Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, August 09, 2010

Segitiga

Monday, August 09, 2010 0 Comments

antara surya, cahaya, dan awan… ^^v

semua adalah milik-Nya…

serahkan saja pada yang berkuasa atasnya...

[Aisya Avicenna]

Ya Allah, Izinkan Aku Turut Menjaganya

Monday, August 09, 2010 0 Comments

Ibu kulihat tatapmu... amat merinduku
Ibu.. doakanlah daku.. yang menuntut ilmu...
Sinar wajahmu... bagai rembulan
Terangi langkahku
Untaian pesan engkau sampaikan
Harapanmu kepadaku
Doamu ibu.. selalu kunanti
Bagai mentari penyejuk nurani
Memagar diri mengukuh hati
Ridhomu ibu.. Ridho Illahi...
Cintamu ibu tak pernah terperi
Selembut sutera seputih melati
Sesejuk embun sesegar pagi
Temani hari tiada henti
**
Nasyid ini mengiringi 10 jemariku menuliskan sesuatu yang sedang membuncah di hati. Biarkan kata yang mewakili segala rasa. Sebuah SMS dari ibu kemarin sore, “Mbak.. terima kasih ya untuk semuanya, moga makin berkah dan makin memantapkan iman di hati. Luph you...” Tak kuasa diri ini menangis haru. Alhamdulillah... misi supertwin untuk membelikan Al Qur’an baru untuk ibu, babe (panggilan sayang kami pada bapak), dan Mas Dhody sebagai “sahabat terbaik” di Ramadhan tahun ini berhasil!!! Jadi pengin tilawah bareng di rumah...
Kemarin juga menjadi hari yang istimewa buatku. Kos Oscom (nama kosku di Jakarta), kedatangan anggota baru. Ibunya Aisah. Subhanallah, aku sangat terharu atas besarnya sayang Aisah pada ibunya. Ayahnya sudah meninggal. Mereka berasal dari daerah Jawa Barat. Aisah membawa ibunya untuk kos bersamanya karena ibunya terkena stroke dan tidak ada yang merawat. Ibu Aisah tertatih-tatih kalau berjalan. Tadi pagi aku sempat melihat beliau sholat sambil duduk di kursi waktu sholat dan menjadikan kasur sebagai tempatnya sujud. Haru...
Ya Allah, ibuku masih jauh lebih beruntung dari ibu Aisah... akupun demikian, karena masih memiliki ibu yang sehat. Maka, mudahkanlah diri ini untuk selalu memberikan yang terbaik untuk ibu tercinta..
Ya Allah, jagalah ibu Aisah. Ringankanlah sakit yang dirasakannya.. Ya Allah, izinkanlah aku turut menjaga ibu Aisah... Ya Allah mudahkanlah kami untuk merawatnya...
Aamiin...
Jakarta, 9 Agustus 2010_06:21
Aisya Avicenna

Friday, August 06, 2010

Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah

Friday, August 06, 2010 0 Comments

Ba’da Subuh ini baru bisa menyalakan T-ONE kembali. Alhamdulillah, semalam berhasil merampungkan dua tulisan yang “hilang” bersama flash disk yang sekarang sudah berpindah tangan. Kejadian kemarin memang membawa hikmah yang luar biasa. Diri ini semakin menyadari betapa Allah masih sangat menyayangi. Flash disk yang berisi tulisan-tulisan dan naskah calon buku yang belum sempat terback up itu semoga bisa diikhlaskan. Memang, tulisan-tulisan itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Hmm, suatu pelajaran yang sangat berharga juga buatku. Memacu diri ini untuk kembali mengingat dan menuliskan kembali tulisan-tulisan yang hilang itu. “SEMANGAT SANG PENULIS!!!” (*sepotong SMS dari Ibuk yang senantiasa menjadi pendobrak semangat untuk terus menulis sesuatu yang inspiratif*). Moga saja pencopet itu berkenan membuka flash disk-ku, terus terinspirasi dengan tulisan-tulisan di dalamnya atau bisa juga ia berkenan merekomendasikan tulisan-tulisan itu pada penerbit, atau gara-gara tulisan itu, ia berazzam untuk beralih profesi, dari pencopet menjadi penulis. Hehe... semoga saja! Aamiin...
Alhamdulillah, tak terasa sudah memasuki bulan Agustus ya! Seperti sudah menjadi kebiasaanku, pada bulan ini mengangkat tema : “ Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah”
Bedah tema yuk!
Masih ingatkah di bulan Agustus ini ada moment special? Masih ingatkah kita selalu merayakannya dengan upacara bendera? Masih hafalkah kita pada lagu Indonesia Raya? Masih ingatkah kita pada cara tegap kita menghormat merah putih?
Sejenak terasa rindu, saat ingat betapa cinta kita pada Indonesia dulu, cinta lama kita pada bangsa ini.
Lama kita tak merasakan haru biru rasa humanis, antara kita dan Indonesia, betapa jauhnya kita saat ini dari seremonial mengenang perjuangan bangsa karena disibukkan dengan beragam aktivitas.
Jika memang kita adalah generasi penerus bangsa, agen perubahan bangsa, motor penggerak bangsa, maka tak perlu lagi pesta tujuhbelasan, tak perlu lagi nyanyian cengeng mengenang pahlawan, tapi saat ini kita harus mulai peduli dengan nasib bangsa, berjuang dalam dimensi kita, semampu kita, dan setulus hati kita.
Marilah kita berdo’a untuk Indonesia, saat ini juga....
Ya Allah..Lindungilah bangsa ini dengan kuasa-Mu,
Ya Allah..Tuntunlah bangsa ini dengan cahaya-Mu,
Ya Allah..Ridhoilah bangsa ini dengan kasih sayang-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang terkadang lalai memuja-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang sering menyekutukan-Mu,
Ya Allah..Yang Maha Penyayang, Yang Maha Bijaksana,
Mudahkanlah jalan bangsa ini meraih kebahagiaan dunia akhirat,
Ya Allah..Yang Maha Besar, Yang Maha Luhur..
Kami bersujud pada-Mu, Semoga Engkau selalu membukakan pintu hidayah-Mu pada hamba yang nista..
Robbana ‘atina fiddunyaa khasanah wa fil akhiroti khasanah waqinaa ‘adzabannar..
Bangkitlah negeriku... Harapan itu masih ada!!!
***
Bulan Agustus tahun ini memang terasa lebih istimewa. Pasalnya, Ramadhan juga jatuh di bulan ini. Sebentar lagi samudera pahala akan bergelombang datang silih berganti, memecah karang dosa yang telah mengeras. Saling memaafkan yaa...!!
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”
(Q.S. Al Baqarah [2] : 183)
Semoga Allah SWT memberikan umur kepada kita untuk menikmati jamuan-Nya yang sangat spektakuler yaitu datangnya bulan Ramadhan di bulan Agustus tahun ini. Jamuan Allah SWT yang membuat orang yang putus harapan jadi bisa berharap, yang putus asa jadi bisa bangkit, yang hampir lumpuh semangatnya bisa berkobar lagi.
Seharusnya kita bersimbah air mata karena merasa ingin, sangat ingin menikmati jamuan Allah SWT pada bulan Ramadhan kali ini. Seperti saat kita melihat seorang dermawan yang kaya raya dan mulia akhlaknya akan menjamu seseorang, dan ternyata kita akan merasa gembira sekiranya kita diundang atau dijamu oleh orang yang sangat kita segani ini.
Apalagi Ramadhan bukanlah jamuan dari makhluk, tapi langsung jamuan dari Pencipta Alam Semesta yang Maha Tahu lumuran dosa kita, yang Maha Tahu segala derita dan harapan kita. Amatlah rugi andaikata kita tidak termasuk orang yang merasa sangat ingin memasuki Ramadhan ini dalam keadaan siap.
Saudaraku, dalam satu tahun Allah SWT menciptakan satu bulan istimewa, bulan yang penuh kasih sayang, barokah, dan ampunan. Sungguh bulan yang benar-benar beda dengan sebelas bulan lainnya, hari demi harinya berbeda, jam demi jamnya berbeda, detik demi detik berbeda. Begitu spesial. Inilah bulan Ramadhan. Bulan yang sangat dirindukan oleh umat Islam sedunia.
Di bulan Ramadhan ini, Allah SWT menjanjikan akan menjamu hamba-hamba yang beriman. Sedemikian dahsyatnya jamuan Allah, sampai-sampai bagi siapa pun yang melewati saat-saat Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya, maka dia dijanjikan mendapat jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan suci ini sebagai sarana peningkatan kualitas amal ibadah kita kepada Allah. Kita jadikan bulan ini sebagai sarana untuk mencapai tujuan mulia kita, yaitu memperbaiki mutu diri kita.
Saudaraku, mari kita bertekad, pantang bagi kita menyia-nyiakan perpindahan detik demi detik di bulan Ramadhan ini tanpa peningkatan amal. Ramadhan ini sungguh sangat berharga bagi kita sehingga kita harus memperhitungkan agar setiap ucapan, pikiran, dan perilaku kita menjadi amal shalih.

“Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah”

Sebuah tema bulan ini yang memacu diri untuk mengoptimalkan bulan Ramadhan dengan aktivitas-aktivitas dan waktu-waktu yang dimiliki menjadi lebih terorganisir dengan baik dan bermanfaat. Mensukseskan target-target yang ingin dicapai dan melakukan evaluasi setiap saat. Mewarnai bulan Ramadhan ini dengan melakukan amal ibadah, tidak saja ibadah secara ritual namun juga ibadah yang bersifat sosial.
Pada bulan Ramadhan ini, berazzam untuk senantiasa berusaha mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT, karena sesungguhnya celakalah bagi orang-orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT pada bulan yang penuh dengan rahmat ini. Insya Allah selepas Ramadhan nanti, kita dapat merasakan kekuatan perubahan dalam diri kita, menjadi pribadi takwa yang dicintai Allah SWT dan disayangi makhluk-Nya. Selamat menikmati jamuan Allah SWT di bulan Ramadhan, Saudaraku!
“Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya. Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan Keridhoan-Mulah dambaan kami.”

***
Ramadhan... Ramadhan... Ramadhan...
Bulan suci yang dinantikan kini telah tiba
Ramadhan kembali hadir dengan rahmat-Nya
Rindu hati terasa menanti bulan nan indah
Yang berhias amaliah indah dan ceria.

Ibu.. Bapak... Ramadhan tlah tiba
Ayo kawan sambutlah ia.
Euceu…Nyai…Ramadhan tos dugi.
(Si Mbak & saudari.. Ramadhan tlah tiba)
Teu karaos tos teupang deui.
(tak terasa sudah bertemu lagi)

Ramadhan tlah hadir kembali....

(Backsound : Ramadhan Kembali_Justice Voice)

Tak terasa sudah jam 06.00 pagi, saatnya bersiap untuk merangkai karya!!!

REDZone, 5 Agustus 2010_06:01
Aisya Avicenna

Thursday, August 05, 2010

Renungan untuk Sebuah Sunnah yang Bersejarah

Thursday, August 05, 2010 0 Comments

“Tik, cincin 5 gram harganya sekarang berapa ya?” tanya seorang sahabat yang hendak dilamar bulan Ramadhan ini.
“Tik, bulan September aku mau nikah. Datang ya... Akhirnya aku duluan, lha kamu kapan? Aku masih ingat pesanmu dulu kalau ‘Laki-laki baik akan mendapat wanita yang baik’. Mungkin aku sudah mendapatkan yang terbaik buatku. Moga kamu pun segera mendapatkan yang terbaik!” potongan percakapan via telepon dengan seorang kakak tingkat nun jauh di luar Jawa sana, sesaat setelah diri ini tiba di kost.
“Tik, nunggu apa lagi kita? Kuliah sudah selesai, udah kerja, lalu? Mungkin memang belum ketemu yang cocok saja.” Statement yang terlontar dari seorang sahabat kost yang baru saja ditelepon ibunya dan membicarakan kapan ia akan menikah.
“Hayo hayo... nikah enak lho...mantab Bu...” sebuah SMS dari seorang sahabat yang baru saja mengakhiri masa lajangnya, masuk beberapa saat setelah diri ini hendak memejamkan mata.

Hiyaaa... seharian ini kok ‘terkoneksi’ dengan satu hal ini sih? NIKAH...
Membuat diri ini merenung dan mencoba ‘melampiaskan’ renungan itu dalam rangkaian kata.
***

Menikah adalah saat di mana gerbang kesucian mulai dibentangkan
Menikah adalah saat di mana ketidaksempurnaan bukan lagi masalah yang mesti diperdebatkan
Menikah adalah saat di mana akar dirajut dari benang-benang pemikiran
Menikah adalah saat di mana syariat direngkuh sebagai tolok ukur perbuatan
Menikah adalah saat di mana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih sayang
Menikah adalah saat di mana kesendirian dicampakkan sebagai sebuah kebersamaan
Menikah adalah saat di mana kegelisahan beralih pada ketenangan
Menikah adalah saat di mana kehinaan beralih pada kemuliaan
Menikah adalah saat di mana peluh bergulir lanjutkan perjuangan
Menikah adalah saat di mana kesetiaan adalah harga mati yang tak bisa dilelang
Menikah adalah saat di mana bunga-bunga bersemi pada taman-taman
Menikah adalah saat di mana kemarau basah oleh sapaan air hujan
Menikah adalah saat di mana hati yang membatu lapuk oleh kasih sayang
Menikah adalah sebuah pilihan antara jalan Tuhan dan jalan setan
Menikah adalah sebuah pertimbangan antara hidayah dan kesesatan

Menikah adalah saat di mana suka dan duka saling datang
Menikah adalah saat di mana tawa dan air mata saling berdendang
Menikah adalah saat di mana ikan dan karang bersatu dalam lautan
Menikah adalah saat di mana dua hati menyatu dalam ketauhidan
Menikah adalah saat di mana syahwat tidak lagi bertebaran di jalan-jalan
Menikah adalah saat di mana ketakwaan menjadi teluk perhentian
Menikah adalah saat di mana kehangatan menyatu dalam pekatnya malam
Menikah adalah saat di mana cinta pada Allah dan rasul-Nya dititipkan
Menikah adalah saat di mana dua hati berganti peran pada kedewasaan
Menikah adalah saat di mana dua jasad menambah kekuatan dakwah peradaban
Menikah adalah saat di mana kecantikan adalah sebuah ujian
Menikah adalah saat di mana kecerewetan diperindah oleh aksesoris kesabaran
Menikah adalah saat di mana bunga-bunga mulai menyemi pada alang
Menikah adalah saat di mana bidadari-bidadari dunia turun di telaga-telaga kesejukan
Menikah adalah saat di mana jundi-jundi kecil adalah cericit burung pada dahan-dahan
Menikah adalah saat di mana pemahaman-pemahaman mulai disemikan
Menikah adalah saat di mana amal-amal mulai ditumbuhkan
Menikah adalah saat di mana keadilan mulai ditegakkan
Menikah adalah saat dimana optimisme adalah obat dari sebuah kefuturan
Menikah adalah saat di mana kecemburuan adalah rona pelangi pada awan
Menikah adalah saat di mana kesendirian menutup epik kehidupan
Menikah adalah saat di mana syahadat menjadi saksi utama penerimaan
Menikah adalah saat di mana aktivitas dibangun atas dasar ketaatan
Menikah adalah saat di mana perbedaan ciptakan kemesraan
Menikah adalah saat di mana istana tahajud dibangun pada pucuk-pucuk malam
Menikah adalah saat di mana belaian bak kumbang yang teteskan madu-madu kehidupan
Menikah adalah saat di mana senyuman bak tetesan hujan yang segarkan dedaunan dari kemarau panjang
***
Menikah adalah saat di mana goresan bayang-bayang yang terlukis pada mimpi-mimpi malam yang (semoga segera) berubah menjadi kenyataan
***
Tak perlu lagi bertanya “SIAPA?” karena Allah SWT telah memahatkan nama terbaik untuk ditulis di pusara hati kita. Tak perlu lagi bertanya “KAPAN?” karena Allah SWT sudah menetapkan bahwa semua akan indah pada waktunya. Tak perlu lagi bertanya “MENGAPA?” karena Allah SWT ingin menjaga diri kita dan Rasulullah inginkan kita mengikuti sunnahnya. Tak perlu lagi bertanya “APA?” karena Allah SWT sudah menerangkan bahwa hidup kita akan tenang dan agama kita akan lebih sempurna karenanya. Tak perlu lagi bertanya “DI MANA?” karena Allah SWT sudah memilihkan tempat terindah untuk sebuah pertemuan yang diridhoi-Nya. Tak perlu lagi bertanya “BAGAIMANA?” karena Allah SWT sudah memberitahukan jalan yang seharusnya dilalui untuk mengikrarkan janji suci.
[sebuah kontemplasi - Aisya Avicenna]

***
“Bukankah komitmen kita terhadap dakwah ini terlihat dari hal-hal yang sederhana? Bukanlah menikah di jalan dakwah itu tidak hanya terlihat saat kita menjalaninya? Namun jauh dari itu, saat kita bertekad untuk terus ada dalam tahap-tahap meluruskan niat di setiap proses menuju momen bersejarah : PERNIKAHAN. Dan... sebab kita telah ‘mengaku’ sebagai aktivis dakwah, jadi... salahkah jika orang ingin selalu membuktikan komitmen kita di setiap langkah dan sikap kita? Dan pernikahan adalah salah satu ujian komitmen bagi seorang aktivis dakwah, apakah ia mengikuti keinginan hatinya semata, atau... benar-benar menjaga orisinalitas misi dakwah sebelum, saat, dan setelah menikah? Bukankah proses itu menentukan keberkahan? Baik sebelum, saat, dan setelah menikah?” (Kado Pengantin, Rabi’ah Al Adawiyah – istri ustadz Hatta Syamsuddin, LC)
***
Kalau ingin membangun rumah yang kokoh, kuatkanlah pondasinya agar rumah itu tak mudah roboh!
***
“Jalan hidup tergantung niatmu.. Jika yakin kau akan mampu... Ingatlah Allah selalu menyertaimu...” (Ar Royan)
***
Cukup sudah renungan tentang perkara yang satu ini. Semoga menjadi sebuah perenungan untuk kita semua. Jangan sampai menjadi sebuah euforia yang melenakan karena bisa mengotori hati. Ingat, sebentar lagi Ramadhan tiba. Sambut kesuciannya dengan hati yang bersih. Jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri! Agar yang terbaik jualah yang didapatkan. BE BETTER!!!

Tulisan ini kupersembahkan pada saudara/i ku yang telah menikah, saudara/i ku yang akan menikah, dan untuk diriku sendiri yang tengah mempersiapkannya! ^^v

Afwan jiddan atas segala khilaf
REDZone, 4 Agustus 2010_04:32
Seorang hamba yang senantiasa merindu barokah dari-Nya,
Aisya Avicenna

For the Rest of My Life

Thursday, August 05, 2010 0 Comments
For the Rest of My Life
By: Maher Zain


I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO

And theres a couple words I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together eternally
Now I find myself so strong
Everything changed when you came along

OOOO

And theres a couple word I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that I`ll love you eternally
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart

Artist: Maher Zain
Album: Thank You Allah
Copyright: Awakening Records 2009