pun sangat banyak dan terbukti –atas izin Allah- banyak yang sembuh setelah beliau pijat. Saya pun diberikan resep untuk mengkonsumsi ramuan penyubur tradisional (bisa beli 1 paket di pasar tradisional Salatiga). Saya dan Mas Sis menjalani terapi ini dengan senang hati. Saya hanya 3 kali ke sana, lagi-lagi karena banyak ‘kesibukan tak terduga’ soalnya harus berangkat pagi-pagi sekali. Ah, simbah, saya kangen nasihat dan petuah-petuah berharga njenengan… selain itu, kami juga terapi dengan mengkonsumsi produk ‘terapi kehamilan’ dari HPAI atas resep dari seorang sahabat terapis HPAI di Semarang.

Tanggal 7 Mei 2016 adalah satu dari sekian hari yang sangat membahagiakan di keluarga besar kami. Ani, perawat RSI Sultan Agung, 24 tahun, ponakan saya yang besar, yang selama dua tahunan ini ikut tinggal bersama saya di rumah, akhirnya MENIKAH. Bertambahlah anggota di keluarga besar trah Darmo Suwito. Saya sempat menuliskan dalam catatan harian saya, kalau saya harus SABAR dan IKHLAS jikalau Allah menakdirkan Ani yang hamil terlebih dulu. Ya, sampai sebegitunya saya menyiapkan hati saya.

“Jika Allah menjawab doamu, Allah menambah imanmu. Jika Allah belum menjawab doamu, maka Allah menambah kesabaranmu. Jika Allah menjawab doamu, tapi dengan yang lain, maka Allah akan memberikan yang TEPAT dan TERBAIK untukmu…”

Sampai akhirnya di grup WA “KELUARGA KLATEN” sekitar akhir Mei, kami mendapatkan kabar bahagia. Alhamdulillah, Ani positif HAMIL. Saya sangat bersyukur, meskipun belum siap mental jika nanti dipanggil “yangmud” (eyang imud, eh eyang muda). Hehehe. Saya sempat menangis (lagi) usai shalat. Dan lagi-lagi, Mbak Thicko dan Mas Sis menenangkan saya. Mbak Thicko pun kini masih berjuang bersama Kak Feb, meski ikhtiar promil medis mereka menunjukkan semua hasil pemeriksaan NORMAL. Semoga disegerakan yak…

Akhirnya, jelang Ramadhan saya dan Mas Sis sering ngobrol berdua. Kita merencanakan banyak hal. Kita bertekad, Ramadhan adalah saat paling istimewa untuk semakin sering, semakin banyak, semakin sungguh-sungguh dalam mengoptimalkan ikhtiar bumi dan ikhtiar langit. Agar saya tidak capek mengelola DNA WRITING CLUB, kami pun mulai merekrut pengajar baik yang akan membantu saya di rumah maupun untuk mengajar ekstrakurikuler di sekolah, juga menyiapkan beragam strategi yang lain. Intinya, agar saya tidak terlalu capek. Selain itu, kami pun memutuskan untuk membeli mesin cuci dan setrikaan di-laundry saja. Padahal dua pekerjaan rumah tangga ini adalah pekerjaan favorit saya. Dari dulu saya lebih suka nyuci manual. Tapi, ini keputusan bersama. Akhirnya saya iya-in saja waktu Mas Sis sudah bulat untuk beli mesin cuci agar istrinya ini nggak capek-capek ^_^. Sampai akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali lagi promil medis ke dokter spesialis kandungan jika di bulan Ramadhan nanti saya datang bulan.

Sampai akhirnya bulan Ramadhan tiba. Dalam diary Ramadhan saya, penuh dengan doa-doa dan harapan saya, semoga tahun 2016 saya HAMIL. Setiap hari saya berdoa dan itu impian terbesar pertama saya yang saya request-kan sama Allah, dan impian terbesar kedua saya adalah MAS DHODY MENIKAH di 2016 (Aamiiin-kan, ya…). Saya pun berkali-kali membaca tulisan dari Mbak Dian Onasis “ANAK ITU HAK ALLAH” (saya print). Silahkan dibaca... saya pun menceritakan isi artikel itu pada Mas Sis.

Tanggal 16 Juni 2016, saya datang bulan. Batal puasa, deh. Hehehe. Saya pun mendaftar antrian di dokter Kartika, yang lokasinya dekat dengan rumah. Rencananya besoknya (tanggal 17 Juni 2016), saya dan Mas Sis akan datang untuk konsultasi, periksa, sekaligus promil. Tanggal 17 Juni itu juga Mbak Thicko dan Kak Feb sampai di Semarang. Abis Maghrib mereka kita tinggal sebentar. Setelah daftar ulang, cek tensi, cek berat badan dan tinggi badan, kami antri beberapa saat.

Akhirnya tiba giliran kami. Sejak percakapan kami di WA-pun saya sudah merasa sangat klop dengan Dokter Kartika. Beliau cantik, welcome, dan ramaaaaaaah banget. Saya merasa sangat nyaman. Kami ngobrol sebentar sampai akhirnya saya di-USG. Kata beliau, rahim saya bagus, bersih, sehingga peluang untuk hamil tinggi. Rasa optimis langsung menjalar dalam diri saya. Setelah itu, Dokter Kartika memberikan surat pengantar pada Mas Sis untuk melakukan tes analisis sperma (kita rencanakan awal Agustus saja). Kami pun diberikan resep obat yang harus kami berdua konsumsi sekaligus jadwal ‘bercinta’ saat masa subur saya tiba. Di akhir konsultasi, Dokter Kartika memberikan motivasi sekaligus nasihat, yang penting pikiran tenang dan nggak stress, iringi dengan banyak-banyak berdoa.

Keluar dari ruangan, saya dan Mas Sis merasa sangat lega dan OPTIMIS. Ya, mumpung bulan Ramadhan kita kencengin doa dan ikhtiar. Dari awal menikah pun, saya dan Mas Sis sering request doa ke sahabat atau keluarga yang pergi HAJI dan UMROH agar kami segera diberikan momongan. Salah satu doa paling istimewa adalah doa dari Ayah Eddy dan Bunda Darosy saat 2015 kemarin naik haji. Kami pun dapat oleh-oleh kurma muda dan doa super spesial.

Saat bulan Ramadhan kemarin, saya pun banyak request doa pada sahabat dan keluarga. Ya, bisa jadi doa mereka jauuuuuh lebih mustajab daripada doa yang saya panjatkan. Saya pun memperbanyak istighfar, bertaubat, dan sering meminta maaf sama Mas Sis.

Selain itu, setelah menikah kami terus berusaha MEMANTASKAN DIRI. Salah satunya dengan membeli buku-buku seputar kehamilan, tumbuh kembang anak, dan parenting. Buku-buku itu saya BACA LAGI.



Dua buku yang saya beli setelah menikah, sebagai upaya MEMANTASKAN DIRI. Alhamdulillah, saya pun koleksi bukunya Abah Ihsan, Teh Kiki Barkiah, Bunda Irawati Istadi, dan masih banyak lagi.

Saat Lebaran, saya minta doa khusus kepada dua ibu saya. Dan beliau berdua meng-aamiin-kan dengan sepenuh cinta, juga pada keluarga besar saya yang lain. Saya benar-benar kebanjiran doa dan hati saya jauuuuuuh merasa lega. Saya benar-benar merasa pasrah dan ikhlas dengan setiap skenario TERBAIK dari-Nya.

Kamis, 21 Juli 2016
Kok hampir seminggu saya tidak datang bulan, ya? Saya pun mengalami berbagai perubahan fisik yang menurut buku yang saya baca itu sama dengan tanda-tanda awal kehamilan. Yang paling kelihatan bagian perut, perut saya membuncit… ^_^

Akhirnya saya beli test pack, saya belum ngasih tahu Mas Sis kalau saya telat menstruasi. Saya sekaligus beli 2 : AKURAT dan SENSITIF. Sekitar jam 10 saya coba test dengan AKURAT. Serasa tak percaya, muncul dua garis merah, meski yang satunya tampak berwarna jauh lebih muda. Saya masih berusaha mengendalikan diri saya untuk nggak nangis. Akhirnya, 15 menit kemudian saya tes lagi dengan SENSITIF, dan hasilnya muncul dua garis merah dengan warna yang lebih tegas.

Alhamdulillah, Allahu Akbar!!! Saya langsung sujud syukur menangis…


Alhamdulillah, DUA GARIS MERAH. Positif... T_T (langsung mewek)

Saya kirimkan foto hasil test pack itu ke Mas Sis dan Mbak Win. Semuanya bersyukur bahagia.

Saat jam istirahat (abis shalat Dhuhur), Mas Sis pulang, langsung mencium dan memelukku dengan mata berkaca-kaca. Mas Sis cerita tadi pas saya kirim foto, beliau lagi rapat dan pura-puranya izin ke lantai dua. Ternyata, beliau menangis bahagia… ^_^. Mas Sis, adik semakin sayaaaaang…

“Sebab denganmulah Allah menggenapkan ibadahku. Maka engkau menjadi separuh agama, penjaga ketaatanku. Sebab dengan dirimu, Allah mengisi separuh agamaku. Maka hatiku memilihmu untuk menjadi yang ter-ISTIMEWA dalam hidupku, sepanjang masa, dan tak ada jalan untuk menjadi MULIA selain memuliakanmu, suamiku…”

Malamnya ngabarin keluarga Wonogiri dan ibuk Klaten, semuanya bersyukur, terharu, dan bahagia...

Jumat, 22 Juli 2016
Sehabis Maghrib saya ke Dokter Kartika diantar Nur,  Mas Sis akan segera menyusul karena ada rapat di Hotel Saraswati. Tibalah giliran saya dan Alhamdulillah Mas Sis sudah datang. Saya pun di-USG. Dokter Kartika bilang, “Alhamdulillah, positif HAMIL. Ini calon janinnya…usianya 4 minggu…” sambil menunjuk bulatan yang membuat mata saya berkaca-kaca. Dua pekan lagi periksa lagi… Dokter Kartika pun memberikan banyak nasihat dan tips untuk saya dan Mas Sis.

Terima kasih, Ya Allah… Semoga ini jadi KEBAHAGIAAN YANG MENULAR untuk pasangan yang kini masih menanti hadirnya buah hati. Aamiin...

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan-keturunan kamisebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam 
bagi orang yang bertaqwa…”
(QS. Al-Furqon : 74)

Saya sempat menghitung kalender, ternyata metamorfosis penantian saya dan Mas Sis dalam menanti buah hati (kehamilan ini) selama 3 tahun lebih 8 bulan atau 44 bulan. Saya jadi teringat, awal saya dikenalkan dengan Mas Sis sampai aqad nikah dan kami berdua resmi sebagai suami istri itu selama 44 hari. Masya Allah… ALLAH MAHA BAIK. Kisah selengkapnya saya bertemu Mas Sis saya dokumentasikan di sini… Jejak Kembara Bersua Belahan Jiwa.

Diary kehamilan saya... Menulis yuk, Nak...

Saya mohon doa terbaik dari Sahabat semua... semoga kehamilan ini sehat, calon debay tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan sempurna, saya pun selalu fit dan penuh semangat dalam menjalani hari-hari saya yang semakin istimewa dan penuh cinta.

Hihihi... perlengkapan debay nya lucu banget yak... ^^v





Friday, July 15, 2016

[ODOP 3] : Masuk SMK? Upgrade Your Skill!

Friday, July 15, 2016 1 Comments
Mas Dhody -kakak cowokku yang berhidung mancung n ngganteng- Masih jomblo, lho! *eh

Dari kelas 1 SMP, Mas Dhody –kakak laki-laki saya yang hidungnya super mancung itu- memang sudah kelihatan hobinya bongkar pasang. Tapi bersyukurnya bisa bongkar tapi bisa pasang lagi, bahkan dimodifikasi jadi lebih keren. Sebut saja, bikin radio, bikin tape, bonus dihiasi lampu plip-plop warna-warni. Alhasil, rumah sering penuh dengan perkakas n printhilan-printhilan, beraneka jenis kabel, sekrup-sekrup, komponen-komponen elektronik, terutama di kamarnya.
Lulus SMP, Mas Dhody mantap masuk ke SMK 1 Surakarta. Dia ngambil jurusan elektronika. Tersalurkanlah hobi doi. Ilmunya semakin keren diimbangi dengan praktik langsung dengan jam praktik yang lebih banyak. Mas Dhody yang notabene sudah suka dengan jurusan yang dia ambil, menikmati hari-harinya belajar di SMK. Meskipun cowok, harus ngekost dan mandiri, nyari makan sendiri (hihihi), prestasi belajarnya sangat membanggakan. Tulisannya super rapiiiii, tulisan tangan saya aja kalah.
Singkat cerita, lulus SMK, Mas Dhody diterima kerja di ASTRA. Setahun berjalan dia naik jabatan. Tapi, dia memutuskan untuk keluar karena sesuatu hal terutama karena dia pindah ke bagian yang ada hubunggannya sama ‘pengasapan’ sedangkan Mas Dhody dulu waktu kecil pernah punya riwayat sakit paru-paru basah. Daripada menanggung resiko, dia pun resign. Lalu, kerja ikut temannya di counter HP (Salwa Celluler) di daerah Jagalan, Solo. Beberapa tahun kerja, dia pun memutuskan untuk berwirausaha sendiri. Dengan modal yang dimiliki dan keterampilan yang terus dia asah, akhirnya dia mengontrak sebuah ruko kecil joinan sama temannya di daerah Pasar Pokoh Wonogiri (samping jalan raya). Tak berapa lama, Mas Dhody pun memutuskan untuk membuka usaha sendiri di rumah. Di bagian depan rumah yang sudah dilebarin dan direnovasi, lalu dia sulap jadi counter HP berjudul “SEVEN CELL”.
Para pengunjung SEVEN CELL tidak cuma orang tua saja, tapi anak-anak usia SD n remaja sering nongkrong di sana

Meskipun jauh dari jalan raya, tapi Seven Cell bisa dibilang cukup ramai. Setiap hari tak pernah sepi pengunjung, baik yang beli pulsa, aksesoris HP, maupun yang servis HP. Lama-kelamaan Mas Dhody banyak pelanggan.
Kisah singkat Mas Dhody menunjukkan bahwa masuk SMK itu tetap keren! Skill-nya memang benar-benar semakin terasah dan setelah lulus jauh lebih mandiri. . Itu yang bisa saya lihat dari apa yang Mas Dhody dapatkan sekarang. Penghasilan bersihnya setiap bulan bahkan terkadang mengalahkan gaji PNS. Ya, menjadi lulusan SMK dan sekarang menggeluti dunia entrepreneur itu TAWAKAL-nya pol-polan. Keahlian doi semakin terasah seiring jam terbang yang semakin bertambah.
Saya sendiri dan kembaran saya –Mbak Thicko- lebih memilih masuk SMA setelah lulus SMP karena kami ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan waktu itu Mas Dhody memang berkeinginan untuk menjadi pengusaha, nggak pengin kuliah. “Biar adik kembarku saja yang kuliah,” gitu katanya. Dan benar, selama kita kuliah, Mas Dhody sering mensupport keuangan kita. Ngasih uang saku, nambahin bayar uang semesteran, ni brother memang TOP banget deh!

Kakakku yang super keren... ^^

Oh ya, antara SMA maupun SMK pasti mempunyai keunggulannya masing-masing. SMA atau Sekolah Menengah Atas menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan menyatakan bahwa  Sekolah  Menengah  Atas,  yang  selanjutnya  disingkat SMA, adalah  salah  satu  bentuk  satuan  pendidikan formal  yang  menyelenggarakan pendidikan  umum pada  jenjang  pendidikan  menengah  sebagai  lanjutan dari SMP,MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan  dari  hasil  belajar  yang  diakui  sama/setara. Dalam hal ini SMA menyelenggarakan pendidikan yang bersifat umum atau nonvokasional. Lulusan dari SMA diharapkan mampu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Dalam hal ini, di SMA siswa diberikan bekal berupa ilmu pengetahuan yang luas namun mendalam. Di SMA lebih mempelajari teoritik daripada SMK.
Kelemahan dari SMA yaitu siswa lebih mendalami ilmu pengetahuannya sehinggamereka mampu berpikir secara logika. Sedangkan kelemahannya mereka akan cukup sulit untuk mempelajari mata kuliahnya yang baru jika tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya ketika dia SMA dahulu. Di SMA sendiri pada umumnya memiliki 2 jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS. Namun, ada pula beberapa sekolah yang menambahkan jurusan lain seperti bahasa, bergantung pada kebijakan sekolah masing-masing. Untuk memilih jurusan pun kita harus mengikuti minat dan kemampuan yang kita punya. Jangan sampai memilih jurusan yang jelas-jelas anda tidak mempunyai bakat di dalamnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan menyatakan Sekolah  Menengah  Kejuruan,  yang  selanjutnya disingkat  SMK,  adalah  salah  satu  bentuk  satuan pendidikan  formal  yang  menyelenggarakan pendidikan  kejuruan  pada  jenjang pendidikan menengah  sebagai  lanjutan  dari  SMP,  MTs,  atau bentuk  lain  yang sederajat  atau  lanjutan  dari  hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Lulusan SMK sejak awal memang sudah disiapkan untuk memasuki dunia kerja sehingga diharapkan setelah lulus nanti siswanya akan langsung bekerja atau berwirausaha. Namun, untuk sekarang ini sudah banyak siswa SMK yang melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Kelebihan masuk SMK, siswa mempunyai hardskill berupa kemampuan kejuruan yang spesifik sehingga ketika kuliah seorang siswa mengambil jurusan yang sama dengan ketika dia SMK, maka dia akan lebih mudah untuk mempelajari materi kejuruannya. Sedangkan untuk kelemahannya, siswa SMK cenderung agak selalu berpikir instant atau jarang menggunakan logika dalam penyelesaian ilmu-ilmu yang bersifat eksakta. SMK pun memiliki banyak jurusan, diantaranya tata niaga, teknik, tata busana, tata boga, analis kesehatan,  farmasi dan masih banyak lagi. Jurusan tata niaga pun terbagi kembali menjadi  banyak jurusan yang berada di dalamnya. Contohnya adalah akuntansi, pemasaran, usaha perjalanan wisata, dan lain-lain. Sedangkan untuk teknik pun terbagi menjadi beberapa jurusan antara lain, otomotif, teknik listrik, teknik komputer jaringan (TKJ), dan sebagainya.
Nah, itu sekilas ulasan dari saya yang saya rangkum dari berbagai sumber terpercaya. So, kalau mau masuk SMK, why not? Dian Pelangi yang desainer internasional itu aja lulusan SMK, lho… Reach your GOAL! Make your dreams come true!

Kalau ada yang ingin servis HP, beli HP baru, beli pulsa (bisa ngutang, lhoooo... *Plaaak itu mah gue), beli aksesoris HP, curhat masalah HP, atau pengin kenalan (hihihi) bisa kontak langsung Mas Dhody.
Alamat SEVEN CELL : Banaran RT 02 RW 10, Wonoboyo, WONOGIRI, Jawa Tengah
FB : Dhody 


Wednesday, March 30, 2016

Melipatgandakan Doa Saat Kumpul Bersama Keluarga

Wednesday, March 30, 2016 5 Comments

 
KYDFENS makan bersama di Wonogiri
Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan begitu banyak kenikmatan dalam hidup saya. Salah satunya, berada di tengah-tengah keluarga besar yang sangat menyayangi saya.

Ada keluarga Wonogiri karena saya lahir di Wonogiri, keluarga Klaten karena saya menikah dengan putra asli Klaten, dan keluarga Semarang karena saya tinggal di Semarang. Hihihi, sebenarnya masih banyak keluarga lain dari berbagai pulau. Namun, dalam postingan kali ini saya akan menceritakan kebersamaan saya dengan keluarga Wonogiri dan keluarga Klaten.

Keluarga Wonogiri
“Bahagia itu sederhana, temukan jalan pulang dan kumpul dengan keluarga tersayang. Salah satu kalimat di iklan masyarakat yang terpampang di baliho saat memasuki Kabupaten Semarang. Ya, betul sekali! Setelah sekian tahun tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga, lalu setelah dewasa ‘hijrah’ untuk membuka lembar kehidupan yang baru, tentu saja aktivitas pulang dan kumpul keluarga tersayang selalu jadi momen yang sangat dirindukan.

Setelah menikah, saya sempat ikut suami tinggal di Bogor selama tiga bulan. Setelah memutuskan resign, suami mengajak saya untuk tinggal di Kota Semarang karena keluarga besar suami (3 kakaknya) tinggal di Semarang. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, karena saya merasa lebih cocok tinggal di lingkungan Jawa Tengah.

Paling tidak minimal satu bulan sekali saya dan suami pulang ke Klaten sekaligus Wonogiri. Karena dari rumah bumer (ibu mertua) di Klaten ke rumah saya Wonogiri ada jalan pintas. Kurang lebih satu jam naik motor sampai ke Wonogiri.

Keluarga Wonogiri kita beri nama KYDFENS, singkatan dari Kadri-Yati-Dhody-Febri-Etika-Norma-Sis. Biasanya bisa kumpul lengkap kalau Lebaran, itupun kalau Kak Thicko dan Kak Febri pas jadwalnya tidak Lebaran di Lahat, Sum-Sel. Banyak momen istimewa saat kami berkumpul. Biasanya kita jalan-jalan, piknik bersama, pergi ke rumah simbah di Nawangan, makan-makan bersama. Pokoknya super seru! Apalagi, kami tergolong keluarga super konyol yang selalu penuh canda tawa. Maklum, Babe itu pensiunan PNS yang hobi melawak dan pernah mendapatkan juara 3 lomba “guyon maton” (nglawak) tingkat Kabupaten Wonogiri. Kalau jaman dulu udah ada stand up comedy, mungkin Babe bisa ikutan. Hihihi.

Saat Lebaran ngumpul dengan Keluarga Nawangan
Babe, Ibuk, dan Mas Dhody tinggal di Wonogiri. Mas Dhody belum menikah, doain ya semoga segera ketemu jodohnya yang cantik hatinya dan shalihah. Aamiiin. Kak Thicko dan Kak Febri sekarang tinggal di Depok. Jadi, momen ngumpul-ngumpul bareng selalu kami rindukan. Insya Allah, Mei nanti kita akan ngumpul bareng lagi. Uhuy… Untuk mengobati rasa kangen, kita pun bikin grup Whatsapp (WA). Setidaknya, jauh di mata namun selalu dekat dalam doa.

KYDFENS piknik di Pantai Pacitan. Seruuu!

Keluarga Klaten
Alhamdulillah, saya bisa diterima dengan sangat baik dan menjadi bagian dari keluarga yang sangat kompak dalam banyak hal. Memiliki suami sholeh yang sangat mencintai keluarganya adalah harta tak ternilai dalam hidup saya. Suami adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Dari keluarga suami, saya sekarang jadi tante dengan buanyak ponakan. Bahkan ada 2 ponakan (anak pertama dan kedua dari kakak pertama) yang sekarang ikut tinggal bersama kami di Semarang. Anak pertama kerja sebagai perawat di RSI Sultan Agung dan yang kedua kuliah.

Tante imut dengan ponakan-ponakannya. 11-12, kaaan? hehehe

Dari 5 bersaudara itu, 4 diantaranya tinggal di Semarang. Hanya kakak pertama yang tinggal di Klaten, tepatnya di Desa Jerukan, Kecamatan Bayat. Biasanya kita ngumpul-ngumpul bersama di Klaten saat liburan panjang, Lebaran, Idul Adha, saat ada kerabat yang menikah atau saat ada saudara yang meninggal dunia. Seperti dengan Keluarga Wonogiri, kami pun membuat grup WA.

Saat Idul Adha, kurban sapi bersama

Banyak keseruan yang terjadi saat momen kumpul bersama. Apalagi ada dua ponakan masih balita yang lagi lucu-lucunya. Kita pun sangat kompak untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Alhamdulillah, sampai detik ini tidak pernah ada konflik di antara kami, semoga rukun dan adem ayem hingga seterusnya.
 
Dinneromantis bersama suami, ponakan-ponakan, dan kakak-kakak ipar