Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label profesiku. Show all posts
Showing posts with label profesiku. Show all posts

Wednesday, May 11, 2011

KADO CINTA HARI INI: “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

Wednesday, May 11, 2011 1 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Friday, May 6, 2011 at 12:02pm





Pengumuman Lolos Audisi Penulis “Kupilih Guru sebagai Profesiku”

05 Mei 2011.

oleh: Ady Azzumar



Ahamduillah, dengan menimbang, mengamati dan mencerna serta menganalisa “naskah-naskah” yang dikirimkan, akhirnya dari 50 lebih peserta yang turut berpartisipasi, kami hanya bisa mengambil beberapa naskah saja untuk diberi kesempatan dalam “ruang yang akan di bukukan”.



Dengan alasan dan tehnisi dibawah ini maka naskahnya beum bisa kami beri ruang, karena:

1. Naskah yang dikrimkan seperti alur cerita pendek saja, cerita mulai dari Tk, SD sampai keperguruan Tinggi. Aduh maaf naskah yang seperti ini terlalu banyak “pemubaziran kata”
2. Tidak turut menyertakan Tips dan alasan kenapa aku memilih guru / 15 alasan tersebut tidak diuraikan dan dijabarkan satu persatu.
3. “aku bangga menjadi guru” adalah kata utama dalam memulai kalimat dan dilanjutkan dengan kalimat yang berhubungan dengan kata tersebut, tapi ada beberapa naskah yang tidak mengikuti peraturan kaedah ini. Yang ada kata: “aku bangga menjadi guru” hanya dijadikan bait kata saja.
4. kebanyakan naskah yang ditulis tidak dari hati, artinya menulis seperti dikejar deadline. Jadi naskah-naskah yang diharapkan bisa menginspirasi buat para pembaca, sebagian belum bisa kita dapatkan.

Buat nama-nama yang terpilih di bawah ini, semuanya segera mengirimkan ulang:

1. HEBATNYA MENJADI GURU oleh…..? Guru Bidang studi agama islam
2. Diary Ibu Guru + Guru Bahasa Inggris = Oleh: Intan Daswan
3. GURU PELITA BANGSA + GURU BAHASA INGGRIS Oleh : MATA PENA
4. Guru, Obsesiku! Oleh + Guru Privat: Isti Subandini
5. Mengajar Dengan Ikhlas; Kunci Sukses Menjadi Guru Teladan + Guru Matematik dan Ngaji oleh: Pujiati Sari
6. KETIKA AKU MENJADI GURU + guru bahasa inggris Oleh: Lilih Muflihah
7. Teacher is the best for me + guru privat oleh: Meta sumarlina
8. Menginfakkan Raga+Guru Les Aritmatika oleh: Sandza
9. KETIKA GURU BUKAN HANYA SEKEDAR PROFESI+ Guru Fisika oleh: Sri Maya Hadi Kesuma
10. GURU ANAK USIA DINI+ Guru Taman Kanak-Kanak oleh: WAHYUTI
11. Guru, Menyemikan Harapan Bangsa yang Tumbang + Guru matematika oleh: Intan Kamelia Mohtar
12. Senyum Ketulusan + Guru TK oleh: Bintang Arini
13. Aku Bangga Menjadi Guru (judul harap direvisi) + Guru Ngaji oleh: Mildaini
14. Pembelajar oleh+ Guru Sosiologi: Bambang Kariyawan Ys
15. Sebuah Profesi Impian + Guru Kertakes = Lailiah, S.Pd
16. Karena Cinta, Aku Menjadi Guru + Guru Mengaji = Huriyah Riza
17. Jadi Guru Itu Asyik + Guru Kelas = Erma Fitriyani, S.IP
18. Belajar dari Sebuah Pilihan+ Guru Les = Efriany Susanty
19. Pahlawan Tanpa Harga Pantas + Guru Agama = Dari:Ely Zamieatul Laelly
20. KEBULATAN HATI, BAHASA INGGRIS = Dari: Sulis Wati
21. PANGGILAN HATI MENUNTUNKU MENJADI GURU + GURU BAHASA = Sapta Rini Hinona
22. GURU KIMIA ADALAH PILIHANKU + Guru Bidang KIMIA = Een Kurniati
23. GURU LENTERA YANG MEMBEBASKAN + Guru Bimbingan Belajar = Keisya Avicenna
24. menjadi guru adalah keniscayaan + guru ngaji = Ratih Muthia Nurul ‘Ain Adam
25. Saya Ingin Menjadi Guru + Guru Kimia = Ira Sari Sevi Widya H
26. AKU BANGGA MENJADI GURU SD + Guru Mata Pelajaran Umum = Fafa Fathurrohma
27. Panggilan Hati + Guru Bahasa Ingris. = Iwan Kurniawan
28. Inilah Pilhan ku + Guru Bahasa Indonesia = Aminah Jihan Bamualim
29. Tersesat di Jalan Yang Benar (harap judul direvisi)+ Guru Sekolah Dasar. = Dian Sukma Kuswardhani
30. Bukan Sekedar Profesi + Guru PAUD = Nisa Nuraeni
31. Rekreasi Jiwa+Guru Bahasa Indonesia = Oleh Aika Zahra
32. Guru sebagai Pendidik Anak Bangsa oleh : Hesti Daisy
33. Siapa yang ingin menjadi guru les, walau bergaji kecil? + Guru Komputer dan Menulis = Amanda ratih Pratiwi
34. Memanen Pahala dari Pedalaman+Guru Matematika = Yurmawita Adismal
35. Guru, Profesiku Ibadahku oleh: -Lisfatul Fatinah Munir-
36. INDONESIA, AKU INGIN MENGAJAR oleh: Rusdi Saleh
37. SUSiLAWATI, S.AG Guru Bahasa Arab
38. Ady Azzumar Guru SD Islam Terpadu.

selamat buat nama nama di atas, yang terpilih.

Celoteh Aksara [35]: “Indahnya Kebersamaan Penuh Cinta di GANESHA”

Wednesday, May 11, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Saturday, May 7, 2011 at 8:02am

Masih di bagian malam yang terlalu dini untuk kusebut pagi.



Melihat kalender, sudah hari ke-7 di bulan Mei. Ah, betapa perguliran sang waktu begitu cepat. Sangat cepat…Tak terasa tiga hari lagi UASBN untuk murid-murid kelas 6 SD. Tak terasa pula sudah hampir 10 bulan aku membersamai mereka belajar. Akhir-akhir ini interaksi kita pun semakin dekat dan akrab. Banyak moment yang menjadikanku lebih bijak dan dewasa. Dari mereka aku belajar apa itu sabar, apa itu kasih sayang, bagaimana menjadi seorang guru yang tidak hanya sekedar “digugu lan ditiru”, bagaimana berinteraksi dengan berbagai karakter yang melekat pada kepribadian mereka, bagaimana mentransfer ilmu dan menciptakan suasana belajar yang tetap “having fun”, dan banyak pengalaman spiritual lain yang berhasil Nung dapatkan. Intinya, banyak yang bisa Nung pelajari dari salah satu profesi yang Nung tekuni saat ini. Nung benar-benar sangat bersyukur.



Dan salah satu cara untuk mensyukurinya adalah “konsisten” pada amanah sebagai pendidik. Tujuan kita mendidik adalah agar anak-anak tumbuh menjadi manusia yang cerdas, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia. Ukuran keberhasilan mendidik adalah terjadinya perubahan perilaku anak dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, dan tidak terbiasa menjadi terbiasa, sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama. Artinya, tugas pengajar/guru dianggap “selesai” setelah terjadi perubahan perilaku pada anak kearah yang lebih baik. Lalu, apakah dengan menyusun skets mengajar, mengisi buku penghubung, mengisi daftar hadir dan menuntaskan materi dapat menjadi ukuran bahwa pengajar yang bersangkutan telah menjalankan tugas? Jawabannya belum! Jika ukuran keterlaksanaan tugas sebagai pengajar hanya diukur dari aspek administrasi semata, berarti baru sebagian tugas yang selesai, yaitu tugas administratif, sedangkan tugas sebagai edukator, belum. Ingat, jika terjadi kesalahan dalam administrasi, kita dapat menghapus dan mengganti dengan yang baru, namun jika terjadi kesalahan dalam mendidik, kita tidak mampu menghapusnya, itu artinya kita bermimpi mengembalikan umur ke kondisi semula. (salah satu alinea yang Nung tuliskan dalam naskah “Guru, Lentera yang Membebaskan”. Alhamdulillah, tulisan itu lolos seleksi. Bismillah, pengajar sekaligus penulis…^^)



Ya Rabb, izinkan Nungma memaknai lebih dalam lagi…



***

Banyak kejadian unik sebelum Nung memutuskan untuk menjadi pengajar di Ganesha Operation Solo. Panjang kisahnya! Tapi, pilihan untuk mengajar SD yang masih membuat Nung paling terkesan sampai sekarang. Mungkin akan Nungma ceritakan di bagian tersendiri. Hehe…sedikit bocoran aja, dulu setelah istikharah untuk memantabkan pilihan mengambil SD ataukah SMP/ SMA, ngrasa aja Allah SWT menggaungkan kata-kata “SEMANGAT DAHSYAT” dalam hati dan pikiran Nung. Dua kata itu yang selalu muncul seiring dengan deguban jantung, helaan nafas, dan detak sang nadi. Hm, SD! Semangat Dahsyat! ^^v.



Hihi…ah, ketawa sendiri kalau flash back hal-hal seru bersama murid-murid. Awal-awal masuk dalam 1-2 pekan banyak yang kemudian bertanya dengan polosnya (kapan, siapa yang tanya pernah Nung tulis di catatan harian. Xixi…), “Bu NM, keturunan Arab ya? Apa India?”; “Ibu masih saudaranya Bu FB, ya?”; “Rumah Bu NM di Pasar Kliwon ya?”; “Wajah Bu NM kok mirip istrinya Aa’ Gym?”….hyaaaaa…..bikin menungnung dah! (apalagi pertanyaan terakhir). Mirip orang Arab? Gubraaak. Gak ya dik. Ibu tu Jawa asli. Pas cerita kejadian ini ke orang-orang rumah, endingnya cuma ngikik semua. Nung jadi ingat salah satu pengalaman waktu SMA dulu. Tepatnya waktu ikut PELATIHAN JURNALISTIK bersama BASSIC. BASSIC itu majalah sekolah. Nah, salah satu tantangannya kita praktek wawancara. Waktu itu, Nung dapat tugas interview bareng Gestin ke sebuah toko yang menjual produk-produk muslim. Pas lagi asyik wawancara sama yang jaga toko, ada seorang pembeli (bapak-bapak) yang kemudian menanyai aktivitas kami dan sempat bilang: “Wajah Mbak kok mirip orang Arab ya???” hagzhagzhagz…Kalau inget kejadian itu bikin Nung n Gestin ngikik terus…



Hm, ternyata Mas Dhody dan Mbak Thicko pun pernah mengalami hal yang sama. Kalau Mas Dhody dulu pas didatangi customernya, dia tanya, “Mas pasti rumahnya Pasar Kliwon, ya?” hahaha… ah, Nung jadi inget, waktu pulang ngajar malam dari GO Veteran. Waktu itu dijemput Mas Dhody, dia mau nraktir Nung sate kambing di daerah sebelum Beteng lah. Nah, pas lewat daerah Pasar Kliwon dia bilang, “Daerah perumahan kita nih!”. Asli, sepanjang jalan sampai rumah makan, kita berdua ngikik terus…wkwkwk…



Ohya, banyak panggilan yang Nung dapatkan dari murid-murid tersayang. “Bu NaMa”. Kebetulan singkatan nama Nungma: NM. Kalau di GO ciri khasnya memang seperti itu. Setiap pengajar punya kode. “Bu Doraemon” terutama dari adik-adik 6 SDR 31 n beberapa murid yang lain. Karena mereka banyak yang tahu kalau Nung cinta banget ma robot kucing dari abad 21 itu. Mereka bisa lihat dari gantungan HP, map plastik yang selalu Nung bawa saat mengajar, tempat pensil, bros, dll. Hehe…tyuz “Bu Twin”. Panggilan ini biasanya dari adik-adik 6 UNR 22. Karena mereka tahu kalau gurunya itu kembar. Hehe. Ada lagi nih, panggilan dari adik-adik 6 SDR 1 dan 6 SDR 3: “Bu Arab Jawa dan Bu Tung Srung”. Aneh-aneh aja. Tung Srung karena pas awal mengajar dulu Nung pernah menyampaikan break “tung…tung…srung”. Break yang pernah Nung dapatkan juga waktu ikut pelatihan “training for trainer” pas zaman mahasiswa dulu. Ada juga yang manggil “Bu Kiepop” Hadeh..., gara-garanya pas Nung ditanya “tahu Super Junior, Bu?” Nung njawabnya tahu ‘n paling suka lagunya yang Miracle. Hihi. Ini tuh gara-gara dulu ada adik kost yang tiap hari pasti nyetel lagu-lagunya Su-Ju karena dia terobsesi masuk jurusan Sastra Korea UI. Hihi… Ada lagi yang dari awal sampai sekarang manggilnya tu “Bu Kurma” (anak-anak genk Bratan nih!). Kata mereka sih, “kurma kan manis, bu!”. Huahaha…gubrak! ^^v



Ah, betapa serunya. Gak terasa sebentar lagi harus berpisah dengan mereka. Ada kenangan di WATT, EINSTEIN, FARADAY, PASTEUR, ALVA, GALILEO, DALTON, NEWTON, DARWIN, MENDEL, PASCAL, OHM, UNY, UPI, UNAND,…



Terakhir mengajar di kelas DALTON yang malam, kelas yang terkenal dengan murid-muridnya yang kompak punya hobi sama: nyanyi. Break 20an menit, karena malam itu kita hanya membahas tryout SUKSES, jadi lebih cepat selesai. Mereka request, waktu yang tersisa digunakan untuk latihan buat acara hari Sabtu (nanti sore). Mereka mau mengisi hiburan waktu acara doa bersama. Seru banget deh! Dengan gaya dan aksi mereka, lagu Senyum dan Semangat-nya SM*SH jadi terasa berbeda. Hadeh dik, gara-gara aksi kalian Bu NM jadi hafal tu lagu nih…^^v. Pokoknya SUKSES buat performa nanti sore yha! (hihi…geng Nurlela) : )



“….Senyumanku tak akan pernah luntur lagi, singing all day long

Semangatku tak akan pernah patah lagi, dancing all night long…”



***

Hm, ngomong-ngomong soal PERPISAHAN lagi nih…



Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama, dalam canda tawa dan bahagia. Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini, akan menjadi saksi atas jalinan PERSAHABATAN yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.



Tak ada kata yang pantas terucap hanya derai bening yang selalu bertaburan. Mengucap selamat jalan, silakan lanjutkan perjuanganmu ke arah yang lain, di tempat yang baru, yang akan menjadi jarak pertemuan kita.



Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas perpisahan raga. Namun percayalah hati kita akan selalu terikat. Jalinan persahabatan dan kekeluargaannya akan semakin erat. Semakin jauh ragamu melangkah, semakin hatimu mendekat.



Tidak usah terlalu bersedih, berbahagialah! Karena kau akan menemukan suasana yang baru, bukan di sini lagi, tapi di sana. Di suatu tempat yang akan menjadi medan juangmu dalam mewujudkan impian di masa depan.



Cukuplah setiap kenangan yang telah kita tanam, akan menjadi kenangan yang tumbuh subur. Menyemaikan benih-benih cita, cinta, dan cerita diantara kita. Karena kita tak harus di sini, kita tak harus selalu bersama, kita harus melanjutkan langkah ini, mungkin ke tempat yang lain, yang siap untuk kita tapaki.



Perkuat langkahmu, adik-adikku! Yakinkan diri dan hatimu, hari esok pasti lebih cerah, hari esok adalah harapan yang harus diraih. Pandang senyumannya yang lebar, tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.



Segala rindu yang akan muncul, segala nafas yang akan berhembus, segala harapan yang akan kita raih, segala langkah yang akan kita ayunkan, yakinlah disana ada sukses. Di sana ada keberkahan, dan di sana pasti ada cinta…



Biarkan aliran airmata ini jatuh sesukanya, biarkan dia mengalir, mengucap kata seindah-indahnya. Biarkan dia, karena airmata tak berarti sedih, airmata tak berarti duka, airmata juga lambang bahagianya hati. Biarkan dia menemani kita di hari ini. Biarkan…Karena dia memang hadir untuk ini, menjadi saksi INDAHNYA PERTEMUAN KITA!!! Indahnya kebersamaan penuh cinta di Ganesha…



Adik-adikku, anak-anakku, murid-muridku…selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi di tangga kesuksesan, dalam senyum yang lebih indah…menyongsong masa depan yang cerah!!!



SEMANGAT DAHSYAT, semuanya…!!!



[Keisya Avicenna, 7 Mei 2011…teruntuk mutiara-mutiara hatiku, yang darinya aku belajar menjadi “guru”! 02:02 WIB]