Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, September 23, 2010

Permata yang Dicari

Thursday, September 23, 2010 5 Comments

Di suatu sore, seorang anak datang kepada Ayahnya yang sedang membaca koran.
“Ayah, ayah” kata sang anak
“Ada apa?” tanya sang Ayah
“Aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan mencontek, aku mau mencontek saja! Aku capek, sangat capek. Aku capek karena harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek, sangat capek. Aku capek karena harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus!
Aku capek karena harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati. Aku capek karena harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepada ku. Aku capek Ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka Ayah!” sang anak mulai menangis.

Kemudian sang Ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ”Anakku ayo ikut Ayah, Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak. Kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh ” Ayah mau kemana kita?? Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena ada banyak ilalang… aku benci jalan ini Ayah” sang Ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah tempat yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.
“Wwaaaah… tempat apa ini Ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang Ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Ayah, aku boleh berenang ya?”
“Iya.. airnya tidak dalam kok!”
Beberapa saat kemudian.
“Ayah, aku menemukan kerang berisi permata! Ini buat ibu ya yah!”
Sang ayah hanya tersenyum.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping Ayah” ujar sang Ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya setelah mengeringkan bajunya.
”Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah…”
”Tidak tahu Ayah, memangnya kenapa?”
”Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada tempat yang indah di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
“Ooh… berarti kita orang yang sabar ya Yah? Alhamdulillah”
“Nah, akhirnya kau mengerti”
”Mengerti apa? aku tidak mengerti”
”Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi. Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada tempat yang sangat indah. Bahkan kau berhasil menemukan permata. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
”Tapi Ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
”Ayah tahu, oleh karena itu ada Ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada Ayah dan Ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi, ingatlah anakku… Ayah dan Ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri.. seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya. Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Maka kau tahu akhirnya kan?”
”Ya Ayah, aku tahu.. aku akan dapat surga yang lebih indah dari tempat ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih Ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar”
Sang Ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.
***
Untukmu yang beriman
Allah telah berjanji padamu
Allah akan menolongmu
Allah akan meneguhkan kedudukanmu
Jika kau menolong agamanya...
Sekalipun dengan setetes peluh penuh keikhlasan...
Bahkan air mata atau darah sekalipun!
Dan selemah-lemahnya adalah rintihan hati yang terdzolimi...
Rintihan, bukan umpatan atau rasa kekesalan..
Tapi untaian harapan dan keyakinan, bahwa Allah tak pernah menyiakan..
Sekalipun menjadi yang terasing...
Ya, terasing! Karena di awal kemunculannya, dien Islam ini juga dalam keadaan asing
Dan kelak akan kembali asing sebagaimana awal mulanya
Berjuanglah!
Tiket Syurga itu tak murah!
Mendapatkannya juga tak mudah!
Semoga setiap letih yang dikumpulkan karena-Nya, mampu membayar jaminan Syurga-Nya...
Semoga setiap amalan kita terbalaskan dengan ridho-Nya...
Dan harapan terbesar adalah semoga Allah ridho menjadikan kita penghuni jannah-Nya..
Aamiin Ya Rahman.. Aamiin Ya Rahiim.. Aamiin ya Rabbal 'alamiin...
Karena setiap kita inginkan yang TEPAT dan TERBAIK!!!!
***
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Q.S. Muhammad:7)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istioqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni Al Jannah, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Ahqaf: 13-14)

Jakarta, 23 September 2010_05:55
Aisya Avicenna

Wednesday, September 22, 2010

Etika Menjadi Ibu

Wednesday, September 22, 2010 0 Comments

Hmm, judul di atas bermakna ganda ya? (Karena yang menulis ini kebetulan bernama Etika, ^^v). Tapi yang dimaksud bukan Etika yang menulis ini. Etika = Suluk = Akhlak… Yadahlah, mari disimak!
Selasa, 22 September 2010
Pagi ini, sebelum berangkat ke kantor, aku menyempatkan diri untuk melihat berita pagi ini. Aku terhenyak saat melihatsebuah berita! Dalam berita itu diceritakan bahwa ada seorang anak yang tinggal di daerah Sumatera Selatan, ia bernama Reno, baru berumur 2 tahun 3 bulan. Sekilas dari penampilannya, ia seperti anak kebanyakan. Dalam berita tersebut, wajah Reno ditutupi (disamarkan). Mengapa???
Saya beri tahu, tapi jangan kaget! Ternyata Reno kecil adalah seorang perokok berat! Dalam layar TV sekilas juga terlihat Reno sedang bermain sambil merokok. Astaghfirullah... Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 32 batang! Bayangkan kawan!!!
Bagaimana sih orang tua Reno mendidik dan mengasuhnya? Kok bisa sampai separah itu? Pasti ada sesuatu yang tidak beres! Itulah pertanyaan yang terbersit dalam diri ini saat melihat berita itu? Dan sepertinya, memang ada yang tidak beres! Ibu dan ayahnya terkesan cuek! Bahkan hanya menjawab, sudah dibawa ke puskesmas tapi belum ada perubahan. Uhf... Astaghfirullah!!!
Berita itu pun berlalu. Diri ini juga harus segera beranjak pergi ke kantor. Seperti biasa, harus ada buku yang menjadi teman perjalanan. Akhirnya memutuskan untuk membawa buku “Etika Menjadi Ibu” yang sengaja dipilih di antara tumpukan buku yang belum sempat disampul dan diinventaris. Buku saku ini merupakan buku terjemahan dengan judul aslinya adalah “Sulukul Ukhtii Muslimah Kaummin”. Buku setebal 43 halaman ini ditulis olehShafa’ Jalal dan diterjemahkan oleh Nurul Mukhlisin Asyrafuddin, Lc, M.Ag. Buku bersampul pink dengan gambar bayangan seorang ibu yang menggandeng anak kecilnya ini diterbitkan oleh Laa Raiba Bima Amanta (elBa), Surabaya.
Buku ini menerangkan bahwa tanggung jawab seorang muslimah sebagai seorang ibu terhadap anak dimulai sejak belum menikah hingga anak menjadi dewasa. Tanggung jawab terhadap anak dimulai dengan memilihkan ayah yang shalih. Setelah seorang muslimah memilih suami yang sholeh, maka akan dihadapkan pada beberapa fase selanjutnya.
1. Fase kehamilan, pada fase ini mulailah ada tambahan tanggung jawab seorang muslimah terutama untuk menjaga kesehatan janin dalam rahimnya.
2. Fase melahirkan, pada fase ini kekuatan seorang muslimah akan sangat diuji. Tak hanya secara fisik, tapi juga mental. Berjuang melawan maut demi kelahiran sang buah hati. Berusahalah untuk meminta bantuan dokter atau bidan beranak yang bukan laki-laki. Cari yang wanita saja!
3. Fase setelah melahirkan, pada fase ini Allah dan Rasul-Nya telah memberikan beberapa petunjuk sebagai kewajiban awal bagi orang tua, di antaranya :
a. Adzan dan iqamah di telinga sang bayi
b. Tahnik (mengolesi langit mulut bayi) dengan kurma
c. Memberikan nama yang baik. Bila terjadi perbedaan antara ayah dan ibu dalam masalah nama, maka memilih nama termasuk tugas suami (ayah sang bayi)
d. Mencukur rambut kepalanya dan bersedekah dengan perak seukuran berat rambutnya
e. Khitan dan melubangi daun telinga (bagi wanita)
f. Mengaqiqahkannya
g. Menyusuinya dalam waktu dua tahun
4. Fase anak pertengahan, maksudnya saat buah hati kita memasuki masa kanak-kanak. Pada masa ini orang tua sangat berperan mendampingi anak dengan serius memberikan pendidikan bernilai syari’at kepada mereka. Caranya dengan mengajarkan kalimat “La Ilaaha Ilallah”, memberitahukan kepadanya tentang perkara halal dan haram, menyuruh anak untuk beribadah, mendidik mereka dengan adab Islami, mengajarkan mereka bermuamalah, membiasakan infaq, mengajari dzikir
5. Fase remaja, pada fase ini peran orang tua juga sangatlah penting karena pada fase ini kondisi fisik dan emosional anak memang tengah labil. Maka dari itu, jadilah teman bagi mereka. Jangan suka mendikte, tapi dengarkanlah mereka.
6. Fase dewasa, pada fase ini peran seorang ibu adalah turut memilihkan pendamping yang baik agamanya buat anak. Pendampingg yang sholeh/sholehah, multazimah (taat) dan beriman untuk menyempurnakan kehidupannya.
Nasihat-nasihat untuk muslimah :
1. Hiasi diri dengan kejujuran dalam perkataan, karena perkataan kita adalah teladan yang akan diikuti oleh anak-anak kita
2. Jadilah muslimah yang amanah, ikhlas, dan taat kepada Allah selalu
3. Jagalah jangan sampai bertengkar dengan suami di hadapan anak-anak
4. Tidak menghukum anak dengan pukulan yang melukai
5. Tidak memberikan hinaan dan makian di hadapan orang lain
Hmm, mari menjadi calon orang tua yang terbaik buat anak-anak kita!

Jakarta, 22 September 2010
Aisya Avicenna

Tuesday, September 21, 2010

HUJAN dan PENANTIANKU

Tuesday, September 21, 2010 0 Comments
HUJAN dan PENANTIANKU

[H]ari masih setia bergulir..
[U]ntaian kisah masih saja terukir..
[J]ejak langkah masih ringan tertapak..
[A]ngan pun masih jelas tergambar..
[N]yanyikan rindu brsama denting rintik sang hujan..

[P]erlahan dingin menyusup relung kalbu..
[E]nyahkan ragu yg semula membisu..
[N]yalakan sang surya yg brsinar terangi jiwa..
[A]gar azzam itu kmbli membara dlm dada..
[N]antikan kisah yg kan menghiasi taman2 bumi..
[T]erbang menyongsong firdaus yg tersenyum membukakan tangan..
[I]ringi tinta emas perjalanan ini..
[A]khir penantian seumpama kupu2 yg siap terbang menjelajah semesta..
[N]ikmati pesona bunga2ny yg indah dan harum mewangi..
[K]etika siapa,kapan,dan dimana itu..trjawab dgn 2 kata.."TEPAT dan TERBAIK"
[U]ntuk brsama membingkai surga dlm untaian kisah penuh makna..

-Keisya Avicenna-

Bubur Sumsum Saus Gula Merah

Tuesday, September 21, 2010 0 Comments
Bahan Bubur :
• 100 gr tepung beras
• 2 lbr daun pandan
• 650 ml santan
• 1 sdt garam
Cara buat :
1. Campur semua bahan aduk-aduk supaya tercampur rata.
2. Lalu masak diatas api sambil diaduk hingga mendidih dan meletup-letup.
3. sisihkan
Bahan Siram :
• 1 sdm gula pasir
• 100 gr gula merah diserut
• 200 ml air
Cara Buat :
1. Masak bahan hingga gula larut dan mendidih,.
2. lalu saring. (kalo ingin saus agak kental bisa ditambahkan dengan 1 sdt tepung beras +air)
Penyajian :
Taruh dalam mangkuk bubur lalu siram dengan saus gula merah, siap dihidangkan.

Sunday, September 19, 2010

“MENSYUKURI CINTA” BERSAMA PARA PENULIS FLP SOLO RAYA

Sunday, September 19, 2010 0 Comments



GORESAN PENANTIAN

Sang waktu terus membawaku dalam suatu masa yang membuatku harus selalu bertanya, ‘Kapan penantian ini usai?’
Dan ternyata....detik masih merangkak menjadi menit, menit pun berjalan. Satu jam terlewati. Jam berlari, tak terasa satu hari berganti… begitulah waktu…
Penantian memang menjadi bagian dari sebentuk ujian. Ujian kesabaran dan juga ujian kesetiaan. Penantian yang ku alami saat ini menjadi suatu fase penuh makna karena ku bisa ‘belajar lebih banyak’ untuk mengisi dan mematangkan ‘masa’ itu…Masa yang penuh dialektika, sarat akan untaian cinta, ‘masa’ yang kehadirannya kan slalu kurindukan sepanjang masa…’Masa’ dimana kuterus mencari dan memaknai setiap detik yang kulewati. Masa dimana ketegaran dan keistiqomahanku diuji. Sabar dan tawakal menjadi teman setia, mendampingi ikhtiar dan doa yang tak pernah terputus mengiringinya..
Betapa penantian menyuguhkan berjuta cerita…
Kedewasaan yang kan menjadi penengah dari semua sikap yang ‘mungkin’ pada awalnya mengedepankan emosi dan ego semata.
Karena aku masih disini, dalam sebuah penantian…
Apapun yang terjadi, jiwa ini selalu yakin…Allah pasti akan menjawab dengan lebih indah, di saat yang TEPAT dan TERBAIK!!!
Karena ku yakin, aku akan menemukan “SEBERKAS CAHAYA CINTA” di ujung penantian ini…
OPTIMISLAH!!!
[Keisya Avicenna, 16 September 2010…13:40 WIB]


Hehe…ngetik ulang tulisan yang sempat nyasar di Buku DNA [Dream ‘N Action] nya [NO]stalgia [R]o[MA]ntic alias buku catatan harian saya…bkin ketawa lagi. Tulisan sekitar 7 menitan tanpa berhenti, tanpa coretan apalagi tipexan…(nulis aja gitu gak putus…) di atas hanya sekedar ungkapan isi hati saat menunggu kehadiran seseorang…hoho… (menunggu Erny lho bukan yang lain).
Tulisan ini akan membawa saya kembali –flashback- pada sepenggal kisah yang sempat terekam dalam jejak kehidupan seorang Keisya Avicenna…

Kamis, 16 September 2010

Pagi di Istana KYDEN sudah terjadi kesibukan yang luar biasa…sempet bercengkerama ma Babe juga saat asyik ngasih makan ternak2nya yang gemuk dan lucu-lucu..beres2 rumah dan packing coz mau ‘boyongan ke Solo’ part 1..(bawa buku-buku dulu, pakaian dkk..bersambung di part2).

Hari ini ada Pesta Demokrasi pilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Wonogiri. berangkat nyoblos dulu ma Babe n Ibu ke TPS sebelum pergi ke Solo..jari kelingkingku jadi ungu deh…Semoga WONOGIRI semakin SUKSES!!!

Usai nyoblos, masih sedih euy…si cakep masih terkapar tak berdaya karena diracun orang…(hmmm, semoga Allah SWT memberikan balasan setimpal kepada orang yang tega ngasih racun kucing yang cakep dan lucu itu. Paling gak tega waktu liat ekspresi wajah si Bundel…gurat kesedihan tampak jelas di muka lucunya tatkala melihat sang kakak sudah diambang sakaratul maut…hiks…T T)

Akhirnya, menikmati perjalanan kembali ke Solo…Ada kejadian lucu waktu naik NUSA. Nungma duduk sebelahan ma simbah2..(mbah putri). Nungma taksir usianya 70+ lah…E, beliau malah curhat macem2..hihi, mulai dari kisah petualangannya, anak, putu, buyut, deelel..sempet juga menunjukkan jemari tangan kirinya yang ternyata ada 3 buah cincin yang melingkar di 3 jarinya itu. Hoho..beliau juga sempet crita kalau tadi baru aja beli cincin (beliau sambil menunjukkan cincinnya itu yang terpasang di jari tengahnya)..cegluk, Nung mbatin…”Nung aja belum pake cincin di jari jemarinya mbah, lha kok njenengan ada 3…gak berat ya mbah?? xixixi..mbahe jan gaul tenan”. Mbahnya baik juga euy, ngasih Nung sawo satu biji…tu simbah asyik cerita sambil maem sawo gaya ‘mbah-mbah’…(selamat membayangkan). Yang jelas, kalau pas lagi ada cerita seru tu mbah sempet2nya menepuk bahu Nungma, hihi…nakal ni simbah..ngelap tangannya ke jaket MITI-nya Nung. Tu simbah hobi berpetualang deh kayaknya. Kemana-mana sendiri (anak-anaknya merantau semua), ternyata simbah itu nanti mau turun palur then naik bis ke Karanganyar. Atos2 kemawon nggih mbah….Nungma hanya bisa mengungkapkan 1 kata : Salut!!! ^^v. terima kasih sawonya…^^v

Agenda siang ini mau menghadiri Acara Halal Bihalal Keluarga Besar FLP Solo Raya di Rumah Mas Aries Adenata (Ketua FLP Solo Raya). Kemarin2 sempat di SMS Mas Aris El Durra ngasih petunjuk…berhubung belum ‘ngeh’ dengan SMS dari Mas Aris, Nung sempet SMS minta petunjuk ke tuan rumahnya langsung. Hehe…

Jam 13.00 Erny ternyata masih di rumah. N dy mengabarkan kondisi di Sragen cuaca kurang bersahabat. Mendung banget gitu deh. Solo juga kok. Yadah, Nung menunggu…[sambil menunggu ±1 jam penantian…Nungma nulis “GORESAN PENANTIAN” itu deh..hoho…daripada ngalamun..tyuz sempet baca2 buku juga…intinya mengoptimalkan waktu penantian itu dengan hal-hal yang bermanfaat…]

Akhirnya, jam 14.06 Erny sampai juga di kost pink…dan kita pun berangkat. Bismillah, semoga tidak hujan…baru beberapa menit, ada SMS masuk n bertengger di inbox N5300-ku…dari mas Aris El-Durra. SMS yang sangat singkat, nanyain :”Km dtg gk to dik?” [14:14:08]…hehe, otw boz!!! Tenang, buku pesenan njenengan “RABITHAH CINTA” sudah saya bawa…

Hm, jalanan siang menjelang sore ini memang cukup ramai, apalagi jalan slamet riyadi cukup padat merayap. Akhirnya, sampai juga di Goro AsSalam, belok, lewat pabrik tyfountex, ada lapangan, ke kanan…terus…n endingnya ketemu juga, coz banyak motor yang dah parkir disitu…hyaa, Alhamdulillah belum bubar…disambut oleh tuan rumah, Mas Aries Adenata (sang penulis buku “BUANGLAH PACAR PADA TEMPATNYA”. Punya usaha jualan batik juga ya Mas??? Sip…), kemudian kita berdua gabung dengan rekan-rekan yang lain… dah sesi diskusi kayaknya…meski ilmu yang di dapat dari Mas Sakti Wibowo [penulis skenario sinetron Ketika Cinta Bertasbih] yang bisa saya tangkap cuma segelintir tapi lumayanlah dapat charger spirit untuk terus bersemangat dalam berkarya dan mencetak sejarah!!! Sempet barteran buku juga dengan Mas Aris El Durra, hehe…dipinjemi Topan Marabunta1-nya Mbak Afifah Afra dan bukunya Mas Joni Ariadinata “Aku Bisa Nulis Cerpen”. Sip, buku yang lagi Nungma butuhkan nih… {huaayoooooo, Mas Aris El Durra…reportasenya mana??? Saya tunggu!!! Nungma kan telat…^^v}
Ending yang paling saya suka : photo-photo..heehee…

Abiz salam-salaman then pulang…(“rasa-rasanya singkat amat ya Er??? perasaan baru aja kita datang dah pulang lagi…ahihihihi…tapi yang jelas, meski singkat, namun sangat berkesan, full manfaat n penuh semangat!!!…^^v”)

Flashback usai…

Ngomong-ngomong masalah judul tulisan saya di Buku DNA itu, inget…tadi pagi ada yang SMS…endingnya tanya : “….anti kapan?” (waduh, pertanyaan yang sensitif namun motivatif dan inspiratif..ahihihi..*ketawa khas bernard)

“Tidak ada siapapun yang tahu dimana ujung dari HITAM-PUTIH PENANTIANNYA, maka selalu berbaik sangkalah pada-Nya, buat Dia selalu tersenyum karena kita…’TEPAT dan TERBAIK!!!’ Segera, tapi tidak tergesa-gesa, mungkin itu jawaban saya…^^”

Jadi ingat, salah satu penggalan kalimat di buku Jalan Cinta Para Pejuang-nya Ust. Salim A. Fillah…

“Jika kita menghijrahkan cinta : dari kata benda menjadi kata kerja maka tersusunlah sebuah KALIMAT PERADABAN DALAM PARAGRAF SEJARAH. Jika kita menghijrahkan cinta : dari JATUH CINTA menjadi BANGUN CINTA, maka cinta menjadi sebuah ISTANA, TINGGI MENGGAPAI SURGA!!!”

Jadi ingat juga salah satu status ‘myinspiring ustadz’ :
“Lima titik rawan yang berpotensi mengubah haluan hidup : LULUS KULIAH, MULAI BEKERJA, PINDAH DOMISILI, MENIKAH dan MENJADI PEJABAT PUBLIK” [Ust. Wiranto]
Subhanallah…So, KEEP ISTIQOMAH!!!


[Zona NOstalgia RoMAntic, 19 September 2010…”MENSYUKURI CINTA” Cinta dapat mempertajam pena para pengarang, mendatangkan kegembiraan dalam jiwa dan perasaan. Cinta menjadi nikmat yang harus disyukuri. Cinta sebagai energi keshalihan dalam menuju keridhoan Allah SWT…-Keisya Avicenna-]