Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, October 08, 2021

Kembara Cinta Bersua Belahan Jiwa

Friday, October 08, 2021 0 Comments

 


Jika tiap impian hanya dipertemukan getah pahit dirasa
Bila tiap kerinduan hanya dihadapkan pada racun kemunafikan yang penuh dusta
Maka, hadapkan diri pada langit yang pintunya selalu terbuka.
Mengadu di dalam butir-butir pengakuan dan berharap hanya pada-Nya
agar lepas segala kegelisahan dan dipertemukan dengan ketenangan…
 
Ya Rabb, jadikan penerimaan qadar-Mu lebih indah selaksa daun-daun zaitun
Berhiaskan embun yang dipancari sang fajar di pagi hari
Jadikan episode ini lebih indah…
Lebih baik dari pagi yang tersusun cahaya yang ditemani kilapan senyuman

***

Menjelang penghujung akhir tahun 2011, sebentar lagi aku akan membuka gerbang kehidupan di tahun baru 2012. Sudah seharusnya aku melakukan evaluasi atas pencapaian maupun cita-cita yang belum tercapai. Aku pun mulai menciptakan “terminal” dalam diriku, ‘pemberhentian sejenak’, untuk sejenak merenung, memahami, dan belajar memaknai lebih dalam. Menengok masa lalu untuk kemudian membuat sebuah resolusi yang harus aku ikhtiarkan maksimal untuk menjejak nyata di tahun mendatang. Ada lima resolusi terbesar di tahun 2012 yang akan aku uraikan dalam untaian aksara yang tengah menemaniku bermetamorfosis kali ini. Aksara-aksara yang menemaniku membuat notulensi akhir tahun yang kelak menjadi blue print kehidupanku di tahun 2012.

Sebagai insan ciptaan Allah Swt, kita harus selalu menatap harapan terbaik di masa depan. Ya, karena hidup ini hanya terdiri dari tiga bagian: masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu adalah pelajaran terbaik, masa kini adalah prestasi terbaik dan masa depan adalah cita-cita terbaik. Jika kita selalu mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tidak memiliki hari ini untuk kita syukuri. Tetaplah bersyukur dan bersyukur, walau mungkin kita melihat sebongkah cahaya kecil di atas bukit kegelapan. Sesungguhnya Allah Swt mengabulkan doa-doa dalam prasangka hamba-Nya. Kata-kata syukur selalu didahului oleh sabar. Sabar itu lebih mudah dilakukan. Banyak orang yang berhasil sabar dalam kedukaan, namun amat sulit untuk menemukan orang yang mampu mensyukuri nikmat Allah dalam kesempitan yang ia alami.

Inilah resolusi pertama dan merupakan resolusi terbesarku di tahun 2012…

 “Ya Rabb, jika masih ada sedikit kebaikan dariku dan Kau menganggapku telah pantas, datangkanlah seseorang yang akan menjadi partnerku mengarungi hidup ini. Datangkanlah dengan cara yang bersih, sederhana. Jika dia jauh, maka dekatkanlah. Jika dia telah dekat, maka sampaikanlah waktunya. Ya Rabbi… Engkau Mahatahu apa yang tepat dan terbaik untukku, untuk dunia dan akhiratku.”

 Sebuah doa yang akhir-akhir ini sering aku panjatkan. Doa yang tak pernah henti membasahi lisan ini. Usiaku sekarang sudah genap 24 tahun. Berdasarkan apa yang pernah aku tuliskan dalam “life mapping”, aku berencana menikah di usia 24 tahun dan menikah merupakan salah satu impian terbesarku di tahun 2012. Ya, menikah adalah resolusi terbesarku di tahun 2012. Bismillah, senantiasa aku meluruskan niat. Menikah itu ibadah dan menikah adalah separuh dien, salah satu hal yang merupakan sunah Rasulullah Saw. Akhirnya, aku pun mulai menyusun dan menuliskan kriteria-kriteria sosok “lelaki idaman” yang aku damba kelak untuk menjadi seorang imamku, selama-lamanya. Seorang suami sekaligus ayah dari anak-anakku kelak.

 [*]

“Nung, bagaimana kabar ta’arufmu?” tanya seorang sahabat dekatku.

“Ikhwannya tiba-tiba mbatalin, ukh, tanpa alasan yang jelas,” jawabku.

Ini kali ketiga ta’arufku belum membuahkan hasil. Sedikit kecewa memang, tapi aku tepis rasa itu dengan menyibukkan diri dalam kegiatan yang positif.

Sampai detik ini aku senantiasa yakin bahwa bersabar akan penantian pasti membuahkan hasil yang istimewa. Dan sungguh benar janji Allah Swt, "Wanita yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula, sedangkan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi wanita yang baik…” (QS. An-Nur: 26).

Satu hal terpenting yang terus-menerus aku upayakan sampai sekarang adalah evaluasi diri dan mencoba lebih mengenal diri sendiri.  Ini langkah awal untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri karena “dia” akan datang sesuai kondisi iman di hati.

Jika ada sisa harapan dalam hidupku di jalan-Nya, aku berharap segera usai penantianku akan anugerah separuh dien-Nya. Menikah dengan lelaki pilihan-Nya di tahun 2012 ini. Lelaki yang AMANAH, yang benar-benar terpilih TEPAT dan TERBAIK untuk menemani hidupku selamanya (dunia dan akhirat) dan mempunyai keluarga yang sakinah, mawwadah, warohmah, dakwah, dan amanah. “Bersinergi untuk sebuah kemaslahatan…”

Ya Rabbi, jiwaku takkan lelah menghitung lembaran yang telah terlewati, hati takkan risau, jua tak ingin berkeluh. Semoga “dia” (yang tengah Engkau persiapkan) adalah sosok yang TEPAT dan TERBAIK untukku, untuk dunia dan akhiratku. Aamiin.

Ya Allah, aku tahu Engkau sedang merancang skenario terbaik untukku. Maka satu saja pintaku, kuatkanlah aku apapun skenario-Mu untukku. Akupun belajar percaya bahwa semua hal dalam hidup ini ada dalam aturan-Nya. Musim kehidupan inipun berjalan sesuai dengan sunatullah dan sama sekali tidak dapat diprediksi. Ketika kita berupaya untuk selalu bersyukur atas setiap musim yang kita alami, Insya Allah akan membuat kehidupan ini menjadi lebih bermakna. Allah Swt yang lebih mengetahui sesuatu itu baik atau buruk.

Ada setiap waktu untuk setiap tujuan yang telah Allah Swt tetapkan bagi makhluk-Nya. Masing-masing ‘musim’ yang diberikan-Nya kepada makhluk-Nya memiliki keberkahan tersendiri. Mereka akan tetap datang kepada kita tanpa peduli apakah kita menginginkan musim itu atau tidak. Setiap musim selalu Allah Swt ciptakan pada waktu yang tepat. Dan Allah Swt akan membuat segala sesuatunya indah TEPAT pada waktu dan kondisi TERBAIK yang telah ditentukan-Nya. Adapun yang patut kita lakukan hanyalah bersyukur dalam segala kelapangan dan kesempitan.

Ya Rabb, inilah langkah kembaraku dengan motivasi tertinggi merengkuh keridhoan-Mu… Berikanlah hamba kemudahan. Aamiin Ya Rabbal’alamiin…

“Yakin, Allah Swt pasti akan menjawab semuanya dengan sangat indah pada saat yang TEPAT dan TERBAIK!” Inilah salah satu puncak keyakinan aku. Dan waktu pun terus berjalan teriring asa yang terus membumbung tinggi ke singgasana Arsy-Nya…

[*]

Dari pelataran sunyi masih tak letih diri mengeja pinta…

Dalam larik-larik do’a untuk Sang Maha Cinta

“Ya Allah, datangkanlah padaku seseorang yang Kau janjikan untuk menemani dan meneguhkan hidupku”

Semesta pun mengiring bahagia.

Atas kabar istimewa yang tak lama lagi akan menyapa

: terbukanya sati rahasia langit

 

Untukmu yang telah disiapkan-Nya

Kaulah sosok terpilih yang kan menemaniku berjuang bersama

Menapak di jalan cinta dalam balut ridho-Nya.

 

26 September 2012

Namun adakah yang layak untuk ditangisi kalau semua dijalani dengan semangat tinggi dan niat yang bersih? Tidak ada kesusahan bagi orang yang menempuh perjalanan dengan keikhlasan. Karena Allah tidak pernah ingkar dengan janji-Nya. It can be a MIRACLE if you believe. TEPAT dan TERBAIK!

Semakin mantap hati ini setelah berhari-hari shalat istikharah, meminta pertimbangan Babe dan Ibuk serta kakak-kakak, akhirnya seusai dirosah aku beranikan diri menghadap ustadzah bagian kemahasiswaan. Aku bilang ke beliau untuk mengambil cuti dari ma’had selama satu semester dengan beberapa alasan yang aku utarakan.

“Anti yakin dengan keputusan anti untuk cuti dari dirosah?” tanya Ustadzah menanyakan sekali lagi.

Aku pun mengangguk mantab. Ustadzah pun mengizinkan dan menyerahkan selembar kertas permohonan cuti untukku. Bismillah, aku ikuti kata hati. Aku merasa akan banyak hal luar biasa yang akan aku alami setelah mengambil salah satu keputusan besar ini. Pulang dari ma’had aku sempatkan untuk bermuhasabah sejenak di masjid kampus. Merenung hingga tanpa terasa mataku pun berembun…

“Ya Allah, Engkaulah yang Maha Kuasa. Jika Engkau menghendaki sesuatu, tiada sesuatu pun di bumi dan di langit yang menghalangi-Mu. Apapun yang Engkau kehendaki akan terjadi. Jika Engkau menghendaki untuk memudahkan suatu urusan, tidak ada seorang pun yang mampu menyulitkan-Mu. Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”

 

27 September 2012

Setelah menjalankan amanahku sebagai seorang pengajar di Ganesha Operation Wonogiri serta owner Istana Belajar SUPER yang aku peruntukkan untuk adik-adik yang ingin les privat bersamaku, kembali malam itu aku disibukkan menyapa dan silaturahim dengan beberapa rekan hebat aku di dunia maya.

Sampai akhirnya, ada chat dari seorang kakak tingkatku (beliau sudah menikah dan dikaruniai seorang anak) :

“Nung, dah proses belum?”

“Belum, Mas. Ada apa, nih?”

“Mau nggak Nung aku kenalin dengan sahabatku?”

“Gimana Mas kriterianya?”

dst…

Singkat cerita, setelah proses editan panjang biodataku yang 11 halaman itu aku pun mengirimkan biodataku kepada ‘perantara’ yang tak lain adalah kakak tingkatku itu. Bismillah, ikhtiar ibadah dan perjuangan menggenapkan setengah Dien…

Biodata dari sang ikhwan pun aku dapatkan tanggal 2 Oktober 2012. Keesokan harinya aku langsung konsultasikan kembali kepada MR (Murobbiyah). MR-ku pun setuju dan sangat merestui.

Eits, tapi ada cerita menarik pada tanggal 2 Oktober itu.

Sesaat setelah aku membuka kiriman biodata di emailku, kemudian aku buka, dan kursor di Doralepitoku langsung aku tarik ke halaman paling akhir. Syok! 20 halaman euy! Sedangkan biodataku hanya 11 halaman. Masya Allah, keren! Itu ungkapan pertamaku. Eh, tapi ketakjubanku (akan skenario Allah) tidak berhenti sampai di situ. Aku belum berani baca nama serta data dirinya. Aku baca dulu visi dan misi pernikahan sosok ikhwan di biodata itu, cita-cita beliau pasca menikah, dsb. Wow! Dan ada 3 huruf yang membuat aku benar-benar langsung lemas (tapi tidak sampai pingsan) saat ada tulisan IPK di 20 halaman itu. Sedangkan di biodata “For The AMANAH of My Life”-ku pun aku menuliskan motto hidupku IPK: [I]nspiratif [P]restatif [K]ontributif. Sedangkan ikhwan itu mempunyai impian ingin mendirikan sebuah Istana IPK, istana yang [I]novatif [P]roduktif [K[ontributif. Benar-benar speechless aku. Hm, apakah ini salah satu petunjuk dari-Mu ya Rabb? Dan petunjuk itu bernama IPK…

Aku sama sekali belum kenal apalagi bertemu dengan sosok ikhwan itu, justru aku kenal dengan sosok-sosok luar biasa yang beliau tuliskan di biodata 20 halaman itu. Ada satu hal lagi yang terasa sangat istimewa bergemuruh di hatiku, sosok itu lahir di bulan yang sama dengan bulan kelahiranku, bulan ke-2 (Februari) tertanggal 7. Wow!

Hingga terjadilah kesepakatan, kita akan ta’aruf tanggal 7 Oktober 2012. Hm, tanggal 7 euy… Restu dari keluarga pun sudah aku kantongi (aku tunjukkan biodata sang ikhwan kepada semua anggota keluarga).

[*]

Saat bunga-bunga iman bermekaran di taman pengabdian. Saat kenangan yang tlah terukir menjadi notulensi hidup, menjadi notulensi perenungan dalam bahasa qalbu tanpa mengizinkan cahaya hati menjadi redup. Warna-warna optimis nan romantis akan selalu terlukis bersama do’a-do’a kebahagiaan yang takkan pernah habis.

Insya Allah, sebentar lagi mengukir kenangan baru. Menikmati hari-hari yang terasa begitu istimewa, dimana jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Ya Rabbi, iringi setiap langkah yang terukir, setiap nafas yang berembus dalam waktu yang terus bergulir, dengan keridhoan-Mu.

 

7 Oktober 2012

“Sebiru hari ini…”

Senandung Edcoustic mengalun dari HP-ku. Hari ini aku pakai setelan baju warna biru dengan kerudung warna senada. Tembang nasyid itu pun cocok dengan suasana hati yang sedang mengharu-biru.

Sabtu ini terasa jauh lebih istimewa dibanding Sabtu-Sabtu sebelumnya. Hari ini aku naik bis ke Solo dari Wonogiri. Tujuanku ke rumah guru ngajiku. Sekitar jam 9 aku sudah sampai rumah beliau. Rencana ta’aruf akan berlangusng pukul 10.00 WIB. Aku sengaja datang lebih awal untuk mengkondisikan hatiku terlebih dulu.

Sekitar jam 10, kakak tingkatku mengabarkan kalau kemungkinan mereka akan datang terlambat karena mau nyari tiket bis dulu ke Bogor untuk sahabatnya itu.

Makin deg-degan lah diri ini. Sekitar jam 11 mereka baru datang. Laki-laki asing itu mengenakan celana jeans biru dengan atasan kemeja batik, pakai sepatu kets dan tas sporty. Dari tasnya ada raket badminton yang menyembul ke luar. Ups, rasanya pengen ketawa. Tapi, aku tahan. Proses ta’aruf pun dimulai. Diawali dengan prolog oleh guru ngajiku lanjut kakak tingkatku. Setelah itu, aku yang memulai duluan. Aku bertanya beberapa hal, salah satunya terkait keinginanku untuk tetap bekerja pasca menikah. Alhamdulillah, beliau mengiyakan. Aku juga sampaikan beberapa kekuranganku. Saat aku balik bertanya, apa ada yang ingin ditanyakan dan dikonfirmasi? Beliau menjawab, “biodata anti sudah cukup jelas dan lengkap. Insya Allah, setelah minta izin keluarga, pekan depan saya berniat untuk menemui orang tua anti untuk melanjutkan proses ini.”

Dhuaaar!!!

Serasa disambar petir di siang bolong. Hmm, ini ikhwan main gerak cepat saja. Tapi, itulah yang aku dambakan selama ini. Proses yang nggak bertele-tele, indah, mudah, dan semoga full barokah.

Pertemuan yang terasa sangat singkat. Pertemuan 1 jam antara aku dengan calon suamiku. Saling bercerita tentang pribadi masing-masing dan mimpi-mimpi di masa depan. Ta’aruf visioner. Ta’aruf yang cukup singkat namun produktif.

[*]

Mulai hari itu, tiap kali menulis status di FB, aku awali dengan kalimat

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

[*]

"Nanti kalau Sis ditanya, kok yakin mau nikah sama Norma kenapa Sis? Akan Sis jawab: karena hasil perenungan 1 malam, pertemuan 1 jam dengan masing-masing 1 orang pendamping dan ada persiapan 1 bulan menuju sebuah ikatan suci berbekal hadiah hafalan 1 surat yaitu surat Ar-Rahmaan, demi menanti sebuah janji dari 1-1 nya Dzat yang tak pernah ingkar atas janji-Nya..."


"NORMA itu 5 huruf. TEPAT juga 5 huruf. SISWADI itu 7 huruf dan TERBAIK juga 7 huruf. Dan dulu ketika aku ditanya 'kapan menikah?' Pasti jawabanku: 'Insya Allah, Allah Swt pasti akan menjawab dengan sangat indah pada saat yang TEPAT dan TERBAIK!"