Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label suratQ. Show all posts
Showing posts with label suratQ. Show all posts

Thursday, March 17, 2011

Ananda, Cinta Bunda Tak Bertepi

Thursday, March 17, 2011 0 Comments
ALLAHU AKBAR!!!

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Selamat pagi Ananda tersayang.

Selamat berjumpa lagi dengan hari yang baru.

Selamat merangkai karya dengan senantiasa meluruskan niat untuk Allah semata.


Semoga Ananda senantiasa menjadi pribadi yang pandai bersyukur agar kenikmatan dan karunia-Nya senantiasa berlimpah. Semoga Ananda menjadi umat tersayang dari Baginda Rasulullah Saw yang syafa'atnya turut pula dihadiahkan kepada kita sebagai umatnya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Ananda tersayang, ini surat Bunda yang pertama untuk Ananda. Maafkan Bunda ya, bukan berarti Bunda tak mau menyempatkan waktu barang sejenak untuk menuliskannya, tapi memang terasa sulit untuk mengungkapkan isi hati Bunda lewat kata-kata. Rangkaian kata ini belum cukup mewakili cinta Bunda pada Ananda. Rangkaian kata ini belum mampu menggambarkan apa yang membuncah di hati Bunda.


Ananda tercinta, kehadiran Ananda menjadikan hidup Bunda semakin diliputi perasaan bahagia. Menjadi ibu adalah karunia dari-Nya yang begitu luar biasa. Membuat hidup Bunda terasa lengkap karena kehadiran Ananda di tengah keluarga kita. Ya, keluarga kita yang insya Allah penuh dengan kebahagiaan. Sakinah, mawadah, warahmah. Bunda bangga karena mempunyai gelar baru sebagai seorang ibu. Alhamdulillah, senangnya hati Bunda. Panggil ibumu ini dengan sebutan “Bunda” ya.


Ananda belum mengenal Bunda ya? Izinkan Bunda memperkenalkan diri dulu ya. Biar Ananda makin sayang dengan Bunda. Etika Suryandari, itulah nama Bunda yang diberikan oleh ayah Bunda, kakek Ananda tercinta. Bunda diberi nama "Etika" karena Bunda diharapkan dapat menjadi orang yang berakhlak baik (beretika), "Surya" berarti matahari. Bunda diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang layaknya matahari yang banyak menebarkan manfaat pada semua makhluk. Dan "ndari" berasal dari bahasa Jawa "ndadari" yang berarti bersinar terang. Bunda diharapkan menjadi cahaya bagi sekitar, mampu memberi inspirasi pada orang lain. Nama ini adalah tanggung jawab, Anandaku sayang. Semoga Bunda dapat menjadi seperti apa yang diharapkan ibu dan ayah Bunda. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Oh ya, Bunda sekarang beraktivitas sebagai calon Statistisi di Kementerian Perdagangan Jakarta. Statistisi? Pasti Ananda belum tahu ya maksudnya. Statistisi adalah orang yang pekerjaannya berhubungan dengan data. Banyak berhubungan dengan Matematika juga. Ya, karena Bunda sarjana Matematika, Sayang. Bunda berharap kelak Ananda juga menyukai pelajaran Matematika karena kebanyakan anak-anak tidak menyukai pelajaran ini. Bunda akan membimbing dan mengajari Ananda dengan sepenuh hati! Kita akan belajar bersama ya Sayang. Meski Bunda bekerja di kantor, Bunda berjanji tetap akan memprioritaskan urusan keluarga karena Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik pada keluarga.

Selain beraktivitas di kantor, kini Bunda juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Di komunitas inilah Bunda belajar banyak untuk menjadi seorang penulis. Hmm, Bunda memang memiliki impian untuk menjadi penulis, Ananda sayang. Bahkan Bunda memiliki impian untuk menjadikan keluarga kita adalah keluarga penulis. Suatu saat nanti, Bunda ingin bisa melahirkan karya kita bersama. Sebuah buku karya Bunda, Ayah, dan juga Ananda. Subhanallah, alangkah bahagianya jika mimpi itu benar-benar terealisasi. Semoga saja Allah memberi kemudahan ya Sayang... aamiin..

Saat Bunda menulis surat ini, Ananda memang belum lahir. Bunda bahkan belum bertemu Ayah. Bunda akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Ananda dengan memilih Ayah yang sholeh, yang bisa menjadi imam kita kelak. Sudah tertanam dalam diri Bunda bahwa pernikahan Bunda dengan Ayah nanti bervisi untuk mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekedar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya. Ya, kita akan berjuang bersama menuju surga-Nya. Al-Firdaus, surga tertinggi dambaan setiap muslim sejati. Ananda adalah kunci surga bagi Bunda. Maka, Bunda akan terus menjaga kunci itu sebaik-baiknya.


Sebuah konsep keluarga SMART akan Bunda bangun bersama Ayah Ananda kelak. Semoga kami bisa membimbing Ananda menjadi mujahid-mujahidah tangguh kebanggaan dien ini, Islam yang mulia. Ananda ingin tau apa itu keluarga SMART? Inilah keluarga impian Bunda yang kelak akan Bunda wujudkan bersama Ananda dan bersama Ayah tentunya. (* SMART-nya sengaja disensor! ^^v *)

Ananda tersayang, mari kita wujudkan bersama impian besar ini ya...


Menjadi seorang ibu memang tak mudah. Tapi Bunda akan terus melakukan yang terbaik untuk Ananda. Karena Ananda adalah amanah dari-Nya. Amanah yang luar biasa. Bunda akan membimbing Ananda menjadi generasi Qur’ani, generasi yang cinta Al-Qur’an. Mari membaca Al Qur'an dengan tartil, memahami artinya, menghafalnya, dan saling mengingatkan dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga di suatu masa nanti saat Bunda menghadap-Nya, Bunda akan memakai mahkota berkilauan. Ya, itu hadiah dari Ananda pada Bunda sebagai seorang anak yang cinta Al-Qur’an.


Ananda tercinta, jadilah cahaya bagi Bunda. Pilihlah kata terbaik, pilihlah sikap terpuji saat berinteraksi dengan Bunda dan yang lainnya. Karena dengan begitu, Bunda akan semakin bahagia dan bangga pada Ananda. Karena Bunda inginkan anak-anak Bunda adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Surga berada di telapak kaki Ibu. Semoga Allah Swt juga berkenan meletakkan surga-Nya pada diri Bunda. Bunda ingin menjadi ibu terbaik untuk Ananda kelak.


Ananda terkasih, Bunda menyadari bahwa Ananda hanyalah titipan. Ananda bukan milik Bunda. Ananda juga bukan milik Ayah. Tapi, Ananda milik Allah Swt. Bunda tidak akan menuntut balas budi Ananda atas pengorbanan Bunda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat Ananda. Bunda hanya ingin Ananda berbakti sepenuhnya pada Allah Swt. Menjadi hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh.


Tak terasa, bagaskara kian meninggi. Sudah saatnya Bunda mempersiapkan diri untuk merangkai karya. Bunda akan mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mencukupi kebutuhan Ananda kelak. Doakan Bunda ya, semoga setiap rezeki yang Bunda terima adalah rezeki yang halal dan penuh kebarokahan dari Allah Swt karena Bunda selalu inginkan yang terbaik untuk Ananda.. Sudah dulu ya, sekian surat dari Bunda.


Ananda, cinta Bunda tak bertepi.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Jakarta, 30 September 2010_06:13

Bunda yang sangat mencintaimu,

Aisya Avicenna


*Surat ini pernah diikutkan dalam lomba menulis surat dari calon Bunda pada Ananda, tp gak tau kabarnya... ^^v

Wednesday, October 06, 2010

Menanti Sang Mujahid

Wednesday, October 06, 2010 2 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Mujahidku, selamat pagi! Apa kabarmu di sana?
Semoga jutaan nikmat yang kau terima pagi ini, kau balas dengan syukurmu yang tak terkira. Begitupun aku yang ada di sini.
Semoga Allah senantiasa memberikan barokah-Nya dalam setiap keadaan kita ya!

Mujahidku...
Di tengah pagi yang masih sepi ini,aku hanya ingin berbagi rasa.
Rasa? Ya, rasa rindu. Aku tengah merindukan takdir kita.
Aku tengah merindukan sebuah pertemuan denganmu.
Entah kapan, hanya Dia yang Maha Tahu.
Aku hanya berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu, menjaga kita.
Melindungi kita agar tetap berada di jalan-Nya dalam menjemput ridho-Nya
Aku selalu yakin akan skenario-Nya
Bahwa Dia akan memberiku yang terbaik, salah satunya dirimu!

Mujahidku...
Aku berdoa semoga Allah senantiasa meneguhkanmu dalam keistiqomahan
Menyelamatkanmu dari fitnah dunia
Memudahkan setiap aktivitas dakwahmu
Meskipun aku tak tahu engkau sekarang berada di mana
Sungguh, aku hanya meminta Allah meridhoi apa yang kita lakukan..

Mujahidku..
Sungguh aku tak ingin berspekulasi tentangmu!
Aku memang punya kriteria
Sholeh, bertanggung jawab, dan visioner
Satu lagi... penulis!
Hmm, moga tidak terlalu berlebihan
Toh, itu bukan kriteria mutlak!
Aku memang menginginkanmu seperti itu
Tapi, Allah Maha Tahu yang aku butuhkan

Mujahidku...
Tepat sebelum membuat tulisan ini
Aku pernah membuat surat untuk calon anak kita
Mmm, dibaca saja ya!
Surat itu sedikit memberi gambaran tentang impianku kelak
Bersamamu!
Bersama anak-anak kita!

Mujahidku...
Entah kau di mana
Jujur ingin aku katakan
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang
Aku mengagumimu sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik lainnya merusak ketulusanku atas siapapun kau!
Aku ingin menjaga cinta ini dengan begitu sederhana!

Mujahidku...
Dalam sujud-sujud panjangku, aku meminta kepada Pemilik kita
Aku kucurkan doa agar aku layak menjadi pendampingmu
Siapapun kau, dimanapun kau berada...

Mujahidku...
Sungguh aku hanya ingin menjaga diriku
Aku ingin terus memperbaiki diri ini
Membangun komunikasi yang baik dengan orang tuaku
Agar restu mereka juga terlimpah pada kita
Hingga suatu saat nanti...
Jika Allah berkehendak mempertemukan kita
Aku telah siap mendampingimu
Kita akan berjuang bersama menapaki jalan-Nya

Mujahidku..
Engkau adalah pangeran kunci surgaku
Jika Allah berkenan menjadikanku pendampingmu
Bimbinglah aku untuk terus mendekat pada-Nya
Karena kau adalah imamku

Mujahidku...
Biarkan saat ini kesabaran yang menjadi temanku
Mengisi hari-hari ini sebelum akhirnya kita bertemu
Semoga Allah meridhoi penantian kita
Selamat berjuang, mujahidku!
Doaku selalu menyertaimu...

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 6 Oktober 2010_05:48
Untuk seseorang yang telah dijanjikan-Nya untukku...
Aisya Avicenna

Backsound : Dans – Penantian ^^v

Penantian adalah suatu ujian
Tetapkanlah ku selalu dalam harapan
Karena keimanan tak hanya diucapkan
Adalah ketabahan menghadapi cobaan….
Sabarkanlahku menanti pasangan hati
Tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
Di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
Tibalah izin-Mu atas harapan ini….
Rabbi teguhkanlah ku di penantian ini
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi doa dan upaya hamba-Mu ini
Hanyalah bersandar semata kepada-Mu