Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, December 31, 2009

DZIKRULLAH!!!

Thursday, December 31, 2009 0 Comments

Pribadi berdzikir, dzikir menjadi kepribadiaanya

ALLAH tujuannya, Rasulullah SAW teladan dalam hidupnya

Dunia inipun menjadi surga sebelum surga sebenarnya

Bumi menjadi masjid baginya

Rumah, kantor, hotel sekalipun menjadi mushola baginya

Tempat ia berpijak, meja kerja, kamar tidur, hamparan sajadah baginya

Kalau dia bicara, bicaranya dakwah

Kalau dia berdiam, diamnya dzikir

Nafasnya tasbih

Matanya penuh rahmat ALLAH penuh kasih sayang

Telinganya terjaga, pikirannya baik sangka, tidak sinis, tidak pesimis, tidak suka memvonis

Hatinya Subhanallah diam-diam berdo'a, do'anya diam dia

Tangannya bersedekah

Kakinya berjihad dia tidak mau melangkah sia-sia

Kekuatannya silaturohim

Kerinduannya tegakkan syariat ALLAH

Kalau memang hak tujuannya maka sabar dan kasih sayang strateginya

Asma' ammanina cita-citanya tertinggi teragung syahid di Jalan ALLAH

Dan sungguh menarik kesibukannya ia hanya asyik memperbaiki dirinya tidak tertarik mencari kekurangannya aib orang lain

Hadirilah majelis-majelis dzikir, menikmati hidangan ALLAH terlezat "DZIKRULLAH"

Ustadz Arifin Ilham

RedZone, 310909_23:23

GAGAL??? NO, THANKS!!!

Thursday, December 31, 2009 2 Comments
Sebagian besar orang hanya memikirkan KESUKSESAN setiap kali mereka melakukan pekerjaan, tidak terpikirkan akan kegagalan. Sebenarnya, segala hal tidak ada yang mulus atau dapat dipecahkan dengan mudah, ini berarti bahwa jika ingin SUKSES dalam segala hal, maka harus menghadapi "kegagalan". Tapi sebenarnya saya sendiri tidak begitu suka dengan kata gagal... lebih suka dengan kata "keberhasilan yang tertunda". Orang yang tidak berani menghadapi "keberhasilan yang tertunda" , maka sulit untuk memperoleh HARAPAN UNTUK KEBERHASILAN!!!
Fakta membuktikan, bahwa KESUKSESAN sejumlah besar orang hebat di dunia dalam setiap perjalanan hidupnya, pasti diperolehnya dengan mengalami sekali, dua kali bahkan berkali-kali "keberhasilan yang tertunda" yang tak terhitung banyaknya. Pepatah mengatakan : “Kegagalan adalah INDUK KESUKSESAN”.


Masalahnya, bahwa orang-orang hanya tahu mengejar KESUKSESAN semata-mata, namun mengabaikan "keberhasilan yang tertunda", sehingga begitu menemui "keberhasilan yang tertunda", lantas menjadi kecewa dan patah semangat, putus asa, atau pesimis. Tidak bisa lagi membangkitkan semangat untuk bekerja lebih keras, akhirnya acap kali putus di tengah jalan, dan sangat disayangkan.
Benar. "keberhasilan yang tertunda" adalah batu sandungan KEBERHASILAN, namun ia juga merupakan tangga menuju ke jalan KESUKSESAN. Oleh karena itu, kita jangan takut mengalami "keberhasilan yang tertunda" , setelah mengalami "keberhasilan yang tertunda" malah harus lebih giat lagi berjuang, mencari sumber dari "keberhasilan yang tertunda" tersebut, berusaha mencoba, mencari kunci dari "keberhasilan yang tertunda", begitu terus berusaha, suatu hari kelak pasti ada harapan berhasil.
Tokoh terkenal dunia Napoleon mengatakan, “Kemuliaan dalam kehidupan bukan terletak pada ketidakgagalan abadi, namun dapat bangkit kembali setelah jatuh. Seorang pecatur yang hebat, jika bukan mengalami pengalaman yang gagal, bertekad menyelidiki sumber penyebab kegagalan, menghayati pelajaran dari kegagalan, kemudian diperbaiki, mana mungkin bisa menjadi pecatur yang digembleng berkali-kali. Oleh karena itu, jangan membiarkan kegagalan menaklukkan kita.” Kalimat ini sangat dalam artinya dan layak kita renungkan.
"Keberhasilan yang tertunda" yang dialami oleh sejumlah besar orang bukan berarti jarak jalan keberhasilan mereka masih sangat jauh, melainkan sudah hampir tercapai, hanya saja mereka tidak mempunyai kesabaran berusaha berjuang lagi. Sebenarnya, "keberhasilan yang tertunda" sedang menguji kesempatan kita, orang yang cobaan kenyataan hidup akan menjadi orang yang SUKSES! Orang yang tidak tahan akan cobaan kenyataan hidup, selamanya adalah orang yang gagal.
sumber : tausyah Suplemen Pasca Kampus dengan sedkit perubahan!
GAGAL??? NO, THANKS!!!


SUKSES????

YEAH, SUCCESS IS MY RIGHT!!!!!!!




SUKSES atau gagal adalah pilihan. Andalah yang sangat berhak untuk menentukannya…

DENGAN PENUH OPTIMIS SAYA KATAKAN….. TIDAK ADA KATA “GAGAL” DALAM KAMUS HIDUP SAYA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Karena saya terlahir untuk jadi PEMENANG… untuk jadi pribadi yang SUKSES!!!!

SALAM SUKSES SUPER DAHSYAT FULL SEMANGAT!!!
RedZone, Jakarta, 311209_06:07
Aisya Avicenna

BELAJAR untuk BELAJAR!!!

Thursday, December 31, 2009 0 Comments


Pagi yang cerah di akhir tahun 2009…
Pukul 08.00 WIB … alhamdulillah sampai kantor juga setelah mengalami kejadian yang LUAR BIASA!!!! Mungkin akan saya ceritakan di catatan yang lain saja… emmm, judulnya “…… DI PENGHUJUNG 2009” (masih RAHASIA!!!). Kantor masih sepi, baru sekitar 5 orang yang datang… jadi memanfaatkan waktu dulu… dan fasilitas juga… bukan menyalahgunakan lho! Belum ada yang dikerjakan juga kok! Hihi… :D
Kejadian pagi ini memang menjadi sarana PEMBELAJARAN bagi saya!!!
Emmm, memang hakikatnya hidup ini merupakan rangkaian proses belajar dan menempa diri agar menjadi lebih baik senantiasa. Sungguh, begitu banyak hal dapat disarikan dari perjalanan detik demi detik kehidupan kita. Hal-hal yang kita rasakan, kita lihat, kita dengar, kita keluarkan melalui lisan, semuanya bisa menjadi sesuatu yang sarat makna dan dapat memperkaya khazanah pengalaman kita untuk selanjutnya dijadikan modal bagi proses perbaikan diri, jika kita mau tentunya.

LITTLE THINGS MEAN A LOT. Ya! Banyak hal kecil yang sesungguhnya memiliki makna yang begitu besar, jika saja kita mau sedikit lebih memperhatikan, sedikit melihat lebih ke dalam, dan sedikit saja berpikir. Ketika kita hanya memandang sesuatu dengan cara biasa, semuanya akan tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, seakan memang demikianlah seharusnya. Ketika peristiwa-peristiwa yang kita temui atau kita jalani hanya lewat begitu saja, maka ia hanya akan menjadi masa lalu hampa nilai yang tidak dapat memberikan pengaruh apa-apa. Padahal jika kita mau sedikit menggali lebih dalam, mungkin tidak sedikit bekas-bekas berharga yang tertinggal di sana. Sebagaimana halnya mutiara, sebelum ada yang mengeluarkannya dari cangkang sang kerang, tidak ada yang dapat merasakan pancaran keindahannya.
Menjadi pembelajar sejati, hal yang cukup sulit dilakukan. Seorang pembelajar sejati akan selalu mencoba mencari celah pembelajaran dari setiap kejadian yang dialaminya maupun kejadian yang dialami oleh orang lain. Sungguh menjadi orang seperti itu, yang senantiasa dapat memaknai hidup dari sudut positif, yang mampu melihat nilai-nilai yang belum tersingkap, serta mampu memunculkan keberhargaan walaupun begitu tersembunyi adanya. Siapa yang tahu di dalam cangkang kerang yang gelap tersimpan mutiara yang begitu indah jika tidak ada yang mencoba menyelam ke dasar lautan dan mendapatkannya. Ya, mutiara itu akan tetap ada, terlepas dari apakah ada yang berusaha membuka cangkang kerang tempatnya bersemayam atau tidak. Belajar, belajar, belajar, menunjukkan bahwa manusia benar-benar makhluk yang memiliki banyak kelemahan dalam dirinya. Belajar, merupakan bagian dari proses “MENYAYA” (hihi..kan biasanya MENG-AKU), menjadi saya, saya yang benar-benar saya, saya yang benar-benar dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain, semoga. Dan proses ini belum akan berhenti sampai ajal menjelang dan maut datang menjemput. Saat itulah baru dapat menunjukkan dan mengatakan, “Inilah saya, saya seutuhnya, saya yang sesungguhnya.”
AYO BELAJAR MENJADI PEMBELAJAR SEJATI!!!


Lantai 9 Gedung I Depdag, 311209_08:23
Aisya Avicenna

Kader Dakwah di Sekitar Rasulullah SAW

Thursday, December 31, 2009 0 Comments

Dalam sejarah disebutkan, Rasulullah SAW menggelar pertemuan rutin di Darul Arqom untuk mengikat para kader dengan pemimpin mereka yakni Rasulullah SAW. Selain itu Rasulullah SAW ingin menumbuhkan rasa percaya diri pada kadernya, agar TEKAD melanjutkan perjalanan dakwah makin KUAT.
Dlam pertemuan itu, setiap sahabat menceritakan apa yang dialaminya dan Rasulullah SAW memberi tanggapan, pujian atas sikapnya, pengarahan yang sesuai atau meluruskan kesalahannya. Secara TEKNIS, Rasulullah SAW melakukan pola-pola PENDEKATAN yang INTENSIF kepada para sahabat dalam rangka MENCETAK KADER-KADER DAKWAH YANG HANDAL. Di antara pola pendekatan KADERISASI Rasulullah SAW itu adalah :
PERTAMA
Rasulullah SAW menumbuhkan suasana perkenalan antara para sahabat agar hubungan HATI antar mereka kian terikat serta tumbuh rasa cinta. Rasulullah SAW mengenal baik nama, keturunan, status sosial, dan karakter para sahabatnya. Rasulullah SAW juga kerap menanyakan keadaan para sahabat untuk lebih mengenal mereka. Itu sebabnya ketika ditanya tentang amal apa yang paling utama, Rasulullah SAW memberi jawaban yang sesuai dengan penanya. Rasulullah SAW mengatakan : “Demi Dzat yang diriku ada dalam kekuasaanNya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian berIMAN. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling MENCINTAI. Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang bila kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.”
Di atas kecintaan itu selanjutnya tumbuh KEIKHLASAN BERKORBAN, membela kepentingan bersama. Mereka mengamalkan sabda Rasulullah, “tidaklah beriman kalian sampai kalian mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

KEDUA
Rasulullah SAW menerapkan pola tafaqqud wa ri’ayah, selalu mencari informasi tentang para sahabat dan memperhatikan mereka. Rasulullah selalu menanyakan keadaan para sahabat, terlebih bila terasa ada sesuatu yang tidak biasa dari sahabatnya itu. Beliau pernah bertanya pada Abu Hurairah yang tidak tampak dalam majelis. Di saat lain ia merasa kehilangan atas meninggalnya seorang wanita tukang sapu masjidnya.
Bukan hanya bertanya tentang keadaan, Rasulullah SAW juga biasa memberi bantuan apa saja yang beliau miliki untuk memenuhi kebutuhan para sahabat. Dalam sabdanya, Rasulullah SAW mengatakan, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya pada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan siapa saja yang meringankan beban seorang muslim niscaya Allah akan meringankan bebannya pada hari kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sebagai manusia, para sahabat juga tidak terlepas dari kesalahan manusiawi. Bila itu terjadi, Rasulullah SAW meluruskannya dengan berbagai metode. Ada kalanya melalui sindiran, misal ketika ada sejumlah sahabat yang ingin melakukan ibadah secara berlebihan.
Kadang, Rasulullah SAW meluruskan para sahabat melalui celaan. Seperti dikisahkan Abu Dzar, “Aku telah memaki seseorang sambil menyebut nama ibunya, sampai membuatnya malu.” Kemudian Rasulullah SAW berkata padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau telah mempermalukan seseorang dengan menyebut nama ibunya? Sesungguhnya pada dirimu masih melekat sifat jahiliah.” (HR. Bukhari). Rasulullah SAW bersikap tegas lantaran Abu Dzar melakukan sikap yang sangat tercela. Sikap itu dapat memunculkan penyakit hatis eperti dengki, takabbur, merasa diri paling benar bahkan bisa melahirkan permusuhan.
Cara lain untuk meluruskan kesalahan para sahabat, Rasulullah SAW melakukan isolasi sementara seperti yang dilakukan kepada Ka’ab bin Malik yang tidak ikut perang Tabuk. Ia diisolasi selama 50 malam. Kisah Ka’ab mencerminkan bahwa orang yang bersalah akan merasakan kesalahannya secara langsung ketika kehilangan lingkungannya, sehingga perilakunya lurus kembali.
**
Begitulah para kader dakwah mendapatkan pendidikan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sebagai pendidik mendapatkan gambaran yang utuh tentang objek dakwah yang dihadapinya. Mereka adalah kumpulan berbagai karakter manusia yang harus mendapatkan sentuhan yang berbeda dan tepat. Proses tersebut tak mungkun dilakukan kecuali lewat pendidikan yang intensif, terus-menerus dan dilakukan dengan penuh kecermatan.
Merekalah kader-kader utama yang di kemudian hari sukses memikul beratnya beban dakwah. Mereka pula yang telah berhasil melakukan konfrontasi terbesar melawan musuh-musuh Islam.
Betapa besarnya kecintaan Rasulullah SAW kepada mereka. Terbukti ketika terjadi perselisihan antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin ‘Auf, Rasulullah SAW mengatakan kepada Khalid, “Wahai Khalid, jangan engkau usik para sahabatku. Demi Allah, seandainya kamu memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian kamu infakkan di jalan Allah, hal itu belum bisa menyamai seorang dari mereka.”

Akankah ini TERULANG lagi dalam sejarah PERJUANGAN ISLAM masa KINI??? (tarbawi,-red)

Dalam sebuah perenungan
RedZone, Jakarta, 311209_05:47
Aisya Avicenna

MUHASABAH, PENGADILAN SUNYI DI AMBANG MIMPI

Thursday, December 31, 2009 0 Comments
(Ada kolaborasi antara MUHASABAH,RESOLUSI, VISI, dan MIMPI)

Man kanayaumuhu khairan min amsihi fahuwa rabihun…
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada kemarin, maka dia beruntung”. Demikian pula, barangsiapa tahun kali ini lebih baik dari yang kemarin, maka dia juga akan beruntung. Karena hari hanyalah kumpulan dari detik dan menit, sedangkan tahun adalah akumulasi dari hari dan bulan. Tahun adalah tahapan yang penting untuk mengukur segala hal. Umur kita diidentifikasi dengan tahun, sejarah ditulis berdasarkan tahun, program-program esar disetting berdasarkan tahun. Karenanya, evaluasi dan perencanaan tahunan adalah sesuatu yan penting untuk kita perhatikan.
Hm….penggalan kalimat yang pernah saya baca dari sebuah majalah Islam. Luar biasa sekali, tiada terasa waktu begitu cepat berlalu (saya benar-benar tidak bisa berdamai dengannya), sang detik merangkak perlahan menjadi menit, sang jam berjalan…satu jam berlalu…jam berlari..satu haripun berganti, hari terus berkejaran satu bulan terlewatkan…tanpa terasa satu tahun pun segera beralih ke tahun yang baru…apalagi Tahun Baru Hijriyah dan Tahun Baru Masehi memiliki jeda yang tidak terlalu lama. Inilah saat yang tepat untuk ber MUHASABAH, sebuah pengadilan sunyi di ambang mimpi…(sebuah istilah INSPIRATIF yang saya dapatkan dari Majalah Annida)
Tahun 2009 akan segera berakhir. Tahun baru Masehi akan segera dimulai. Pada akhir tahun, biasanya kita akan mulai melakukan instropeksi diri. Isinya mulai dari apa saja yang telah diraih pada tahun tersebut hingga apa saja yang belum tercapai. Hasil instropeksi diri, biasanya akan kita tuliskan dalam bentuk resolusi. Isinya pun beragam, dari cita-cita atau mimpi yang ingin dicapai di tahun berikutnya, kesalahan apa saja yang tidak ingin diulang, dan masih banyak lagi.
Kali ini, Nungma akan membagikan beberapa tips singkat cara membuat resolusi tahun baru. Selamat mencoba!
1. Catat kira-kira hal apa yang belum Anda capai tahun ini. Tulislah lagi di resolusi tahun depan dan usahakan untuk menyelesaikan resolusi tersebut. Namun, patut diingat, jangan membuat resolusi ini sebagai pembatas Anda dalam berpikir. Anda juga sebaiknya jangan merasa tertekan dengan harapan atau cita-cita Anda sendiri. Jadikan resolusi ini sebagai pemacu Anda untuk bekerja lebih giat dan terus berr-SEMANGAT!!!
2. Buatlah resolusi tersebut secara jelas, detail kalau perlu. Contohnya, “Saya harus bisa melanjutkan kuliah S2 di IPB mengambil Jurusan…..(hehehe…Amin)”. “Studi Ilmiah Mahasiswa dapat menjadi UKM Keilmiahan di UNS dan mampu mencetak mahasiswa berprestasi serta produk luar biasa di tahun 2010” (Amin).

3. Jangan terlalu muluk-muluk. Contohnya, apabila Anda seorang bawahan di tingkatan paling bawah dalam struktur manajerial, jangan pernah bermimpi langsung menjadi Presiden Direktur. Wah…wah….pelan tapi pasti aja deh!!!Setidaknya buatlah resolusi naik satu tingkatan.

4. Jangan ragu-ragu untuk memberikan hadiah bagi diri Anda sendiri apabila berhasil mencapai mimpi atau cita-cita Anda. Tentu Anda akan lebih semangat apabila mendapatkan hadiah dari hasil kerja keras sendiri, bukan?

5. Tuliskan cara-cara untuk mencapai tujuan yang Anda tulis. Ikuti cara tersebut sampai resolusi Anda tercapai.

Hmm…intinya, TULISKAN APA YANG INGIN ANDA CAPAI/KERJAKAN!!! DAN KERJAKANLAH APA YANG TELAH ANDA TULIS!!!!

[Keisya Avicenna says,”Saya tak menunggu kalender disobek hanya untuk membuat resolusi di masa datang. Buat saya, setiap hari adalah saat membuat resolusi baru. Meskipun begitu, resolusi itu penting, sama seperti kerangka kerja yang akan dilakukan, jika telah memiliki kerangka, langkah akan siap dilaksanakan…”^^v]
***
Sekarang Nungma ingin bercerita tentang DAHSYATNYA menjadi seseorang yang VISIONER!!! Senantiasa mempunyai VISI, menatap masa depan penuh harapan dan optimisme!! Visi adalah sebuah jangkar yang menjaga fokus dan cadangan energi serta dimanfaatkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah visi melampaui filosofi sebuah resolusi. Ketika resolusi diidentikkan dengan janji dan diperbarui tahunan, maka visi lebih bersifat strategis, mengandung unsur tahan uji dan tahan lama, sehingga biasanya diperbaharui minimal 5 tahunan…hmm, Be An AKHWAT VISIONER Nung!!! SALAM SUPER!!! (SUPERTWIN euy...).
***
Sebelum sampai pada penghujung tulisan ini (*karena ada tulisan lain yang MENUNTUT untuk segera dirampungkan…hehe…*), diri ini ingin mengajak Anda dan saudara-saudariku sekalian, untuk senantiasa ber MUHASABAH (INTROSPEKSI DIRI). Mulai sekarang, biasakan mengadili diri sendiri…Dalam Al Qur’an surat 99 ayat 6 sampai 8, Allah swt menegaskan bahwa kelak akan diperlihatkan kepada kita segala amalan kita hingga yang sekecil-kecilnya, yang BAIK dan yang BURUK. Mungkin karena itulah, Umar bin Khattab wanti-wanti agar kita mengkritik, menilai, dan menimbang, diri dan amalan-amalan kita sebelum Allah menghisab kita di Hari Pembalasan!!!

MARI KENDARAI PELANA PERUBAHAN DAN MENJADI SANG JOKI PEMENANG!!!

[Malang, My Resolution City….24 - 27 Desember 2009. ADA CINTA, CITA DAN CERITA DI KOTA LUAR BIASA ISTIMEWA…. Unforgetable moment… Unforgetable experience…Pengin banget rasanya mengulang ‘masa’ itu…hmm…like thizzz…..]