Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, November 27, 2013

Catatan Haya Aliya Zaki

Wednesday, November 27, 2013 0 Comments

Selasa, 19 November 2013

#SundaySharing with Ani Berta, Meraih Pundi-Pundi dari Blog dan Media Sosial

Ani Berta


Sebenarnya, kalau kita jeli dan mau memanfaatkan peluang, blog dan media sosial bukan hanya bisa jadi tempat curhat atau fun, lho. Salah satu rekan blogger yang sudah meraih pundi-pundi (yang tidak sedikit) dari blog dan media sosial adalah Ani Berta. Maka, ketika beliau woro-woro ingin sharing tips dan trik seputar hal ini di blognya, saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan berguru. *pasang ikat kepala*

Hari Minggu (17/11) bertempat di Aldevco Octagon Building lantai 4, Jakarta Selatan, saya dan teman-teman blogger berkumpul. Saat saya tiba, Ani tampak sedang mengobrol bareng soul mate-nya, Fransisca Asri.
Acara yang difasilitasi Detikcom ini dimulai pukul 11.30 pagi. Acara dibuka oleh Asri dan dilanjutkan oleh pembicara pertama, Ardhi Suryadhi, editor Detikcom. Jadi, hari Minggu itu ada dua pembicara rupanya. Asyiiikkk! Saya bisa tambah ilmu sekalian cuci mata dari mas tjakep yang sudah bertahun-tahun malang-melintang jadi wartawan ini bhihihi.
Ardhi Suryadhi
Ardhi sharing santai tentang cara merangkai kalimat yang soft selling. Berikut tips dari Ardhi yang saya rangkum:

1. Jangan memakai kalimat dari press release. Selain tidak kreatif (hayooo …), kalimat di press release biasanya juga terkesan bombastis-fantastis-dramatis.

2. Pakai bahasa sehari-hari kita. Contoh, Ardhi lebih suka menggunakan kata antijerawat  daripada beautify. Kesannya lebih merakyat dan catchy.

3. Tulis kritik secara halus. Alangkah baiknya jika sekalian memberikan solusi.
Contoh:
- Kelemahan dari provider A adalah sulit sinyal di daerah pemukiman (kritik).
- Mungkin bisa dipertimbangkan untuk memberdayakan rumah-rumah yang tinggi, dengan memasang BTS misalnya, agar sinyal bisa lebih baik (solusi).

4. Saat sedang menulis review brand A, sebaiknya tidak membanding-bandingkan brand A dengan brand B, apalagi kalau brand A lebih buruk.

5. Permainan bahasa sangat penting. Jika kita memang belum pernah memakai produk tersebut, pakailah kalimat pasif. Andai terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di belakang hari (pembaca komplain), kita bisa mengatakan kalau keterangan yang kita tulis adalah informasi dari perusahaan semata.
Contoh:
- Ketahanan baterai laptop ini diklaim sampai 10 jam (belum pernah memakai/keterangan dari perusahaan).
- Ketahanan baterai laptop ini sampai 10 jam (pernah memakai).

Sesi berikutnya, giliran Ani. Kalau Ardhi bergaya santai, Ani beda lagi. Materi dikemas berupa poin-poin yang sistematis dan mudah dimengerti. Sebagai awal, Ani memperlihatkan pundi-pundi yang pernah dia raih saat bekerja sama dengan Idblognetwork. Aaakkk … mupeng! Satu tulisan dibayar 7 digit, Bok! Ani juga pernah dibiayai provider ternama untuk meliput acara di berbagai kota. Jalan-jalan dibayarin? Siapa yang enggak mau! Nah, Teman-Teman pengin tahu caranya? Yuuukkk.

Presentasi Ani Berta

Blog
Berikut adalah blog yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan job on blogging:


Teman-Teman yang postingan blognya masih sedikit, jangan lemes dulu. Ayo menulis dan terus menulis. Konsisten meng-update blog. Tak ada ide? Jangan khawatir, menurut Ani, hal-hal sederhana di sekitar kita bisa jadi konten yang menarik, kok. Oiya, no konten pornografi, termasuk iklan-iklan di side bar seperti memperbesar anu, memperpanjang inu, dst.  *pengsan* Rajin-rajin blogwalking dan meninggalkan komentar. Selain menambah teman, nama kita juga jadi lebih mudah terdeteksi di mesin pencari.  Bergabunglah dengan komunitas. Aneka ilmu didapat, bukan cuma dari jalur sekolah. Personal branding juga perlu. Catet!
Cukup banyak job on blogging yang bisa kita lirik, yakni reviewproduk/jasa (yang sudah ada atau baru diluncurkan, penyelenggara giveaway sebuah brand, kampanye untuk elektabilitas tokoh, ghost writer, dan banner affiliation.
Untuk review produk/jasa itu sendiri, kita harus mulai menulis dari mana? 


Sebenarnya, apa keuntungan berpromosi di blog? Berpromosi di blog tentu beda dengan pasang iklan biasa. Di blog, kita menceritakan self experience. Ada keterikatan emosional dengan pembaca. Ada interaksi menyenangkan yang terbangun di sana. Link tulisan di blog pun dapat disebarkan di berbagai media sosial. Praktis, kan? *alis naik turun*
Nah, pastinya job on blogging tidak akan ujug-ujug kita dapat. Usaha meeen usahaaa. Aktiflah di komunitas-komunitas blogger. Sempatkan kopdar dan menghadiri acara launching produk/jasa. Tulis reportasenya, lalu mention akun brand. Share postingan kita di berbagai media sosial. Jangan lupa, huntingsitus-situs (lokal maupun internasional) yang menghubungkan blogger dan advertiser seperti Idblognetwork, SITTI, Pay Per Post, Paid Review, Buy Blog Reviews, dll.

Time out! Sesi makan siang juga salah satu sesi yang ditunggu-tunggu. Ya iyalah, mana konsen kalau perut keroncongan. *alesyan*


Isi nasi kotak yang harus diberantas
Twitter
Bagi Teman-Teman yang memiliki akun Twitter, Twitter-nya jangan dianggurin aja. Manfaatkan buat cari duwiiid duwiiid duwiiid *ngedangdut*. Berikut persyaratannya:


Percaya, deh, energi negatif itu menular. Demikian juga energi positif. So, mendingan update status kece daripada status galau, nyinyir, dan nyindir. Sesekali bikin kultwit (tweet sesuai bahasa personal, tidak kaku) bermanfaat. Adakan kuis atau diskusi untuk memancing banyak reply. Sediakan hadiah kecil sebagai complimentuntuk followers kita. Nah, enggak susah-susah banget, kan?
Ini dia kiat agar Twitter kita dilirik brand.


Berikut tips dari Ani yang saya suka banget. Kalau hadir ke acara gathering atau launching produk/jasa, jangan ragu jangan malu untuk live tweet (walaupun tidak ada kompetisi live tweet), lalu mention tuan rumah acara atau brand. Kalau memang ada kompetisi live tweet, anggap saja sebagai latihan. Konsisten, bukan plek berharap menang. Setelah acara, jangan langsung unfollow brand, yaaa. Hayo, siapa yang suka begini? Xixixi. Jalin terus komunikasi yang baik.

Horeee! Usaha pun berbuah hasil. Akhirnya, ada advertiser yang menawarkan job kepada kita. Eits, senang, sih, boleeeh. Tapi, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan. Apakah advertiser atau agensi tersebut bisa dipercaya? Buat MoU antara dua belah pihak, dengan segala ketentuan hak dan kewajiban. Pastikan masing-masing pihak paham. Perhatikan juga kode etik.
Nah, berkaitan dengan kode etik ini, saya tergelitik untuk melontarkan pertanyaan, Adakah jeda setelah kita menulis review brandA, baru kemudian boleh menulis brand B? Di mana kedua brand adalah produk kompetitor. Secara, imej kita sudah cukup lekat dengan brand A. Tahu-tahu kita pakai brandB. Bagaimana reaksi pembaca blog kita nanti?

Serius amat ngeliatin saya. Hahaha!
Ani menjawab bahwa biasanya tidak ada aturan tertulis untuk hal tersebut. Namun, ada beberapa cara untuk menyiasatinya. Yang pertama, timbun postingan brand A dengan postingan lain yang orisinal. Tujuannya agar pembaca lupa. Tetap perhatikan bahwa perbandingan konten orisinal dan iklan di blog adalah 70:30. Jadi, isi blog bukan iklan semua. Yang kedua, coba beternak blog. Kita bisa menulis review brand B di blog yang lain.
Pertanyaan saya ini juga mendapat sambutan dari Karel Anderson. Oiya, dari tadi saya belum nyebut ada Karel, yaaa? Yak, di mana ada Karel, di situlah kehebohan tercipta. Caranya menjawab sukses bikin peserta #SundaySharing ngakak ngikik ngukuk. Enggak percaya? Lihat aja bukti otentik di bawah ini.

Atit uyut berjamaah

Ini beberapa petuah Karel yang saya rangkum:

1. Sekali lagi, pandai-pandailah mempermainkan bahasa. Kalau di sebuah postingan kita sudah menulis memakai providerA, misalnya, di postingan lain kita bisa mengakali dengan membuat postingan yang mengarah ke link saja (tidak terang-terangan menyatakan memakai). Misal, Lima Tips Hemat Ala Karel. Tips 1-4 bikin aja tips suka-suka. Begitu masuk tips ke-5, masukkan provider B secara soft (bikin link hidup). Bikin keterangan 1-2 kalimat aja.
2. Jangan membuat judul postingan yang bikin ilfil atau menulis nama produk di judul postingan (untuk reviewsoft selling). Soalnya, belum apa-apa pembaca sudah pasti bisa menebak isi seluruh postingan kita.
Contoh: Provider A Memang yang Paling Canggih di Kelasnya!
Cape deeeh. Oiya, kalau ada yang membaca postingan saya sebelum ini, kebetulan itu adalah artikel hard selling. Tergantung advertiser-nya, menginginkan review soft selling atau hard selling. Lanjuuuttt.

Karel Anderson
3. Jadilah blogger yang unik dan berkarakter. Apa bidang yang paling kita kuasai? Food? Travel? Atau, photography? Hayuk! Gado-gado? Enggak masyalah. Belum tentu seleb blog melulu yang dapat job. Hanya, kebetulan, seleb blog inilah yang kelihatan di permukaan. Ada juga blogger-blogger yang bukan seleb blog yang dicari advertiser.
4. Jangan jadi blogger minder! Bahaya, nih. Minder ini terbagi 2:
- Minder karena merasa tidak bisa menulis dengan baik. Kalau minder terus, kapan ngeblognya? Pan, katanya blogger?
- Minder ketika advertiseratau agensi menanyakan harga (rate card) kita. Akhirnya, kita kasih harga yang rendaaah banget. Kita harus bisa mematok harga sendiri, tapi tetap yang rasional, ya. Jangan setahun cuma menulis 1 postingan, begitu dapat tawaran minta bayaran 5 juta per postingan hahaha! Asiiin. 
Ani menambahkan, blogger pemula sebaiknya memang tidak mematok harga terlalu tinggi. Jadikan tawaran awal sebagai batu loncatan. Untuk ke depannya, insya Allah kita akan mendapatkan tawaran lagi dengan harga yang lebih tinggi. Semuanya bertahap dan butuh proses.


Kembali ke Twitter. Jangan bingung mencari bahan untuk buzzing Twitter. Bahan buzzing Twitter bisa dari brief advertiser, press release (tapi jangan sontek mentah-mentah), kronologis liputan acara, paparan narasumber, testimoni pengguna, dll.

Beberapa poin penting yang tidak boleh terlupa adalah, jangan bolak-balik mengganti nama akun atau blog agar advertiser (yang belum atau sudah kenal) tidak kesulitan mencari kita. Sesekali tulis review jujur, tapi diplomatis, tanpa bayaran. 

Acara #SundaySharing diakhiri dengan games gokil ala Karel. Doi juga enggak mau ketinggalan menyumbangkan hadiah ngawur, yakni ... 2 kg mangga untuk masing-masing pemenang! Aku juga maooo!

Hadiah ngawur dari Karel
Foto bersama
Nah, seorang Ani Berta sudah berinisiatif memberikan kail kepada kita. Apakah kita sendiri sudah siap memancing ikan” atau tidak? Ah, siapa takuuut! Yuk, mancing rame-rame! [] Haya Aliya Zaki
 Sebagian foto diculik dari Facebook BLOGDETIK.

Monday, November 25, 2013

[NO]stalgia [R]o[MA]ntic : “Jejak Cantik di Kota Batik”

Monday, November 25, 2013 0 Comments



Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Hari Ahad full semangat!
Ba’da Subuh, kembali ngecek semua perkap yang harus dibawa (eh, emangnya mau kemane lu, Nung?) hihi. Hari ini mendapatkan undangan untuk mengisi acara di Pekalongan. Tepatnya, ada training jurnalistik yang diadakan oleh LPM Al-Mizan, STAIN Pekalongan. Dari TOR yang dikasih panitia, aku musti ngemeng-ngemeng soal cerpen, motivasi kepenulisan, dll. Slide ppt sudah ready sejak jauh-jauh hari. So, aku rasa persiapan dah OK! Camilan di tas juga dah siap. Apalagi kemarin sempat nemu permen Kino dengan gambar kartun kesayanganku, Doraemon. Hakdies!
Jam 05.00 Mas Sis mengantarkanku ke Stasiun Poncol. Perjalanan pagi yang istimewa. Mas Sis melepas kepergianku sampai depan pintu batas pengantar. Suami tercinta nggak bisa ikutan karena ada agenda di Gunung Pati. Ya sudah deh, mbolang sendiri. Yang penting dah ngantongin restu dan do’a dari suami. Alhamdulillah,segera menuju gerbong 5 (gerbong paling buntut). Cari kursi 2A. Nyaman juga ya, KA. Kaligung Mas. Ini pengalaman pertama ke Pekalongan dengan kereta. Uhuy… Jam 05:55, ular besi yang kunaiki pun berangkat. Bismillahi majreha wa mursaha…
“Kulayangkan pandangku melalui kaca jendela. Dari tempatku bersandar, seiring lantun kereta. Membawaku menikmati tempat-tempat yang indah…”(konser sama Padi dulu)
Seru banget pas lihat laut. Hihi. Berasa pengin njebur. Kalau sesuai jadwal sih, jam 7.30 udah sampai. Tapi, di daerah Weleri ada perbaikan rel. Jadinya, jalan kereta agak lambat dan sering berhenti. Enjoy aja lah!
Ada seorang ibu yang ngajak ngobrol. Beliau bilang, “tak kira mbak masih SMA, lho! Ternyata sudah nikah!” Hah, benar-benar muka gue nih muka imut-imut. Mbatin : “Ibu orang kesekian lhoh, yang bilang kayak gitu…” *krukupankresek
Jam 08.00 sampai juga di Stasiun Pekalongan. Adik-adik dari STAIN sudah menanti di pintu keluar. Saatnya menuju lokasi. Lumayan jauh juga ternyata. Kita sempat beli sate kambing di alun-alun kota. Nyummy banget rasanya!
Sekitar jam 09.30, aku mulai beraksi. Senang rasanya berbagi inspirasi dan motivasi berdasarkan pengalaman pribadi. Beberapa materi yang aku sampaikan berasal dari ilmu-ilmu keren Casofa Fachmy saat menjadi guruku menulis di Pelangi. Thanks, Bro!
Hampir 2 jam aksiku, adik-adik menerima tantangan keren dariku dan kita akhiri foto bersama, sebuah akhir yang super seru.
Lagi-lagi, aku harus melukis rona bahagia di hati. Melihat keceriaan mereka dan antusiasme mereka yang luar biasa.
Pas moment itu ada kesempatan narsis dikit dengan karya terbaru. Ya, Beauty Jannaty bisa jadi salah satu bukti. Inilah salah satu hasil dari si pejuang mimpi. Karya itu lahir dengan semangat membara bahwa mimpi besar itu harus diperjuangkan agar bisa menjejak nyata hingga bermanfaat bagi sesama. Kata Casofa Fachmy, “Kita harus melegenda!”



Untuk apa melegenda? Perlukah itu? Tidak. Kita tidak perlu. Tapi generasi setelah kita yang memerlukannya. Mereka butuh inspirasi, dan inspirasi, selalu lebih mengena dan mereka percayai jika datang dari generasi sebelum mereka. Dengan begitu, kita bukan hanya berbagi inspirasi, tapi kita juga menuai pahala, yang tak kenal henti.
Jika kita tak melegenda, tentu mereka tak tahu kalau kita ada. Jika kita tak berkarya, tentu mereka tak bisa mengambil kita sebagai inspirasinya.
Jika Imam Bukhari melegenda lewat Shahih-nya. Jika Ibnu Jarir melegenda lewat Tafsir-nya. Jika Ibnu Khaldun melegenda lewat Muqaddimah-nya. Jika Sayyid Quthb melegenda lewat Zhilal-nya. Jika Hasan Al-Banna melegenda lewat Majmu’ah Rasail-nya. Lalu, kamu melegenda lewat karya apa?
Sama seperti saya. Kita-kita sama-sama belum punya. Tapi di sini, kita belajar dari pertanyaan itu. Tapi dari sini, adalah terminal keberangkatan atas sebuah penyadaran: suatu saat, kita harus bisa seperti mereka.
[motivasi dari Casofa saat event Idealogi di Solo]



Acara selesai, di ruang transit masih ada agenda foto-foto dengan panitia (Hadeuh, ternyata pada narsis juga! Eh, ada seorang panitia yang wajahnya mirip banget sama Asmirandah, tapi berjilbab lho! Suer…xixi)
Bareng-bareng, beberapa panitia mengantarkanku ke stasiun. Mampir sholat dulu di sebuah masjid. Mereka sebenarnya pengin ngajak aku ke masjid agung. Tapi, mengingat waktu, aku lebih memilih langsung ke stasiun. Dan ternyata feeling-ku benar. Terjadi kemacetan yang cukup panjang dan lama karena ada kecelakaan di jalan Imam Bonjol.
Lima belas menit sebelum waktu keberangkatan, akhirnya sampai juga. Berpisah dengan adik-adik yang luar biasa dan aku pasti akan merindukan kalian semua. Terus semangat berkarya, ya! Agar semesta semakin merasai manfaatnya!
Perjalanan pulang yang tak kalah keren.
Sampai di Poncol sekitar jam 16.00. Bergegas jalan ke pintu keluar sebelah barat. Celingukan, kok sosok yang dicari nggak ada, ya? Langsung deh jalan ke area parkiran. Saat ribet cari hape di tas, tiba-tiba ada tangan kekar yang melingkar di pundakku, dari arah belakang. Hampir saja menangkis dan pasang kuda-kuda. Tapi setelah tahu siapa pelakunya, langsung deh tersenyum dan menatapnya penuh cinta. Hihi. “Mas Siiiiis, ngagetin ajaaa!” Sosok itu kebanjiran cubitan dan terus menggamit tanganku, mesra. Hihi… *berasa dah lamaaa banget nggak jumpa. Padahal baru pisah beberapa jam saja.
Selanjutnya, menikmati perjalanan pulang. Sempat mampir ndegan dan makan siomay sepiring berdua. Sesekali bercerita kegiatan hari ini.
Akhirnya, sampai rumah juga. Sosok pangeran itu sempat memijit kakiku dan menyiapkan air hangat untukku. Perhatian banget, sih! Alhamdulillah… Setelah segar, saatnya makan malam. Hmm, gulai kepala ikan siap disantap.

Bonus Cinta di Hari Ini
Malam harinya, kami silaturahim ke rumah Bunda Darosy. Meeting persiapan launching buku baru dan mimpi-mimpi kami ke depan. Banyak karakter Bunda Darosy yang “gueee banget!”. Banyak karakter Ayah Edy (suami Bunda) yang “Mas Sis banget!” hihi. Jadi, kalau lagi ngobrol dan diskusi tuh kami berempat bisa klop banget!
Jadi ingat, di proposal nikahnya Mas Sis tertulis,
“…untuk itulah sebenarnya saya selama bertahun-tahun belajar tentang business development, property, investasi, keuangan, system development, networking, dan bisnis-bisnis pemberdayaan. Ujungnya adalah 3 menara ini. Proyek ‘MERCUSUAR SURGA 3 MENARA’ adalah proyek yang terintegrasi dan saling berkaitan. Semuanya, akan berdiri dengan kokoh, jika ketiganya ada. Ibarat sebuah kursi, 3 Menara + 1 Mercusuar, adalah kaki-kakinya. Sebuah kursi tidak akan berdiri kokoh, jika ke-4 kakinya tidak kokoh pula. Pertanyaannya, 1 MERCUSUAR itu apa? Yang satu ini, khusus ISTRI SAYA NANTI yang tahu. CALON ISTRI, mohon maaf, belum boleh tahu.”
Hihi… ya, saat ini adalah masa-masa merealisasikan ‘proposal cinta’ itu. Semoga kita bisa saling melengkapi dan melipatgandakan setiap potensi, saling bersinergi dan berkontribusi untuk mempersiapkan bekal menjemput kehidupan abadi.
Malam yang indah dan perjalanan pulang yang romantis

[Keisya Avicenna, 24 November 2013]

Tuesday, November 19, 2013

[Resensi Buku] : "12 INSPIRASI DALAM 12 MENIT" [Santi Artanti]

Tuesday, November 19, 2013 0 Comments

12 Inspirasi dalam 12 Menit

August 18, 2013 at 10:26am
BismillahirrahmanirrahiimWuih, udah lama banget ya ga bikin note di fb.. kayaknya sejak menjamurnya 'secret group' itu deh :DKali ini posting review buku aja deh :)

Tulisan ini juga bisa diakses di blog saya http://dreamyhollic.blogspot.com/2013/08/12-inspirasi-dalam-12-menit.html

[12 Inspirasi dalam 12 Menit]

“Bayangkan, Jakarta. Kota yang sekarang tak terjangkau tangan kalian. Bayangkan ribuan orang dari kota itu bersorak-sorai untuk kalian. Bayangkan ribuan orang di stadion besar itu mengentak-entakkan kakinya meminta kalian tampil lagi. Pernahkan kalian membayangkan, kalian menjadi pahlawan bagi ribuan orang ini. Ribuan orang yang tak kalian kenal satu juga. Kemenangan kalian akan membuat mereka sadar, bahwa siapa saja bisa menjadi pahlawan.”
-Rene-

Novel difilmkan, itu sudah biasa. Tapi kalau skenario film dinovelkan, sepertinya itu masih jarang. Dan 12 Menit, berhasil menjadi salah satunya. Oka Aurora mampu mengadaptasi skenario film yang dituliskannya menjadi naskah novel. Sebuah novel yang terinspirasi dari tim Marching Band Bontang Pupuk Kaltim, yang berhasil menjadi juara umum 10 kali sampai tahun 2011 di perhelatan GPMB (Grand Prix Marching Band). GPMB diadakan setiap tahun di akhir bulan Desember, diikuti oleh tim marching band ternama dari seluruh Indonesia. Tentu akan menjadi luar biasa, jika kemenangan itu diraih oleh sebuah tim yang berasal dari daerah. 12 Menit, kisah yang akan meyakinkan kita pada kekuatan mimpi dan keteguhan berusaha.

Rasanya tidak berlebihan jika 12 Menit dinobatkan sebagai novel inspiratif yang memukau. Jalinan cerita di dalamnya adalah gambaran tentang kehidupan yang ada di sekitar kita, rasanya begitu dekat. Oka menyajikannya dengan bahasa yang fresh, renyah dan mudah dipahami. Oka juga lihai menempatkan karakter sesuai tokohnya, tak terjebak dalam keakuannya sebagai pengarang. Banyaknya tokoh yang ia ciptakan sepertinya tidak menghambatnya dalam mengotak-ngotakkan sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Semua karakter mengalir begitu saja, mengikuti ke mana arah penyelesaian masalah dari masing-masing tokoh itu harus bermuara.

Sebagai novel inspiratif, tentu banyak nilai moral yang bisa kita petik di dalamnya. 12 Menit merangkumnya dalam jalinan cerita dan interaksi di antara tokoh-tokohnya. Menjadi pembelajaran yang berharga, mulai dari proses perjuangan meraih kemenangan itu. Suka duka, jatuh bangun, rintangan yang harus dihadapi sampai pada jalan setapak impian yang siap terbentang di hadapan. Dan inilah taburan inspirasi itu:

  1. Semangat.
Semangat adalah roh kehidupan yang menjiwai manusia. Semangat itu berasal dari diri sendiri. Nilai semangat dari novel ini diwakili oleh hampir seluruh tokohnya yang sangat variatif. Masing-masing mempunyai garis nasib yang berbeda. Masing-masing mempunyai semangat dalam menjalani hari dan lika-liku yang menyertainya.

2. Perjuangan

Perjuangan adalah kerja keras tanpa kenal lelah dalam meraih sesuatu. Nilai perjuangan ini juga diwakili oleh hampir semua tokohnya. Masing-masing mempunyai impian. Masing-masing berusaha memberikan porsi usaha terbaik demi pencapaian impian itu.

3. Disiplin

Mereka telah mengorbankan sebagian waktu yang dimiliki demi latihan itu. Ribuan jam telah mereka lewati hanya untuk 12 menit penentuan. Tanpa disiplin yang ketat, ketahanan dan keuletan, mustahil keberhasilan itu akan diraih. Kedisiplinan mengajarkan mereka untuk fokus pada tujuan utama. Menjadi pemenang, menjadi kebanggaan.

4. Kebersamaan

Tanpa kerja sama yang baik antar anggotanya, sebuah tim marching band tidak akan terlihat kompak. Mereka bersatu padu menciptakan formasi terbaik yang bisa mereka persembahkan. Saat ada satu celah saja yang kosong, akan terlihat timpang dan tidak menarik. Kebersamaan itu dibutuhkan untuk melengkapi semuanya.

5. Persahabatan

Interaksi antar sesama tokoh itu akhirnya menumbuhkan bibit persahabatan. Tanpa adanya jalinan rasa itu, mustahil akan diperoleh jiwa kebersamaan. Sesuatu yang memberi ‘nyawa’ pada permainan marching band mereka. Walau ada beberapa perbedaan status sosial, itu tak menjadi masalah dalam merajut persahabatan.

6. Kekeluargaan

Kehadiran keluarga sangat berarti. Ketiadaannya seakan menghapus separuh asa dalam diri. Arti penting keluarga itu tercermin dalam interaksi antara Tara, oma, opa dan ibunya yang akhirnya luluh dan kembali dalam rengkuhan. Juga terlihat dalam permasalahan Elaine, ibu dan ayahnya, yang akhirnya menyadari bahwa keberhasilan anak adalah kebahagiaan orang tua. Tak ketinggalan, interaksi antara Lahang dan bapaknya juga menunjukkan bahwa dukungan keluarga sangatlah penting untuk penggapaian cita.

7. Kesederhanaan

Ada nilai kebersahajaan yang dibangun oleh tokoh Lahang. Hidupnya yang sangat sederhana tidak menghalanginya untuk menyulam impiannya, untuk hidupnya yang lebih baik di masa mendatang. Meskipun banyak aral coba melintang, tapi keyakinannya terpatri kuat. Impian sederhana bagi banyak orang, tapi spektakuler bagi seorang Lahang. Impian ‘warisan’ almarhumah ibunya yang coba ia sambung. Ya, Bagi Lahang, Monas bukanlah sekadar tugu bersejarah yang wajib dikunjungi. Monas adalah perlambang. Lambang perubahan hidup. Jika ia bisa mencapai monas, ia punya kemungkinan lebih besar untuk mencapai tugu-tugu di kota lain. Atau mungkin juga di negara lain. Dan untuk mewujudkannya, Lahang harus berpacu dengan waktu yang ternyata tak bisa berkompromi dengan detak-detik nafas bapaknya. Sebagian isi novel yang akan mengaduk emosi dan menguras air mata pembaca ada di sini.

8. Pantang Menyerah

Elaine, tumbuh dengan tahu persis apa minatnya. Ia begitu mencintai musik. Biola sudah menjadi bagian kesehariannya. Kepindahan keluarganya ke Bontang mengharuskannya melepas kecintaannya itu. Tapi bukan berarti ia menyerah pada keadaan. Di Bontang, ia mengalihkan minatnya pada marching band, sesuatu yang masih berhubungan dengan musik. Dengan perjuangan yang tidak mudah, ia hampir berhasil menjadi field commander. Tiba-tiba ia dihadapkan pada dilema, pilihan antara mengikuti timnya maju ke GPMB atau mengharumkan nama sekolah dengan mengikuti olimpiade fisika. Keadaan semakin sulit, karena ia harus berhadapan dengan ayahnya yang tak pernah menyetujui kegiatan marching bandnya. Tapi, ia tak menyerah begitu saja. Ia punya kemauan kuat, yang akhirnya mengalahkan keraguannya. Dan ia telah menentukan keputusan yang tepat.

9. Keterbatasan bukan halangan untuk maju dan berprestasi

Tak mudah menjadi seorang Tara. Ia kehilangan hampir seluruh pendengarannya dalam sebuah kecelakaan, yang juga merenggut kehidupan ayahnya. Ia hanya tumbuh bersama oma dan opanya. Sementara ibunya ‘menjauh’ demi keegoisan mewujudkan impiannya sendiri. Marching band adalah solusi tepat untuk Tara. Setidaknya, itulah yang omanya pikirkan. Karena semakin sering Tara bergaul dengan banyak orang, ia akan semakin cepat mandiri. Dan Tara berhasil menukar keterbatasannya dengan berprestasi sebagai seorang pemain snare drum yang handal. Sesuatu yang mustahil, tapi nyatanya Tara mampu menaklukkan tantangan itu.

10. Sikap percaya diri

Rene adalah gambaran dari kata ambisius, tegas dan keras kepala. Tapi justru itulah yang menumbuhkan kepercayaan dirinya. Sebagai lulusan fakultas Music Education and Human Learning, ia terbiasa latihan keras dan panjang. Ia berhasil menjadi anggota Phantom Regiment, sebuah corps kelas internasional. Mulai dari anggota snare, section leader hingga menjadi salah satu instruktur. Itu semuanya membentuknya menjadi seorang pelatih yang disiplin dan sedikit kaku. Tapi sisi baiknya, ia peduli dengan impian anak-anak asuhnya. Misinya sebagai pemimpin adalah membawa mereka dikenal seluruh Indonesia. Itu berarti harus menjadi yang terbaik. And she did her best. Ia berusaha keras menularkan semangat percaya dirinya, benih dari kemenangan itu.

11. Keselarasan

Komposisi yang selaras dalam permainan marching band adalah cermin keseimbangan dalam harmoni kehidupan. Jika semua nada pas dalam melodinya, akan tercipta kombinasi keindahan suara dalam keteraturan. Dan lagu kehidupanpun akan berdenting dengan syahdunya. Salut dengan kelihaian Oka, mampu menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan marching band dengan begitu rapi dan detail.

12. Dreaming is believing

Mimpi adalah awal dari segalanya. Percayalah pada mimpimu, lalu yakinkan hati untuk mewujudkannya. Beranilah bermimpi! Seperti pesan bapak Lahang pada putra semata wayangnya, “Berapa pun waktu yang diberikan, tak seharusnya dihabiskan dengan ketakutan. Karena ketakutan, tak akan pernah menyambung hidupmu. Yang akan menyambung hidupmu hanyalah keberanian.”

Vincero! Dan kemenangan itupun membayang di pelupuk mata. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Bukti, bahwa prestasi bisa menjadi milik semua orang. Tak peduli siapapun atau dari manapun ia berasal. Sepanjang ia berusaha keras, kelak ia akan memetik buah manisnya.

12 Menit adalah inspirasi untuk semua. 12 Menit adalah novel untuk segala usia. Nantikan juga kehadiran filmnya. Segera, siap menghentak bioskop di seluruh Indonesia!




Judul Buku          : 12 Menit
Pengarang          : Oka Aurora
Penerbit              : Noura Books
Tebal                     : xiv + 348 Halaman; 14x21 cm
Terbit                    : Mei 2013
ISBN                      : 9786027816336


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Resensi 12 Menit: Dreaming is believing!Info http://nourabooks.blogspot.com/2013/05/lomba-menulis-resensi-novel-12-menit.html

[Resensi Beauty Jannaty] : Menghadirkan Pesona Bidadari

Tuesday, November 19, 2013 0 Comments

Menghadirkan Pesona Bidadari

Foto: santi
Manakala jiwa telah disirami takwa, karakter seorang muslimah tidak lagi mudah terdesak oleh dorongan nilai-nilai duniawi. Sikap rohaninya akan mengatur untuk selalu mendekatkan diri pada ridha-Nya dan menjauhkan diri dari segala yang dimurkai-Nya.”

Bangsa yang maju dan kokoh terbentuk dari akumulasi kehidupan keluarga yang harmonis dan tertata. Keluarga yang harmonis dan tertata tidak lepas dari peran seorang wanita. Ia berkewajiban menjadi istri yang taat pada suaminya. Ketika perannya bertambah sebagai ibu, ia diharapkan menjadi tonggak pendidikan awal bagi anak-anaknya. Pun ketika masih single, seorang wanita harus memiliki ilmu yang cukup sebagai bekal menyongsong peran-peran mulia itu. 

Peran multi fungsi itu menuntut seorang wanita untuk mengasah potensi dalam dirinya. Memang, wanita identik dengan kelembutan. Tapi bukan berarti, ia tidak bisa tampil dengan karakter kuat. Untuk mendapatkan karakter kuat itu, dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Pondasi dari pembentukan karakter itu berupa takwa. Ia senantiasa melaksanakan yang wajib dan menghindari hal terlarang. Hari-harinya dihiasi keikhlasan dan kebersahajaan. Ia mampu menjaga dirinya dari hal-hal buruk. Ia tidak mudah tergoda oleh tipu daya dunia yang kadang melenakan. Semua itu akan menghadirkan citra positif seorang muslimah.

Pribadi yang telah memiliki citra diri positif, selanjutnya akan mudah mengembangkan sebuah kepribadian mulia dalam dirinya. Jika mendapat kebaikan, mereka pandai bersyukur, tidak sombong dan tidak melupakan orang lain. (Halaman 120)

Muslimah smart juga harus pintar menempatkan dirinya dalam kehidupan sosial. Ia mampu menjaga ukhuwah dalam masyarakat. Ia tidak larut dalam kegiatan sia-sia, seperti bergosip. Ia dihormati karena lisannya selalu terjaga. Ia menjauhkan diri dari fitnah yang akan memerangkapnya dalam kehancuran. Ia fokus, memeriksa kekurangan dan aib yang ada pada dirinya sendiri. Itu membuatnya tidak mempunyai waktu lagi untuk memeriksa dan mencari kekurangan orang lain.

Kemuliaan akhlak terwujud dengan memberikan apa yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak menyakiti dan menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh kesabaran. Hal itu akan bisa digapai dengan membersihkan jiwa dari sifat-sifat rendah dan tercela, kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. 
Kecantikan seorang wanita juga terpancar saat ia mampu menjaga kesehatan dan merawat raganya. Wajahnya berseri-seri karena dipoles dengan senyuman. Ia bahkan bisa bersyukur melalui hal-hal kecil seperti berkebun dan memasak.

Memasak tidak hanya sekedar kegiatan meramu bumbu dan bahan makanan hingga terciptalah masakan lezat yang siap santap. Namun, memasak juga bisa menjadi media kita untuk memikirkan dan mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan pada kita. (Halaman 261) 

Ketika takwa dan syukur telah menghias hari-hari seorang muslimah, inner beautynya akan mengemuka. Cantik itu bukan hanya tentang fisik semata. Kecantikan luar bisa luntur seiring waktu. Tapi kecantikan yang terpancar dari dalam akan menghadirkan pesona abadi. Pesona yang kelak akan membuat bidadari surgapun cemburu. Muslimah jelita, keberadaannya laksana embun yang menghadirkan kesejukan.

Buku ini berisi panduan lengkap yang akan memberi bekal pemahaman lebih dalam memandang hakikat kecantikan. Banyak tips-tips asyik menjadi muslimah cantik lahir batin. Baca, resapi dan praktikkan! Dan menjelmalah muslimah  jelita yang dirindukan surga. 

“Seandainya seorang bidadari dari surga menampakkan diri kepada penghuni bumi, haya tubuhnya dan bau harumnya akan memenuhi ruang antara langit dan bumi, serta kerudung rambutnya lebih indah dan bernilai daripada dunia dan seisinya.”
(HR Bukhari)

Judul Buku  : Beauty Jannaty: 99 Bekal Istimewa Menjadi Muslimah Jelita Dambaan Surga
Penulis  : Keisya Avicenna
Penerbit  : Tinta Medina (Creative Imprint of Tiga Serangkai)
Terbit  : Agustus 2013
Tebal  : xx+412 Halaman
ISBN  : 9786029211870
Harga  : Rp. 48.000,-
 
Resensor : SANTI ARTANTI
http://www.nabawia.com/read/2201/menghadirkan-pesona-bidadari#.UntSOt2CwoI.facebook

 

NULIS CERITA ANAK YUKZ

Tuesday, November 19, 2013 0 Comments

NULIS CERITA ANAK YUKZ

By Wuri Nugraeni on Sunday, January 1, 2012 at 8:59pm
Buat mak2 dan mbak2 yang belom bisa hader, jangan sedih, apalagi sampe nangis guling-guling kayak anak kecil enggak dibelikan permen. ”Terima kasih buat mba Dian, mba Aan, dan mba Fitria yang sudah rela berbagi ilmu tentang pictorial book, membuat cerita anak, hingga menulis di media keluarga,” *megang piala Citra*. Mulai dari teori, praktek, tips, tanya jawab, makan siang, promosi dagangan berlangsung serius tapi santai.


PICTORIAL BOOK
Buku untuk anak usia 4-6 tahun. Umumnya, jumlah halamannya kelipatan 8, misal : 8 halaman, 16 halaman, 24 halaman, dst. Buku anak biasanya terdiri dari 4 paragraf, antara lain : Opening, Konflik, Klimaks, Ending. Setiap paragraf terdiri dari 6-8 kalimat. Setiap kalimat sekitar 5-6 kata saja.  Kalau buku anak, tentu bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti anak.

Tips agar kita tahu, apakah kalimat yang kita tulis cocok untuk anak-anak, yaitu : bacalah naskahmu! Kalau kita bacanya berasa ngos-ngosan (duh, bahasa Indonesia apa ya?) berarti perlu dipenggal. Contoh : Di negeri Pidelton ada raksasa baik hati yang berwarna ungu dan suka kentut untuk menyuburkan sawah-sawah. #ngos-ngosan. Baiknya diganti : Di negeri Pidelton ada raksasa baik hati. Raksasa ungu yang suka kentut. Kentut raksasa dapat menyuburkan sawah-sawah.

Untuk mengirim ke penerbit, perlu ilustrasi (kalo nggak bisa gambar) bisa bikin penjelasan ilustrasi.

tujuannya adalah memudahkan penerbit memahami imajinasi Anda.
Contoh :
Di negeri Pidelton ada raksasa baik hati. Raksasa ungu yang suka kentut. Kentut raksasa dapat menyuburkan sawah-sawah.
Ilustrasi : badan raksasanya besar, warnanya ungu, matanya merah, cuma pake celana pendek merah yang sedang berdiri di atas sawah-sawah hijau.


MEDIA KELUARGA
Anda dapat mengirim naskah ke Parenting, Ummi, dll. Lebih baik, beli majalah terbaru / baca di perpus, sehingga kita tahu rubrik apa yang terbuka bagi penulis lepas. Menurut cerita mba Fitria dan mba Aan, dulu tuh Majalah Parenting punya 2 rubrik, tapi sekarang hanya 1 rubrik, yaitu rubrik “Cerita Anda” tentang aneka pengalaman bersama anak. Bisa juga buka web momsguideindonesia.  Pilihan lain, koran Jawa Pos ada rubrik “For Her” yang menerima tulisan sekitar 750 kata, tapi dapetnya souvenir bukan honor *moto ijo*.
Tips : baca dahulu dan kenali karakter medianya yah, baru ngirim.


Semoga tulisanku ini mudah dipahami, maklum, bukan dosen.  Kalo ada yang salah ato kurang, silahken di-edit.
Ayooo... serbu penerbit/media anak *pinjem pecutnya cat woman* cetaaarrr *pecut diri sendiri*.

Sunday, November 17, 2013

Nulis Esai Inspiratif Yuk :) [IIDN Semarang]

Sunday, November 17, 2013 0 Comments

Nulis Esai Inspiratif Yuk :)

Alhamdulillah,

Sabtu kemarin menggembirakan. Rumahku ramai teman-teman IIDN Semarang ngumpul. Tak hanya yang dari Semarang, tapi juga teman-teman grup penulis Ambarawa, dari Amabarawa, Temanggung, wow! Terharu!

Jadi, dalam rangka menyukseskan program IIDN Pusat yaitu memberdayakan rumah sebagai tempat belajar. Biasanya, sih kami memang ngumpul di rumah anggota bila kopdar. Namun, rasanya ingin mengajak teman-teman perempuan di seputar Ungaran untuk belajar nulis bareng. Dakuw berhasil mengajak 2-3 orang teman di Ungaran untuk belajar. 

Tak disangka, teman-teman yang rumahnya jauh ikut gabung. Why not?

Dan..Sabtu tanggal 16 November adalah pertemuan perdana. Diiringi rasa deg-degan karena mendung menggelayut di langit. Semoga saja hujannya malam, doaku hehe.

Alhamdulillah, ngumpul juga. Suasananya syahdu karena dingin dingin gitu hehe.

Untuk kali pertama, membahas gimana sih menulis esai inspiratif itu? Esai sepanjang 2-3 halaman ini relatif mudah ditulis. Dan pengalaman pertamaku menulis di media dulu kebanyakan mengirimkan esai inspiratif dan cerpen.

Apa sih esai inspiratif itu?
Ya, itu sebutan untuk tulisan ala serial Chicken Soup For The Soul ala Jack Canfield yang super mega booming *lebaynyaa, hehe.

Redaksi media massa biasanya mengirim naskah kiriman pembaca berupa esai ini selain cerpen dan puisi. Majalah yang menerima tulisan sejenis ini misalnya Femina untuk Rubrik Gado-Gado, Majalah Ummi, Annida, Kartika, Kartini dan Sekar yang kini sudah almarhumah, hiks. Tinggal kita mengirim naskah  yang tepat untuk tiap majalah karena mereka memiliki visi misi berbeda. Misalnya Ummu, esainya tentu islami dan parenting dll.

Saat ini, juga masih ada tren menulis antologi. Walau agak surut ya setelah beberapa waktu lalu booming. Bertebaran antologi ini itu dari berbagai penerbit. 

 Nah, naskah yang dibutuhkan biasanya berbentuk tulisan ala Chicken Soup. Seperti antologi andalan IIDN A Cup of Tea yang terdiri dari banyak seri dan cukup laris di pasaran. 

Jadi, tak ada salahnya kita mengupas esai ini yaa. Saya tuliskan lagi, Insya Allah lebih lengkap karena kemarin banyak diselingi ngobrol, nyari Alde yang ngacir entah kemana dan demam panggung kikikik.

1. Esai ala Chicken Soup ini agak mudah ditulis karena relatif cukup pendek. Untuk majalah, biasanya hanya 2-3 halaman saja. Untuk antologi, biasanya maksimal 8 halaman seperti esai dalam buku-buku Asma Nadia. Tulisan saya beberapa kali nongol di buku Mbak Asma seperti La Tahzan For Brokenhearted Muslimah dll. 

2. Selain itu, berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain. Jadi based on true story, nggak pakai mengkhayal seperti menulis cerpen. Walau, boleh saja dibumbui agar cerita lebih cantik atau nendang.

3. Ada pesan moral yang ingin disampaikan. Tapi, jangan too explicit. Nanti terkesan menggurui. Cerita Anak Kos Dodol sebisa mungkin ada pesannya misal jangan begadang, jangan malas, jangan nyontek, nanti bla bla..tapi ditulis dengan kocak biar menghibur dan nggak merasa diceramahi motivator hihi.

4. Kalimat pembuka atau judul, kudu menarik perhatian redaksi. Rajin latihan yuk, nulis pembuka yang seru. 
Misal untuk tema kesetiaan dalam rumah tangga. Bisa dimulai dengan pertanyaan: Apakah anda yakin suami anda setia? Jgerr..hehe. Ah, lupa kasih contoh ini kemarin hihi maap..maap. Bisa juga dimulai dengan angka statistik atau penelitian misalnya 75% suami tidak jujur kepada istrinya. Uhuy..jangan lupa riset dulu yaa hihi.

5. Hm..agar tidak monoton, tulisan kita sepanjang 7-8 halaman jangan los begitu saja. Deskripsi melulu. Selipkan percakapan walau tidak banyak karena ini bukan cerpen. Tulisan bisa dibagi-bagi menjadi sub bab. Agar lebih enak dibaca. Penulisan seperti ini disukai oleh Mbak Asma Nadia. 

6. Sesuaikan naskah anda dengan gaya bahasa redaksi/penerbit. Bukan berarti menghilangkan ciri khas tulisan teman-teman lho. Misalnya majalah Ummi bahasanya santun, Gado-Gado Femina kocak dan ekspresif tapi memakai kata wanita dibanding perempuan, penerbit Gradien bahasanya kocak dan cenderung tabrak EYD asal tak berlebihan hehe. Jangan naskah bak pidato kenegaraan dikirimkan ke penerbit Gradien, nggak nyambung :)

7. Setiap audisi menulis, tentu saja ada tema. Nah, misalnya tema curhat bunda, ASI, Long Distance Relationship dll. Kebayang kan, satu tema itu ditulis oleh puluhan bahkan ratusan peserta. Teh Lygia saat menjadi PJ A Cup of Tea pernah mengeluh kenapa cerita mudik atau backpackeran yang dikirimkan peserta kok serupa? Ya, temanya universal, bisa dialami semua orang. 

Tapii, jangan mau standar aja. Ntar naskah kita dijadikan bola dan dilemparkan ke keranjang! 

Tuliskan cerita ngekos, travelling ke Lombok, apa saja pengalaman kamu dari angle yang berbeda. 

Kudu unik, out of the box! 

Misalnya nih, cerita LDR kawan yang jauhan dengan suami yang tugas di Jepang. Tiap jam makan suaminya, mereka online di Skype, berhadapan dengan makanan masing-masing dan makan bareng. Padahal, beda waktu Jakarta-Tokyo berapa jam ya? Hehe. Tapi, itu seru untuk ditulis.

Kemarin juga membahas keunikan naskah Mbak Hartini di Rubrik Gado-Gado Femina. Tentang lomba cerdas cermat Ibu-Ibu di RT.Para ibu panik dan belajar dari buku anak-anaknya. Pengetahuan umum dll. Pesimis bakal menang karena merasa tidak berpendidikan tinggi. Tapi, apa yang terjadi? Pertanyaan lomba malah seputaran lingkungan mereka. Misalnya Pak A anaknya berapa? Siapa yang tinggal di blok ini? Hihihi. Seru. Dan menarik perhatian redaksi untuk dimuat.

8. Ide dari mana saja. Buka mata buka telinga. Baca status FB orang, catat curhatan teman, dari buku, film dll.

9. Jika menuliskan pengalaman orang lain, usahakan identitas seperti nama, daerah tinggal, pekerjaan dll disamarkan. Tidak mau kan dituntut karena tulisan kita dianggap pencemaran nama baik? Hiiy..

10. Menulislah sepenuh hati, tulisan itu akan sampai ke hati pembaca.

11. Kudu tega mengedit naskah kita. Buang, potong, boleh! Ngalor-ngidul menulis hingga naskah hingga melewati syarat penerbit atau redaksi? Oh, tidak.Naskah panjang belum tentu keren. Baca berulang kali, apakah tulisan kita enak dibaca? Fokus pada tema? Atau masih ngalor-ngidul? :) 

12. Taat pada satu alur, karena ini bukan cerber atau novel dengan tokoh dan plot rumit, hehe. Jangan keasyikan bercerita. Cukup satu topik dalam naskah.

Hm, apa lagi yaa? 
Yuk, tambahkan hehe..
Jangan lupa tugasnya kemarin yaa, bikin satu esai inspiratif..tema bebas! 
Ayo, bisaa :) 

Reportase Mak Dedew

Too Much Worries Will Kill The Fun Part Of Parenthood

Sunday, November 17, 2013 0 Comments
Sabtu kemarin, ada sebuah event seru yang diadakan di Sekolah Cikeas. Para orang tua dan anak-anaknya sejak pagi, sudah bersiap dengan sepeda-sepeda mereka . Siap berpetualang menyusuri track yang sudah dipersiapkan.

Sebagian 'track' tersebut akan menyusuri jalan-jalan tanah perkampungan. Yang kondisinya becek dan lengket akibat hujan semalam. Seruuu sekali mendengar cerita2 dr para peserta dan panitia yang ikut nge-gowes. Apalagi, kebanyakan anak-anak yang ikut itu, adalah anak-anak SD yang imut-imut. Beberapa bahkan mengendarai sepeda roda empatnya.

Namun bukan hal itu yang ingin kuceritakan, karena kebetulan aku tidak ikut serta. Hari itu tugasku, tetap tinggal di sekolah bersama beberapa teman-teman lain, melayani para tamu di stand PMB ( penerimaan murid baru ).

Walau bertugas di meja PMB SMP, namun pada akhirnya banyak sekali para tamu / calon ortu murid yang berkonsultasi untuk anak- anak mereka yang hendak.masuk PG/ TK / SD.

Pertanyaan yang berulang-ulang ditanyakan sebenarnya standar saja. Tentang konsep sekolah alam, tentang kurikulumnya, tentang mekanisme jalur penerimaan murid baru, dll.

Kesemua pertanyaan tersebut, terjawab dengan penguasaan 'product knowledge' para penunggu stand PMB.

Namun, dari beberapa orang tua yang kulayani, aku mencatat sebuah pola. Pola tentang kekhawatiran yang terlalu jauh.

Jujur aku khawatir pada para orang tua tersebut... Sangat khawatir. Mereka bisa kehilangan momen-momen menyenangkan dalam pengasuhan anak jika memperturutkan kekhawatiran tersebut.

Singkat cerita: Sehebat-hebatnya sebuah sekolah dengan beragam fasilitas, beragam program dan sejumlah besar SDM pendidik berkualitas. Tetap saja, yang namanya sekolah itu adalah lembaga pendidikan, bukan sebuah bengkel.

Lembaga pendidikan tempat seorang anak bisa mengembangkan potensi dirinya sesuai kondisi emosi, fisik, dan logika berfikirnya.

Bukan bengkel, dimana anak yang dianggap 'kurang /rusak' dititipkan. Lalu karena sudah membayar sejumlah besar uang, maka nantinya anak-anak itu harus dikembalikan dalam keadaan 'benar'.

"Disini itu kan ada program character building kan? Jadi nanti anak-anak sudah tahu mau kerja apa? Mereka tahu kalau, mereka tidak harus jadi karyawan kan? Mereka bisa jadi wiraswasta ?"

Lebih dari satu pasang orang tua yang menanyakan hal ini kepadaku... Dan anak-anak mereka baru akan masuk TK atau SD.

Aku berulang kali menghela nafas.

Jika aku memperturutkan ego sebagai 'marketer', aku sangat bisa memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan hati mereka.

Namun disaat yang sama, aku juga seorang pendidik. Yang melihat ada yang salah dalam pertanyaan tersebut.

Pertama-tama, jangan terlampau merisaukan hendak menjadi apakah anak kelak. Rizki anak itu sesuatu yang berada dalam kekuasaan Allah swt.


Serahkan keputusan itu di tangan anak dan di dalam doa-doa kita.

Biarkan mereka menjadi apa yang mereka inginkan. Berjuang dan menjalani profesi yang mereka cintai. Entah akhirnya menjadi wiraswasta atau profesi lain. Bahkan jika anaknya itu perempuan dan cita-citanya, adalah menjadi Ibu rumah tangga yang baik bagi anak-anaknya kelak .

Kemudian, yang namanya 'character building' itu adalah sebuah proses panjang nan berjenjang. Proses ini sangat erat terkait dengan keharmonisan komitmen sebuah lembaga pendidik, dengan apa-apa yang juga si terapkan di rumah.

Jika anak-anak itu masih kecil. Masih di bawah 7 tahun. Maka program 'character building'nya bukan untuk mempersiapkan mereka untuk tahu mau bekerja apa kelak. Bukan juga untuk mengisi otak kiri mereka dengan beragam pembelajaran kognitif ( calistung, dll).

Tugas jiwa-jiwa kecil itu...
Program 'character building' mereka adalah membangun kecerdasan emosional dan membangun kecerdasan logika berfikirnya dengan BERMAIN.

BERMAIN adalah cara mereka belajar. Cara sel-sel saraf otak mereka sambung menyambung. Cara mereka belajar 'team work', cara mereka mendewasakan hati mereka, dll.

Program 'character building'nya, dalam membangun kemandirian adalah dengan mengulang-ulang berbagai SOP . SOP makan sendiri, SOP merapikan mainannya sendiri, SOP ke kamar mandi sendiri, dll.

Sekali lagi;

'Character building' itu adalah sesuatu yang 'real', terukur, bertahap, berkembang dan berkelanjutan. 

Lalu, kala program itu terlaksana. Karena kita sudah menentukan tujuan dan memvisualisasikan hasilnya, InsyaAllah kita akan lebih rileks dan menikmati kebersamaan pengasuhan bersama anak.

Contoh di kelas-kelas playgroup dan TK. Biasanya para fasilitator kelas, memiliki target selama 3 bulan pertama untuk melatih kebiasaan dan kemandirian anak-anak dalam: 
1. Melepaskan sepatu dan meletakkan sepatu di rak seorang diri.
2. Meletakkan tas dan barang-barang lain di tempatnya seorang diri.
3. Makan dengan mandiri ( menyendok sendiri makanannya, kemudian merapikan box makanannya ke dalam tas, dan merapikan kotoran yang tertinggal di meja). 
4. Belajar berbaris, mengantri dan berjalan dalam barisan.
5. Dan banyak lagi program 'character building' lainnya.

"Tidak mudah itu! "

"Well, tidak ada yang bisa menjanjikan kalau 3 bulan pertama itu mudah! Namun, bukan berarti mustahil!

Modifikasi perilaku itu sesuatu yang memungkinkan ."

Dan indahnya, dalam proses itu, apabila kita siap berlelah -lelah. Maka tidak hanya karakter anak-anak yang akan berkembang. Namun juga karakter kita, para orang tuanya ( baik orang tua di sekolah maupun orang tua di rumah ).

***
Menjadi pendidik ( guru dan ortu ) itu dasarnya memang selalu diliputi kekhawatiran.

Dimana kekhawatiran dengan porsi yang tepat, akan menjadi motivasi kita untuk melakukan yang terbaik bagi anak-anak.

Namun yang berbahaya adalah kekhawatiran yang berlebihan. Dimana hal itu akan menjauhkan kita secara emosional dengan anak-anak, dan menghilangkan kesempatan kita untuk menikmati momen pengasuhan anak. Momen yang cepat sekali berlalu.


 [Yuni Khairun Nisa]