Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, July 16, 2012

SINOPSIS THE LOST JAVA

Monday, July 16, 2012 1 Comments

SINOPSIS

“Kehancuran dunia kian dekat, namun kematian sudah mengintai jauh lebih dekat lagi!”
Bencana mengincar setiap nyawa. Iklim sempurna tak lagi bersinergi dengan bumi. Banjir-banjir mulai berubah status menjadi permanen. Ratusan pulau perlahan tenggelam ditelan luapan air laut. Puluhan juta manusia digiring paksa oleh bencana untuk mengungsi. Terlampau menyeramkan saat menunggu detik-detik mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan yang notabene sebagai penyimpan 90% cadangan air di bumi ini. Apakah dunia sudah mengetahui kengerian yang akan terjadi setelahnya?
Puncak bencana akan terjadi ketika panasnya suhu bumi menyebabkan gas metana beku terlepas dari kedalaman es dan laut, padahal ia memiliki kekuatan efek rumah kaca 25 kali lebih hebat dari karbon dioksida.inilah ancaman utama yang akan menghancurkan! Bencana Paleocene Eocene Thermal Maximum yang terjadi 55 juta tahun yang lalu akan terulang kembali. Bencana apakah itu? Itulah saat dimana seluruh permukaan bumi membeku tertutup lapisan es tebal dan setelahnya hanya akan tersisa dua kata saja dari sejarah keberadaan manusia: KEPUNAHAN MASAL.
Sekelompok ilmuwan terbaik dari seluruh dunia berkumpul untuk mencari solusi dari semua kekacauan, di dalam sebuah lab rahasia mereka meneliti nuklir, atmosfer dan es untuk menyelamatkan bumi dari cengkraman awal kehancuran. Setelah 35 tahun melakukan penelitian, Garuda Putih Laboratory akhirnya dapat menyelesaikan formula yang akan dibawa dalam misi WAR (Warriors of Antartic). Lima ilmuwan terbaik dari Indonesia, India, Iran, dan Amerika berangkat menuju atap tertinggi Kutub Selatan, puncak Gunung Vinson Massif. Tujuan mereka satu, menyelamatkan umat manusia dari kepunahan massal.
Selama ekspedisi, badai es beberapa kali mengamuk, oksigen minim pada ketinggian, dan suhu -45° C menyengat dengan dinginnya. Longsor es mengincar setiap saat, tebing-tebing tinggi sulit untuk dilewati,hingga jurang curam menganga untuk disebrangi. Namun, dari semua itu, ada hal lain yang jauh lebih mengancam keselamatan tim WAR. Di belakang mereka, sebuah organisasi bawah tanah kliber internasional yang terkenal kejam dan brutal menaiki Gunung Vinson Massif dari jalur daki yang lain. Tujuan mereka satu, merampas formula dari tim WAR dan menggunakannya untuk menguasai dunia demi satu pemerintahan,The New World Order.
Petualangan novel bergenre science-thriller fiction ini menyajikan tiga komponen yang digarap dengan serius berupa “sisi keilmuan” yang dipadukan dengan adegan-adegan “pemicu adrenalin” yang menyedot habis “rasa penasaran” pembaca di setiap akhir babnya. Dan tentu saja disempurnakan dengan “romantika cinta” yang dibingkai apik dalam konflik yang bertubi-tubi.The Lost Java lebih dari sekedar novel Sci-Fi. Ceritanya dipersiapkan dengan matang. Jadilah alur dalam buku ini penuh dengan jalinan yang syarat ketegangan, menyuguhkan kepuasan tersendiri bagi para pemburu bacaan thriller.


Prolog
1 April,
Vinson Massif[1].
Lima ilmuwan melakukan eksperimen di puncak gunung tertinggi belahan bumi bagian selatan.Di benua paling berangin, paling kering, dan paling dingin. Antartika.
Aktivitas mereka tidak mengundangperhatian dari dunia internasional.Alasan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan menjadi pembias yang sempurna, menutupi tujuan utama keberadaan mereka disana,menjauhkan manusia dari ancaman kepunahan masal.
Data-data yang mereka kumpulkan, menunjukkan bahwa es abadi di Antartika memendam kurang lebih 400 miliar ton methane hydrates[2]. Gas initerlepas sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring banyaknya bongkahan es yang runtuh. Jika naik ke permukaan dan tertumpuk di atmosfer, gas ini akan menciptakan siklus yang mengerikan. Merusak stabilitas iklim, menarik suhu bumi ke tingkat terpanas.kemudianmemicu kebakaran, menaikkan ketinggian air laut, menenggelamkan daratan, dan tentu sajamenyebabkan kematian masal.
Lebih parah lagi, naiknya suhu air lautakibat perubahan iklimakan mencairkan methane hydrates yang tersimpan di lantai dasar samudera bumi. Inilahyang disebut sebagai bencana Paleocene-Eocene Thermal Maximum[3].Bukti-bukti geologi menunjukkan sudah dua kali planet bumi mengalaminya.Malapetaka ini pernah terjadi kurang lebih 55,8 juta tahun lalu, dimulai pada batas antara zaman Paleosen[4]dan Eosen[5].
Pada suhu di bawah 2° C, gas metana akan terlepas di saat bekuan gas metana yang stabil mencair, termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut. Gas ini memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih besar dari gas karbondioksida.Selanjutnya, level oksigen akan mengalami penurunan drastis karena berkurangnya kemampuan air untuk menyerap oksigen. Jika oksigen lenyap, maka bakteri baru akan mengambil alih dan memproduksi gas hidrogen sulfida yang sangat mematikan bagi kehidupan di laut dan bumi. Saat itulah lebih dari 94% spesies air akan mati, menjadi permulaan yang disebut sebagai kematian masal.
Antartika dikategorikansebagai gurun.Tempat inihanya mendapat sedikit hujan air dan salju, hal ini menjadi penyebab utama sulit terbentuknya lapisan es baru untuk menambah jumlah es abadi yang menimbun methane hydrates di sana.
Kelima ilmuwan melakukan eksperimenmenggunakan formula khususuntukmemberikan reaksi fisika yang terjadi di dalam awan. Intensitas curah hujan akan naik dengan signifikan ketika proses pembentukan es di dalam awan berjalan efektif. Formula itu tertanam dalam roket, di atas puncak Vinson Masif.
Nuklir, itulah pemicu badai yang mereka pakai. Benda yang di-packingsebesaran bola tenis ini tersusun sebanyak 20 buah dalam 4 tabung.Semua alat dan bahan percobaanakan diluncurkan dari puncak Vinson Massif dengan roket jarak jauh ke arah vertikal. Mereka telah mempersiapkan dengan baik. Badai siap diciptakan dari puncak Antartika.
Timertelah diaktifkan.
Keadaan masih terkendali, setidaknya untuk saat ini. Mission 90% complete.
Setelah merekayasa hujan buatan di sekitar daerah stratus[6], kita picu terjadinya badai di puncak Vinson Massif untuk memperluas sebaran air dan es,” ucap seorang ilmuwan wanita yang menjadi pemimpin ekspedisi Vinson Massif.
 “Setelah itu,serahkan sisanya pada alam, biarkan dinginnya kutub selatan membuat jutaan kubik hujan itu menjadi es abadi baru,” sambung seorang ilmuwan lain berkepala plontos dan berkaca mata tebal.
Kedua ucapan ilmuwan itu menjadi hipotesis awal yang membawa merekaberada di tempat sepi yang menyimpan banyak misteri. Tidak ada pemukiman permanen, tidak ada peradaban manusia, dan tidak ada kehangatan sama sekali.
Timerterus menghitung mundur waktu peluncuran. Kelima ilmuwan sudah turun menjauhi puncak Vinson Massif. Hanya 48 jam waktu yang tersedia untuk menghindari badai yang nanti akan diciptakan alat-alat mereka.
Namun, tidak ada sesi negosiasi bagi apapun yang telah kering dituliskan pada lembaran-lembaran penghimpun takdir.
Jadi! Maka terjadilah.
Ketika semua asa sudah tidak sabar untuk dijelma oleh kecerdasan isi kepala, ketika segala rencana telah disusun dengan begitu sempurna, ketika seluruh prosedur operasional telah dilewati dengan sangat teliti, ketika takdir berbicara untuk menentukan akhir dari segalanya BOOOM!
Benda itu meledak terlalu cepat dari waktu yang telah diatur. Kepulan api yang meraksasa di puncak Vinson Massif hilang seketika dihempaskan angin. Tertelan suhu -24°C. Prahara yang tidak dikehendaki menghampiri tanpa bisa diprediksi.
Kerusakan kecil pada roket nuklir menimbulkan malapetaka besar yang mampu menghadirkan kehancuran besar.
Daerah tempat benda itu ditanam hancur lebur dan mulai erupsi. Meluncur turun ke bawah. Menggulung es yang dilewatinya menjadi longsor. Terus memperbesar diri. Siap melahap apa pun yang berada di depannya.
Dahsyatnya kekuatan ledakan merambat cepat, es permukaan di tiga ratus meter sebelum puncak ikut bergetar kuat.
“Longsor besaaar!!! Lariii...!” pekik salah satu dari kelima ilmuwan. Tidak ada waktu sekedar untuk memastikan kebenaran ucapan. Getaran di tempat pijakan sudah menjadi pembuktian. Mereka berlari tunggang-langgang,menjauhi puncak Vinson Massif.
Mission Failed.
Longsoran es dengan rakus terus menggulung apa pun yang dilewatinya.Bergerak dengan kecepatan 140 km/jam.
Membuang semua barang bawaan dan berlari secepat mungkin adalah syarat mutlak untuk bisa menjauhi kejaran es.Tidak ada pilihan lebih baik untuk mengindar kecuali menjauh dari jalur longsordan berharap tidak ada longsor susulan.
Beribu kubik es semakin mendekat.
Rintangan menghadang.
Jurang es menganga sangat lebar dan dalam di depan mereka. Tidak ada toleransi untuk ciut nyali. Lakukan atau mati.
Satu orang mundur mengambil ancang-ancang, kemudian berlari secepat mungkin dan melompat sejauh ia bisa. Dua kepala runcing ice axes[7]-nya mendarat di tebing jurang.Sepatu besi langsung menghujam lapisan es, lalu dengan susah payahia menaiki tebing. Setelahmencapai permukaan,ia kembali berlari,menjauh dari jalur longsor.
Dua orang lagi melakukan hal yang sama.
Mereka berhasil.
Seorang ilmuwan wanita terpekur. Pikiran dan hatinya mengatakan ia memiliki fisik yang tidak sekuat teman-temannya, keberaniannya tidak sebesar yang lain. Ia tidak yakin bisa mencapai seberang dengan melompati jurang.
Tidak tersedia waktu untuk berpikir lama. Kematian terus bergerak mendekat, menyongsong deras dari arah belakangnya. Wanita itu berlari ke arah kiri, berjudi dengan kejaran waktu untuk memutari jurang es.
Longsor sudah sangat dekat.
Getaran kuat merambat cepat, es tempat pijakan mulai retak. Dalam sekejap daerah di sanaterbelah. Wanita itu terperosok.
Dalam hitungan detik, longsoran es menyapu dengan cepat.
Wanita itu terkubur.
Alam memiliki hukum-hukum tersendiri yang tidak akan mampu ditantang manusia.
[ ]

Tiga orang ilmuwan selamat, sembilan belas jam kemudian tim SAR berhasil mengevakuasi ilmuwan wanita yang terjebak dalam gua sedalam enam meter di bawah lapisan es. Ia mengalami edema[8]ringan, tangan kirinya mati hingga siku.Terkena frost bite[9].
Pencarian terhadap satu ilmuwan lain dilakukan hingga 3x24 jam. Malang, tidak ada hasil yang didapatkan kecuali keletihan. Buruknya cuaca semakin mempersulit kesulitan yang sudah sangat menyulitkan. Melimpahnya muatan es yang dibawa longsoran memberikan kemustahilan hidup pada apapun yang tertimbun olehnya.
Pencarian dihentikan. Ilmuwan terakhir dinyatakan tewas.
Usaha untuk meredam terlepasnya methane hydrates di Antartika selesai, tidak ada hasil yang didapatkan. Pemanasan suhu bumi yang sangat parah hanya menunggu waktu jika tidak segera dicegah. Terulangnya kembali bencana Paleocene-Eocene Thermal Maximum mungkin dapat disetarakan dengan datangnnya kiamat kecil menuju kehancuran besar kepunahan masal.
Apakah ini cerita fiktif yang dikarang oleh para ilmuwan paranoid? Ataukah rekayasa media untuk menarik simpati dunia? Sayangnya data dan fakta ilmiah tidak berbicara demikian. Tidak terbantahkan.
Siklus kehancuran yang mematikan sudah dekat.
Dan, mayoritas masyarakat dunia tidak mengetahuiitu. [ ]



[1]Gunung tertinggi di Antartika, 4.897 meter. Berada di Pegunungan Ellsworth. Pendakian pertama dilakukan oleh tim ekspedisi pimpinan Nicholas B. Clinchm pada 17 Desember 1966.
[2] Gas metana yang terperangkap dalam struktur kristal air, membentuk solid berupa es.
[3] Perubahan ekstrim kondisi permukaan bumi, pergeseran ekosistem, dan gangguan siklus gas rumah kaca. Disebabkan suhu global naik sekitar 6° C selama sekitar 20.000 tahun atau meningkat 0,0003° C per tahun.
[4] Masa yang berlangsung antara 65,5 hingga 55,8 juta tahun yang lalu,dimulai setelah kepunahan masal pada akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus.
[5] Masa yang berlangsung antara 55,8 hingga 33,9 juta tahun yang lalu. Dimulai dengan kemunculan mamalia modern pertama dan diakhiri dengan kepunahan masal yang dihubungkan dengan meteor besar yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay.
[6] Lapisan awan tipis dekat permukaan bumi. Terdapat pada ketinggian 3-5 ribu meter di daerah kutub, 5-13 ribu meter di daerah sedang, dan 6-18 ribu meter di daerah tropis.
[7] Kapak es, digunakan para pendaki gunung salju untuk medan berupa tebing-tebing dengan kondisi beku. Biasa digunakan untuk memanjat atau sebagai tongkat.
[8]Rusaknya paru-paru akibat hebatnya serangan dingin, ditandai dengan batuk berdarah.
[9] Radang dingin, terjadi kerusakan lokal terjadi pada kulit dan jaringan lain akibat dingin yang ekstrim. Paling mungkin terjadi di bagian tubuh yang jauh dari jantung, seperti jari-jemari.

Saturday, July 07, 2012

ARROGANT di AR-ROYYAN! [Belajar Menarikan Pena Bersama KUN GEIA]

Saturday, July 07, 2012 0 Comments



Bismillahirrahmanirrahiim…
Dengan menyebut asma-Mu, Ya Rabb… Yang Maha Kasih juga Maha Sayang. Shalawat dan salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan tertinggi Kekasih-Mu tercinta, Rasulullah Saw.
Gempita syukur membahana di kolong langit yang takkan mampu diterjemahkan dengan bahasa sastra tertinggi negara mana pun. Ya, syukur yang tiada berbilang sudah sepantasnya selalu seirama dengan detak jantung kita karena itu isyarat bahwa kita sangat menikmati hidup dan menghargainya. Isyarat bahwa kita tidak ingin setiap tarikan nafas kita tersia begitu saja. Ada kandungan makna, ada berjuta hikmah yang bisa kita hadirkan dalam setiap lembar manuskrip kehidupan kita.
Ada sebab, ada akibat!
Semua bermula dari impian saya di penghujung 2009. Kala itu ada sebuah novel kado pernikahan mbak kost saya (sekarang beliau tinggal di Jogja bersama suaminya) yang menarik hati ini untuk mengambil dari rak buku di rumahnya (setting di Jogja). Beliau bilang, “Itu kado pernikahan dari sahabatku yang juga penulisnya.” Judul yang cukup menggelitik menjadi syarat utama diri ini membuat novel itu berpindah tangan dan saya bawa pulang ke Solo. HITAM PUTIH PENANTIAN, judulnya.
“Tidak ada seorang pun yang tahu di mana ujung dari hitam dan putih penantiannya. Maka, selalu berbaik sangkalah pada-Nya, buat Dia selalu tersenyum karena kita.”
Kalimat yang selalu menyihir saya sampai detik ini. Kalimat yang selalu menjadi pembuka buku DNA saya, bahkan saya cantumkan di buku Diary Ramadhan 1433 H yang sekarang Alhamdulillah sudah berada di tangan 200-an orang dari seluruh Indonesia dan Malaysia (ketika saya belum bertemu penulisnya). Novel HPP-pun SUKSES membuat kristal bening berkali-kali menciptakan jejak di kulit pipi. Sampai akhirnya, di sela diskusi yang asyik dengan saudari kembar saya (Aisya Avicenna), di penghujung tahun 2009 itu, terikrar pula sebuah impian bersama: “Suatu hari nanti semoga Allah Swt berkenan mengizinkan kita untuk berjumpa dan menimba ilmu dari sang penari pena…”
Sampai suatu ketika, di hari H jam J dan detik D (tengah Mei 2012) ada seseorang dengan akun FB bernama “Gerry Kun Geia” nongol di daftar friend list saya dan menunggu antrian untuk saya terima menjadi sahabat FB saya (hehe). Karena saya tergolong orang yang selektif, saya baca dulu profilnya. Penasaran! Karena namanya tergolong unik bin langka dan ternyata kita memiliki banyak “mutual friend”. Sedikit syok dan speechless di awal karena di timeline-nya ada beberapa status yang mengkait-kaitkan dengan novel HITAM PUTIH PENANTIAN. Who is he??? Akhirnya saya app saja dan rasa penasaran itu belum menemukan ujungnya. Sampai kost, saya buka kembali novel HPP (belum saya kembalikan ke mbak kost saya ^_^), kok profilnya sama ya? Akhirnya, saya message beliau dan terjalinlah silaturahim itu. Komunikasi berlanjut, dan impian saya di penghujung 2009 pun Allah Swt izinkan menjejak nyata pada tanggal 16 Juni 2012.
Terwujudlah impian no. 149! Saya bertemu langsung dan silaturahim dengan Gerry Kun Geia di Jogja, sekaligus sharing ilmu tentang kepenulisan yang benar-benar menjadikan diri saya ARROGANT! Pasca membaca karya terbaru beliau yakni novel “THE LOST JAVA” saya semakin dibuat beliau ARROGANT! Aaargh, dasar “Mr. Arrogant!” Hehe… Sepulang dari Jogja, di kereta, saya mbatin “Saya harus menularkan virus Arrogant ini! Saya tidak mau Arrogant sendiri…” Tiba-tiba.
***
“Faqih_Kartasura”
“Umar_Solo”
“Fafa_Sukoharjo”
“Mbak, Ar-Royyan itu mana? Saya belum pernah ke UNS…”
“Nung, meski aku nggak datang pesen novelnya satu ya!”
Sebelumnya saya menerima SMS dari Kang Gerry yang mengabarkan kalau tanggal 6 beliau akan menginap di Solo karena Sabtu pagi harus menghadiri walimahan sahabatnya. Wah, kesempatan emas menyebarkan virus Arrogant nih! Batin saya. Hehe… Akhirnya, terkirimlah SMS kepada teman-teman FLP Solo Raya, mendapat ACC dari bu ketua dan pak sekjend lalu tercetuslah acara “BEDAH NOVEL THE LOST JAVA dan BINCANG KEPENULISAN bersama KUN GEIA”, dan terbukalah pendaftaran untuk mengikuti acara tersebut.
Panitia kecil pun terbentuk, semuanya serba unik menurut saya. Dan saya sangat menikmati proses keunikan yang terjadi di setiap detiknya. Ya Rabb, semoga amanah ini berakhir khusnul khotimah…
***
Jum’at, 6 Juli 2012
Sekitar jam 10 pagi saya menerima SMS, “Sy sdh di masjid Nurul Huda UNS.” Toeeeng… Dasar vespa mania dan mbolanger, Kun Geia menempuh perjalanan Jogja-Solo dengan naik vespa yang katanya selalu setia menemaninya pergi kemana pun.  Sekaligus sebagai wujud pelampiasan rindunya pada vespa itu yang telah dia tinggalkan selama 10 hari untuk menaklukkan puncak Rinjani, keliling Lombok dan Bali beberapa waktu silam…
Jam 12.45, saya sampai di Ar-Royyan. Di sana sudah menunggu Mas Trims dan Wahab. Hihi. Rajin sekali mereka! Persiapan tempat dan beberapa perkap yang dibutuhkan. Termasuk MMT yang dibuat dalam waktu kurang dari  kala rotasi bumi. Hehe. Terima kasih, Umar! Mas Ranu pun saya daulat menjadi MC sekaligus moderator dan pada akhirnya merangkap memberikan sambutan dari FLP Solo Raya (mewakili Mbak Asri yang berhalangan hadir). Good job, Mas!
Pesan Kun Geia bagi para peserta: “Menulislah, maka namamu akan jauh lebih abadi dari usiamu!”. Beliau pun mulai memaparkan banyak hal, gaya penyampaian yang unik, ya… kita sedang berkonspirasi bersama (bernafas bersama) untuk menciptakan sebuah “LABORATORIUM”. Dan tersulaplah aula Ar-Royyan menjadi laboratorium kita bersama, para peserta menjadi praktikan dan Kun Geia menjadi asisten praktikumnya. Yukz, praktikum pun dimulai…
Diawali dengan penyampaian DASAR TEORI. Sekilas tentang kepenulisan fiksi. Apa saja yang tidak bisa terlepas dari sebuah karya fiksi?
1.     TOKOH
·        Seorang penulis harus mampu menciptakan tokoh yang layak disukai oleh para pembaca. Bagaimana mencipta tokoh?
a.     Tokoh yang dilihat dari perbuatannya.
b.    Tokoh yang dilihat dari motifnya.
c.      Tokoh yang dilihat dari masa lalunya.
d.    Dari reputasi si tokoh.
·        Kun Geia pun memaparkan satu per satu dilengkapi contoh. Awesome sangat dah! Tapi cerita-cerita di contoh itu “hanya fiktif belaka”. Hehe. Dan ini membuat acara semakin menarik.
·        Kun Geia juga menyampaikan, bahwa mood dalam menulis itu harus diciptakan. Jadi, mulai belajar untuk tidak menunggu mood dulu baru kemudian action menulis!
·        Menjemput ide juga bukan sesuatu hal yang sulit. Banyak cara sederhana yang bisa kita gunakan. Di sesi ini sempat ada simulasi menjemput ide, yakni dengan menggabungkan dua kata saja: kata sifat + kata benda.
2.     KONFLIK
·        Kejutkanlah konflik!
·        Interogasi idemu sampai benar-benar habis. Ah, kasihan si adik bayi dan obat nyamuk semprot itu… (hehe. Contoh yang sangat ugal-ugalan!)
·        Belokkan cerita! Dan bisa juga buat pembaca mengintepretasikan sendiri akhir dari cerita yang kita buat.
3.     EMOSI
·        Ciptakan emosi pembaca yang mampu terpelihara dari awal sampai akhir.
·        Apa yang penulis rasakan, pembaca juga akan mampu merasakan. Menulislah dengan mengahadirkan “emosi”!
4.     ALUR/ PLOT
·        Di sesi ini kita belajar “menulis di alam bawah sadar”.
·        Para peserta diminta untuk menyiapkan pena dan kertas. Ada waktu setengah menit untuk memikirkan apa yang ingin kita tulis kemudian setelah 10 hitungan mundur dan mendapat aba-aba dari Kun Geia, kita pun menulis cepat ala “kesetanan”. Haha…
·        Cepat, lebih cepat, dan semakin cepat! Di saat kita menulis, Kun Geia sibuk mengompor-ngompori kita. Ternyata kita hanya menulis dalam waktu 2 menit. Tapi 1 halaman penuh sudah berhasil kita isi dengan rangkaian aksara. Pokoknya, MENULIS CEPAT saja! Gunakan kecepatan tinggi, kecepatan paling maksimal yang bisa kita gunakan.

Yah, itulah metode unik dari sang penari pena. Nih, ringkasannya:
1.     Singkirkan para juri, hakim, editor yang ada pada diri kita terlebih dahulu.
2.     Menulis dengan kecepatan tertinggi semaksimal mungkin yang kita bisa, bisa sambil merem, bisa memutihkan aksara di layar laptop kita, atau bisa dengan cara unik yang lain. Dengan cara ini dalam waktu singkat kita bisa belajar menulis banyak! Belajar menulis menggunakan bawah sadar kita…
3.     Hadirkan para juri, hakim, editor untuk merevisi tulisan kita tersebut. Uhuy… saya jadi ingat status di FB Kun Geia: “Menulis tidak seberat dan seteliti merevisi. Menulis juga tidak menghabiskan waktu se-lama merevisi. Menulis hanya sekali, namun merevisi harus berkali-kali. Tapi, tidak ada tulisan hebat tanpa revisi yang hebat pula, kecuali karena bakat. Jadi, tidak cukup hanya bermodalkan imajinasi, butuh KETEKUNAN dan KERJA KERAS!”

Pada akhirnya, saya bisa bernafas lega. Acara berlangsung sangat lancar dan saya yakin, teman-teman peserta yang hadir menjadi tertular virus ARROGANT dan saya bisa tersenyum, “Bukan saya saja yang jadi arrogant setelah belajar bersamamu, Kun Geia!”
Untuk para peserta yang hadir, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya telah menghadirkan seorang “manusia ajaib”, sahabat hebat saya yang sungguh luar biasa itu ke hadapan teman-teman. Hehe. Saya ucapkan, selamat arrogant! Selamat menikmati dan terbius dengan  novel “THE LOST JAVA” karena sungguh, novel ini tidak cocok dikonsumsi oleh penderita lemah jantung! Selamat menjadi pembaca berkualitas!
SMS dari Kun Geia pagi ini:
“Saatnya meninggalkan tanah Solo to the next destination. Dan INGAT ini: Konspirasi KUN GEIA belum tuntas di tanah Solo Raya! Ia akan kembali dengan AROGANSI dan PROVOKASI. Menantang siapapun yang masih belum berkarya dengan tarian pena. Special thanks to: FLP SOLO RAYA!”

[Keisya Avicenna, lembar ke-7 bulan ke-7… Terima kasih, Mr. Arrogant! Terima kasih, FLP! ^_^]

Tuesday, June 19, 2012

AKSARAKU MERINDU UNTUK IBU

Tuesday, June 19, 2012 0 Comments

by: Keisya Avicenna
Di sepertiga malam ini ada bait rindu yang ingin aku ungkapkan, ada doa tak berbilang yang ingin aku panjatkan untuk sosok mulia yang menjelma malaikat dalam hidupku, IBU…

Ada satu kisah di masa lalu, yang kali ini izinkan deretan aksaraku kembali mengenangnya.

Ya, tiap HARI IBU atau tiap kapan pun itu aku pasti mengenang jasa-jasa Ibu yang luar biasa dalam hidupku. Aku kembali membawa anganku melayang 8 tahun silam. Saat di mana aku tega membuat Ibu bersedih, membuat air mata Ibu terkuras. Tapi, apa dayaku untuk melawan skenario-Nya? Justru ketika aku merasa rapuh dan lemah, Ibu-lah orang pertama yang menguatkan.

Pasca aku “divonis” dokter untuk cuti sekolah 1 tahun, Ibu yang memotivasi hari-hariku. Ibu paham sekali dengan perasaanku yang menjadi sangat sensitif waktu itu. Bagaimana tidak sedih dan sakit hati, tiap hari aku disuguhkan pemandangan keberangkatan saudari kembarku sendiri yang memakai seragam putih-abu-abu dan ia menikmati hari-hari kelas 2 SMA-nya dengan sangat ceria. Sedangkan aku? Aku harus fokus dengan kesembuhanku. Meski Babe dan Ibu telah menyiapkan “warung kecil” yang harus aku kelola. Tapi, kesedihan itu benar-benar menghebat dalam diri ini.
Dan aku paling benci kalau ada orang menjengukku ke rumah! Ya, aku tidak suka dikasihani orang. Orang-orang yang datang dengan tatapan iba. Ah, betapa egois dan jahatnya hatiku waktu itu. Aku benar-benar merasa menjadi orang yang tidak bisa menerima kenyataan.

Pada suatu siang saat teman-teman kantor Ibu datang ke rumah, aku menyapa mereka sebentar kemudian asyik kembali di “warung kecil” ku. Setelah mereka berpamitan, aku segera berlari ke kamar, apa yang kulakukan? Aku menangis! Ya, aku menangis mencoba meluruhkan segala sedihku!!! Aku merasa jadi orang yang paling merepotkan saat itu! Tapi apa yang dilakukan Ibu? Dengan cinta dan kelembutan hatinya, Ibu menghampiriku, memelukku dengan segenap rasa sayangnya. Ibu bertanya, “Kenapa Dik Nung menangis? Ada apa? Cerita sama Ibu apa yang membuatmu sedih?” tanya Ibu sambil mengusap air mata yang telah menciptakan jejak di kulit pipiku.

Aku menceritakan keluh kesahku. Dengan lirih aku berkata, “Bu, dik Nung pengin sekolah lagi kayak mbak Ika. Dik Nung gak mau terus-terusan di rumah…” Air mataku kembali berderai. Setidaknya ada sedikit rasa lega karena aku mampu mengungkapkan inginku pada ibu. Ibu kembali memelukku erat kemudian menatapku, beliau pun berkata, “Dik Nung yang sabar, ya! Sekarang dik Nung sedang dapat ujian dari Allah Swt. Dik Nung harus kuat, harus yakin kalau nanti pasti sembuh dan bisa kembali sekolah seperti mbak Ika. Babe, Ibuk, Mas Dhody, Mbak Ika, semuanya gak ingin lihat dik Nung sedih. Yakin ya, Allah Swt sayaaang sama dik Nung.” Ibu kembali memelukku dan menciptakan keceriaan dan membangun rasa optimis dalam diri ini. Aku lihat Ibu menangis saat memelukku… Entah, sudah berapa banyak air mata yang terurai saat Ibu membersamai hari-hari perjuanganku di rumah sakit. Semuanya menjadi sebuah kenangan indah yang takkan pernah kuizinkan keluar dari memori otak ini. Dan aku biarkan semuanya mengendap dalam hati ini.

“Ibu, sudahkah engkau bahagia melihat putrimu sekarang? Sudahkah aku menjadi anak shalihah yang dengan doa dan akhlaknya dapat mengantarmu ke Jannah-Nya? Ibu, sungguh aku belum menjadi apa-apa…”

***
RUANG RENUNG
by: Keisya Avicenna
Dengan menyebut asma-Mu, Allah Yang Maha Kasih lagi Maha Sayang. Demi waktu… Allah SWT telah berfirman dalam Q.S.Al-Ashr! Waktu akan terus berjalan, dari awal menuju akhir. Yang terus menyaksikan KEHIDUPAN menuju KEMATIAN! Yang terus mengantarkan…setiap detik dan setiap nafas.

Waktu adalah makhluk yang abadi. Menyertai setiap langkah manusia dalam hidup, sehingga dia tahu. KEBURUKAN dan KEBAIKAN manusia. Waktu juga yang akan menemani manusia, memperoleh balasan dari segala yang mereka perbuat.

Saudaraku…
LIHATLAH KE DALAM DIRI!
Pejamkan mata duniamu, buka lebar mata hatimu…Tak terasa, diri ini telah hidup di dunia selama belasan tahun. Sungguh,tak mengira,waktu begitu cepat berlalu.
Ingatlah baik-baik,ketika dirimu dalam keadaan lemah, buta, tuli, tak bisa bicara,hanya menangis memecah kesunyian. Ketika itu kita mulai diperkenalkan dengan dunia fana, kita menangis. Entah, mungkin karena kita menyesal harus turun ke alam dunia, tempat segala cobaan dan godaan syetan. Karena pada dasarnya Nabi Adam a.s. turun ke dunia karena hukuman,dan hukuman tentunya terasa pahit.
Jerit tangis kita disambut dengan senyum haru sang IBU, yang telah mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran kita!  Kelemahan kita ditutupi takbir adzan sang BAPAK, yang mendambakan agar kelak sang anak menjadi orang yang saleh, orang yang baik, orang yang berguna, dan orang yang sukses tentunya!

Saudaraku… 
Kita mulai beranjak tumbuh…mulai mengenal satu per satu benda dunia, mulai mengenal keindahan semu dunia. Sehingga perlahan-lahan kita lupa akan komitmen yang telah kita ikrarkan di hadapan Allah Azza Wa Jalla, di alam kandungan, di mana waktu itu kita ditanya oleh Allah SWT, “Bukankah aku ini Tuhan bagimu?” Kemudian kita menjawab,”Ya, hanya Allah Tuhan bagiku!!!” Komitmen dan perjanjian yang kita buat kemudian hilang, sirna oleh kemilau sihir dunia.
Dari sini coba kita renungkan dengan nuranimu yang suci. Betapa kehidupan ini sungguh cepat, tak terasa. Sebentar lagi muda akan berlanjut menjadi tua dan tua akan berlanjut menjadi MATI! Itulah perjalanan dunia…hanya lewat…SEMENTARA!

Maka benar, dalam satu hadist dikatakan bahwa : “Dunia adalah jembatan menuju akhirat.” Karena di sini tak sedikitpun kebahagiaan dapat ditemukan. Apa yang kita dapatkan, yang kita genggam saat ini, suatu saat pasti adakalanya hilang. Ada PERTEMUAN pasti ada PERPISAHAN. Ada AWAL pasti akan ada AKHIR. Ada PAGI pasti akan diakhiri waktu MALAM. Dan itu cuma terjadi SATU KALI!
Karena hari ini tidak akan terulang lagi di hari esok! Tahun ini tidak akan sama dengan tahun kemarin. Bahkan detik ini sudah berbeda dengan detik yang akan datang. Itulah WAKTU, Saudaraku…!!! Waktu yang terus memaksa manusia untuk berlari manjalani kehidupan, sehingga bagi siapa yang berhenti, maka SANG WAKTU yang akan membunuhnya…

Saudaraku… 
Adakalanya kita lupa dan tidak sadar bahwa kita dikejar sang WAKTU. Kita baru ingat dan sadar ketika sesuatu hilang dari sisi kita. Kita tahu, setiap yang bernyawa pasti akan MATI! Tapi kita baru sadar dan terpukul jika orang-orang yang kita cintai pergi…meninggalkan kita.
Renungkanlah, jika suatu saat nanti ibu dan bapakmu telah tiada, sudahkah selama ini kita mempersembahkan yang TERBAIK untuk mereka? Kenanglah kasih sayang mereka…

BAPAK…
Tetes demi tetes peluh keringatnya, pengabdian tertinggi untuk keluarga, sebagai pemimpin, pengatur, pencari rizki bagi keluarga. Terkadang beliau tidak memperhatikan keadaan dirinya sendiri. Beliau rela tidak makan untuk keluarga agar kita tetap bisa sekolah. Tak jarang, beliau harus dihadapkan pada permasalahan yang pelik yang disembunyikannya dari keluarga. Wajar, beliau tidak mau beban tersebut ikut ditanggung oleh istri dan anak-anaknya.
BAPAK…sosok gagah, tegar dan berwibawa yang kini telah tiada. Lalu siapa lagi yang memimpin, mengatur,dan mencari rizki untuk keluarga? Siapkah kita saat ini, untuk bisa seperti BAPAK? Menjadi pekerja keras tanpa pamrih semata-mata demi keluarga? Apa yang mau kita berikan buat BAPAK, jika kenyataannya beliau harus meninggalkan kita? Sudahkah kita membuat beliau bangga? Dengan akhlaq kita, dengan prestasi kita, dengan kebaikan-kebaikan kita? Atau sosok manusia ini hatinya malah membatu! Hilang rasa hormatnya pada orang tua! Sehingga perilaku malah menjadi kasar terhadap mereka.
Tapi lihat…mereka tetap tersenyum! BAPAK tetap mengobatkan kita jika sakit, padahal umpatan dan cacian yang terlontar dari mulut ini mungkin sama sekali sudah sulit dihitung, karena begitu banyak!

IBU…
Ingatlah pengorbanan sang IBU, yang menyayangi dan melindungi kita sejak dalam kandungan, yang merawat dan membela kita setiap saat, kesalahan dan kejelekan kita ditutup rapat oleh IBU!
IBU hanya berharap, anaknya akan berubah suatu saat.
Coba ingat, ketika kita mendapat masalah,IBU-lah tempat terbaik untuk bercerita, nasihat-nasihat beliau begitu tulus, senyumnya begitu teduh, seolah beliau berkata: “KAMU HARUS MENJADI ANAK YANG BAIK!”
Ketika sakit… IBU terus menunggui kita, membantu kita untuk segera sembuh, memotivasi kita untuk selalu bertahan. IBU…yang selalu kita cium tangannya ketika berangkat beraktivitas, yang selalu kita jadikan pembela setiap saat.
IBU…yang melindungi dan mengatur, melayani kebutuhan kita, sehingga kita terlupa dan menganggap IBU sebagai pelayan dalam keluarga.
Sudahkah kita minta ampun kepada IBU? 
Atas kesalahan-kesalahan kita, atas umpatan dan cacian kita, atas kemarahan kita kepada beliau? Atas kesewenang-wenangan kita, memperlakukan dengan keji. Sosok yang mulia bernama IBU!

Saudaraku…
Kita hanya melihat sedikit, tenteng perjalanan WAKTU!
Di mana mudah bagi Allah untuk mengambil BAPAK dan IBU dari sisi kita. Waktu tidak dapat diramal, sehingga saat-saat pahit itu, ketika harus berpisah dengan BAPAK dan IBU,sangat tidak bisa diperkirakan, akan tiba saat itu dengan cepat, pahit dan luka. Karena dua sosok yang amat berharga dalam hidup kita…Kini tiada! 
Itu baru kita RENUNGKAN 
Dan kenyataannya, sekarang kita masih mendapati mereka menanti kedatangan kita, kepulangan kita di rumah, kita masih mendapatkan kasih sayang mereka setiap saat. Untuk itu, belum terlambat jika mulai saat ini kita mencobauntuk mulai menghargai jerih payah mereka, untuk memberikan yang TERBAIK bagi mereka. Menunjukkan PRESTASI dan KESUKSESAN kita, untuk ditukar dengan senyum BANGGA dan BAHAGIA dari mereka…

Saudaraku… 
Masih banyak yang harus kita lakukan untuk menghadapi sang WAKTU, dengan mempersembahkan yang TERBAIK bagi DUNIA dan AKHIRAT! 
Karena sekali lagi, waktu tidak akan berhenti…waktu akan terus berjalan, sehingga usaha kita hanya  siap untuk menghadapinya detik demi detik…

Hidup membutuhkan KETEGARAN dan KEKUATAN untuk menjalaninya, karena besok dan seterusnya, kita tidak akan tetap muda, pasti akan beranjak tua dan mati. Persiapkan masa depanmu mulai saat ini! Dan biarkan hari-hari cerah di masa depanmu akan terwujud bersama IKHTIAR dan DOA-mu…”

***
CATATAN LANGIT
by: Keisya Avicenna

Langit masih saja berkeringat saat pelepah malam mulai menjelma fajar…
Waktu Subuh yang mengalir sebelum malam berakhir
Sang muadzin bersenandung syahdu…
Menampar mimpi-mimpi para pemboros waktu
Pengingat ‘tuk segera terjaga dan mengambil air wudhu
Bermunajat sebelum pagi membuka hari

Saat tiba waktu Dhuha…
Embun perlahan mengering di hamparan rerumputan
Di kening sajadah kupungut pecahan doa
Ada yang menderas di jiwa, dalam harap dan pinta…

Saat jiwa tak lagi mengenal lelah lembaran hari yang berlarian
Saat itu pula bersemayam sebuah keyakinan:
“Tak perlu lagi bertanya tentang catatan langit!”
Karena pena telah diangkat
Catatan telah mengering
Takdir telah dituliskan!

Di altar langit nanti malam, kan kembali kubentangkan harapan…
Berharap bulan menghiburku dengan senyuman
Bersama gemintang yang berkerlip nan rupawan

Ibu, semoga Allah Swt segera kabulkan pintamu
Atas AMANAH-Nya yang kelak Dia titipkan padaku…

[Aku pernah meminta Ibu menuliskan kata penyemangat dalam catatan harianku. Dan inilah pesan, harapan dan doa beliau:
“Sehat jasmani dan rohani. Selamat di dunia dan akhirat. Rajin dan tekun beribadah. Tercapai apa yang dicita-cintakan. Benar, lancar, dimudahkan aktivitasnya. Dimudahkan jodohnya: ‘yang soleh, bertanggung jawab, pengertian, mencukupi kebutuhan.’ TETAP SEMANGAT!!!”]

Oh Ibu, di telapak kakimu sungguh ada surga…

[Keisya Avicenna]
#Saat kurasakan kasih-Nya mengalir dari langit teriring syair-syair terindah para malaikat, saatnya kembali mengeja surat cinta-Nya di beranda sunyi#

PENGHUJUNG SUATU MASA

Tuesday, June 19, 2012 0 Comments



PENGHUJUNG SUATU MASA
Oleh: Norma Keisya Avicenna*)

PENGHUJUNG SUATU MASA [1]

Sehabis hujan, ia tengadahkan kepala
Berharap pada hamparan mega ada lukisan pelangi di angkasa

Imajinasinya menyentuh langit
Mencoba menawarkan hati yang sendiri
Ketika kesunyian benar-benar tlah sampai pada titik terparah

Bibirnya mencoba mengeja senyum
Sepasang matanya masih seperti cermin
Membinarkan harapan

Menuliskan sebuah nama dengan kesyahduan
Dengan cinta yang menyeluruh
Tapi sekali menulis, berkali-kali ia hapus…
: absurd!

Di penghujung suatu masa…
Ada yang mengkristal dibenaknya
***

PENGHUJUNG SUATU MASA [2]

Rintik gerimis belum usai
Tatapan itu masih memancarkan keteguhan, ketabahan, dan kematangan...
Seolah-olah pengalaman hidup menyiapkan dirinya untuk selalu siap menjawab pertanyaan

Berharap akan ada senyuman paling melegakan sepanjang hidupnya
Di penghujung suatu masa…

***

PENGHUJUNG SUATU MASA [3]

Pada halaman catatan harian yang retak
Seolah ada yang menculik huruf-huruf rapuh
Mengabadikan detik-detik yang terlampaui
Inikah yang ia sebut masa lalu?

Membesarkan denyut
Menasbihkan maut

Sebab ia takkan berhenti untuk memilih
Meski senyap dalam harap
Itulah cintaku yang masih rahasia

Pada hening yang mengendapkan wangi surga
Meneteskan rindu dalam bait-bait doa

Di penghujung suatu masa…

***

PENGHUJUNG SUATU MASA [4]

Diam-diam ia terpesona pada kemurahan langit…
Dalam kelamnya meski tiada rembulan dan kerlipan bintang yang bertahta
Tapi ia mengagumi apa yang tertangkap di pandangan matanya

Saat malam menepi…
Ia coba mengerti
Kala bertahan pada arus rindu
Mengenang kisah indah masa lalu

Saat cahaya mengeja kelam…
Sepuluh ribu malaikat berjaga di tiap kedip mata
Sebelum pagi menyempurnakan harumnya
Pada segenap jejak yang tersisa

Di penghujung suatu masa…

***

PENGHUJUNG SUATU MASA [5]

Saat cinta menitipkan rindu pada hujan…
Dalam renungan panjang penghambaanku padaNya

Aku berikan persembahan terindah
untuk ruang kecil bernama "hati"
Biarkan ia memecah sepi…
Mencoba hadirkan pendar cahaya dalam nurani
Merangkumnya dalam untaian dua kata: "TEPAT dan TERBAIK"

Di penghujung suatu masa…

*)Keisya Avicenna adalah nama pena dari Norma Ambarwati, S.Si.
(dimuat di  harian JOGLOSEMAR, 15 Januari 2012)


TIADA BEBAN TANPA PUNDAK

Tuesday, June 19, 2012 0 Comments
Terasa menyesakkan semua yang telah terjadi
Apa yang ku banggakan kini tinggal cerita
Kau uji aku…
Sekilas aku rasa tak kuasa
Namun kusadari dan aku mengerti kuserahkan pada MU

Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi
Karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak
Kau uji aku karna ku bisa melewatinya
Ini yang terbaik bagi hidupku.. semua hanya ujian
...
Biarkan aku oh malam…
Menangis di sepanjang shalatku
Karna hanya Allah yang bisa membuatku tegar
Menjalani semua ini..

Biarkan aku oh malam…
Bersimbah Rahmat dan ampunanNya
Badaipun pasti berlalu menguji imanku
Aku serahkan pada Illahi

(Tiada Beban tanpa Pundak_Tiar)