Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, July 26, 2016

METAMORFOSIS PENANTIAN 44 BULAN : TEPAT dan TERBAIK

Tuesday, July 26, 2016 8 Comments
Buku DNA saya setelah menikah, semuanya bersampul baby unyu-unyu sebagai VISUALISASI IMPIAN ^_^


Saya menuliskan pengalaman ini semoga bisa jadi motivasi tersendiri buat teman-teman yang saat ini berjuang dalam program hamil (promil) sekaligus untuk dokumentasi istimewa dalam hidup saya.

Kisah saya saat promil pertama kalinya di Hermina Pandanaran bisa dibaca di sini, Merindumu,Nak…

Rabbi habli minasshalihiin...

Karena beberapa alasan dan sebab, akhirnya saya dan Mas Sis hanya sekali saja itu promil di Hermina. Hihihi. Selanjutnya, kami promil alami. Tentu saja, up and down pasti saya alami. Jika tamu bulanan datang rutin, perasaan saya campur aduk. Tapi, saya berusaha untuk tetap bersyukur dan semakin menyibukkan diri. Hingga akhirnya 30 September 2014 kakak ipar saya (Mbak Win) menikah, dan 3 bulan kemudian Mbak Win positif hamil. Jujur, saya senang sekali. Tapi, ada sayatan luka yang tidak jelas dalam hati saya. Di sisi lain saya sedih, saya bertanya sama Allah : “kapan saya hamil, ya Allah?”

Malam itu saya menangis sesenggukan usai sholat. Saya WA kembaran saya, Mbak Thicko, untuk sekadar curhat dan minta motivasi. Saya pun cerita ke Mas Sis tentang kegalauan hati saya, masih pakai acara mingsek-mingsek juga. Mas Sis, sosok suami yang penyabar itu, menenangkan saya, memeluk saya dan memberikan semangat.

“Bisa jadi ini ujian keimanan dari Allah untuk kita, Say. Yang sabar ya… Allah tahu kok yang TERBAIK untuk hamba-Nya. Rezeki, jodoh, dan maut kan sudah ditentukan. Kita tinggal jalanin aja. Biarin aja orang lain bilang macam-macam, yang penting cara kita menyikapinya harus baik. Toh, kehidupan ini kita yang menjalani kan, bukan orang lain…, dst.”

Ya, jujur saya akui, selain Mbak Thicko, Mas Sis adalah sahabat curhat yang kereeen.


TEPAT dan TERBAIK

Awal 2015, atas rekomendasi seorang sahabat kita terapi pijat di Solo. Namun, hanya 2 kali ke sana. Jarak Semarang-Solo membuat kami merasa lelah, apalagi kami hanya bisa hari Sabtu, setelah menjalani beragam kesibukan dari Senin-Jumat. Akhirnya, kita putuskan untuk cari alternatif tempat yang lain –yang mungkin lebih dekat dengan Semarang- sekaligus kami lebih banyak refreshing dulu untuk menenangkan hati dan pikiran. Kami habiskan akhir pekan untuk jalan-jalan berdua. Makan di tempat favorit, nonton film, jalan-jalan ke toko buku, silaturahim ke rumah teman, dll.

10 November 2015, tepat di hari ulang tahun pernikahan saya yang ke-3, anak pertamanya Mbak Win lahir. Senang sekali rasanya… Perlahan, rasa galau itu pupus. Hari itu juga saya kebanjiran doa semoga segera menyusul Mbak Win dan Mas Hengki untuk menimang momongan.

Dari akhir 2015 sampai 2016 saya benar-benar menyibukkan diri saya. Saya fokus mengupgrade skill menulis saya dengan ikut les menulis online berbayar dan sering ikut lomba-lomba kepenulisan. Alhamdulillah, saya berhasil memenangkan beberapa lomba dan itu membuat saya merasa sangat bersyukur.

Usaha saya dan Mas Sis untuk promil pun tidak serta merta terhenti. Ya, sejak awal menikah kita memang berkomitmen, tidak pernah menunda untuk punya anak –tapi memang Allah paling tahu kapan waktu yang TEPAT dan TERBAIK- untuk menitipkan buah cinta kami itu.

Lagi-lagi atas rekomendasi teman, kami terapi pijat dengan seorang simbah di Salatiga. Beliau sosok yang luar biasa, sangat religius meski usianya sudah renta, sudah naik haji 2 kali. Pasiennya pun sangat banyak dan terbukti –atas izin Allah- banyak yang sembuh setelah beliau pijat. Saya pun diberikan resep untuk mengkonsumsi ramuan penyubur tradisional (bisa beli 1 paket di pasar tradisional Salatiga). Saya dan Mas Sis menjalani terapi ini dengan senang hati. Saya hanya 3 kali ke sana, lagi-lagi karena banyak ‘kesibukan tak terduga’ soalnya harus berangkat pagi-pagi sekali. Ah, simbah, saya kangen nasihat dan petuah-petuah berharga njenengan… selain itu, kami juga terapi dengan mengkonsumsi produk ‘terapi kehamilan’ dari HPAI atas resep dari seorang sahabat terapis HPAI di Semarang.

Tanggal 7 Mei 2016 adalah satu dari sekian hari yang sangat membahagiakan di keluarga besar kami. Ani, perawat RSI Sultan Agung, 24 tahun, ponakan saya yang besar, yang selama dua tahunan ini ikut tinggal bersama saya di rumah, akhirnya MENIKAH. Bertambahlah anggota di keluarga besar trah Darmo Suwito. Saya sempat menuliskan dalam catatan harian saya, kalau saya harus SABAR dan IKHLAS jikalau Allah menakdirkan Ani yang hamil terlebih dulu. Ya, sampai sebegitunya saya menyiapkan hati saya.

“Jika Allah menjawab doamu, Allah menambah imanmu. Jika Allah belum menjawab doamu, maka Allah menambah kesabaranmu. Jika Allah menjawab doamu, tapi dengan yang lain, maka Allah akan memberikan yang TEPAT dan TERBAIK untukmu…”

Sampai akhirnya di grup WA “KELUARGA KLATEN” sekitar akhir Mei, kami mendapatkan kabar bahagia. Alhamdulillah, Ani positif HAMIL. Saya sangat bersyukur, meskipun belum siap mental jika nanti dipanggil “yangmud” (eyang imud, eh eyang muda). Hehehe. Saya sempat menangis (lagi) usai shalat. Dan lagi-lagi, Mbak Thicko dan Mas Sis menenangkan saya. Mbak Thicko pun kini masih berjuang bersama Kak Feb, meski ikhtiar promil medis mereka menunjukkan semua hasil pemeriksaan NORMAL. Semoga disegerakan yak…

Akhirnya, jelang Ramadhan saya dan Mas Sis sering ngobrol berdua. Kita merencanakan banyak hal. Kita bertekad, Ramadhan adalah saat paling istimewa untuk semakin sering, semakin banyak, semakin sungguh-sungguh dalam mengoptimalkan ikhtiar bumi dan ikhtiar langit. Agar saya tidak capek mengelola DNA WRITING CLUB, kami pun mulai merekrut pengajar baik yang akan membantu saya di rumah maupun untuk mengajar ekstrakurikuler di sekolah, juga menyiapkan beragam strategi yang lain. Intinya, agar saya tidak terlalu capek. Selain itu, kami pun memutuskan untuk membeli mesin cuci dan setrikaan di-laundry saja. Padahal dua pekerjaan rumah tangga ini adalah pekerjaan favorit saya. Dari dulu saya lebih suka nyuci manual. Tapi, ini keputusan bersama. Akhirnya saya iya-in saja waktu Mas Sis sudah bulat untuk beli mesin cuci agar istrinya ini nggak capek-capek ^_^. Sampai akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali lagi promil medis ke dokter spesialis kandungan jika di bulan Ramadhan nanti saya datang bulan.

Sampai akhirnya bulan Ramadhan tiba. Dalam diary Ramadhan saya, penuh dengan doa-doa dan harapan saya, semoga tahun 2016 saya HAMIL. Setiap hari saya berdoa dan itu impian terbesar pertama saya yang saya request-kan sama Allah, dan impian terbesar kedua saya adalah MAS DHODY MENIKAH di 2016 (Aamiiin-kan, ya…). Saya pun berkali-kali membaca tulisan dari Mbak Dian Onasis “ANAK ITU HAK ALLAH” (saya print). Silahkan dibaca... saya pun menceritakan isi artikel itu pada Mas Sis.

Tanggal 16 Juni 2016, saya datang bulan. Batal puasa, deh. Hehehe. Saya pun mendaftar antrian di dokter Kartika, yang lokasinya dekat dengan rumah. Rencananya besoknya (tanggal 17 Juni 2016), saya dan Mas Sis akan datang untuk konsultasi, periksa, sekaligus promil. Tanggal 17 Juni itu juga Mbak Thicko dan Kak Feb sampai di Semarang. Abis Maghrib mereka kita tinggal sebentar. Setelah daftar ulang, cek tensi, cek berat badan dan tinggi badan, kami antri beberapa saat.

Akhirnya tiba giliran kami. Sejak percakapan kami di WA-pun saya sudah merasa sangat klop dengan Dokter Kartika. Beliau cantik, welcome, dan ramaaaaaaah banget. Saya merasa sangat nyaman. Kami ngobrol sebentar sampai akhirnya saya di-USG. Kata beliau, rahim saya bagus, bersih, sehingga peluang untuk hamil tinggi. Rasa optimis langsung menjalar dalam diri saya. Setelah itu, Dokter Kartika memberikan surat pengantar pada Mas Sis untuk melakukan tes analisis sperma (kita rencanakan awal Agustus saja). Kami pun diberikan resep obat yang harus kami berdua konsumsi sekaligus jadwal ‘bercinta’ saat masa subur saya tiba. Di akhir konsultasi, Dokter Kartika memberikan motivasi sekaligus nasihat, yang penting pikiran tenang dan nggak stress, iringi dengan banyak-banyak berdoa.

Keluar dari ruangan, saya dan Mas Sis merasa sangat lega dan OPTIMIS. Ya, mumpung bulan Ramadhan kita kencengin doa dan ikhtiar. Dari awal menikah pun, saya dan Mas Sis sering request doa ke sahabat atau keluarga yang pergi HAJI dan UMROH agar kami segera diberikan momongan. Salah satu doa paling istimewa adalah doa dari Ayah Eddy dan Bunda Darosy saat 2015 kemarin naik haji. Kami pun dapat oleh-oleh kurma muda dan doa super spesial.

Saat bulan Ramadhan kemarin, saya pun banyak request doa pada sahabat dan keluarga. Ya, bisa jadi doa mereka jauuuuuh lebih mustajab daripada doa yang saya panjatkan. Saya pun memperbanyak istighfar, bertaubat, dan sering meminta maaf sama Mas Sis.

Selain itu, setelah menikah kami terus berusaha MEMANTASKAN DIRI. Salah satunya dengan membeli buku-buku seputar kehamilan, tumbuh kembang anak, dan parenting. Buku-buku itu saya BACA LAGI.



Dua buku yang saya beli setelah menikah, sebagai upaya MEMANTASKAN DIRI. Alhamdulillah, saya pun koleksi bukunya Abah Ihsan, Teh Kiki Barkiah, Bunda Irawati Istadi, dan masih banyak lagi.

Saat Lebaran, saya minta doa khusus kepada dua ibu saya. Dan beliau berdua meng-aamiin-kan dengan sepenuh cinta, juga pada keluarga besar saya yang lain. Saya benar-benar kebanjiran doa dan hati saya jauuuuuuh merasa lega. Saya benar-benar merasa pasrah dan ikhlas dengan setiap skenario TERBAIK dari-Nya.

Kamis, 21 Juli 2016
Kok hampir seminggu saya tidak datang bulan, ya? Saya pun mengalami berbagai perubahan fisik yang menurut buku yang saya baca itu sama dengan tanda-tanda awal kehamilan. Yang paling kelihatan bagian perut, perut saya membuncit… ^_^

Akhirnya saya beli test pack, saya belum ngasih tahu Mas Sis kalau saya telat menstruasi. Saya sekaligus beli 2 : AKURAT dan SENSITIF. Sekitar jam 10 saya coba test dengan AKURAT. Serasa tak percaya, muncul dua garis merah, meski yang satunya tampak berwarna jauh lebih muda. Saya masih berusaha mengendalikan diri saya untuk nggak nangis. Akhirnya, 15 menit kemudian saya tes lagi dengan SENSITIF, dan hasilnya muncul dua garis merah dengan warna yang lebih tegas.

Alhamdulillah, Allahu Akbar!!! Saya langsung sujud syukur menangis…


Alhamdulillah, DUA GARIS MERAH. Positif... T_T (langsung mewek)

Saya kirimkan foto hasil test pack itu ke Mas Sis dan Mbak Win. Semuanya bersyukur bahagia.

Saat jam istirahat (abis shalat Dhuhur), Mas Sis pulang, langsung mencium dan memelukku dengan mata berkaca-kaca. Mas Sis cerita tadi pas saya kirim foto, beliau lagi rapat dan pura-puranya izin ke lantai dua. Ternyata, beliau menangis bahagia… ^_^. Mas Sis, adik semakin sayaaaaang…

“Sebab denganmulah Allah menggenapkan ibadahku. Maka engkau menjadi separuh agama, penjaga ketaatanku. Sebab dengan dirimu, Allah mengisi separuh agamaku. Maka hatiku memilihmu untuk menjadi yang ter-ISTIMEWA dalam hidupku, sepanjang masa, dan tak ada jalan untuk menjadi MULIA selain memuliakanmu, suamiku…”

Malamnya ngabarin keluarga Wonogiri dan ibuk Klaten, semuanya bersyukur, terharu, dan bahagia...

Jumat, 22 Juli 2016
Sehabis Maghrib saya ke Dokter Kartika diantar Nur,  Mas Sis akan segera menyusul karena ada rapat di Hotel Saraswati. Tibalah giliran saya dan Alhamdulillah Mas Sis sudah datang. Saya pun di-USG. Dokter Kartika bilang, “Alhamdulillah, positif HAMIL. Ini calon janinnya…usianya 4 minggu…” sambil menunjuk bulatan yang membuat mata saya berkaca-kaca. Dua pekan lagi periksa lagi… Dokter Kartika pun memberikan banyak nasihat dan tips untuk saya dan Mas Sis.

Terima kasih, Ya Allah… Semoga ini jadi KEBAHAGIAAN YANG MENULAR untuk pasangan yang kini masih menanti hadirnya buah hati. Aamiin...

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan-keturunan kamisebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam 
bagi orang yang bertaqwa…”
(QS. Al-Furqon : 74)

Saya sempat menghitung kalender, ternyata metamorfosis penantian saya dan Mas Sis dalam menanti buah hati (kehamilan ini) selama 3 tahun lebih 8 bulan atau 44 bulan. Saya jadi teringat, awal saya dikenalkan dengan Mas Sis sampai aqad nikah dan kami berdua resmi sebagai suami istri itu selama 44 hari. Masya Allah… ALLAH MAHA BAIK. Kisah selengkapnya saya bertemu Mas Sis saya dokumentasikan di sini… Jejak Kembara Bersua Belahan Jiwa.

Diary kehamilan saya... Menulis yuk, Nak...

Saya mohon doa terbaik dari Sahabat semua... semoga kehamilan ini sehat, calon debay tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan sempurna, saya pun selalu fit dan penuh semangat dalam menjalani hari-hari saya yang semakin istimewa dan penuh cinta.

Hihihi... perlengkapan debay nya lucu banget yak... ^^v





Monday, July 25, 2016

Tampil Istimewa dengan Fashion Muslim Keluarga yang Ber-Ethica

Monday, July 25, 2016 5 Comments
KYDFENS saat silaturahim di rumah Pakde dan Bude

Momen Lebaran KYDFENS
Lebaran selalu jadi momen yang istimewa setiap tahunnya. Apalagi bisa berkumpul bersama keluarga besar.
“Dik Nung, apa nih tema baju keluarga untuk lebaran tahun ini?” tanya Kak Etika, kembaran saya.
“Bagaimana kalau hijau?” usul saya.
“Boleh. Kamu ya yang nyariin,” ucap Kak Etika.
Akhirnya, kami pun sepakat Lebaran ini kita kompakan memakai baju muslim seragam dengan tema “HIJAU”. Saya pun mencari informasi ke mana saya harus membeli dengan ukuran dan model yang sesuai dengan karakter kami masing-masing. Akhirnya… taraaa…

Baju Lebaran Keluarga (KYDFENS)


Tampak kompak dan harmonis, kan? We are Happy Family! Oh ya, keluarga kami punya singkatan yakni KYDFENS yang merupakan singkatan dari awal huruf nama kami : Kadri-Yati-Dhody-Febriansya-Etika-Norma-Siswadi.

Perkembangan fashion muslim
Dunia fashion muslim saat ini semakin berkembang pesat. Semakin banyak varian, baik dari model, motif, bahan, corak, pilihan warna, dan masih banyak lagi. Rancangan dan model fashion muslim yang semakin variatif inilah yang membuat banyak orang tertarik bahkan menjadi daya tarik bisnis yang cukup menjanjikan.

Perkembangan di dunia fashion muslim ini memberikan manfaat yang cukup berarti. Saya melihat orang-orang di sekeliling saya –terutama dari keluarga besar-, kini semakin banyak yang mengenakan busana muslim dalam aktivitasnya, meski awalnya dulu enggan mengenakan karena mungkin modelnya jadul dan kurang mengikuti perkembangan zaman.

Para designer muslim ternama di tanah air pun sukses dengan ciri khas masing-masing dalam dunia fashion hijab terutama untuk para hijabers dan fashion muslim. Hal ini, seolah semakin memberikan angin segar di dunia fashion hijab dan fashion muslim khususnya di Indonesia. Dengan adanya trend fashion muslim tersebut, setidaknya banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat untuk selalu tampil modis dan fashionable. Kini, fashion hijab atau fashion muslim ini tidak sekadar digunakan untuk acara-acara ke pengajian saja.



Sekarang pun fashion muslim untuk keluarga banyak diminati. Hal ini membuat produsen baju muslim berlomba-lomba untuk mencari desain serta model baju muslim terbaru mengikuti trend dan gaya yang terus berkembang. Keinginan untuk tampil seragam di kalangan keluarga akan memunculkan kesan serasi dan harmonis. Suatu keharmonisan dalam keluarga akan menciptakan hubungan yang baik antara suami/ayah, istri/ibu, serta anak-anak. Dengan demikian, cita-cita untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah pun bisa diwujudkan. Setiap anggota keluarga akan merasa saling memiliki, saling membantu, dan saling melengkapi satu sama lain.

Fashion muslim untuk keluarga biasanya digunakan saat perayaan atau acara-acara besar umat Islam, contohnya saat Lebaran atau acara-acara yang bersifat religius, misalnya pengajian yang melibatkan keluarga besar. Keinginan untuk tampil kompak dan seragam bersama keluarga akan memberikan kesan yang istimewa. Di sisi lain, bisa menguatkan ikatan hati antar anggota keluarga. Selain itu, ada juga desain pakaian muslim keluarga yang memang dirancang dengan gaya dan model yang bernuansa lebih mewah yang dapat dipakai pada saat ada acara pesta keluarga atau momen-momen bersejarah yang melibatkan keluarga besar.




7 Tips ala KYDFENS dalam Memilih Fashion Muslim Keluarga yang ber-Ethica (baca : Etika)
Ini ada beberapa tips ala keluarga saya dalam memilih fashion muslim keluarga yang ber-ethica (sopan), diantaranya :
1.      Pertimbangkan Syari’at
Pakaian yang sesuai syari’at adalah pakaian yang menutup aurat. Pakaian laki-laki tidak menyerupai perempuan, begitupun sebaliknya.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah yang nyaman dan menyerap keringat. Untuk anak-anak yang kebanyakan banyak bergerak dan beraktivitas, tentu mereka akan sering berkeringat. Baju berbahan katun bisa menjadi salah satu alternatif pilihan yang nyaman dikenakan untuk anak-anak.
3.      Ukuran
Ukuran yang pas dan cukup longgar, tidak ketat, dan tidak membentuk lekuk tubuh.
4.      Usia
Pilihlah pakaian sesuai dengan usia setiap anggota keluarga. Jangan sampai anak-anak memakai pakaian yang terlalu dewasa.
5.      Model dan gaya
Model dan gaya untuk menentukan fashion muslim keluarga bisa ditentukan berdasarkan karakter masing-masing anggota keluarga. Pakaian seragam yang sederhana pun tidak masalah, bahkan akan tampak elegan dan tidak bermewah-mewahan.
6.      Warna
Pakaian couple/sarimbit atau seragam dalam memilih baju muslim untuk keluarga, pilihlah corak dan warna yang relatif sama. Selain itu, untuk pemilihan warna lebih baik warna yang netral, tidak terlalu feminin atau terlalu maskulin, yang penting matching dikenakan oleh setiap anggota keluarga.
7.      Harga
Tentu saja harga pakaian tersebut sesuai dengan budgeting keluarga karena setiap keluarga pasti memiliki skala prioritas masing-masing dalam membelanjakan keuangan keluarga.


Dan dari ketujuh tips tersebut, Fashion Muslim untuk Keluarga dari produk Ethica bisa jadi pilihan yang TEPAT dan TERBAIK. Saya pun nyaman ketika mengenakan produk Ethica yang eye-catching, simpel, cerah, trendy, dan modis, juga membuat saya semakin percaya diri. Ethica menyimpan rahasia istimewa melalui kekuatan warna, variasi motif, design simple, dan matching yang terdiri atas paduan kain kaos terpilih dan kain katun berkualitas sehingga produk dari brand ini sangat laris di pasaran. Harganya pun cocok di dompet ^_^.

Meski lagi hamil muda, kelihatan tetap imut kan pake ethica? #eh

Nyaman pakai ethica di segala suasana... ^_^

Akhirnya, milikilah prinsip untuk senantiasa berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong. Keluarga muslim akan senantiasa menyelaraskan antara lahir dan batin. Perhatiannya pada penampilan yang baik bersumber dari pemahaman yang baik pula terhadap agamanya. Berpakaian yang bersih, rapi, sesuai syariat merupakan hal yang mulia, dilandasi dengan tujuan untuk mensyukuri nikmat Allah, serta merefleksikan ketaatan kepada-Nya. Yuk, keluarga Indonesia… usahakan selalu tampil istimewa dengan fashion muslim keluarga yang ber-Ethica.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Ethica Blogging Competition





Saturday, July 16, 2016

[ODOP 4] : DORAEMON dan GARFIELD, Tokoh Kartun Sekaligus Tokoh Fiksi Favorit yang Sangat Inspiratif

Saturday, July 16, 2016 0 Comments

DORAEMON
Robot kucing dari abad ke-22 yang kerap membantu Nobita ini sangat lucu dan menggemaskan. Doraemon mengajarkan arti sebuah persahabatan.

Sebagian koleksi DORAEMON saya

GARFIELD
Kucing gendut berbulu orange ini memang sangat lucu dan menggemaskan.

Tampang ngek-ngok Garfield
Coba mereka berdua ada di dunia nyata. Pasti setiap hari saya uyel-uyel... ^^


Friday, July 15, 2016

CANTIK DARI HATI, BIKIN CEMBURU PARA BIDADARI

Friday, July 15, 2016 0 Comments

"Jadilah wanita dunia yang layak dicemburui para bidadari surga" (Beauty Jannaty)
#cantikitudarihati #HalaldariAwal

Cantik itu…
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cantik memiliki arti : indah, jelita, elok, dan molek. Dewasa ini, arti tersebut mengalami perluasan makna. Ada kecantikan luar (outer beauty) yang menyangkut fisik, seperti wajah, kulit, dan bentuk. Ada juga kecantikan dalam (inner beauty) yang berhubungan dengan kepribadian yang dimiliki seseorang, dimensi psikis rohani, dan memiliki sifat yang lebih abadi. Namun, kecantikan luar dan kecantikan dalam memiliki nilai serta makna tersendiri dan keduanya tidak bisa diabaikan.

Shalihah, Sudah Cantik-kah Engkau Hari Ini?
Bagi seorang perempuan atau muslimah, kecantikan adalah suatu hal yang menjadi dambaan. Bahkan bisa memengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang. Namun sayang, banyak yang menganggap cantik itu hanya dilihat dari fisik saja, lahiriah saja. Berkulit putih, hidung mancung, jemari lentik, bibir sensual, postur tubuh tinggi, dan segala yang dinilai dari yang tampak di luar saja. Sebenarnya, cantik itu relatif bagi setiap orang. Namun kenyataannya saat ini –secara sadar atau tidak sadar- banyak yang mengusik pola pikir seorang muslimah tentang definisi “perempuan cantik” karena pengaruh media, lingkungan sosialnya, adanya berbagai kontes kecantikan, dan lain sebagainya.

Padahal sesungguhnya, kecantikan hati dan perilaku ‘levelnya’ jauh lebih di atas kecantikan fisik. Kecantikan fisik tidaklah kekal. Seiring berjalannya waktu, usia yang semakin menua, kulit yang dulunya kencang perlahan menjadi berkeriput. Beda halnya dengan kecantikan hati dan kecantikan perilaku, sifatnya jauh lebih kekal dan memberikan dampak positif dalam kehidupan. Karena itu, aspek ruhaniah seseorang atau inner beauty harus lebih diutamakan. 

Cantik dari hati adalah kecantikan sesungguhnya, yang harus bisa memberikan energi positif untuk dirinya sendiri, terlebih untuk orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Sehingga harapannya, yang semula memberikan definisi kalau cantik itu berkulit putih, tinggi dan langsing akan berubah menjadi seorang perempuan yang memiliki prestasi yang membanggakan, kreativitas tinggi, keterampilan unik yang mampu memberikan manfaat. Selain itu, ia memiliki akhlak yang baik, peduli terhadap sesama, ringan tangan, gemar bersedekah, dll. Inner beauty itu dengan sendirinya akan terpancar dari diri seorang perempuan yang dalam tingkah laku kesehariannya mampu memberikan perubahan positif dan sebesar-besarnya manfaat untuk lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

Maka Saudariku Shalihah, bersihkan hatimu, perbaiki akhlakmu, lebih dekatkan dirimu pada Al-Qur’an, dan biasakan menjalankan sunnah Nabi dalam keseharian, insya Allah setiap hari engkau akan semakin cantik. Mengingat, cantik hari ini seolah telah menjadi sebuah kebutuhan. Kebutuhan akan pengakuan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Namun yang terpenting, niatkanlah semua hanya karena Allah semata, bukan mengharapkan pujian dan penilaian dari manusia.

"Tjantik-nya tuh di HATIMU..."
(Tjantik = Cantik)

Pancarkan Pesona Cantikmu!
Bukan suatu hal yang baru jika seorang muslimah yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya sangat memerhatikan pakaian dan penampilannya serta berparas menawan tanpa harus dengan tabarruj (bersolek), tidak juga berlebih-lebihan, yang menyenangkan jika dilihat suami (khusus bagi yang sudah menikah), anak-anaknya, muhrimnya, serta para muslimah lainnya. Ia tidak akan pernah memperlihatkan diri kepada orang-orang  yang diperbolehkan melihatnya dengan paras acak-acakan dan serba semrawut. Tetapi sebaliknya, senantiasa berdandan  dengan rapi dan berparas menarik sesuai dengan yang diajarkan Islam yang senantiasa mengajak kepada penampilan baik dan menarik serta berhias diri dengan tidak berlebih-lebihan.

Saudariku Shalihah, perbaikilah penampilan! Hendaklah seorang muslimah memperbaiki penampilannya untuk menampakkan nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya. “Sesungguhnya Allah senang melihat tanda nikmat yang diberikan kepada hamba-hambaNya.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

Sudah menjadi salah satu fitrah seorang wanita untuk terlihat anggun sesuai kodrat kewanitaannya. Tapi keinginan ini jangan sampai menjadikan kita terlena hingga diri berlebih-lebihan dalam berhias. Nah, berhias bagi wanita ada 3 macam, yaitu berhias untuk suami, berhias di depan wanita dan lelaki mahram (orang yang haram dinikahi), dan berhias di depan lelaki bukan mahram.

Seorang muslimah diperbolehkan untuk menghiasi dirinya dengan hal-hal yang mubah misalnya mengenakan sutra dan emas, mutiara dan berbagai jenis batu permata, celak, menggunakan inai (pacar) pada kuku dan menyemir rambut yang beruban –bukan dengan semir warna hitam-, menggunakan kosmetik alami atau kosmetik yang tidak mengandung zat berbahaya dengan tidak berlebihan. Dan tentu saja berhias di sini bukanlah dengan maksud mempercantik diri di hadapan lelaki yang bukan mahramnya.

Shalihah, Pilihlah Kosmetik yang Halal untuk Kecantikanmu yang Penuh Berkah
Seorang muslimah harus pandai merawat dan memerhatikan tubuhnya. Kecantikan luar memang bisa terlihat secara langsung, misalnya pada wajah, paras, bentuk, dan kulit. Karenanya, kulit -terutama kulit wajah- banyak yang memperlakukannya bagaikan sebuah tanaman, di mana perlu dipelihara, disiram, dan diberi pupuk supaya subur. Tentu saja dengan cara memakai kosmetik yang aman, sehat dan halal. Saat ini, semakin banyak muslimah yang menyadari pentingnya menggunakan produk kosmetik yang aman, sehat, dan halal.

Adapun kriteria kosmetik yang aman, sehat, dan halal bisa dilihat dari :
1.      Label halal dari MUI dan legalitas produk dari BPOM
Kehalalan suatu produk bisa kita cross check ke Halal MUI. Selain itu, produk kosmetik yang legal ditunjukkan dengan dicantumkannya nomor pendaftaran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2.      Komposisi bahan
Biasakan selalu mengecek komposisi bahan yang digunakan. Pastikan bahan produk tidak menggunakan zat seperti diambil dari lemak babi atau zat tidak halal lainnya. Hati-hati saat mengecek produk karena terkadang istilah mengandung babi bisa diganti dengan istilah lain. Baca kode makanan yang mengandung daging babi dan dapat ditanyakan pada ahlinya serta cari informasi melalui internet tentang sumber bahan-bahan tersebut.
3.      Cara produksi
Bukan hanya soal bahan pembuat produk, kita juga harus memastikan produk tersebut dibuat dengan cara yang halal
4.      Mudah dibersihkan
Hendaknya, saat wudhu tidak boleh ada kosmetik yang menghalangi air membersihkan tubuh.
5.      Nama dan alamat produsen tercantum dengan jelas
Nama dan alamat jelas produsen harus jelas tercantum pada label kemasan yang mengindikasikan mudahnya akses bagi konsumen untuk memperoleh informasi lanjutan mengenai produk bersangkutan.

Nah, untuk mengetahui daftar produk kosmetik halal yang telah mendapat sertifikasi LPOM MUI, Saudariku Shalihah bisa dilihat pada tautan berikut: http://www.muslimconsumergroup.com/cosmetic.html

Ini kosmetika halalku, mana kosmetik halalmu?
WARDAH, #HalaldariAwal

Hijab Hati, Hijab Diri Bekal Meraih Kecantikan Surgawi
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya…" 
(QS. An-Nuur [24]: 31)

Hidup berisi dengan aneka macam peristiwa. Peristiwa yang menghadirkan silih berganti perasaan yang mengisi jiwa. Maka, kokohkanlah keimanan saat perjalanan membuat kita bertanya, saat membuat kita meragu dan kecewa. Yakinlah, skenario Allah SWT tengah berlangsung dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik pada-Nya. Tanamkan dalam diri kita Allah Mahatahu yang tepat dan terbaik bagi hamba-Nya!

Sesungguhnya Allah menjadikan seluruh tubuh seorang wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Segala sesuatu dari tubuh seorang wanita yang terlihat oleh orang yang bukan mahromnya, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.

Hakikat jilbab adalah hijab lahir dan batin. Hijab mata kita dari hal-hal yang mendatangkan murka Allah, jagalah pandangan dari hal-hal yang dilarang. Hijab lidah kita adalah menjauhkan diri dari ghibah dan perkataan yang sia-sia, usahakan selalu basahi lisan kita dengan berdzikir kepada Allah. Hijab tangan kita adalah ringan berbuat tatkala ada orang lain yang membutuhkan bantuan. Hijab kaki kita adalah saat kita gunakan menapak di jalan-jalan kebaikan. Hijab pikiran kita adalah saat kita mampu berpikir visioner jauh menatap masa depan serta menjauhkan pikiran kita dari hal-hal negatif. Hijab hati kita untuk selalu meletakkan nama Allah di tingkatan tertinggi, kemudian Rasulullah, orang tua, dan seterusnya.

Kecantikan surgawi, kecantikan yang membuat cemburu para bidadari, perwujudan cita-cita menjadi bagian dari para perempuan langit, para perempuan yang dirindukan surga.

Mereka yang dalam diam tiada henti menyebut nama Allah. Mereka yang selalu giat menghafalkan Al-Qur'an demi mendapat keridhoan Allah. Mereka yang hendak memberikan mahkota penuh cahaya untuk kedua orang tua kelak di surga nanti. Mereka yang bersikukuh mengenakan hijab sebagai bentuk kecintaan kepada Allah. Walau ‘diancam’ akan kehilangan pesona dunia, mereka tiada gentar untuk tetap bertahan. Mereka yakin bahwasanya perhiasan sejati seorang muslimah itu adalah dari amal ibadah dan akhlaknya yang jernih, bukan berasal dari moleknya tubuh yang mengundang nafsu dan syahwat. Ya, mereka adalah perempuan langit!”

Bismillah… Karena seorang muslimah itu indah dan mulia, seperti sejarah para ummul mukminin dan para shohabiyah. Semoga senantiasa mampu menjadi muslimah shalihah yang dirindu Jannah. Aamiin…

“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. Al Waqi’ah [56]: 22-24).

Pasti kita semua ingin menjadi muslimah secantik dan sejelita bidadari surga, tidak sekadar cantik dari segi fisik, namun cantik dari hati yang lebih utama, karena bidadari surga adalah gambaran kesempurnaan pesona seorang wanita dan kita pasti mendambakannya. Maka dari itu, milikilah pribadi cantik dari hati, dan buatlah cemburu para bidadari!

“Dunia ini adalah perhiasan,
dan sebaik-baik perhiasan adalah muslimah yang shalihah.”

[HR. Muslim]