Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, June 30, 2010

Perempuan Cahaya di Taman Dzikir

Wednesday, June 30, 2010 0 Comments

By : Faliq


Panas matari, hujan air mata rindu
Menyemai taman dzikir, taman doamu
Mawar-mawar yang
Dia kirimkan padamu
Tumbuh merekah, hiasi sajadah
Yang terus memanjang pada sisa kala


Di taman dzikir, taman hening yang mawar itu
Kau temui ribuan perempuan cahaya
MenjelangNya memohon untuk merengkuhmu
Oh sahaya, yang resah merindu


Tlah kau tumpukan penuh awan-awan asa
Dan kau dekap pelangi mahabbahNya
Kau fana yang memanjati langit ma’rifatNya


Di taman dzikir, taman do’a dan nafasmu
Di tengah perempuan-perempuan cahaya
Kau menjaga dengan air mata
Di taman dzikir, taman do’a dan nafasmu
Di tengah perempuan-perempuan cahaya
Nyala masa yang tersisa
Demi hasrat abadiitu


Sungguh telah Dia fanakan dirimu itu
Tetapi tidak cintamu kepadaNya
Sebab di taman dzikir, doa dan nafasmu
Oh cintamu dan
Kekasih adalah baka

Tuhan, bila sujudku padaMu,
Karena aku takut Neraka
Bakar aku dengan apinya
Bila sujudku padaMu,
Karena damba Syurga
Tutup untukku Syurga itu
Namun bila sujudku demi Kau semata
Jangan palingkan wajahMu
Tuhan, aku rindu menatap KeindahanMu


[lagi senang denger nasyid ini]

Thursday, June 24, 2010

DIAM…

Thursday, June 24, 2010 0 Comments

Sesungguhnya setiap titik pada lintasan hidup kita adalah dalam rencana indahNya. Setiap lintasan, setiap persimpangan, dan setiap pilihan adalah dalam kehendak dan rencanaNya yang sempurna dan paripurna. Setiap perjumpaan, kebersamaan, dan perpisahan bukanlah ketidaksengajaan. Takdir kita adalah hasil dari bertumpuknya ketetapan yang saling berhubungan dengan sarana sebab akibat. Kita merasa memilih dengan pengetahuan dan akal kita, tapi dalam ke-Maha Tahu-anNya, semua "pilihan" adalah titik semata. Hanya titik!
Rencana dan ketetapan-Nya tidak mungkin bisa ditolak oleh siapapun, juga tidak akan bisa dihalang-halangi oleh apapun. Kita boleh saja menolak adanya malam dan siang, namun malam tetap akan menjelang, meski kita membencinya, begitu pula siang. Keduanya tetap akan datang bagaimanapun sikap kita. Kita boleh saja menolak akan musibah yang menimpa kita, tapi itu sudah menjadi skenario yang telah dituliskan-Nya, terindah untuk kita. Begitulah takdir akan terus berjalan, suka atau tidak suka. Mau atau tidak mau.
Jangan menolak apapun yang telah ditetapkan-Nya, karena kita akan binasa, bahkan iman kita akan sirna, hati kita akan kotor ternoda. Bisa saja! Jangan memberontak atau meronta, karena nurani kita akan nelangsa. Tapi, jangan pernah menyerah pada keadaan! Kita bisa berubah, asal kita mau!!! Asal kita mampu mengendalikan diri kita untuk mau membuat keadaan berubah!
Memohonlah kepada-Nya agar membuat kita ridha dengan keputusan-Nya dan sabar dengan apa yang kita alami. Penderitaan, kesalahan, dan ketersesatan adalah jalan sebab kepada rasa butuh kita, sehingga kita mau bertaubat dan berdoa kepada-Nya, menangis dan mendamba kedekatan serta perhatianNya. Bersikap tenanglah di hadapan takdir.
Diam… Bukan berarti tak bergerak untuk berubah atau mengubah!
Diam… Niscaya akan kita saksikan keajaiban-keajaiban terungkap!
Diam... Maka akan kita saksikan bagaimana Gusti Allah mengubah kita, membolak-balik diri kita dan mengurai KEINDAHAN dari balik semua yang berlaku pada diri kita...

Jakarta, 210610_17:53
Dalam sepi… dalam diam… untuk sebentuk perubahan
Ya Allah, aku ingin melewatinya setenang kepompong yang hendak berproses menjadi kupu-kupu... dalam diam menuju keindahan! HENSHIN!!!
Aisya Avicenna

Setegar Mawar

Thursday, June 24, 2010 0 Comments

Saudariku, pasti kau tahu bunga mawar. Bunga yang sering menjadi lambang dari cinta, romantisme, bunga yang warnanya tegas, jika ia berwarna merah, maka ia akan berwarna merah darah, pekat!

Bunga mawar beraroma harum, kelopak-kelopaknya begitu tertata, banyak, dan melindungi benang sarinya dengan seksama. Mawar juga tidak mudah menggugurkan mahkota-mahkota bunganya, betapa mawar tetap bermahkota dan berkelopak meskipun mungkin bila ia dipetik dengan tangkainya dan ia diletakkan tanpa air, ia mungkin layu, tapi mahkotanya tidak gugur! Bunga itu masih lagi dilindungi kelopaknya yang tak kalah teguh. Bukan itu saja! Kau tahu, saudariku? Mawar begitu sulit terjangkau! Ya! Kita harus berhati-hati memetiknya sebab tangkainya yang meskipun kecil namun kokoh itu berduri.

Begitulah. Setiap bagian dari mawar sempat kuamati. Setiap bagian bunganya begitu mantap dan teguh, selain bentuknya yang indah dan baunya yang harum. Mawar begitu mempesona.
Mawar begitu misterius, elegan . Bentuk dan aromanya yang mempesona, semua membuat orang ingin menikmatinya, memetiknya, memilikinya. Tapi, ternyata tidak mudah mendapatkannya. Untuk memetiknya kita harus berhati-hati agar durinya tidak melukai. Tidak sembarangan kita bisa sambil lalu memetiknya, bila kita tidak ingin’diserang’ oleh durinya. Tangkainya juga tidak mudah dipatahkan. Bila kalian pernah mengalami, kita harus menggunakan alat (gunting, pisau) untuk memotongnya. Iya kan ?

Hmm, begitulah. Mawar. Kau tau saudariku, bahwa ada wanita-wanita seperti mawar. Tapi, mungkin tidak banyak. Dan seorang muslimah yang seperti mawar??? Wah tentu lebih sedikit lagi. Aku tidak sedang membicarakan kecantikan fisik, meskipun jika itu ada dalam diri seseorang, kita tak bisa menyangkal untuk memujinya. Wanita atau muslimah yang seperti mawar, begitu enak dipandang. Kecantikannya terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam. Kalaupun dia memang dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah, dia akan semakin cantik. Kalaupun secara fisik dia tidak tergolong ‘begitu cantik’ namun dia memancarkan kecantikan yang lain. Kecantikan yang membawanya pada sebuah derajat yang begitu tinggi. Elegan.

Wanita yang seperti bunga mawar memiliki keteguhan prinsip, dia mengerti setiap detil dari dirinya begitu berharga, untuk itulah dia menjaganya, melindunginya dengan seksama. Lihat betapa banyak ‘senjata’ yang dimiliki mawar untuk melindungi putik dan benang sarinya. Itulah , perempuan apalagi perempuan Islam, dituntunkan untuk selalu menjaga dirinya, karena setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan.

Wanita atau perempuan yang berkarakter mawar juga sangat teguh pendiriannya. Dia tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan jalan prinsipnya. Lihat, betapa mawar tidak mudah menggugurkan mahkota bunganya meskipun ia layu. Perempuan-perempuan seteguh mawar tidak akan meluruhkan kehormatannya . Dia akan menjaganya meskipun ia harus berjuang untuk itu. Keadaan tidak membuatnya cengeng. Satu lagi, saudariku. Mawar tidak mudah dipetik. Perempuan-perempuan yang teguh dan meneguhkan, cerdas dan mencerdaskan, baik dan memperbaiki akan memancarkan banyak energi. Semua orang tahu bahwa dia memiliki banyak pesona. Namun pesona itu tidak membuatnya pongah. Pun begitu, perempuan-perempuan berkarakter mawar selalu memancarkan keramahan, kebaikan. Tapi untuk mendapatkannya? Nanti dulu! Bukan jual mahal, tapi ia memiliki izzah (harga diri, kehormatan, rasa PD, bangga bukan karena dirinya tapi ‘bangga’ karena ia memegang teguh Islam dan segala peraturannya).

Pesona mawar membuat orang tidak berani mempermainkannya. Pesona karakter ‘mawar’ akan menyeleksi siapa yang beruntung mendapatkannya dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi memetiknya dengan paksa! Sebab jika itu dilakukan, Sang Mawar akan melukai tangan pemetiknya yang kasar dan tidak beradab, iya kan?

Maka, siapapun yang ingin memetik mawar-mawar muslimah itu, ia haruslah seorang yang memiliki keteguhan dan daya juang! Ia harus meminta mawar-mawar muslimah itu dari pemiliknya. Siapa pemiliknya? Sang pencinta mawar itu dan pemilik kebun mawar yang sejak kecil merawat dan menjaga Sang mawar agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh.

Saudariku, semoga kalian bergegas untuk menjadi kuntum mawar terindah di kebun rumah orang tua kalian. Jika kalian seorang laki-laki, seorang muslim, dan sedang ‘mengagumi’ salah satu kuntum mawar itu, bersiaplah untuk menjadi pemetiknya yang ‘sekufu’, bukan karena hal-hal yang tampak, tapi dari cara kalian memetiknya!

Ketuklah pintu pagar di mana mawar itu tumbuh, datangi keluarga dimana mawar itu tumbuh dan terjaga (jangan asal slonong apalagi merusak dan memaksanya!) kemudian mohonlah pada Sang Pencipta mawar itu karena Dialah pemilik dan pemeliharanya yang hakiki. Mohonlah agar Ia berkenan menjadikan kalian sepasang insan yang menebarkan kebaikan di taman bumi dan mengetuk surga dengan keagungan yang terjaga!

Dalam sebuah perenungan…
Dalam diam…
Ya Rabb… jadikan hamba seteguh sang mawar!
Jakarta, 22 Juni 2010
Dalam sebuah peristiwa yang sempat menguji keteguhan, saat diri ini mencoba untuk tegar dan tak terusik dengan lingkungan yang belum sepenuhnya menerima dan mengerti tentang indahnya perbedaan. Ya Rabb, istiqomahkan hamba… aamiin
Roseholic,
Aisya Avicenna

Tuesday, June 22, 2010

Mendekatlah Lebih Dekat Lagi

Tuesday, June 22, 2010 0 Comments



Buat saudaraku yang meyakini bahwa pengorbanan tenaga, waktu, harta benda, pikiran, tulisan adalah persembahan minimal yang kita berikan kepada agama ini, agama yang benar, paling akhir, sempurna, lengkap dan diridhoi Allah SWT.

Buat saudaraku yang meyakini bahwa pengorbanan jiwa raga di jalan Allah, berjihad di jalan-Nya adalah puncak persembahan tertinggi kita untuk menyeru manusia kepada-Nya.

Mari mendekat kepada Allah
Lebih dekat lagi….
Agar tunduk disaat yang lain sibuk
Agar teguh disaat yang lain angkuh
Agar tegar disaat yang lain terlempar

Setiap muslim bisa memilih, sejauh mana tingkat keislaman dan keimananya. Pilihan itu ibarat anak tangga yang menapak ke atas, lalu tinggi menjulang bahkan serasa tanpa batas, maka ada yang merasa cukup berdiri di tangga terbawah. Tetapi ada juga yang tidak puas dan ingin terus menaiki tangga-tangga keislaman dan keimanan tersebut dengan dorongan jiwa yang besar, tidak ada kamus istirahat bagi orang-orang seperti itu, mereka sadar, MILITANSI dalam makna yang sebenarnya adalah HARGA MATI UNTUK SURGA YANG MAHAL…

Kekuatan itu kini sedang bangkit, untuk itu pegang erat Al-quran, dekap kuat Sunnah Rasul tercinta, agar Islam kuasa menjadi satu-satunya aturan di dunia …..

Allah, eratkan tautan hati-hati kami, kuatkan semangat juang kami, di dunia manapun kami berada….

Friday, June 18, 2010

KETIKA RINDUKU BERTASBIH

Friday, June 18, 2010 0 Comments



semilir angin rindu
lembut membelaiku sedingin salju
berlabuh didasar kalbu
tercipta irama sepi nan syahdu
menemani diri hingga batas waktu
untuk kita bertemu

bingkisan kataku menari
diujung jemari
tertuang dalam puisi
mencurahkan kerinduan yang menghentak dihati

ketika rinduku bertasbih dalam gelora jiwa nan sunyi
disudut titik rinai berteman sepi
kulukiskan rindu diatas langit-langit hati
penuh do'a tulus dan suci
semoga engkau selalu dalam naungan cinta Illahi Robbi

bersama kita merangkai pelangi
setelah hujan berhenti
tersudut aku diujung rindu
pada siang malam yang terus berlalu
menyelimuti hati kian membeku
penuh warna nan syahdu
menjadi keindahan dalam bilah hatiku

hingga berlinang tetesan embun dari kelopak mata
menjadi jelaga rasa pelipur jiwa
dalam untaian rindu yang mengelora
dan terbingkai dalam rangkaian kata sederhana

bersama untaian do'a yang mengalun
untuk setiap tapak langkah yang kau ayun
dengan seulas senyum
pada tapak-tapakmu yang membuatku berdecak kagum

setetes rinduku dalam setia
hingga tiba detiknya kita melangkah bersama
pada pijakan bait-bait cinta menuju pangkuan ridha-Nya…

[Serakan Inspirasi Keisya Avicenna….18 Juni 2010…’sebait nada rindu untukmu’, special untuk my supertwin Aisya Keisya Avicenna “ sampaikan bait rinduku untuk para penduduk negeri si atas awan…biar ku bisa mengeja aksara-aksara penuh kerinduan ini…‘n seseorang (yg telah disiapkan-Nya), dia yang berhak menyempurnakan ‘sayap kerinduan’ ini…sanggupkah aku menggapai awan, di mana rindu itu bersembunyi mampukah kupetik dan kusimpan …??]