Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, January 10, 2011

Doa Seorang Penulis

Monday, January 10, 2011 0 Comments
Tuhan, aku harap kau punya waktu beberapa menit untukku. Aku punya beberapa permohonan pada-Mu.

Pada dasarnya, Tuhan, aku mohon bantuan-Mu agar aku dapat menjadi seorang penulis yang baik. Sebagai awal, bantu aku agar tidak terus-menerus membandingkan diriku dengan penulis-penulis lain. Aku bisa hancur kalau terus-menerus melakukan hal seperti ini: Aku adalah penulis yang lebih baik dari si Alan, lalu kenapa aku tak bisa sukses seperti dia? Kenapa tulisan-tulisanku tak bisa diangkat ke layar kaca? Kenapa si Barry yang mendapat perhatian lebih dari penerbit, dan bukan aku? Apa sih hebatnya si Carol sehingga bisa-bisanya dia mendapat ulasan sampai dua halaman di majalah New Yorker? Setiap kali aku memutar tv, yang muncul malah wajah si Dan di setiap talk show. Apa sih yang bikin dia spesial? Aku juga menulis cerita yang sama seperti mereka, tapi kenapa sih tulisanku bolak-balik ditolak penerbit?

Di sisi lain, aku takkan mungkin menjadi penulis seperti Frank yang bisa memakai pengalaman pribadinya dalam tulisan-tulisannya dengan begitu jujur. Dan si Gloria, dia punya ketajaman mata seorang seniman. Kalimat-kalimatnya begitu deskriptif dan nyata sehingga aku sadar akan keterbatasanku. Si Howard juga, dia sangat pro, tulisan yang kurampungkan sebulan penuh, cuma diselesaikannya dalam sehari dan dengan santai pula. Tuhan, bantu aku untuk tidak memikirkan kompetisi dengan penulis lain. Kesuksesan mereka tidak ada hubungannya dengan diriku. Kami punya cerita masing-masing. Kami punya gaya penulisan masing-masing. Kami memiliki karir masing-masing. Semakin sering aku membanding-bandingkan diriku dengan penulis lain, semakin sedikit energi yang bisa kupakai untuk menghasilkan karya tulis yang baik. Akhirnya aku cuma mengeluh akan kemampuan dan tulisan-tulisanku, dan hal ini hanya akan menghancurkan diriku sendiri.

Flannery O’Conner bilang bahwa setiap orang yang berhasil melewati masa kecilnya memiliki bahan untuk menulis sepanjang hidupnya. Aku percaya akan hal ini, Tuhan. Aku percaya bahwa setiap insan yang memiliki hasrat menulis fiksi, di dalam dirinya masing-masing tertanam kisah-kisah yang tidak akan pernah habis untuk dituliskan.

Bantu aku, Tuhan, untuk selalu jujur setiap duduk di depan laptop-ku. Bukan…bukan maksudku aku harus menulis non-fiksi. Fiksi adalah sederet kebohongan. Tapi biarlah fiksi-ku memiliki kebenarannya sendiri.

Saat karakter tokoh dalam tulisanku berbicara, bantu aku untuk mendengarnya dan menuliskan apa yang kudengar itu. Biarkan aku menggambarkannya, bukan dengan kalimat yang kukutip dari buku-buku lain, tapi dari apa yang ada di benakku. Tolong Tuhan, jangan biarkan aku menyepelekan pembacaku. Terkadang, hal ini justu menjadi godaan bagiku. Jika aku tak bisa menulis novel remaja tanpa menggurui, lebih baik aku tak menulis novel jenis ini. Jika aku anggap kisah gothik, misteri, dan koboi adalah sampah dan pembacanya adalah idiot, maka aku tak akan menghasilkan suatu tulisan yang baik dan mendapat kepuasan dari tulisan seperti ini. Biarlah aku menulis sesuatu yang kuhargai, dan biarlah aku menghargai orang-orang yang nantinya akan menjadi pembacaku.

Tuhan, biarlah sebuah kamus selalu berada di dekat-dekatku. Saat aku tidak yakin akan penulisan sebuah kata, aku akan membuka kamus. Begitu pun jika aku tak yakin akan arti sebuah kata, bantu aku agar tidak malas membuka kamus. Memeriksa penulisan dan definisi sebuah kata membutuhkan kerendahan hati, Tuhan. Kerendahan hati membuatku terjaga. Saat kerendahan hatiku dalam kondisi yang baik, setiap kesuksesan dan kegagalan yang datang akan lebih gampang kuterima. Aku dapat menyadari bahwa tulisanku tak akan pernah sempurna, dan kesempurnaan bukanlah tujuan utamaku. Yang bisa kulakukan adalah menulis sebaik mungkin.

Aku bisa begitu keras terhadap diriku sendiri, Tuhan. Jika aku menghasilkan tulisan 5 halaman setiap hari, lalu aku berkata pada diriku bahwa aku bisa menambahkannya hingga mencapi 6, 8, atau 10 halaman. Jika aku menulis suatu peristiwa tanpa mencari elemen utamanya, aku menuduh diriku sebagai orang yang ceroboh; jika aku melakukan riset, aku menyalahkan diriku telah membuang waktu yang bisa kupakai untuk merampungkan naskahku. Jika aku menulis ulang, aku menyebutnya percuma—cuma buang waktu. Jika aku tidak menulis ulang aku menyebut diriku pemalas. Penyiksaan diri semacam ini tidak produktif. Beri aku, Tuhan, keberanian untuk melalui hidupku tanpa hal-hal itu.

Bantu aku, Tuhan, untuk menjadi penulis yang bertumbuh. Ada banyak kesempatan untuk mencapai hal ini, untuk memperoleh keahlian dan pengetahuan dengan berlatih dan membuka mataku lebar-lebar. Setiap buku yang kubaca akan memberikan sebuah pelajaran jika aku mau menerimanya dengan lapang dada. Jika aku membaca tulisan yang lebih baik dari karyaku, biarlah aku dapat belajar darinya. Jika aku membaca karya tulis yang begitu buruk, baiklah aku belajar dari kekurangannya. Berikan aku keberanian untuk mengambil resiko. Ada satu titik di masa awal karir kepenulisanku, dimana aku menghasilkan tulisan tak bermutu, tulisan yang tak menantangku, tulisan yang tak lagi dapat kuhargai, tulisan yang tak lagi dapat membuatku bertumbuh. Aku melakukannya karena rasa takut. Aku takut mengambil resiko, baik secara ekonomi dan artistik, aku takut menghasilkan tulisan yang tidak akan diterbitkan. Aku hanya dapat bertumbuh jika aku rela mengembangkan diriku, mengambil resiko. Terkadang aku gagal, tentu saja, tapi bantu aku untuk selalu ingat bahwa aku selalu dapat belajar dari kegagalan itu, yang akan memberikan keuntungan bagiku dalam jangka panjang. Dan jika aku mengambil resiko dan ternyata gagal lagi, biarlah aku tetap ingat agar pada akhirnya memoriku dapat meringankan rasa sakit akan kegagalan itu.

Bantu aku untuk membuka diri pada pengalaman, Tuhan. Ada saatnya Tuhan, kala sebutir pil hijau di pagi hari bisa meningkatkan energi dan semangat menulisku. Tapi kemudian aku sadar bahwa aku hanya meminjam energiku untuk esok hari, sehingga tengaku terkuras habis. Ada kalanya juga, saat pil-pil dan minuman berenergi itu menyempitkan pandanganku seperti seekor kuda yang ditutup matanya. Aku pikir aku membutuhkan hal itu untuk menulis, Tuhan, tapi kemudian aku sadar bahwa aku dapat menulis lebih baik tanpa bantuan benda-benda itu.

Beritau aku juga, kapan tanggung jawabku sebagai penulis berawal dan berakhir. Bantu aku untuk berkonsentrasi pada segala hal dalam karirku yang dapat kukendalikan dan melepaskan hal-hal yang berada di luar kendaliku. Setelah aku mengirimkan naskahku pada penerbit, biarlah aku melupakannya hingga naskah itu sampai pada tujuannya. Mampukan aku untuk mengambil langkah sepantasnya, Tuhan, tanpa harus menghabiskan energiku untuk mencemaskan nasib naskahku. Tugas utamaku adalah menulis. Tugas keduaku adalah menawarkan tulisanku. Apa yang terjadi setelah itu adalah urusan orang lain. Jangan biarkan aku lupa, Tuhan, bahwa penerimaan dan penolakan bukanlah segalanya. Imbalan utama dari setiap kerja seni adalah pekerjaan itu sendiri. Sukses ada dalam setiap proses, bukan dalam hasilnya. Jika aku menulis dengan baik, aku adalah seorang yang sukses. Kemakmuran dan ketenaran mungkin saja menyenangkan tapi bukan menjadi hal utama. Biarkan aku merasakan penolakan sebagai sebuah proses untuk mendapatkan pengakuan. Biarkan aku menerima kebuntuan sebagai sebuah proses kreatif. Pada akhirnya, Tuhan, bantu aku untuk dapat menerima hal-hal di luar kendaliku. Dan bantu aku untuk senantiasa mengucap syukur, Tuhan, bahwa aku adalah seorang penulis, bahwa aku melakukan pekerjaan yang begitu kucintai, dan aku tak membutuhkan ijin siapa pun untuk melakukannya. Terima kasih untuk semuanya. Dan terima kasih telah mendengarkanku.


[share from Ernita Die tj's note "Doa Seorang Penulis")

Sunday, January 09, 2011

MUSLIMAH VS CINDERELLA

Sunday, January 09, 2011 0 Comments

“Rapunzel... lay down your hair!” Ibu tiri Rapunzel memanggil sang putri raja cantik jelita yang dalam kisah film kartun Rapunzel, digambarkan sebagai tokoh berwajah cantik jelita, memiliki tubuh dan wajah yang memesona serta bergelar putri raja, begitu memukau!

Tokoh-tokoh film kartun yang digemari anak-anak perempuan dari dulu hingga sekarang selalu menggambarkan wanita cantik yang lemah gemulai, lembut dan rupawan, cerdas dan cantik, yang menemukan cinta sejati yakni satu-satunya pria gagah yang menolong sang putri dari kutukan ataupun nasib buruk lainnya dengan mencium lembut bibir sang putri yang digambarkan sebagian awalan dari cinta kasih yang suci dan sejati.

Padahal ciuman pertama yang diperoleh sang putri dari bibir pemuda yang baru dikenalnya jelas adalah bentuk perzinaan karena dilakukan dengan orang lain yang bukan mahramnya. Namun di dalam kisah film anak-anak, hal tersebut digambarkan sebagai cinta sejati.

Kisah romantika percintaan seorang putri dengan pangeran yang paling terkenal adalah kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca dan akhirnya bertemu seorang pangeran yang tampan rupawan. Kisah berakhir happily ever after, akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Kaum wanita dari kecil dininabobokan kisah percintaan seperti itu.

Gambaran tokoh film kartun Cinderella, Snow White, Rapunzel dan film-film kartun lainnya sungguh sangat meninabobokan kaum wanita yang telah diprogram sejak kecil. Hal yang digambarkan adalah sebuah kisah percintaan yang sangat romantis dimana sang putri adalah pihak lemah yang menunggu datangnya seorang pangeran yang menyuguhkan cinta sejati dan hidup bahagia selamanya.

Fenomena yang ada sekarang sangat banyak saudari-saudari kita yang dilalaikan dengan kisah-kisah romansa percintaan yahudi, yang kemudian berkembang dengan kisah-kisah percintaan di sinetron, dan terakhir romansa percintaan film-film korea yang sangat digandrungi zaman sekarang.

Wahai muslimah, sejauh mana kisah shahabiyah mendarah daging dalam hidup kita? Apakah kita masih ingat perjuangan Bunda Khadijah di awal-awal dakwah Islam atau malah sangat hafal dengan kisah Princess Hour? Dengan mempelajari kisah shahabiyah, kaum muslimah akan memiliki contoh bagaimana kehidupan (salah satunya pernikahan) yang akan dilaluinya nanti bisa dilakukan secara islami, tidak hanya sekedar happily ever after (hidup bahagia selamanya), yang penuh khayal dan membuat tidak siap dan sangat terkejut ketika menemukan kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari (termasuk kehidupan berumah tangga).

Oleh karena itu, mari membaca dan merenungkan kembali kisah-kisah shahabiyah yang sangat luar biasa itu. Mereka adalah sebaik-bak teladan bagi kita, para muslimah.

Jakarta, 9 Januari 2011_14:46
Aisya Avicenna

NORMA 2010-2015

Sunday, January 09, 2011 0 Comments
2010 : MANDIRI, BERKARYA DALAM KREATIVITAS TANPA BATAS!!!

2011 : MEMBANGUN ISTANA HARAPAN DALAM UNTAIAN KISAH PENUH MAKNA [MISI : A.M.A.N.A.H]

2012 : FIGHTING SPIRIT = WUJUDKAN CITA MULIA DAN KELUARGA ROBBANI TUK MERAIH RIDHO-NYA

2013 : CAHAYA-NYA BERKILAU DI SETIAP EPISODE = PENDAR INDAH KELUARGA QUR'ANI

2014 : PRIBADI KONSTRUKTIF SEBAGAI ARSITEK PERADABAN BERBEKAL INTELEKTUALITAS, PROFESIONALITAS dan KREDIBILITAS [IPK]

2015 : MENCETAK SEJARAH DENGAN GORESAN TINTA EMAS PERJUANGAN

TEPAT dan TERBAIK : Catatan Perjalanan “24 HARI SEBELUM 24 TAHUN”

Sunday, January 09, 2011 0 Comments



Sabtu, 8 Januari 2011

Perjalanan Kembali ke Solo
Kembali ke kota Solo setelah setengah hari berada di bumi cinta Wonogiri. Menikmati perjalanan sambil mengedarkan pandangan ke luar jendela. Subhanallah…kembali terkagum-kagum dengan lukisan agung karya Sang Pencipta.

Alhamdulillah, sampai juga di kota Solo. Kota perjuangan saya!!!. Minimal selama 1 tahun ini kemungkinan besar saya masih ingin berkarya di Solo. Ntah tahun depan. Yang jelas masih ada beberapa impian yang masih ingin saya wujudkan di kota ini. Setelah beberapa waktu lalu, Allah SWT memberikan skenario lain tatkala saya belum bisa menjadi abdi Negara di tahun 2010 lalu, baik di tingkat pusat maupun di daerah (“Yakin, Allah SWT pasti akan menjawab dengan lebih indah di saat yang TEPAT dan TERBAIK”). Setidaknya itu memperkuat azzam saya untuk totalitas menjalankan plan B dalam peta hidup saya. Yup, Solo akan menjadi kota dimana saya akan mengembangkan diri. Mencoba lebih profesional dalam mengemban beberapa amanah yang masih berada di pundak saya dan terus berusaha memperbaiki diri untuk sebuah pencapaian besar (cita-cita) yang ingin saya wujudkan di tahun ini. Bismillah…

Setidaknya saya mempunyai arahan kerja dalam hidup saya selama 5 tahun ke depan yang saya visualisasikan lewat Dream Board 2011-2015 yang sekarang telah terpasang manis di dinding Zona Inspirasi saya, yang setiap saat bisa saya lihat, saya bawa ke alam bawah sadar saya, dan semoga suatu saat nanti pada waktu yang TEPAT dan TERBAIK, dengan izin Allah SWT tentunya, impian-impian itu bisa terwujud. Semoga…Amin Ya Rabb…
***
Pondok Pesantren Qur’an (PPQ) Al Mahir dan Ganesha Operation Solo
Pagi ini dengan semangat’45 berangkat dari kost sekitar jam 08.30. melakukan sebuah perjalanan Qur’ani menuju suatu tempat di daerah Colomadu yang semoga akan meningkatkan kecintaan saya pada Al Qur’an. Bismillah…kemudian pulangnya mampir ke suatu tempat di mana saya bisa meningkatkan aktualisasi diri saya di Solo, yup, mampir Ganesha Operation dulu untuk mengambil jadwal mengajar selama satu pekan ke depan.

Betapa bersyukurnya saya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Ganesha. Disini saya bisa belajar banyak hal. Apalagi saya menjadi pengajar ‘paling muda’ (dari segi angkatan dan umur tentunya). Hehe…tapi menjadi ‘si bontot’ justru menjadikan saya bisa belajar banyak hal dari senior-senior saya. Apalagi beberapa orang sudah ada yang berkeluarga. Banyak dapat ilmu tentang banyak hal kalau kita sedang berkumpul dan melakukan diskusi. ^^v

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Jam 11.10 Alhamdulillah, sudah bisa sampai di Sekarpace. Menanti jemputan seorang sahabat, Fina, yang meminta saya menemani survey tempat foto buat ijazah ke daerah UMS. Menunggu beberapa saat…saya gunakan untuk membaca buku. Oh ya, di tas saya selalu ada buku bacaan yang setia menemani kemanapun saya pergi. Hari ini bawa bukunya Mas Gola Gong Novel Labirin Lazuardi yang ke-3 yang judulnya PUSARAN ARUS WAKTU. Tenggelam dalam kisah Lazuardi dalam novel itu. Sekitar jam 11.30 Fina datang. Let’s Go!!! Hm, satu hal yang paling saya suka…melakukan sebuah perjalanan…hehe. Ntar kalau mendapati diri saya lagi ‘suntuk’ cukup ajak saya jalan-jalan keliling kota atau ke toko/pameran buku, atau ngasih jus alpukat, pasti saya akan ‘sumringah’ n ‘ceria’ lagi. Hehe…(apalagi kalau digratisin buku atau ditraktir makan…wkwkwk).

Sampai juga di lokasi…Fina segera melakukan negosiasi, saya berinspirasi aja disitu…mencoba mengambil hikmah yang bisa saya letakkan di hati…apa itu? Hanya saya dan Pemilik Hati saya yang tahu…^^

Perjalanan pulang…kembali menikmati apa yang bisa saya tangkap dengan panca indera saya. Paling seru pas liat spanduk bertuliskan “PAMERAN BUKU NASIONAL di Goro Assalam tanggal 29 Januari-6 Februari 2011”. Chipirilli….saatnya bersiap!!!

Kost Pink
Sampai kost, sholat, makan siang, menikmati menu yang luar biasa, lengkap dengan penutup es cincau dan cireng Bandung yang tadi sempat beli di belakang kampus UNS (jadi mengenang masa-masa perjuangan di Jakarta, tepatnya di deket kostnya Mbak Thicko, tiap kali dulu balik dari mbolang keliling Jakarta pasti beli cireng di depan warnet deket jembatan.hehe)

Masjid Perjuangan Nurul Huda UNS (NH IC)

Siang itu berkesempatan diskusi dengan salah satu staf ahli Kementerian Ristek sekaligus dari MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia). Banyak hal luar biasa yang bisa saya dapatkan. Sebuah motivasi yang semakin melejitkan semangat saya untuk bisa melanjutkan kuliah S2. Semoga bisa terwujud…(Mudahkanlah Ya Rabb…amin). Yups..”ibarat menanam pohon jati…”. Mencoba menjadi profesional dengan dasar-dasar kompetensi keilmuan kita!!! Bismillah…Pesan beliau : “Tetap Semangat dan Jaga Idealisme!!!”

Hujan turun cukup deras di luar sana…lanjut Shalat Ashar sekalian di NH. Ba’da sholat, menenggelamkan diri bersama ayat-ayat cinta-Nya. Sambil menikmati senandung air hujan. Damai banget gitu rasanya… saat mengembalikan mukena ke tempatnya semula, mata ini tertuju pada 2 lembar kertas yang tertempel di rak kaca. O, itu perpus JN UKMI ya? Sipsip…sambil nunggu hujan reda, bisa baca buku dulu nih. Mata ini semakin berbinar tatkala menangkap sebuah buku karangan Mas Gola Gong yang berjudul “Clay : Cinta dalam Segenggam Tanah Liat”

Wow, Mas Gola kan penulis favoritnya Nungma!!! Asyik deh. Saat itu, lantai 2 NH masih ada beberapa orang. Viana, adik kost sekaligus adik yang sekamar sama saya juga masih di situ, kita sepakat pulang agak nanti aja, ‘ngadem’ dulu. Yadah, saya mengambil posisi duduk di pojokan. Hingga tetesan air hujan bisa terdengar lebih jelas, sambil melihat bangunan NH IC yang semakin kokoh saja berdiri. Menikmati alur cerita dalam buku itu. Bercerita tentang kehidupan seorang wanita bernama “Clay”. Clay, sosok yang meyakini Tuhan, tapi dia tidak beragama. Pernah melakukan aborsi selama 2 kali hingga Clay harus mengidap penyakit kista dalam perutnya (salah satunya dari hasil hubungan gelapnya dengan Bryan). Bryan adalah mantan pacarnya Clay. Pada suatu malam Bryan datang ke apartemennya, padahal Clay sudah memutuskan hubungan mereka satu tahun lalu. Keesokan harinya Bryan kedapatan bunuh diri….dst. ada kisah menarik, ternyata Bryan juga menghamili 2 orang wanita yang ternyata anak penjaga villa milik Bryan di beberapa kota. Marry dan Nia, dua wanita (masih SMA) itu mendatangi Clay setelah mengetahui kabar kalau Bryan meninggal. Mereka mendapatkan warisan villa dari Bryan. Ah, Clay sebenarnya dah gak ingin berpusing-pusing ria lagi mengurusi segala hal yang ada hubungannya dengan Bryan. Ada kabar lain yang mengejutkan Clay, Bryan ternyata mengidap HIV.

Hoho. Apakah Clay juga tertular virus HIV? Ada kisah menarik lainnya…muncul sosok Elang, seorang seniman jalanan yang ternyata punya galeri gerabah!! Dan Clay merasakan ada getaran lain dalam hatinya tatkala ia mengenal sosok itu. (hm, bagus banget deh alur ceritanya….^^). Ternyata buku itu masih bersambung…hm, masih penasaran…yang jelas ada kisah cinta ibu dan anak juga disana. Ibunya Clay ternyata seorang pengrajin gerabah juga. Clay artinya gerabah/ keramik…Clay yang kemudian tenggelam dalam cinta di segenggam tanah liat.

Hehe…gak terasa 173 halaman selesai saya baca. Setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling…lho kok gak ada orang? Sepi amat? Xixixi…akhirnya, saya kembalikan buku itu ke tempat semula. Ambil satu buku lagi (coz disuruh nunggu Viana syuro dulu, yadah, baca lagi aja…hujan juga masih menderas di luar sana). Membaca sambil mencatat hal-hal penting dalam buku terbitan tahun 2004 itu. Bagus banget ni buku. Benar-benar menggambarkan suasana hati saya kala itu. Hehe…

Jam 17.15, gak terasa waktu begitu cepat berlalu…melangkahkan kaki meninggalkan NH IC bareng Viana, sepayung berdua. Padahal saya paling suka kalau hujan-hujan. Hehe…tapi berhubung ada beberapa buku di tas saya, jadinya ya eman-eman banget kalau sampai basah…

Aku sangat mencintai hujan
Hujan dan ketulusan itu…
Ia menyejukkan bumi, rela turun dalam wujud batang-batang air untuk menjalankan titah Tuhannya, dengan tulus…

Karena ketulusan adalah ketika engkau memberikan sesuatu dengan tangan kananmu dan kau butakan tangan kirimu…”

Salah satu hikmah hari ini : “Betapapun hidup, berputarnya waktu dan usia adalah suatu keniscayaan, namun kedewasaan adalah sebuah pilihan”. Semoga perjalanan hari ini bisa tercatat dalam catatan terbaik saat buku DNA saya berceloteh mendokumentasikan hidup saya hari ini…perjalanan yang ‘mendewasakan’ dan ‘memperkaya hati dan pikiran ini’…Semoga…

[Keisya Avicenna, yang masih terus bermetamorfosa menjadi lebih baik dengan semangat “TEPAT dan TERBAIK”…dalam perjalanan “24 HARI SEBELUM 24 TAHUN”. Ketika ada pertanyaan :’Kamu ingin kado buku yang judulnya apa, Kei???’ hoho…apa aja deh…semakin banyak semakin baik…deuuu…maunya!!!wkwkwk…]

Saturday, January 08, 2011

RENUNGAN 24 HARI SEBELUM 24 [“ADA CINTA DI KERAJAAN LEBAH : HIMABIO 2008”]

Saturday, January 08, 2011 0 Comments



Buka-buka file di doralepito gak sengaja nemu ketikan ini…dan Nungma kembali mengenang masa itu…

NORMA DIMATA PARA PRESIDIUM HIMABIO 2008….
(Secarik kertas yang saya temukan di ‘kantong ajaib’ DORAEMON).

Bagaimana ya sosok seorang NORMA di mata para penggedhe Kerajaan Lebah periode 2008 ???

1. Menurut Sutikno Arthur, Sang Ketua Umum (KETUM) HIMABIO
- Pinter…itu kelebihanmu!!
- Terlalu pendiam dan penurut…itu kadang jadi kelemahanmu. Tapi ide-idemu cukup bagus… kamu harus belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Jangan minder dengan kelemahanmu. PD-mu harus dibangkitkan!! Be GLORY!!!
[“SIAP BOZ!!! Nungma kan DIMENSI : DIam-diam MENyimpan potenSI…Hmm, LANJUTKAN!!!”]

2. Menurut Rhosid, Sang Koordinator Departemen Kerohanian (DKRh)
- Orangnya ceria, enerjik, pantang menyerah.
- Kadang-kadang suka nyebelin (ya tapi dikit sih)…[”hmm, yaiyalah cid, kita musuh bebuyutan. Hehehe..”]
- Rajin, supel, istiqomah dalam kegiatan
- Sisi negatifnya : kadang-kadang cuek sama temen; kadang egois dalam satu hal (???): sudah cukup itu saja ntar tambah dosa buatku!!
- “SEMANGATmu yang kami tunggu!!! Jangan pernah menyerah!!”
- “Jangan lupa istirahat, makan, sholat. Jangan terlalu dipaksain belajar, ntar malah sakit!!!”[“Nggih, pak ustadz Ocid…LAKSANAKAN!!!”]

3. Menurut Bimo, Sang Koordinator Departemen Penelitian dan Pengembangan Organisasi (DPPO)
- Norma, SALAM WONOGIRI!!! [“Salam SUKSES Bim!!! WONOGIRI kan SUKSES!!”]
- Aku harap suatu saat nanti, Insya Allah, kita bisa perbaiki Wonogiri [“Amiiiin, Bim..KITA PASTI BISA!!”]. tapi gak tau dalam bentuk apa kerja sama tu. Aku senang tinggal di Wonogiri, meski bukan asli Wonogiri. Tempate penuh tantangan…[“TAKLUKKAN TANTANGANMU, Bim!!!”^^v]. dan lingkungane nyenengke yo…
- Salam persahabatan!!! Doakan aku agar bisa menjadi orang yang berguna, baik, dan sholeh..[“Insya Allah, Bim”].
- Maaf jika aku pernah berbuat salah. OK?? [“OK, Bim…”]

4. Menurut Budi, Sang Koordinator Departemen Pendidikan dan Keilmiahan (DPK)
- Mungkin secara fisikly, sangat terlihat kalau orange intelek dan sangat muslimah. Yah, terus saja menuju ke yang lebih baik. Selalu ada jalan menuju ke sana. Yah, mungkin banyak juga yang memilih tempat curhat ke Norma, karena mereka menganggap ada sesuatu yang lebih dari Norma yang sangat dibutuhkan orang lain. GAK ADA LOE GAK RAME!!! Ya meskipun agak pendiem, tapi gakpapa…[“gak salah nih, pendiem???hehehe..”]. karena sumber masalah salah satunya dari mulut..[”OK, Bro..Siiip..”].
- Ntah semangat dari mana, tapi ku sangat salut ma kamu, bisa memenej waktu dengan baik, padahal mengikuti banyak organisasi juga. Tapi organisasi jangan dijadikan prioritas, ntar bisa-bisa terjebak di dalamnya.
- Sekalian mau ngucapin makasih atas segalanya, makasih telah membantu banyak, khususnya buatku…
- Norma, sosok yang selalu pengin berbuat kebaikan dalam kebersamaan. Dy pengen berubah, sekaligus mengajak orang lain juga berubah
- Ide dan pikiran yang ada di otaknya Insya Allah orisinil, tumbuh secara langsung, padahal mungkin dy udah banyak pikiran…Thanks 4 all!!!
- Semoga Allah swt selalu menjaga dan menuntunmu ke dalam jalan yang benar. Amin…

5. Menurut Joko Ari, Sang Koordinator Departemen Seni dan Olahraga (DSO)
- Mbak, kamu orange kreatif ya!!! Wah, kamu juga muslimah yang baik. Tapi kekurangane belum komunikatif sama temen…[“Insya Allah, sekarang sudah berusaha dan akan terus belajar, Ri…thanks ya..”]. mumpung sama-sama jadi asisten, mungkin nanti bisa dikeluarkan masukan-masukannya buat kemajuan praktikum IPL..
- Dewasa tidak hanya dalam diri. Tapi, dewasa dalam mengungkapkan, tunjukkan bahwa kamu terbaik di mata temanmu, tidak apa kita dianggap sombong, sombong dalam kepintaran dan agama…[“Tapi, semoga diri ini jauh dari sifat sombong…Amin..”]

6. Menurut Kiki, Sang Sekretaris Umum (SEKUM)
- Nurma..[huh..ni anak selalu salah nulis namaku!!! NORMA yo bu…”]. Aku bangga ma kamu. Ide-ide kamu brilliant. Tapi, menurutku, jangan terlalu dipendam thok, tapi bener-bener direalisasikan.
- Sudah hampir 2 tahun bersama, aku harap kesempatan kita bisa bersama ini di HIMABIO, bisa mengenal secara kekeluargaan..[“hmmm…dasar Bahasa Lampung, susah dimengerti…hehehe..”]
- Jangan cuek ya!!
- Jangan banyak diem!!!
- (-) Galak!!! [“hehe…khusus buatmu, ki!!!”]

7. Menurut Santi, Sang Koordinator Departemen Hubungan Masyarakat (HUMAS Seorang pejuang keras, ulet, tekun dan bersemangat. Tapi biarpun banyak kesibukan, jangan lupa jaga kesehatan yach, jangan telat maem yah, heeee… makasih banyak ya,selama ini dah ngajarin aku banyak hal. Walaupun mungkin kamu gak sadar akan itu. Tapi kadang kalo budhe (hmmm, San, kapan Nungma nikah sama pakdhemu…ckckck…SAKIT!!!’kata Tanti’) lagi sibuk akan sesuatu hal penting, pasti aku dicuekin deh..Ya, aku sih coba sadar klo emang sesuatu itu jauh lebih penting. Hehehe…
Maaf juga ya budhe, klo aku dah banyak salah n ngrepotin.
Makasih banyak buat bantuan dan dukungannya. Aku yakin DK (Departemen Kaderisasi) pasti maju di bawah pimpinan Budhe.
Tetep semangat ya!!! Pasukan lebah takkan pernah menyerah!!!
Aku mohon dengan sangat, bantuan, doa, dan dukungannya yach!!!
(OK, Cin….HUMAS juga siip di bawah kendalimu…hehehe…jangan pingsan-pingsan lagi yach…^^v)

8. Menurut Sukma, Sang Bendahara Umum (BENDUM)
Kamu tu orangnya di mataku SMART (ehm…semoga tidak melayang…hehehe…), bisa memanajemen dirimu. Sejujurnya di mataku kamu gak ada jeleknya sih. Aku rasa kamu harus lebih bisa lebih semangat, dan jangan pernah mengeluh. Ajarin temen-temenmu yang mungkin kurang. Aku tahu kamu berat menjadi Koordinator DK, tapi aku yakin kamu BISA!!! Ayo Ma, kita sama-sama saling bahu-membahu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Oya, aku minta maaf kalo-kalo ada salah mpe sekarang. We love you so much…. (love you too, CingCing…)

Satu tahun beramanah di HIMABIO benar-benar “MEMPERKAYA” diri ini…Terima kasih banyak buat semuanya… Nungma sangat merindukan saat rapat dan melakukan banyak hal bersama kalian…disinilah Nungma belajar menjadi ‘seorang konseptor handal’ dan ‘pekerja teknis profesional’. Sekali lagi, terima kasih banyak ya….

NORMA adalah aturan, tatanan, pranata, atau kaidah yang mesti diterapkan, yang mengatur manusia agar lebih manusiawi, yang mengatur manusia agar punya harga diri, agar manusia punya nilai di mata manusia lainnya dan di mata Sang Pencipta…

NORMA adalah sesuatu yang berharga…

Dan semoga seseorang yang bernama NORMA ini benar-benar berharga di mata MANUSIA dan SANG PENCIPTA!!!Amiiiiiiiin……………
(Catatan seorang SAHABAT zaman Putih Abu-Abu…)

Buat sahabat-sahabat dan saudara saudariku yang sangat saya cintai karena Allah, silahkan ngasih tambahan komentar…..dengan judul : “NUNGMA in MY EYES”. Silahkan kasih penilaian tentang diri Nungma, apapun…komentar yang paling ‘mengena’ akan mendapatkan bingkisan menarik. Hehehe….^^v

[Muhasabah 24 hari sebelum 24….Keisya Avicenna]