Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, January 31, 2017

[Hari 5] : SALING BERTANYA AGENDA HARIAN]

Tuesday, January 31, 2017 0 Comments




Selasa, 31 Januari 2017

Dialog hangat pagi ini yang berlangsung antara saya dan suami terjadi saat kami jalan-jalan pagi.
“Dek, agendanya apa hari ini?” tanya suami.
“Pagi masak dulu buat sarapan. Selesai urusan rumah, lanjutin ngedit naskah, Say. Banyak yang belum kelar, nih. Terus jam 13.00 ke Citraland, nobar film Iqro’. Adik naik taksi aja sama Septi, njemput Iis dulu soalnya,” jawab saya.
“Berarti nanti nggak ada les menulis di Klipang?” tanya beliau lagi.
“Enggak, les menulis hari ini diganti nobar, kalau Mas Sis agendanya apa?”
“Hari ini ketemu pihak BSM dan BNI Syariah, terus ada rapat di kantor persiapan raker. Nanti selesai nonton jam berapa?”
“Paling sekitar jam 4 an,” jawab saya.
“Oh, InSyaa Allah nanti Mas bisa jemput,” ucap suami.
“Oke, deh…”

Salah satu hal yang mulai kami biasakan adalah saling bertanya agenda harian atau rencana mingguan kami kalau ada acara besar. Misal, suami harus ada rapat di luar kota. Suami akan menyampaikan jauh-jauh hari. Atau saya ingin mengikuti kelas senam hamil di akhir pekan dan suami saya minta mengantar, biasanya akan saya sampaikan di awal pekan, kalau suami nggak bisa mengantar, saya bisa menyiapkan plan B atau C. Hal ini kami rasakan benar manfaatnya, di sisi lain kami belajar untuk menentukan prioritas agenda harian, memanfaatkan 24 jam dengan lebih produktif, juga untuk mengecek agenda masing-masing.


#hari5
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




[Hari 4] : MEMBUKA DIALOG DALAM BERKOMUNIKASI

Tuesday, January 31, 2017 0 Comments


Senin, 30 Januari 2017

Hari ini obrolan santai saya dan suami berlangsung saat istirahat siang waktu suami pulang dari masjid. Kebetulan jarak rumah ke kantor suami  hanya sekitar 5 menit jalan kaki, dan rumah kami memang dekat dengan masjid besar.

Obrolan kami seputar kondisi rumah. Bahasan kami tentang bagian-bagian mana saja yang perlu diperbaiki dan dibersihkan (dengan bantuan orang lain), mengingat Insya Allah Maret bakalan ada anggota baru di rumah kami. Ada beberapa seng di atap rumah yang memang sudah saatnya diganti karena kalau siang saat angin bertiup kencang, seng-seng itu menimbulkan suara yang sangat berisik. Saya sampaikan kalau akhir-akhir ini kurang nyenyak istirahat siang karena suara seng yang sangat berisik tepat di atas kamar kami.

Saya awali komunikasi kami siang itu dengan dialog untuk mencari solusi bersama. Lalu saya dengarkan pendapat suami setelah melihat kondisi atap seng dari lantai 2. Akhirnya, suami membuat keputusan kalau akhir pekan pertama atau kedua di bulan Februari akan mengganti seng yang sudah aus itu karena beberapa hari ini suami sibuk dengan pekerjaan kantor, belum bisa membeli seng baru dalam waktu dekat.

Hari ini saya belajar untuk membuka komunikasi dengan dialog yang ringan serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Selanjutnya, membicarakan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi bersama. Semuanya akan terasa sangat indah dan menyenangkan…

#hari4
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





Sunday, January 29, 2017

[Hari 3] : KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA BERMUSYAWARAH

Sunday, January 29, 2017 0 Comments



Ahad, 29 Januari 2017

Keluarga merupakan surga duniawi bagi suami istri. Keluarga, sekaligus sebagai sekolah pertama dalam melahirkan generasi pemimpin yang sholeh dan sholehah. Pada saat yang sama keluarga juga sebagai basis da’wah dalam terciptanya masyarakat yang Islami. Untuk mewujudkan keluarga sebagai syurga, sekolah dan pondasi masyarakat Islami diperlukan adanya komunikasi di antara seluruh anggota keluarga.

Komunikasi sebagai sarana bermusyawarah.
Setiap keluarga membutuhkan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai urusan. Sebab hasil musyawarah akan lebih sempurna dibandingkan hasil pemikiran seseorang dan dapat dipertanggungjawabkan oleh seluruh anggota keluarga sehingga rasa kebersamaan akan menjadi milik bersama.

Allah berfirman: “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan.” (QS. Ali Imran [3] : 159).

Hari ini, obrolan saya dan suami seputar perlu tidaknya “khadimat pocokan” (tidak nginep) yang akan membantu saya menyelesaikan urusan domestik pasca melahirkan nanti. Akhirnya, kami pun bermusyawarah dan diputuskan bersama kalau kami akan berusaha mencari khadimat tersebut, setidaknya beliau yang akan membantu meringankan pekerjaan saya dan suami seperti mencuci, memasak, menyetrika dan membersihkan rumah.

Hari ini saya pun belajar betapa pentingnya mengambil sebuah keputusan dengan melibatkan orang terdekat, terlebih bisa dengan cara musyarawarah untuk mencapai kata mufakat. Alhamdulillah…

Semoga kami pun bisa segera mendapatkan khadimat yang sesuai dengan apa yang kami harapkan. Aamiin…


#hari3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip






Saturday, January 28, 2017

[Hari 2] : MENDENGARKAN SECARA EMPATIK

Saturday, January 28, 2017 0 Comments

Sabtu, 28 Januari 2016

Sabtu pagi, usai aktivitas Subuh, seperti biasa saya dan suami menyempatkan ngobrol tentang banyak hal. Kurang lebih 15 menit tadi ngobrol di tempat tidur lanjut ngobrol saat jalan kaki pagi keliling perumahan.

Obrolan pagi ini seputar rencana aktivitas kita di hari Sabtu ini. Saya menceritakan kalau akan mencuci baju-baju bayi yang seminggu lalu kami beli. Saya minta tolong suami nanti untuk membantu proses menjemur karena lokasi jemuran di lantai dua, harus naik tangga. Sedangkan suami bercerita kalau hari ini akan mengisi tinta printer di dekat kampus UNNES (Gunungpati), lanjut jemput ponakan dan kakaknya (kakak sarapan soto dulu dan selama suami menjemput ponakan saya bisa main ke rumah kakak ipar no.4. Suami akan mengantarkan saya terlebih dulu.

Dari komunikasi kala pagi ala saya dan suami saat memulai hari Sabtu ini, saya belajar kembali mengenai prinsip komunikasi yang efektif. Salah satunya mendengarkan secara empatik, mendengarkan dengan maksud untuk “mengerti” kondisi orang lain dan “dimengerti” atas kondisi yang tengah dialami oleh diri sendiri).

Rasulullah mencontohkan metode mendengarkan empatik ini ketika datang seorang pemuda yang minta izin untuk berzina. Jika kita perhatikan betapa jitu jawaban yang Rasulullah sampaikan untuk meredam gejolak si pemuda.
"Sukakah kamu jika apa yang ingin kamu lakukan itu menimpa ibumu... adikmu, atau kakakmu?” tanya Rasulullah.
“Tidak,” jawab pemuda tersebut.
"Jika demikian, maka orang lain pun tidak berbeda denganmu."
Subhanallah... Islam memerintahkan umatnya untuk berbicara yang baik, maka ia juga memerintahkan mereka agar menjadi pendengar yang baik. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam… "Dengarlah baik-baik (perkataan) orang lain."

Rasulullah adalah suami teladan, jika kita dengar cerita rumah tangga beliau tentulah ingin kita hidup di masa beliau. Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahlimpahkan untuk Sang Baginda, teladan istimewa…

#hari2
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





Friday, January 27, 2017

[Hari 1] : "BELAJAR MENJADI PENDENGAR YANG BAIK"

Friday, January 27, 2017 0 Comments

 
[Hari 1] : Belajar Menjadi Pendengar yang Baik

Jumat, 27 Januari 2017

Semua pasangan yang menikah tentu mendambakan keluaraga sakinah, mawaddah, wa rohmah. Maka, merealisasikan motto BAITI JANNATI (Rumahku Surgaku) pasti menjadi impian setiap pasangan suami-istri. Komunikasi antara suami-istri menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam mewujudkan impian itu. Karena komunikasi adalah sebuah kebutuhan. Dengan komunikasi, kita akan mampu mengekspresikan apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, kita juga dapat memahami cara pandang pasangan kita. Selain itu, kita juga akan mampu berempati ikut merasakan kebahagiaan/kesedihan pasangan, juga bisa saling bertukar informasi. Namun seringkali, dalam kehidupan berumah tangga, komunikasi lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikis daripada tujuan informatif.

Saat seorang suami menceritakan kisah masa kecilnya, bisa jadi semua informasi dalam nostalgianya itu sudah kita ketahui dengan jelas, karena begitu seringnya suami menceritakan kisah masa kecilnya itu. Akan tetapi, persoalannya bukan pada substansinya semata, namun lebih kepada bagaimana memperhatikan dan diperhatikan, lebih kepada kebutuhan untuk didengar dan mendengarkan. Apakah kita telah menjadi pendengar yang baik?

Kami biasa saling bercerita kalau tidak sebelum tidur, ya setelah Subuh (usai aktivitas mengaji selesai), atau saat jalan-jalan pagi.

Hari ini (setelah aktivitas ba'da Subuh usai), saya bersandar di tempat tidur, suami duduk di sebelah saya, sambil sesekali mengelus perut saya. Suami lalu bercerita tentang “proyeknya” bulan ini. Alhamdulillah, ada dua target yang Allah izinkan untuk terpenuhi. Suami menceritakan kilas balik proses yang beliau lakukan untuk mencapai target itu. Saya pun belajar tentang semangat dan pantang menyerah dalam mencapai sesuatu dari kisah itu. Saya mendengarkan dengan seksama dan menyampaikan ungkapan bahagia dan rasa syukur. Sedangkan saya, menyampaikan kondisi fisik saya di usia kehamilan 32 minggu ini. Kaki mulai sering terasa pegal terutama ketika bangun tidur. Maka dari itu, saya selalu meminta suami untuk memijit kedua kaki, tangan dan punggung setiap pagi. Kami pun melanjutkan bahasan seputar persiapan persalinan, rencana mencari rujukan ke dokter keluarga, dan persiapan “cuti kerja” saya dari DNA WRITING CLUB yang selama ini saya kelola, yang dalam waktu dekat akan saya limpahkan sementara kepada adik-adik mahasiswi UNDIP untuk dikelola.

Dan hari ini, kami berdua belajar untuk menjadi PENDENGAR YANG BAIK dan inilah perubahan yang ingin saya buat dalam berkomunikasi. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan psikis untuk melepaskan ganjalan di hati, namun berusaha menjadikan komunikasi dengan suami lebih efektif, produktif terbuka, dan informatif.

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
 


Thursday, January 19, 2017

[PENGUMUMAN] LOMBA PECI (Penulis Cilik Indonesia) INDIVA 2016

Thursday, January 19, 2017 0 Comments

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA MENULIS CERPEN PECI

Assalamu’alaikum
Hai, hai, para Penulis Cilik Indonesia, pasti kalian sudah menunggu hari ini. Hari pengumuman lomba menulis cerpen PECI. Ehem, siapa, ya, yang menang? Kamu? Dia? 
Baiklah, baiklah, tak perlulah berpanjang-panjang kata. Jeng jeng jeng. Inilah mereka, para pemenangnya.
Juara 1 : MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI (Ulinnuha Corinna Azmi)
Juara 2 : DESIMAL (Solehatun Marfuah)
Juara 3 : RAHASIA SEPATU MELY (Alvian)
Juara Harapan
Harapan 1 : NOKIA AYAHKU (Sfatimah Azzahra)
Harapan 2 : AKU BUKAN PENDERITA EPILEPSI (Muhammad Jundy Ashari)
Harapan 3 : SELAMATKAN SI RAMBUT JINGGA (Faiq Hamdi Abdillah)
Harapan 4 : COVER BUKAN SEGALANYA (Arya Sena)
Harapan 5 : BERKAH HUTAN BAKAU (Shofiyyah Lukman)
Selamat!


50 BESAR LOMBA MENULIS CERPEN PECI

Assalamu’alaikum
Pengumuman pemenang sudah kalian bacakah sobat PECI? Pasti sudah, ya! Nah, sekarang giliran pengumuman 50 besar naskah nih. Lima puluh besar naskah ini insya Allah akan diterbitkan dalam bentuk buku. Yeay! Untuk kamu yang namanya tertera di sini, segera kirimkan:
a. Naskah dalam bentuk M.S. Word
b. Biodata (nama, alamat, no. HP, no. Rekening)
c. Biodata dalam bentuk narasi
d. Foto untuk biodata
Kirimkan ke email: penerbitindiva1@gmail.com dengan subjek: PEMENANG PECI


Siapa-siapa sajakah mereka? Adakah namamu di sana? Yuk, kita simak bersama!


NO JUDUL PENULIS
1 Merapi Tak Pernah Ingkar Janji Ulinnuha Corinna Azmi
2 Desimal Solehatun Marfuah
3 Rahasia Sepatu Mely Alvian
4 Nokia Ayahku Sfatimah Azzahra
5 Aku Bukan Penderita Epilepsi Muhammad Jundy Ashari
6 Selamatkan si Rambut Jingga Faiq Hamdi Abdillah
7 Cover Bukan Segalanya Arya Sena
8 Berkah Hutan Bakau Shofiyyah Lukman
9 Geng Nashir Faiq Hamdi Abdillah
10 The Miracle of Al Quran Muhammad Isa Anis
11 Tabungan Masa Depan Nur Nisrina Hanif R
12 Ramalan Meta Ammara Izza A
13 Melati Untuk Asti Maylda Ahda Sabila
14 Resep Rahasia Adnan Meika Hapsari
15 Hijab in Love Afifah Salsah S.
16 Bakso Sehat Ayah Shofiyyah Lukman
17 Kerudung Nafa Farah Aulia Najwa
18 Seperti Ilmu Padi Fida Zalfa L.Y.
19 Mukena Kesayangan Nadia Shafiana Rahma
20 Pesan Dalam Sepatu Yusrani Ramadhina
21 Kisi-Kisi Kejujuran Rubee Putri R.
22 Misi Sejauh Dua Puluh Kilo Meter Ghilman Fadhlil Azim Tasya
23 Valuable Lessons Faridah Auliya Nurdin
24 Misteri Rumah Kosong Zeva Justicia Tanjung
25 Aku Baru Tahu Vania Azalia Rossa
26 Sajadah untuk Ayah Zata Yumni Tarisa Iskandar
27 Ayam Tetanggaku Kamiliya Mumtazah
28 Ketika Bunda Sakit Fityan Fadhlil Azim Tasya
29 Menggapai Bintang Bersama Mamak Luh Putu Intan Saraswati
30 Juragan Pecel Zahra Nabiha Adin
31 Kekal Hingga Ke Surga Yusrani Ramadhina
32 Rasanya Seperti Digigit Semut Rafif Irajanto
33 Malaikat Berwajah Sangar Meika Hapsari
34 Syahira dan Mueeza Ghisya Sauqina Rosyada
35 Kak Hani yang Bawel Salma Azka Taqiya
36 Jebakan Kartu Uno Zahra Roidah Amalia Hasna
37 Sandiwara Fei Zahra Roidah Amalia Hasna
38 Kado untuk Micel Nayla Sabitha Irajanto
39 Jadwal Sholat Rohmat Abdurrahmansyah
40 Saatnya Antok Beraksi Hanun Dzatirrajwa
41 Jawaban Sempurna Wafa Auliya Insan Gaib
42 Sehari Menjadi Baik Muhammad Rafid Nadhif R.
43 Berjihad Melalui Mulut Abdullah Yafi
44 Kristal Persahabatan Shoffiyah Lukman
45 Mimpi si Kuda Lumping Muthia Kanza
46 Maafin Nisa Bunda Firda Kholidah Az Zahroh
47 Ketulusan Nora Rigisha Maharani
48 Pita Pink Atia Athiyyah Zahra
49 Violin Sahabatku Amelia Triana Putri
50 Peri Gigi Alana Afifah Salsah S.