Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label Lebaran. Show all posts
Showing posts with label Lebaran. Show all posts

Sunday, May 10, 2020

JADIKAN RAMADAN DAN LEBARANMU TETAP ISTIMEWA MESKI DI RUMAH AJA

Sunday, May 10, 2020 0 Comments


Kita semua tahu, suasana Ramadan tahun ini sungguh-sungguh berbeda karena efek pandemi Corona. Tak ada tarawih di masjid, tak ada kegiatan TPQ, tak ada acara buka bersama di luar, tak ada majelis taklim tatap muka, yang paling terasa adalah tak ada mudik ke kampung halaman. Sediiiiiih banget rasanya… Tapi, kita tak bisa menolak kenyataan atas segala takdir yang telah Allah gariskan. Jalani saja semuanya dengan lapang dada, dengan kesabaran teristimewa, serta tak henti langitkan doa, semoga Allah mampukan kita semua.

Ramadan sudah separuh perjalanan, bagaimana kabar iman? Bagaimana kabar tilawah kita? Kabar ibadah-ibadah harian kita? Semoga tak ada hari berlalu kecuali segalanya bertambah dan menjadi lebih baik, baik kualitas maupun kuantitasnya. Aamiin.

Ramadan sudah separuh perjalanan. Biasanya jelang 10 hari terakhir, banyak persiapan yang saya lakukan, salah duanya: kegiatan “Mukhoyyam Qur’an (MQ)” dan “Mudik Lebaran”. Biasanya, setelah MQ, saya akan diantar mudik ke Wonogiri dulu oleh suami. Lalu suami akan kembali ke Semarang untuk i’tikaf dan baru akan mudik sekitar H-2 atau bahkan H-1 Lebaran karena masih jadi panitia pembagian zakat. Biasanya (lagi), saya sudah mulai persiapan packing keperluan saya, suami, dan Dzaky untuk mudik. Mulai dari pakaian, buku, mainannya Dzaky, oleh-oleh, dll. Tapi kini, koper masih tertata rapi di atas lemari. Rencana mudik yang harus ditunda dulu, sampai pandemi Corona berlalu…

Persiapan lebaran kali ini, tak ada persiapan khusus sebenarnya, kegiatan MQ akan tetap berjalan meski nanti via virtual. Padahal tahun kemarin bisa mabit (menginap) di masjid bersama sahabat-sahabat salihahku. 1 hari bisa tilawah minimal 10 juz. Bisa setor hafalan baru minimal setengah juz. Bisa berlama-lama dengan Al Qur’an tanpa kepikiran nanti masak buat menu buka atau sahur apa (karena sudah disediakan panitia). Tentu saja, Ramadan kali ini berasa ada yang kurang. Setelah MQ, bisa lanjut mudik, menghabiskan 10 hari terakhir Ramadan di rumah Wonogiri. Bisa menikmati santap sahur dan buka bersama keluarga tercinta. Sudah kangen banget sama kuliner Wonogiri dan Klaten. Hiks…

Rencananya lebaran nanti, kami sekeluarga akan nge-ZOOM bareng-bareng baik keluarga Wonogiri maupun Klaten, juga sahabat-sahabat dan sanak keluarga.

Lebaran 2019 di Wonogiri

Jadi #autonyanyi lagunya keluarga DNA Adhitya…

Bulan mulia kini tlah tiba
Terasa berbeda karena Corona
Bulan mulia kini tlah tiba
Terasa berbeda karena di rumah aja

Ramadanku kini di rumah aja
Tarawih di rumah
Bersama keluarga
Indah penuh berkah
Meski di rumah aja

Banyak tilawah
Banyak sedekah
Perbanyak ibadah
Mohon ampunan-Nya

Bersama-sama kita berdoa
Hilanglah Corona
Bangkitlah Indonesia!

Ramadanku kini di rumah aja
Tarawih di rumah
Bersama keluarga
Indah penuh berkah
Meski di rumah aja

#CENUNGMERENUNG
Metamorfosis Cinta Di Ramadan Mulia
Fase 1: TELUR
“Inilah faseku bermula. Bersiap hadapi sekian proses yang akan aku jalani. Awal untuk sebuah akhir yang indah, itu harapku!”

Fase 2: LARVA
“Aku terlihat begitu menjijikkan. Bahkan aku pun tak mengenali bayanganku sendiri di cermin. Tapi, syukur adalah sebuah keterterimaannya aku pada diriku sendiri. Karena itu artinya, aku menghargai sebuah karya cipta Maha Agung. Dan inilah fase hidupku untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Bersiap menghadapi fase penuh penempaan selanjutnya.”

Fase 3: KEPOMPONG
“Inilah fase terberat yang memperkaya jiwaku akan arti kesungguhan, kesabaran, keikhlasan, perjuangan, dan kebeningan hati. Fase muhasabah dan penemuan hakikat diri. Inilah fase paling menentukan. Karena ujian terus datang membadai. Inilah faseku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang berharap layak menyandang gelar insan bertaqwa. Aku ingin meraih gelar itu agar kepakan sayapku sempurna…”

Fase 4: KUPU-KUPU
“Atas kesabaran yang berhasil aku kumpulkan, tibalah masa di mana aku membuka kulit kepompongku. Belajar membuka sayapku yang masih terasa rapuh. Hangat sang mentari pun membakar semangatku. Jiwa-jiwa terlahir menjadi pribadi yang baru. Ya, aku yakin! Aku pasti mampu merentangkan sayapku kuat-kuat. Terbang menghiasi taman melati surga, senantiasa menjadi penyejuk bagi siapapun yang melihatku dalam tatapan cintanya. Menebarkan pesona teristimewa sebagai tanda kesyukuranku pada Sang Pencipta…”


Selamat bermetamorfosis di bulan Ramadan dengan semangat “Mengetuk Pintu Ar Rayyan”! Yuk, optimalkan hari-hari terakhir Ramadan dengan amalan-amalan istimewamu! Selepas Syawal, semoga kita semua layak menyandang predikat insan bertaqwa. Aamiin Ya Rabbal’alamiin…




Monday, July 25, 2016

Tampil Istimewa dengan Fashion Muslim Keluarga yang Ber-Ethica

Monday, July 25, 2016 5 Comments
KYDFENS saat silaturahim di rumah Pakde dan Bude

Momen Lebaran KYDFENS
Lebaran selalu jadi momen yang istimewa setiap tahunnya. Apalagi bisa berkumpul bersama keluarga besar.
“Dik Nung, apa nih tema baju keluarga untuk lebaran tahun ini?” tanya Kak Etika, kembaran saya.
“Bagaimana kalau hijau?” usul saya.
“Boleh. Kamu ya yang nyariin,” ucap Kak Etika.
Akhirnya, kami pun sepakat Lebaran ini kita kompakan memakai baju muslim seragam dengan tema “HIJAU”. Saya pun mencari informasi ke mana saya harus membeli dengan ukuran dan model yang sesuai dengan karakter kami masing-masing. Akhirnya… taraaa…

Baju Lebaran Keluarga (KYDFENS)


Tampak kompak dan harmonis, kan? We are Happy Family! Oh ya, keluarga kami punya singkatan yakni KYDFENS yang merupakan singkatan dari awal huruf nama kami : Kadri-Yati-Dhody-Febriansya-Etika-Norma-Siswadi.

Perkembangan fashion muslim
Dunia fashion muslim saat ini semakin berkembang pesat. Semakin banyak varian, baik dari model, motif, bahan, corak, pilihan warna, dan masih banyak lagi. Rancangan dan model fashion muslim yang semakin variatif inilah yang membuat banyak orang tertarik bahkan menjadi daya tarik bisnis yang cukup menjanjikan.

Perkembangan di dunia fashion muslim ini memberikan manfaat yang cukup berarti. Saya melihat orang-orang di sekeliling saya –terutama dari keluarga besar-, kini semakin banyak yang mengenakan busana muslim dalam aktivitasnya, meski awalnya dulu enggan mengenakan karena mungkin modelnya jadul dan kurang mengikuti perkembangan zaman.

Para designer muslim ternama di tanah air pun sukses dengan ciri khas masing-masing dalam dunia fashion hijab terutama untuk para hijabers dan fashion muslim. Hal ini, seolah semakin memberikan angin segar di dunia fashion hijab dan fashion muslim khususnya di Indonesia. Dengan adanya trend fashion muslim tersebut, setidaknya banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat untuk selalu tampil modis dan fashionable. Kini, fashion hijab atau fashion muslim ini tidak sekadar digunakan untuk acara-acara ke pengajian saja.



Sekarang pun fashion muslim untuk keluarga banyak diminati. Hal ini membuat produsen baju muslim berlomba-lomba untuk mencari desain serta model baju muslim terbaru mengikuti trend dan gaya yang terus berkembang. Keinginan untuk tampil seragam di kalangan keluarga akan memunculkan kesan serasi dan harmonis. Suatu keharmonisan dalam keluarga akan menciptakan hubungan yang baik antara suami/ayah, istri/ibu, serta anak-anak. Dengan demikian, cita-cita untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah pun bisa diwujudkan. Setiap anggota keluarga akan merasa saling memiliki, saling membantu, dan saling melengkapi satu sama lain.

Fashion muslim untuk keluarga biasanya digunakan saat perayaan atau acara-acara besar umat Islam, contohnya saat Lebaran atau acara-acara yang bersifat religius, misalnya pengajian yang melibatkan keluarga besar. Keinginan untuk tampil kompak dan seragam bersama keluarga akan memberikan kesan yang istimewa. Di sisi lain, bisa menguatkan ikatan hati antar anggota keluarga. Selain itu, ada juga desain pakaian muslim keluarga yang memang dirancang dengan gaya dan model yang bernuansa lebih mewah yang dapat dipakai pada saat ada acara pesta keluarga atau momen-momen bersejarah yang melibatkan keluarga besar.




7 Tips ala KYDFENS dalam Memilih Fashion Muslim Keluarga yang ber-Ethica (baca : Etika)
Ini ada beberapa tips ala keluarga saya dalam memilih fashion muslim keluarga yang ber-ethica (sopan), diantaranya :
1.      Pertimbangkan Syari’at
Pakaian yang sesuai syari’at adalah pakaian yang menutup aurat. Pakaian laki-laki tidak menyerupai perempuan, begitupun sebaliknya.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah yang nyaman dan menyerap keringat. Untuk anak-anak yang kebanyakan banyak bergerak dan beraktivitas, tentu mereka akan sering berkeringat. Baju berbahan katun bisa menjadi salah satu alternatif pilihan yang nyaman dikenakan untuk anak-anak.
3.      Ukuran
Ukuran yang pas dan cukup longgar, tidak ketat, dan tidak membentuk lekuk tubuh.
4.      Usia
Pilihlah pakaian sesuai dengan usia setiap anggota keluarga. Jangan sampai anak-anak memakai pakaian yang terlalu dewasa.
5.      Model dan gaya
Model dan gaya untuk menentukan fashion muslim keluarga bisa ditentukan berdasarkan karakter masing-masing anggota keluarga. Pakaian seragam yang sederhana pun tidak masalah, bahkan akan tampak elegan dan tidak bermewah-mewahan.
6.      Warna
Pakaian couple/sarimbit atau seragam dalam memilih baju muslim untuk keluarga, pilihlah corak dan warna yang relatif sama. Selain itu, untuk pemilihan warna lebih baik warna yang netral, tidak terlalu feminin atau terlalu maskulin, yang penting matching dikenakan oleh setiap anggota keluarga.
7.      Harga
Tentu saja harga pakaian tersebut sesuai dengan budgeting keluarga karena setiap keluarga pasti memiliki skala prioritas masing-masing dalam membelanjakan keuangan keluarga.


Dan dari ketujuh tips tersebut, Fashion Muslim untuk Keluarga dari produk Ethica bisa jadi pilihan yang TEPAT dan TERBAIK. Saya pun nyaman ketika mengenakan produk Ethica yang eye-catching, simpel, cerah, trendy, dan modis, juga membuat saya semakin percaya diri. Ethica menyimpan rahasia istimewa melalui kekuatan warna, variasi motif, design simple, dan matching yang terdiri atas paduan kain kaos terpilih dan kain katun berkualitas sehingga produk dari brand ini sangat laris di pasaran. Harganya pun cocok di dompet ^_^.

Meski lagi hamil muda, kelihatan tetap imut kan pake ethica? #eh

Nyaman pakai ethica di segala suasana... ^_^

Akhirnya, milikilah prinsip untuk senantiasa berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong. Keluarga muslim akan senantiasa menyelaraskan antara lahir dan batin. Perhatiannya pada penampilan yang baik bersumber dari pemahaman yang baik pula terhadap agamanya. Berpakaian yang bersih, rapi, sesuai syariat merupakan hal yang mulia, dilandasi dengan tujuan untuk mensyukuri nikmat Allah, serta merefleksikan ketaatan kepada-Nya. Yuk, keluarga Indonesia… usahakan selalu tampil istimewa dengan fashion muslim keluarga yang ber-Ethica.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Ethica Blogging Competition





Thursday, July 14, 2016

[ODOP 2] : "Antara Mengelola THR dan Bagi-Bagi Angpau Lebaran"

Thursday, July 14, 2016 0 Comments
Angpau Lebaran untuk para ponakan

Alhamdulillah, Ramadhan kemarin suami dapat THR dari kantornya beberapa hari sebelum Lebaran, sedangkan saya sejak 1 Ramadhan sudah mengantongi hadiah juara 1 Lomba Menulis Artikel HUT Kota Semarang -yang saya anggap itu sebagai THR saya hehe-. Masih ditambah pendapatan bersih selema dua pekan kegiatan DNA WRITING HOLIDAY selama Ramadhan. Alhamdulillah wa syukurilah, lebih dari cukup-lah untuk Lebaran dan ditabung.

Tentu saja, pengelolaan uang THR yang lumayan itu harus bijak. Makanya pertengahan Ramadhan saya buka rekening baru yang akan saya khususkan untuk menabung dari penghasilan saya dan sebagian uang gaji suami (semua gaji suami diserahkan ke saya untuk dikelola, termasuk ATM, 3 ATM milik suami saya yang pegang). Suami memberikan kepercayaan penuh kepada saya untuk mengelola cashflow keuangan keluarga. Saya pun memutuskan untuk membuka satu rekening baru di bank syariah yang berbeda. Karena ATM saya pribadi akan saya khususkan untuk transaksi bisnis/jual-beli online saja. Bismillah, semoga semakin istiqomah untuk menabung dan memperbanyak sedekah. Aamiin.

Nah, kembali ke uang THR. Sebagian dari uang THR yang kami dapat, saya tabung terlebih dulu. Selanjutnya, saya membuat list siapa saja yang akan kami beri termasuk menukarkan uang baru untuk angpau Lebaran para ponakan yang jumlahnya bejibun itu –lebih dari 30 ponakan- baik dari Klaten maupun dari Wonogiri.

Tentu saja, saat Lebaran adalah saat yang ditunggu-tunggu. Bagi-bagi angpau seolah sudah jadi tradisi. Melihat keceriaan wajah-wajah para ponakan yang berbinar-binar mendapatkan angpau dari Om dan Tantenya menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Setelah beberapa hari, ada ponakan yang menghitung angpaunya. Dia dapat lebih dari 1 jeti. Waaaaah, panen raya tuh! Hihihi.

Saat kecil dulu, saya pun demikian. Panen angpau Lebaran dari kakek, nenek, pakde, bude, om, tante, dan saudara-saudara. Paling senang kalau angpaunya berupa uang lembaran yang masih baru –anyar greees-, jadi sayang banget alias eman-eman kalau mau dipake jajan.


Wednesday, July 13, 2016

[ODOP 1] : "LEBARAN HAPPY WITH MY FUNNY FAMILY"

Wednesday, July 13, 2016 1 Comments

Day#1 Lebaran

Alhamdulillah, setelah 1 bulan penuh berpuasa, akhirnya takbir pun berkumandang, membahana memenuhi semesta. Mentari pagi 1 Syawal pun bersinar menghangatkan bumi. Syahdu rasanya. Alhamdulillah, saya, Mas Sis, Ibuk, dan mas Dhody bisa menunaikan shalat Idul Fitri di lapangan Bantarangin, sedangkan Babe lebih memilih sholat Id di Masjid Al-Ikhlas dekat rumah bareng Dik Farhan. Usai shalat, ada satu tradisi dalam keluarga kami yakni sungkeman.

Sungkeman adalah momen untuk saling minta maaf, memberikan maaf, dan saling melangitkan doa. Dan selalu ada buliran bening yang mencipta jejak di kulit pipi. Hiks… hiks… momen paling mengharukan, nih! Pertama, sungkeman dengan Babe, lalu Ibuk, lanjut Mas Dhody dan terakhir Macis tersayang, tak lupa cipika-cipiki-cining (cium kening.hihi)

Momen paling mengharukan... #sungkeman

Usai sungkeman keluarga, lanjut Halal Bi Halal RT yang bertempat di pertigaan dekat Poskamling Banaran RT 02 RW 10. Babe –selaku sesepuh- memberikan sambutan sekaligus sebagai perwakilan warga dari golongan tua. Lanjut bersalam-salaman. Ada seorang wanita separuh baya yang menangis sesenggukan. Ya, beliau adalah ibunya almarhumah Erna –sahabat kecil saya, sahabat dekat saat SD- setiap kali momen Lebaran dan ketemu saya atau Mbak Thicko, Mbak Warni –emaknya Erna- itu selalu berlinang air mata. Mungkin terkenang dengan sosok Erna dan ingat saat kecil dulu kita bertiga sering belajar dan bermain bersama. Selain itu, banyak mata sembab yang lain. Ada yang teringat anaknya yang meninggal karena kecelakaan, ada seorang istri yang menangis sesenggukan juga terkenang mendiang suaminya yang biasa jadi muadzin di masjid Al-Ikhlas. Selalu ada yang berbeda dan berubah di Lebaran setiap tahunnya. Ada keluarga yang masih membersamai kita, bahkan ada anggota keluarga yang bertambah, namun ada juga yang sudah tak ada lagi bersama kita karena jatah hidupnya di dunia ini sudah habis.

Halal Bi Halal RT

Selesai acara Halal Bi Halal, saya sekeluarga ke rumah Pakde dan Bude Warto. Oh ya, lebaran tahun ini KYDFENS minus Mbak Thicko n Kak Feb karena mereka lebaran di Lahat, SumSel. Di rumah Pakde Warto, sudah ada Mbak Eko, Fafa, dan Farhan. Kita pun bersalam-salaman, makan hidangan yang sudah disiapkan Bude, dan ngobrol-ngobrol. Fafa ngamuk. Hihihi. Tapi, Pakde yang usil selalu ngrecokin Fafa. Sebelum pulang kita foto-foto bersama. Banyak gaya, sekaligus ekspresi aneh –terutama Babe- yang bikin ngakak gulung-gulung.
Perhatikan, ekspresi yang paling bikin ngakak. Hahaha

Sekitar jam 10, kita pergi ke Nawangan. Ke kampung halamannya Babe. Adik-adik Babe sebagian besar tinggal di sana. Sepanjang perjalanan kita seru-seruan, ngemil, bercanda, dan macem-macem. Hingga akhirnya sampai di Terminal Baturetno. Ibuk beli jus buah, Macis sibuk cari es dawet, Babe nyari toilet umum, saya nyari ATM, Mas Dhody nongkrong njagain mobil.

Perjalanan pun dilanjutkan. Satu kegiatan paling keren saat di rumah Simbah Nawangan adalah… ngrampok panenan yang bisa dirampok. Hahaha. Alhamdulillah, kita panen jeruk bali euuuy. Buanyak, besar-besar dan maniiis. Pokoknya seru banget! Senang rasanya bisa kumpul dengan keluarga besar di Lebaran hari pertama.

Edisi panen jeruk bali (baca : lebih tepatnya merampok) hahaha ^^


Day#2 Lebaran
Lebaran hari kedua saatnya sungkeman dan salam-salaman dengan keluarga besar Klaten. Sekaligus keliling ke rumah simbah di Melikan sore harinya. Menu khas di Klaten adalah bakso, emping lengkap dengan tape ketan buatan ibuk. Slruuup… mantaaap.

Agenda silaturahim bisa semakin mempererat jalinan kekeluargaan juga sarana untuk meminta doa restu. Alhamdulillah, saya pun banyak mengantongi doa, terutama doa agar segera diberikan momongan. Senang sekali rasanya…

Day#3 Syawal
Saatnya arisan keluarga trah Darmo Suwito. Ponakan yang super bejibun, saudara-saudara yang banyaaak. Wah, super awesome, deh. Apalagi momen ngumpul bersama gini adalah momen super langka.

Kumpul keluarga trah Darmo Suwito





Wednesday, March 30, 2016

Melipatgandakan Doa Saat Kumpul Bersama Keluarga

Wednesday, March 30, 2016 5 Comments

 
KYDFENS makan bersama di Wonogiri
Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan begitu banyak kenikmatan dalam hidup saya. Salah satunya, berada di tengah-tengah keluarga besar yang sangat menyayangi saya.

Ada keluarga Wonogiri karena saya lahir di Wonogiri, keluarga Klaten karena saya menikah dengan putra asli Klaten, dan keluarga Semarang karena saya tinggal di Semarang. Hihihi, sebenarnya masih banyak keluarga lain dari berbagai pulau. Namun, dalam postingan kali ini saya akan menceritakan kebersamaan saya dengan keluarga Wonogiri dan keluarga Klaten.

Keluarga Wonogiri
“Bahagia itu sederhana, temukan jalan pulang dan kumpul dengan keluarga tersayang. Salah satu kalimat di iklan masyarakat yang terpampang di baliho saat memasuki Kabupaten Semarang. Ya, betul sekali! Setelah sekian tahun tumbuh dan besar dalam lingkungan keluarga, lalu setelah dewasa ‘hijrah’ untuk membuka lembar kehidupan yang baru, tentu saja aktivitas pulang dan kumpul keluarga tersayang selalu jadi momen yang sangat dirindukan.

Setelah menikah, saya sempat ikut suami tinggal di Bogor selama tiga bulan. Setelah memutuskan resign, suami mengajak saya untuk tinggal di Kota Semarang karena keluarga besar suami (3 kakaknya) tinggal di Semarang. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, karena saya merasa lebih cocok tinggal di lingkungan Jawa Tengah.

Paling tidak minimal satu bulan sekali saya dan suami pulang ke Klaten sekaligus Wonogiri. Karena dari rumah bumer (ibu mertua) di Klaten ke rumah saya Wonogiri ada jalan pintas. Kurang lebih satu jam naik motor sampai ke Wonogiri.

Keluarga Wonogiri kita beri nama KYDFENS, singkatan dari Kadri-Yati-Dhody-Febri-Etika-Norma-Sis. Biasanya bisa kumpul lengkap kalau Lebaran, itupun kalau Kak Thicko dan Kak Febri pas jadwalnya tidak Lebaran di Lahat, Sum-Sel. Banyak momen istimewa saat kami berkumpul. Biasanya kita jalan-jalan, piknik bersama, pergi ke rumah simbah di Nawangan, makan-makan bersama. Pokoknya super seru! Apalagi, kami tergolong keluarga super konyol yang selalu penuh canda tawa. Maklum, Babe itu pensiunan PNS yang hobi melawak dan pernah mendapatkan juara 3 lomba “guyon maton” (nglawak) tingkat Kabupaten Wonogiri. Kalau jaman dulu udah ada stand up comedy, mungkin Babe bisa ikutan. Hihihi.

Saat Lebaran ngumpul dengan Keluarga Nawangan
Babe, Ibuk, dan Mas Dhody tinggal di Wonogiri. Mas Dhody belum menikah, doain ya semoga segera ketemu jodohnya yang cantik hatinya dan shalihah. Aamiiin. Kak Thicko dan Kak Febri sekarang tinggal di Depok. Jadi, momen ngumpul-ngumpul bareng selalu kami rindukan. Insya Allah, Mei nanti kita akan ngumpul bareng lagi. Uhuy… Untuk mengobati rasa kangen, kita pun bikin grup Whatsapp (WA). Setidaknya, jauh di mata namun selalu dekat dalam doa.

KYDFENS piknik di Pantai Pacitan. Seruuu!

Keluarga Klaten
Alhamdulillah, saya bisa diterima dengan sangat baik dan menjadi bagian dari keluarga yang sangat kompak dalam banyak hal. Memiliki suami sholeh yang sangat mencintai keluarganya adalah harta tak ternilai dalam hidup saya. Suami adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Dari keluarga suami, saya sekarang jadi tante dengan buanyak ponakan. Bahkan ada 2 ponakan (anak pertama dan kedua dari kakak pertama) yang sekarang ikut tinggal bersama kami di Semarang. Anak pertama kerja sebagai perawat di RSI Sultan Agung dan yang kedua kuliah.

Tante imut dengan ponakan-ponakannya. 11-12, kaaan? hehehe

Dari 5 bersaudara itu, 4 diantaranya tinggal di Semarang. Hanya kakak pertama yang tinggal di Klaten, tepatnya di Desa Jerukan, Kecamatan Bayat. Biasanya kita ngumpul-ngumpul bersama di Klaten saat liburan panjang, Lebaran, Idul Adha, saat ada kerabat yang menikah atau saat ada saudara yang meninggal dunia. Seperti dengan Keluarga Wonogiri, kami pun membuat grup WA.

Saat Idul Adha, kurban sapi bersama

Banyak keseruan yang terjadi saat momen kumpul bersama. Apalagi ada dua ponakan masih balita yang lagi lucu-lucunya. Kita pun sangat kompak untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Alhamdulillah, sampai detik ini tidak pernah ada konflik di antara kami, semoga rukun dan adem ayem hingga seterusnya.
 
Dinneromantis bersama suami, ponakan-ponakan, dan kakak-kakak ipar