Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, July 18, 2009

BELIEVE IN YOURSELF!!!

Saturday, July 18, 2009 0 Comments

Begitu banyak hal yang dapat mempengaruhi keadaan kita, menjadikan hari-hari kita berbeda setiap detiknya, yang bisa menjadikan kita orang yang paling bahagia atau bahkan sebaliknya. Detik-detik hidup yang kita lalui memiliki warna dan rasa yang berbeda, kejadian yang kita alami, masalah yang kita hadapi, semuanya terus bergulir dan silih berganti antara baik atau sebaliknya. Sungguh begitu banyak hal yang dapat mempengaruhi diri kita, entah itu hal yang baik atau buruk, hal yang bisa membuat kita tersenyum bahagia atau menangis penuh kepiluan. Pagi, siang, sore, hingga malam harinya, akan menjadi keadaan yang berbeda dengan apa yang kita lakukan dan kita hasilkan saat itu. Tapi berbeda atau tidaknya keadaan kita dalam hari-hari yang kita lewati akan bergantung pada diri kita, kefahaman akan hidup, kefahaman akan segala yang di hadapi.

Ada kalanya ketika kita terbangun pada pagi hari dengan segala keindahan dan pesonanya, namun saat itu, keadaan tak seperti yang kita harapkan terjadi. Itulah saat ketika kita harus memberitahu dan meyakinkan pada diri kita sendiri, bahwa keadaan akan semakin membaik, keadaan akan bisa kita hadapi, tak ada kata menyerah dan mengeluh, semuanya akan mengandung hikmah yang akan semakin mendewasakan kita, keadaan itu takkan mengubah pagi yang indah menjadi suram buram dalam kegelapan, tak lantas mentari langsung tenggelam, semuanya akan berjalan baik, tak berubah sedikit pun, hanya perlu keyakinan diri yang menjadikan semuanya menjadi indah.

Ada saat ketika ada orang yang mengecewakan kita, membuat kita sedih, seakan tak ada lagi yang bisa kita percaya. Itulah waktu, ketika kita harus mengingatkan diri sendiri, untuk percaya dan yakin pada penilaian dan pendapat kita sendiri, untuk tetap fokus pada keyakinan diri sendiri, dan mengatakan bahwa semuanya bisa dilakukan, semuanya akan baik-baik saja, dunia tak lantas menjadi tandus. Itulah saat dimana kita harus menyadari akan tantangan dan perubahan yang harus dihadapi dalam hidup yang kita jalani. Semunya tergantung pada diri kita sendiri, bagaimana menerimanya, bagaimana kita bisa ikhlas akan semua keadaan yang dihadapi, semuanya kita yang memilih dan menentukan seperti apa kita menghadapinya.


Tetaplah jaga diri pada arah yang tepat untuk mecapai tujuan. Cita dan harapan yang telah kita goreskan di lembaran hidup, semuanya pasti bisa kita capai, hanya kita yang bisa menentukan semuanya. Memang tidak mudah untuk melakukannya, tapi yakinlah bahwa masa-masa sulit yang kita hadapi dan singgah dalam kehidupan kita, akan menyadarkan kita akan jati diri yang sesungguhnya, jati diri yang sering kita sebut saat kita beranjak dewasa dulu.



Masa-masa sulit itu akan ada dan pasti kita rasakan suatu saat nanti atau bahkan saat ini, hari-hari dimana penuh dengan frustasi, penuh dengan tanggung jawag yang membebani, berat untuk dihadapi. Ingatlah, untuk tetap yakin pada diri sendiri dan segala yang kita cita dan harapkan dalam hidup kita. Semua tantangan dan perubahan itu hanya akan membantu kita dalam mendewasakan diri dan menemukan makna diri dan jati diri yang selam ini kita cari, menemukan tujuan yang selama ini memang diperuntukan bagi kita, ia tak akan mengubah keadaan sedikit pun. Maka tak ada jalan lain, yakinlah akan diri sendiri, yakin akan kemampuan diri, bahwa semuanya bisa di hadapi dan semuanya akan menjadi hari-hari yang baik, walau keadaan yang terus berbeda setiap waktunya.
(Dari berbagai sumber)

TAFSIR SURAT ABASA

Saturday, July 18, 2009 0 Comments


Di latar belakang surat Abasa membuktikan bahwa Rasulullah memilih-milih dalam domain berdakwahnya. Rasulullah SAW mempunyai asumsi bahwa jika dia mendapat dukungan dari orang-orang penting dari suku Quraisy yaitu Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah,dll maka akan berkuranglah masalah yang dialami ummat pada saat di awal dakwah makkiyyah.
Datangnya Ibnu Ummi Maktum yang membuat Rasulullah SAW bermuka masam adalah refleksi keengganan untuk mengurus masalah yang diasumsikan kurang penting dan tidak signifikan, yaitu melayani orang yang tidak punya kekuatan masa dan tidak punya kemampuan ekonomi.

Hikmah dari Abasa terhadap Rasulullah SAW :
Tafsir Fizhilaali Quran menjelaskan bahwa disinilah langit campur tangan untuk mengatakan kata pasti dalam urusan ini, untuk menaruh rambu-rambu dan semua petunjuk jalan, dan untuk menetapkan timbangan untuk menimbang semua norma dan nilai, tanpa menghiraukan semua jenis lingkungan (kasta) dan pemikiran. Termasuk pemikiran tentang kemaslahatan dakwah menurut pandangan manusia, bahkan menurut pandangan penghulu semua manusia yakni Nabi Muhammad SAW

Tafsir Fizhilaali Quran karangan Sayyid Quthb juga menegaskan bahwa secara lughawi, didalam ayat 11, Allah memberikan peringatan yang keras terhadap Rasulullah SAW yang merupakan pembawa risalah yang amat diperhatikan dan dibimbing oleh Allah SWT. Bahkan ini dijelaskan sebagai celaan untuknya dengan uslub/cara " Sekali-kali jangan demikian !".

Dengan kata lain Allah meluruskan perbuatan dan asumsi Rasulullah SAW yang keluar dari kehendak Allah SWT :
1. Jangan sekali-kali seperti itu !
2. Jangan sekali-kali bermuka masam terhadap orang yang mencari ilmu Allah biarpun ia miskin lagi buta !
3. Jangan membeda-bedakan orang yang ingin mendengarkan dakwahmu !
4. Jangan terpedaya dalam kasta ketika berdakwah !

Aplikasi Surat Abasa di zaman Rasulullah SAW :

Tafsir fi zhilali Quran mengilustrasikan bahwa Rasulullah SAW sangat terkesan dan tersentuh oleh ayat-ayat surat 'Abasa. Maka pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah mengumumkan pengarahaan dan celaan yang turun berkenan peristiwa tersebut. Juga setelah peristiwa ini Rasulullah SAW. senantiasa bersikap lunak kepada Ibnu Ummi Maktum. Setiap kali berjumpa dengannya, beliau berkata, “Selampat berjumpa orang yang karenanya aku dicela oleh Tuhanku." Bahkan beliau dua kali menjadikannya pengganti beliau setelah hijrah di Madinah.

Atas pengarahan surat ini Rasulullah SAW juga menggugurkan timbangan sosial yang ada di Arab saat itu, atau penilaian berdasarkan kasta. Rasulullah SAW mengawinkan putri bibi beliau, Zainab binti Jahsy al Asadiyah dengan mantan budak beliau yang bernama Zaid bin Haritsah, walaupun masalah perkawinan sangan sensitif di masa itu.
Rasulullah juga mempersaudarakan Khalid bin Ruwaihah al Khats'ami dengan Bilal bin Rabah ( bekas seorang budak yang hitam ). Juga Hamzah dari darah Quraisy dengan Zaid bin Haritsah.

Tak terhitung perubahan yang Rasulullah berikan karena Tarbiyyah surat 'Abasa. Dari mempersatukan Salman Al Farisi yang bukan berbangsa Arab dengan Jamaah Islam sampai mengikis rasisme kulit. Tak juga melupakan bahwa Rasulullah melantik Usamah bin Zaid sebagai panglima perang dalam menghadapi pasukan Romawi sebagai bukti bahwa mentalitas feodalisme itu tidak ada tempat dalam Islam hanya kemampuan diri dan kredibilitas.

Reference : Tafsir FI Zhilaali Quran, Sayyid Quthb, Gema Iinsani Press, 2002 Jilid 23

INDONESIA, NEGARA MASA DEPAN...DAN SEBUAH INTUISI

Saturday, July 18, 2009 0 Comments


Berangkat dari ekspansi dimensi dunia global dewasa ini, semakin menyiratkan tuntutan sirkulasi pola pikir ke arah progresif. Pengembangan system IT (Information and Technology) dalam konsep universal tidak lagi menjadi sebatas wacana ringan, namun diperlukan aksiologi yang secara metafisika menguraikan system berbasis informasional. Abad-21 yang menjadi akselerasi komunitas pergolakan berbagai aspek di dunia seperti ekonomi, sosial, politik, agama, dan tak terkecuali dalam segi ilmu pengetahuan, telah mampu menjadi head line dalam setiap aktifitas keseharian. Manusia yang berperan sebagai subjek diharapkan mampu berbuat lebih untuk setiap perkembangan dan eksistensi dunia pegetahuan, sehingga tidak salah membenarkan adanya sinkronitas teori-teori ilmuwan masa lampau dan para peneliti saat ini.

Menjadi sebuah pilot project pengetahuan tentu membutuhkan daya intelegensi yang cukup tinggi, dimana daya intelegensi itu lahir dalam diri manusia sendiri yang kini disebut spirit mobilisasi. Untuk bisa membangkitkan hal tersebut, beragam cara yang dapat digunakan. Salah satunya dengan latihan pengembangan intuisi yang kreatif yakni niat universal kreatif yang diekpresikan melalui Anda (Carol Adrienne, 2007) yang kedepannya, diharapkan mampu melahirkan ide-ide baru dan cemerlang untuk perkembangan dunia pengetahuan. Intuisi akan mampu mendorong motivasi berpikir dan alam pun membantu membangun karya tersebut. Atas dasar itu, konsep intuisi menjadi esensi dalam kiat motivasi diri. Sifat positif, rasa berterima kasih kepada orang-orang terbaik yang bekerja bersama kita dan menyadari pentingnya harga diri adalah alur yang harus ditempuh oleh motivator secara praktikal (Harvey, Successful Motivation in a Week).

Tidak ayal saat ini, manusia berlomba-lomba meningkatkan intuisi berpikir mereka untuk sebuah pengetahuan. Masa depan yang menjadi puncak logika dan cita-cita menaruh beribu harapan terbesar bagi pemiliknya, dan pemiliknya adalah para pelajar yang berjuang menuntut ilmu hanya demi sebuah paradigma pengetahuan. Terkhusus kepada Negara Indonesia sendiri yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, sebenarnya menjadi suatu aset berharga dalam pemenuhan kriteria Indonesia sebagai Negara Masa Depan. Namun, rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) tetap menjadi problema nomor satu. Hal itu dikarenakan intuisi manusia Indonesia masih kurang dikembangkan dalam porsi pengetahuan khususnya berbaur dengan topik teknologi. Disamping itu, logika dan motivasi berpikir yang masih mengandalkan pola konvensioal sehingga untuk masa perkembangan pengetahuan saat ini kata “gaptek” masih menjadi warna yang corak bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Olehnya itu, adanya system yang signifikan seperti pengembangan intuisi manusia Indonesia secara kreatif dan bertahap mampu memberikan andil yang cukup besar dalam pengembangan dunia pengetahuan. Sampelnya adalah pelajar Indonesia, dalam bidang akademik Olimpiade Fisika Dunia, para pelajar Indonesia mampu membuktikan keunggulan logika berpikir mereka lewat medali-medali emas dalam setiap ajang olimpiade, misalnya salah satu tim olimpiade Indonesia, Jonathan Mailoa mampu menorehkan sejarah emas dunia untuk kategori terbaik ‘The Absolution Winner’ untuk tes praktek dan teori. Itu semua adalah tidak lain dari pengembangan intuisi yang terus diasah dari menit ke menit dengan penuh harap dan cita untuk sebuah kata kemenangan. Mengapa ini tidak menjadi motivasi berpikir bagi mayoritas pelajar Indonesia ? Dapatkah Indonesia menjadi sebuah kebanggaan sebagai Negara Masa Depan ?. Tentunya hal itu kembali pada diri dan logika masing-masing personal. Semoga manusia Indonesia dan pelajar pada khususnya telah mampu memberikan arti dari keberadaan mereka saat ini, agar generasi intelektual dan bangsa berbasis informasional yang menjadi cita-cita bersama dapat segera diwujudkan. Insya Allah (*).

(Diambil dari berbagai sumber)

Friday, July 17, 2009

SANG PEMENANG !!!

Friday, July 17, 2009 0 Comments

Hidup adalah berisi dengan aneka macam peristiwa. Peristiwa yang menghadirkan silih berganti perasaan yang mengisi jiwa. Dimana kita melewati satu momen ke momen lainnya. Meraih satu cita ke cita lainnya. Begitu indah ketika cita itu berhasil kita lewati dan kita raih. Tapi itu untuk nanti…

Adakalanya juga kita melepas satu momen untuk meraih momen lainnya. Melepas satu keinginan terganti meraih keinginan lainnya. Terkadang serasa sulit untuk menerima yang ada didepan mata, ketika harus melepas cita yang begitu kita impikan. Ini juga untuk nanti…

Tidak ada salahnya ketika kita begitu mempertahankan cita kita, siapapun berhak merasa kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Ada yang mengatakan perasaan kecewa adalah bagian dari gharizatul baqa’ (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.

Orang bijak mengatakan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, ketika kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb.

Dibalik segala cita, dibalik segala perasaan kecewa yang hadir karena mempertahankan cita itu. Perasaan menerima untuk melepas ketika cita itu tidak berhasil kita raih merupakan kesiapan yang perlu dihadirkan. Dibalik segala cita, dibalik segala perasaan yang melahirkan pertanyaan akan jalan yang kita tempuh. Perlulah menjaga dengan meyakinkan diri itu dariNya untuk diri kita bahwa semuanya untuk nanti yang akan baik-baik saja.

Maka kokohkanlah keimanan saat perjalanan membuat kita bertanya, saat membuat kita meragu dan kecewa itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung untuk nanti… dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya’.

Memang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Man propose, God dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.
“Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)

Wallahu a’lam bish-shawab

FAIL AND FIGHT AGAIN!!!

Friday, July 17, 2009 0 Comments





Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi


Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalkani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

JANGAN MENYERAH...
JANGAN MENYERAH...
JANGAN MENYERAH!!!


Mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari kemarin. melalui kegagalan lah, kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. dengan begitu, kita akan tahu dimana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengualnginya. hal itu akan mendasari langkah kita ke depan tuk menjadi lebih baik.


Kita gagal bukan berarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.



Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan, pada kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan...

JANGAN TAKUT GAGAL!!! SIAP BANGKIT!!! RAIH KESUKSESAN!!!


(Meski harus mengulangi penelitianku untuk yang ketiga kalinya...tetap semangat Nung!!!kegagalan kali ini adalah sarana untuk menimba pengalaman dan sarana belajar untuk mencapai KESUKSESAN yang kamu inginkan...NEVER GIVES UP, NUNGMA!!!!)

Thursday, July 16, 2009

KARENA CINTA, AKU DAN KAMU ADA!!!

Thursday, July 16, 2009 0 Comments

Kau rangkai bunga di pelataran hatiku
Dengan kesejukan yang tak pernah kurasakan sebelumnya
Senyuman pun membungkus jiwa ini
Tanpa sedikit titisan yang membebaniku
Tiap desir angin jua terus melayangkan mimpi
hanya kepadamu…
Hingga tiada sedikit kata yang dapat terucap
Tuk mencerna semua kebahagiaan ini…
Dirimu begitu nyata dalam anganku
Menciptakan cinta yang tak beralasan
Menciptakan senyuman yang tak pernah habis
Menciptakan kebahagiaan yang tak pernah memudar
Dalam sebuah bingkai persahabatan
TERIMA KASIH SAHABAT...........

"BUDAYA BACA” Sebuah Esensi Pendidikan yang Terabaikan

Thursday, July 16, 2009 0 Comments

TIME IS KNOWLEDGE Sebuah kalimat yang menyiratkan kronik kehidupan pelajar yang harus bertempur dengan waktu setiap saat. Prestasi, kesuksesan, kegagalan, dan usaha, kata-kata ini sebagai bingkai pelengkap langkah pelajar mengukir masa depan. Namun masikah hal itu terpatri pada potret pelajar sekarang ? dan realisasi apakah yang terjadi dewasa ini, ditambah hadirnya dunia globalisasi? Serta masihkah dikenal budaya baca oleh sekumpulan pelajar sekarang? .Hal inilah yang perlu mendapat kalkulasi dari serangkaian seminar dan teori mengenai pendidikan bangsa kita.

Membenarkan hadirnya dunia global di era sekarang tidak menutup kemungkinan eksistensi pelajar juga harus global. Terkait persoalan system pendidikan, dinilai sudah sangat mapan oleh adanya berbagai langkah dan kebijakan pemerintah. Hanya saja objek dari paradigma pendidikan saat ini belum pas dengan apa yang dicita-citakan. Salah satu upaya pemerintah mengatasi hal tersebut adalah dengan aplikasi sebuah kurikulum pendidikan terbaru yakni KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dianggap mampu melibatkan seluruh komponen pendidikan baik siswa, guru maupun masyarakat.

Estetika sebuah pendidikan akan tampak jika pelajarnya menampakkan diri sebagai pelajar yang sesungguhnya, dalam artian bahwa pendidikan itu dinilai berfungsi secara optimal jika objeknya mampu mengaktualisasikan teorema dari pendidikan itu sendiri. Fenomena inilah yang menjadi sebuah esensi para pakar pendidikan saat ini. Sementara dalam hal peningkatan mutu pelajar, berbagai langkah pemerintah juga telah ditempuh mulai dari pembaruan system pendidikan hingga kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, seperti adanya program pengadaan perpustakaan di setiap sekolah sebagai sumber pendidikan, bahkan sampai penghapusan biaya pendidikan berjangka 12 tahun sekalipun.

Hal ini diperjelas pada Pasal 31 UUD 1945 yang telah mengamanatkan bawa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan, setiap warga negara wajib memperoleh pendidikan dasar dan pemerintah wajib menyediakan dananya. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya (ayat 1 huruf c dan d). Selain itu, pada pasal 40 ayat 1 dikatakan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Disamping itu upaya lain pemerintah adalah dididrikannya sebuah perpustakaan milik daerah yang telah menyediakan berbagai literatur dan sumber bacaan bagi pelajar mulai dari literatur buku sekolah hingga bacaan referensi pendidikan. Namun fenomena social yang terjadi sekarang, semua fasilitas tersebut tidak dioptimalkan oleh para pelaku pendidikan khususnya masyarakat. Salah satu persoalan utama yang hingga sekarang masih berlanjut ialah kurangnya minat atau budaya baca masyarakat yang secara tidak langsung mempengaruhi eksistensi pendidikan daerah. Kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan keteampilan kerja dan penguasaan berbagai biang akademik tetapi juga memungkinkan brpartisipasi dalam kehidupan social budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional (Mercer, 1979: 197).

Penanaman budaya baca di masyarakat sangatlah penting demi terciptanya suatu daerah yang berorientasi pada masyarakat informasional sejalan dengan perkembangan pengetahuan. Salah satu factor kurangnya minat baca masyarakat adalah mengenai kesulitan belajar membaca atau sering disebut disleksia (Lerner, 1981 :295). Menurut Mercer (1983: 309) ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca yaitu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca, (2) kekeliruan mengenal kata, (3) kekeliruan pemahaman, dan (4) gejala-gejala serbaneka. Melihat faktual tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah yaitu dengan program pemberantasan buta aksara baik dalam ejaan bahasa Indonesia maupun buta aksara terhadap huruf-huruf Al-Quran.

Lebih jauh, dapat dikatakan bahwa pendidikan sumbernya tiada lain adalah membaca, membaca dan membaca. Tanpa membaca dan pengetahuan yang cukup, telah dipastikan kita akan dihempaskan pembaruan zaman dan waktu yang berputar. Dalam implikasinya, kreatifitas pengetahuan masyarakat juga menjadi konsep kotomis yang sesungguhnya dapat dianulir menjadi suatu potensi yang besar bagi pembangunan bangsa menuju pada konsep paradigma pendidikan abad ke-21 yang berwawasan luas, berdedikasi tinggi, dan berasaskan pengetahuan. Insya Allah...

Wednesday, July 15, 2009

MERAIH TEMPAT MULIA

Wednesday, July 15, 2009 0 Comments



Seringkali kita bingung memikirkan bagaimana caranya agar mampu mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah. Tak jarang kita merasa sulit sekali memikirkan usaha untuk berada di posisi tersebut. Padahal kalau saja kita mengetahui begitu mudahnya untuk mendapatkan tempat yang mulia itu, Insya Allah mungkin sebagian besar dari kita akan berada disana.

Ternyata, hanya dengan mencintai dan mempersaudarakan karena Allah kita bisa mencapai posisi yang selalu kita impikan itu. Membina hubungan dengan saudara dan teman di atas fondasi ukhuwah karena Allah, merupakan ikatan yang paling luhur antara dua insan, baik seorang muslim maupun muslimah. Karena ikatan ini merupakan ikatan iman yang dijadikan Allah antar orang beriman.

Renungi dengan sepenuh sungguh firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara." (QS. Al-Hujurat : 10).

Bahkan kita sering mendengar, salah satu cara agar kita bisa merasakan lezatnya iman adalah bila kita dapat mencintai seseorang semata-mata karena Allah. "Di manakah mereka yang saling mencintai karena kebesaran-Ku? Pada hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, hari yang tidak ada naungan selain naungan-Ku." (HR. Muslim)

Subhanallah, sungguh besar kemuliaannya! Betapa tinggi kedudukan mereka yang saling mencintai karena Allah dan semata-mata bertujuan mencari ridha-Nya, hingga Allah menyediakan sebuah naungan di hari paling berat itu. Memang sangat berat dan sulit untuk mendapatkannya, kecuali orang yang bersih jiwanya, suci rohaninya dan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya dan murah.

Tapi harus ada kata permulaan, harus ada perbuatan awal karena kalau tidak, selamanya kita akan mengatakan kalau hal itu sulit sekali dan kita tidak akan mampu untuk melakukannya. Maka sekaranglah masanya. Mulailah untuk mengungkapkan rasa cinta dan sayang kepada sesama, bukan hanya dengan perbuatan saja tapi ungkapkan dengan bahasa yang indah yang mampu mengungkapkan semua rasa cinta kita yang tentu saja semuanya karena Allah.

Lalu seperti apa cara menumbuhkan cinta kepada orang lain? Nabi SAW telah memberikan contoh yang nyata kepada kita. "Demi Allah yang Jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidaklah beriman sehingga kalian saling mencintai. Tidak maukah kamu kutunjukkan suatu amal yang jika kamu melakukannya, kamu menjadi saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim).

SALAM. Subhanallah ternyata begitu mudah untuk memasuki surganya Allah, hanya mengucapkan salam setiap bertemu dengan semua saudara-saudara kita.

Tapi apakah dalam prateknya semudah teori di atas? Insya Allah, jika ada kasih sayang dalam hati serta bersihnya jiwa dan tentu saja senyum yang ikhlas yang benar-benar tulus, menyebarkan salam bukanlah hal yang sulit dan tentu saja dengan berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepadaMu dan bersyukur kepadaMu, dan tolonglah aku dalam melakukan ibadah secara baik kepadaMu."

Insya Allah keinginan untuk berada di tempat yang mulia di sisi Allah bukan hanya sekedar impian belaka. Doaku selalu terucap agar kita bisa berada di sana bersama-sama. Aamiin. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Orang-orang yang saling mencintai karena kebesaranKu, akan mendapat mimbar dari cahaya, di mana para Nabi dan syuhada iri kepadanya (ingin mendapatkannya)." (HR. Muadz bin Jabal RA).

Akhirnya, "Aku benar-benar mencintaimu karena Allah, wahai saudaraku!"

AKHWAT SEJATI

Wednesday, July 15, 2009 0 Comments


Dikutip dari buku surat cinta untuk sang aktivis, Musafir Hayat

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang manis dan menawan, tapi dari kasih sayangnya pada karib kerabat dan orang di sekitarnya. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lembut dan menggoda, tapi dari lembut dan tegasnya tutur dalam mengatakan kebenaran. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari liuk gemulainya ia ketika berjalan, tapi dari sikap bijaknya memahami keadaan dan persoalan-persoalan. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia menghormati dan meyayangi orang-orang di tempat kerja (wajihah dakwah), tapi dari tata caranya menghormati dan meyayangi siapapun dan dimanapun tanpa memandang status yang disandangnya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang memujinya dan menaruh hati padanya, tapi dilihat dari kesungguhannya dalam berbakti dan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari pandainya ia merayu dan banyaknya air mata yang menitik, tapi dari ketabahannya menghadapi liku-liku kehidupan.


Akhwat sejati bukanlah dilihat dari merdunya suara kala tilawah Qur’an dan banyaknya hadits yang ia hafal, tapi dari keteguhan dan konsistennya mengamalkan kandungan keduanya. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari tingginya gelar yang disandangnya serta luasnya wawasan ataupun lincahnya ia bergerak, tapi dari tingginya ghirah untuk menuntut ilmu dan mengamalkan syariat secara murni dan berkesinambungan.

Menjadi akhwat sejati, niscaya akan membuat iri dan cemburu para bidadari, menjadi dambaan bagi mereka para insan berjiwa Rabbani, menjadi dambaan bagi mereka para pemilik ruh dakwah dan jihadiyah, serta para hamba Allah yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang semu…

Jadi akhwat sejati, seperti dicontohkan oleh Khadijah, Aisyah, Hafsah, Imunah, Syafiyah, Fatimah Az-Zahra, dan para Shahabiyah Radiyallaho’anha ajmain.

(SEMOGA SAYA BISA ....amin)

MANA MUNGKIN AKU...(hehe...)

Wednesday, July 15, 2009 0 Comments
Mana mungkin aku berani berharap mempunyai suami setampan Yusuf AS, kalau parasku tak secantik Zulaikha?
Mana mungkin aku berani berharap mempunyai suami sehanif Ibrahim AS, kalau aku tak setegar Siti Hajar?
Mana mungkin aku berani berharap mempunyai suami sebijak, selembut, sesholeh dan sesempurna Muhammad SAW kalau aku tak sedewasa, sedermawan, dan selembut Siti Khodijah?
Mana mungkin aku berani berharap mempunyai suami sebaik Ali RA, kalau aku tak sezuhud Fatimah?

Bukankah Allah menyediakan pasangan yang sesuai dengan keadaan kita?
Jika kita ingin mendapat yang baik, maka tak ada cara lain selain kita yang terlebih dahulu memperbaiki diri….
Tulisan yang ditujukan untuk diri pribadi, tentu saja.