Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label arisan blog. Show all posts
Showing posts with label arisan blog. Show all posts

Sunday, September 20, 2020

NGOBROLIN DRAKOR BARENG TEMAN FESBUK: DARI DRAKULA SAMPAI SELF REWARD

Sunday, September 20, 2020 17 Comments


Tema arisan blog Gandjel Rel kali ini tentang DRAKOR, sesuatu yang terbilang asing bagiku karena aku memang bukan penikmat drakor. Akhirnya, aku sebar pertanyaan saja di status FB-ku dan jawaban dari lingkaran temanku di FB (Teman Fesbuk) sangat beragam. Dari yang super kocak sampai yang serius.

 

Pertanyaan pertama:

11 September 2020

 

Para penikmat drakor, sebutkan 1 judul drakor favoritmu, dong!

Terus jelasin kenapa suka judul itu! 


Dari pertanyaan pertama ini, aku mendapatkan banyak jawaban. 

Inilah daftar judul drakor favorit versi “temen fesbuk” Norma Keisya Avicenna.

  • Jewel in the Palace
  • Goblin
  • Crash Landing on You
  • Hospital Playlist
  • Mother
  • Mr. Sunshine
  • Saimdang
  • Kingdom
  • Sassy Girl
  • One Upon A Star
  • Hospital Ship
  • Empress Gi
  • Goblin
  • Itaewon Class
  • Flower of Evil
  • Dream High
  • Its Ok Not To Be Ok
  • Mental Health
  • Sky Castle
  • Memories of Alhambra
  • Go Back Couple
  • Doctor Stranger
  • Heart Surgeon
  • Doctor Romantic
  • Class of Lies
  • Hope & Wedding Dress
  • Endless Love
  • Kill Me Heal Me
  • Flying Dragon
  • She was Pretty
  • Waikiki 1
  • The World of The Married
  • Full House
  • The Princess Man
  • Pinnochio
  • My Girlfriend is Gumiho

(Mungkin ada juga yang terlewat belum saya tulis)


Kebanyakan para Teman Fesbuk memilih judul itu karena:

  • Kisah drakornya mirip dengan kisah hidupnya.
  • Banyak ilmu dan pelajaran yang bisa diambil.
  • Aktor dan aktris yang memerankan drakor itu keren alias good looking.

Komen terbaik Teman Fesbuk:


Dari Dek Siska Fitri

"Empress Gi", Mbak Cenung.

Selain aktris yang memerankan keren, jalan ceritanya juga bagus.

Banyak pelajaran yang bisa diambil:

  1. Pengaruh/peran pendamping (istri) sangat besar dalam kehebatan pasangan, apalagi dalam menjalankan tugas kekaisaran, sekalipun pasangannya bukan siapa-siapa, kaisar yang lemah pada mulanya tapi saat dia tepat memilih pendamping/istri maka akan bisa membuat kekuatan yang lebih hebat
  2. Dalam drama ini, nampak jelas kalau permainan politik dalam kerajaan sangat mengerikan, harus hati-hati kadang musuh bisa jadi teman, teman bisa jadi lawan.
  3. Keserakahan akan membinasakan.
  4. Setia pada pimpinan, "kami dengar dan kami taat", walau nyawa taruhannya.
  5. Dan yang pasti "Menikah dengan orang yang dicintai itu suatu kemungkinan, tapi mencintai orang yang kita nikahi itu suatu kewajiban" hehe.....karena Empress-nya tidak menikah dengan yang dicintainya, tapi menikah dengan kaisar.

Tapi Drakornya panjang, 52 episode. Aiiih, banyak pokoknya, Mbak. Setiap episode ada alasan untuk melanjutkan. Hehe. 


Jawaban kocak

Jawaban kocak pertama:



(Hahaha. Benar juga sih. Ini mah drama Korea khas keluarga tiga kembar yang super nggemesin)


Jawaban kocak kedua: 


DRAKOR =TEMANNYA DRAKULA.

Wkwkwk. Kocak parah!


Inilah jawaban super jujur sesuai fakta:

 



Wkwkwk. Memang si kembar yang kompak ya, Mico. Buktinya? Salah seorang Teman Fesbuk komentar begini...



Pertanyaan kedua, 12 September 2020

 

Siapa pemain drakor yang kamu suka? Berikan alasannya juga yes… #survey

 

Inilah jawaban berikut alasan dari para "teman fesbuk":

  • Lee Min Ho (good looking)
  • Kim Rae Won (berwajah kaku, nggak mboseni)
  • Jo Jung Suk (multitalenta dan improvisasi oke saat main Hospital Playlist)
  • Kim Soo Hyun (belum bisa move on sama aktingnya)
  • Hae Ji Won (tiap main jadi cewek tangguh/tomboi, aktingnya keren dan sosok yang cantik)
  • Park Seo Joon (ganteng, kalau main bisa membawa emosi penontonnya)
  • Lee Jong Suk (tengil, kelihatan cerdas, pinter milih proyek)
  • Lee Sun Kyung (suka sama perannya di My Mister)
  • Hyun Bin (cakep, aktingnya dapet banget, action hayuk, komedi hayuk, drama hayuk, kereeen)

 

Komen terbaek Teman Fesbuk:


Diah Rahmawati


Tokoh drakor yg aku suka:

- Master Kim atau Kim Sa Bu atau Bo Yong Joo. Diperankan oleh Han Suk Kyu. Dibandingkan Lee min ho/Jong Suk/Hyun bin jelas kalah good looking dan ga seterkenal mereka karena Suk Kyu udah tua. Tapi karakternya dalam drama dr.romantic ini keren banget. Dia memilih jadi dokter bedah di rumah sakit kecil. Menguasai segala macam pertolongan pertama dan juga ahli bedah. Aktingnya saat menyelamatkan pasien keren banget. Koyo malaikat. Pasien adalah segalanya baginya. Oh ya, quote2nya nendang.

Doctor John pemerannya Ji-Sung.

Pokoke keren. Dokter yg punya kelainan otak tidak bisa merasakan sakit. Tapi justru itu yg bikin dia jadi dokter di departemen penanggulangan rasa sakit.

Ji sung dalam drama Kill me Heal me. Karakternya bisa berubah-ubah karena kepribadian ganda. Bahkan jadi gadis remaja yg ngefans boyband. Aselik epik!


Kalau aktor drakor favorit,

Lee Jong Suk emang ga ada duanya. Wk... Cerdas tapi nyebelin. Akting di drama W, romance is a Bonus book, i can hear your voice, while you're sleeping, ganteng abis, romantis, cerdas. Tapi akting di film VIP, medeni. Dia psikopat yg menakutkan. Di film face reader, aktingnya bagus meski pemeran pembantu. Dapet banget karakternya sbg orang cerdas yg jujur sekaligus teraniaya.

Park Seo Joon, ganteng maksimal. Aktingnya di Itaewon class iso datar nggemesi. Di my secretary Kim, dadi tengil, sombong, keren, tajir.

Apik meneh di film Mr. Right (lali judule), dadi siswa Akpol yang menggagalkan penculikan gadis remaja untuk 'diternak' sel telurnya. Aktingnya keren, gelut2 juga pinter.

 

 

Jawaban terkocak:



(Iki mah bojone dewek! Bhahaha)

 

Pertanyaan ketiga, 14 September 2020


Apa pengaruh positif yang kamu rasakan setelah nonton drakor?


  • Hiburan
  • Jadi romantis
  • Belajar ilmu baru dan banyak dapat pengetahuan baru
  • Minimal bisa anyeong, mianhae, daebak, saranghaeyo, dll.
  • Lebih memahami alur cerita, bahasa2 puitis di dalamnya
  • Bisa konek cerita sama remaja/para mahasiswa, shg bisa lebih merasa dekat
  • Lebih termotivasi dalam menjalani hidup.
  • Bisa belajar bahasa (nambah kosakata baru setiap nonton) dan belajar sejarahnya.
  • Belajar trauma healing.
  • Dapat ide nulis.
  • Memanfaatkan waktu luang.
  • Bisa lebih matchingin baju dan hijab, terutama setelah nonton "What's Wrong with Secretary Kim".

Jawaban terkocak:



Jawaban serius:





Aku dapat saran dari Debi buat nonton Sky Castle karena kata doi pas banget buat aku yang suka dunia pendidikan dan parenting. Terus aku juga sempat japrian di WA sama sahabat kocakku, Cemut a.k.a Diah Rahmawati tentang drakor yang ada hubungannya sama literasi.



Sejatinya, semua kembali ke pribadi masing-masing, yes! 

Ada yang komen kalau sekarang sudah insaf nonton drakor karena merasa jadi kecanduan dan "wasting time". Ada yang komen kalau drakor itu bisa jadi "SELF REWARD". 



Endingnya aku sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa dari alam dan kehidupan sekitar kita banyak belajar tentang bagaimana cara melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu positif maupun negatif. Namun, hakikatnya kita sebagai manusia yang telah diberikan akal, sudah suatu keharusan untuk mengambil suatu kebaikan dari sisi positif dan menjauhkan diri dari sisi negatif. Uwuwww syekaliii.... wkwkwk.

Lantas, apakah aku akan mencoba nge-drakor barang sejenak? 

Hohoho. 



 

Tuesday, July 21, 2020

ANTI BORING SAAT PEMBELAJARAN DARING

Tuesday, July 21, 2020 0 Comments



DRAMA SCHOOL FROM HOME

School from Home alias SFH memang ada-ada saja dramanya. Mulai drama menyebalkan, melelahkan, sampai menggemaskan. Semalam, aku mengalaminya.
Di tugas Zi, ada pertanyaan:
"Apa yang akan kamu lakukan saat menemukan barang yang bukan milikmu?"
Kebanyakan anak-anak mungkin akan menjawab, "mengembalikan pada pemiliknya."
Tahu jawaban Zi apa?
"Biarkan saja siapa tahu pemiliknya datang."
Krik ... krik ....
Iya sih bener. Tapi kan ....
Saat diberi saran, dia berpendapat,
"Di soal nggak ada keterangan kita kenal orangnya, lho. Hayo gimana balikinnya? Kalau kita nggak kenal, ya mending dibiarkan. Siapa tahu orangnya nyadar barangnya ilang, terus langsung balik lagi."
Perdebatan pun berlangsung alot, hingga akhirnya aku akali dengan memberinya beberapa skenario. Jadi jawabannya nggak cuma satu karena dia tetap kekeuh dengan pendapat "biarkan saja siapa tahu pemiliknya datang."
Akhirnya dia menjawab,
1. Biarkan saja siapa tahu pemiliknya datang.
2. Dikembalikan ke pemiliknya bila tahu.
3. Diberikan kepada guru bila di sekolah.
MaasyaAllah 

***
Zia dan jawaban cerdas plus kritis anak zaman now

Gemeeees Masya Allah sama Zia, anaknya Mimi. Dulu ketemu pas masih bayi 5 hari sekarang sudah tumbuh jadi anak salihah cantik dan super cerdas. Siang ini sebelum posting tulisan di blog, aku sempat membaca postingan Mimi (Fissilmi Hamida) itu di FB. Hihi. Itu baru salah satu cuplikan drama pembelajaran di rumah. Masih buanyak drama lainnya saat pembelajaran daring yang pastinya seru abiz untuk dibahas.
***
Selalu ada hikmah di balik setiap musibah. Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk tetap tinggal di rumah. Pada situasi sekarang ini telah terjadi perubahan mendasar salah satunya dalam dunia pendidikan. Aktivitas orang tua dan anak menjadi satu di rumah. Sementara itu, pembelajaran yang biasanya dijalani dengan bertatap muka kini melalui daring. Orang tua yang biasanya berangkat kerja ke kantor sebagian juga menjalani kebijakan WFH (Work from Home).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, memutuskan, seluruh proses pembelajaran anak usia sekolah dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring selama masa darurat Covid-19. Awalnya, banyak bersliweran di jagad sosmed, bagaimana gagapnya para pendidik, stresnya orangtua yang mendampingi anak-anaknya belajar di rumah, dan tentunya bagaimana siswa kebingungan menghadapi tumpukan tugas yang aneh-aneh dari para pendidik yang sedang gagap. Semuanya serba kompleks karena memang semua lini dituntut untuk segera beradaptasi.
Memang tidak semua anak dapat menjalani secara konsisten pembelajaran daring karena berbagai keterbatasan. Misalnya, ketiadaan fasilitas gawai (ponsel, laptop, dan tablet), rendahnya pemahaman tentang media digital, terbatasnya kemampuan membeli pulsa, dan keterbatasan sinyal. Namun, hampir sebagian besar siswa telah merasakan pembelajaran daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tapi melalui platform yang telah tersedia.
Literasi Digital
Sebelum era pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem daring, banyak orang tua yang memiliki kekhawatiran ketika anaknya memegang gawai. Kekhawatiran tersebut antara lain: anak akan kacanduan gawai, main game online sampai lupa diri, bahkan berpotensi melihat konten dewasa (pornografi) dan konten yang mengandung kekerasan. Kekhawatiran itu semakin menjadi karena nyatanya memang ada anak-anak yang terjerumus dalam penyalahgunaan gawai dan teknologi informasi tersebut, mereka lepas kontrol atau bisa jadi karena tidak ada pengawasan dari orang dewasa di sekitarnya.
dulu dan sekarang. hehe

Saat ini, anak-anak memanfaatkan gawai dan akses internet untuk proses pembelajaran. Anak-anak mulai belajar bagaimana memanfaatkan media sosial untuk tatap muka daring dengan guru sekaligus bersua secara virtual dengan teman-temannya. Anak-anak juga mengasah keterampilan TIK (teknologi informasi dan komunikasi)-nya mulai dari mengetik tugas dengan Microsoft Word, membuat paparan dengan Power Point, membuat gambar atau poster, membuat video pendek, dan keterampilan teknologi informasi lainnya.
Anak-anak juga belajar menggunakan surat elektronik, mengunduh materi, memasukkan lampiran ke dalam surat elektronik, dan memasukkan tugas ke dalam aplikasi tertentu. Mereka juga belajar mencari informasi melalui dunia maya  untuk menunjang pembelajaran.
Menurut Ibu Rita Pranawati, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pembelajaran dengan teknologi informasi pada era Covid-19 ini merupakan proses literasi digital yang tidak disadari banyak anak-anak kita. Selama ini proses literasi digital berlangsung lambat dan parsial. Namun, hari-hari ini anak-anak mengalami pembelajaran yang luar biasa untuk memahami apa itu gawai, bagaimana pemanfaatan gawai dan teknologi informasi secara baik. Anak-anak juga belajar bagaimana memanfaatkan media sosial dan aplikasi-aplikasi lain untuk mendukung pembelajaran jarak jauh yang mereka jalani. Sebuah proses literasi digital yang sangat luar biasa positif bagi anak-anak.
Masya Allah, keren sekali, ya. Jika kita mampu memetik hikmah positif karena pandemi Corona yang mengharuskan sekolah dari rumah. Demikian juga dengan kegiatan di DNA saya off kan sejak pertengahan Maret dan pembelajaran pun kami laksanakan secara daring. Banyak sekali perbedaan yang kami rasakan. Ya, anak-anak tentu saja kangen tatap muka, belajar langsung di kelas DNA, bisa bebas membaca buku dan meminjam buku di perpustakaan. Tapi untuk saat ini, sabar adalah kata kunci utama dan terus berdoa semoga semua bisa kembali normal seperti sedia kala. Aamiin.
Peran Orang tua dan Guru dalam Pembelajaran Daring
Guru memiliki fungsi yang penting agar anak dapat mengatur dan mengelola diri dalam memanfaatkan gawai dan koneksi internet. Guru memberikan tugas-tugas agar anak-anak dapat mengelola diri, memanfaatkan gawai dan internet untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Guru juga bertugas mengontrol aktivitas pembelajaran daring sekaligus memberikan masukan agar siswa terus memanfaatkan gawai, aplikasi, dan koneksi internet untuk mengembangkan pengetahuan.
Saat ini dengan sistem pembelajaran daring membuat guru yang gagap teknologi “terpaksa” harus belajar dan beradaptasi dengan banyak hal baru. Guru belajar untuk keluar dari zona nyaman dan harus berusaha menjadi guru kreatif  dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Orang tua pun memiliki tanggung jawab untuk mendampingi, memberikan masukan, dan mengawasi anak-anak dalam memanfaatkan penggunaan gawai pada era pembelajaran daring ini. Orang tua perlu membuka komunikasi yang produktif dan membangun keterbukaan agar anak dapat menyeimbangkan belajar daring dan refreshing. 
Hal itu mengingat anak mengakses internet di rumah dan tidak jarang pula di tengah-tengah belajar atau sesudah belajar anak-anak berselancar di dunia maya, bermain game, atau mengakses media sosial lainnya. Orang tua perlu mendorong anak-anak agar dapat bertanggung jawab terhadap pemanfaatan gawai untuk hal-hal yang produktif. Kemampuan mengatur diri itu akan menjadi kecerdasan emosi anak untuk menghadapi era industri 4.0.

Selain itu, orang tua juga harus dapat memenuhi kebutuhan anak dengan menyiapkan camilan bergizi, makanan dan minuman sehat untuk menunjang aktivitas belajar anak-anak di rumah. Karena biasanya anak-anak jadi gampang lapar. Hehe.
EPILOG
Prinsip pembelajaran daring harus selalu diselaraskan dengan 4 pilar pendidikan yang disusun oleh UNESCO, yaitu Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to Be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to Live Together (belajar untuk hidup bersama), maka saat ini adalah kesempatan paling tepat untuk mengatur ulang arah dunia pendidikan kita yang selama sudah tersesat jauh dari tujuan. Pada prinsipnya, belajar atau sekolah itu tidak hanya terbatas pada sekat-sekat ruang kelas saja.
Dunia pendidikan harus kembali mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn), bukan Learning What to Learn (belajar tentang sesuatu). Dengan adanya internet peserta didik dapat belajar untuk tahu, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi sesuatu, dan belajar untuk hidup bersama dengan pendekatan yang sangat berbeda di masa pra internet di mana guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Para pendidik cukup memfasilitasi bagaimana peserta didik dapat mencari tahu sumber belajar yang dapat dipercaya, bukan hoax, dan bukan sekedar opini seseorang yang kredibilitasnya masih diragukan.
Semoga dimudahkan semuanya menjalani lika-liku pembelajaran di era Covid sekarang ini. Semoga Allah senantiasa mudahkan,yang terpenting jangan pernah lupakan adab-adab dalam belajar dan bermajelis ilmu. Semoga hari-hari kita senantiasa dalam payung keberkahan. Aaamiin.




Friday, July 10, 2020

10 KULINER KHAS WONOGIRI, MESKI NDESO TAPI NAGIH 'n NGANGENIN

Friday, July 10, 2020 2 Comments



Sudah hampir 5 bulan aku tidak pulang ke kampung halaman, tentu saja rindu ini sangat menghebat. Wonogiri, kota kelahiranku. Kota yang menyimpan banyak kenangan istimewa juga kisah-kisah seru penuh cinta.

Tidak hanya rindu pada kakak jangkung kesayangan plus pakde kesayangannya Dzaky, yakni Pakde Doy, juga kangen jalan-jalan di car free day dan nongki-nongki di alun-alun Kota Wonogiri bersama Pakde Doy dan Bude Wid. Tapi, rindu ini pun menghebat pada kuliner Wonogiri. Makanan dan camilan khas Wonogiri ini  menambah kekayaan kuliner Indonesiayang meskipun dari “ndeso” tapi dijamin nagih dan ngangenin.


Kaki berdarah tertusuk duri
Terasa sakit luar biasa
Kalau kamu ke Wonogiri
Kuliner ini wajib dicoba



10 Kuliner Wonogiri

Pindang Ceprot “Mbah Sinem Ngadirojo”
Kalau di Semarang, Pindang itu sejenis ikan yang biasanya kemasan jualannya diletakkan di besek. Tapi, kalau di Wonogiri, pindang itu terbuat dari tepung gaplek, ada campuran kikil, jeroan, dan daging kambing. Apalagi kalau dimakan dengan nasi hangat plus sambil bawang huh-hah. Dijamin terus-terusan nambah. Makanan ini sering disebut dengan pindang ceprot. Meskipun di Pasar Pokoh yang lokasinya lumayan dekat dengan rumah ada yang jual, tapi sejak dulu favorit keluargaku itu pindang ceprotnya Mbah Sinem yang lokasi rumahnya di Ngadirojo. Meski jauh, tapi kami rela ke rumah beliau untuk menikmati cita rasa pindang ceprot yang gurih dan manis, pokoknya lumer banget di lidah. Pindang ini dibungkus dengan daun jati. Cita rasa dagingnya juga nampol abis. Kabar baiknya, kata Pakde Doy, sekarang sudah banyak yang jadi “reseller” pindang ceprotnya Mbah Sinem di kawasan kelurahan kami. Asyiiiik… bisa lebih gampang dan praktis untuk dapat menikmati salah satu kuliner favoritku ini.

Mbah Sinem dengan pindang kambing ceprotnya.
Alhamdulillah, usaha kuliner ini juga dibantu anaknya, jadi turun-temurun.

Masya Allah, kangen banget makan ini.
Sumber foto: IG @kulinerwonogiri

Bakmi Sambal dan Gethuk “Mbokde Warni”
Ini salah satu produk yang cukup melegenda. Masih satu RT denganku. Bakmi yang dijual bukanlah mie telor atau bakmi biasa tapi “mie pentil” yang ukurannya besar dan panjang seperti karet pentil (karet yang biasanya dipakai untuk bahan bikin ketapel itu lho). Biasanya dijual lengkap dengan sayur dan sambal kacang yang pedasnya bikin lidah membara. Sambal kacangnya diuleg atau ditumbuh secara manual, tidak diblender. Jadi, rasanya masih natural. Hihi. Pokoknya, lebih endes deh daripada sambal kacang blenderan. Selain, bakmi sambel, jajanan favoritku di Mbokde Warni yaitu gethuk. Gethuk ini masih dibuat dengan peralatan tradisional, ditumbuk dengan alu dan lumpang besar. Aku sudah pernah lihat proses pembuatannya. Oh ya, rasa gethuknya manis, gula merahnya khas terasa.

Mie pentil tanpa sambal kacang. Kalau Titi Ya menyebutnya "mie intip"

Geti Wijen dan Ampyang Kacang  “Bu Parti”
Geti wijen ini terbuat dari campuran wijen, gula jawa, dan jahe. Setiap mudik Wonogiri, aku selalu minta tolong Pakde Doy untuk memesankan geti wijen dan ampyang buatannya Bu Parti karena kualitas rasa dan pemilihan bahan tidak perlu diragukan lagi. Apalagi Bu Parti adalah ibu dari sahabat karibnya Pakde Doy sejak SD hingga sekarang. Geti wijen yang rasanya manis, gurih, dan menghangatkan ini selalu jadi oleh-oleh favorit yang aku bawa kembali ke Semarang, termasuk ampyang kacang yang renyah dan legit di lidah. Aiiih, #autongiler mbayangin makan dua camilan manis ini.

Geti Wijen Bu Parti


Ampyang kacang


Mete Wonogiri
Mere adalah salah satu camilam terkenal di Wonogiri. Mete dengan kualitas super, utuh bukan tempelan, tidak penguk, kriuk banget, dan rasanya super endolita. Hingga kini, aku dan Mbak Thicko masih jadi reseller mete super Wonogiri. Omset kemarin saat Ramadan saja tembus lebih dari 40 juta. Sampai sekarang pun masih banyak yang order. Tangan ini selalu gatel untuk ambil lagi dan lagi kalau sudah mangku toples isinya mete. Penasaran sama rasanya? Bisa kok kepoin instagram @metesupertwin.


Bisa langung order ke no di atas. Dijamin gak kaleng-kaleng. Banyak yang sudah membuktikannya!

Cabuk
Warnanya hitam legam. Sekilas penampakan luar kemasannya seperti pepes karena dibungkus daun pisang, tapi ukurannya lebih kecil. Cabuk merupakan makanan tradisional yang terbuat dari ampas pembuatan minyak wijen. Warna hitamnya terbuat dari merang padi yang dibakar. Selanjutnya, diolah bersama campuran gula jawa, kemangi, cabe rawit, bawang putih, dan garam.  Kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dibakar. Cabuk sangat nikmat jika dinikmati bersama nasi hangat lengkap dengan trancam atau gudangan. Cabuk merupakan salah satu makanan kesukaan almarhum Ahha Wok. Dulu, waktu Ahha masih ada kami suka membeli cabuk di depan Toko Erlangga.

Pepes hitamnya Wonogiri eh bukan ding, Cabuk namanya.

Sego Bancakan “Mbak Vera”
Kuliner ini cukup ngehit di wilayah Wonogiri, Sukoharjo, Solo, dan sekitarnya. Menu ini juga dapat dijumpai di angkringan. Sego atau nasi bancakan ini dibungkus dengan daun jati. Isinya nasi putih dengan lauk telur rebus, mie bihun goreng, tolo, gudangan, tempe-tahu bacem, oseng lombok ijo, juga cabuk. Uwenak tenaaan. Menu nasi bancakan ini juga salah satu favoritnya Ahha Wok dan kami sekeluarga. Kami sering beli di warungnya Mbak Vera. Menu ini tergolong menu khas desa alias ndeso. Sego bancakan Wonogiri ini dijamin murah meriah isinya berlimpah ruah dan endolita di lidah.

Sego bancakan Wonogiri

Sate Ayam Ponorogo “Pak Kabul”
Sate ayam legendaris ini asli Ponorogo tapi sangat ngehit di Wonogiri dan sudah ada sejak aku kecil. Rasanya paling juara di antara semua sate ayam yang ada di Wonogiri. Di Semarang pun, aku belum bisa menemukan yang rasanya bisa seenak sate ayam ponorogonya Pak Kabul. Tak heran, jika para pelanggan harus rela antri panjang saat membeli sate ayam ini. Lokasinya di dekat SD Negeri 6 Wonogiri.


Uwenak tenaaan.
Sumber foto: tripjalanjalan.com
Lontong Opor “Mbah Beth”
Warung makan Mbah Beth terletak persis di depan Stasiun Wonogiri. Menu favoritku adalah lontong opor. Inilah lontong opor paling juara yang pernah aku rasakan. Habis sarapan lontong opor, bisa lho lanjut berwisata ke Solo naik kereta api wisata Bathara Kresna. Semoga pandemi segera berakhir dan kereta api ini bisa beroperasi lagi dan kita bisa jelong-jelong lagi, deh!

Lontong Opor Mbah Beth

Es Campur Mutiara Sari Petodjo
Es campur paling uwenak dan suegeeer yang sangat pas menghilangkan dahaga di kerongkongan. Dengan isian utama degan yang diberi sirup dan mutiara, plus ditambah es, hmm… slruuup… perpaduan yang mak nyuz banget. Lokasinya di ruko samping Toserba Luwes. Harganya juga ramah di kantong. Pokoknya, kamu wajib coba!

Tahu Kupat Wonogiri
Tahu kupat ini favoritku sejak dulu. Bisa request level kepedasannya, uniknya bisa )disajikan dengan bakso raksasa (sesuai permintaan pelanggan). Pokoknya nyammy banget, deh. Sulit ah terampau sulit diuraikan kelezatannya dengan kata-kata. Kuahnya yang pedas dan gurih bikin kemecer. Taburan kacang tanah yang kriuk-kriuk, juga kupatnya yang maregi. Lokasi warungnya di jalan depan Luwes Wonogiri.



Ah, ini baru 10 jenis makanan dan camilan yang aku tulis, masih banyak yang lainnya.  Ada tempe benguk, jangan lombok ijo, emping khas Wonogiri, sego thiwul, dan banyak lagi.
Sumpah, jadi makin rindu pulang.
Kangeeeeeeeeen…

Kota Sukses itu Wonogiri
Pak Joko nama bupatinya
Sungguh menghebat rindu ini
Semoga Corona segera sirna